Anda di halaman 1dari 7

RASAHATIKU

Renungan Satu Hati Kampus


RASAHATIKU
Renungan Satu Hati Kampus
Selasa,24 Oktober 2023

Ada Dua Hal yang Dibenci Tuhan


Zakharia 8:17
“Janganlah merancang kejahatan dalam hatimu seorang terhadap yang lain
dan janganlah mencintai sumpah palsu. Sebab semuanya itu kubenci, demikianlah firman TUHAN
Dalam hidup ini, tentu kita dapat Dan menarik bahwa dari pelbagai kehendak Tuhan
memiliki 1001 macam kiat atau jurus kepada Israel agar setia melakukan kebaikan dan tidak
untuk menggapai apa yang kita lagi melakukan kejahatan sebagai wujud dari pemulihan
dambakan. Misalnya, untuk dapat tersebut, maka ada 2 (dua) hal yang diperingatkan Tuhan
untuk tidak patut dilakukan karena Tuhan sangat
hidup sehat, kita patut menjaga
membenci kedua hal tersebut. Kedua hal tersebut adalah
kesehatan tubuh, menjaga pola makan, merancang kejahatan dalam hati dan mencintai sumpah
olahraga dan istirahat. Untuk dapat palsu. Kedua hal tersebut menjadi penting karena
pandai dan mendapat gelar akademik, berkaitan dengan relasi vertikal dan horisontal. Relasi
kita patut mengasah pemikiran, dengan vertikal-horisontal tersebut diisyaratkan dengan sumpah
palsu, karena dalam tradisi sumpah, praktik tersebut
disiplin dan belajar yang tekun . Untuk
berkaitan dengan janji yang diucapkan dengan
dapat kaya, dapat jabatan, dapat menggunakan “nama Tuhan” dan dijalankan juga
keuntungan, dapat “suara” dalam dengan relasi dengan sesama. Demikian juga dalam hal
sebuah kontestasi pemilihan, kita dapat merancang kejahatan terhadap sesama, patutlah
menghalalkan segala macam cara dimengerti juga dalam tindakan menghancurkan
untuk mencapai tujuan. Tapi kalau “gambar Allah atau imago Dei”.

untuk selamat, apa kiatnya? Ternyata


RASAHATIKU saat ini hendak mengingatkan kita
kunci jawabannya adalah kita patut sebagai warga Satya Wacana, bahwa sebagai bagian
melakukan apa yang disukai Tuhan dan dari orang-orang yang mengalami karya keselamatan
sebaliknya tidak melakukan apa yang Allah melalui Kristus Sang Juruselamat, maka kitapun
dibenci Tuhan. patut membuktikan penyelamatan tersebut melalui sikap
menjaga hati dan mulut kita. Hati yang tidak merancang
kejahatan apapun dan mulut yang tidak mencintai
Ketika Israel pulang dari sumpah palsu. Jika seluruh hidup, kerja dan studi kita
pembuangan dan kembali ke tidak diwarnai dengan kedua hal yang dibenci Tuhan
Yerusalem, maka berita dan perintah tersebut, maka kita tidak menyia-nyiakan karya
tentang pemulihan menjadi hal penting keselamatan dan pemulihan yang dikerjakan Tuhan
dalam hidup pribadi maupun persekutuan kita.
yang patut dijalani dan dihidupi.
MENU HARI INI: Supaya jangan Tuhan membenci, aku bertekad mulai hari ini dan seterusnya untuk
selalu menjaga hati dan mulutku.

DOA: Tuhan, ajarilah kami untuk tidak merancangkan kejahatan apapun dalam hati kami dan
tidak pula mencintai sumpah palsu. Jikalau itu pernah terjadi, kami mohonkan kasih dan
ampunanMu. (mia) (Mia)
(Sebelum Amin, mohon dilanjutkan dengan pokok doa yang disesuaikan masing-masing)
RASAHATIKU
Renungan Satu Hati Kampus
Rabu,25 Oktober 2023

Memamerkan Terang
Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Setuju ataukah tidak, setiap murid Kristus Sebagai keluarga Satya Wacana, kita
dipanggil untuk memamerkan “terang” di
semuanya dipanggil untuk
waktu yang tepat, dengan maksud yang baik
dan dengan cara yang benar. Yang “mengarahkan pelita-pelita kita ke dunia
dimaksudkan dengan memamerkan terang luar”. Dunia yang penuh kegelapan di
tersebut adalah kita harus memamerkan luar sana membutuhkan terang; jadi
kemuliaan Allah. Dan satu-satunya cara
dunia membutuhkan kita. Dunia
untuk melakukannya adalah dengan
membiarkan kemuliaan itu terpancar membutuhkan kita yang tidak ragu-ragu,
melalui diri kita. yang tidak malu dan tidak takut; kita yang
SATUHATI, yang dikuasai dan
Yang patut harus diingat adalah karena
dikendalikan oleh Roh Kudus. Dengan
alasan tertentu, demi kepentingan tertentu,
maka yang terjadi justru sering “terang” itu begitu maka kitapun dapat menjalani
bukan dipamerkan tetapi disembunyikan dan tugas dan tanggung jawab dengan
bahkan bisa saja dipadamkan. Dan hal penuh sukacita, penuh kasih, kesetiaan
tersebutlah yang tidak dikehendaki oleh
dan pengorbanan. Jika itu kita semuanya
Yesus. Kita pun patut menyadari bahwa
musuh alami “terang” itu bukanlah dapat melakukannya, dari aras pimpinan,
kegelapan, melainkan “air dan angin” yang staf hingga bawahan; dari aras pengajar,
dapat memadamkannya. Sehubungan mahasiswa dan karyawan, maka dunia
dengan itulah, maka kita tidak boleh
akan melihat perbuatan baik dan unggul
memadamkan Roh Kudus (bandingkan 1
Tesalonika 5:19). Dengan kata lain, kita harus yang kita lakukan, sehingga pada
menjaga agar “pelita kita tidak kehabisan akhirnya bermuara pada satu tujuan
minyak”. Kita tidak boleh membiarkannya utama, yakni nama Bapa di Sorga
ditiup oleh “angin ketidaktaatan terhadap
dipermuliakan.
kehendak Allah”.
MENU HARI INI: Pancaran Kemuliaan Allah ditentukan pula oleh hidup dan kinerja kita
yang sedia menjadi saluran kemuliaanNya.

DOA: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk menjadikan hidup kami sebagai hidup yang
mempermuliakan dan bukannya mempermalukan namaMu. (Mia)

(Sebelum Amin, mohon dilanjutkan dengan pokok doa yang disesuaikan masing-masing)
RASAHATIKU
Renungan Satu Hati Kampus
Kamis,26 Oktober 2023
Teruslah melangkah dalam Segala Situasi
Filipi 4:6
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”

Hidup ini sering dibayangkan sebagai sebuah Yang menarik adalah dari balik jeruji besi, Paulus
perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang justru mengisyaratkan 3 hal yang patut dilakukan
lain, yang menjadi tujuan. Ketika hidup dikatakan oleh orang percaya, jika ingin terus melangkah
sebagai sebuah perjalanan, maka itu artinya kita dalam segala situasi. Ketiga hal tersebut adalah (1)
harus berjalan, dan terus berjalan. Istilah jangan pernah kuatir tentang apapun juga; (2)
gaulnya, the show must go on. Sampai pada bawakanlah segala sesuatu kepada Tuhan; dan (3)
batas pengertian ini, kita semuanya paham. tetaplah mengucap syukur dalam segala perkara.
Namun yang justru menjadi persoalan ketika Ketiga hal tersebut didasari oleh keyakinan bahwa
perjalanan itu menjadi tidak mulus. Penuh onak
apapun realita yang dihadapi, ada Tuhan yang
dan duri, jalannya berlika-liku; kadang mulus,
berkuasa menyertai dan mengendalikan segala
kadang mulas; kadang untung, kadang buntung.
sesuatu.
Dan pada batas realita sedemikian, kita
semuanya ada pada tanda-tanya serius: Masih
UKSW sesungguhnya pula laksana “gereja”
perlukah kita melangkah menyusuri perjalanan
ini ke depan? yang terus berjalan, ecclesia via torum. Kita berjalan
Rasul Paulus menulis suratnya kepada dari satu ruang dan waktu, ke ruang dan waktu yang
jemaat Filipi, justru ketika ia sendiri berada di lain. Dan dalam perjalanan itu, selain ada sukacita
dalam jeruji besi, di penjara kota Filipi. Realita dan kebahagiaan dengan pelbagai capaian
yang pahit menggetirkan tersebut justru ia alami keberhasilannya, namun kita pun menyadari betapa
ketika ia menempuh sebuah perjalanan tidak sedikit kendala, cobaan, hambatan, bahkan
pemberitaan injil dari satu tempat ke tempat mungkin airmata dan derita yang dialami, dengan
lainnya. Sesungguhnya fenomena ketakutan pelbagai bentuknya. Entah itu yang datang dari
atau phobia itu merupakan fenomena yang kalangan internal sendiri ataupun dari pihak
alami, yang wajar-wajar saja. Semua manusia, eksternal. Namun RASAHATIKU saat ini hendak
bahkan semua makhluk hidup pun memiliki menegaskan bahwa apapun kenyataan yang
kecenderungan tersebut. Dalam konteks dihadapi, jangan pernah berhenti melangkah.
sedemikian, maka sebagai makhluk hidup, Seperti kata Albert Einstein, kepada anaknya
secara alami ada mekanisme yang namanya Edward Einstein, “Hidup itu seperti naik sepeda.
“mekanisme pertahanan diri” untuk menghadapi
Agar tetap seimbang, kamu harus terus
dan mengatasi rasa takutnya terhadap sesuatu
menjalankan sepeda itu dengan mengayuh!”
yang datang “dari luar dirinya”.
MENU HARI INI: Apapun kenyataan hidup, tidak boleh ada kata “berhenti atau menyerah”.
Tetaplah melangkah walaupun mungkin itu setapak, karena ada Sang Imanuel.

DOA: Ya Tuhan, jauhkanlah kami dari rasa takut dan cemas. Hanya di dalam dan bersamaMu
sajalah kami melangkah menuju kemenangan hari ini,
esok dan selamanya. (Mia)
(Sebelum Amin, mohon dilanjutkan dengan pokok doa yang disesuaikan masing-masing)
RASAHATIKU
Renungan Satu Hati Kampus
Jumat,27 Oktober 2023

Rahasia Tangguh di Tengah Gaduh


Yesaya 40:31
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;
mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”
Tak dapat disangkali bahwa hidup di zaman Artinya, orang-orang yang hanya terikat dengan
kontemporer ini bagaikan hidup di tengah Tuhan melalui sikap menaruh harapan dan
kegaduhan. Ada begitu banyaknya seluruh hasrat kehidupannya dengan bergaul
kompleksitas akibat perkembangan ilmu dan dan selalu bertanya hal apa sajakah yang patut
teknologi komunikasi; Ada konteks dinamika
dilakukan untuk menyenangkan hati Tuhan.
politik global tetapi juga nasional yang tidak
Istilah “menanti-nantikan Tuhan” sama sekali
kalah hebohnya menjelang Pemilu; Ditambah
bukanlah menunjuk pada sikap pasif dan pasrah,
lagi dengan semakin parahnya krisis energi
dan lingkungan pada satu pihak dan pada
melainkan justru sikap proaktif. Ibarat rusa yang
pihak lainnya persoalan pangan menjadi lapar dan haus, selalu mencari air dan makanan
ancaman serius bagi penduduk bumi. Seluruh yang dapat memuaskannya. Menurut Yesaya,
kenyataan ini semakin tergenapkan dengan dampak dari sikap tersebut adalah ketangguhan
kegaduhan konflik dan peperangan yang yang tidak bersifat temporer, tetapi langgeng
berlarut-larut, hingga perkembangan terbaru dan kekal, karena selalu mendapatkan kekuatan
di Timur Tengah yang memprihatinkan. baru.
Sebagai umat yang tengah merambah Sebagai pribadi maupun persekutuan
perjalanan hidup yang tidak mudah, Yesaya Satya Wacana, kita semuanya terpanggil untuk
mengingatkan Israel, tetapi juga bagi kita memiliki ketangguhan di tengah kegaduhan
semuanya tentang rahasia untuk memperoleh
konteks kontemporer. Ayat renungan kita justru
ketangguhan di tengah realitas hidup yang
menjadi sebuah oto-kritik perenungan kepada
penuh kegaduhan. Ternyata semenjak ribuan
masing-masing kita untuk menjawab dengan
tahun lampau, Yesaya telah menyebutkan
rahasia tersebut dengan kata-kata “orang- jujur: MASIHKAH AKU SETIA MENANTI-
orang yang menanti-nantikan Tuhan”. NANTIKAN TUHAN? ATAUKAH ADA YANG
Menurut Yesaya, rahasia ketangguhan LAIN DI LUAR TUHAN YANG AKU NANTI-
tersebut tidak terkait dengan usia, jabatan, NANTIKAN ?
pengalaman, gelar, harta dan sebagainya.
Kuncinya hanya pada sikap hidup sebagai
“orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan.”
MENU HARI INI: Jika kita terikat di sayap Tuhan, maka kita akan terbang dengan
tangguh di tengah gaduh.

DOA: Tuhan, tuntunlah kami untuk tetap setia menanti-nantikan Dikau, dan
menyakini selalu bahwa bersama Tuhan kami akan cakap menanggung segala
perkara. (mia)
(Sebelum Amin, mohon dilanjutkan dengan pokok doa yang disesuaikan masing-masing)
2023

Anda mungkin juga menyukai