Rosemary)
Fr. Paulus, CSE
1. Jelaskan inti dari ajaran St. Theresia dari Lisieux tentang “Jalan Kecil”.
Bagaimana spiritualitas “Jalan Kecil” dapat membawa seseorang kepada
kekudusan? Apa relevansinya bagi umat beriman zaman ini dalam
konteks menuju kesempurnaan Kristiani?
Inti ajaran “Jalan Kecil” (lift menuju Allah)
Esensi: kerendahan hati yang dijiwai cinta kasih.
Rahasia: Allah senang dan berkenan dengan jiwa yang kecil.
Aspek:
o Semangat kemiskinan: sadar dan bersukacita akan kelemahan dan
kekecilannya (bdk. pasir & gunung).1
o Iman yang besar akan kerahiman Allah2
Berani datang kepada Allah dengan kepercayaan dan cinta,
seperti anak dengan bapanya.
Tidak kuatir akan apa pun karena yakin Bapa
memeliharanya.
o Kurban sebagai ungkapan cinta kasih kepada Yesus.3
Nasihat praktis: lakukan perkara kecil tiap hari dengan cinta yang besar
kepada Allah.4
1
“Untuk mencintai Yesus, untuk menjadi kurban dari cinta-Nya, orang justru harus semakin
lemah dan papa”
2
“Bahkan seandainya saya sadar telah melakukan segala dosa yang dapat dilakukan manusia,
dengan hati penuh penyesalan, aku akan segera melemparkan diriku ke dalam pelukan Yesus,
sebab aku tahu, betapa Ia mengasihi anak yang hilang itu.”
3
Semakin seseorang sadar bahwa dia lemah dan papa serta mencintai kelemahannya, semakin
cocok untuk menjadi kurban bakaran bagi kerahiman Allah atau semakin berpasrah pada
kerahiman Allah yang tak terbatas.
4
“Apa yang dapat kulakukan hari ini untuk cinta?”, “Seluruh tugasku hanyalah cinta.”
5
Zaman sekuler ditandai dengan pengagungan manusia hingga menolak Allah, bahkan merasa
tidak memerlukan Allah. Orang juga cenderung mengejar dan memimpikan hal-hal besar.
Cara yang “terjangkau” untuk mempersembahkan kurban dan silih bagi dunia
yang sangat membutuhkannya.
3. Apa peristiwa penting yang dialami St. Theresia dari Lisieux pada tahun
1886? Mengapa peristiwa itu sangat penting dalam hidupnya? Apa
pengaruh atau efek dari peristiwa itu dalam hidupnya?
Peristiwa penting tahun 1886 (rahmat Natal)
Rahmat untuk meninggalkan sifat kekanak-kanakan yang suka mencari
perhatian dan berputar-putar memikirkan diri sendiri.
Rahmat untuk lepas dari sifat skrupel – dalam sekejap Allah mengerjakan apa
yang bertahun-tahun gagal diusahakannya.
6
Latar belakang: pengalaman pribadi dengan ayahnya, Louis Martin.
7
Sejak kecil, Theresia selalu memandang ke surga!
8
Pengharapan memberikan kepastian bahwa surga itu ada!
Pentingnya peristiwa rahmat Natal
Theresia menjadi bebas dari kelemahan dirinya mampu mencintai Allah
dan sesama dengan lebih baik.
Theresia mulai memahami rahasia kesempurnaan secara mendalam: Allahlah
yang bekerja di dalam dirinya.
6. Apa itu pengalaman mistik? Apa saja pengalaman mistik St. Teresa dari
Avila? (berikan contoh dari buku kehidupannya sendiri). Jelaskan efek
dari setiap pengalaman rohani tersebut dalam kehidupannya. Apakah
mungkin pengalaman mistik bisa dialami umat beriman zaman ini?
Definisi pengalaman mistik
Pengalaman akan Allah yang begitu mendalam sehingga melampaui segala
“ada” manusia tak dapat diungkapkan dengan konsep & kata-kata manusia
(transenden), hanya dapat dialami secara nyata.17
Menurut Yohanes Salib: pengenalan rahasia akan Allah (kontemplasi).18
Merupakan karunia Allah yang sangat mendalam dan indah. Manusia hanya
dapat merindukannya.
17
Orang harus mengalaminya sendiri untuk dapat mengerti.
18
Dalam kontemplasi, Allah mengkomunikasikan diri (pribadi, cinta, & kebijaksanaan-Nya)
kepada jiwa secara langsung tanpa perantaraan panca indera, imajinasi, fantasi, bahkan daya-
daya jiwa yang terdalam pengenalan dalam cinta kasih.
19
“Saya sadar benar betapa buruk saya berterima kasih kepada Dia untuk luka-luka itu, sehingga
hatiku hancur. Sambil banjir air mata, aku mohon Dia menguatkan saya sekarang dan selama-
lamanya agar supaya saya tidak menghina Dia lagi” (RH, Bab IX, 1).
20
Selain itu, Teresa juga mendapat rahmat pertobatan dari membaca buku Pengakuan
Agustinus.
kata-kata ini: “Mulai sekarang, Aku ingin agar engkau tidak lagi bergaul
dengan manusia, melainkan dengan malaikat.”
o Efek: Teresa tidak lagi mencari penghiburan dari pergaulan dan
relasi dengan orang-orang yang disukainya dan menaruh perasaan
pada orang tertentu kecuali mereka yang mencintai Tuhan dan
berusaha untuk melayani-Nya dengan sepenuh hati.21
Tahun 1558: Teresa mengalami jenis pengalaman mistik yang lain, yakni
visiun non-imajinatif.22 Ia merasakan kehadiran Yesus persis di sampingnya,
tanpa melihat atau mendengar apa-apa. Namun kehadiran Yesus ini sungguh
nyata dan menghasilkan efek yang besar.
o Efek: Teresa terbakar oleh cinta untuk mencintai Yesus secara total
hingga bersedia menanggung penderitaan apa pun demi Dia.
Tahun 1562: Teresa melihat malaikat Serafim menikam hatinya dengan
panah cinta berapi (visiun imajinatif).
o Efek: Meninggalkan luka cinta yang begitu mendalam dan nikmat di
dalam hati Teresa23 impuls kasih yang menggebu-gebu,
kerinduan besar untuk melayani Tuhan pertobatan kedua (masuk
masa ekstatik).
7. Apa konsep doa menurut St. Teresa Avila? Apa pengertian Teresiana
tentang proses progresif dalam doa? Mengapa Teresa mengatakan bahwa
doa adalah sebuah persahabatan dengan Allah? Bagaimana proses
21
Dalam sekejap dan tanpa kesulitan, Tuhan memberikan kebebasan dan kekuatan yang
dibutuhkannya untuk lepas dari pelbagai afeksi yang telah mengikatnya selama ini - kelepasan
yang tidak dapat diperolehnya melalui usaha-usaha keras manusiawi selama bertahun-tahun
(bahkan hingga sakit!).
22
Menurut Teresa, visiun jenis ini nilainya lebih tinggi, karena di surga nanti, orang tidak lagi
memperoleh pengenalan lewat indera.
23
Setelah kematiannya, ditemukan bekas luka fisik pada organ jantung Teresa.
24
Pengalaman mistik merupakan perkembangan normal dari rahmat pembaptisan yang kita
terima sejak dibaptis. Tuhan memberikan pengalaman itu semata-mata karena cinta-Nya kepada
umat manusia, khususnya Dia mau menyatakan bahwa Dia melampaui akal budi manusia dan
melampaui segala-galanya.
25
Jika memang otentik dari Allah, efeknya akan tetap terlaksana meskipun ditolak.
persahabatan ini dapat membawa manusia pada persatuan cintakasih yang
mendalam dengan Allah. Jelaskan empat tahap doa menurut St. Teresa
dari Avila.
Konsep doa menurut Teresa Avila
Doa adalah persahabatan yang mesra dengan Allah.
Sebagaimana halnya persahabatan manusiawi, persahabatan dengan Allah
merupakan relasi yang nyata dan melalui proses perkembangan yang
progresif: kenalan sahabat pacar tunangan pasangan.26
Syarat persahabatan dengan Allah:
o Menjawab undangan dari Allah jawaban bebas manusia.27
o Berkomunikasi dengan sering (kuantitas) dan mesra (kualitas).
o Kesetiaan, kepercayaan, keterbukaan relasi yang intim dari hati
ke hati.
o Kesediaan untuk memberikan diri dan dibentuk menjadi serupa
dengan Allah persatuan cinta kasih yang mendalam (pernikahan
rohani).
10. Jelaskan apa maksud “pertobatan kedua” dan mengapa perlu pertobatan
kedua.
Maksud “pertobatan kedua”
Pertobatan kedua: pertobatan yang lebih mendalam oleh mereka yang berada
dalam keadaan rahmat hidup rohani semakin subur dan berbuah.35
Contoh: pertobatan Petrus:
o Pertobatan pertama: meninggalkan jala & perahu untuk mengikuti
Yesus.
o Pertobatan kedua: menangis setelah mengkhianati Yesus
berjumpa dan diampuni oleh Yesus yang bangkit berani
mewartakan Yesus yang tersalib hingga mati.
32
Kerendahan hati ini didasarkan pada pemeriksaan diri dan meditasi tentang kebenaran
adikodrati dan teladan-teladan hidup Yesus.
33
Kerendahan hati ini membantu menunjukkan kesalahan lahiriah seseorang dan memberikan
terang pada kedalaman jiwa semakin menyingkap kekecilan dan kepapaan jiwa di hadapan
Tuhan menghantar jiwa ke dalam ruang keempat dan membuat kemajuan ke puncak rohani.
34
Di sini berlaku prinsip Corruptio optimi pessima
35
Pertobatan pertama: berhenti hidup untuk diri sendiri dan mulai hidup untuk Allah; pertobatan
kedua: hidup sepenuhnya untuk Allah.
Posisi dalam tahap hidup rohani: dosa berat (pertobatan pertama)
purgatif (pertobatan kedua) iluminatif.36
Pertobatan kedua merupakan proses perkembangan hidup rohani dari cinta
yang pamrih kepada cinta seorang anak (Katarina).
Syarat: kerendahan hati yang sadar akan ketidaklayakan, kelemahan, dan
ketergantungannya kepada Bapa surgawi.
11. Jelaskan apa itu “jalan normal” menuju kekudusan menurut Tauler. Apa
perbedaan jalan normal ini dengan jalan yang ditempuh oleh Santa Teresa
dari Avila? Berikan pendapat Anda.
36
Dalam sistem St. Yohanes Salib, pertobatan kedua adalah pemurnian pasif inderawi.
37
Bdk. St. Katarina Siena, Dialog, Bab 60 & 63.
38
Allah menarik hiburan untuk memberikan pengenalan diri yang sempurna.
“Jalan normal” menuju kekudusan menurut Tauler
Jalan biasa menuju kekudusan yang dapat dialami semua orang Kristen.
o Merupakan pemurnian yang harus dialami di dunia kemurnian
jiwa yang sempurna masuk surga.
o Bukan merupakan rahmat luar biasa (supernatural) yang diiringi
dengan visiun, ekstasi, dan aneka pengalaman mistik lainnya.
Dasar: ketika orang sungguh merindukan Allah dan berusaha mencari Allah,
muncul ketakutan yang sungguh-sungguh39 Yesus datang berkomunikasi
dengan jiwa.
39
Misal: “apakah aku pantas?”, “apakah Allah murka kepadaku?”
40
Pengalaman mistik bukan syarat untuk masuk surga. St. Yohanes Salib berulang kali
menekankan agar kita jangan mencari dan memikirkannya.
41
Bdk. St. Katarina dari Siena, Beato Henri Suso, Tauler, dan Lallemant.
42
Kekurangan-kekurangan ini tidak dapat diatasi sepenuhnya hanya dengan mengandalkan
usaha aktif dari manusia (penyangkalan diri dan mati raga baik lahiriah maupun batiniah), Bdk.
Malam Gelap III, 42.
o Kemalasan rohani (acedia): akibat lanjut dari sensualitas rohani,
yakni ketika jiwa tidak memperoleh hiburan-hiburan rohani yang
dicarinya, ia menjadi malas untuk berdoa dan melayani. Ia menolak
untuk dimurnikan dan tidak sabar menanggung penderitaan.
o Kesombongan rohani: akibat lain dari sensualitas rohani, yakni
ketika orang memperoleh hiburan-hiburan rohani yang dicarinya, ia
kemudian membanggakan kesempurnaannya, menghakimi orang
lain dengan keras, dan memandang tinggi dirinya.43
Simpulan: pemurnian pasif indrawi ini mutlak diperlukan untuk
menyempurnakan usaha pemurnian aktif manusia sehingga ia dapat maju
dalam hidup rohaninya dan dapat sampai pada persatuan yang mesra dengan
Allah.
13. Jelaskan apa perbedaan permurnian pasif inderawi dan pasif rohani?
mengapa perlu melewati pemurnian pasif indrawi dan pasif rohani untuk
memasuki persatuan transforman dengan Allah?
Perbedaan pemurnian pasif inderawi dan rohani
Pemurnian pasif inderawi Pemurnian pasif rohani
Dialami oleh pemula (peralihan ke tahap Dialami oleh profisien (peralihan ke
iluminatif) tahap unitif)
Memurnikan cacat cela inderawi Memurnikan cacat cela rohani
(pemula) (profisien)
Bekerja di fakultas inderawi (panca Bekerja di fakultas rohani (intelek,
indera jasmani & batin) kehendak, ingatan)
Diiringi penderitaan fisik (masih ada Diiringi penderitaan fisik dan rohani
penghiburan rohani) (tidak ada lagi hiburan rohani)
Efek: sementara (bdk. membersihkan Efek: permanen (bdk. mencabut akar
ranting) dan memindahkannya)
Tujuan: mengharmoniskan indera dengan Tujuan: mentransformasi cara kerja
bagian tubuh yang lebih tinggi (rohani) fakultas rohani untuk dapat tunduk
pada Allah persatuan cinta kasih
47
Tanda ketiga ini adalah tanda yang paling penting.
Definisi pemurnian pasif rohani
Pemurnian fakultas rohani yang terdalam:
o Intelek dimurnikan oleh iman
o Ingatan dimurnikan oleh harapan
o Kehendak dimurnikan oleh kasih
Tujuan: menundukkan jiwa secara sempurna kepada Allah demi mencapai
persatuan cinta kasih/transforman.
Dialami oleh orang yang sudah maju dan cukup lama setia berjuang di tahap
iluminatif (ruang VI).
Disertai penderitaan yang hebat, baik fisik maupun rohani.48
48
Misal: penyakit berat, serangan setan, sikap orang lain (gosip, fitnah, dll.), tidak dimengerti
oleh pembimbing, merasa ditinggalkan oleh Allah karena berdosa.
49
Bdk. mencabut pohon hingga ke akar & hanya membersihkan rantingnya.
Kasih: jiwa mengasihi Allah demi diri-Nya sendiri dan
mengasihi sesama demi Allah mengasihi dengan murni
dan heroik.
o Memurnikan keutamaan-keutamaan dari segala ketidakmurnian
(campuran manusiawi).50
Keadaan jiwa yang telah dimurnikan: daya-daya jiwa bekerja secara baru
melalui keutamaan supernatural. Ia dapat berjalan dengan aman dan damai
karena seluruh nafsu, afeksi, dan hasratnya telah ditidurkan/dimurnikan dan
tidak lagi memiliki kuasa atas dirinya. (MG II, 15).
15. Jelaskan apa maksudnya Roh Kudus sebagai pelaku utama pengudusan
kita? Apa pengaruh dari karunia pengertian dalam menghadapi pemurnian
pasif rohani.
Roh Kudus sebagai pelaku utama pengudusan
Jiwa membutuhkan rahmat Roh Kudus untuk dapat mencapai persatuan
dengan Allah.
o Roh Kudus yang pertama-tama menggerakkan manusia untuk
memulai perjalanan rohani.
o Sapta karunia Roh Kudus menyempurnakan dan mengangkat
kebajikan-kebajikan manusiawi ke dimensi ilahi.
50
Motivasi adikodrati yang formal diperlihatkan mengatasi motivasi sekunder (yang membuat
mereka mempraktikkannya dengan cara manusiawi).
o Inspirasi Roh Kudus memampukan orang untuk membuka diri pada
bimbingan Allah mengarahkan hati kepada Allah.
Peran sapta karunia Roh Kudus dalam hidup rohani:
o Karunia takut akan Allah: menolong untuk berjuang melawan
kesenangan terhadap hal-hal terlarang dan melawan dorongan-
dorongan hati yang jahat.
o Karunia kebaktian: membimbing untuk mematuhi hukum ilahi
dalam segala sesuatu.
o Karunia keperkasaan: menguatkan keberanian dalam bahaya dan
memperkuat kesabaran dalam pencobaan yang panjang.
o Karunia nasihat: menerangi ketika tidak tahu keputusan apa yang
harus diambil dalam situasi yang sulit.
o Karunia pengenalan/pengetahuan: memampukan untuk membedakan
yang baik dan yang buruk.
o Karunia pengertian: memampukan untuk memahami misteri Allah
(misteri keselamatan).
o Karunia kebijaksanaan: memampukan untuk melihat Allah dalam
segala peristiwa bahkan dalam keadaan yang amat menyedihkan
melihat dari sudut pandang ilahi.51
51
Karunia kebijaksanaan membuat orang menyukai perkara-perkara ilahi dan mendatangkan
penghiburan rohani dan damai yang mendalam.
52
“Jadi terang kodrati dari pengertian/budi kita (bahkan di dalam para genius terkenal)
kekuatannya terbatas, mengapa dia dapat mencapai suatu titik tetap yang tertentu. Karena itu
manusia membutuhkan suatu terang adikodrati untuk menembus makin jauh (ke dalam Allah
atau ke dalam lubuk terdalam dari kehidupan jiwa) agar dapat mengenal apa yang tidak dapat
dikenal melalui terang kodratinya: dan terang adikodrati yang dianugerahkan kepada manusia
ini disebut karunia pengertian.” Summa, IIa IIæ, q. 8, a . I.
53
Iman yang hidup membuat kita bertahan pada misteri-misteri ilahi karena Allah telah
mewahyukannya, tetapi dari dirinya sendiri iman masih belum membuat kita memahami arti
yang mendalam dari misteri-misteri, dari keagungan Allah. Pemahaman ini membutuhkan
penerangan istimewa dari Roh Kudus, yang tidak secara abstrak dan teologis, melainkan jauh
lebih praktis, tinggi, dan mendalam daripada apa pun yang dapat dicapai melalui studi!
Kesalahan praktis: menunjukkan kesalahan dengan cara
yang jauh lebih baik dari pada pemeriksaan batin yang
paling teliti.
o Membantu orang untuk dapat memahami kebenaran-kebenaran
Allah55 yang dapat diterima budi.56
o Menyingkapkan kemiskinan dan kepapaan manusia, dan sebagai
pembanding kebesaran Allah.57
Dalam konteks pemurnian pasif rohani:
o Karunia pengertian berperan dalam pemurnian intelek melalui iman.
o Terang yang memurnikan dari karunia pengertian memberi kesan
kegelapan total selama pemurnian pasif rohani orang berjalan di
antara dua kegelapan ekstrem (kegelapan di bidang yang lebih
rendah menuju kegelapan di bidang yang lebih tinggi).
o Karunia pengertian pada akhirnya membantu orang untuk tetap
bertahan dalam kegelapan iman dan sekaligus memurnikannya
sehingga terjadilah “transformasi intelek” yang dikehendaki Allah.
54
Karunia pengertian menekankan jarak yang sangat besar yang memisahkan realitas rohani dari
lambang-lambang yang sensibel, atau roh dari daging. Bdk. Summa, IIa II æ , q. 8, a, 2
55
Kebenaran Allah bagaikan Cahaya Putih yang gelap bagi manusia, namun sesungguhnya
adalah “kegelapan yang agung”.
56
Misal: eksistensi Allah Tritunggal, Penyelenggaraan Ilahi, Misteri Salib, Kebebasan Pencipta,
dll. tidak dapat dibuktikan di dunia ini. Iman dibantu oleh karunia pengertian yang membuat
seseorang dapat memasuki makna dari misteri-misteri ilahi dan karunia kebijaksanaan yang
membuatnya dapat menikmati misteri-misteri tersebut dapat mempercayai Allah secara
sempurna.
57
“Semua yang kutulis tidak lebih dari pada jerami dibandingkan dengan apa yang dinyatakan
oleh Allah kepadaku” (St. Thomas Aquinas).