Anda di halaman 1dari 9

Nama : Cindi Puspita Sari

NIM : 190412630141

LAPORAN KEGIATAN PERSEKUTUAN IMAKRIS

1. Kegiatan CAMP MABA 2019 (13-15 September 2019)


- Sesi 2
Tema : Allah Sebagai Program
Sub tema : Hidup menggenapkan seluruh rancangan Allah dan Allah Sang Programer
kehidupan.
Yeremia 1 : 5 “Sebelum Aku membentuk engkau dalam Rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kanungan, Aku telah
menguduskan engkau, AKu telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-
bangsa.”
Yeremia 29 : 11 “Sebab AKu ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.”
Kita hidup di era yang beruntung,karena:
1) Hidup di era yang sangat maju dengan pesaat/modern made nomadenindustri
4.0informasi (well inform)
2) Hidup di zaman paling mudah
(berkomunikasi;berbelanja;mobilitas/bergerak;terkenal;dll)
Manusia sebagai perangkat keras ditangan programmer yaitu Allah, Allah
menciptakan dengan jelas karena :
1) Kita diciptakan Allah dengan satu tujuan (Yeremia 29:11 ; Yeremia 1:5 )
2) God is Good (Kejadian 1:10,12,18,25) dalam penciptaan-Nya manusia
merupakan ciptaan yang paling istimewa dari ciptaan yang lain Kejadian 1:31
3) Allah menciptakan segala sesuatu dari Dia dan untuk Dia
4) Selera Allah adalah Exelteet ,Yakobus 1:17-18 “Setiap pemberian yang baik dan
setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala
terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas
kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya
kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-
Nya.”
5) Perangkat kera tidak bias mengatur programmer (Yesaya 55:8-9 “Sebab
rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,
demikianlah firman TUHAN. Seperti tinginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”)
Harus selaras  menyerahkan semuanya kepada Allah (tidak bias hidup tanpa
pertolongan Allah dan tidak perlu kuatir akan apapun juga).

- Sesi 4
Matius 4:3-9
Rancangan dan proses Tuhan dalam kehidupan kita bisa terhambat oleh virus
masalahnya terletak pada diri kita. Contoh : Sakit hati adalah sebuah pilihan (harus
membuat pilihan yang tepat).

2. Persekutuan Doa 6 Maret 2020 ( Sharing Moment )


Yeremia 29:11-14
Mengapa kita hidup dalam rencana Tuhan?
Tuhan tahu pasti rancangan apa bagi kita (Yeremia 29:11).
- Hari depan yang indah.
- Tekun mendengar Firman Tuhan.
- Senantiasa berserah kepada Tuhan.
- Kita harus berpikir positif.

Kita tidak tahu tentang rancangan Tuhan dan mungkin kita tidak bisa memahami maksud
Tuhan. Tapi dengan cara bersyukur dan berkomunikasi dengan Tuhan pasti kita tahu
maksud Tuhan bagi kita. Untuk hidup dalam rancangan Tuhan, kita tidak mungkin bisa
jika kehidupan kita tidak sungguh hidup berdasarkan maksud dan kehendak Tuhan.
Tuhan merancang perkara yang baik dan positif terhadap kita. Sangatlah tidak adil jika
kehidupan kita tidak sungguh-sungguh menyatakan sikap dan perbuatan berdasarkan apa
yang Tuhan kehendaki.

3. Pendalaman Alkitab 23 Maret 2020


Renungan Matius 18
Tuhan ingin ketika kita jatuh, kita mau bangkit lagi dan tetap bergantung pada Dia.
Seperti anak kecil yang sering menceritakan pengalaman pengalamannya kepada orang
terdekatnya. Tuhan juga ingin kita cerita pengalaman kita sehari-hari ke Tuhan.

Ada 3 aspek yang dapat kita pelajari dari perikop “Siapa yang terbesar dalam Kerajaan
Surga”
- Bertobat
Bertobat menjadi hal yang sangat penting buat kita semua. Bertobat itu setiap hari. Setiap
kali kita jatuh, ayok bangkit lagi. Harus punya kemauan untuk bangkit. Semangat!!
- Merendahkan diri
Dalam pengiringan kita kepada Tuhan. Kadang kala ada rasa tinggi hati dalam diri kita.
Harusnya kita seperti lirik lagu ku semakin berkurang Yesus semakin bertambah. Biar
Tuhan aja yang semakin bersinar.
- Menyambut Tuhan
Menyambut Tuhan seperti anak kecil yang sangat antusias. Sudahkah kita demikian?
Tuhan sangat antusias buat bertemu kita, kitapun sebaiknya juga antusias atau exited
untuk bertemu Bapa kita.

4. Renungan Harian 6 April 2020


Tema : Pecahkan Aku
Matius 16 : 24-25; Matius 26:26; Markus 14:3-9
 
Yesus tidak mengundang kita ke dalam sebuah kehidupan yang nyaman dan mudah,
namun ke dalam hidup yang berserah dan berkorban. Keinginan tertinggi kita seharusnya
bukan kehendak kita yang jadi, namun kehendak-Nya yang jadi. Dan Yesus mengundang
kita untuk mati dari hidup kita, agar kita dapat menjalani hidup masa demi masa, hari
demi hari—bagi-Nya. Meninggalkan ruang tamu nyaman kita dan doa-doa aman agar
tahu artinya dipecahkan demi kebaikan orang lain.
Dengan bermain aman, kita beresiko melewatkan sesuatu yang jauh lebih berharga
daripada keamanan dan kenyamanan kita. Kita tidak menyadari berkat apa yang mungkin
ada di sisi lain dari pemecahan Tuhan.
 
Lukas berkata, “Lalu Ia [Yesus] mengambil roti, mengucap syukur, memecah-
mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang
diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku'” (Lukas 22:19).
Hampir semua ahli Alkitab setuju bahwa perintah Yesus untuk “melakukan ini”
memberikan para orang percaya sebuah cara untuk mengingat, menghormati, dan
merayakan kematian dan kebangkitan-Nya. Namun sebagian orang percaya bahwa Yesus
“melakukan ini” juga mengacu kepada bagaimana kita harus hidup. Bagaimana jika
Yesus tidak hanya berbicara mengenai suatu ritual yang kita kerjakan di gereja?
Bagaimana jika Ia juga mengundang kita untuk dipecahkan dan dicurahkan setiap hari?
Bagaimana jika kita memiliki keberanian, nyali, iman untuk berdoa, “Tuhan, pecahkan
diriku”?
Kita tidak hanya sekedar mengingat Yesus selama Perjamuan Kudus di gereja. Kita
mengingat Dia dalam menjalani hidup kita setiap hari. Karena tubuh Yesus dipecahkan,
karena darah-Nya dicurahkan bagi kita, kita juga harus menjalani hidup setiap hari untuk
Dia, dipecahkan dan dicurahkan.
Ini mungkin tidak terdengar menarik pada awalnya. Siapa yang mau “dipecahkan” dan
“dicurahkan”? Itu terdengar paling menyakitkan, dan paling menderita. Namun, dengan
menyerahkan hidup kita maka kita menemukan sukacita yang sebenarnya. Daripada
mengejar kehendak kita, kita berserah kepada-Nya. Daripada mencoba untuk mengisi
hidup kita dengan segala yang kita mau, kita mengosongkan hidup kita untuk membuat
perbedaan di dalam hidup orang lain.
 
Pemecahan yang sejati di hadapan Tuhan bukanlah kejadian satu kali saja; ini adalah
keputusan harian. Paulus berkata, “tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut” (1 Kor.
15:31). Apa artinya itu? Setiap hari, dia memilih untuk menyalibkan keinginan dirinya
agar ia dapat hidup sepenuhnya bagi Tuhan. Jika Anda memiliki keberanian untuk
mendoakan doa ini, bersiaplah. Bersiaplah untuk mengenal Tuhan, dan dikenal Tuhan,
dengan cara yang tidak pernah Anda alami sebelumnya.
 
Jika kita mau terus berproses bersama TUHAN, maka kita siap untuk “dipecahkan”
setiap hari oleh-Nya.

5. Pendalaman Alkitab 12 April 2020


Renungan Markus 14

Petrus adalah salah satu murid yang paling sering bersama dengan Yesus, hampir selalu
Yesus mengajak Petrus kemana saja dan menunjukkan banyak mujizat tapi mengapa
Petrus masih saja menyangkal Yesus? Mungkin Petrus menyangkal Yesus karena pada
saat itu ia berada jauh dari Yesus (Luk 22:54).

Disini hal yang bisa dipelajari adalah jangan pernah menjauh dari Yesus apapun yang
terjadi, meskipun sebelumnya sudah dekat dengan Tuhan pun jangan memberi celah iblis
menjauhkan kita dari Tuhan. Dari cerita Petrus ini, kita bisa berpikir apabila kita tidak
berada dekat pada Tuhan pasti banyak hal tidak baik yang akan kita lakukan, pastinya
kita gak ingin waktu kita jauh dari Tuhan dan kita mendapat masalah kita malah
menyalahkan dan menyangkal Tuhan.

Jadi mari kita selalu mensyukuri segalanya dan selalu rindu dekat pada Tuhan karena
tanpa Tuhan kita bukan siapa-siapa dan gak bisa berbuat apa-apa.

Diayat 64, banyak orang dengan suara bulat meminta Yesus untuk dihukum mati. Lalu
diayat ke 65, Yesus diludahi, ditinju. Sebuah perbuatan yang sangat tidak manusiawi,
namun itu harus diterimaNya. Yesus adalah 100% manusia dan 100% Allah. Ia bisa
langsung menghukum orang2 itu dengan kuasaNya tapi Ia tidak melakukannya agar
genaplah Firman Allah dan agar hidup kita ini tidak binasa.
Jangan sampai kita jauh dari Tuhan lalu menyangkalnya, karena Yesus rela mati untuk
kita yang sudah berdosa

6. Persekutuan Doa 17 April 2020


Tema : All of Me for YOU
2 Korintus 5:15 “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup,
tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka.”

Kehidupan kita tidak pernah luput dari namanya “masalah”. Pergumulan dan masalah
rasanya tidak habis-habisnya. Tidak sempat lagi memandang keluar dan melihat
kebutuhan orang lain karena terlalu sibuk memandang ke dalam. Masalah menutup mata
rohani untuk melihat kemuliaan Allah yang jauh lebih besar dari pada masalah.
Karenanya tak jarang kita menjadi manusia yang individualistik,dan kurang tolenrasi
terharap lingkungan sekitar.

Kekristenan menolong kita untuk memandang hidup dengan benar, bahkan dikatakan
hidup yang berkelimpahan, hidup yang memperkenan hati Allah, hidup yang bermakna
dan berguna. Hidup yang berkelimpahan itu harus dirasakan oleh orang lain juga. Hidup
yang berkelimpahan tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, keluarga dan gereja saja,
melainkan oleh orang yang ada di luar gereja. Hidup yang didapatkan dari kematian
Kristus seharusnya membawa seorang Kristen untuk lebih giat dalam pekerjaan misi.
Firman Tuhan menyatakan : Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum
Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus. namun aku
hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Gal
2:19-20).

Dalam 2 korintus 5:15 dikatakan bahwa “Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang
telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” Kristus adalah Allah sendiri, yang lalu
menjadi manusia dengan tujuan utama untuk menderita dan mati bagi manusia yang
berdosa (Mat 20:28 Yoh 12:27 Ibr 2:14,16-17 1Pet 1:18-20). Semua manusia adalah
manusia berdosa yang sama sekali tidak layak dikasihi, apalagi ditebus dengan
pengorbanan sebesar itu. Tetapi inilah kasih karunia Kristus, yang rela memberi
penebusan/ anugerah keselamatan kepada manusia, padahal manusia sama sekali tidak
layak untuk diberi apapun, kecuali kutukan dan hukuman kekal di neraka. Kata ‘untuk’
berasal dari kata Yunani υπερ, huper yang berarti ‘instead of / in place of’ (= sebagai
pengganti). Orang yang telah digantikan oleh Kristus dalam memikul hukuman, pasti
tidak mungkin dihukum, karena kalau ia tetap dihukum itu berarti Allah menagih hutang
yang sudah dibayar oleh Kristus dan jelas itu tidak adil.
Tuhan memiliki Tujuan atas pengorbanannya di kayu salib yaitu “Dan Kristus telah mati
untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”

 Menghidupkan
Hidup yang sesungguhnya adalah hidup yang berorientasi kepada Kristus. Hidup yang
menyerahkan diri secara total kepada Kristus, pikiran, perkataan dan perbuatan semuanya
hanya bagi Kristus
 Hidup untuk sesama
Hidup bagi Kristus dinyatakan dalam relasi dengan sesama yaitu memperlakukan orang
lain sebagai gambar Allah yang harus dihormati, dan tidak dihina, sebab itu sama seperti
menghina Allah yang menciptakannya. John Calvin mengatakan: “karena seseorang
adalah gambar Allah, maka kita wajib mengasihinya, sekalipun orang itu telah menyakiti
kita.” Demikian juga, jika seorang hidup bagi Kristus, maka harus memaafkan sesama,
seperti Kristus telah mengampuni. Hidup bagi Kristus berarti tidak mencari kepentingan
diri, tidak mencari kesenangan sendiri, tetapi melakukan apa yang memperkenan hati
Tuhan.

 Membawa bau harum bagi Kristus (2 Kor 2:14-15)


Firman Tuhan mengatakan: Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu
membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan
keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang
harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka
yang binasa (2 Kor 2:14-15). Hidup kita harus membawa bau yang harum, bukan
membawa bau kematian.

 Menjadi surat Kristus


Firman Tuhan mengatakan : Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus,
yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari
Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di
dalam hati manusia (2 Kor 3:3).

 Investasi
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan
bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Maz 126:5-6).

Oleh karena itu firman Tuhan ini mengingatkan kita untuk memakai hidup kita yang
singkat ini untuk memuliakan nama Tuhan. Hidup yang sesuai kehendak dan Tujuan dari
ALLAH;yang bermakna bagi diri sendiri, keluarga, gereja dan masyarakat dan bangsa ;
kehidupan yang berorientasi kepada Kristus secara komperhensif mulai dari pikiran,
perkataan, dan perbuatan; kehidupan yang rela berkorban bagi sesama dalam segala
bidang kehidupan, baik itu sosial, ekonomi dan politik.

Jika Kristus pun telah Mati untuk kehidupan kita maka bagian kita adalah taat dan
memiliki penyerahan total kepada kehendak Tuhan, sebab sasaran utama hidup seorang
Kristen adalah menjadi serupa dengan Kristus.

7. Renungan Harian 18 April 2020


Tema : Belajar dari teladan Yesus
Lukas 4

Di pasal ini Yesus berkali-kali dicobai iblis, sampai pada akhirnya Yesus katakan Jangan
engkau mencobai Tuhan Allahmu!” Ini adalah perkataan Yesus ketika Ia dicoba iblis,
Yesus mengunakan firman Tuhan ,sehingga iblis mengakhiri semua pencobaan. Dari sini
kita bisa belajar bahwa Yesus itu menggunakan firman Tuhan , dengan kekuatan firman
Tuhan lah yang akan memampukan kita menjalani hari-hari kita, karena itu jangan
pernah berhenti mendalami firman Tuhan, jangan pernah menggunakan kekuatan kita
sendiri.
Diayat 9-10 jika kita diingatkan Ketika kita mengenal Allah, hiduplah bergaul dengan
Allah. Bergaul = menjadi sahabat-Nya. Kehidupan rohani kita tidak bisa berhenti hanya
sebatas pengetahuan saja. Kehidupan rohani kita harus sampai pada berbuah lebat dan
manjadi teladan yang baik. Diayat 43 “Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-
kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.”
Kini tugas kita untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah lewat perkataan, perbuatan,
gaya hidup kita agar banyak orang melihat Kristus ada dalam diri kita .

Melalui pasal ini kita diajarkan untuk terfokus sama Tuhan, dan Tujuan hidup kita hanya
kepada Tuhan bukan yang lain,sehingga kita bisa menolak godaan-godaan dunia ini dan
belajar memiliki teladan seperti teladan Yesus Kristus.

Anda mungkin juga menyukai