Pengantar
Karena kita telah menginternet, dan tidak lagi menggunakan internet, maka
bukan kita (maksudnya: manusia) lagi yang mengubah internet, melainkan
sebaliknya: internet yang mengubah kita. Inovasi atau perubahan yang terjadi
dalam dunia digital dengan sendirinya mengubah kita. Bukan kita lagi yang
menggunakan internet, melainkan internet menggunakan kita. Internet
mengkonsumsi kita, dan bukan sebaliknya. Kita menyesuaikan diri kepadanya,
kepada pembaharuan-pembaharuan yang terjadi padanya.
Dari sisi situasi/kondisi, gadget dipakai saat menunggu 94%, tempat tidur 91%,
perjalanan 66%, bersama keluarga/teman 54%, nonton TV 54%, pertemuan di
ruang/kelas 42%. Sementara pengguna platform media sosial terdiri dari: Youtube
88%, WA 83%, FB 81%, Instagram 80%, line 59% dan Twitter 52%.
Salah satu perkembangan teknologi di masa lalu yang memberi pengaruh sangat
besar bagi dunia adalah penemuan mesin cetak (mesin tik) oleh Johannes
Gutenberg pada tahun 1450-an. Karya utama yang fenomenal dari penemuan
mesin cetak ini adalah alkitab versi cetak. Catatan sejarah ini penting untuk
menunjukan kepada dunia bahwa gereja merupakan lembaga yang memberi
kontribusi luar biasa bagi dunia bahkan sebelum munculnya apa yang disebut
industry 1.0. (industry 1.0 baru muncul abad ke 19 yang ditandai dengan penemuan
mesin uap oleh James Watt).
Memasuki era industri 4.0 sekarang, kita bersyukur gereja tidak ketinggalan.
Setidaknya dari segi teknologi digitalisasi, LAI misalnya sudah meluncurkan Alkitab
digital. Meski penggunaannya dalam kebaktian di gereja-gereja di Indonesia masih
menjadi perdebatan namun ini cuma soal waktu saja.