Anda di halaman 1dari 2

Pengharapan Membawa Keselamatan (Yesaya 2:1-5)

"Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Pernahkah kita berada di suatu tempat yang gelap? Salah satu yang pasti ketika kita berada
dalam situasi kegelapan adalah “Keterbatasan”. Ketika kita berada dalam kegelapan tanpa alat
penerangan disitulah kita akan menyadari bahwa sesungguhnya kita bukanlah manusia yang
sempurna. Ketika berada dalam situasi yang gelap: jarak pandang yang terbatas; mau melangkah
menjadi ragu-ragu, was-was, kawatir kalau-kalau nanti jatuh tersandung; pikiran juga bisa
terbatas, jangan-jangan ada hantu. Firman Tuhan bagi kita agar kita keluar dari situasi kegelapan
itu. Jangan paksakan diri berjalan dalam kegelapan. Bahwa ada solusi atas keterbatasan hidup
kita.

Mengapa kita dalam hidup ini: takut, kawatir, bimbang, cemas, ragu-ragu, bersedih, haus
dan lapar, sakit adalah karena kita adalah manusia yang tidak sempurna yang memiliki
keterbatasan. Kita hidup dalam dunia ini ibarat sedang berada dalam “ruang yang gelap”. Sebab
dunia di mana tempat kita hidup saat ini telah dikuasai oleh kegelapan dosa. Karena dosa itu, kita
berada dalam keterbatasan. Sehingga kita bisa takut, ragu, bimbang kawatir.

Seperti itulah bangsa Israel dalam nas ini. Mereka takut, was-was akan masa depan
mereka, sebab ancaman bangsa yang besar ada di depan mata. Maka rencana mereka untuk
bersekutu dengan bangsa lain untuk mencari selamat dan kekuatan bukanlah solusi. Firman
Tuhan ingin mengingatkan mereka bahwa keselamatan mereka bukan pada bangsa lain dan
bukan pula pada kekuatan manusia, tetapi keselamatan mereka ada pada Tuhan. Yang
membuat mereka takut dan terancam adalah karena mereka hidup dalam kegelapan dosa. Maka
firman Tuhan menyerukan kepada mereka: “Mari berjalan di dalam terang Tuhan”. Jika mau
selamat dalam kegelapan itu: bertobatlah, kembalilah ke jalan yang benar, terimalah terang yang
dari Tuhan supaya kamu tahu mau melangkah kemana.

Dalam Yohanes 8: 12 Tuhan Yesus mengatakan: “Akulah terang dunia; barangsiapa


mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
hidup” . Maka kita membutuhkan Yesus untuk menutupi keterbatasan hidup kita. Maka orang
yang mau hidup dalam terang Tuhan, dan supaya Tuhan mengatasi keterbatasan hidupnya adalah
harus:

1. Berbalik arah (Bertobat)

Secara harafiah “bertobat” artinya “berbalik.” Ketika kita berbalik kepada sesuatu, pada
saat yang sama kita juga berbalik dari sesuatu. Karena itu, penyesalan dan iman adalah dua sisi
mata uang yang tidak bisa terpisahkan, saling melengkapi. Pertobatan memerlukan baik
penyesalan maupun iman diindikasikan dalam 1 Tesalonika 1:9 - “bagaimana kamu berbalik dari
berhala-berhala kepada Allah” (1 Tesalonika 1:9). Hasil pertobatan sejati sebagai orang Kristen:
ia akan meninggalkan jalan hidupnya yang dulu dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
pikiran yang jahat.

"Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan
mendatangkan waktu kelegaan" (Kisah Para Rasul 3:19-20)

2. Mau untuk di ajar

Di ayat 3 dikatakan: mari kita naik ke gunung Tuhan supaya Ia mengajar kita, sebab dari
Sion akan keluar pengajaran. Maka mari kita tanyakan pada diri kita: “sejauhmana kita mau
untuk di ajar Tuhan?”; “Sejauhmana kerinduan kita untuk mendengar pengajaran Tuhan?”

Itulah sebabnya kitab Amsal 3: 5-7 mengajarkan pada kita “Janganlah bersandar pada
pengertianmu sendiri”; “Janganlah engkau menganggap dirimu bijak”. Sebab hanya firman
Tuhan yang dapat mengatasi keterbatasan hidup kita.

3. Mau untuk di tempah

Biarkan, ijinkan Tuhan melakukan pekerjaanNya dalam diri kita. Jika hanya
mengandalkan pikiran dan kekuatan kita saja dalam menjalani hidup ini, kita hanya akan
menempah “Pedang” dan “Tombak” dalam diri kita, yang pada akhirnya akan menjadi alat
pembunuh bagi diri kita sendiri. Namun jika kita memberikan tempat bagi Tuhan bekerja bagi
diri kita, Dia akan tempah “Mata bajak” dan “Pisau pemangkas” yang berguna bagi kehidupan
kita.

Yeremia 18:4 “ Apabila bejana yang dibuatnya dari tanah liat itu rusak, maka tukang
periuk itu mengerjakan kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada
pemandangannya. Kita juga sama seperti bejana yang sedang dibentuk Tuhan menjadi bejana
yang baik untuk dipakai Tuhan mengalirkan aliran-aliran air hidup kepada sesame.

Anda mungkin juga menyukai