Anda di halaman 1dari 10

Mental Jalan Pintas Ibrani 10:36; 12:16-17 Tentu banyak di antara kita yang tahu tentang cerita Doraemon.

Selain Doraemon, ada satu tokoh lagi yang menarik untuk diperhatikan di dalam cerita tersebut, yaitu Nobita. Nobita adalah seorang anak yang kurang sabar. Jika menginginkan sesuatu, maunya cepat mendapatkan tanpa mau mengalami kesulitan. Tentu saja dia bisa mendapatkannya, karena Doraemon, sahabat baiknya itu memiliki kantong ajaib yang bisa mengeluarkan benda-benda yang diinginkan Nobita. Sayangnya, Nobita sering gagal mempergunakan dengan baik benda-benda yang ia terima, karena dia memang belum siap secara mental, sehingga hasilnya adalah kekecewaan. Di samping itu, keberadaan Doraemon dengan kebaikankebaikannya itu membuat Nobita tidak bisa hidup mandiri. Cerita ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap keinginan yang diperoleh dengan cara instan, cenderung menghasilkan kekecewaan. Juga tersirat pesan bahwa adalah baik jika kita mau menjalani setiap proses yang ada di dalam kehidupan ini. Tidak jarang sebagai manusia, kita juga memiliki kecenderungan untuk bersikap seperti Nobita, yang memiliki mental jalan pintas. Bagi anak muda, sering kali bersikap tidak sabar dalam banyak hal. Tidak sabar menanti jodoh yang lebih tepat sehingga menikah dengan orang yang berbeda iman. Tidak sabar menunggu hari pernikahan sehingga hamil di luar nikah. Tidak sabar mengikuti sekolah atau kuliah sehingga berhenti sekolah atau kuliah. Hasilnya, kekecewaanlah yang didapat. Di dalam Alkitab, kita bisa melihat contohnya di dalam diri Esau. Karena ketidaksabaran untuk menahan lapar, ia kehilangan hak kesulungannya karena ia menukarnya dengan sepiring sup kacang merah. Akhirnya, hanya penyesalan yang tiada artinyalah yang ia rasakan, sebab sekalipun ia sampai mencucurkan air mata, hak kesulungan itu sudah bukan lagi menjadi miliknya. Di dalam hidup ini, kita pasti memiliki keinginan-keinginan, yang kalau bisa kita peroleh dengan cepat. Terlalu sering orang mengharapkan apa yang ia inginkan terwujud saat itu juga. Sadarilah, diperlukan kesabaran untuk mewujudnyatakan keinginan-keinginan itu. Kesabaran yang disertai usaha tanpa pernah putus asa akan membuat seseorang mendapatkan apa yang ia inginkan. Itulah yang dinamakan proses! Orang yang bersedia melalui proses dan kemudian mendapatkan sesuatu yang ia inginkan, ia akan merasakan kepuasan tersendiri. Di samping itu, ia bisa belajar banyak dari apa yang sudah ia lalui untuk dijadikan bekal bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Jangan pernah memiliki mental jalan pintas! Tetapi, milikilah mental anak Tuhan yang tangguh, yang tidak pernah menyerah, yang mau menjalani proses kehidupan meski itu sulit. Karena, di situlah terletak nilai-nilai kehidupan yang sangat berharga, yang pada gilirannya tidak akan membuat kita menyesal.

Tidak Ada Jalan Pintas


Dari jaman dulu hingga jaman sekarang siapa segh yang gak mau sukses. Tapi sedikit orang yang benerbenar ulet dan cermat, juga serta cekatan untuk jadi sukses. Lebih banyak memilih jalan pintas

Soal kisruh PSSI menjadi perhatian banyak pihak. Terlepas dari itu, kita mau punya Timnas yang luar biasa, syukur-syukur bisa tembus piala dunia. Kalo gak oke tiba-tiba banyak yang menghujat. Mendadak jadi pengamat, tapi Cuma untuk menghujat. Sebagai penonton (tiba-tiba bisa jadi pengamat) maunya langsung jadi punya timnas yang oke, padahal gak ada yang langsung jadi, semua butuh proses. Harus dimulai dari pembinaan usia mudabutuh waktu dan kerja keras.

Setiap orang tua pasti mau punya anak pintar dan sukses. Tetapi perlu disadari bahwa tidak bisa instan. Dari jenjang TK-SMA orang tua menemani anak dalam menjalani studi mereka. Makanan disiapkan, juga pakaian, serta buk tulis dan buku cetak. Tidak kurang juga ketika anak banyak maunya. Tapi orang tua tetap sabar khan? Waktunya berapa tahun? Selama ia masih bisa memakluminya. Demi anak menjadi sukses, sekarang mengelus dada dan menangis.tapi hari esok tersenyum dengan bangga.

Koruptor Gayus dan Dana. Mereka bisa hidup dengan kekayaan yang diraih dengan jalan pintas dan penuh dengan cacat hukum. Ini menggabarkan bahwa manusia tidak pernah puas, selalu saja ingin lagi dan lagiini bahaya!

Dari contoh di atas: kata kuncinya adalah MENGUCAP SYUKUR DALAM SEGALA HAL !

Karena dia tidak sanggup mengucap syukur dalam segala hal, makanya ia pilih jalan pintas untuk keluar dari belenggu penderitaan. Pokoknya ingin cepat selesai dari masalah-masalah hidupnya, terlebih dengan jalan yang tidak seturut dengan firmanNya.

Mazmur 51 adalah bukti pengakuan Dosa Daud. Daud tidak puas memiliki satu istri. Ia mengambil Betsyeba istri Uria (orang Het) dengan cara kotor dan menjijikan! Betsyeba hamil, Uria dibunuh!

Orang yang tidak sanggup mengucap syukur dalam segala hal: Hati dan pikirannya tertutup dari Takut akan TUHAN Masalah jadi besar dimatanya. Ketakutan dan kecemasan mengalahkan dirinya Sinis memandang TUHAN (dimana kebaikan TUHAN?) dan sinis memandang orang lain (iri hati, cemburu)

Lantas apa yang harus dilakukan kita? Terlebih ketika pergumulan hidup menghampiri kita!

Ibarani 5:5-10

Di balik cerita Paskah adalah penderitaan dan pengorbanan yang dilakukan Kristus, hingga mati di kayu salib, digambarkan bahwa Ia setia sampai mati. Pengarang kitab Ibrani menggambarkan tentang Yesus: sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang dideritaNya (Ibrani 5:8). Yesus tidak mencari penderitaan, tetapi Ia juga tidak menolak penderitaan. Yang dilakukanNya adalah memanfaatkan penderitaan sebagai sarana belajar. Belajar menjadi taat.

Apa yang bisa kita pelajari ? Layaknya Kristus, kita tidak boleh memiliki mental jalan pintas. Apalagi membangun sikap hidup cari gampang. Hidup ini tidaklah mudah, juga segala sesuatu tidak bisa diperoleh dengan mudah, melainkan harus dengan bersusah payah. Misalnya, kesediaan menderita demi jadi seseorang yann pandai adalah pendorong utama dalam keberhasilan belajar. Orang yang mau dan rajin belajar harus mau menderita. Untuk belajar tidak ada jalan pintas. Kalau kita mau berenang ke tepian, kita tidak bisa menempuh jalan pintas. Yang benar: berakit-rakit ke hulu, berenang-berenang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Buat apa kita taat dan setia?

Yohanes 12

Dalam bagian injil ini pun dipertegas oleh Yesus, ketika berkenalan dengna komunitas luar, orang-orang yunani. Waktunya telah tibayaitu menandai saat pemuliaan Allah. Dengan kematiannya, nampak kasih Allah yang besar bagi manusia. Aku telah memuliakanNya, dan Aku akan memuliakanNya lagi.

Jalan salib adalah jalan yang harus ditempuhNya. Ia membuktikan bahwa semua dilakukan untuk menyatakan kemuliaan akan kasih Allah yang besar bagi dunia. Semua ini menjungkirbalikan pemahaman manusia pada umumnya bahwa seorang raja yang dielu-elukan ketika masuk Yerusalem

adalah raja yang menyatakan kemuliaannya bukan sebagai pembesar yang terlihat gagah dan perkasa, melainkan yang menjalani tugas penderitaanNya dengan cara menderita. Ia melakukannya bukan dengan jalan pintas, instan, tetapi dengan taat sammpai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Taat dan setia bagi kita adalah dalam rangka memuliakan Allah, karena Allah lebih dulu memuliakan kita.

Aplikasi buat kita? Tidak ada jalan pintas! Semua ditempuh dengan dengan mengucap syukur dalam segala hal Caranya mengucap syukur dalam segala hal? Apa yang kita jalani dalan hidup semua dijalani dengan kesabaran, ketekunan, dan ketaatan dalam penderitaan. Di dalam semua bentuk atau wujud kehidupan yang dijalani! Menyadari apa yang kita jalani dalam penderitaan, kita lakukan dalam rangka kemuliaan Allah, sebab Ia sudah lebih dulu menjalani penderitaanNya untuk kita, bahkan sampai mati di kayu Salib.

Jalan Pintas

Posted by iman under: GAYA HIDUP; INDONESIANA .

Dalam bukunya Manusia Indonesia Mochtar Lubis menulis ciri ciri manusia Indonesia. Salah satunya adalah superstitious , percaya dengan takhayul atau hal hal yang tidak masuk akal. Ini tidak melulu berhubungan dengan setan, jin dan sebagainya. Bisa juga pola pikir yang tidak rasional atas sikap ekspektasi terhadap suatu hal, yang ujung ujungnya adakah jalan pintas. Budaya tradisi bangsa kita menulis cerita cerita seperti ini. candi yang dibangun semalam sampai pemahaman Ratu adil. Jadi jangan salahkan kalau Joko Suprapto bisa mengklaim menemukan teknologi membuat bensin dari air. Salahkan mereka para penguasa yang bermimpi menemukan jalan pintas untuk memakmurkan bangsanya. Galileo Galilei divonis mati karena mendukung teori Copernicus bahwa matahari adalah pusat tata surya. Teori ini bertentangan dengan gereja waktu itu yang menggangap bumi adalah pusat tata surya. Ia mengatakan, Kebenaran adalah aboslut dan saya akan membawanya ke nereka .

Joko tentu berkilah dengan dukungan tersirat Wapres Yusuf Kala, bahwa jaman dahulu semua penemu dianggap gila. Seperti Thomas Alfa Edison dan Alexander Graham Bell. Pada akhirnya jaman membuktikan mereka tidak gila dan umat manusia harus berterima kasih kepada mereka. Tentu Joko Suprapto bukan Galileo yang tegar sampai akhirnya hayatnya hidup di pengasingan di Arcetri, Italia. Joko harus membuktikan bahwa ia tidak gila dan memenuhi aspirasi sebagian orang di negeri ini . Sesuatu yang dinamakan harapan.

Jalan pintas membuat akal pikiran kita terbelenggu oleh janji janji. Apakah itu palsu atau tidak. Bahkan seorang Sawito jaman dulu pernah membius pikiran proklamator Bung Hatta, tokoh Islam Buya Hamka sampai Kardinal Darmoyuwono untuk menyetujui menandatangani surat pelimpahan kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada dirinya. Ia digambarkan sosok ratu adil yang akan membawa kepada kejayaan bangsanya. Pada akhirnya Sawito diseret dengan pasal subversi karena tidak ada pasal orang gila. Juga ketika Menteri Agama kabinet Megawati yang bermimpi mendapatkan harta karun hanya dengan menggali situs sejarah. Tentu masih ingat dengan berita harta karun deposito orde lama yang disimpan di Bank Bank Swis sehingga membuat Presiden Soeharto membentuk team khusus untuk memburu harta peninggalan itu yang jumlahnya ribuan trilyun dan bisa mensejahterakan bangsa ini. Sebuah pemerintahan yang dijalankan dengan perpaduan kultur klenik tentu melecehkan para orang yang berpikir waras, seperti misalnya pegawai BPPT atau Kementrian Ristek yang sama sekali tidak dilibatkan dalam proyek Blue Energy.

Kita sekali lagi selalu berkiblat dengan jalan pintas, dalam segala ruang kehidupan. Dimana yang dinamakan bersyukur dengan apa yang kita miliki dan mencoba hidup didalamnya. Apapun bentuknya dan jalannya. Ada teman wanita saya selalu mengeluh karena dadanya kecil, dan ia selalu mengimpikan memiliki buah dada besar. Padahal di belahan dunia sana, mungkin dada rata lebih sensual. Gwyneth Paltrow tetap masuk dalam salah satu wanita tersexy di dunia walau dadanya rata. Entah kebetulan atau tidak, begitu ia mengetahui saya akan membuat film iklan cream pembesar payudara. Ia langsung menelpon Bisa minta sample produknya ? . Ini serba sulit. Pertama saya harus terpaksa mau tidak mau mencasting wanita wanita berdada semog sekaligus memenuhi ekspektasi teman saya yang mau mencoba obat cream itu. Kedua, saya memang harus pragmatis. Ya sudahlah, mungkin ini juga jalan pintas saya mendapatkan uang bagi liburan anak saya.

Jalan pintas membutakan akal sehat. Pemimpin negeri ini, Elite poltik. Saya takut teman saya kelak akan mengatakan. Kebesaran adalah absolut dan saya akan membawanya ke tempat tidur !

10 Penyakit Mental Manusia December 2, 2011 1. Menyalahkan orang lain Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Primitif. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah: Siapa nih yang nyantet? Selalu siapa, Bukan apa penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu apa sebabnya, bukan siapa. Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas. Kekanak-kanakan. Kenapa? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh, Adik tuh yang salah, atau, Mbak tuh yang salah. Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

2. Menyalahkan diri sendiri Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan mengakui kesalahan. Anda pernah mengalaminya? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat, dan sebagainya, Lha, saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha, saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh. Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai improper guilty feeling.

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang, Saya kok yang memang salah, tidak mampu, dan sebagainya. Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. Tidak punya goal atau cita-cita Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini: Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang, Nah tuh ada kelinci, kejar aja. Dia kejar itu kelinci, wesss., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain. Ah, lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang. Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih. Kalau GOAL kita hanya untuk FUN, isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.

4. Mempunyai goal, tapi ngawur mencapainya Biasanya dialami oleh orang yang tidak teachable. Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya, Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan. Download B*kep 3gp - Gadis T*lanja*g Cantik

5. Mengambil jalan pintas (shortcut) Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smash 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin!. Karena hal itu melawan kodrat.

6. Mengambil jalan terlalu panjang, terlalu santai Analoginya begini: Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha, kalau jalannya

runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan?

7. Mengabaikan hal-hal kecil Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. Terlalu cepat menyerah Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.

9. Bayang-bayang masa lalu Wah, puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa? Kita selalu penuh memori kan? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. Waktu itu maju kan?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik? Nggak ada kan? Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.

10. Menghipnotis diri dengan kesuksesan semu Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi. Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan, Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar. Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.

Jalan Pintas Posted by kpbgkpbogor on 2 Februari 2012 Posted in: Artikel Rohani. Tagged: Jalan, Korupsi, Pintas. Tinggalkan Sebuah Komentar

Di luar Solo, mungkin berita ini tak pernah di dengar, tapi sebagai wong Solo, tentu saja saya tahu kasus penipuan dan penggelapan uang investor yang dilakukan oleh CV Medical. CV Medical berani menawarkan tingkat keuntungan antara 6 hingga 10% persen per bulan dari investasi yang ditanam! Tak heran bila dalam waktu relatif singkat sudah terkumpul 10.285 investor dengan dana ratusan miliar rupiah! Cerita akhirnya sudah bisa ditebak, para investor ditipu mentah-mentah dan mereka yang telah menanamkan uang jutaan sampai miliaran rupiah hanya gigit jari. Inginnya untung tapi dapatnya buntung!

Saya melihat kasus ini dan menyimpulkannya dalam satu kalimat ingin kaya tanpa bekerja, sungguh inilah yang disebut mental jalan pintas! Tergiur dengan keuntungan besar tanpa harus bekerja maka mereka ramai-ramai menanamkan modalnya. Kasus ini punya indikasi bahwa rakyat kita sedang sakit sehingga begitu mudah tergiur dengan uang banyak yang didapatkan dalam waktu singkat tanpa harus susah payah. Logika pun tak berjalan lagi, bukankah dalam ekonomi ada prinsip risk and return artinya untuk mendapatkan untung besar kira harus mengambil resiko besar. Jadi, kalau CV Medical menawarkan untung besar dengan resiko kecil, harusnya logika kita segera menolak karena ini tak lebih dari praktik money game.

Mental jalan pintas ini harus dikikis habis. Ini yang membuat rakyat kita ingin kaya tanpa bekerja. Ingin cepat kaya dalam sekejap mata, maka praktik-praktik memalukan pun dilakukan. Pejabat pemerintah tak malu-malu lagi melakukan korupsi. Ini yang membuat bangsa kita menjadi bodoh, karena tak perlu belajar tapi mendapatkan ijazah dan gelar. Ini yang membuat beberapa orang menghalalkan cara demi tujuannya tercapai. Ini yang membuat banyak orang Kristen mengorbankan integritasnya demi sedikit keuntungan yang bisa diraih.

Jalan pintas tak ada di kamusnya Tuhan. Tuhan tak pernah menawarkan sesuatu yang langsung besar, sebaliknya Ia berkata agar kita setia dengan perkara kecil supaya mendapatkan perkara yang lebih besar. Bukankah Musa tak langsung menjadi pemimpin Israel, tapi harus menjadi pemimpin segerombolan

domba di padang Midian lebih dulu. Yusuf harus setia dulu menjadi budak baru kemudian menjadi penguasa muda di Mesir. Jadi mental jalan pintas tentu tak Alkitabiah.

Putuskan untuk berhenti dari semua praktik jalan pintas.

Anda mungkin juga menyukai