Anda di halaman 1dari 7

Minggu, 16 April 2023

Kedahsyatan Kuasa Doa

Saat keadaan sekelilingku, ada diluar kemampuanku…


Ku berdiam diri mencariMu…
Doa mengubah segala sesuatu…

Bait diatas adalah penggalan lagu “Doa Mengubah Segala Sesuatu” yang dipopulerkan
oleh Vania Larissa. Lagu ini mengingatkan para pendengar tentang kuasa doa yang mampu
mengubahkan segala sesuatu dalam kehidupan manusia, apabila dinaikkan dengan sungguh
kepada Tuhan.
Tidak terkecuali pada jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul. Kala itu Petrus dan
Yohanes sempat ditangkap oleh para pemimpun Yahudi dan diperingatkan dengan keras agar
tidak memberitakan tentang kebangkitan Yesus. Ketika mereka kembali kepada jemaat dan
menceritakannya, maka respon jemaat adalah menaikkan doa kepada Tuhan. Kesehatian dan
kesungguhan dari para jemaat yang berserah penuh dalam doa, pada akhirnya membawa
respon dari Tuhan yang mencurahkan RohNya, sehingga mereka bisa memberitakan Firman
Tuhan dengan lebih berani lagi. Spontanitas doa yang dilakukan oleh jemaat mula-mula
adalah tanda bahwa mereka sangat menyadari kelemahan diri. Selain itu, mereka juga mau
menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan karena tahu bahwa hanya Tuhan yang
sanggup mengubah keadaan dan memberi kekuatan kepada mereka. Penyerahan diri yang
sama juga dilakukan oleh Pemazmur ketika ia menaikkan pujian kepada Tuhan. Pemazmur
menyerahkan hidupnya dengan bersujud menyembah pada tumpuan kaki Tuhan, yang
sesungguhnya menggambarkan keberadaan manusia yang tidak sebanding dengan kemuliaan
Tuhan. Penyerahan diri seperti inilah yang pada akhirnya membuat Pemazmur bisa
merasakan kuasa Tuhan yang kudus dalam hidupnya, sehingga ia bisa selalu meninggikan
Tuhan.
Dalam mengarungi lautan kehidupan, banyak sekali gelombang dan badai yang kita
hadapi. Saking bertubinya badai tersebut, terkadang kita merasa tidak berdaya dan ingin
menyerah. Firman Tuhan hari ini sesungguhnya menguatkan kita, bahwa segala perkara
dapat kita hadapi dengan menyerahkan diri pada tumpuan kaki Tuhan dan berdoa
kepadaNya. Doa membangkitkan harapan dan semangat di tengah tantangan dan kesulitan.
Doa membuat kita berani menghadapi kehidupan. Doa juga membuka hati dan pikiran kita
untuk mengalami kedaulatan kuasa Tuhan yang melampaui keterbatasan manusia, sehingga
kita mampu meninggikan Tuhan dengan kehidupan ini.

Doa: Ajarlah kami untuk selalu menyerahkan segala perkara hidup dalam doa kepadaMu, ya
Tuhan. Amin.
Senin, 17 April 2023

Bukan Lagi Orang Asing

Statelessness adalah istilah hukum yang menunjuk pada seseorang yang tidak mempunyai
tempat tinggal dengan status hukum yang tidak diakui atau dapat juga dikatakan tidak
menjadi bagian dari warga negara manapun. Namun, tidak jarang statelessness juga
disematkan kepada orang-orang yang tidak diterima secara politis di suatu negara, entah
karena mereka berasal dari etnis atau ras yang berbeda, ataupun warga negara asing.
Akhirnya, terkadang mereka tidak memperoleh hal yang sama dengan penduduk asli, bahkan
seringkali mendapat deskriminasi.
Sikap semacam ini menjadi sebuah kecenderungan di Efesus, khususnya bagi jemaat
Efesus non-Yahudi. Dikarenakan mereka tidak termasuk kewargaan Israel, mereka pun
mengalami banyak deskriminasi. Oleh sebab itu, Paulus menulis sebuah surat dengan tujuan
memberi penguatan sekaligus nasehat bagi jemaat di Efesus. Paulus mengajak jemaat untuk
tidak terus-terusan terkungkung jerat masa lalu ketika belum mengenal Kristus, melainkan
mereka diajak untuk melihat kehidupan setelah mengenal Kristus yang telah mempersatukan
dan mendamaikan mereka. Persatuan di dalam Kristus menjadikan mereka bukan lagi sebagai
orang asing dan pendatang, melainkan bagian dari warga Kerajaan Allah. Kehidupan tanpa
mengenal Tuhan menjadikan manusia tidak memiliki pegangan dan pengharapan. Kehidupan
seperti inilah yang dialami oleh bangsa Israel ketika mereka jauh dari Tuhan dan hidup dalam
pengasingan di Babel. Mereka mengalami penindasan dan kesengsaraan. Namun, dalam
kesesakan itu Tuhan mengutus Yeremia untuk menyuarakan agar mereka kembali mengingat
Tuhan yang sanggup memulihkan hati mereka. Artinya Israel diajak untuk mengingat kembali
identitas mereka sebagai umat Allah dan harus hidup sesuai dengan perkenanan Allah.
Tuhan Yesus telah menjadikan kita sebagai kawan sewarga dengan orang-orang kudus.
Artinya kita tidak lagi menjadi orang asing di tengah dunia ini, sebab kita adalah bagian dari
keluarga Allah. Sebagai anggota keluarga Allah, kita memiliki hak istimewa, yaitu hak untuk
saling mendukung satu sama lain dalam komunitas iman. Dengan hidup saling mendukung,
maka kita dimampukan untuk bisa memahami keajaiban kasih Tuhan yang melimpah.
Kemudian, kita pun bisa menyatakan kasih itu juga kepada sesama dan hidup kudus
dihadapan Tuhan. Ini merupakan buah dari hidup yang fokus dan selalu mengingat Tuhan
yang mempersatukan dan mendamaikan kita.

Doa: Ya Allah, terima kasih karena telah menyambut kami sebagai bagian dari keluargaMu.
Ajar kami untuk terus mengingatMu dan hidup kudus dihadapanMu.
Selasa, 18 April 2023

Jangan Takut !

Rasa takut merupakan salah satu insting manusiawi yang ada dalam diri semua manusia.
Artinya, sangatlah normal apabila manusia merasa takut dan khawatir. Akan tetapi,
membiarkan rasa takut terus berkecamuk dalam diri, bukan merupakan hal yang wajar,
karena justru menambah banyak masalah. Seseorang bisa menjadi stress, depresi, kehilangan
sukacita, bahkan semakin lupa kepada siapa harus menggantungkan keamanan, apabila takut
yang berlebihan dibiarkan menggerogoti diri.
Dalam melaksanakan tugas perutusannya, Timotius juga pernah mengalami situasi yang
membuatnya merasa takut. Oleh sebab itu, Paulus menuliskan sebuah surat yang lebih pribadi
kepada anak rohaninya itu supaya dalam memberitakan Injil Kristus Timotius tidak dikuasai
oleh ketakutan karena Allah telah memberikan roh yang akan membangkitkan kekuatan bagi
Timotius. Ketika Timotius mengimani, bahwa Roh Tuhan ada padanya, maka roh itu akan
bekerja dalam dirinya agar ia tidak mudah dikalahkan oleh ancaman dan gertakan dunia.
Ketakutan juga pernah menghampiri umat Israel yang terpuruk akibat dosa. Keterpurukan
semakin menyedihkan ketika Allah menyatakan akan menghukum manusia yang sudah hidup
jauh dari kehendakNya. Ditengah ketakutan itu, nabi Zefanya hadir untuk memberitakan
bahwa Allah akan mengadakan pemulihan bagi umat yang mau berbalik kepadaNya. Allah
berinisiatif hadir, lalu menjadi Raja ditengah umat untuk memimpin mereka dalam jalan
kebenaran, sehingga tidak ada lagi ketakutan akan malapetaka sebab Allah menjadi pelindung
atas mereka.
Ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran adalah semak duri dalam kehidupan kita.
Ketakutan membuat kita tidak berani mengambil langkah maju, sehingga potensi diri tidak
bisa berkembang. Pada akhirnya tanpa disadari, kita pun membuat kuasa Tuhan seolah tidak
berarti. Firman Tuhan hari ini begitu berharga karena mengingatkan sekaligus menguatkan,
bahwa kita memiliki Tuhan yang selalu melindungi dan menjaga kehidupan kita. Ia tidak
hanya menganugerahkan RohNya kepada kita, tetapi juga hadir untuk memimpin setiap
langkah kehidupan. Roh Tuhan membangkitkan keberanian untuk menjalani hidup dengan
segala kemungkinan yang terjadi. Roh Tuhan juga membuat kita bisa menata dan
menggunakan kehidupan untuk bersaksi kepada dunia, bahwa kita memiliki Allah yang selalu
menguatkan dan mengasihi kita.

Doa: Tuhan, terima kasih sebab ketika kami menjalani kehidupan, Engkau selalu menjaga dan
memberikan kekuatan sehingga kami tidak takut lagi. Amin.
Rabu, 19 April 2023

Menjadi Berkat Bagi Orang Lain

Ada sebuah film yang diangkat dari kisah nyata, berjudul “Letters To God”. Film ini
menceritakan tentang seorang anak penderita kanker otak bernama Tyler. Meskipun sakit,
Tyler tidak pernah sekalipun mengeluh apalagi menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi
pada hidupnya. Bagi Tyler, kanker bukanlah alasan untuk jauh dari Tuhan, sebaliknya ia
justru menjadikan Tuhan sebagai sahabat penanya. Ia menulis banyak surat yang berisi doa
untuk semua orang yang dikasihinya. Sampai pada akhirnya, surat-surat tersebut mampu
memulihkan hidup seorang tukang pos yang sedang putus asa, bahkan membawa tukang pos
itu mengalami pertobatan. Tyler menutup lembaran kehidupannya dalam usia yang muda.
Namun, tanpa disadari dalam kelemahannya, ia telah menjadi berkat bagi banyak orang yang
membaca surat-suratnya kepada Tuhan.
Menjadi berkat bagi orang lain adalah hal yang diinginkan oleh Tuhan untuk dilakukan
umatNya. Sama halnya dengan bangsa Israel. Saat Tuhan menyatakan janjiNya untuk
memulihkan dan menyelamatkan mereka, khususnya dari penderitaan pembuangan,
sesungguhnya Tuhan menghendaki Israel bisa menjadi berkat bagi bangsa lain. Hidup yang
menjadi berkat bagi orang lain, memang bukan hal yang mudah. Paulus pun mengakui hal ini
dalam perjalanan pelayanannya. Paulus menyadari ketika ia sanggup melayani dan menjadi
berkat bagi orang banyak, itu semata-mata bukan karena kehebatannya, melainkan karena
pekerjaan Allah.
Tanda kehadiran Tuhan di tengah-tengah dunia, bukanlah pada seberapa banyak
bangunan gereja didirikan atau bukan tentang seberapa berkuasanya orang Kristen di dunia,
melainkan bagaimana umat Tuhan mampu menjadi berkat bagi sesama. Tuhan memberkati
dan melimpahkan kasihNya kepada kita, supaya kita pun dapat memberkati orang lain
disekitar dalam keadaan apapun. Artinya, menjadi berkat adalah bagaimana kita membuat
orang lain dapat menyadari dan merasakan kasih Allah dalam perilaku kita. Memang bukan
suatu perkara yang mudah, apalagi ketika fisik yang lemah ini mengalami kesakitan. Namun,
disinilah kuasa Tuhan bekerja. Apabila dalam menghadapi kehidupan fokus kita adalah pada
kemuliaan Tuhan, maka sesungguhnya Tuhanlah yang akan bekerja melalui kita. Karena
pekerjaan kasih yang kita lakukan bagi sesama kita, sesungguhnya adalah pekerjaan Tuhan.

Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk bisa menjadi berkat bagi sesama, sehingga kami
bisa menghadirkan kasihMu di tengah dunia. Amin.
Kamis, 20 April 2023

Tuhan Menjaga

Seorang penulis bernama Mary Welch menulis sebuah buku berjudul “More Than
Sparrows”. Dalam bukunya, Welch menceritakan diskusinya tentang ketakutan sekelompok
remaja kristiani. Sambil mendengarkan kisah mereka, terlintas sebuah ide untuk memainkan
sebuah permainan “kedamaian pikiran”. Welch mengatakan, “Mari ganti kata ‘saya takut’
dengan kata ‘Tuhanlah Gembalaku’. Kemudian tambahkan kata ‘karena itu saya takut’ atau
sesuai keperluan.” Para remaja itu tertawa dengan ide tersebut, karena dirasa sangat konyol.
Beberapa waktu kemudian, salah seorang murid menelfon Welch. Ia mengatakan bahwa
permainan itu menolongnya untuk mempercayai Tuhan. Katanya, “Hari ini saya ujian dan
tidak dapat berbuat apa-apa karena takut. Lalu saya ingat untuk berkata, ‘Tuhanlah
Gembalaku, maka saya takut tidak lulus’. Sungguh aneh karena tiba-tiba saya merasakan
kedamaian hati. Saya berpikir, kenapa saya harus takut kalau jelas-jelas ada Tuhan yang
menolong? Saya menertawakan diri sendiri, lalu mengerjakan ujian itu dan saya lulus.”
Permainan ini lebih dari sekedar permainan pikiran, karena sesungguhnya ingin
menunjukkan kemustahilan rasa takut. Tuhan dapat menggunakan kontradiksi ini untuk
membawa umat menuju kepercayaan penuh di dalam Dia. Yesus pun mendidik para
muridNya untuk tidak merasa takut ketika mereka melaksanakan tugas pelayanannya. Sebab
meskipun mereka ada dalam situasi krisis, tetapi ketika mereka mau mengandalkan kuasa
Tuhan, maka Tuhan akan menyediakan segala kebutuhan mereka, bahkan memberikan lebih
dari apa yang mereka perlukan. Inilah juga yang menjadi kesaksian Hizkia yang merasa gentar
dengan ancaman Sanherib. Namun, ditengah kegentaran itu Hizkia datang kepada Tuhan
untuk meminta pertolongan dan mengakui kedaulatan Tuhan. Karena penyerahan diri
tersebut, Tuhan pun menjawab doa Hizkia, bahkan menjadi Penjaga yang menyelamatkan
kaum Yehuda.
Terkadang Tuhan menggiring kita kepada situasi krisis, di mana pada akhirnya kita
merasa tidak ada sesuatu atau seorang pun yang dapat diandalkan. Bukan karena Tuhan ingin
menjatuhkan kita, tetapi Ia ingin supaya kita menyadari keberadaanNya dan kebutuhan akan
kuasaNya. Tuhan memberikan jaminan untuk bisa hidup dalam rasa aman dan damai. Karena
sejatinya Tuhan selalu melindungi dan menjaga kita, bahkan mencukupkan apa yang kita
perlukan di dunia. Oleh karena itu, kalahkanlah ketakutan dengan berfokus pada kuasa
Tuhan, sebab kuasaNya jauh melebihi ketakutan dan khawatiran manusia. Tuhan menjaga
kita, jadi untuk apa kita takut?

Doa: Tuhan Yesus, ajar kami untuk selalu mengandalkan kuasaMu, sehingga hidup kami
dijauhi dari ketakutan yang tidak berarti. Amin.
Jumat, 21 April 2023

Bijak Dalam Berkata

Hoax adalah berita bohong atau informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat
seolah-olah benar adanya. Hal ini dapat menyebabkan munculnya fitnah, pembunuhan
karakter seseorang yang terdampak, putusnya jalinan persaudaraan, bahkan rusaknya
kerukunan hidup di tengah jemaat ataupun masyarakat.
Rupanya penyebaran hoax tidak hanya terjadi pada kehidupan masa kini. Pada zaman
Musa kala itu pun hoax atau informasi yang tidak benar dan merugikan sesama telah ada. Oleh
sebab itu, Allah menetapkan sebuah hukum untuk menjamin agar kebenaran tetap terjaga di
dalam setiap perkataan umat. Hukum itu tertuang dalam Hukum Taurat yang kesembilan.
Selaras dengan hal ini, Paulus juga mengajak jemaat untuk berhenti mengucapkan perkataan
yang tidak berguna dan mulai belajar mengeluarkan perkataan yang baik dan membangun.
Hal ini bertujuan untuk membuat para pendengar dari setiap ucapan jemaat beroleh kasih
karunia.
Perkataan memiliki kuasa yang nyata. Artinya setiap perkataan yang keluar dari mulut
kita berdampak besar bagi orang-orang yang mendengarnya. Apabila yang kita ucapkan
adalah sebuah dusta atau hoax, maka hal tersebut akan berdampak negatif bagi yang
mendengarnya. Oleh karena itu, setiap perkataan yang keluar dari mulut kita haruslah
diwarnai dengan kasih, tidak ada kesombongan, tidak ada penghakiman, ada penerimaan
terhadap kelemahan orang lain, kata-kata yang mengarahkan tanpa menggurui, yang
mendorong tanpa memaksa, sehingga orang yang mendengar perkataan kita pun turut
merasakan kasih karunia yang mendamaikan dari Tuhan Yesus Kristus. Maka dari itu, bijaklah
dalam berkata-kata karena ucap bibir kita pun mempertaruhkan kemuliaan Tuhan kita di
hadapan sesama.

Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk bijak dalam berkata-kata, agar setiap ucapan kami dapat
membangun sesama dan menghantar mereka pada kasih karunia Tuhan. Amin.
Sabtu, 22 April 2023

Betapa Fananya Manusia

Salah satu misteri yang dihadapi oleh manusia dalam menjalani kehidupannya adalah
umur. Tidak ada satu manusiapun yang tahu kapan umur atau hidupnya akan berakhir.
Namun, yang pasti semua manusia akan meninggalkan dunia dan kehidupannya yang fana.
Maka dari itu, untuk menghadapi realita kefanaan hidup, bertumpu dan berharap kepada
Tuhan menjadi pilihan yang paling masuk akal. Karena hanya Tuhan yang menyediakan
tempat kekal ketika manusia telah meninggalkan kefanaannya di dunia.
Pemazmur juga menyadari kefanaan dirinya, maka ia memohon kepada Tuhan untuk
memberitahu batas umur yang diberikan Tuhan kepadanya. Permohonan ini dinaikkan
supaya dalam kefanaan sekalipun, Pemazmur tetap bisa menjaga hidup yang berkenan bagi
Allah. Sama seperti Pemazmur, Paulus juga menggambarkan kehidupan manusia di dunia
layaknya sebuah kemah dengan sifat sementara; yang sewaktu-waktu bisa dibongkar, yaitu
pada saat manusia meninggal. Akan tetapi, manusia tidak perlu takut sebab Allah telah
menyediakan kediaman yang kekal di sorga. Secara implisit Paulus ingin menyampaikan
kepada jemaat di Korintus, bahwa kehidupam yang sedang dijalani merupakan cara Tuhan
untuk melatih dan mempersiapkan umatNya, sehingga nantinya dapat menikmati hidup
kekal.
Kita ibarat seorang pengembara yang sedang mendirikan kemah di dunia dan sewaktu-
waktu akan berpindah. Demikianlah nantinya kita akan meninggalkan tubuh yang fana dan
berpindah ke rumah kekal bersama Bapa. Maka dari itu, selagi kita masih menumpang pada
kemah kehidupan yang fana, mari kita mempersiapkan diri. Agar kelak ketika kemah kita
dibongkar oleh kematian, kehidupan roh kita layak untuk berpindah ke kediaman Bapa yang
kekal dan kudus. Caranya adalah dengan menjadikan hidup yang fana ini berarti dan
berkenan di hadapan Tuhan, supaya nanti kita dapat menerima apa yang patut kita terima.

Doa: Tuhan, kesadaran akan kefanaan hidup membuat kami hanya mampu bersandar
kepadaMu, karena kami percaya Engkau telah menyediakan kediaman kekal bagi kami. Amin.

Anda mungkin juga menyukai