Anda di halaman 1dari 3

Yabes Marbun

Hari Depan yang Penuh Harapan

Yeremia 29:11

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan   apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah
firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

I. Pendahuluan/ Preposisi
Masa depan yang baik dan berhasil merupakan harapan dari semua orang, bukan hanya orang
Kristen saja, melainkan juga yang diluar Kristen mengharapkan hal itu. Namun perlu diketahui
bahwa masa depan bagi orang yang percaya pada Kristus pasti berbeda. Sebab kalau pada umumnya
masa depan di fokuskan pada kemampuan seseorang dalam membuat dirinya berhasil, kalau dalam
Kekristenan, masa depan itu sudah dirancang oleh Tuhan sendiri kepada setiap anak-anak-Nya yang
di kasihi-Nya. Hal ini harus kita pahami bahwa masa depan kita Tuhan yang tentukan, sekarang
bagaimana respon kita melakukan apa yang sudah Tuhan rancangkan.

II. Eksposisi

Kitab Yeremia ini di tulis oleh Nabi Yeremia, Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan
kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia
masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan
Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-
tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh
dengan kesuraman dan firasat buruk.
Namun pada ayat ini Yeremia menyampaikan kabar baik kepada kaum Israel di pembuangan.
Israel yang diangkut dari Yerusalem ke Babel (ayat 1). Logikanya di tempat pembuangan penjajahan
pastilah tidak ada tempat yang nyaman dan orang-orang yang dijajah tidak mempunyai tugas
apapun selain dipaksa untuk bekerja dan di siksa. Artinya kalau saya sederhanakan kondisi Israel
pada saat itu tidak ada harapan lagi. Namun ketika Tuhan yang sudah bertindak maka selalu ada
harapan, dan yang tidak mungkin pasti menjadi bisa diubah oleh Tuhan.
Kata “Rancangan-Rancangan” dalam konteks ayat Yeremia 29:11 berasal dari bahasa Ibrani
yaitu machashabah yang artinya pikiran. Berarti ayat ini sedang menampilkan apa yang ada di dalam
pikiran Allah tentang manusia, sungguh luar biasa bahwa manusia yang tidak ada apa-apanya,
bahkan cenderung terus melakukan dosa ,ADA DI DALAM PIKIRAN ALLAH. Bahwa di dalam pikiran
Allah, Allah telah merencanakan suatu hal yang sangat Luar biasa yaitu Damai Sejahtera ( Ibrni :
Shalom) dan Bukan Rancangan yang jahat (Ibrani : ‘ra = evil).
Sehingga pada akhirnya hidup manusia yang dirancangkan Allah sampai pada “ Hari depan yang
penuh Harapan”. Kata harapan disini berasal dari kata “tiqvah” yaitu expectation, dan saya
menerjemahkan kata expectation tersebut adalah “standart”. Jadi pada Akhirnya rancangan Allah
atau apa yang Allah pikirkan dan selanjutnya lakukan dalam hidup manusia, membuat manusia
mencapai “STANDART ALLAH” dan kita tahu jika kita sudah mencapai standart Allah maka kita
Pantas menerima berkat-berkat-Nya yang luar biasa. Jadi kalau Kita bisa simpulkan bahwa Yeremia
29:11 berbicara mengenai pikiran Allah yang sedang merancangkan sesuatu yang luar biasa kepada
manusia yaitu menerima berkat-berkat Allah yang luar biasa.

III. Main Point


Bagaimana Rancangan/apa yang sudah Allah rencanakan ini bisa benar-benar terjadi dalam
hidup anak-anak Muda ?
1. Hidup Dalam Firman/ Kebenaran. (Yeremia 29:8)
“ Sungguh, beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel : Janganlah kamu di
perdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengah mu dan oleh juru-juru tenungmu, dan
janganlah kamu mendengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan.
Hari-hari terakhir ini banyak pengajaran-pengajaran yang sepertiya menarik, namun tidak sesuai
dengan firman. Apalagi dikalangan anak-anak muda, terjadi relativisme atau yang disebut
“pemakluman” yang berkata bahwa Tuhan mengasihi kita, walapun kita telah melakukan dosa
dan sedang melakukan dosa kita tetap akan diberkati Tuhan sebab kita anak-anak Tuhan.
Pengajaran ini keliru sebab kita tidak dimaklumkan untuk melakukan dosa, itulah sebabnya kita
harus hidup dalam firman Tuhan dan itulah yang menjadi standart hidup kita supaya kita jangan
tertipu dengan ajaran-ajaran sesat.
Bagaimana hidup dalam Firman? Minimal kita harus membaca firman Tuhan terlebih
dahulu, setelah membaca, maka kita merenungkan itu siang dan malam, sehingga firman itu
mendarah daging dengan kitadan hidup kita pasti selalu melakukan firman, walaupun terkadang
datang godaan untuk jatuh kedalam dosa. Jika “hidup dalam Firman “ terus kita lakukan dalam
hidup kita, maka percayalah masa depan yang luar biasa yangakan kita terima dari Allah.
Namun terkadang banyak anak-anak muda kurang tertarik membaca firman Tuhan,
mereka lebih tertarik membaca kata-kata di FB, IG, Path, dan media social lain, bahkan bisa
menghabiskan waktu berjam-jam untuk itu. Hari ini mari kita komitmen untuk terus membaca
firman Tuhan, walalupun terkadang jiwa kita malas untuk membaca namun kita harus melatih
diri kita bahkan juga harus memaksakan diri kita untuk membaca firman, sebab jika ini dilakukan
secara konsisten maka kesukaan kita adalah membaca firman Tuhan.
Komitmen : mari kita buat “Gerakan membaca Firman” setiap hari 1 pasal setiap hari secara
bersama-sama.
2. Hidup dalam Ibadah kepada Tuhan dengan segenap hati ( Yeremia 29: 12-13)
“ Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka aku akan
mendengarkan kamu. Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu
menanyakan Aku dengan segenap hati”
Hidup dalam ibadah itu artinya :
a. Suka datang beribadah kepada Tuhan
b. Ibadah bukan hanya sekedar ibadah tetapi dengan segenap hati
1 Timotius 4:8 berkata, “latihan badani terbatas gunanya namun ibadah berguna dalam
segala hal karena mengandung janji, baik untuk hidup yang sekarang dan hidup yang akan
datang. Jadi jangan sepelekan ibadah, sebab ibadah itu penting, merupakan moment indah kita
bersama Tuhan. Anak-anak muda mari dahulukan ibadah dibanding kegiatan apapun, jangan
jadikan ibadah itu schedule atau jadwal terakhir atau kita datang beribadah karena kita tidak
punya kegiatan lain. Namun biarlah kita persiapkan waktu terbaik kita untuk beribadah, sebab
“sesuatu yang penting harus dipersiapkan , bukan cari waktu”. Mari siapkan waktu beribadah.

Ibadah yang seperti apa? Ibadah yang dilakukan dengan Segenap hati bukan hanya
sekedar datang juga, namun harus dengan segenap hati. Perhatikan motivasi kita, beribadah
bukan karena teman, bukan karena mukjizat, bukan karena yang lain namun karena mengasihi
Tuhan. Itulah sebabnya harus dengan segenap hati. Segenap hati berbicara mengenai
“Totalitas” jangan setengah-setengah.

IV. Konklusi
Percayalah Allah menyediakan masa depan yang luar biasa bagi kehidupan kita anak-anak muda,
namun kita perlu melakukan 2 hal yaitu hidup dalam firman dan selalu beribadah dengan segenap
hati. Jika ini konsisten terus kita lakukan maka hidup kita akan bahagia damai sejahtera dan di berkati
Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai