Nats Pokok : “ Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”
Pengantar
Paulus mengajak kita meniru Kristus yang lebih dulu melakukan itu semua
untuk benar-benar menjadi manusia (menggantikan kita) memikul derita dan dosa
manusia, bahkan rela mati diatas kayu salib yang hina. Itulah yang harus kita
teladani. Milikilah dan hidupilah pikiran dan perasaan seperti itu, mengenakan
pikiran dan perasaan Kristus yang empatik dan penuh belas kasihan. Walaupun
Kristus Mahasegalanya dalam kekuatan dan kesetaraan dengan Allah, Ia rela
mengosongkan diriNya dan mengambil rupa manusia yang paling rendah dan hina.
Paulus memberitahu jemaat Filipi bahwa meskipun Yesus adalah Tuhan, Dia
tidak menganggap kesetaraan dengan Bapa sebagai sesuatu yang harus
dipertahankan. Malahan Yesus “ membuat diriNya menjadi bukan bukan siapa-
siapa” bukannya menggunakan hak istimewaNya yang Ilahi untuk keuntubganNya
sendiri. Yesus menanggalkan semunya untuk menjadi sama seperti manusia. Dia
juga “ mengambil rupa seorang hamba”, bukan rupa sebagai raja. Yang seharusnya
bias dipiliNya.
Pertanyaan
1. Kita harus tahu kerendahan hati seperti apa yang Tuhan Yesus lakukan
sepanjang di ada bersama para murid-murid dan ditengah-tengah masyarakat
dan bangsa Israel pada waktu itu
2. Bagaimana kita punya konsep berpikir seperti kristus dalam pergaulan kita
sehari-hari. Bagaimana menghadirkan pikiran Kristus ada ditengah-tengah
persoalan di tengah keluarga, masyarakat persekutuan dll….
KESIMPULAN
Teladan Pengampunan
Rasul Paulus mengatakan dalam Filipi 2 : 6-8 bahwa Yesus adalah Allah yang
tidak menganggap dirinya kesetaraan dengan Allah sebagai milik-Nya yang harus
dipertahankan melainkan Ia mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa sebagai
hamba dan menjadi sama seperti manusia dan merendahkan diri-Nya serta taat
sampai mati di kayu salib. Yesus rela meninggalkan semuanya untuk menjadi
manusia padahal dalam Yohanes 10 : 30 mengatakan bahwa Ia dan Bapa adalah
satu.
2 Korintus 8 : 9 menuliskan bahwa karena kasih karunia Tuhan lah kita sebagai
anak-Nya dijadikan-Nya kaya. Dari Yesus lahir Ia lahir dalam kemiskinan,
dibesarkan dalam kemiskinan, bahkan sampai mati pun kuburan-Nya bukan milik-
Nya. Ia memberikan semuanya kepada kita anak-Nya karena Ia murah hati.
1 Petrus 2 : 22 menuliskan bahwa Yesus tidak pernah berbuat dosa dan mulut-Nya
tidak pernah mengatakan dusta. Yesus mengajarkan kepada kita sebagai murid-
Nya untuk menjaga hati dan pikiran agar tidak berbuat dosa meski pun penderitaan
datang di kehidupan kita. Dengan berdoa dan mengucap syukur, Tuhan menjaga
kita dari dosa yang ada di dunia ini.
Saat Yesus dianiaya dan disalibkan, Ia tidak pernah sedikit pun berbicara bohong
agar dibebaskan hal ini dapat kita contoh karena hendaknya hanya kebenaran
sajalah yang ada pada diri kita walau badai kehidupan menerpa.
Manusia mempunyai sifat alami untuk membalas karena kita sakit hati dengan apa
yang mereka perbuat kepada kita. Tetapi Yesus sudah memberikan teladan untuk
mengubah rasa sakit hati dengan kebahagiaan jika kita teguh dan mempunyai hati
yang tekun.
Teladan kesabaran
1 Petrus 2 : 23 menuliskan bahwa ketika Yesus dicaci maki dan menderita Ia tidak
membalas melainkan berserah kepada Allah karena Yesus tahu bahwa Allah yang
akan mengadilinya dengan adil.
Ketika kita sebagai manusia sudah lelah akan penderitaan yang tiada habisnya
maka kita bisa mencontoh Yesus dengan menyerahkan segala perkara kepada
Tuhan karena Ia pasti mempunyai caranya sendiri untuk menyelesaikannya di luar
akal kita sebagai manusia yang terbatas. Jadi, sebagai anak-Nya janganlah takut
dan putus asa karena kita mempunyai Allah yang kuat, hidup, adil, dan lebih besar
dari masalah kita.
1 Petrus 2 : 24 menuliskan bahwa Yesus telah memikul dosa kita di atas kayu salib
supaya kita tidak binasa karena dosa. Penebusan dosa yang sudah dikerjakan Yesus
adalah inti dari alasan kenapa Ia datang ke dunia melalui pengajaran-Nya
mengenai kebenaran yang mutlak yang tidak bisa dibantahkan agar kita sebagai
orang percaya tidak sia-sia percaya kepadaNya. Yesus adalah juru selamat manusia
dan kita orang percaya menerima anugerah-Nya dengan cuma-cuma dan
mendapatkan kehidupan kekal bukan kematian kekal.
Kita sama-sama berharap untuk berbuat kebaikan lebih banyak, menjaga sopan
santun, lebih lagi rendah hati, lebih bersabar, dan banyak mengampuni dalam
praktek kehidupan sehari-hari. Mari kita saling mengingatkan untuk memperbaiki
diri untuk lebih baik lagi ke depannya.
Sangat penting bagi kita untuk mengerti hal ini karena jika kita tidak belajar bagaimana
mengendalikan pikiran kita agar menurut pada kehendak Tuhan (2 Korintus 10:4-5), Kita harus
bisa memilih untuk percaya pada apa yg Tuhan katakan lebih dari Kita percaya pada perasaan
kita, apa yg orang lain katakan atau keadaan disekitar kita agar hidup kita sesuai dengan
kehendak Tuhan dimana kita bisa berdamai dengan Tuhan, dengan diri kita, dan dengan orang2
disekitar kita, hidup yg penuh dengan suka cita dan mampu menjadi pribadi yg Tuhan kehendaki,
karena Tuhan sudah mati untuk menebus dosa kita.
Alkitab mengatakan tentang tiga hal kita harus lakukan untuk mengembangkan pikiran kita agar
sesuai dengan kehendak Tuhan. Saya ingin membagikan keuntungan2 dari semua ini.
1. "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. " (Kolose 3:2). Ini adalah kunci
untun menghadapi godaan. Lihat, ketika kita membentuk pikiran kita lebih dahulu
tentang apa saja yg akan dan tidak akan kita lakukan, kemudian godaan datang, kita
mempunyai pondasi untuk menentukan pilihan yg tepat dan lebih lagi untuk berhasil
mengatasi godaan. Contohnya, sebelum kamu berada dalam perkumpulan sosial, ambil
keputusan seperti ini contohnya “aku tidak akan bergosip. aku tidak akan menghancurkan
reputasi seseorang dan mendukakan ROH KUDUS.”
2. " Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Memperbaharui pikiran
adalah proses. Setiap hari kita perlu belajar tentang Firman Tuhan agar kita bisa
mematuhi Firman Tuhan. Saya tidak mengatakan bahwa kita harus menjadi sempurna
dalam hal ini tapi kita perlu bertumbuh setiap hari agar kita bisa menjaga hubungan kita
dengan Tuhan.
3. " Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu
seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan
Yesus Kristus. " (1 Petrus 1:13). Pada dasarnya kita perlu mengeluarkan semua sampah2
yg ada dalam pikiran kita agar kita bisa terus berlari dalam perlombaan didalam Tuhan
Yesus dan mendapatkan kemenangan yg Tuhan ingin kita miliki. Kemudian kita akan
siap untuk mengikuti rencana Tuhan buat kehidupan kita.
Satu2nya cara yg praktis untuk bisa mematuhi tiga Firman Tuhan ini adalah untuk memiliki
waktu khusus buat berpikir setiap hari. Duduk tenang beberapa saat dan katakan “Aku hanya
akan memikirkan sesuatu yg bertujuan baik” Kemudian habiskan waktu untuk memikirkan
tentang Firman Tuhan yg bisa memperbaharui pikiran kita dengan kebenaran akan kasih Tuhan
kepada kita, rencanaNya bagi kita, dan bagaimana hidup dan bertingkah laku sesuai dengan
kehendak Tuhan. Gunakan waktu untuk menemukan ayat-ayat yang mencakup area yg ada
hubungannya dengan masalah/pergumulan kita.
Jika kamu memiliki komitmen untuk mengarahkan pikiranmu kepada Firman Tuhan,
memperbaharui pikiranmu dengan kebenaran Firman Tuhan dan membuang jauh2 cara berpikir
dengan menggunakan cara kita sendiri, kemudian kita akan dipenuhi dengan kehidupan yg baru
yg hanya bisa kita miliki apabila kita hidup didalam Kristus. Yang kita butuhkan cuma lebih
bertumbuh sedikit demi deikit setiap hari.