Anda di halaman 1dari 62

MATERI BAHAN AJAR

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


PROTESTAN
UNTUK
PERGURUAN TINGGI

Disusun/Disunting Oleh
Kilat Kasanang, M.Th
PALANGKARAYA
Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan
Untuk Perguruan Tinggi
Hal 1

1. Deskripsi Singkat
Pendidikan Agama menjadi salah satu matakuliah dalam kelompok MK
Pengembangan Kepribadian, dan merupakan salah satu mata kuliah dalam kategori
Kurikulum Inti. Melalui SK Dirjen Dikti Depdiknas No. 38/Dikti/2002 mengatur
"Rambu-rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi" dimana matakuliah Pendidikan Agama terdapat didalam SK tersebut secara
eksplisit telah merumuskan Visi, Misi dan Kompetensi kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK). Pendidikan Agama Kristen mengemban misi
sebagai nilai iman, rohani, kepribadian yang membekali mahasiswa untuk
mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam arti memperjuangkan kasih, keadilan dan
kebenaran dalam keluarga, masyarakat dan diseluruh aspek kehidupan.
2. Unsur Capaian Pembelajaran
Tujuan khusus matakuliah ini adalah supaya mahasiswa dapat:
1) Menjadi cerdas Spiritualnya (Ahlak, Harati dalam bahasa dayak ngaju)
dan juga cerdas secara Intelektualnya.
2) Memahami inti ajaran Kristen sebagai landasan pengembangan nilai-nilai
Kristiani (Memahami tentang Allah, Manusia, Dosa, Keselamatan,
Pertobatan, Karunia, dst).
3) Menerapkan sikap toleran dan cinta damai serta mencari solusi berbagai
permasalahan yang terkait dengan pluralisme dan multikulturalisme.
4) Menginternalisasikan ajaran dan nilai-nilai Kristen dalam pengembangan
kepribadiannya untuk menghadapi tantangan zaman masa kini (IPTEK dan
SENI).
3. Komponen Penilaian
Proses penilaian pada mata kuliah ini dibedakan dalam 4 komponen, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Kehadiran
- Komponen ini memiliki poin sebesar 10% dari total pertemuan tatap muka di
kelas (14). Kehadiran merupakan salah satu komponen penunjang dalam
melakukan proses penilaian karena setiap pertemuan akan membahas
berbagai macam model persoalan yang akan didiskusikan bersama. Setiap
persoalan yang dilontarkan menuntut adanya peran aktif mahasiswa untuk
dapat mengemukakan pendapat mereka dengan baik.
- Keaktifan/Kehadiran mahasiswa dalam Ibadah dan kegiatan kemahasiswaan
Kristen kampus seperti (PMK=Persekutuan Mahasiswa Kristen, STMIK)
akan dijadikan nilai tambah.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 2

b. Tugas
Komponen keseluruhan tugas memiliki poin 30%
- Selama 1 semester, mahasiswa diminta untuk setiap minggunya mencatat
rangkuman khotbah minggu di gereja masing-masing, yang di paraf oleh
pendeta yang berkhotbah.
- Dalam 1 semester ada 4 tugas rumah (baik perorangan atau kelompok) yang
diberikan (2x sebelum UTS dan 2x setelah UTS).
c. UTS (Ujian Tengah Semester)
UTS dilakukan pada pertemuan ke 8 dari keseluruhan total pertemuan melalui
ujian tertulis. Materi yang diujikan adalah materi pertemuan 1 sampai dengan 7,
dengan bobot yang diberikan sebesar 30%.
d. UAS (Ujian Akhir Semester)
UAS dilakukan pada pertemuan ke 14 dari keseluruhan total pertemuan melalui
ujian tertulis. Materi yang diujikan adalah materi setelah UTS yaitu materi pada
pertemuan 9 sampai dengan 13, dengan bobot yang diberikan sebesar 30%.
Catatan :
- Tidak berlaku ujian susulan baik UTS maupun UAS kecuali kepada
mahasiswa yang diberikan izin khusus seperti sakit (disertai dengan surat
dokter dan surat dari orang tua/wali), atau terlibat dalam kegiatan akademik
di luar kampus (disertai dengan surat izin yang ditanda tangani oleh
KAPRODI)
- Tidak berlaku perbaikan nilai Tugas, UTS maupun UAS kecuali diikuti oleh
seluruh peserta mata kuliah
4. Kriteria Penilaian
Penilaian dilakukan berdasarkan semua komponen nilai yang ada. Nilai akhir yang
diperoleh mahasiswa merupakan rata-rata dari perolehan tiap komponen dengan
melibatkan bobot masing-masing. Nilai akhir merupakan gambaran kemampuan dan
kualitas mahasiswa terhadap ilmu yang sudah diperoleh selama 1 semester. Nilai
akhir akan dikonversi ke dalam bentuk angka dan huruf dengan rincian sebagai
berikut :
E

Merupakan perolehan mahasiswa yang tidak mengikuti tugas, UTS, UAS dan kehadiran <
50

Merupakan perolehan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas


seadanya, tidak memiliki kemauan dan tanggung jawab untuk memahami materi.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 3

Merupakan perolehan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan cukup baik,


berusaha memahami materi namun kurang persisten sehingga baru mampu
menyeleseaikan soal / tugas dengan akurasi yang kurang.

Merupakan perolehan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan baik, mampu


memahami materi dan mampu menyelesaikan soal/tugas dengan akurasi bagus.

Merupakan perolehan mahasiswa superior, yaitu mereka yang mengikuti perkuliahan


dengan sangat baik, memahami materi dengan sangat baik bahkan tertantang untuk
memahami lebih jauh, memiliki tingkat proaktif dan kreatifitas tinggi dalam mencari
informasi terkait materi, mampu menyelesaikan soal/tugas dengan akurasi sempurna
bahkan memiliki keaktifan di dalam kegiatan kemahasiswaan kristen di kampus.

Disusun Oleh :
Kilat Kasanang, M.Th

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 4

KONSEP ALLAH/TUHAN
DARI SUDUT PANDANG IMAN KRISTEN
Disusun oleh : Kilat Kasanang, M.Th
(Pertemuan Minggu II dan III)
Untuk seseorang mempelajari konsep Allah/TUHAN maka ia harus terlebih
dahulu mempunyai presuposisi (pra anggapan) umum sbb.:
1. Bahwa Allah ada Pra-anggapan "Allah ada" adalah penting seperti apa yang
dipaparkan oleh Alkitab: Kej 1:1 Maz 14:1 Ibr 11:6 Maz 53:1 Yoh 7:17 Maz
10:3-4 Keberadaan Allah bukan dalam "ide" atau "kuasa" tapi sebagai "Pribadi".
2. Bahwa Allah telah menyatakan Diri melalui PenyataanNya (wahyu) Allah
menyatakan Diri melalui ciptaan, sejarah, hati nurani, Alkitab dan Yesus Kristus.
Mar 11:6; Kej 1:1; Yoh 7:17
3. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan untuk dapat
mengenal/ mengerti tentang Allah Pengetahuan manusia tentang Allah
a. Pengetahuan yang sudah ada secara naluriah
b. Pengetahuan yang harus diusahakan Kej 1:26; Rom 10:7
4. Hanya dengan iluminasi Roh Kudus manusia dapat mengenal Allah Bahwa
karena kejatuhan manusia kedalam dosa, maka manusia tidak lagi dapat
mengenal Allah dengan benar, kecuali kalau Roh Kudus memberikan iluminasi
kepada manusia. 1Ko 2:14; Yoh 16:13; 2Pe 1:20-21
A. TEORI-TEORI SEKULER (PANDANGAN UMUM) TENTANG ALLAH
1. DEISME Pandangan yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme yang
bisa mengatur dirinya sendiri dan Allah meninggalkannya segera setelah Ia
menciptakannya dan membiarkannya berkembang sendiri.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 5

2. ATHEISME Penyangkalan akan kenyataan adanya Allah.


Bentuk penyangkalan akan keberadaan Allah, penyangkalan mutlak (Atheis)
Mereka yang menyangkal keberadaan Allah digolongkan menjadi 2 kategori:
1.

Atheis teoritis/sejati Orang-orang yang mendasarkan penyangkalannya


kepada Tuhan atas suatu proses pemikiran. 2Ko 4:4, 5, 1Ko 1:21

2.

Atheis praktis Orang-orang yang tak bertuhan, yang dalam hidup


sehari-harinya tidak mengindahkan Tuhan. Maz 14:1, Maz 10:4b; Efe 2:12

3. SKEPTISISME Keraguan kenyataan akan adanya Allah (tidak percaya).


4. POLYTHEISME Paham yang mengakui ada banyak allah.
5. MONOTHEISME Paham yang mengakui hanya pada satu Allah.
B. ATRIBUT-ATRIBUT (SIFAT) ALLAH
Mahakuasa (omnipotent) : Allah dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan
kehendakNya yang suci. Maz 24:8; Yer 32:27; 2Ko 6:18; Wah 1:8. Kekuasaan Allah
yang tak terbatas, yaitu segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya
semata (Ef. 1:11). Tanpa keputusan kehendak-Nya tak ada sesuatu pun dapat eksis
atau pun terjadi
Mahatahu (omniscience) : Allah mengetahui segala sesuatu tentang diriNya dan
juga segala sesuatu apapun dalam tindakan kekekalan. Allah mengetahui segala
sesuatu dan mengenalnya secara sempurna, mencakup masa waktu lampau ataupun
yang akan datang. Ia adalah Pencipta segala sesuatu. 2Ta 16:9: mata Allah
menjelajah seluruh bumi.
Mahahadir (omnipresence) : Allah tidak mempunyai dimensi bentuk atau tempat
dan Ia, ada/hadir pada setiap tempat dengan seluruh hakekatNya; namun demikian
Allah bertindak secara berbeda di tempat yang berbeda. Allah hadir dimana- mana:
Ula 10:14; Yer 23:23-24; Maz 139:7-10 Allah ada dimana-mana 1Ra 8:27; Yes 66:12; Kis 7:48
Atribut tersebut hanya milik Allah saja, dan Allah tidak memberikan atributatribut tersebut kepada ciptaan-Nya (termasuk manusia).
Atribut (moral) Allah lainnya meliputi :

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 6

Kebaikan Allah : Allah adalah standard akhir/utama dari kebaikan, bahwa


semua hal tentang Dia dan perbuatannya adalah baik. Maz 100:5; 106:1-dst;
Maz 107:1-dst. Maz 34:8
Kasih Allah : Allah dalam kekekalanNya memberikan DiriNya kepada orang
lain. 1Yo 4:8; 4:11; Rom 5:8 Yoh 3:16; 14:31; 17:24
Belas kasihan, Kemurahan, Kesabaran Allah : Kebaikan Allah terhadap
orang-orang yang menanggung derita, yang terhukum tetapi Allah sabar
dengan menahan penghukuman yang seharusnya dijatuhkan sampai waktu
yang ditentukanNya. Kel 34:6; Maz 103:8 2Ko 1:3; Ibr 4:16; 2:17 Mat 5:7;
1Pe 5:10 Rom 2:4; 11:6
Kesucian Allah : Allah terpisah dari dosa dan hanya Dia yang patut untuk
disembah. Maz 24:3; Kel 20:11 Ibr 12:10-14; Zak 14:20-21
Kedamaian Allah : Dalam hakekat DiriNya dan tindakan-tindakanNya Allah
sangat tertib, teratur dan terkontrol. 1Ko 14:33; Rom 8:6; 14:17; Yoh 14:27
Keadilan, Kebenaran Allah : Allah selalu bertindak sesuai dengan apa yang
benar dan Ia sendiri menjadi standard kebenaran itu. Ula 32:4; Ayu 40:2, 8;
Rom 9:20-21
Kecemburuan Allah : Allah senantiasa melindungi kemuliaanNya. 2Ko
11:2; 1Ko 4:7 Yes 48:11; Wah 4:11 h)
Kemurkaan Allah : Allah membenci dosa. Kel 32:9-10; Rom 1:18; 2; 5; 9
Efe 2:3; 1Te 1:10
C. ALLAH TRITUNGGAL
Pengertian/definisi salah satu doktrin yang paling penting dalam iman Kristen
kita. Definisi: Allah yang esa, yang ada secara kekal sebagai 3 Pribadi yaitu Allah
Bapa dan Putra dan Roh Kudus, yang masing-masing pribadi itu penuh sempurna ke
Allahannya.
Bukti-bukti Alkitab Memang istilah Tritunggal tidak muncul dalam Alkitab,
namun demikian, ide dan prinsipnya ada di banyak tempat di Alkitab.
a. Perjanjian Lama memberikan penyataan yang tidak lengkap. Kej 1:26; 3:22;
11:7 Maz 45:6-7; 110:1 Yes 63:10; 48:16; 6:8 Mal 3:1-2 Hab 1:7
b. Perjanjian Baru memberikan konsep yang lengkap tentang Tritunggal. Mat 3:1617; 28:19 1Ko 12:4-6 2Ko 13:14 1Pe 1:2 Yud 20:21

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 7

Pengajaran Tritunggal Memang untuk mengerti secara penuh doktrin ini


adalah tidak mungkin. Namun demikian, semua fakta-fakta dalam Alkitab dan kita
dapat menyimpulkan (mengerti kebenarannya) Pengajaran ini. Ada 3 pernyataan
penting dalam definisi Allah Tritunggal:
a. Allah adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak dan Roh Kudus).
b. Masing-masing Pribadi Allah itu adalah Allah yang sempurna.
c. Mereka 3 Pribadi tetapi Allah yang Esa; satu esensi Penjelasan:
a. Allah adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak dan Roh Kudus). Menyatakan bahwa
Allah Bapa bukan Allah Anak Allah Anak bukan Allah Roh Kudus, dan
Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Hal ini dinyatakan jelas dalam
Alkitab (Yoh 1:1-2; 1Yo 2:1; Ibr 7:25; Rom 8:27; Mat 28:19; Yoh 16:7).
Masing-masing pribadi Allah ini mempunyai kepribadian, kehendak,
perasaan, termasuk juga Roh Kudus.
Secara jelas dikatakan Roh Kudus bukan hanya kuasa dan kekuatan
tetapi juga seorang Pribadi. Jelas kelihatan dalam bahasa Yunani, kata
ganti orang Roh Kudus tidak diberikan gender netral, kata ganti orang.
Demikian juga kata "Para kletos" hanya dipakai untuk pribadi orang
(Yoh 14:26; 15:26).
b. Masing-masing Pribadi Allah itu adalah Allah yang sempurna.
1. Ke Allahan Bapa tidak terlalu sulit untuk diterima karena Alkitab
jelas sekali menyebutnya.
2. Ke Allahan Anak kadang diragukan, tapi bukti-bukti Alkitab jelas
menyebutnya. (Yoh 1:1, 6, 13, 18; Yoh 20:28; Ibr 1, 8; Kol 2:9;
Yes 40:3).
Ada atribut-atribut personal tertentu yang dengannya 3 pribadi itu
dibedakan: Bapa - Pencipta Anak - Penebus Roh Kudus - Yang
memberi kelahiran baru

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 8

3. Ke Allahan Roh Kudus juga disebutkan jelas dalam Alkitab (Mat.


28:19; Kis 5:3-4; 1Ko 3:6; Maz 139:7-8; 1Ko 2:10-1 l; Yoh 3:57).
c. Mereka 3 Pribadi tetapi Allah yang Esa; satu esensi Allah adalah Allah
yang Esa (satu); ketiga Pribadi Allah ini tidak hanya satu dalam tujuan,
tapi Mereka juga adalah satu esensi dan satu hakekat. (Kel 6:4-5; 1Ra
8:60; Yes 45:4-6; 1Ti 2:5; Rom 3:30; Zak 2:9).
Kesimpulan: Seluruh esensi yang tidak terbagi dari Allah, secara setara
dan penuh dimiliki oleh ketiga Pribadi, tetapi Ketiganya mempunyai
kesatuan mereka dalam satu esensi.
Subsistensi dan tindakan dari ke 3 Pribadi ditandai oleh satu tingkatan
yang jelas dan tertentu dan tidak saling mendahului. Allah Putra secara
kekal diperanakkan oleh Bapa, Allah Roh Kudus keluar dari Allah Bapa
dan Anak dari kekekalan.

TUGAS KELOMPOK (DISKUSI).

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 9

Pertanyaan: Apakah yang Anda ketahui mengenai Allah Tri Tunggal? Apa saja
peran Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus? Kesulitan apa yang Anda

hadapi saat belajar mengenai konsep ketritunggalan Allah?


Berikan Analoginya, presentasikan di depan kelas

(anggap

saja

mempresentasikannya di depan orang-orang yang belum mengerti mengenai


tritunggal)

KONSEP MANUSIA
DARI SUDUT PANDANG IMAN KRISTEN
Disusun oleh : Kilat Kasanang, M.Th
(Pertemuan Minggu IV dan V)

Teori Evolusi Darwin (yg gagal)

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 10

"Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar


Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." Kejadian
1:27.

A. Manusia Diciptakan oleh Allah


Alkitab mengatakan bahwa setelah Allah menciptakan bumi, langit, tumbuhan,
dan binatang, serta segala benda-benda yang lain, Allah menciptakan manusia. Alkitab
mencatat :

"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita ... maka Allah
menciptakan manusia itu" (Kej 1:26-27).

Jadi, manusia bukanlah hasil proses pengembangan alami yang sempurna dari
makhluk yang lebih rendah tingkatannya seperti yang dikembangkan oleh teori
naturalistik. Manusia bukanlah pengembangan dari kayu, batu, tumbuhan, apalagi
binatang, seperti teori evolusi Darwin yang mengatakan bahwa manusia berkembang
dari kera.
Manusia diciptakan khusus oleh Allah, sebagaimana bumi serta segala isinya
diciptakan oleh Allah. Temuan fosil manusia purba adalah hasil rekaan manusia, yang
hendak menunjukkan bahwa bangsa manusia telah mengalami perkembangan
sedemikian rupa, khususnya dalam hal bentuk tubuh dan ciri bawaannya. Penciptaan
Adam dan Hawa dapat membuktikan bahwa sesungguhnya mereka adalah manusia
yang sangat sempurna sebab dibentuk oleh Allah sendiri. Bahkan manusia diciptakan
hampir sama dengan Allah. Daud bermazmur:

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 11

"Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? ... namun Engkau telah


membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan
dan hormat" (Maz 8:5-6).

Jika manusia hampir sama seperti Allah atau dengan kata lain istimewa dalam
penciptaannya, tidak mungkin manusia berkembang dari benda atau makhluk yang
kurang berharga, yang tidak pernah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Semua
teori naturalistik dan evolusi yang menyebutkan bahwa manusia berkembang dari alam
atau binatang adalah teori yang tidak alkitabiah dan tidak ada kebenarannya. Oleh
karena itu, teori tersebut tidak dapat dipercaya. Apalagi jika melihat penciptaan Hawa
yang dibuat secara ajaib dari rusuk Adam. Jika demikian pemikiran, bahwa manusia
berkembang menurut teori evolusi, tidak dapat diterima. Manusia diciptakan langsung
oleh Allah. Selain itu, apa yang dipaparkan dalam Alkitab, dibanding dengan penjelasan
teori, evolusi jelas bertolak belakang.
Teori evolusi jelas menekankan bahwa manusia mengalami evolusi yang
membuatnya semakin berkembang menjadi baik. Jika kita menyimak Alkitab, hal yang
sebaliknyalah yang didapati. Justru karena dosalah manusia mengalami kemunduran
dari beberapa sisi.
1. Kemunduran pertama, yakni dari segi panjangnya umur. Manusiamanusia yang dicatat dalam kitab Kejadian berusia delapan ratus
hingga sembilan ratus tahun, bahkan manusia tertua dunia yang pernah
hidup, Metusalah, mencapai usia 969 tahun. Kini umur manusia amat
jarang dapat mencapai umur seratus tahun.
2. Kemunduran dalam hal ukuran tubuh. Kejadian 6 mencatat bahwa
orang- orang zaman itu adalah orang-orang raksasa. Sebagai contoh,
Goliat, yang dikalahkan Daud, memiliki tinggi badan tidak kurang dari
tiga meter. Padahal Goliat adalah sisa-sisa orang Enak yang pada waktu
itu memiliki bentuk tubuh yang lebih besar lagi.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 12

3. Kemunduran dalam hal tenaga. Kejadian 6:9-22 mencatat bahwa Nuh


membangun bahtera/perahu yang dapat memuat seluruh jenis binatang
yang ada di muka bumi masing-masing satu pasang. Tentulah kapal
yang dibutuhkan sangat besar. Namun, Nuh dan keluarganya, istrinya,
ketiga anaknya, dan ketiga menantunya, membuat kapal tersebut di atas
gunung. Dapatkah kita membayangkan seberapa besar tenaga mereka
mengangkat kayu-kayu ukuran besar tanpa alat pengangkut seperti
zaman modern ini? Mereka pasti mempunyai tenaga yang jauh lebih
kuat dari kebanyakan orang saat ini.
4. Tidak ada jaminan bahwa manusia sekarang lebih pintar daripada
manusia zaman mula-mula. Adam dan Hawa menghafal jenis binatang
dan tumbuhan. Sekarang orang sering menganggap penemuan
tumbuhan atau binatang yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya
sebagai penemuan baru. Alkitab mencatat bahkan Adam dan Hawalah
yang menamai semua binatang dan tumbuhan. Nuh hafal seluruh jenis
binatang sehingga ia dapat memanggil mereka masuk dalam
bahteranya. Kalau sekarang, pastilah Nuh terkenal sebagai pawang dari
seluruh jenis binatang karena ia dapat berbicara dengan berbagai jenis
binatang. Tidak dapat disangkal bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat karena didorong sifat manusia yang selalu ingin
berbuat lebih, tetapi fakta ini sama sekali tidak dapat digunakan untuk
mengatakan bahwa manusia sekarang lebih pintar. Karena itu, teori
penciptaan lebih masuk akal daripada teori evolusi, dan karena itu lebih
dapat diterima.

B. Manusia Diciptakan Menurut Gambar dan Rupa Allah


Istilah "gambar dan rupa" sebenarnya adalah dua istilah yang memiliki makna
yang sama. Memang dalam Kejadian 1:26 dituliskan bahwa manusia diciptakan
seturut gambar ("tselem") dan rupa ("demuth") Allah. Arti kata "tselem" (gambar)
adalah suatu peta yang memiliki bentuk patron, tinggal mengikuti bentuk patronnya.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 13

Umumnya, sebelum seorang menjahit baju, ia terlebih dahulu membuat patronnya


(bahasa lokalnya mal). Sedangkan kata "demuth" (rupa) berarti suatu gambar yang
modelnya harus sesuai dengan bentuk yang pertama. Dari arti kata "tselem" dan
"demuth" dapatlah dikatakan bahwa sebenarnya keduanya punya arti yang sama.
(bukan terpisah antara gamabr & rupa)
Jadi, apa artinya diciptakan sesuai gambar dan rupa Allah? :
1. Allah adalah patron dasar manusia. Manusia tidak hadir dengan
sendirinya, tetapi memiliki sumber, yaitu Allah. Hal ini berarti manusia
harus kembali kepada Allah sebagai sumbernya. Dalam konteks
penciptaan, manusia harus kembali mempertanggungjawabkan tugas dan
pekerjaannya dalam mengolah bumi kepada Allah. Dalam konteks
kejatuhan sekarang ini, manusia dalam mengalami masalah dan kesulitan
dapat kembali kepada Allah. Dalam Allah sajalah, sebagai patron dasar,
manusia dapat melihat bukan hanya masalahnya, melainkan juga
kesalahannya. Dengan kata lain, manusia dapat menyelesaikan segala
kesulitan, baik yang sifatnya internal, dari dalam diri manusia, maupun
eksternal dari luar dirinya, di dalam Allah untuk disesuaikan kembali
dengan bentuk patronnya.
2. Manusia mencerminkan Allah. Dalam tugasnya sebagai tuan atas bumi,
manusia mencerminkan Allah pencipta. Dalam mencerminkan Allah,
manusia bukanlah hanya secara pasif bertindak sebagai cermin, tetapi
juga harus berusaha secara aktif untuk mencerminkan Allah. Dalam
konteks kejatuhan, manusia sama sekali tidak mampu mencerminkan
Allah karena rusak secara total oleh dosa. Namun, pembaruan dalam
Kristus

memungkinkan

manusia

untuk

kembali

dan

berusaha

mencerminkan Allah. Yesus memperbarui agar manusia hidup serupa


dengan

Allah

(1Yoh

2:6).

Memang

manusia

tidaklah

dapat

mencerminkan Allah secara utuh karena ada perbedaan kualitas. Namun,


manusia tetaplah harus terlihat sebagai refleksi tertentu dari Allah.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 14

3. Manusia seperti Allah tetapi bukan Allah. Artinya, manusia memiliki


potensi-potensi

seperti

Allah,

tetapi

manusia

harus

tetap

mempertanggungjawabkan segala potensinya kepada Allah yang telah


memberikan potensi dan tanggung jawab kepada manusia. Dalam bahasa
Perjanjian Baru, manusia harus mempertanggungjawabkan segala
karunia yang telah Allah berikan untuk memperlengkapi manusia.
4. Manusia harus mewakili Allah. Ia menciptakan manusia secara khusus,
sesuai dengan gambar dan rupanya haruslah juga dihubungkan dengan
penciptaan yang lain. Artinya, manusia sebagai gambar dan rupa Allah
punya maksud untuk meneruskan karya Allah di bumi ini, tentunya ini
tidak berarti bahwa Allah telah berhenti berkarya, Allah terus berkarya.
Dalam hubungan dengan ciptaan yang lain, manusia ditentukan sebagai
wakil Allah atas bumi dan segala isinya. Sebagai wakil Allah, manusia
mutlak untuk terus berhubungan dengan Allah yang diwakilinya. Selain
itu sebagai wakil, manusia harus terus bergantung pada Allah.
Kemanusiaan manusia terletak pada relasinya dengan Allah. Semakin
manusia mempunyai relasi yang baik dengan Allah, semakin manusia
kehilangan kemanusiaannya, bahkan tidak lagi dapat mengenali dirinya
dengan baik. Karl Barth pernah mengatakan bahwa manusia tidak dapat
mengenal dirinya sendiri jikalau tidak mempunyai hubungan dengan
Allah.
Pertanyaan :
Jadi setelah manusia jatuh dalam dosa,apakah gambar dan rupa Allah pada
manusia menjadi hilang ?
Jawabannya :
tidak hilang.!, tetapi rusak, setelah manusia itu berdosa manusia kehilangan
persekutuan (hubungan) dengan Allah (karena Allah adalah kudus adanya dan manusia
tercemar akan dosa ).

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 15

KEJATUHAN MANUSIA
DALAM DOSA
Disusun oleh : Kilat Kasanang, M.Th
(Pertemuan Minggu VI)

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."
Roma 3:23.

Ada banyak pertanyaan yang diajukan tentang setan yang tidak bisa dijawab
karena Allah memilih tidak mengatakannya pada kita. Tetapi keterangan yang cukup
telah diberikan dalam Alkitab untuk menjawab beberapa pertanyaan yang umum dan
memberikan pengertian pada kita tentang musuh rohani kita tersebut.

SIAPAKAH SETAN ITU?

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 16

Alkitab mengatakan bahwa ia adalah kepala dari roh-roh jahat, yang jumlahnya
banyak sekali. Dari mana mereka berasal, kita hanya memiliki sedikit keterangan. Dari
beberapa bagian Alkitab yang menjelaskan segala sesuatu tentang mereka, kita percaya
bahwa mereka diciptakan pertama kali tanpa dosa. Dibawah kepemimpinan setan
(Lucifer), mereka memberontak melawan Allah dan diusir dari hadirat-Nya.
Alkitab berbicara tentang kejatuhan mereka: "Dan bahwa Ia menahan malaikatmalaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang
meninggalkan tempat kediaman mereka dengan belenggu abadi di dalam dunia
kekelaman sampai penghakiman pada hari besar." Yudas 1:6. Petrus berkata, "Sebab
jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi
melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam
gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman." 2Petrus 2:4.
Setan menjadi musuh Allah dan memimpin tentaranya untuk melawan Allah
dengan berbagai cara yang mungkin. Karena itu, ketika Allah menciptakan manusia,
iblis berusaha untuk menghancurkan manusia.

PEKERJAAN SETAN
Namanya berarti bahwa dia adalah seorang musuh. Dia menentang Allah dan
semua yang mau mengikuti Allah. Dia mencobai, dia menipu, dan dia mencari orangorang yang bisa ditarik ke neraka bersama-sama dia. Dia bekerja hanya untuk dirinya
sendiri.
AKHIR HIDUP SETAN
Hukuman yang kekal adalah merupakan akhir dari setan dan semua yang
mengikuti dia. "Dan iblis yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api
dan belerang yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang
malam sampai selama-lamanya." Wahyu 20:10. Dan Ia akan berkata juga pada
mereka yang ada di sebelah kiri-Nya, Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 17

orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah tersedia untuk iblis dan
malaikat-malaikatnya" Matius 25:41.

DOSA
Sebelum kita belajar tentang permulaan dosa, kita perlu melihat jawaban dari satu
pertanyaan yang umum. Mengapa Allah yang Mahakuasa, yang membenci dosa,
mengijinkan dosa masuk ke dalam dunia? Jika Allah hendak menciptakan manusia
yang bisa memberikan pada-Nya kasih dan ketaatan yang sejati, manusia tersebut pasti
juga diberi kuasa untuk memilih, yaitu membenci dan tidak taat kepada Allah.
Allah tidak memberikan kesempatan pada dosa di Taman Eden dan juga tidak
memberikan kesempatan pada manusia untuk memilih sehingga dia akhirnya tidak taat.
Dia melakukan demikian supaya manusia dapat memilih untuk mengasihi dan mentaati
Dia. Tetapi ketika manusia memilih untuk tidak taat, maka dosa masuk ke dalam
dunia.
Bacalah dengan seksama Kejadian 2:8 sampai Kejadian 3:24. Ayat-ayat
tersebut, yang menceritakan tentang dosa yang pertama, membantu kita untuk mengerti
berbagai hal tentang dosa.

DEFINISI DOSA
Apakah dosa itu? Dosa adalah penolakan terhadap kehendak Allah sehingga
seseorang mungkin melakukan kehendak- Nya sendiri. Inilah apa yang sesungguhnya
dilakukan Adam dan Hawa. Mereka mengetahui kehendak Allah dan mereka memilih
untuk menolaknya sehingga mereka bisa melakukan apa yang ingin mereka lakukan.
Segala sesuatu yang menghalangi antara Allah dan kita adalah dosa.

JANGKAUAN DOSA

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 18

Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kita membaca bahwa semua orang
telah berbuat dosa. Salomo mengatakan, "Karena tidak ada manusia yang tidak
berdosa." 1Raja-raja 8:46. Yohanes berkata: "Jika kita berkata bahwa kita tidak ada
berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di
dalam kita." 1Yohanes 1:10. Roma 3:23 berkata: "Sebab semua orang telah berbuat
dosa dan kehilangan kemuliaan Allah"
"Semua" adalah sebuah kata yang pendek, tapi kata ini mencakup semua manusia
dari semua generasi yang dikenal dunia. Kata ini menjangkau seberang lautan dan
benua dan termasuk seluruh umat manusia di dunia pada saat ini. Kata ini juga
menjangkau sampai akhir jaman dan mencakup seluruh generasi yang belum datang.
Ini bukan hanya kesaksian dari Alkitab. Ini juga merupakan hal yang kita alami.
Tidak pernah terdapat seorang pria atau wanita yang betul-betul murni dan benar. Tak
seorangpun kecuali Yesus yang pernah hidup tanpa dosa. Mereka yang sudah mencapai
pertumbuhan Kristiani yang paling tinggi sekalipun, pasti masih bisa mengakui
kegagalan dan dosa mereka. Tidak semua orang telah berbuat dosa yang sama. Beberapa
orang telah masuk ke dalam dosa yang lebih dalam dari yang lain. Meskipun demikian,
tidak ada seorangpun yang tanpa dosa.

AKIBAT DOSA
Satu kata yang paling sesuai untuk menyebutkan akibat dosa adalah kematian.
Dosa adalah pelanggaran akan hukum Allah. Hukum Allah disertai dengan hukuman
kematian/maut. Kepada Adam dan Hawa Dia berkata, "tetapi pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati." Kejadian 2:17. Ada dua macam kematian,
dan keduanya adalah merupakan akibat dosa.

1. Kematian Jasmani.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 19

Salah satu bagian dari hukuman atas dosa adalah kematian tubuh. Seandainya
tidak ada dosa, maka tidak akan ada kematian jasmani. Allah sudah
menyediakan sesuatu yang luar biasa, seandainya mereka lepas dari maut dan
tidak berbuat dosa. Allah menempatkan pohon kehidupan ditaman Eden.
Sesungguhnya mereka bisa memakan buahnya dan mendapat hidup kekal.
Tetapi, mereka malah makan buah dari pohon yang terlarang. Mulai saat itu dan
sampai hari ini, maut menguasai dunia. Semua yang tinggal di bumi akan mati.

2. Kematian Rohani.
Maut bukanlah suatu kepunahan, melainkan suatu pemisahan dengan kebinasaan
yang menyertainya. Kematian fisik berarti pemisahan antara jiwa dan raga.
Kematian jasmani ini berakhir dengan pemisahan yang kekal dengan Allah,
hukuman yang kekal atas jiwa, jika manusia tidak datang kepada Allah. "dan
mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan
tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman
kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Allah dan dari kemuliaan
kekuatan-Nya." 2Tesalonika 1:8-9.

Kebinasaan yang kekal dari jiwa ini disebut sebagai kematian yang kedua. Ada
satu kematian pertama dan ada satu kematian kedua, seperti juga ada satu kelahiran
yang pertama dan satu kelahiran yang kedua. Ada satu kelahiran jasmani dan satu
kelahiran rohani. Keduanya yaitu kelahiran tubuh kita dan kelahiran baru bagi jiwa kita.
Seperti juga kelahiran, ada satu kematian yang pertama dan satu kematian yang kedua
yaitu kematian tubuh dan kematian jiwa. Keduanya adalah akibat dosa. Kelahiran
secara rohani adalah lebih mulia daripada kelahiran jasmani. Tetapi kematian
jiwa (secara rohani) adalah lebih mengerikan dari pada kematian jasmani.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 20

Pertanyaan:
Jelaskan apa yang dimaksud dengan kejatuhan manusia dalam dosa! Benarkah
pada waktu itu manusia sengaja untuk melanggar perintah Tuhan untuk tidak memakan
pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat? Apa saja hukuman manusia setelah
mereka jatuh ke dalam dosa?
Jawab :
Pada waktu manusia diciptakan oleh Tuhan, Tuhan menempatkan manusia di
dalam taman Eden dan Tuhan menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah.
Tidak hanya itu saja, Tuhan juga memberikan kehendak bebas kepada manusia.
Manusia tidak diperlakukan Tuhan seperti seorang robot yang dapat dengan bebas
dimainkan dan melakukan berbagai instruksi dari si pembuat robot. Namun, Tuhan
memahami dengan pasti keberadaan manusia dan dalam taman Eden, Tuhan juga
memberikan tugas dan pekerjaan kepada manusia.
Di dalam taman Eden, manusia berkuasa atas apa yang ada. Akan tetapi, Tuhan
juga memberikan larangan kepada manusia, yaitu manusia tidak diperbolehkan untuk
memakan buah yang berada di tengah-tengah taman, sebab pada saat mereka
memakannnya pastilah mereka akan mati. Semula manusia taat kepada apa yang
diperintahkan oleh Tuhan. Akan tetapi, dituliskan dalam Kejadian pasal 3 bahwa iblis
datang dalam rupa seekor ular dan membujuk Hawa yang pada saat itu memang berada
di dekat pohon itu. Iblis memutarbalikkan perintah Tuhan dan mengatakan bahwa ketika
memakan buah itu, mereka tidak akan mati justru mereka akan menjadi seperti Tuhan.
Mendengar bujukan itu, Hawa pun tergoda dan mulai timbul keinginan dalam hatinya.
Maka Hawa pun mulai tergerak untuk mengambil dan memakan buah itu, sekaligus ia
memberikannya kepada Adam.
Inilah yang dinamakan manusia jatuh dalam dosa, manusia sudah gagal untuk
melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Manusia sudah terpeleset jatuh, mereka lebih
mendengar bujuk rayu Iblis daripada mendengar dan melakukan perintah Tuhan.
Oleh sebab itu, ketika Tuhan berjalan-jalan di taman Eden, Tuhan memanggil
keduanya. Namun, manusia justru bersembunyi di antara semak-semak, sebab mereka

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 21

mendapati bahwa dirinya telanjang. Karena manusia sudah berdosa, maka Tuhan pun
menghukum mereka dan menghukum si ular juga.
PERTANYAAN :
1. Dosa adalah penolakan akan (1) kehendak manusia, (2) kehendak setan, (3)
kehendak Tuhan.
Jelaskan.
2. Kematian rohani berakhir pada (1) terpisahnya jiwa dan tubuh
(2) perpisahan yang kekal dengan Allah, (3) terpisahnya
seseorang dengan keluarganya.
Jelaskan..
3. Istilah

pertobatan

berarti

(1)

berbalik

arah,

(2)

sebuah

bebas"

kepada

sakramen, (3) menerima sebuah nama yang baru.


Jelaskan...
4. Mengapa

Tuhan

memberikan

"kehendak

manusia?
Jelaskan

K E S E L A M A T A N
Jalan Keluar dari Dosa
Disusun oleh : Kilat Kasanang, M.Th
(Pertemuan Minggu VII)

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 22

A. KESELAMATAN
Bapak gereja Agustinus pernah berkata, pertama, bahwa dosa itu realitas yang tak
dapat dihindari oleh manusia. Hal ini senada dengan ungkapan Paulus yang berkata
bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rom
3:23). Kedua, manusia secara pribadi bertanggung jawab dan tak dapat membenarkan
diri dengan berbagai alasan dan perbuatan. Semua perbuatan dosa manusia akan
mendatangkan hukuman yang mengerikan bagi manusia. Oleh karena itu, manusia perlu
mengetahui jalan keluar dari dosa. Jalan keluar dari dosa dan hukuman dosa tidak dapat
dikerjakan dan diusahakan oleh manusia. Artinya, sekalipun manusia berbuat banyak
amal dan kebajikan, tetap saja ia tidak akan mampu membawanya bebas dari
konsekuensi dosa karena secara esensial dirinya masih berada dalam status berdosa.
Manusia juga tidak dapat terhindar dari konsekuensi dosa hanya karena
melakukan banyak ibadah dan usaha-usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jalan
keluar dari dosa hanya dapat dikerjakan oleh Allah sendiri. Karya Allah, yang akhirnya
disebut sebagai jalan keluar dari dosa disebut pengampunan dosa. Pengampunan dosa
itu adalah karya Allah yang terjadi karena anugerah-Nya. Dr. BJ. Boland mengatakan
bahwa pengampuan dosa itu sekali-kali tidak berarti bahwa Allah itu membiarkan serta
memaafkan begitu saja dosa-dosa manusia. Tetapi siapa yang pernah berhadapan
dengan Salib Kristus, ia sadar bahwa anugerah Allah itu tidaklah murah.
Pengampunan dosa itu terjadi karena Allah sendiri harus tetap menghukum dosa, oleh
karena itu Yesus Kristus harus mati demi pembebasan manusia dari dosa. Demikianlah,
Allah berkata bahwa siapa yang percaya kepada Kristus akan beroleh hidup kekal dan
tidak memperoleh hukuman (Yoh 3:16). Karena itu -- sekali lagi, jalan keluar dari dosa
hanya bisa diterima dalam iman kepada Yesus Kristus yang mati untuk menebus kita
dari hukuman dosa.
Ada dua bagian dalam keselamatan: bagian ilahi dan bagian manusiawi; bagian
Allah dan bagian manusia. Bagian ilahi adalah kelahiran baru yang diberikan oleh Roh
Allah dalam hati orang percaya. Kita menyebutnya pengakuan iman yang baru dan ini
sebagai bagian manusia. Pengakuan iman yang baru berarti perubahan arah. Ketika
seseorang mengalami pengakuan iman yang baru, jalan hidupnya berubah. Ada dua
tahap pengakuan iman:

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 23

1. Pertobatan
Sebelum seseorang dapat diselamatkan, dia harus bertobat atas dosa- dosanya.
Apakah pertobatan itu?
o

Pertobatan adalah lebih dari sekedar kesadaran. Tak seorangpun dapat


diselamatkan sampai dia merasa sadar akan dosa- dosanya. Lihatlah
perbedaan antara orang Farisi dengan pemungut cukai. Orang Farisi
tersebut tidak melakukan apa-apa. Dia seorang yang berdosa, tetapi dia
tidak merasa sadar akan dosa-dosanya. Pemungut cukai itu berteriak:
"Ya, Allah, kasihanilah aku, orang yang berdosa." Lukas 18:13. Dia
menyadari keadaannya yang berdosa dihadapan Allah.

Pertobatan adalah lebih daripada perasaan berdukacita, menderita karena


dosa. Banyak orang yang merasa berdukacita karena dosa mereka,
namun mereka tidak bertobat. Alkitab berkata tentang dua macam
dukacita; yaitu dukacita ilahi dan dukacita dunia: Sebab dukacita
menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa
keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari
dunia ini menghasilkan kematian. 2Korintus 7:10.

Pertobatan adalah perubahan pikiran tentang dosa dan dalam


hubungannya dengan Allah, dan tentu saja, perubahan hidup. Pertobatan
adalah berbalik dari dosa dalam takut akan Allah. Meskipun demikian,
sekedar perubahan bukanlah berarti pertobatan yang sejati. Seseorang
mungkin berubah karena berbagai alasan. Pertobatan yang sejati adalah
merupakan pengalaman batin yang nampak dalam perubahan yang bisa
dilihat dari cara hidup seseorang.

Pertobatan adalah penting. Ini bukanlah keselamatan, tetapi merupakan


sesuatu yang menyertai keselamatan. Keselamatan tidak akan terjadi
tanpa pertobatan.

Ketika

seseorang

sungguh-sungguh

bertobat,

dia

tidak

hanya

memutuskan untuk tidak melanjutkan berbuat dosa, tetapi juga

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 24

memperbaiki dosa-dosanya di masa lampau seperti yang dilakukan


Zakheus dalam Lukas 19:8. Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada
Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang
miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan
kukembalikan empat kali lipat."
Bagian yang kedua, setelah pertobatan adalah:
2. Iman.
Iman yang membawa keselamatan bukanlah iman terhadap sebuah buku, bahkan
meskipun buku tersebut adalah Alkitab. Juga bukanlah iman kepada sebuah
syahadat, bagaimanapun bagusnya syahadat tersebut. Ini bukanlah iman kepada
sebuah lembaga, meskipun lembaga tersebut adalah gereja. Iman yang
menyelamatkan adalah iman kepada Tuhan Yesus Kristus Anak Allah.
Ada beberapa unsur iman.
o

Adanya kepercayaan. Ini disebut bagian intelektual dari iman. Supaya


dapat diselamatkan, seseorang harus percaya sesuatu. Selanjutnya,
karena imannya adalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dia harus percaya
sesuatu tentang Kristus. Dia harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah
Anak Allah yang sejati yang datang ke dunia untuk hidup tanpa dosa,
mati karena dosa-dosa kita dan bangkit kembali dari antara orang mati
untuk menjadi Juruselamat bagi semua orang berdosa yang mau percaya.

Harus ada penerimaan. Agar diselamatkan, seseorang harus menerima


Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya pribadi. Dia harus mengakui
sendiri karya keselamatan Kristus. Seseorang mungkin percaya bahwa
makanan dapat menjaga tubuh tetap hidup, tetapi dia akan kelaparan
sampai mati jika tidak memakan makanan tersebut.

Iman termasuk di dalamnya penyerahan. Iman yang menyelamatkan


bukan hanya kepercayaan kepada Kristus dan penerimaan Kristus
sebagai Juruselamat, tetapi juga penyerahan kepada Kristus. Seseorang
yang sadar akan dosanya, sadar juga bahwa dia adalah seseorang yang

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 25

terhilang. Dia mencari Yesus Kristus, harapan keselamatan satu-satunya


dan menyerahkan dirinya sendiri kepada Dia sebagai Tuhan atas
hidupnya.
PENJELASAN TAMBAHAN :
1. Pertobatan menurut firman Allah
Di Alkitab Perjanjian Baru kata kerja Inggris to repent (bertobat) umumnya
diterjemahkan dari bahasa Yunani metanoein. Kata kerja Yunani metanoein ini
memiliki satu arti yang terbatas sepanjang sejarah bahasa Yunani, dari Yunani klasik
sampai ke Yunani Pernjanjian Baru. Arti dasarnya adalah selalu sama, merubah
pikiran seseorang. Jadi, pertobatan [metanoia] di Perjanjian Baru adalah bukan
suatu [perubahan] emosi, tetapi sebuah [perubahan] keputusan.
Jadi, pertobatan [metanoia] di Perjanjian Baru adalah bukan suatu
[perubahan] emosi, tetapi sebuah [perubahan] keputusan
Di Perjanjian Lama, kata kerja to repent (bertobat) secara harafiah berarti to
turn (berbelok), atau to return (berbalik), to turn back (berbalik arah). Ini
sejalan secara sempurna dengan arti pertobatan di dalam Perjanjian Baru. Perjanjian
Baru kata tersebut menunjuk kepada keputusan batin, perubahan pikiran batin; Di
Perjanjian Lama kata yang sama menunjuk kepada tindakan luar yang adalah
mengekpresikan perubahan pikiran batin tersebut.

Bertobat = berbalik arah

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 26

Jadi Perjanjian Baru menekankan alamiah dalam dari pertobatan yang benar;
Perjanjian Lama menekankan ekpresi luar yang bertindak atas perubahan dalam.
Menaruh keduanya bersama, maka kita membentuk difinisi yang sempurna dari
arti pertobatan: Pertobatan adalah sebuah perubahan pikiran bagian dalam yang
menghasilkan sebuah pembalikan arah perbuatan; menghadapi dan bergerak ke sebuah
arah baruh secara penuh; (berbalik 180 derajat).
Pertobatan adalah sebuah perubahan pikiran bagian dalam yang menghasilkan
sebuah pembalikan arah perbuatan; menghadapi dan bergerak ke sebuah arah baruh
secara penuh; (berbalik 180 derajat).
2. Contoh Pertobatan di dalam Alkitab. Sebab dukacita menurut kehendak Allah
menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan
disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. (2Kor.
7:10)
A. Pertobatan Yudas Iskariot Pertobatan yang salah atau palsu.
Yudas adalah satu dari 12 murid Yesus, karena cintanya akan uang ia menjual
gurunya sendiri. Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus
telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga
puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: Aku telah
berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah. (Mat. 27:3-4).
Dalam terjemahan bahasa Inggris tertulis bahwa Yudas repented himself. Kata
Yunaninya bukanlah kata metanoein seperti yang diterangkan di atas. Kata Yunani yang
dipakai untuk Yudas ialah metamelein, yang orang sering salah interpretasikan sebagai
pertobatan: remorse, anguish. Remorse adalah sebuah perasaan yang kuat dari bersalah
dan menyesali tentang sesuatu yang kita telah lakukan. Anguish: ketidak bahagian yang
extreme disebabkan oleh penderitaan fisik atau mental.
Yudas, tidak diragukan, pada saat itu mengalami perasaan bersalah dan ketidak
bahagian yang kuat. Bagaimanapun ia tidak merubah pikirannya dan arah hidupnya.
Sebaliknya, ayat berikutnya mengatakan bahwa Yudas pergi dan menggantung dirinya

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 27

sendiri. Para rasul, 11 murid Yesus dalam doa mereka tentang Yudas berkata: Yudas
yang telah jatuh kedalam kesalahan, bahwa ia dapat pergi ke tempatnya
sendiri.(Kisah Rasul 1:25; terjemahan bebas dari KJV)
Yudas tidak merubah arah hidupnya, ia telah pergi terlalu jauh. Ia tidak mau
memperhatikan teguran gurunya, sebaliknya ia bertekat dengan keputusannya sendiri
yang mana membuat dia tidak mampu untuk kembali kejalan yang benar.
Hal ini juga terjadi pada Esau (saudara kembar dari Yusuf), yang telah menjual
hak kesulungannya hanya dengan semangkuk kacang merah hanya untuk mengisi
perutnya yang lapar. Alkitab menulis. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau
yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya
untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak
menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk
memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
(Ibrani 12:16-17)
B. Pertobatan Simon Petrus Pertobatan yang benar
Simon Petrus adalah juga satu dari 12 murid Yesus, ia juga pernah membuat
kesalahan besar sehingga Isa menegur Petrus dengan kalimat yang keras Enyahlah
Iblis (Matius 16:23)
Sebelum tentara Romawi menangkap Isa untuk disalibkan, Yesus telah
memperingati Petrus bahwa imannya akan tergoncang, ia akan menyangkal Yesus di
depan banyak orang. Petrus menyatakan itu sebagai mustahil, tidak mungkin. (Markus
14:29-31). Simon Petrus menyaksikan secara sembunyi-sembunyi bagaimana Isa diadili
dan dianiaya, setelah tiga kali orang lain menghubungkan Simon Petrus dengan
gurunya, Isa al-Masih, maka Simon mulai bersumpah palsu: Maka mulailah Petrus
mengutuk dan bersumpah: Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini! Dan
pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus,
bahwa Yesus telah berkata kepadanya: Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau
telah menyangkal Aku tiga kali. Lalu menangislah ia tersedu-sedu. (Markus 14:7172). Injil Matius mencatatnya sebagai: Lalu ia pergi keluar dan menangis dengan
sedihnya. (Mat. 26:75).

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 28

Kesedihan Petrus yang dalam ini dapat dimengerti:

Ia sadar bahwa penyangkalan terhadapat gurunya bukan saja telah


menghancurkan citra dirinya sendiri sebagai murid yang paling berani di antara
murid-murid yang lain, lebih lagi di hadapan masyarakat: sekarang telah banyak
orang yang tahu bahwa dia adalah bukan saja penakut lebih dari itu seorang
penghianat.
Ia sadar dan berpikir bahwa mungkin Isa, gurunya, tidak mau mengampuni dia
lagi, sebab ia telah melanggar 10 Perintah TUHAN (Keluaran 20:16), terlebih
lagi ia tahu Isa pernah memberi peringatan penting ini: Tetapi barangsiapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan
Bapa-Ku yang di sorga. (Mat 10:33)
Dosa Yudas dan Simon sama beratnya, namun Simon bereaksi lain. Dukacita dan
pertobatan Simon Petrus adalah pertobatan yang sesuai dengan ajaran Alkitab Perjanjian
Lama dan Baru. Ini dapat dilihat dari apa yang Petrus lakukan setelah tangisanya
tersebut:
1. Ia tetap tinggal dengan komunitas yang benar, ada bersama dengan murid-murid
lainnya. (Yohanes 20:2,10)
2. Di danau Galilea, ketika ia mendengar bahwa Isa ada dipantai, ia langsung
memakai bajunya dan terjun ke air untuk menemukan gurunya.
3. Di darat, ketika Isa bertanya sebanyak tiga kali kepadanya, Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku? Petrus segera menyadari
kesalahanya yang ia telah perbuat, kesombongan yang membawa penyangkalan
dan sumpah palsu: Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk
ketiga kalinya: Apakah engkau mengasihi Aku? Dan ia berkata kepadaNya: Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya: Gembalakanlah domba-dombaKu. (Yoh 21:17). Jawaban Petrus ini adalah pertobatan yang benar, bahwa ia di
waktu kemudian akan mengasihi Isa al-Masih bukan lagi dengan kekuatan
dirinya sendiri tetapi kekuatan dan anugerah Allah.
Kearah manakah saat ini Anda pergi, ke arah TUHAN atau semakin jauh
membelakangi Dia?

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 29

B. BEBERAPA KEBENARAN MENGENAI KESELAMATAN


Untuk hal yang sangat penting ini perlu adanya pemikiran yang jernih dan
perhatian yang serius pada Alkitab, karena dalam hal ini banyak orang yang
membuat kesalahan.
1. Keselamatan adalah suatu karunia.
"tetapi karunia Allah, ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita"
Roma 6:23. Perbuatan yang baik tidak akan menyelamatkan kita. Kita
diselamatkan untuk melakukan perbuatan yang baik. Hal ini sudah menjadi
suatu pelajaran yang sulit dipelajari bagi orang-orang. Mereka sudah berusaha
keras untuk mendapatkan keselamatan dengan perbuatan baik atau kehidupan
mereka yang baik.
2. Seseorang harus memiliki pengalaman keselamatan secara pribadi.
Banyak orang yang mungkin diselamatkan pada waktu yang sama, tetapi setiap
orang harus mengalami keselamatan untuk dirinya sendiri. "Demikianlah setiap
orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya
sendiri kepada Allah." Roma 14:12. Setiap orang bisa berbicara secara pribadi
kepada Allah. Orang tersebut tidak perlu seorang pendeta atau sponsor untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Setiap orang harus bebas untuk membaca dan

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 30

mengerti firman Tuhan untuk dirinya sendiri. Dia harus bebas menyembah
Tuhan sesuai dengan bimbingan Tuhan dalam hatinya.
3. Keselamatan ada Tiga Tahap.
Ada tahap permulaan, tahap pertumbuhan dan kemudian ada pengalaman akhir
(dewasa rohani) yang membawa kita untuk hidup bersama Allah. Ada
keselamatan dari rasa bersalah karena dosa, keselamatan dari kuasa dosa, dan
akhirnya, keselamatan dari kehadiran dosa.
4. Keselamatan Berlangsung Selama- lamanya.
Ketika

seseorang

sungguh-sungguh

diselamatkan,

keselamatannya

itu

berlangsung untuk selama-lamanya. Hal ini benar oleh karena Allah telah
menjanjikannya; lebih dari itu, arti dari kata-katanya; lebih dari itu, artidari katakatanya menyatakannya juga. Keselamatan berarti kelahiran baru. Pada waktu
orang diselamatkan, ia lahir dari Allah. Ini merupakan suatu pengalaman bagi
setiap orang. Ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita menerima
karunia hidup yang kekal, sebab kita sudah menjadi anak-anak Allah.
5. Keselamatan Disediakan Bagi Setiap Orang.
Kasih Allah akan isi dunia ini membuat Dia mengirim Anak-Nya ke dunia.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" Yohanes 3:16.
C.KESELAMATAN HANYA ADA DI DALAM KRISTUS YESUS
"... Dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Matius 1:21.
Dalam pelajaran ini kita akan melihat banyak hal penting tentang Yesus. Kita
akan melihat Dia sebagai Kristus dan Tuhan. Kita akan mulai melihat keberadaannya
secara fisik dan belajar mengenai kelahiran-Nya, kehidupan-Nya, kematian-Nya dan
kebangkitan- Nya. Kita akan melihat Dia sebagai manusia dan sebagai Allah.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 31

YESUS ADA SEBELUM KEDATANGAN-NYA KE DUNIA


Keberadaan Kristus tidak dimulai dari kelahiran- Nya. Dia sudah ada pada masa
lampau yang kekal.
1. Fakta yang menyebutkan bahwa Kristus ada sebelum Dia datang ke dunia
dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Hanya ada sedikit bagian yang dapat di kutip
di sini. Kita mulai dengan Yohanes 1:1-2 "Pada mulanya adalah firman; firman
itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya
bersama-sama dengan Allah." Paulus menyatakan dalam Kolose 1:16-17,
bahwa segala sesuatu diciptakan oleh-Nya: "karena di dalam Dialah telah
diciptakan segala sesuatu... Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan
segala sesuatu ada di dalam Dia."
2. Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia ada sebelum Dia datang ke dunia. Lebih
dari sekali Yesus berbicara mengenai keberadaan-Nya pada masa lampau yang
kekal. Pada orang-orang Yahudi yang tidak percaya Dia berkata: Kata Yesus
kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi,
Aku ada." Yohanes 8:58. Abraham hidup sekitar 2.000 tahun sebelum Yesus
lahir, meskipun demikian, Yesus tetap membuat pernyataan tersebut. Juga,
dalam salah satu doa-Nya, Yesus berkata, "Oleh sebab itu, ya Bapa,
permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di
hadirat-Mu sebelum dunia ada" Yohanes 17:5.
YESUS MENGAMBIL RUPA SEORANG MANUSIA
Yesus, Anak Allah yang Kekal, datang ke dunia dan mengambil rupa seorang
manusia. "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita" Yohanes 1:14.
1. YESUS ADALAH MANUSIA SEJATI Yesus menyebut diri-Nya sendiri
seringkali dengan sebutan "Anak Manusia." Seluruh cerita Alkitab menampilkan
Dia sebagai manusia. Dia hidup seperti manusia. Tubuh-Nya bertumbuh: "Dan
Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan
makin dikasihi oleh Allah dan manusia." Lukas 2:52.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 32

2. YESUS ADALAH ALLAH YANG SEJATI Yesus bukan hanya Anak


Manusia, Dia juga Anak Allah. Dia sendiri mengatakan bahwa Dia adalah Anak
Allah: "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa." Yohanes 14:9b.
"Aku dan Bapa adalah satu." Yohanes 10:30.
YESUS BERSIFAT ILAHI
1. Yesus bersifat ilahi karena kelahiran-Nya adalah bersifat ilahi. Tidak pernah ada
kelahiran bayi seperti bayi Yesus di Betlehem. Matius mengatakan: "Kelahiran
Yesus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan
Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai
suami istri." Matius 1:18. Barangsiapa menyangkal kelahiran Yesus dari
seorang perawan, dia menyangkal kebenaran Firman Allah.
2. Kita mengetahui bahwa Yesus adalah bersifat ilahi karena hidup-Nya. Yesus
hidup dalam kehidupan yang sempurna. Penulis kitab Ibrani berkata tentang Dia:
"...sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa"
Ibrani 4:15.
3. Kita mengetahui bahwa Yesus bersifat ilahi karena hal-hal yang diajarkan-Nya.
Ketika orang-orang dikirim dari Yerusalem untuk menangkap Yesus dan
membawa Dia di hadapan para hakim, mereka kembali tanpa mendapatkan
Yesus. Ketika mereka ditanya mengenai kegagalan mereka, mereka menjawab:
"Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu." Yohanes 7:46.
4. Kita mengetahui bahwa Yesus adalah bersifat ilahi karena kemuliaan
kebangkitan-Nya. Paulus menyatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah
merupakan bukti yang nyata dari keilahian- Nya: "tentang anak-Nya yang
menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh
kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan- Nya dari antara orang mati, bahwa
Dia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita." Roma 1:3-4.
KEMATIAN KRISTUS

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 33

Penyaliban Kristus adalah merupakan kejahatan yang terburuk sepanjang masa.


Tetapi, hal ini adalah merupakan pernyataan yang luar biasa akan kasih Allah: "Akan
tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk
kita, ketika kita masih berdosa." Roma 5:8.
1. Kematian Kristus di kayu salib menunjukkan kasih Allah. Yesus tidak disalibkan
karena Dia tidak berdaya di tangan musuh-musuh-Nya. "oleh karena Aku
memberikan nyawaku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun
mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut
kehendakKu sendiri." Yohanes 10:17-18.
2. Yesus Kristus mati untuk kita, dan menggantikan tempat kita. "Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah." 2Korintus 5:21.
3. Yesus mati sekali untuk seluruh umat manusia. Tidak akan ada Juruselamat yang
lain karena dunia tidak akan perlu Juruselamat yang lain. "Tetapi sekarang Ia
hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada jaman akhir untuk
menghapuskan dosa oleh korban-Nya.... demikian pula Kristus hanya satu kali
saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang." Ibrani 9:
26- 28.

KEBANGKITAN KRISTUS
Yesus mati di atas kayu salib dan dikuburkan di kuburan milik Yusuf Arimatea.
Tetapi Dia tidak mati hari ini! Pada hari yang ketiga dia bangkit dari kubur dan hidup
selamanya. "Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang
mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia." Roma 6:9.
1. Kebangkitan Kristus melengkapi pekerjaan di atas kayu salib. Kristus yang mati
tidak bisa menjadi Juruselamat. Kebangkitan-Nya memberikan jaminan bahwa
Allah sudah menerima karya-Nya yang dahsyat di atas kayu salib. Paulus

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 34

mengatakan: "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan


kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." 1Korintus 15:17.
2. Kebangkitan Kristus memberikan bukti tentang kehidupan di atas kematian.
Selama bertahun-tahun seluruh manusia mencoba menemukan bukti yang nyata
tentang kekekalan. Paulus berkata, "dan yang sekarang dinyatakan oleh
kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan
kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa." 2Timotius
1:10.
3. Kebangkitan Kristus memberikan janji tentang bagaimana cara orang-orang
yang mengikut Kristus nantinya dibangkitkan. "Karena kewargaan kita adalah
di dalam surga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa
dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan
segala sesuatu kepada diri-Nya" Filipi 3:20- 21.
Pertanyaan:
Bisakah keselamatan itu bisa hilang? Bagaimana cara mempertahankan
keselamatan? Dengan cara apakah seseorang bisa diselamatkan? Jelaskan!
Jawab :
Keselamatan adalah anugerah yang utama dan pertama dari Kristus Yesus. Pada
saat seseorang menyatakan bahwa ia sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan
Juru Selamat, maka pada saat itulah mereka sudah memperoleh anugerah keselamatan.
Keselamatan diperoleh setiap orang percaya dengan cuma-cuma, sebab untuk
mendapatkan keselamatan itu, setiap orang percaya hanya cukup untuk percaya kepada
Kristus dan pada saat itu juga mereka diselamatkan. Kebenaran ini adalah mutlak dan
keselamatan di bawah kolong ini hanya ada di dalam nama Yesus. Sebagaimana yang
tertulis dalam Kisah Para Rasul 4:12 yaitu, "Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain
yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Ayat ini secara
jelas dan lugas berbicara bahwa keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus. Tidak ada

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 35

nama lain yang sanggup untuk menyelamatkan manusia. Sebab, Kristus telah membayar
lunas dosa manusia dengan darah-Nya yang mahal, tanpa dosa dan tanpa cela.
Yang menjadi pertanyaan dan problematika selama ini adalah sebuah pertanyaan
apakah keselamatan itu bisa hilang? Selama bertahun-tahun, tiap-tiap orang Kristen
berdebat dan berusah menjawab dan menguraikan pertanyaan ini. Akan tetapi, justru
terjadi perpisahan antara orang Kristen karena perbedaan prinsip atau doktrin. Oleh
sebab itu, kita harus berbicara atau membahas keselamatan dalam sudut pandang
Alkitab. Ada beberapa point-point penting mengenai keselamatan yang dituliskan dalam
Alkitab, yaitu:
1. Keselamatan hanya ada dan dapat diperoleh di dalam nama Yesus
2. Tidak ada keselamatan di luar Yesus
3. Syarat untuk memperoleh keselamatan adalah mengaku dengan mulut bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, serta percaya dalam hati
4. Menjadi pengikut Kristus yang setia
5. Merealisasikan bahwa setiap kita adalah orang-orang yang diselamatkan melalui
tindakan kita sehari-hari
6. Jaminan keselamatan di dalam Kristus itu pasti
Maka dari itu, berpijak pada kebenaran Alkitab bahwa keselamatan hanyalah
ada di dalam Kristus. Oleh sebab itu, mari kita terus hidup dan berjalan di dalam Kristus
sebab Ia adalah Juru Selamat dunia, Ia yang telah menebus hidup kita dari kelamnya
dosa dan memberikan pengharapan baru kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya

KARUNIA-KARUNIA ROH
Ditulis oleh Pdt.Samuel T.Gunawan, M.Th

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 36

Disusun/disunting oleh Kilat Kasanang,M.Th


(Pertemuan Minggu ke IX)

Sebelum Tuhan Yesus terangkat naik ke Sorga, ada beberapa pesan terakhir yang
Tuhan Yesus sampaikan kepada murid-muridnya, yaitu jangan meninggalkan kota
Yerusalem (Kis 1:4). Tuhan Yesus menjanjikan akan mencurahkan (membaptis) dengan
Roh Kudus

untuk setiap murid-muridnya

(Kis 1:5) dengan tujuan untuk

memberdayakan/memperlengkapi muridnya dalam pelayanan, penerimaan akan Roh


Kudus ini akan diterima dalam bentuk karunia-karunia rohani.

A. Definisi dan Pengertian Karunia-Karunia Rohani


Istilah Yunani
tunggalnya
karunia,

untuk

"charis",

anugerah".

"karunia-karunia"

yang

secara

Sedangkan,

arti

adalah

umum
kristiani

berarti
yang

"charismata".
"hadiah,
khusus

Bentuk

pemberian,
untuk

kata

tersebut adalah "karunia rohani yang berasal dari Allah" (Roma 1:11).
Karunia

rohani

dapat

didefinisikan

sebagai

"kemampuan

khusus

yang

diberikan kepada orang-orang percaya oleh Roh Kudus untuk memuliakan


Kristus

dan

membangun

gereja-Nya".

Berdasarkan

definisi

tersebut,

ada

tiga hal yang harus dipahami, yaitu:

1. Karunia rohani merupakan kemampuan khusus.


Kemampuan khusus ini tidak sama dengan talenta ataupun kemampuan alami
yang dibawa setiap orang sejak lahirnya. Sebagai contoh, ada yang dapat
menyanyi atau belajar memainkan alat musik dengan baik, ada yang pandai
melukis, dan lain-lain. Tuhan memberikan kemampuan-kemampuan ini, tetapi
itu bukanlah karunia rohani. Walaupun demikian, ketika kemampuan alamiah ini
dipersembahkan kepada Tuhan, kemampuan itu dapat menjadi suatu cara untuk
mengekspresikan sebuah karunia rohani.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 37

2. Karunia rohani adalah pemberian Tuhan.


Artinya, karunia rohani tidak diperoleh karena pekerjaan yang baik, punya
talenta, atau kemampuan alamiah. Karunia rohani merupakan pemberian dari
Tuhan, tidak mungkin seseorang mendapatkannya melalui kerja keras,
memperoleh karena layak, atau mempelajarinya dari buku-buku.
3. Karunia rohani adalah untuk memuliakan Kristus dan membangun
gereja-Nya.
Karunia

rohani

harus

digunakan

untuk

pelayanan,

memuliakan

Kristus, dan menolong gereja untuk bertumbuh.

B. Daftar Karunia Rohani

Berikut ini ayat-ayat yang memuat daftar karunia (charismata) yang


Tuhan berikan kepada gereja, yaitu:

1. Karunia-karunia dalam Roma 12:6-8, yaitu karunia:


Bernubuat, melayani, mengajar, menasihati, membagi-bagikan, memberi
pimpinan, dan kemurahan (pelayanan).
2. Karunia-karunia dalam 1 Korintus 12:4-11, yaitu karunia:
Hikmat, pengetahuan, iman, menyembuhkan, mukjizat, bernubuat, membedakan
roh, berbahasa roh, dan menafsirkan bahasa roh (karunia penyataan atau
manifestasi Roh), >> (dikenal dengan 9 karunia roh).
3. Karunia-karunia dalam Efesus 4:11-12, yaitu karunia:
Rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar (karunia jabatan kepemimpinan).
4. Karunia-karunia dalam 1 Petrus 4:11, yaitu karunia:

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 38

Berbicara (khotbah), melayani.


5. Karunia-karunia rohani dalam 1 Korintus 12:28-30, yaitu karunia:
Rasul, nabi, pengajar, mukjizat, menyembuhkan, melayani, memimpin, dan
berkata-kata dalam bahasa roh.

Karunia yang disebutkan dalam Alkitab hanya sebagai contoh tentang


bagaimana Tuhan memberikan kemampuan dan kuasa kepada umat-Nya untuk
melaksanakan perintah dan kehendak-Nya (Matius 28:19-20).

C. Tujuh Prinsip Karunia Rohani


Berdasarkan Roma 12:6-8; 1 Korintus 12:4-11; Efesus 4:11-12; dan 1
Petrus

4:11,

kita

menemukan

prinsip-prinsip

tentang

karunia-karunia

rohani, yaitu:
1. Karunia

rohani

diberikan

pada

saat

seseorang

dibaptis

ke

dalam

tubuh Kristus, yaitu pada saat lahir baru (1 Korintus 12:13).


2. Karunia rohani berupa karunia jabatan kepemimpinan yang diberikan
untuk memperlengkapi orang percaya untuk melakukan pekerjaan pelayanan
(Efesus 4:12).
3. Karunia

rohani

diberikan

kepada

setiap

orang

percaya.

Artinya,

setiap orang percaya mempunyai paling sedikit satu karunia rohani (1


Korintus 12:7).
4. Karunia

rohani

diberikan

sesuai

kehendak

Tuhan,

bukan

menurut

keinginan orang percaya itu sendiri (1 Korintus 12:11; Efesus 4:7).


5. Karunia

rohani

setiap

orang

percaya

berbeda-beda

satu

dengan

lainnya (Roma 12:6).


6. Karunia-karunia rohani diberikan untuk membangun tubuh Kristus (1
Korintus 12:12; Roma 12:4-6; Efesus 4:12).
7. Setiap orang percaya harus menggunakan karunia-karunia mereka untuk
saling melengkapi dan melayani (Roma 12:4-5; 1 Petrus 4:10).

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 39

Rasul Paulus menggambarkan gereja sebagai sebuah tubuh jasmani (1


Korintus
memiliki

12:12-31).
tugas

Tubuh

khusus.

memiliki
Demikian

banyak
juga

anggota

dengan

dan

orang

setiap
percaya,

anggota
setiap

orang percaya harus tahu bagaimana menggunakan karunianya. Tuhan telah


memperlengkapi
tertentu

dalam

orang-orang
gereja.

percaya

Setiap

untuk

orang

melakukan

percaya

pekerjaan-pekerjaan

harus

bersatu

dengan

karunia-karunia yang berbeda-beda itu.

D. Menemukan, Menggunakan, dan Mengembangkan Karunia-Karunia Rohani


Bagaimanakah seorang percaya dapat mengetahui atau menemukan karunia
rohaninya? Berikut ini petunjuk-petunjuk yang berguna untuk menemukan
karunia rohani Saudara.
1. Sadarilah

bahwa

Saudara

memiliki

paling

sedikit

satu

karunia

rohani.
2. Berdoalah tentang hal itu. Mintalah kepada Tuhan untuk menunjukkan
apa karunia rohani Anda.
3. Pelajarilah

ayat-ayat

Alkitab

mengenai

karunia-karunia

rohani.

Allah menyatakan kebenaran melalui firman-Nya.


4. Tulislah beberapa hal yang senang Anda lakukan. Apakah Anda senang
mengajar anak-anak? Apakah Anda senang bersaksi? Apakah Anda senang
berdoa? Ingat, Tuhan menggunakan hal-hal yang diberikan kepada Anda
untuk kemuliaan-Nya.
5. Pahamilah kemampuan Saudara sendiri. Pikirkanlah tentang cara-cara
Tuhan memakai Anda sekarang. Manakah di antara hal-hal itu yang paling
menonjol?
6. Dengarlah pendapat dari orang Kristen yang lain. Allah menggunakan
orang lain untuk menolong seseorang mengetahui karunianya.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 40

7. Mintalah

nasihat

dan

konfirmasi

(peneguhan)

dari

pemimpin

rohani

Anda. Karena itu, pemimpin mendapat tugas untuk mengajar, mengarahkan,


dan membimbing jemaat melayani berdasarkan karunia-karunia rohani
mereka.
8. Terimalah

karunia

Anda

sekarang

dengan

bersyukur.

Mengucap

syukurlah kepada Tuhan atas karunia yang telah Ia berikan kepada Anda.

E. Bagaimana Menggunakan dan Mengembangkan Karunia Anda?


Setiap anggota tubuh Kristus dibutuhkan untuk memenuhi tujuannya di
dunia

ini.

Beberapa

hal

yang

dapat Anda

lakukan

untuk

membangun

karunia-karunia adalah:
1. Izinkan Roh Kudus untuk membangun karunia Anda secara bebas.
Bersedialah untuk dipakai. Setiap hari, mintalah Roh Kudus untuk
mengisi dan membuat Anda menjadi berkat (Efesus 5:18).
2. Terlibatlah dalam pekerjaan dan pelayanan di gereja lokal. Karuniakarunia itu diberikan untuk membangun tubuh Kristus, yaitu gereja.
3. Cobalah cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk menggunakan karunia
Anda. Jika Anda dapat menggunakan karunia Anda melalui musik, mulailah
untuk menyanyi dalam paduan suara. Saat Anda menggunakan karunia Anda,
Tuhan akan memberkati orang lain melalui Anda.
4. Taatlah

pada

Belajarlah

taat,

petunjuk

dan

terutama

bimbingan

dalam

pemimpin

melaksanakan

rohani

tugas-tugas

Anda.
yang

dipercayakan pemimpin Anda, dengan penuh tanggung jawab (Ibrani 13:17).


Lakukan

tugas-tugas

tersebut

dengan

kasih,

ketulusan,

dan

dengan segenap hati. Tanpa hal-hal tersebut, apa yang Anda lalukan
hanya akan memberi efek yang kecil. Saat karunia-karunia digunakan
dengan

benar

dan

terarah,

itu

akan

menghasilkan

kesatuan

dan

pertumbuhan di gereja.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 41

5. Melayani dengan kasih. Tunjukkanlah kasih Anda kepada Tuhan dengan


penggunaan karunia rohani Anda. Mulailah hari ini untuk menemukan dan
menggunakan karunia rohani yang telah diberikan kepada Anda.

Diambil dan disunting dari:


Nama situs

: e-Artikel

Penulis

: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

TUGAS KELOMPOK
- Apa maksud dari orang Kristen harus memiliki buah yang tetap (berbuah tetap)

Pertanyaan:
Orang yang sudah bertobat (berbalik arah) dengan sungguh-sungguh, mencari
dan mengikuti jalanya Tuhan dan dikaruniakan karunia-karunia roh, semestinyalah
hidup orang tersubut bisa menjadi dampak/berkat yang positif bagi lingkungannya atau
sering di istilahkan dengan berbuah mengalami pertumbuhan rohani.
Sebutkan ciri-ciri orang Kristen yang mengalami pertumbuhan rohani?
Mengapa ada yang mengalami pertumbuhan dan kemorosotan rohani? Jelaskan!

Jawab :
Pertumbuhan adalah tumbuh (hidup), bertambah besar dan sempurna.
Pertumbuhan adalah ciri utama dari makhluk hidup, karena setiap makhluk hidup
haruslah bertumbuh. Demikian juga, orang Kristen dalam kehidupan kekristenan harus
senantiasa bertumbuh dan menghasilkan buah-buah rohani yang menandakan bahwa
orang tersebut adalah orang yang bertumbuh dan bisa dilihat buahnya.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 42

Pertumbuhan rohani setiap orang Kristen memang tidak bisa diukur. Tetapi,
buah-buah yang dihasilkan bisa dijadikan tolok ukur bahwa orang tersebut berbuah.
Sebagaimana perkataan Yesus dalam Matius 7:17, "Demikianlah setiap pohon yang baik
menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang
tidak baik." Perkataan Yesus ini merupakan sebuah tolok ukur bahwa pohon yang baik
akan menghasilkan buah yang baik pula. Seperti itulah kehidupan orang Kristen, jika
benar-benar mengikut Kristus, melakukan apa yang benar sesuai kebenaran Kitab Suci
dan hidup dalam bimbingan dan penyertaan Roh Kudus, maka kehidupan akan berbuah
dan menghasilkan buah yang baik.
Rasul Paulus menuliskan dalam Galatia 5:22-23 mengenai buah Roh, dan buah
itulah seharusnya muncul dalam kehidupan kekristenan. Buah itu antara lain:
Kasih
Sukacita
Damai Sejahtera
Kesabaran
Kemurahan
Kebaikan
Kesetiaan
Kelemahlembutan
Penguasaan diri
Sembilan buah inilah yang seharusnya tumbuh, ada dan nampak dalam
kehidupan orang Kristen. Karena dunia akan melihat kekristenan kita melalui hidup
kita, jika kehidupan kita masih serupa dengan dunia ini maka kita akan dilihat sebagai
anak-anak dunia. Sedangkan, jika hidup kita benar dan memberikan dampak yang
positif maka dunia yang menyebut kita sebagai anak-anak terang yang tidak serupa
dengan dunia ini, tetapi senantiasa menyukakan Allah Bapa yang di sorga.
Oleh karena itu, marilah kita menjadi anak-anak terang, yang menjadi pelita di
tengah-tengah kegelapan dunia. Menjadi saksi Kristus yang setia dan melakukan apa
yang benar di mata Tuhan. Sehingga, mereka akan melihat perbuatan kita yang baik dan
memuliakan Bapa yang di sorga.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 43

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 44

INJIL dan KEBUDAYAAN


(transformasi budaya kearah budaya yang memuliakan Allah)

Makalah : Pdt. Dr. A. Ginting Suka


disusun/disunting oleh : Kilat Kasanang, M.Th.
(Pertemuan mingge ke XI)

Pertemuan Injil dan kebudayan

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 45

Injil diberitakan ditengah-tengah dunia yang penuh kebudayaan yang bentuknya


dapat diumpamakan seperti kue lapis. Lapisan-lapisan kebudayaan itu misalnya di
Indonesia terdiri darilapisan yang diwarnai oleh agama pribumi, Hinduisme, Buddhisme,
Islam, Kristen dan terakhir modernisme. Intensitas pengaruh itu berbeda satu dengan lain
bergantung pada etnografis,geografis dan sejarah masing-masing wilayah. Tetapi
bagaimanapun Injil yang diberitakan itu tetapberhadapan dengan kebudayaan bangsabangsa dan suku-suku. Dalam pertemuan injil dan kebudayaan tersebut, secara khusus
adalah dengan unsur-unsurkebudayaan yang pasti terdapat dalam semua kebudayaan yang
dinamai unsur kebudayaanuniversal, terdiri dari : Sistem relegi dan upacara keagamaan,
Sistem dan organisasi masyarakat, Sistem pengetahuan, Sistem bahasa, Sistem Kesenian,
Sistem Mata pencaharian, dan Sistem teknologi. Lapisan-lapisan kebudayaan itu tidak
statis, masing-masing saling berpenetarasi, maka unsur kebudayaan yang universal itu
selalu berada dalam perubahan.
Demikianlah Injil selalu berhadapan dengan unsur-unsur kebudayaan tersebut
dengan membawa nilai Injil secara khusus dengan sistem religi,sistem pengetahuan,
kesenian dan mata pencaharian. Sewaktu Yesus memberitakan Injil, Ia ditentang oleh
Yudaisme dalam soal-soal doktrin dan kesucian,perkawinan,sistem ekonomi yang
berlandaskan usaha kerja, sedang Injil menekankan anugerahAllah sebagai jaminan
kehidupan (Mattius 5 : 25-34); tentangkasih dan keadilan yang menentanghukum balasmembalas (Mattius 5 : 38-48).
Hal yang sama terjadi setelah Injil dibawa keluar Israel ke masyarakat Hellenisme
dan Romawi.Injil menentang absolutisme kekaisaran romawi dimana kaisar dianggap dan
dipuja sebagai Tuhandan agama rakyat yang politheistis dan hubungan seksual termasuk
dalam sistem religi yangmembuat tata susila yang permissif, sini tari yang
membangkitkan birahi dan bentuk-bentuk olahraga yang tidak manusiawi. Oleh sebab itu
gereja tidak dapat tidak harus menentukan sikapterhadap kebudayaan yang dihadapinya.
Sikap Gereja terhadap kebudayaan
H. Richard Niebuhr dari Yale University di Amerika serikat telah membuat bagan
tentang sikapGereja terhadap kebudayaan dalam bukunya Christ and Culture atau Kristus
dan kebudayaan. Iatelah menjelajahi sikap-sikap Gereja terhadap kebudayaan sepanjang
zamandalam 5 sikap, yaitu :
1. Gereja anti kebudayaan

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 46

2. Gereja dari kebudayaan


3. Gereja diatas kebudayaan
4. Gereja dan kebudayaan dalam hubungan paradoks
5. Gereja pengubah kebudayaan
Diantara 5 (lima) sikap gereja yan diatas, yang manakah yang paling baik. ?
Jawabannya adalah sikap yang nomor 5 (lima) yaitu Kristus/Gereja pengubah
kebudayaan

Kristus/Gereja pengubah kebudayaan (Christ transforming Culture). (transformasi


budaya kearah budaya yang memuliakan Allah)

Kristus/Gereja pengubah kebudayaan. Sikap ini menunjukkan bahwa Kristus


sebagai penebus yang memperbaharui masyarakat dan segala sesuatu yang bertalian di
dalamnya. Hal itu bukan bermakna memperbaiki dan membuat pengertian kebudayaan
yang baru melainkan memperbaharui hasil kebudayaan. Oleh sebab itu, jika orang
percaya mau mempraktekan unsur-unsur budaya, maka perlu memperbaikinya agar
tidak bertantangan dengan Firman Tuhan. Hal itu merupakan tugas manusia. Manusia
yang membawa amanat Kristus harus membaharui hal-hal lama dalam masyarakat.
Karena perkembangan dan kemajuan masyarakat, maka setiap saat muncul hasil-hasil
kebudayaan yang baru. Oleh sebab itu, upaya pembaharuan kebudayaan harus terus
menerus.
Dalam arti, jika masyarakat lokal mendapat pengaruh hasil kebudayaan dari luar
komunitas budaya, maka mereka wajib melakukan pembaharuan agar dapat diterima,
cocok, dan tepat ketika mengfungsikan atau menggunakannya.Dalam pemahaman ini
dihayati bahwa kehadiran Injil di tengah dunia adalah untuk memperbaharui duniakebudayaan. Ada seorang teolog terkenal yakni Johanes Calvin yang mengungkapkan
bahwa dengan kehadiran Kristus, maka seseorang dipanggil untuk menjadikan dunia
sebagai panggung untuk memuliakan Allah. Kebudayaan tidak perlu dimusuhi atau
ditentang, melainkan seseorang bisa memberi makna baru pada suatu kebudayaan.
Bagi Agustinus Kristus adalah pengubah kebudayaan dalam arti bahwa Ia memberi

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 47

arah baru, mberi tenaga baru, dan meregenerasikan hidup manusia, yang dinyatakan
dalam semua karya manusia, . . .
Orang Kristen perlu memanfaatkan budaya sebagai kekayaan kasih karunia-Nya
yang melimpah-limpah untuk semakin menghayati iman kristianinya dan memaknai
hidupnya di tengah kultur yang beragam sehingga Tuhan dikenali, bukan diingkari, agar
Tuhan diyakini, bukan disangkali. supaya pada masa yang akan datang Ia
menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai
dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
Orang percaya, dengan lebih dulu mengasihi Allah atau dengan didorong oleh
kasih kepada Allah menggunakan kebudayaan untuk memuji Tuhan. Kristus yang ada
dalam diri orang percaya mengubah pola pikir terhadap kebudayaan tersebut. Dengan
sikap yang mengasihi Tuhan menggunakan karyanya untuk memujiNya. Sebagai contoh
dalam lingkungan orang Batak, kebudayaan diubah karena pengaruh dari zendingzending dan para raja dalam periode awal masuknya Injil.
Adat bukanlah suatu hal yang tak berubah. Pengakuannya oleh para zendeling
membawa-serta perubahan-perubahan dalam adat. Pertama, dengan sengaja adat diubah
oleh para utusan zending dan oleh para raja. Mereka membagi-bagi adat atas ketentuanketentuan dan unsur-unsur yang bersifat anti-kristen, yang netral, dan yang prokristen, dan kemudian memanfaatkannya sesuai dengan pembagian tersebut. Dan adat
menjadi terpengaruh oleh kekuatan Injil.
Tidak semua kebudayaan itu adalah jahat dan tidak baik. Akan tetapi banyak hal
yang terkandung dalam kebudayaan membentuk moral seseorang lebih baik. Bukan
hanya orang yang belum percaya, tetapi juga orang percaya yang senantiasa taat kepada
Allah.
Kebaikan-kebaikan moral yang dikembangkan manusia dalam kebudayaan
mereka yang sesat tidak diganti dengan anugrah-anugrah baru, tetapi telah diubah
dengan kasih. Ketenangan adalah kasih yang memelihara diri sepenuhnya dan tak
bercela bagi Allah; kekuatan jiwa adalah kasih yang menanggung segala sesuatu demi
untuk Alla; keadilan adalah kasih, yang hanya melayani Allah dan karena itu mengatur
segala hal yang lainnya dengan baik; berhati-hati adalah kasih memuat pembedaan yang
benar antara apa yang membantu untuk menuju kepada Allah dan apa yang dapat
menghalanginya.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 48

Seorang kristen hidup dalam suatu kebudayaan dimana semua perbuatannya


telah diatur kembali oleh perbuatan anugrah Allah yang menarik semua orang kepada
diriNya. Dan dimana semua orang aktif dalam karya-karya yang diarahkan kepada dan
dengan demikian mencerminkan kasih dan kemuliaan Allah. Dalam paham ini, Kristus
disebut sebagai pemberi hidup baru dalam kebudayaannya. Sebagai manusia di dunia
ini, orangpercaya tidak lepas dari kebudayaan. Manusia bukan hanya hidup selama
beberapa puluh tahun di dunia, setelah manusia meningal, sifat budaya masih bisa
berpengaruh bagi generasi berikut, sedangkan sifat agamanya membawa dia pulang ke
tempat kekekalan dengan sejahtera.
Kristus dan budaya memiliki peranan masing-masing dengan tujuan yang
berbeda. Budaya memiliki peran yang luas dalam aspek kehidupan manusia. Saya
menghargai perluasan kesadaran global; pemahaman terhadap arena-arena budaya,
pendidikan, sosial, dan politik yang berbeda-beda; manfaat-manfaat dari hiburan ....
mampu mengkomunikasikan pesan-pesan secara instan dan global. dalam hal ini,
budaya memiliki peranan yang baik dalam kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya
adalah orang percaya.

Pertanyaan:
Bagaimana

memisahkan/membedakan

(adat/kesenian)

agar

tidak

terjebak

unsur
dalam

kepercayaan
hal

dengan

Sinkretisme

budaya

(pencampuran

kepercayaan), bagaimana sikap kita sebagai orang Kristen dalam menyikapinya ?

Contoh dalam hal :


1. Pamali,

mengenai

makanan,

pakaian,

perbuatan,

pembicaraan

dan

sebagainya.
2. Tampung Tawar
3. Pemercikan air dan minyak
4. Hapalas/Hasaki, mengurapi/mengoles dengan darah binatang.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 49

5. Dan banyak lagi lainnya.

T O L E R A N S I
Dalam pandangan Iman Kristiani
Disusun oleh : Kilat Kasanang, M.Th.
(Pertemuan mingge ke XII)

Bangsa Indonesia kaya akan keanekaragaman/ kemajemukan, baik suku/


budaya, agama, ras, bahasa dan gaya hidup. Nilai apa yang dapat kita ambil atau pelajari

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 50

dari suatu perbedaan/kamejemukan ?, (bagaimana memandang perbedaan itu secara


positif )

1.

Kita dapat belajar saling mengenal dan mengetahui segala sesuatu yang
bukan milik kita sehingga kita semakin diperkaya oleh perbedaan tsb.

2.

Kita dapat belajar menerima kenyataan bahwa manusia unik tidak ada
yang sama sekalipun berasal dari satu rahim yang sama.

3.

Seperti halnya alat musik model berbeda-berbeda, tetapi di saat


dimainkan secara bersama-sama maka akan menghasilkan harmoni suara yang
indah

4.

Bunga kurang indah/menarik kalau semua warna bunga itu sama

Nilai-nilai dalam Huma Betang :


(1) Kesetaraan,
(2) Persaudaraan dan Kekeluargaan,
(3) Belum Bahadat
(Yang dimaksudkan dengan belom bahadat adalah prinsip dasar hidup yang
menjunjung tinggi nilai adat-istiadat yang menekankan nilai moral dan spiritual
seperti hormat terhadap orangtua, sesama, alam semesta dan Sang Pencipta.
Falsafah di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung sebenarnya mau
menekankan sikap moral untuk menghormati budaya orang di mana kita berada.
Membangun sikap hormat terhadap sesama dan nilai-nilai budaya setempat),
(4) Hubungan Antar Agama.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 51

(Perbedaan agama dan komunitas masyarakat Dayak tidak menjadi permasalahan


yang krusial. Orang hidup saling menghormati dan menghargai dalam semangat
persaudaraan dan kekeluargaan. Masalah muncul ketika banyak pendatang yang
karena

kurang

memahami,

lalu

kurang

menghargai

nilai-nilai

budaya

setempatbelom dia bahadat).

Tentang kemajemukan agama, terdapat 3 (tiga) sikap dalam komunitas


Kristen :

1. Eksklusif (Kebenaran dan Keselamatan hanya ada melalui jalan Kristus),


2. Inklusif (Kristus juga hadir serta bekerja dikalangan mereka yang tidak
mengenal Kristus),
3. Pluralis (Allah dapat dikenal melalui bermacam-macam jalan)
Penjelasan mengenai Pluralis :
Pertanyaan yang timbul sebagai reaksi dari Misi Penginjilan yang terdapat
di dalam Kitab Matius 28 : 19-20 adalah : Bagaimanakah suatu Penginjilan
dapat dilakukan jika seorang Kristen harus menggunakan sikap Pluralisme
tersebut ? dan hal yang kedua, terkait dengan Jalan Keselamatan yang terdapat
dalam Kitab Yohanes 14 : 6, ketika murid Yesus yang bernama Tomas bertanya
kepada Yesus tentang Jalan keselamatan : Haruskah kita memandang setiap
agama yang ada di indonesia sama-sama menuju kepada Keselamatan
walaupun dengan jalan yang berbeda ? yang berarti bahwa semua agama
yang ada merupakan jalan Keselamatan yang telah di kukuhkan oleh Yesus
Kristus ? Untuk menjawab kedua hal tersebut, kita perlu melihat secara kritis
dan bijaksana agar tercipta suatu kondisi yang kondusif dan selaras dalam
menjalankan Misi Kristus didalam kehidupan yang Pluralistik (majemuk) .
Seperti dalam kitab Matius 10 : 16, Gereja dan warga Gereja harus bisa
menempatkan atau membawa diri dalam situasi dan kondisi dimana Gereja
atau warga Gereja tersebut berada (Kontekstualisasi).

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 52

Pluralisme harus di pahami sebagai semangat untuk Menghargai dengan


Menghormati keyakinan agama/kepercayaan lain. Dimana penganut Agama
lain tidak dilihat sebagai musuh, lawan dan saingan. Sebaliknya mereka adalah
kawan sekerja, saudara, sesama yang memiliki tujuan yang sama. Berdasarkan
epistemologi Alkitab, kita harus menolak pandangan semua agama menuju
pada Allah dan semua agama menyelamatkan. Orang Kristen perlu berani
mengakui perkataan Yesus "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sikap
demikian bukanlah fanatik tetapi konsisten. Fanatik adalah mempercayai sesuatu
atau seseorang tanpa bersikap kritis terhadapnya. Seseorang yang belum pernah
belajar semua agama tetapi terburu-buru mengatakan semua agama pada
dasarnya sama justru adalah orang yang fanatik terhadap pluralisme agama.
Akhirnya, tentu saja kita perlu menerima pluralisme agama secara sosial,
tetapi pluralisme agama dalam kategori teologi-filosofi harus kita tolak dengan
tegas.

Contoh Ayat-Ayat (Inklusif) terbuka untuk dialog mengenai toleransi.


Galatia 6 : 10
"Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada
SEMUA

ORANG,

tetapi

terutama

kepada

kawan-kawan

kita

seiman."

Efesus 4 : 32
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra da
saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
3 Yohanes 1 : 5
Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau
berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang
asing.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 53

1Yoh. 4:11
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka
haruslah kita juga saling mengasihi.

PENUTUP :

Melalui Diskusi dan ayat-ayat yang sudah kita bahas di atas, kita diajar untuk
bersikap toleran manakala kita berhubungan dengan orang lain tanpa melihat
latar belakangnya dan apa yang sedang dikerjakannya. Disinilah paradigma
(pola pikir) inklusif (terbuka) perlu diterapkan. Tidak boleh kita menggunakan
paradigma (pola pikir) eksklusif (tertutup).
Kita bisa menjadi seorang Pluralis dengan tetap menjadi orang Kristen yang
setia dengan iman kita.
KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA SEPERTI DIRIMU
SENDIRI..Siapakah SESAMAKU ?? LUKAS 10 : 25-37.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 54

IPTEK dan SENI


Disusun oleh : Kilat Kasanang, M.Th.
(Pertemuan Minggu ke XIII)

Mengembangkan Potensi Manusia

"Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam Taman Eden
untuk mengusahakan dan memelihara taman itu" Kejadian 2:15.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 55

Pernyataan bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, juga
berarti bahwa manusia diciptakan dengan potensi-potensi. Potensi-potensi tersebut
tentunya dimaksudkan agar, pertama, manusia dapat bersekutu dengan Allah. Kedua,
manusia dapat menguasai, mengusahakan, serta memelihara alam semesta beserta
segala isinya sebagai wakil Allah di bumi ini. Ketiga, manusia dapat saling membangun
dengan sesamanya. Dengan kata lain, manusia diciptakan dengan memiliki potensi
untuk berelasi dengan Allah, alam, dan sesamanya.

Potensi-potensi manusia dalam pengembangannya sangat bergantung pada apa


yang disebut sebagai kecerdasan manusia. Kecerdasan manusia dapat dikategorikan
menjadi tiga bagian, yakni :

1. Intelligence Quotient (IQ)


2. Emotional Quotient (EQ)
3. Spiritual Quotient (SQ).

Kecerdasan pertama, yaitu IQ. Untuk mempersiapkan anak-anaknya agar dapat


mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya semaksimal mungkin, sering kali
orang tua sangat mementingkan perkembangan IQ atau perkembangan secara
intelektual. Oleh karena itu, sedini mungkin orang tua akan memberi makanan dengan
gizi yang besar agar anak-anaknya mempunyai otak yang cerdas. Produk- produk susu
dan makanan dewasa ini berlomba-lomba menawarkan komposisi yang dapat membuat
anak cerdas.
Dengan otak yang cerdas, seorang anak diharapkan akan mampu menyerap segala
pengetahuan yang ditawarkan padanya dengan sangat baik. Kemudian setelah anak

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 56

bertumbuh, sedini mungkin anak akan diajarkan bermacam-macam pengetahuan.


Belajar membaca, menghitung, bahkan komputer diajarkan pada anak sedini mungkin.
Orang tua pun akan bangga jika anaknya dipuji meski masih kecil sudah lancar
membaca dan menghitung, bahkan dapat mengoperasikan komputer. Dewasa ini dapat
dilihat bagaimana anak-anak mulai kehilangan waktu bermain, bersosial, dan
bermasyarakat. Jadwal mereka sangat padat dengan kursus-kursus yang diikuti, yang
semuanya diharapkan orang tua agar anak mereka kelak menjadi anak yang produktif
karena dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Tentulah kecerdasan
intelektual harus dipersiapkan dengan saksama, namun ini bukan yang terpenting.
Banyak orang memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang luar biasa, tetapi
ternyata tidak dapat membuat dunia ini semakin baik. Bahkan tidak sedikit di
antaranya yang merusak lingkungan sosial dan kehidupan bermasyarakat (contoh
cerdas dalam merakit bom). Oleh karena itu, manusia membutuhkan kecerdasan
yang kedua.

Kecerdasan kedua, yaitu EQ. Di Indonesia, kecerdasan ini dikenal karena buku
karangan Daniel Goleman yang berjudul "Kecerdasan Emosional: Mengapa EQ Lebih
Penting daripada IQ". Dunia tidak hanya butuh orang yang pintar secara intelektual,
tetapi juga orang yang cerdas secara emosi. Kecerdasan emosional itu mengembangkan
sikap bagaimana seseorang harus menempatkan diri di tengah- tengah lingkungan sosial
dan masyarakat. Orang yang dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya adalah orang
yang dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya secara maksimal. Orang
dengan emosi yang baik dan terkontrol akan lebih mampu menguasai keadaan dan
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, bagi masyarakat modern, lebih baik bergaul
dengan orang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik ketimbang orang dengan
intelektual yang baik, namun tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. (sabar = rendah
hati, orang kristen wajib, dalam survei, orang yang memiliki kerendahan hati, penurut,
lebih banyak disukai oleh atasannya, karena itu bagi orang kristen yang masih tinggi
hati haruslah bertobat terlebih dahulu untuk memiliki karekter seperti Kristus).

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 57

Sekolah-sekolah kepribadian dan pelatihan-pelatihan mental pun marak


bertumbuh. Tentulah jauh lebih baik jika orang dengan IQ yang baik juga memiliki EQ
yang baik. Namun, EQ yang baik juga belum dapat membuat orang itu merefleksikan
dirinya dengan baik di tengah dunia. Hal ini dikarenakan kecerdasan emosional tidak
mampu menjawab persoalan seperti bagaimana nasib seseorang setelah mengalami
kematian? Atau apakah arti hidup ini yang dapat membawa seseorang memiliki rasa
frustasi tersendiri di dalam hidupnya? Rasa frustasi ini akan menggiring seseorang
dalam ketidaktenangan hidup yang pada akhirnya, tentu saja, membuat orang tersebut
tidak mampu memiliki emosi yang seimbang kendatipun ia telah dilatih di sekolahsekolah kepribadian atau pembinaan mental dan sebagainya. Karena itu, ada kecerdasan
ketiga, yakni kecerdasan spiritual. (ada tujuan akhir = hidup kekal).
Kenyataannya, dunia tidak semakin baik dengan IQ dan EQ. Ternyata dunia
dengan dua macam kecerdasan tersebut tidak mampu membuat dunia semakin baik dan
aman, malah sebaliknya yang terjadi, dunia semakin jahat, korup, dan mesum. Secara
esensial, dua hal tersebut sangat kurang. Berkesimpulan bahwa IQ dan EQ sudah cukup,
sama saja dengan berkesimpulan bahwa struktur manusia terdiri dari "mind" yang
menjadi dasar IQ, dan "body" yang menjadi dasar EQ. Padahal, para ilmuwan hampir
sepakat bahwa faktor kunci bagi peradaban manusia adalah spiritual/rohani.
Inilah yang menjadi alasan penting psikolog terkemuka Carl Jung menulis
"Modern Man in Search of a Soul". Manusia perlu kecerdasan jenis ketiga yakni,
"Spiritual Quotient". Paul Edwards, dalam bukunya "Spiritual Intelligence" (1999),
menandaskan bahwa spiritual adalah dasar bagi kecerdasan IQ dan EQ sehingga dapat
mengembangkan dunia menuju keberadaban dan kedamaian.

Kecerdasan ketiga, SQ berfungsi agar perkembangan IQ dan EQ berkembang


secara benar. SQ yang baik dapat menolong seseorang untuk memiliki arti hidup,
ketenangan, dan kedamaian yang tidak dapat diberikan oleh IQ dan EQ. Bahkan dengan
SQ yang baik, seseorang dapat memiliki hikmat atau kearifan di dalam menyikapi
tantangan dan godaan yang sedang ada di sekitarnya. Kecerdasan spiritual akan
menolong seseorang agar mampu bersikap jujur, adil, toleransi, terbuka, penuh kasih

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 58

sayang terhadap sesama. Seseorang yang dekat dengan Tuhan yang Mahasuci,
Mahatahu, dan Bijaksana, tentu akan juga memiliki refleksi diri yang lebih
mantap. Pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan akan mantap, tenang, jernih, dan
bersih. Hal-hal ini akan menyingkirkan segala yang kotor, najis, jahat, dendam, iri hati,
egoisme yang merusak sesama dan lingkungan, serta segala energi negatif yang tampak
pada manusia yang tidak mempunyai hubungan dengan Tuhan. Bukankah hal-hal ini
yang jauh lebih penting dalam kehidupan manusia? Jika demikian, tentu saja seharusnya
potensi-potensi manusia dalam pengembangannya lebih baik dilandasi dengan
kecerdasan spiritual.
SQ sangat dibutuhkan dan harus dikerjakan secara serius karena sains modern
akhirnya gagap, bahkan gagal ketika menjelaskan hakikat manusia sejati. Makna hidup
bagi manusia modern, arti hidup di dunia fana ini, bagaimana menjalani hidup secara
benar, misteri kematian, dan seterusnya, menjadi kegalauan dan pertanyaan besar bagi
manusia yang tidak mengembangkan aspek spiritualnya. SQ akan menolong manusia
untuk tahan godaan, berhati luas, berpikiran sehat, mengalami kedamaian, dan
kebahagiaan serta kearifan dalam menghadapi setiap persoalan, serta terus berusaha
menciptakan keharmonisan. Bukankah hal ini sangat bermanfaat dalam membangun
dunia yang aman, tenteram, damai, serta sehat dan bahagia? Profesor Khalil Khavari
dalam bukunya, "Spiritual Intelligence", mengatakan, "Intan yang tidak terasah yang
dimiliki oleh setiap insan ialah hal rohani. Kita harus mengenalinya dan
mengembangkannya untuk memperoleh kebahagiaan personal/pribadi." Zohar dan
Marshall berpendapat bahwa menciptakan manusia yang unggul dan yang mampu
membangun dunia semakin baik dan damai adalah manusia yang dipersiapkan sebaik
mungkin akan IQ, EQ, terutama SQ. Dengan SQ yang baik, yang mendasari IQ dan EQ,
seseorang akan dapat mengembangkan segala potensinya dengan maksimal sehingga
berguna bagi perkembangan dunia yang semakin beradab, damai sejahtera dan tenteram.
Untuk memiliki kecerdasan spiritual, seorang harus dekat dengan Tuhan.
Oleh karena itu, hubungan pribadi dengan Tuhan mutlak perlu diusahakan dan
dipelihara sehingga dalam menghadapi setiap kemajuan manusia tidak bertambah egois,
tetapi selalu memikirkan semuanya dalam perspektif iman yang benar. Hubungan yang
dekat dengan Tuhan akan menolong seseorang untuk tidak gampang stres dan depresi
dalam menghadapi tantangan yang ada karena kekuatan Tuhan selalu menyertainya.

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 59

Hubungan pribadi biasanya tampak dalam kesukaan dan kedisiplinan dalam berdoa dan
membaca Kitab Suci. Sebagai orang Kristen kedua hal ini adalah hal mendasar bagi
berkembangnya kecerdasan spiritual seseorang. IQ dan EQ akan berkembang pada
jalurnya untuk membangun dunia semakin baik ketika seseorang memiliki hubungan
dengan penciptanya.

Pertanyaan:
Serangan IPTEK sangat gencar terhadap iman Kristen, diantaranya tentang teori
Big Bang yang mengatakan bahwa dunia terjadi karena "kebetulan" dan manusia
merupakan hasil Evolusi (Darwin). Bagaimana orang Kristen dapat menanggapi hal ini
dengan pemahaman yang benar? Apakah berarti Alkitab bertentangan dengan ilmu
pengetahuan?
Jawab :
Kitab Kejadian merupakan kitab pertama yang ditempatkan dalam Perjanjian
Lama. Sebagai kitab pertama, Kitab Kejadian membuka Alkitab dengan sangat tepat
yaitu dengan menyatakan bahwa dunia diciptakan oleh Allah. Bahkan, Musa yang
diyakini sebagai penulis Kitab Kejadian menjelaskan bahwa Allah yang adalah Roh
menciptakan dunia dengan berfirman atau bersabda. Ayat 1 kitab ini, menjelaskan
bahwa "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi", ayat 1 ini sekaligus menjadi
senjata untuk menolak ajaran-ajaran sesat maupun IPTEK yang menjelaskan dan
mengajarkan bahwa dunia merupakan hasil dari Teori Big Bang. Secara lugas dan jelas,
dinyatakan bahwa Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi.
Dunia dan alam semesta tidak diciptakan dengan kebetulan, tetapi Allah adalah
Creator yang handal dan seorang Master Plan yang telah menentukan segala sesuatunya
sejak semula. Maka, Allah menciptakan dunia atau biasa disebut "creatio ex-nihilo",
yaitu menciptakan dari keadaan yang benar-benar kosong dan belum berbentuk atau
yang dalam Ibrani disebut "Tohu wa Bohu". Pernyataan dalam kitab Kejadian, sekaligus
menjadi apologetika bahwa dunia diciptakan oleh Allah, yang awalnya kosong, belum

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 60

berbentuk dan samudra raya menutupinya, tetapi Allah menjadikan dunia dengan
firman-Nya.
Berkaitan dengan penciptaan, Kejadian 1:27 menuliskan bahwa Allah
menciptakan manusia berdasarkan gambar dan rupa Allah. Manusia adalah makhluk
ciptaan, dan penciptanya adalah Allah. Sementara Charles Darwin dengan ajarannya,
menjelaskan bahwa manusia adalah proses evolusi seekor kera yang terus-menerus
berkembang, sehingga menjadi manusia yang sempurna. Hal ini dikuatkan dengan
manusia-manusia purba, yang memiliki ciri fisik seperti kera. Sebagai contoh, Homo
Soloensis dan Pithecantropus Erectus memiliki fisik seperti kera yang berjalan tegak,
dan kontur wajah mirip dengan kera, sehingga penemuan fosil manusia purba bisa
menguatkan Teori Evolusi Charles Darwin.
Tetapi, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia
sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Kebenaran ini tidak bisa ditolak, Allah yang
menyatakan dan apa yang dikatakan adalah benar. Oleh karena itu, teori-teori IPTEK
mengenai penciptaan dunia dan penciptaan manusia adalah salah. Karena, ilmu
pengetahuan kita harus berdasarkan kepada Alkitab sebagai satu-satunya dasar dan
kebenaran Iman Kristen.

Daftar Pustaka :

Berkhof, Louis. Teologi Sistematika 1: Doktrin Allah. (Jakarta: LRII, 1993).

--------------. Teologi Sistematika 2: Doktrin Manusia. (Jakarta: LRII, 1993).

--------------. Teologi Sistematika 4: Doktrin Keselamatan. (Jakarta: LRII, 1993).

Douglas, D. J. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I-Ii.(Jakarta: YKBK, 1995).

Milne, Bruce. Mengenali Kebenaran. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993).

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 61

Pratt Jr., Richard L. Menaklukkan Segala Pikiran Pada Kristus. (Malang: SAAT,
1995).

Ryrie, Charles C., Teologi Dasar, (Jogyakarta: Yayasan Andi, 1991).

Soedarmo, DR. R., Ikhtisar Dogmatika, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1993).

Sproul, R. C. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen. (Malang: SAAT,


1997).

Theissen, Hendry C., Teologi Sistematika,( Jakarta: Gandum Mas, 1979).

Neibuhr, H. Richard, Kristus dan Kebudayaan ( Jakarta Pusat: Petra Jaya, tt)

Internet :
- http://pesta.org/beranda

Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen Protestan


Untuk Perguruan Tinggi
Hal 62

Anda mungkin juga menyukai