Anda di halaman 1dari 2

BAHAN PA PNB HKI TAHUN 2024

Nama Minggu : Minggu, 10 Maret 2024 (Letare)


Nats : Filipi 2:5-8
Thema : Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus.
Tujuan :Agar Pemuda-pemudi belajar mengosongkan diri dan rendah hati.

A. PENDAHULUAN
Merendahkan diri adalah suatu perkara yang sangat sulit bagi manusia. Merendahkan
diri dianggap sebagai tindakan yang melecehkan diri dan harga diri. Bahkan merendahkan
diri dianggap sebagai sebuah kekalahan dengan musuh. Hal ini terjadi karena manusia sudah
jatuh dalam dosa. Dalam diri manusia ada benih dosa. Dosa membuat manusia kehilangan
kemuliaan Allah. Akibat dari dosa maka yang timbul dari hati manusia adalah sesuatu yang
buruk yang bertentangan dengan Tuhan. Kisah tentang adam (manusia pertama) dalam
pemberontakannya, karena ia ingin sama seperti Allah, Adam mencoba merebut kesetaraan
dengan Allah sehingga hal itu membuat hubungannya dengan Allah telah rusak. Tetapi
Yesus, sebelum menjadi manusia Dia sudah ada dalam keadaan kemuliaanNya dan
kesetaraan dengan Allah, Sang Mesias tidak memilih memanfaatkan status kesetaraanNya
demi keuntungan diri sendiri sebaliknya dia merendahkan dan mengosongkan dirinya dari
status apapun, Dia menjadi manusia dan menjadi pelayan dan bahkan lebih dari itu dia
membiarkan diriNya di permalukan dia taat kepada BapaNya, bagaimana dengan kita apakah
status yang kita miliki membuat kita sulit untuk merendahkan diri dan mengosongkan diri di
hadapan Allah?
B. PENJELASAN TEKS DAN KONTEKS
Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati. Dalam inkarnasi menjadi manusia,
Yesus sepenuhnya tetap Allah dan manusia pada waktu bersamaan (Yoh 1:14), namun Dia
mengosongkan diri-Nya dalam pengertian bahwa Yesus dengan rela membatasi diri
menggunakan sifat-sifat ilahi-Nya tatkala menjadi manusia. Paulus menjelaskan kepada
teladan Kristus. Teladan Kristus itu adalah pengosongan diri-Nya. Sebelum kita menelusuri
nasihat Paulus, marilah kita bayangkan apa konsekuensi yang harus Kristus tanggung ketika
Ia menjadi manusia. Ia mengosongkan diri. Mengapa disebut mengosongkan diri? Karena
dalam sepanjang hidup dan masa pelayanan-Nya, Dia yang sekalipun adalah Allah yang
sejati, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan
(ayat 6). Kristus menjadi sama dengan manusia, bahkan dalam rupa seorang hamba. Dia
sebagai Allah yang tidak terbatas harus dilahirkan sebagai seorang manusia yang sangat
terbatas, bahkan menjadi bayi kecil lahir di kandang hina. Kita sulit mengerti pengosongan
diri ini. Mungkin ilustrasi ini sedikit membantu. Ketika orang dewasa berusaha
berkomunikasi dengan anak kecil, ia harus 'mengosongkan diri', berbicara dalam bahasa
mereka, menanggalkan segala 'kemuliaan dan kebesaran' diri sebagai orang yang 'di atas'. Ini
terbatas menggambarkan pengosongan diri Kristus! Dialah Pencipta yang masuk ke dunia
dan membatasi diri dengan menjadi manusia ciptaan. Bahkan, bukan hanya mengosongkan
diri, Ia melangkah lebih rendah menjadi hamba dan mati menanggung penderitaan yang
seharusnya dan sepantasnya kita yang menanggung tetapi dibebankan kepada Dia. Inilah cara
Allah membawa manusia masuk dalam kepenuhan-Nya melalui penyangkalan dan
pengorbanan-Nya agar orang mendapatkan berkat dan anugerah Tuhan. Semangat dan prinsip
sama berlaku pula bagi warga gereja. Kristus telah membayar harga yang termahal yang
dapat dilakukan dengan menyerahkan nyawa-Nya sendiri di atas kayu salib menjadi tebusan
bagi banyak jiwa.
C. REFLEKSI
Dunia mengajarkan kita bahwa untuk menjadi sang pemenang, orang lain harus
disingkirkan, dan bila perlu dikorbankan. Demi kemenangan dan keuntungan pribadi, orang
lain disingkirkan dan dikorbankan. Namun berbeda dengan Yesus Kristus yang meraih
kemenanganNya (2:9-11). Justru lewat pengosongan dan pengorbanan diri-Nya sendiri Ia
raih kemenangan-Nya. Inilah yang menjadi perenungan bagi kita, banyak diantara kita kaum
pemuda/i merasa gengsi untuk memberitakan Injil terhadap sesama, merasa gengsi bergabung
di dalam persekutuan, karena menganggap dirinya sudah dewasa, menganggap diri lebih
hebat daripada teman yang lainnya bahkan menganggap dirinya lebih berpengalaman di
bandingkan temanteman pemuda gerejanya, ada banyak kita temui PNB tidak mau bergabung
dengan teman yang lain dikarenakan statusnya lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Hal
ini yang seharusnya kita perubahi, merendahkan diri di hadapan Tuhan, jangan menganggap
diri lebih hebat dan lebih baik dibandingkan dengan orang lain. Mari memiliki hati dan
Menaruh pikiran, perasaan yang terdapat dalam Kristus. Sehingga ketika kita menaruh
pikiran dan perasaan di dalam Kristus hal itu yang membuat kita mampu merendahkan hati
dan mengosongkan diri dan berikan ruang di hatimu dimasuki oleh Roh Kudus, Dia yang
memimpin, menuntun serta mengajarimu untuk memiliki hati yang taat seperti hati Kristus.

D. BAHAN DISKUSI / PA
1. Bagi beberapa orang sangatlah sulit untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan. Mengapa?
2. Apa arti mengosongkan diri
3. Apa yang menjadi penghambat bagi kita untuk Menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat dalam Kristus ?
3. Sebagai seorang Naposo Bulung/Pemuda Gereja, sudahkah kamu mampu menjadi teladan
ditengah keluarga, gereja, bahkan lingkunganmu? Jika belum apa tindakanmu sesuai PA kita
hari ini

E. TAWARAN METODE
Berdiskusi secara kelompok dan dilanjutkan dengan (Perenungan, kontak Doa/Meditasi)

Pdt. Epi Dosniroha Sihombing


Kolportase Jakarta

Anda mungkin juga menyukai