Anda di halaman 1dari 3

Muliakanlah Tuhan dengan Harta dan Tubuhmu (Roma 12:1-2)

Segala sesuatu yang ada dalam dunia ini tentu semua berasal dari Tuhan, termasuk
manusia, Tuhanlah yang menciptakan kita. Bahkan segala sesuatu yang ada pada kita hanyalah
anugerah pemberian dari Tuhan , oleh sebab itu tidak ada yang dapat kita sombongkan dalam
hidup ini. Hari-hari ini sudah semakin banyak orang-orang yang memiliki sikap yang amat
sombong, merasa bahwa segala pencapaian, kesuksesan dan harta yang dimilikinya adalah hanya
karna kehebatannya, sehingga dia merasa bahwa dirinya patut dihormati. Maka tidak heran
terjadi juga penindasan dan ketidakadilan terhadap orang yang lemah, dengan menggunakan
harta kekayaan ia melakukan segala bentuk cara demi popularitas dan nama baiknya. Di tengah
kemajuan teknologi pada saat ini semakin banyak bentuk kejahatan yang terjadi. Oleh sebab itu
sebagai orang percaya hendaklah kita tidak terjerumus. Roma 11:36 “ Sebab segala sesuatu
adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
Yang artinya segala sesuatu yang ada pada kita bahkan termasuk tubuh kita merupakan anugerah
dari Tuhan, oleh sebab itu marilah kita pergunakan untuk kemuliaan Tuhan dalam hidup kita.
Melalui nas firman Tuhan pada Roma 12:1-2, ada dua poin penting yang hendak disampaikan
kepada kita, yaitu:

1.Mempersembahkah Tubuh sebagai persembahan yang hidup

Kita sebagai Orang percaya seharusnya mempunyai keinginan tulus-ikhlas untuk


menyenangkan hati Allah dalam kasih, pengabdian, pujian dan kekudusan, serta
mempersembahkan tubuh untuk pelayanan. Pernahkah secara mendalam kita renungkan
kemurahan Allah dalam Yesus Kristus? Begitu luas, dalam, dan hebat kemurahan Allah. Dengan
mengorbankan Putra-Nya, Allah telah menebus, mengampuni dan memberikan kita jaminan
keselamatan sehingga itulah sukacita yang besar bagi kita orang yang percaya kepadaNya. Oleh
karena itu sudah selayaknya bila sekarang kita bersyukur dengan mempersembahkan tubuh, yaitu
seluruh keberadaan kita kepada Tuhan. Persembahan yang bagaimanakah yang layak kita
berikan sebagai syukur atas korban penyelamatan Yesus? Tentu adalah persembahan tubuh yang
hidup, yaitu seluruh hidup dan kapasitas kita. Juga persembahan yang kudus, yaitu bahwa
seluruh kehidupan kita sudah dikhususkan bagi kemuliaan Nama Tuhan, sehingga berbuahkan
sikap moral yang memuliakan Allah. Juga persembahan yang berkenan kepada Tuhan. Itulah
ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati pasti akan menghasilkan pola pikir yang serasi dengan
kebenaran Allah. Ibadah yang benar harus dilakukan dalam roh dan kebenaran. Dalam roh
artinya hidup yang telah dibaharui Tuhan dan terlihat dalam persembahan totalitas hidup bagi
Tuhan. Dan Ibadah yang dilakukan dalam kebenaran adalah hidup yang dibangun sesuai dengan
kebenaran firman Tuhan. Itulah hidup yang Tuhan inginkan, agar memancar dalam diri kita.

Mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus, dan yang berkenan kepada
Allah memiliki makna bahwa tubuh kita harus digunakan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan.
Tubuh kita bukan untuk kesenangan diri sendiri apalagi untuk memuaskan keinginan, tetapi
menjadi berguna bagi penggenapan rencana Allah di dunia ini. Kalau orang percaya bekerja
menggunakan tubuh, hal tersebut dilakukan untuk kepentingan Kerajaan Allah. Oleh sebab itu,
menjadi tanggung jawab setiap kita orang percaya untuk mengembangkan potensi yang ada
dalam diri kita, agar tubuh kita bisa efektif bagi pekerjaan Tuhan. Dalam hal ini, kemalasan
adalah suatu dosa; sebab orang malas membuat dirinya tidak efektif bagi Tuhan dan tidak
bertanggung jawab kepada-Nya secara benar. Ingatlah bahwa tubuh kita adalah bait Allah, 1
Korintus 6:19-20 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam
di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri?, sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!”.

2.Jangan serupa dengan dunia

Walau kita tinggal dan berada di dalam dunia, tetapi kita tidak boleh sama dengan dunia
ini. Sama seperti ikan di laut, walau ikan tinggal di dalam air asin, tetapi tubuhnya tidak asin
selama hidup. Tetapi saat ikan di laut mati maka tubuhnya diberikan garam agar bisa awet. Kita
memang diutus Tuhan ke tengah-tengah dunia, tapi kita tidak boleh menjadi serupa dengan
dunia.Yang dimaksud “dunia” oleh Paulus adalah jalan hidup yang jahat, yang berdosa di
hadapan Tuhan, cara pandang yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jadi Paulus bukan
hanya menunjuk keada perbuatan-perbuatan duniawi, tapi pola pikir, sudut pandang dan sistem
kepercayaan yang bertentangan dengan firman Allah.

Kita diperintahkan bukan hanya agar tidak berbuat jahat, tapi juga jangan mempunyai
cara pikir yang sama dengan dunia. Karena di belakang cara berpikir kita sebenarnya ada
kepercayaan yang kita pegang. Perintah ini berarti agar kita jangan menjadi serupa dengan
kepercayaan palsu yang dipegang oleh orang-orang dunia ini.Kita perlu waspada dengan
pengajaran yang hanya menekankan satu pengajaran tapi melupakan yang lain, misalnya
pengajaran tentang “Injil kemakmuran” yang mengatakan bahwa kalau ikut Yesus pasti bisa
kaya raya atau pengajaran yang menganggap orang yang sakit pasti karena berdosa. Kita harus
memahami Injil secara utuh dan komprehensif. Injil yang berpusat pada Kristus bukan pada
manusia.

“Jangan menjadi serupa dengan dunia ini” juga dapat berarti “jangan menjadi sekuler”.
Sekularisme terjadi di mana segala pemikiran, perbuatan, rencana, perjuangan, cita-cita manusia
hanya memperhitungkan hidupnya selama di dunia ini saja, mengabaikan atau tidak
mempercayai adanya kekekalan.Selain itu kita mesti tegas dengan pandangan-pandangan dunia
yang hanya memuaskan keinginan lahiriah dan memuja hawa nafsu sehingga membuat banyak
orang Kristen akhirnya menyimpang dari jalan yang benar. Jadi kemenangan kita atas dunia
dimulai dari kepercayaan kita yang diperbaharui oleh firman Allah.Setiap hari kita harus bisa
merubah dunia kita dan membawa berkat bagi sesama. Jangan jadikan dunia yang merubah
hidupmu tetapi hidup kitalah yang sejatinya merubah dunia ini. Agar kita menjadi tidak serupa
dengan dunia, untuk itu Firman Tuhan memberikan solusi: “berubahlah oleh pembaruan
budimu”.Firman Tuhan menginginkan agar kita terus menerus berubah menjadi manusia yang
tidak sama dengan keadaan semula. Manusia yang belum diperbarui. Manusia yang berdosa.
Manusia yang sama dengan manusia duniawi. Tetapi menjadi manusia yang serupa dengan
Kristus. Karena itu, teruslah berusaha membawa perubahan bagi dunia agar dunia ini dipenuhi
kemuliaan Allah. Amen

Anda mungkin juga menyukai