Anda di halaman 1dari 5

Memaknai kembali Doa Bapa Kami dalam kehidupan Kristen

Sebelum kita belajar dari Doa Bapa Kami, saya rindu mengajak anda merenungkan satu
pertanyaan. Siapakah kita ketika datang kepada Tuhan? Banyak orang Kristen datang kepada
Tuhan seperti tahanan luar yang memiliki kewajiban apel ke kepolisian seminggu sekali,
sehingga melakukannya dengan penuh kekesalan. Atau seperti pekerja upahan, yang datang
kepada bosnya untuk pamer prestasi, dan ujung-ujungnya meminta upah. Atau seperti tukang
penagih hutang yang selalu datang menagih janji. Atau seperti seorang yang memberikan daftar
belanja sehingga menyebutkan rentetan jenis yang harus di beli. Dan jangan sampai seperti
preman yang menuntut sekaligus memaksa, bahkan menggunakan ancaman.
hal diatas perlu menjadi perenungan kita sebagai orang percaya. lalu bagaimana
seharusnya kita berdoa? Mari kita belajar dari doa Tuhan Yesus atau Doa Bapa Kami.
1. Dikuduskanlah Nama-Mu!
Bapa dikuduskanlah nama-Mu, merupakan doa pernyataan, bahwa Bapa yang
diperkenalkan oleh Yesus memiliki pengertian Ya Abba, ya Bapa. Istilah Abba yang dipakai
oleh seorang anak kecil di Palestina. Sebutan ini tidaklah resmi tetapi amat mesra dan sangat
pribadi, ada kemanjaan, kedekatan dan kepasrahan penuh. Kita tidak boleh menyalahgunakan
kebaikan-Nya sekalipun Ia adalah Abba kita karena Ia juga Bapa kita yang di surga.
Dikuduskan (Hagiazein: bahasa Yunani), memiliki arti menjaga sesuatu yang kudus agar tetap
kudus atau tidak dicemarkan. Menguduskan Tuhan berarti memperlakukan Tuhan dengan
hormat. bukan berarti dia tidak kudus dan kurang hormat. Tetapi jika kita tidak menghormati
Tuhan maka sering kali kita menjadi tuhan atas diri kita sendiri. Dan sering kita datang kepada

Tuhan seperti pemberi daftar belanja yang tidak punya rasa hormat. Allah begitu dekat dengan
kita, tetapi kita juga harus hormat kepada-Nya.
2. Datanglah kerajaan-Mu!
Yesus mengajarkan doa ini karena Ia sadar bahwa murid-murid Yesus tidak akan mampu
menghadapi tantangan dunia tanpa adanya kerajaan Allah. Kerajaan Allah atau lebih mudah
dipahami sebagai pemerintahan Allah, bersumber dari Allah sendiri, dan menjadi sesuatu yang
eksternal. Namun jika kerajaan Allah tetap diluar kita maka tidak akan ada faedahnya. Pertama
kerajaan Allah harus berada dalam diri kita dan menjadi nahkoda hidup kita. kedua kerajaan
Allah adalah kerajaan dalam diri kita sehingga hidup kita berdasarkan norma-norma kerajaan
Allah. Kerajaan Allah bukanlah kerjaan Kristen, melainkan suasana kehidupan di mana kuasa
Allah dirasakan dan norma-norma Allah di jalankan.
3. Jadilah kehendak-Mu!
Doa Yesus ini bukanlah suatu pernyataan ketidakmampuan melawan Allah. kata jadilah
kehendak-Mu adalah sebuh prinsip hidup. Di mana Yesus karena kehendak Bapa-Nya, Dia
lahir. Untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya, Dia hidup, dan untuk menjadikan kehendak BapaNya, Dia mati. Mengatakan jadilah kehendak-Mu harus menjadi pergumulan karena janganjangan kita mengucapkan jadilah kehendak-Mu tapi dengan terpaksa, dengan penyerahan diri
yang letih, setengah hati, dan tanpa semangat, setelah berusaha mati-matian namun gagal juga.
yang Tuhan inginkan ialah kita seprti seorang anak yang baik, yang mempunyai jalinan relasi
yang baik dengan ayahnya, akan melaksanakan kehendak bapaknya dengan bangga dan sukacita.
Selain itu kita harus percaya dengan setulus hati akan kehendak Allah dan percaya dengan
sepenuh hati akan kasih Allah. Penting diketahui, bahwa kita tidak boleh sembarang mengatakan

ini adalah kehendak Tuhan, kehendak Tuhan yang benar dapat kita ketahui dalam Firman Tuhan
(Alkitab).
4. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami
Doa Yesus ini memang sederhana tetapi tidak sederhana juga maknanya. Dalam doa
Yesus disebutkan makanan kami bukan makananku. Betapa mudahnya ketika perut kita
lapar kita hanya mengingat diri sendiri. Egoisme perut ini telah menjadi gaya hidup yang tidak
mau peduli. Selama perut saya penuh apa peduli dengan perut orang lain. Secara tersirat Yesus
ingin mengungkapkan bahwa tidak mermorallah orang yang hidup tenteram dengan segala
kemewahannya dan membiarkan sesame disekitarnya hidup melarat. Satu-satunya dosa orang
kaya terhadap Lazarus adalah membiarkan Lasarus kelaparan. Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya itu dapat terjadi. Secukupnya tidaklah relative. Kita tahu
kapan merasa cukup. Missal anda merasa kenyang, itu adalah batas cukup. Yang sering terjadi,
rasa cukup itu diganti dengan ketamakan, keserakahan, kelobaan dan kerakusan. Orang yang
tidak mau merasa cukup tidak akan pernah damai hidupnya.
5. Ampunilah kesalahan kami
Doa ini adalah doa universal. Artinya tidak ada seoran pun dunia ini yang tidak berdosa.
Kesalahan dapat diselesaikan oleh manusia, namun dosa hanya bisa di ampuni oleh Tuhan. kita
berhutang dan berdosa terhadap Tuhan. menurut origenes, pertama kita berhutang kepada orang
yang membutuhkan tumpangan, orang yang membutuhkan pertolongan, orang yang lemah,
miskin, tidak punya pengharapan, dll. Kedua kita berhutang kepada diri sendiri, artinya kita
berhutang untuk memelihara hidup (pkiran dan kelakuan) kita agar tetap bersih. Ketiga kita
berhutang kepada Tuhan, artinya kita memliki kewajiban untuk mengasihi-Nya dengan segenap

hati dan jiwa kita (Mar. 12:30). Orang yang tidak menyadari bahwa dia berhutang dan berdosa
adalah orang yang paling berdosa. kita tidak perlu seperti orang farisi yang spertinya rohani
tetapi di dalamnya busuk. Menurut Calvin, menyadari dosa merupakan pintu gerbang menuju
keselamatan. Setelah kita menyadari dosa kita dan meminta ampun maka kita dapat berdoa
ampunilah kami akan kesahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami. Karena kita tidak berhak meminta pengampunan Tuhan sebelum mengampuni
orang lain. Sebagai catatan, melupakan bukanlah mengampuni. Mengampuni menurut shriver
berarti IANGAT DAN AMPUNI!

6. Lepaskanlah kami dari yang jahat


Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat. Menurut Chrysostomus, ini adalah permohonan yang paling wajar dari setiap orang
yang menyadari kelemahan dirinya serta kerawanan situasinya. Tetapi apakah Tuhan yang
membawa kita kedalam pencobaan? Tertulianus memberikan suatu peringatan Dibuangnyalah
jauh-jauh kiranya pemikiran seolah-olah Allah pernah dan akan mencobai siapa pun; seolah-olah
Dia buta, tidak tahu kadar iman seseorang, sehingga mesti mengukur atau mengujinya. Allah
tidak pernah mencobai (Yak 1:13). Dua hal yang harus kita pegang, pertama, Allah tidak
membawa kita dalam pencobaan. Yang ke dua, meskipun Dia tidak melepaskan dari pencobaan,
tetapi Ia terus menemani kita untuk menghadapi cobaan (seperti Sadrakh, mesakh, dan
abednego). Allah yang maha Kasih tidak mungkin dan tidak pernah membawa kita ke dalam
pencobaan, tetapi Ia menguji supaya Iman kita bertumbuh. Sedangkan iblis mencobai kita supaya
iman kita jatuh.

Catatan: Tulisan ini diambil dari buku Tuhan ajarlah kami berdoa, karya Bapak
Eka darmaputera, cetakan 2, tahun 2005 yogyakarta: Golria Graffa.

Anda mungkin juga menyukai