Anda di halaman 1dari 5

MATERI SHARING

PERWATA ELIM KALI SUKUN

Kamis, 11 Agustus 2022

Tema : Berpikir seperti Kristus

Bacaan : Filipi 2:4-5

Nats Pokok : “ Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”

Pengantar

Dalam suratnya kepada gereja Filipi, Paulus menasihati para pengikut


kristus untuk menaruh pikiran dan perasaan seperti Kristus. Maksudnya, jadilah
pribadi yang peduli pada keberadaan orang lain. Milikilah empati atas kesedihan,
kesulitan dan penderitaan orang lain. Jangan menjadikan penderitaan orang lain
sebagai bahan gossip dan tertawaan atau jangan pula sombong dengan
memamerkan kekayaan seolah itulah tujuan/capaian keberhasilan hidup. Ingat apa
yang kita miliki dan jalani sekarang ini adalah karenan kemurahan Allah, bukan
(semata)oleh karena usaha keras kita sendiri.

Paulus mengajak kita meniru Kristus yang lebih dulu melakukan itu semua
untuk benar-benar menjadi manusia (menggantikan kita) memikul derita dan dosa
manusia, bahkan rela mati diatas kayu salib yang hina. Itulah yang harus kita
teladani. Milikilah dan hidupilah pikiran dan perasaan seperti itu, mengenakan
pikiran dan perasaan Kristus yang empatik dan penuh belas kasihan. Walaupun
Kristus Mahasegalanya dalam kekuatan dan kesetaraan dengan Allah, Ia rela
mengosongkan diriNya dan mengambil rupa manusia yang paling rendah dan hina.

Paulus memberitahu jemaat Filipi bahwa meskipun Yesus adalah Tuhan, Dia
tidak menganggap kesetaraan dengan Bapa sebagai sesuatu yang harus
dipertahankan. Malahan Yesus “ membuat diriNya menjadi bukan bukan siapa-
siapa” bukannya menggunakan hak istimewaNya yang Ilahi untuk keuntubganNya
sendiri. Yesus menanggalkan semunya untuk menjadi sama seperti manusia. Dia
juga “ mengambil rupa seorang hamba”, bukan rupa sebagai raja. Yang seharusnya
bias dipiliNya.

Paulus menampilkan kristus Yesus sebagai teladan. Kita dinasihati untuk


memiliki pikiran yang sama dengan pikiran Kristus, penting memiliki attitude atau
sikap seturut teladan Kristus. Selain itu, Paulus juga menyoroti posisi kita di dalam
Kristus. Sebagai orang yang sudah di dalam Kristus, kita perlu mencerminkan
kehidupan Kristus.
Ketika Paulus mendorong kita untuk memiliki pola pikir yang sama “ seperti
Yesus mungkin terasa susah tetapi dalam kesadaran kehidupan beriman kita wajib
membangun sikap hidup; kerendahan hati. Kita dapat mengaku bahwa kita
memang terbatas, tapi ada Dia yang tidak terbatas yang dapat memampukan kita
memiliki keteladanan sikap yang luhur. Kita dapat menundukkan diri kepada
rencana Tuhan, meskipun itu tidak masuk akal bagi dunia sekitar kita. Pemahaman
inilah yang mengubah cara kita terhubung dengan sesama anggota persekutuan.
Hidup dengan kerendahan hati memungkinkan kita untuk “ memiliki kasih yang
sama, menjadi satu dalam roh dan satu dalam pikiran”.

Pertanyaan

1. Bagaimana kita sebagai perempuan-perempuan Kristen membangun


attitude/sikap kerendahan hati Kristus dalam keseharian hidup?
2. Bagaimana kita dapat “ memiliki pola pikir yang sama seperti Kristus
dalam relasi dengan sesama?

Selamat mengemukan pendapat/sharing….

Tuhan Yesus Memberkati


Pertanyaan?

Sama –sama menggali pola pikir ibu-ibu

1. Kita harus tahu kerendahan hati seperti apa yang Tuhan Yesus lakukan
sepanjang di ada bersama para murid-murid dan ditengah-tengah masyarakat
dan bangsa Israel pada waktu itu
2. Bagaimana kita punya konsep berpikir seperti kristus dalam pergaulan kita
sehari-hari. Bagaimana menghadirkan pikiran Kristus ada ditengah-tengah
persoalan di tengah keluarga, masyarakat persekutuan dll….

KESIMPULAN

1. Pesekutuan wanita yang diberkati Tuhan

Teladan dalam Penderitaan

1 Petrus 2 : 21 mengatakan, kita telah dipanggil karena Kristus telah menderita


untuk meninggalkan teladan bagi kita. Yesus sendiri mengatakan bagi tiap orang
yang mengikutnya haruslah menyangkal dan memikul salib. Yesus telah menderita
lebih dulu daripada kita dan Ia juga telah menunjukkan kasih-Nya jadi kita sebagai
anaknya haruslah mencotohnya dengan tidak mudah sakit hati karena Bapa kita
lebih dulu menderita dan mengajarkan kasih.

Teladan Pengampunan

Yudas adalah murid Yesus yang mengkhianati dan menjual-Nya kepada


musuhNya di Taman Getsemani sesaat sebelum Ia ditangkap dan disalibkan.
Walau pun begitu, Yesus tidak marah melainkan menyapanya dengan kalimat
sapaan sahabat. Yesus mengajarkan untuk mengasihi musuh kita bukan malah
membalasnya. Saat Ia disalibkan, Ia juga mengampuni orang-orang yang
menyalibkan-Nya melalui doa-Nya.

Teladan Kerendahan Hati

Rasul Paulus mengatakan dalam Filipi 2 : 6-8 bahwa Yesus adalah Allah yang
tidak menganggap dirinya kesetaraan dengan Allah sebagai milik-Nya yang harus
dipertahankan melainkan Ia mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa sebagai
hamba dan menjadi sama seperti manusia dan merendahkan diri-Nya serta taat
sampai mati di kayu salib. Yesus rela meninggalkan semuanya untuk menjadi
manusia padahal dalam Yohanes 10 : 30 mengatakan bahwa Ia dan Bapa adalah
satu.

Teladan Kemurahan Hati

2 Korintus 8 : 9 menuliskan bahwa karena kasih karunia Tuhan lah kita sebagai
anak-Nya dijadikan-Nya kaya. Dari Yesus lahir Ia lahir dalam kemiskinan,
dibesarkan dalam kemiskinan, bahkan sampai mati pun kuburan-Nya bukan milik-
Nya. Ia memberikan semuanya kepada kita anak-Nya karena Ia murah hati.

Teladan tidak berdosa

1 Petrus 2 : 22 menuliskan bahwa Yesus tidak pernah berbuat dosa dan mulut-Nya
tidak pernah mengatakan dusta. Yesus mengajarkan kepada kita sebagai murid-
Nya untuk menjaga hati dan pikiran agar tidak berbuat dosa meski pun penderitaan
datang di kehidupan kita. Dengan berdoa dan mengucap syukur, Tuhan menjaga
kita dari dosa yang ada di dunia ini.

Teladan tidak pernah menipu

Saat Yesus dianiaya dan disalibkan, Ia tidak pernah sedikit pun berbicara bohong
agar dibebaskan hal ini dapat kita contoh karena hendaknya hanya kebenaran
sajalah yang ada pada diri kita walau badai kehidupan menerpa.

Teladan tidak mencaci maki

Roma 12 : 14 mengajarkan kita untuk memberkati orang yang menganiaya kita


bukan untuk mengutuki nya. Yesus juga berkata dengan mulutnya sendiri untuk
mengasihi dan mendoakan orang yang menganiaya kita.

Manusia mempunyai sifat alami untuk membalas karena kita sakit hati dengan apa
yang mereka perbuat kepada kita. Tetapi Yesus sudah memberikan teladan untuk
mengubah rasa sakit hati dengan kebahagiaan jika kita teguh dan mempunyai hati
yang tekun.

Teladan kesabaran

Roma 12 : 12 mengingatkan kita untuk bersukacita dalam pengharapan dan


bersabar dalam kesesakan serta tekun untuk berdoa. Yesus mengajarkan kita untuk
bersabar dan menunjukkan kasih karena Ia menjanjikan kepada kita untuk beroleh
kehidupan kekal.

Teladan Berserah kepada Allah

1 Petrus 2 : 23 menuliskan bahwa ketika Yesus dicaci maki dan menderita Ia tidak
membalas melainkan berserah kepada Allah karena Yesus tahu bahwa Allah yang
akan mengadilinya dengan adil.

Ketika kita sebagai manusia sudah lelah akan penderitaan yang tiada habisnya
maka kita bisa mencontoh Yesus dengan menyerahkan segala perkara kepada
Tuhan karena Ia pasti mempunyai caranya sendiri untuk menyelesaikannya di luar
akal kita sebagai manusia yang terbatas. Jadi, sebagai anak-Nya janganlah takut
dan putus asa karena kita mempunyai Allah yang kuat, hidup, adil, dan lebih besar
dari masalah kita.

Teladan dalam beriman

1 Petrus 2 : 24 menuliskan bahwa Yesus telah memikul dosa kita di atas kayu salib
supaya kita tidak binasa karena dosa. Penebusan dosa yang sudah dikerjakan Yesus
adalah inti dari alasan kenapa Ia datang ke dunia melalui pengajaran-Nya
mengenai kebenaran yang mutlak yang tidak bisa dibantahkan agar kita sebagai
orang percaya tidak sia-sia percaya kepadaNya. Yesus adalah juru selamat manusia
dan kita orang percaya menerima anugerah-Nya dengan cuma-cuma dan
mendapatkan kehidupan kekal bukan kematian kekal.

Kita sama-sama berharap untuk berbuat kebaikan lebih banyak, menjaga sopan
santun, lebih lagi rendah hati, lebih bersabar, dan banyak mengampuni dalam
praktek kehidupan sehari-hari. Mari kita saling mengingatkan untuk memperbaiki
diri untuk lebih baik lagi ke depannya.
Sangat penting bagi kita untuk mengerti hal ini karena jika kita tidak belajar bagaimana
mengendalikan pikiran kita agar menurut pada kehendak Tuhan (2 Korintus 10:4-5), Kita harus
bisa memilih untuk percaya pada apa yg Tuhan katakan lebih dari Kita percaya pada perasaan
kita, apa yg orang lain katakan atau keadaan disekitar kita agar hidup kita sesuai dengan
kehendak Tuhan dimana kita bisa berdamai dengan Tuhan, dengan diri kita, dan dengan orang2
disekitar kita, hidup yg penuh dengan suka cita dan mampu menjadi pribadi yg Tuhan kehendaki,
karena Tuhan sudah mati untuk menebus dosa kita.
Alkitab mengatakan tentang tiga hal kita harus lakukan untuk mengembangkan pikiran kita agar
sesuai dengan kehendak Tuhan. Saya ingin membagikan keuntungan2 dari semua ini.

1. "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. " (Kolose 3:2). Ini adalah kunci
untun menghadapi godaan. Lihat, ketika kita membentuk pikiran kita lebih dahulu
tentang apa saja yg akan dan tidak akan kita lakukan, kemudian godaan datang, kita
mempunyai pondasi untuk menentukan pilihan yg tepat dan lebih lagi untuk berhasil
mengatasi godaan. Contohnya, sebelum kamu berada dalam perkumpulan sosial, ambil
keputusan seperti ini contohnya “aku tidak akan bergosip. aku tidak akan menghancurkan
reputasi seseorang dan mendukakan ROH KUDUS.”
2. " Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Memperbaharui pikiran
adalah proses. Setiap hari kita perlu belajar tentang Firman Tuhan agar kita bisa
mematuhi Firman Tuhan. Saya tidak mengatakan bahwa kita harus menjadi sempurna
dalam hal ini tapi kita perlu bertumbuh setiap hari agar kita bisa menjaga hubungan kita
dengan Tuhan.
3. " Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu
seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan
Yesus Kristus. " (1 Petrus 1:13). Pada dasarnya kita perlu mengeluarkan semua sampah2
yg ada dalam pikiran kita agar kita bisa terus berlari dalam perlombaan didalam Tuhan
Yesus dan mendapatkan kemenangan yg Tuhan ingin kita miliki. Kemudian kita akan
siap untuk mengikuti rencana Tuhan buat kehidupan kita.

Satu2nya cara yg praktis untuk bisa mematuhi tiga Firman Tuhan ini adalah untuk memiliki
waktu khusus buat berpikir setiap hari. Duduk tenang beberapa saat dan katakan “Aku hanya
akan memikirkan sesuatu yg bertujuan baik” Kemudian habiskan waktu untuk memikirkan
tentang Firman Tuhan yg bisa memperbaharui pikiran kita dengan kebenaran akan kasih Tuhan
kepada kita, rencanaNya bagi kita, dan bagaimana hidup dan bertingkah laku sesuai dengan
kehendak Tuhan. Gunakan waktu untuk menemukan ayat-ayat yang mencakup area yg ada
hubungannya dengan masalah/pergumulan kita.
Jika kamu memiliki komitmen untuk mengarahkan pikiranmu kepada Firman Tuhan,
memperbaharui pikiranmu dengan kebenaran Firman Tuhan dan membuang jauh2 cara berpikir
dengan menggunakan cara kita sendiri, kemudian kita akan dipenuhi dengan kehidupan yg baru
yg hanya bisa kita miliki apabila kita hidup didalam Kristus. Yang kita butuhkan cuma lebih
bertumbuh sedikit demi deikit setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai