Anda di halaman 1dari 20

PRAKATA

Shaloom,
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
rahmat-Nyalah kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun
penyusunan makalah ini melalui proses yang cukup lama, yaitu sekitar 13 minggu
berturut-turut dimulai sejak tanggal 22 Pebruari 2016.
Makalah tentang Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap
Iman Kristen ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi persyaratan mengikuti
ujian akhir semester (UAS) dan diharapkan melalui makalah ini, kami selaku
penulis dapat lebih memahami pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap
pendidikan agama Kristen.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini. Kami mengakui bahwa isi
makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami sebagai penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Kami harap penyusunan
makalah ini dapat berguna bagi banyak orang.

Jakarta, 29 Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI
PRAKATA

DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Kerangka Teori

1.5 Sumber Data

1.6 Metode dan Teknik 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Hubungan Iman Kristen dan Sains

2.2 Manfaat dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 9


2.3 Dampak Buruk dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

11

2.4 Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap Iman Kristen


13
2.5 Landasan Iman Kristen bagi Perkembangan Sains

BAB III SIMPULAN DAN SARAN


3.1 Simpulan

16

19

19

3.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA

20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Kejadian 1:28b Tuhan telah berfirman Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan segala binatang yang merayap di bumi.
Sejak dalam Kejadian 1, Allah telah memerintahkan manusia untuk
menundukkan alam dan segala binatang. Allah telah memberikan
manusia akal untuk dipakai mengembangan ilmu pengetahuan dan
menaklukan alam. Akal manusia adalah anugrah dari Allah yang
diberkan kepada manusia agar dipakai untuk mengerti Firman-Nya dan
menundukkan alam.
Dahulu orang mendapatkan air dengan cara menimba air di sumur,
sekarang

orang-orang

sudah

menggunakan

pompa

air

untuk

mendapatkan air dari sumur. Dulu orang jika berpergian dari satu
tempat ke tempat lain dengan jalan kaki, sekarang orang-orang
berpergian dengan menggunakan mobil, kereta api, pesawat, dan lain
sebagainya.
Dari contoh di atas, pada era globalisasi seperti sekarang ini
manusia tidak akan pernah luput dengan yang namanya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi orang-orang semakin meninggalkan iman merea. Mereka
selalu bergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi dan mulai
melupakan Tuhan mereka. Lalu, bagaimana dengan iman Kristen
dalam menghadapi kemajuan dunia dalam era globalisasi yang serba
ilmu pengetahuan dan Teknologi ini?
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan topik tentang Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi terhadap Iman Kristen, beberapa hal yang perlu diungkap
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1) Bagaimana sejarah hubungan iman Kristen dan Sains?
2) Apa manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
manusia?
3) Apa dampak buruk dari ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
manusia?
4) Bagaimana pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap
iman Kristen dalam masyarakat?
5) Bagaimana landasan iman Kristen bagi perkembangan sains?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkenaan dengan permasalahan pada 1.2 di atas, tujuan penelitian
tentang Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap Iman
Kristen adalah
1) Ingin mengetahui sejarah hubungan iman Kristen dan Sains.
2) Ingin menguraikan manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi manusia.
3) Ingin menguraikan dampak buruk dari ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi manusia.
4) Ingin menjelaskan pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap iman Kristen dalam masyarakat.
5) Ingin menjelaskan landasan iman Kristen bagi perkembangan
sains.
1.4 Kerangka Teori
Sehubungan dengan judul dan topik yang diangkat dalam makalah
ini, perlu bagi kita untuk mengetahui pengertian ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pendidikan agama Kristen.
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian

ilmu-ilmu

diperoleh

dari

keterbatasannya.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu/17/02/2015)
2

Menurut Moh. Hatta, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau


studi yang teratur tentang pekerjaan umum, sebab akibat dalam suatu
kelompok masalah yang sifatnya sama baik dilihat dari kedudukannya
maupun hubungannya.
(http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-ilmu-pengetahuanfungsi.html/17/02/2015)
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang
bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan di bidang
teknologi itu sendiri.(http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertianiptek-atau-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-lengkap.html/17/02/2015)
Menurut Warner C.Graedorf, pendidikan agama Kristen adalah
Proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab,
berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang
membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui
pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman rencana dan
kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan
melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada
Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan pada
murid.

1.5 Sumber Data


Data-data yang kami sajikan dalam makalah ini merupakan data
yang bersumber dari buku-buku dan internet yang berhubungan
dengan topik yang diangkat.
1.6 Metode dan Teknik
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan makalah ini adalh
bukan penelitian lapangan, melainkan penelitian kepustakaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Hubungan Iman Kristen dan Sains


1. Zaman gereja mula-mula
Sejak terbentuknya gereja dan setelah bagian-bagian dari Alkitab
disusun dalam bentuk kanon dan diterima sebagai kaidah mengenai
konfrontasi antara iman dan akal bumi, tetapi pada masa itu timbul
pandangan-pandangan yang menyimpang dari Alkitab (bidat, misalnya
Gnostik). Timbulnya bidat-bidat mendorong bangkitnya kaum apologet
Kristen, antara lain Justinus Martir, Tertullianus, dsb. Mereka ingin
membela dan memberi jawaban mengenai pokok-pokok iman yang
diyakininya. Tetapi masalah yang dipersoalkan pada masa itu barulah
terbatas pada masalah pengajaran atau tafsiran mengenai bagian-bagian
Alkitab.
2. Zaman Scholastik
Sampai abad XII, pendidikan di Eropa berada di kalangan gereja
dan biara, tetapi kemudian badan-badan pendidik berdiri lepas dan
dominasi gereja, dengan sendirinya berada di luar agama. Universitas
Salemo dekat Napoli merupakan Universitas pertama yang didirikan untuk
studi kedokteran, kemudian menyusul di Perancis Universitas Paris dan
Bologne (hukum), di Inggris Universitas Oxford (1170) dan Cambridge
(1209), di Jerman Universitas Vienna (1366) dan Heidelberg (1386). Pada
mulanya Universitas-universitas ini masih berhubungan dengan gereja dan
teologia, tetapi lambat laun melangkah keluar dari gereja dan berdiri lepas
dari gereja. Dengan adanya suasana pendidikan yang lepas dan dominasi
para agamawan, mulailah dipersoalkan hubungan antara iman dan akal
budi
Penemuan karya-karya Aristoteles membangkitkan gairah filsafat
di kalangan scholastik. Albertus Magnus (1250) mulai memasehikan
pandangan-pandangan Aristoteles untuk dijadikan dasar teologi gereja.

Kemudian muridnya yang bernama Thomas Aquinas (1225-1274)


merupakan puncak perkawinan usaha teologis tradisional Agustinus
dengan filsafat Aristoteles, sehingga teologia wahyu dijadikan teologia
alamiah (naturalis). Teologia ini diikuti ahli-ahli agama sesudah Thomas
dan pada tahun 1879 oleh Paus Leo XIII dinyatakan sebagai teologia resmi
gereja Khatolik Roma.
Dalam karangannya yang berjudul The Five Ways, Thomas
Aquinas berpendapat bahwa dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua
tingkat, tingkat yang di bawah dibentuk oleh hidup kodrati yang dapat
dipahami dengan akal budi. Pengetahuan ini memberi pengenalan kodrati
akan Allah. Jadi baginya, akal budi manusia masih sanggup memikirkan
hikamt ilahi, hanya belum sempurna dan masih membutuhkan bantuan
rahmat Allah untuk menerangi rahasia-rahasia yang lebih dalam seperti
rahasia Trinitas dan lainnya. Lambat laun filsafat Scholastic tidak
mempunyai arti lagi karena hanya merupakan permainan pikiran yang
kurang berguna dan tidak menghasilkan sesuatu yang baru.
3. Zaman Renaiscance
Abad ke-2 pertengahan ditandai dengan kebangunan manusia.
Manusia mulai mengembangkan pikiran secara dan mulai menyelidiki
alam semesta, bebas dan ikatan tradisi atau prasangka zaman.
Semboyannya ialah Kembali ke Sumber.
Karangan Copernicus (1473-1543) yang tertulis di akhir hidupnya
berjudul De Revolutionicus Orbium Coelestium. Mengenai susunan
semesta (hetiocontris) menjatuhkan pandangan Ptotomecus (geocentns)
yang pada masa itu di adopsi gereja. Copernicus di paksa oleh gereja untuk
menarik pandangan nya.
Konflik itu ternyata menggoyahkan kepercayaan banyak orang
terhadap gereja dan akhirnya menimbulkan keraguan-keraguan kepada
Alkitab sendiri. Lebih-lebih dengan lahirnya pelapor rasionalisme, yaitu
Rene Descartes (1596-1650) dengan semboyan nya Cogito, ergo sum
(saya berfikir maka saya ada), maka akal budi menjadi pengukur segala
sesuatu.
4. Zaman Rasionalisme

Abad-abad

berikutnya

(XVH-XVIII)

dimana

rasiodianggap

sebagai hakim yang bertahta, manusia sudah menjadi dewasa. Justru pada
abad-abad inilah terjadi konfrontasi iman dan akal budi secara terbuka.
John Locke (1632-1740) dan dilanjutkan David Hume (1711-1776)
merupakan tokoh-tokoh empirisme yang menurut bukti-bukti pengalaman
bisa diterima dengan panca indera sebagai realita yang logis. Pandangan
ini merupakan bibit kritik terhadap mukjizat dalam Alkitab. Masa ini
dikenal dengan kebangkitan ilmu pengetahuan alam.
Aguguste Comte (1798-1857) membagi perkembangan manusia
dalam tiga tahap perkembangan, yaitu teologis, metafisis, dan sekarang
positif (ilmiah atau scientific). Pandangan ini dengan sendirinya
menempatkan agama sebagai perkembangan yang sudah lalu.
Abad XIX ditandai dengan hadirnya Charles Darwin (1809-1882).
Dalam bukunya Origin of Species ia mengemukakan teorinya yang
menghebohkan tentang evolusi biologis yang menganggap bahwa asal
semua makhluk hidup adalah dari makhluk yang lebih sederhana dan
berkembang secara evolusi melalui jangka waktu yang panjang sekali ke
jenis makhluk hidup yang lebih sempurna dimana manusia merupakan
puncak deretan perkembangan tersebut. Doktrin evolusi menjadikan
manusia bagian dari alam. Penerimaan pandangan yang radikal ini berarti
penyelidikan tentang manusia dapat berjalan menurut garis-garis alam.
Teori evolusi ini menghebohkan sekali dalam hubungan dengan gereja.
Terpengaruh evolusi ini, Sigmund Freud (1856-1939) mulai
mengembangkan teori analisa atas jiwa, jiwa yang semula dianggap
urusan Tuhan. Penyelidikannya membawa kepada kesimpulan bahwa
semua tingkah laku manusia merupakan gejala-gejala jiwa saja yang
sebenarnya sudah ada dalam bawah sadar jiwa manusia itu sendiri. Dan
komentarnya yang menghebohkan ialan bahwa agama adalah ilusi
manusia belaka, dan agama merupakan obyek pelarian kejiwaan.
Karl Marx (1818-1883) dan Frederich Engels (1820-1895)
merupakan bapa-bapa matenallism modern yang sesungguhnya, pada
mulanya dicetuskan oleh Democritus filsuf Yunani purba. Menurut paham

ini, dalam alam hanya ada keberadaan materi saja. Hakekat keberadaan
Roh ditolak.
Abad-Abad ini merupakan puncak bangkitnya atheism dan
Agnosticisme. Dan dapat dikatakan kewibawaan gereja dan Alkitab
seakan-akan dihancurkan.
5. Perkembangan Abad XX
Kalau abad-abad sebelumnya merupakan kejayaan rasionalisme
dan kehancuran teologi Kristen, abad XX timbul sebagai revolusi di
kalangan ilmu pengetahuan sendiri, dimana penemuan abad sebelumnya
yang dianggap mutlak, positif dan matrealistis terpaksa harus ditinjau
kembali dengan ditemukannya banyak hal baru dalam abad ini.
Juga akibat-akibat tragis yang ditimbulkan Perang Dunia I sebagai
buah kemajuan alat-alat perang akibat rasionalisme dan matrealisme
kebutuhan hidup bahagia bagi manusia. Obyek penyelidikan mulai beralih
kepada hal-hal yang kelihatan dan metafisik, lebih-lebih dengan kegagalan
matrealisme akibat perang dunia, manusia mulai kembali mencari nilainilai moral dan etika dalam agama-agama. Teori-teori yang dulu
menggoncangkan Alkitab sekarang digoncangkan oleh ilmu pengetahuan
itu sendiri. Konsep fisika Galileo dan Newton yang sudah tiga abad
diterima sekarang terpaksa ditinjau kembali oleh teori Relativime dan
Enstein.
Sekalipun abad ini dikalangan teolog Kristen sendiri timbul banyak
tokoh yang menolak nilai ilmiah Alkitab misalnya Rudolf Bultmann
dengan demitologinya, tetapi dikalangan Kristen lainnya banyak
bermunculan ahli-ahli yang dengan penuh kegairahan mulai menggali
kembali rahasia yang terkandung dalam Alkitab. Carl FH Henry mulai
menggali dan mempopulerkan Alkitab sesuai pengetahuan modern.
Di banyak Negara sudah timbul banyak gerakan sarjana-sarjana
Kristen untuk membela Alkitab dengan cara-cara ilmu pengetahuan pula.
Di Amerika dibentuk American Scientific Aplication dan juga Creation
Research Study. Di Inggris dibentuk Evolution Protest Movement.
Kejenuhan ilmu pengetahuan pada pertengahan abad ini, ditambah
hilangnya kepribadian manusia akibat teknologi modern otomatis dan

komputerisasi mulai menggairahkan kembali manusia untuk memandang


kepada agama-agama.
2.2 Manfaat dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Seperti yang kita ketahui, segala sesuatu pasti memiliki manfaatnya
masing-masing. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan dan Teknologi. Manfaat
ilmu pengetahuan dan teknologi jelas mempermudah manusia secara efektif
dan efisien dalam rangka meningkatkan budaya dan taraf hidup yang lebih
tinggi. Sejak manusia masih bercocok tanam berpindah-pindah dan berburu
untuk mencari makan, kemudian muncul perternakan dan pertanian, semua ini
merupakan hasil dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berikut beberapa manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi bagi manusia
menurut bidangnya masing-masing:
1. Bidang informasi dan komunikasi
Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang

akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.


Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga

yang sangat jauh hanya melalui handphone (Hp).


Kita mendapatkan layanan bank yang sangat mudah.
2. Bidang pendidikan
Munculnya media massa, khususnya meida elektronik sebagai

sumber ilmu dan pusat pendidikan.


Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi
dengan cepat, seperti penggandaan soal ujian dengan adanya
mesin foto-copy untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah soal

yang banyak dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.


Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan
kemajuan

teknologi,

mempertemukan

siswa

proses

pembelajaran

dengan

guru,

tetapi

tidak

harus

bisa

juga

menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.


Adanya sistem pengelolahan data hasil penilaian yang
menggunakan

pemanfaatan

teknologi.

Setelah

adanya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semua


tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan
membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi mudah untuk
8

dikerjakan dengan menggunakan media teknologi seperti,


komputer yang dapat mengolah data dengan memanfaatkan
berbagai program.
3. Bidang ekonomi dan industri
Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
Terjadinya industrialisasi.
Produktifitas dunia industri semakin meningkat.
Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk

selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.


Kemajuan ekonomi mampu menghasilkan produk kedokteran

menjadi komoditi.
4. Bidang politik
Timbulnya kelas menengah baru yang akan menjadi pelopor
untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat

yang lebih besar.


Proses regenerasi kepemimpinan yang akan berdampak dalam
gaya dan substansi politik yang diterapkan sehingga kebebasan

dan persamaan semakin kental.


Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan
tumbuh berkembangnya regionalisme sehingga melahirkan

kekuaran ekonomi baru.


5. Bidang sosial budaya
Perbedaan Kepribadian pria dan wanita.
Meningkatknya rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai
suatu bangsa akan semakin kokoh sehingga bangsa-bangsa

Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.


Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan
sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi
yang disiplin, tekun dan pekerja keras.

2.3 Dampak Buruk dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Seperti yang kita ketahui juga, segala sesuatu yang memiliki manfaat pasti
juga mempunyai dampak buruk. Berikut adalah beberapa dampak buruk dari
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia di bidangnya
masing-masing:
1. Bidang informasi dan komunikasi

Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris.


Penggunaan informasi tertentu dari situs tertentu yang terdapat
di internet yang bisa disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk

tujuan tertentu.
Kerahasiaan alat tes semakin terancam, seperti tes psikologi.
Kecemasan teknologi, seperti kerusakan komputer karena
terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam

komputer, dan lain-lain.


2. Bidang pendidikan
Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Program tes intelegensi
seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses
melalui compact disk (CD). Implikasi dari permasalahan ini
adalah ter psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan

pembocoran melalui internet tersebut.


Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk
melakukan tindak kriminal. Dengan kemajuan di bidang
pendidikan kita mencetak generasi yang berpengetahuan tinggi,

tetapi mempunyai moral yang rendah.


Siswa menjadi malas belajar karena banyak diantara mereka
yang menghabiskan waktunya untuk menggunakan jejaring

sosial seperti facebook, twitter dan lain-lain.


3. Bidang ekonomi dan industri
Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak

mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.


Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era
globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral
mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan

pintas yang bermental INSTANT.


4. Bidang sosial dan budaya
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya

di kalangan remaja dan pelajar.


Kenakalan dan tindakan menyimpang di kalangan remaja
semakin meningkat, semakin lemahnya kewibawaan tradisi-

10

tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong-royong dan


tolong-menolong, yang telah melemahkan kekuatan-kekuatan
sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan

sosial.
Pola interaksi antar manusia yang berubah dengan bantuan
gadget, yang membuat orang-orang menjadi sibuk dengan
dunianya sendiri.

2.4 Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap Iman Kristen


Apakah ilmu pengetahuan dan teknologi ada dalam Alkitab? Mari kita
baca contoh-contoh dibawah.
I.
Dalam sejarah air bah, dengan jelas bahwa Allah memerintahkan
Nuh untuk membuat kapal guna menyelamatkan Nuh beserta
keluarganya dari kebinasaan akibat air bah dan kebobrolan moral
dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal atau pun bahan
II.

telah ditentukan oleh Allah (Kejadian 6:14-15).


Ketika Musa diperintahkan untuk membuat

Kemah

Suci

(Keluaran 25:9), Allah sendiri telah menjadi arsitek yang


merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan untuk Kemah Suci
tersebut (Keluaran 25:1-27). Kemudian kita membaca bahwa
kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Keluaran
III.

40:35).
Tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Rajaraja 7-8).
Dari contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah

menghalangi atau pun menutup segala perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi. Kita pun melihat dalam contoh-contoh di atas tadi, bahwa
setiap teknologi selalu dikaitkan dengan keselamatan dan maksud Allah
terhadap manusia dan dunia.

11

Akan tetapi di sisi lain, kita akan melihat bahwa Allah juga
menentang setiap penciptaan teknologi yang bermotivasikan kebesaran
diri, kelompok, atau pun bangsa. Beberapa contohnya:
I.

Ketika

Allah

memporak-porandakan

menara

Babel

(Kejadian 11:1-9), yang ditentang bukanlah pendirian kota


dan menara tersebut. Tetapi, motivasi mereka yang mencari
nama dan ingin menyamai Allah (Kejadian 11:4).
Kemewahan, gemerlap teknologi di zaman Salomo dapat

II.

menyebabkan dia banyak mengoleksi wanita sehingga dia


kemudian jatuh kepada penyembahan berhala (1 Raja-raja
III.

11:1-13).
Ketika murid-murid menunjuk pada bangunan Bait Suci,
Yesus

IV.

mengatakan

bahwa

bangunan

tersebut

akan

diruntuhkan (Matius 24:1-2).


Tuhan Yesus juga menentang penyalahgunaan fungsi Bait
Suci yang dibangun selama 46 tahun menjadi arena
komersil (Yohanes 2:16).

Dari tinjauan Alkitab ini, dapat disimpulkan bahwa ilmu


pengetahuan dan teknologi telah dimulai sejak awal sejarah manusia.
Manusia memiliki daya cipta ilmu pengetahuan dan teknologi karena dia
diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi.
Allah sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Allah tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia
akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun perlu juga dicatat bahwa ide
dan tujuan penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta produknya
oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya terhadap
Allah, manusia dan alam semesta.
Manusia diberikan kebebasan mutlak oleh Tuhan untuk menguasai
alam ini (Kejadian 1:28). Alat-alat perlengkapan yang diciptakan

12

hendaknya ditujukan untuk memuji nama Tuhan (1 Korintus 10:13). Jadi,


manusia yang diberi kebebasan mutlak oleh Tuhan untuk menguasai alam
ini termasuk teknologi yang diciptakan dengan tujuan yang baik dan
terutama untuk memuji serta memuliakan nama Tuhan.
Teknologi dapat bertentangan dengan Iman, contohnya:
Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi berhala

karena dapat menjelaskan segala perkara, masalah hidup


dan memenuhi harapan manusia. Maka ilmu pengetahuan
dan

teknologi

dijadikan

dewa

dan

manusia

tidak

memerlukan Tuhan lagi.


Menciptakan keadaan tak bernorma. Ini telah terbukti

dimana teknologi audio dan visual seperti alat-alat


elektronik, telah menciptakan dunia hiburan yang tak
bermoral.
Teknologi termasuk alat bukan tujuan. Misalnya adalah

perkembangan teknik nuklir. Penemuan tenaga atom adalah


suatu penemuan yang hebat. Sama pentingnya dengan
penemuan api oleh manusia purba. Tetapi jika di dalam
penggunaan tenaga nuklir kita tidak mengetahui fungsi dari
tenaga tersebut, maka tenaga nuklir tersebut akan menjadi
alat yang dipergunakan manusia untuk menghancurkan diri
sendiri.
Tetapi, teknologi dan Iman juga dapat menjadi persekutuan,
misalnya:

Teknologi adalah tugas. Pengaruh kekristenan yang


mendorong lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan cermin sikap kristiani yang bertanggungjawab
terhadap tugas yang diberikan Allah kepada manusia
(Kejadian 1:28). Tuhan memerintahkan kita sebagai

13

manusia untuk menguasai segala yang ada di bumi


termasuk teknologi untuk memuji dan memuliakan nama

Tuhan.
Teknologi harus sesuai dengan nilai moral. Setiap orang
percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi
sesuai dengan

nilai-nilai moral, dengan

taat dan

bertanggungjawab kepada norma-norma Allah. Teknologi


juga digunakan harus sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di dalam masyarakat. Penyalahgunaan teknologi
dapat ditahan oleh penggunaan teknologi secara positif
sesuai dengan norma-norma Tuhan dan dengan perjuagan
memberantas penyalahgunaan teknologi.
2.5 Landasan Iman Kristen bagi perkembangan Sains
1. Perlu Alkitab dalam Penelitian Ilmiah
Dua sarana yang sangat penting dalam penelitian ialah Rasio
(logika) dan Empiris (pengamatan). Melalui kedua sarana itu manusia
mencari tahu tentang apa yang ada (yang bergerak sistensi), namun tidak
dapat menemukan petunjuk mengenai makna (mengerti apa yang ada).
Padahal manusia tidak puas kalau hanya tahu, ia mau mengerti juga.
Diperlukan suatu dasar penafsiran yang melampaui rasio dan empiris
manusia. Herman Dooyeweerd membahas empat motif agamawi yang
pernah dipakai di dunia Barat sebagai dasar penafsiran selama dua
milennia terakhir yaitu filsafat Yunani kuno, Skolatisisme, Humanisme
dari Firman Allah (Alkitab). Hanya pilihan terakhir (Alkitab) yang dapat
menjadi dasar penafsiran yang benar dan pasti.
2. Alkitab Bersifat Positif Terhadap Kegiatan Ilmiah
Alkitab memerintah manusia untuk berakal dan berilmu. Manusia
diajak untuk memeriksa alam serta mengambil kesimpulan yang sehat.
Sarjana Kristen melihat suatu amanat ilahi (mandat budaya) dalam kitab
Kejadian yaitu perintah untuk menaklukan alam semestaa (Kejadian 2:2728). Untuk dapat menaklukan alam, manusia membutuhkan pengetahuan
tentang keadaan, cikal bakal, dan tujuan. Pemikiran mengenai keberadaan

14

alam semesta seharusnya mendorong manusia untuk memuji Sang


Pencipta (Roma 1:20). Kalau dilihat sebagai saluran ibadah yang
bertujuan memuliakan Allah, penelitian ilmiah adalah kegiatan terpuji.
Di samping mendorong manusia untuk memuliakan Sang Pencipta,
dunia merangsang kita untuk bertanya-tanya tentang eksistensi dan
kompleksitas alam kodrati yang selayaknya melahirkan aneka pertanyaan
tentang alam adikodrati dibalik alam kodrati. Tentunya alam fana hanya
dapat dimengerti secara pasti berdasarkan bahan yang diwahyukan sang
penciptanya. Jadi, sains bukanlah musuh bagi orang beriman, melainkan
merupakan jalan untuk lebih mengenal dan beribadah kepada sang
pencipta.
3. Asas Sains Alkitabiah vs. Sains Modern
Sejarah mencatat bahwa sains berkembang paling pesat di daerahdaerah Kristen. Hal ini tidak mengherankan karena bagi sarjana yang
menerima Firman Allah (Alkitab) sebagai dasar pemikiran tentang alam
semesta, setiap usahanya berhasil. Alkitab tidak menimbulkan ajaran yang
kontradiktif, melainkan memberi dorongan yang kreatif untuk berpikir
jauh. Kontradiksi terjadi karena para sarjana (diawali pada zaman
renaissance berpuncak pada zaman rasionalisme) menyingkirkan Alkitab
sebagai asas dan menggantikannya dengan empirisme, sehingga lahirlah
sains modern (sains empiris).
Asas sains Alkitab adalah segala sesuatu dapat dimengerti
berdasarkan rangkaian sebab akibat dalam sistem terbuka. Dengan asas
sains ini, segala sesuatu yang tidak dapat dimengerti melalui induktif
(empiris), menemukan penjelasannya dan sumber lain yaitu penyataan
Allah, Alkitab.
Sebaliknya asas sains modern (empiris) ialah segala sesuatu harus
dapat dimengerti berdasarkan rangkaian sebab akibat dalam sistem
tertutup, dalam hal ini keberadaan Allah ditolak, alam semesta dianggap
ada dengan sendirinya. Tidak heran bila ada kontradiksi antara sains
modern dan Alkitab. Bahkan iman Kristen dianggap tidak berperan lagi
dalam kegiatan ilmiah.

15

Alkitab memberi beberapa keterangan yang sangat penting bagi


para ilmuwan, dimana bila diabaikan akan keliru dan akhirnya bekerja di
atas dasar yang tidak benar. Berdasarkan Kejadian 1:1 alam semesta
diciptakan oleh Allah, bukan ada dengan sendirinya, sejak awal setiap
makhluk hidup diciptakan dan berkembang sesuai dengan jenisnya
(ketetapan jenis), bukan berevolusi; kejatuhan manusia kedalam dosa
merupakan awal kemerosotan alam fana; air bah pada zaman Nuh
mengubah struktur kulit bumi.
4. Sains dan Teknologi sebagai Mandat Budaya
SAIN

TEKNOLOGI

HUMANIOR

KOMERSIAL

PENDIDIKA

Penemuan
Kebenaran
Fiskan
Ilmu Bumi
Ilmu Sosial
Biologi

Aplikasi
Kebenaran
Teknik
Kedokteran
Pertanian
Arsitektur

A
Interpretasi
Kebenaran
Theology
Filsafat
Musik
Seni

Implementasi
Kebenaran
Bisnis
Transportasi
Sastra

N
Transmisi
Kebenaran
Mengajar
Jurnalistik
Hukum
Keuangan

Kesimpulan

pertama,

pada

dasarnya

sains

dan

teknologi

merupakan bagian dari mandat budaya (Kejadian 1:28). Kedua,


penyimpangan terjadi ketika sains modern memilih asas empirisme dan
menyingkirkan Alkitab. Ketiga, dalam mempelajari, merancang, maupun
memanfaatkan sains dan teknologi harus berpegang pada etika Kristen bai
kemuliaan Tuhan.

16

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Pada dasarnya, sains dan teknologi merupakan bagian dari mandat budaya.
Manusia akan selalu berusaha memajukan sains dan teknologi di dunia ini.
Sains dan teknologi pastinya membuat kemajuan dalam kehidupan manusia
tetapi bukan berarti tidak menimbulkan masalah.
Masalah atau penyimpangan terjadi dalam sains dan teknologi karena sains
modern memilih asas empirisme dan menyingkirkan Alkitab. Jadi dengan
adanya sains dan teknologi yang semakin maju, seringkali manusia justru
menyingkirkan dan mengesampingkan pengetahuan yang didapat dari
Alkitab.
3.2 Saran
Dalam mempelajari, merancang, maupun memanfaatkan sains dan
teknologi harus berpegang pada etika Kristen bagi kemuliaan Tuhan. Di
tengah semakin pesatnya kemajuan sains yang bisa saja membuat kita ragu
akan iman kita, kita harus bisa berpegang teguh pada iman kita kepada Tuhan.
Sains dan teknologi bisa berdampak baik untuk kehidupan kita asal kita bisa
memilah apa yang kita percayai.

17

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu/17/02/2015
http://novigusman.blogspot.co.id/2014/06/dampak-positif-dan-negatif-iptekdalam.html/24/02/2015
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-ilmu-pengetahuanfungsi.html/17/02/2015
http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-iptek-atau-ilmu-pengetahuandan-teknologi-lengkap.html/17/02/2015
Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa
Teologi dan PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama, dan keluarga Kristen,
(Yogyakarta : Andi Offset), Hal.4

18

Anda mungkin juga menyukai