Anda di halaman 1dari 37

Mencari natal yg hilang

Posted on Desember 2, 2013 by marthabelawatitarihoran

 
 
 
 
 
 
Rate This

Mencari Natal yang Hilang adalah judul sebuah buku kecil karya Eka Darmaputera. Melalui buki
itu . Eka mengajak pembacanya untuk merenungkan makna terdalam dari Natal.

Perenungan ini bertujuan untuk mencari Natal yang hilang di tengah kemajuan dan tradisi zaman
ini. Natal tersembunyi di balik tradisi yang seolah-olah Natal, namun justru mengaburkan
hakekat Natal itu sendiri.

Dalam tradisi masyarakat yang konsumtif, Natal identik dengan belanja, hadiah, Santa Claus dan
berbagai pernak pernik. Boleh jadi pengalaman masa kecil bahwa Natal adalah ketika mendapat
pakaian baru telah membentuk pola pikir konsumtif dalam tingkatan yang sederhana.

Gejala semacam ini dengan tegas dijelaskan oleh Andar Ismail dalam bukunya Selamat Natal,
bahwa yang paling menjadi sumber bisnis dan rejeki dalam berbagai bentuk dan metode. Dengan
gaya bahasa yang menggelitik, Andar mengajak kita merenung, seandainya Yesus datang ke
perayaan Natal zaman sekarang, mungkin dengan terheran- heran ia berpikir, “Apa hubungannya
barang-barang ini dengan kelahiran-Ku?

Jika demikian, apakah Natal itu sesungguhnya?

Natal adalah peristiwa ketika Allah mendunia: Allah memanusiakan diri-Nya karena tidak ada
kemungkinan bagi manusia untuk datang kepada Allah yang Maha Kudus dan Maha Kuasa itu.
Manusia dapat berjumpa dengan Allah hanya jika Allah yang mendatangi manusia [bnd. Filipi
2:5-10]. Perjumpaan itu sepenuhnya prakarsa dan tindakan illahi.

Natal adalah ketika Allah mempertaruhkan segala sesuatu termasuk diri-Nya sendiri untuk
mendatangkan kesukaan bagi dunia. Itulah Natal.

Natal adalah tanda solidaritas atau keberpihakan Allah kepada manusia. Walaupun manusia telah
memberontak terhadap Allah, namun karena Allah begitu mengasihi manusia, maka Ia datang
untuk menyelamatkan manusia.
Hal ini senada dengan Rasul Yohanes ketika ia menulis, “Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” [Yohanes 3:16]. Itulah
Natal.

Natal adalah ketika kita, yang telah mengalami solidaritas Allah, mau solider dengan sesama
yang sungguh-sungguh membutuhkan kita. Solidaritas ini bukanlah aksi musiman menjelang
Natal di bulan Desember, namun menjadi gaya hidup sepanjang masa. Semua dilakukan dalam
pemahaman luhur bahwa apapun yang d ilakukan kepada sesama nilainya seperti yang dilakukan
untuk Tuhan [Kolese 3:23]

Bagaimana hal itu terjadi? Penulis Injil Matius menulis, “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi
Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; Ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan; Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; Ketika Aku sakit,
kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku …

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudra-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku [Matius 25:35-40].

Natal membuktikan bahwa Allah ‘tersedia’ (available) bagi manusia. Itu berarti, Natal senantiasa
mengingatkan kita untuk tersedia bagi Tuhan melalui sesama. Itulah Natal.

Natal adalah waktu untuk merenung. Perenungan tentang Tuhan, sesama ciptaan dan diri sendiri.
Jika para gembala di padang Efrata kembali sambil memuliakan Allah, maka Natal menjadi
sebuah waktu introspeksi untuk melihat ke dalam diri dan secara jujur menilai sampai sejauh
mana hidup kita telah memuliakan-Nya? Itulah Natal. Ia tidak berakhir di permukaan, tetapi
menerobos sampai ke kedalaman makna. Ia tidak terjebak dalam kemeriahan tradisi
konsumerisme, tetapi menyebar dalam tindakan kasih yang tepat.

Ia tidak berhenti pada sebuah perayaan, tetapi terus bergerak dalam denyut nadi iman yang hidup
dalam perbuatan. Maka Natal itu terjadi setiap hari sepanjang hidup dan sesungguhnya ia terletak
dalam bahagimana cara kita memperlakukan orang satu terhadap yang lain.

Semoga tidak ada lagi orang yang kehilangan Natalnya…


NATAL MELEPASKAN KITA DARI KETAKUTAN”

Selama manusia masih tetap tinggal dalam dunia ini manusia tidak akan pernah lepas dari
ketakutan.

Apapun tingkat golongannya, kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil pastilah semuanya akan tetap
merasakan namanya ketakutan. Kita merasa takut ketika kita diperhadapkan dengan sesuatu yang
mengerikan atau hal-hal yang menakutkan. Ketakutan itu normal tetapi tinggal dalam ketakutan itu
tidak normal.

Dalam Injil Lukas diceritakan ada gembala-gembala yang tinggal dipadang menjaga ternak pada
waktu malam dan tiba-tiba malaikat Tuhan berada didekat mereka dan mereka sangat ketakutan.

Gembala-gembala adalah gambaran Umat manusia .

Waktu malam adalah gambaran dari kegelapan ( dunia yang penuh kegelapan).

Ketika kita hidup didalam kegelapan maka hidup kita akan dipenuhi dengan berbagai ketakutan,

Sehingga hidup kita tidak dapat membedakan warna-warni kehidupan.

Tetapi syukur kepada Allah “ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
mengaruniakan

AnakNYa yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup

yang kekal (Yohanes 3:16) Natal melepaskan kita dari ketakutan.

 Ada beberapa hal yang membuat manusia hidup dalam ketakutan:

 *Pikiran kita sendiri.

Pikiran adalah medan pertempuran. Ayub berkata: Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa
aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan
ketentraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegekisahan yang timbul.” (Ayub 3:25-26) Orang
yang hidup dalam ketakutan akan mengalami makan tak enak dan tidurpun tak nyenyak, oleh sebeb
itu saudara jangan sampai pikiran kita menguasai hati kita sehingga kita menjadi buta secara rohani
dan tidak dapat melihat karya Tuhan.

Marilah kita selalu menaruh pikiran dan perasaan seperti Kristus Yesus (berpikir positif) maka
ketakutan akan pergi.

 *Kita lebih mendengarkan manusia daripada Allah. (I Sam 15:1-35)


Saul sebagai seorang raja dia merasa takut kalau-kalau apa yang diingankan rakyatnya. Sehingga
yang seharusnya dia harus menuruti perintahTuhan dangan harus membunuh bangsa Amalek,
malahan dia tidak mau membunuh raja dan ternak-ternak yang baik dari jarahan tersebut dengan
alasan akan mempersembahkan korban bagi Tuhan, sehingga dia diturunkan menjadi raja,
seandainya kita mau untuk tetap mandengarkan rencana dan suara Tuhan kita tidak perlu takut
kepada siapapun karena seperti raja Daud katakan Bahwa serta dengan Allah kita lakukan perkara-
perkara yang besar dan gagah perkasa (Mazmur 60:14).

 *Kita lebih mengandalkan manusia dari pada kekuatan Allah.(Yeremia 17:5).

Beginilah firman Tuhan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! Ketika kita mengandalkan
kekuatan kita maka kita akan hidup dalam kutuk dan hidup kita akan mengalami banyak ketakutan
karena kekuatan kita terbatas tetapi kekuatan Tuhan tidak terbatas. Andalkan Tuhan disetiap
langkah hidup kita maka berkat Tuhan akan melimpah dan ketakutan akan sirna, kalau Allah
dipihak kita siapakah yang dapat melawan kita. Roh yang ada didalam kita lebih besar dari semua
roh-roh yang ada di dunia ini (termasuk roh ketakutan).

 *Kita selalu menengok kebelakang.

Kegagalan masa lalu sering kali membuat kita ketakutan sendiri, kita takut orang tahu masa lalu
kita yang suram atau kita takut orang tidak mau bergaul dengan kita kalau orang tahu masa lalu
kita. Dalam Zakaria 8:13 dikatakan kalau dahulu kita tidak menjadi berkat sekarang kita akan
menjadi berkat karena Allah akan memulihkan kita. Persoalannya asal kita tidak mengingat-ingat
masa lalu kita dan kita tetap mengarahkan pandangan rohani kita kedepan. Tuhan memiliki rencana
yang indah dalam tiap-tiap pribadi asal kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada dia dan
berlindung padanya dan melakukan perintahnya dengan setia. Contoh orang yang menengok
kebelakang isteri Lot akhirny a dia menjadi tiang garam.

 Mengapa kita tidak perlu Takut ?

 1. Karena ada berita kesukaan besar (ayat 10)

Dunia ini penuh dengan berita-berita yang menakutkan, berita kesusahan, berita peperangan,berita
gosip, bencana Alam, sakit penyakit, kecelakaan, kelaparan, krisis global, berita kesusahan tetapi
saudara tidak perlu takut karena ada satu berita kesukaan besar, kabar baik, berita kemenangan,
berita kepastian keselamatan, berita tentang kelahiran Yesus Kristus.

Kelahiran Yesus membuat hidup kita jadi berarti, dosa diampuni dan kita mendapat hidup kekal,
didalam Dia kita menjadi ciptaan yang baru sehingga kita menjadi berharga dimata Tuhan.

Kelahiran Yesus memberi teladan buat kita yaitu Kasih yang sempurna.

Hadirkanlah Yesus dihati saudara maka Saudara akan memberi dampak bagi dunia ini dengan
menjadi garam dan terang dunia ini.

Kelahiran Yesus berarti kita harus melahirkan jiwa-jiwa untuk Kerajaan Sorga.
Kelahiran Yesus membawa keajaiban dan melepaskan kita dari ketakutan.

 Kelahiran Yesus membawa Keajaiban

Yesus sanggup mengubah :

* Keputusasaan menjadi pengharapan.

* Kegelapan menjadi terang.

* Kemiskinan menjadi Kekayaan.

* Kekalahan menjadi Kemenangan.

* Kegagalan menjadi Kesuksesan.

* Kematian menjadi Kehidupan.

* Air biasa menjadi air anggur yang manis.

Didalam Yesus ada Kuasa dan Mujizat yang Dasyat

Yesus adalah Juruselamat yang sejati.

 2. Karena kita mempunyai Juruselamat (ayat 11)

Sebagai orang percaya kita harus mengucap syukur karena Allah kita sangat dekat dengan kita,
Allah yang nyata dan Dia telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia agar semua orang
mengenal Dia (Yoh. 1:8)

Dia Allah yang mengerti kesulitan kita, Dia Allah yang merasakan kelemahan kita dan Dia Allah yang
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia
(Roma 8:28).

Dia Allah yang beserta kita (IMANUEL).

Tuhan Yesus berjanji bahwa Dia akan menyertai kita sampai akhir Zaman (Matius 28:20b).

Tuhan Yesus adalah Allah yang setia menemani kita dalam suka maupun duka, karena itu kita tidak
perlu takut.

* Jangan takut terhadap goncangan, tantangan,masalah dan cobaan karena Yesus sanggup
memberikan jalan

keluar disaat tidak ada jalan .

* Jangan takut dengan penyakit katakan dengan imanmu oleh bilur-bilurNya saya disembuhkan.

* Jangan takut terhadap kegagalan karena Dia Allah yang memberikan Kemenangan dan
Keberhasilan.
* Jangan takut dengan masa depanmu yang tidak pasti karena Dia selalu memberikan damai
sejahtera dan hari

depan yang penuh harapan.

* Jangan takut terhadap kekurangan karena dia Allah yang mencukupi dan Allah yang memberikan
kita hidup

dalam segala kelimpahan.

* Jangan takut terhadap kematian karena mati adalah keuntungan, kita akan mendapat mahkota
kehidupan

serta hidup yang kekal.

Obat takut adalah percaya pada Allah (Mazmur 56:4).Sehelai rambutpun tidak akan gugur tanpa
seizin Tuhan.

 3. Karena ada sejumlah bala tentara sorga (ayat 13) Kita tidak perlu takut karena ada perlindungan
Tuhan, Tuhan melindungi kita dengan berpasukan tentara sorga

(Mazmur 91). Suatu saat, sejumlah pasukan Aram yang besar dengan kuda dan kereta perang
mengepung Kota Dotan tempat nabi Elisa bersama bujangnya. Pagi-pagi buta bujangnya bangun dan
melihat sejumlah besar pasukan Aram yang lengkap dengan senjatanya siap menangkap tuannya.

Namun Elisa menenangkan bujangnya sambil berkata : “Jangan Takut,sebab lebih banyak yang
menyertai kita daripada yang menyertai mereka.” Sungguh , bujang ini tidak takut lagi, melainkan
kagum akan penyertaan Tuhan, karena dia melihat bigitu banyak malaikat Tuhan yang berada
disekeliling mereka.

Sesungguhnya kalau kita melihat keadaan secara fisik kita akan menjadi takut, tetapi kalau kita
melihat secara rohani, maka kita akan menyaksikan turut campur tangan Tuhan.

Jangan takut dengan masalah dan tantangan yang besar yang mengepung saudara melainkan
pandanglah penyertaan Tuhan, Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan kita, Dia adalah
Allah yang setia , sejumlah tentara sorga diperintahkanNya menyertai kita lebih banyak dari masalah
yang besar.

 4. Karena ada kemuliaan Tuhan ditempat yang Maha Tinggi (ayat 14)

Tuhan tidak pernah mencobai kita melebihi dari kekuatan kita, seberat apapun masalah yang kita
hadapi, Tuhan sanggup menyatakan KemuliaanNya.

Dibalik setiap pertandingan pasti ada mahkota,dibalik airmata ada sukacita yang Tuhan sediakan.

Air mata Tuhan sanggup menjadikan mata air, dibalik masalah ada kemuliaan Tuhan yang
dinyatakan asalkan kita selalu berharap padaNya, manfaatkanlah masalah itu untuk kita lebih intim
dengan Tuhan.
Jika hari-hari ini kita sedang berada didalam lembah kekelaman, mengalami masa-masa yang paling
sulit, mengalami kehidupan yang berat dan saudara sedang berada dalam persimpangan jalan,
diambang keputusasaan yakinlah bahwa Yesus selalu menyertai kita, Dia akan segera menolong kita
dan Yesus akan memberikan kemenangan, Dia akan menyatakan kemuliaaanNya bagi kita semua yg
percaya padaNya.

Saya pernah mengalami masa-masa yang sulit dalam perjalan hidup saya, masalah saya sepertinya
sudah tidak dapat saya atasi dan sudah tidak ada jalan keluar, saya jadi stess dan mau mengakhiri
hidup saya namun disaat itulah saya justu berjumpa dengan Tuhan dan merasakan kasih
karuniaNya, kekuatan baru dan sukacita dan kemuliaaan Tuhan dinyatakan dalam hidup saya
sehingga saya mengalami keintiman yang luar biasa dengan Tuhan. Tuhan Yesus tidak pernah
terlambat . Kalau ada Yesus semuanya jadi beres, kalau ada Yesus semuanya jadi baik dan hidup kita
jadi berarti.

5. Karena ada damai sejahtera Allah (Ayat 14)

Kita semua sangat membutuhkan damai sejahtera, ada banyak rumah tangga yang hancur karena
tidak ada damai, gereja pecah karena tidak ada damai, bisnis kacau karena tidak ada damai, konflik
sedang terjadi dimana-mana karena tidak ada damai. Jika kita ingin damai sejahtera Allah kita perlu
berdamai dulu dengan Allah, kita memerlukan damai sejahtera yang melampaui segala akal lalu kita
berdamai dengan semua orang,

Jangan menyimpan dendam, sakit hati tetapi kita perlu merendahkan diri (hati sebagai hamba) dan
melepaskan pengampunan. Pengampunan itulah yang memulihkan kita. Yesus berkata Ampunilah
mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, Bawalah Damai Sejahtera Allah
dimanapun saudara berada maka saudara akan menjadi berkat dan berkat-berkat Tuhan akan
mengikuti kita selamanya.

Yesaya 54:10

Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan
beranjak dari padamu dan perjanjian Damai-Ku tidak akan bergoyang, Firman TUHAN yang
mengasihi engkau.

Maju terus dalam Tuhan dan Tuhan Yesus memberkati selalu.

 Natal

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam
kasih-Ku itu.

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti
perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi
penuh.
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. (Yoh. 15:
9-12)

Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.

Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
(Roma 12:9-10)

 Saudara-saudara, hal yang sangat menarik ketika Allah menciptakan manusia, Allah tidak pernah
untuk meninggalkan mereka. Hal tersebut terbukti ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah hadir ke
dalam dunia, Allah mengorbankan diriNya, disiksa, dicaci maki, dihina, bahkan mati tergantung di
kayu salib. Allah bangkit dan memberikan peluang bagi manusia untuk hidup baik dan berkarya.
Intinya ialah pendamaian yang memberikan isyarat bagi kita pun untuk menjadi juru damai di
tengah-tengah dunia ini.

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Paulus memberikan nasihat kepada jemaat Roma agar mereka memelihara kehidupan persekutuan
mereka dengan memahami makna kasih Allah itu dan menerapkannya di dalam kehidupan mereka
setiap saat. Hal ini dilakukan tentunya dilandaskan oleh beberapa alasan:

1.  Kasih Allah adalah kasih yang tidak pura-pura. Artinya bahwa Allah menghendaki setiap orang
yang dipanggil dan menyatakan diri sebagai orang Kristen itu tidak melakukan kecurangan atau
penyimpangan, kemunafikan dan keserakahan, kebencian dan kemarahan, kesombongan dan
keegoisan. Karena kasih Allah adalah kasih yang sempurna dan tidak kompromi dengan kedagingan.

2.      Kasih Allah selalu memberikan pengharapan bagi setiap orang yang percaya. Dengan percaya
kepada Yesus Kristus, setiap orang akan mampu menghadapi berbagai pergumulan di tengah-tengah
dunia ini. Pengharapan merupakan wujud dari Iman yang sesungguhnya kepada Yesus Kristus.

3.   Kasih Allah melahirkan suka-cita dan empati bagi setiap orang yang membutuhkan pertolongan.
Yesus mengajarkan agar setiap orang peduli dan mau berkorban demi orang lain.

4.     Kasih Allah menumbuhkan kebersamaan dan membangkitkan semangat bersama untuk saling
mengasihi dan memaafkan sehingga menciptakan kemajuan dan perkembangan.

5.      Kasih Allah adalah kasih yang mendamaikan dan menyejukkan setiap kita.

Saudara-saudara sidang masa raya natal yang saya kasihi di dalam Yesus Kristus, memaknai tema
natal yang terpampang di hadapan kita, tentunya Paulus ingin bahwa suasana damai itu menjadi
nyata di dalam kehidupan umatNya. Damai yang bukan sekedar kata-kata, ungkapan yang hanya
menjadi hiasan dalam ucapan kita, namun damai harus mampu menjadi nilai yang harus terus kita
wujudkan dalam rangka kita berelasi dengan sesama. Entah itu dalam komunitas kita sebagai orang-
orang kristen sendiri, maupun di dalam masyarakat.
Saudara2, perdamaian itu akan terwujud di dalam kehidupan kita, tentunya ketika kita mengerti arti
kasih Allah. Peristiwa Natal bukanlah hal yang baru, ia ada sejak dulu ketika orang-orang percaya
akan Yesus yang adalah Mesias. Di ungkapkan di dalam Injil Yoh. 3:16” Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan AnakNya yang tuggal, supaya setiap orang
yang percaya kepadaNya, tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Saudara2, di tengah-tengah kehidupan kita sebagai manusia, tentu kita sering berhadapan dengan
masalah, baik itu yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan pendapat maupun adanya masalah-
masalah lain yang akhirnya menimbulkan persoalan yang rumit bahkan perpecahan dalam
masayrakat, gereja maupun keluarga kita. Pertanyaannya ialah, apakah kita biarkan masalah terus
berkembang, ataukah kita berjuang untuk menyelesaikannya dan menciptakan damai itu sendiri.

Sidang Masa Raya Natal yang terkasih didalam Yesus Kristus, Kasih Allah adalah kasih yang
mendamaikan. Oleh sebab itu, sebagai manusia kita ditantang untuk bersama-sama menciptakan
damai itu, karena ketika damai ada didalam kehidupan kita berarti Yesus Kristus telah lahir dan
berkarya di dalam kita.

Saudara, akhirnya mengertilah kita, bahwa untuk memaknai natal yang sesungguh, kita harus
memiliki komitmen bersama, mau berkorban, dan mau berjuang demi terciptanya damai. Karena
lahirnya Yesus tentunya karena Allah mengasihi kita. marilah kita mengasihi sesama, agar
terwujudnya kesatuan dalam kesejahteraan di dalam kehidupan kita. kasih Kristus kiranya menjadi
motifasi bagi setiap umat untuk terus mengasihi sesama. marilah kita tinggal di dalam Dia, agar
kasih dan sukacita kita menjadi sempurna.

 NATAL UNTUK PERTUMBUHAN MENUJU KESEMPURNAAN

Ayat Pokok: Lukas 2:52

Pertumbuhan adalah ciri utama makhluk hidup.  Sebagai makhluk hidup, saudara dan saya harus
terus bertumbuh.  Sama halnya seperti Yesus.

“Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi
oleh Allah dan manusia” – Lukas 2:52.  Haleluya!  Bukan hanya secara fisik Ia bertumbuh, tetapi juga
dalam hikmat.  Dan Ia semakin dikasihi oleh Allah dan manusia!

Natal

Natal bicara tentang kelahiran Yesus sebagai Anak Manusia.  Natal adalah sesuatu yang sudah ada
dalam hati Allah jauh sebelum Ia menciptakan alam semesta dan segala isinya.

Kelahiran Yesus bahkan sudah banyak dinubuatkan jauh sebelum Ia lahir ke dunia, antara lain:

1. Yesaya 9:5-6 – “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah

   diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya

   disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja
   Damai…” Lahir sebagai bayi (anak) yang terus bertumbuh menjadi dewasa dan

   sempurna, sampai kemudian akan menjadi Raja segala raja.

   Jika tidak bertumbuh, saudara dan saya tidak akan menjadi orang Kristen yang

   dewasa.  Kita harus bertumbuh sampai menjadi sempurna.

2. Mikha 5:2-4 – nubuatan tentang Betlehem, kota kelahiran Yesus, Sang Juruselamat

   manusia – “… hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda,

   dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang

   permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala…”

3. Bilangan 24:17 – “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia,

   tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul

   dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.”

Matius 2:1-12, Lukas 2:8-20 adalah kegenapan semua nubuatan tentang kelahiran Yesus!  Setiap
nubuat yang berasal dari Allah, pasti ada kegenapannya.  Sebab Allah tidak pernah berdusta.  Setiap
janjiNya adalah Ya dan Amin!  Haleluya!

Maksud & Tujuan

Maksud dan Tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia:

1. Untuk Menyelamatkan UmatNya Dari Dosa.  Itu sebabnya Ia dinamai Yesus.

   Matius 1:18-21, “… Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan

   Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

   Sebab kecenderungan hati dan pikiran manusia semata-mata membuahkan dosa– Kejadian 6:5.

2. Agar Manusia Beroleh Hidup Kekal – Yohanes 3:16.

3. Untuk Melayani & Menyerahkan NyawaNya Menjadi Tebusan.

   Markus 10:45, “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan

   untuk melayani dan untuk memberikannyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Proses Penyelamatan Sampai Sempurna

“Dan YESUS makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya, dan makin dikasihi
oleh Allah dan manusia.”
Kata “dan besarnya” dalam bahasa Inggris: stature = quality and status gained by growth = kualitas
dan status yang dicapai oleh pertumbuhan.

Setiap anak Tuhan harus:

1. Berakar di dalam Dia, dibangun di atas Dia, dan bertambah teguh

   dalam iman – Kolose 2:6-7.

2. Dikuduskan, roh-jiwa-tubuh terpelihara sempurna, tak bercacat cela pada kedatangan

   Tuhan yang kedua – 1 Tesalonika 5:23-24.

Puji Tuhan!  Satu hari kelak, jika tak menjadi lemah, mundur dan murtad, kita akan mencapai
kesempurnaan yang penuh.  Kudus, tak bernoda dan siap menyambut Kristus Yesus, Sang Mempelai
Surgawi.

 Pesan Natal

Ibrani 12:1-2 – “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengellilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba
dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.  Marilah kita melakukannya dengan
mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”

Mari tetap percaya pada Tuhan, dan berpegang teguh pada FirmanNya, sampai kita mencapai
kesempurnaan.  Sekali Yesus, Tetap Yesus!  Haleluya!

SELAMAT NATAL!  Tuhan Yesus memberkati!

enungan

Saat ini, Natal/kekristenan telah menjadi industri yang menguntungkan bagi banyak orang.
Kebanyakan orang Kristen yang merayakan Natal dan menyambut Natal bukanlah menyambut
bayi Yesus, menunggu-nunggu kedatangan Yesus, mempersiapkan kelahiran Yesus, melainkan
hanya menyambut hari Natalnya.

Natal disambut dengan gegap gempita dan komersialisasi Natal di lakukan oleh banyak
pengusaha (mungkin juga orang Kristen) dengan menjual banyak produk yang berkaitan dengan
Natal ini. Ada yang menjual mainan, pernik-pernik Natal, lagu-lagu Natal, kartu Natal, dll. Itulah
industri Natal, itulah globalisasi Natal.

Apakah yang kita persiapkan menjelang Natal tiba? Yah, kita cenderung mempersiapkan atribut-
atribut Natal, simbol-simbol Natal, dan fenomena Natal agar kelihatan fenomenal. Padahal, ada
banyak orang Kristen yang tidak lagi merayakan Natal dengan menyanyikan lagu-lagu Natal.
Ada persekutuan atau gereja yang hanya menyanyikan lagu Malam Kudus sebagai lagu Natal,
namun sisanya lagu-lagu umum biasa. Ada gereja/persekutuan yang tidak lagi memberitakan
Kristus dalam khotbah Natal. Itukah Natal?

Natal dua ribu tahun yang lalu dipersiapkan dengan sangat rapi, baik, dan dari jauh-jauh hari.
Ribuan tahun sebelum Yesus lahir para nabi telah bersiap-siap menyambut tibanya hari “H” itu.

Setahun sebelum Natal, malaikat Tuhan sudah diutus untuk mempersiapkan Natal kepada Maria,
Yusus, Elisabeth, dll. Sebelum Natal, malaikat Tuhan datang kepada para gembala dan orang
majus, mereka menyanyikan pujian Natal.

Natal dua ribu tahun lalu bukanlah industri yang canggih dengan pameran lampu-lampu bagus,
baju-baju indah, kembang api, dan terompet yang semarak.

Natal dua ribu tahun lalu merupakan “pameran” kilauan sinar wajah para malaikat dengan baju
jelek dan bau para gembala, dan dengan sinar bintang yang bercahaya di langit.

Natal berarti yang tidak terbatas rela menjadi terbatas, yang Mahatinggi rela turun ke dunia, yang
tidak berdosa rela dijadikan manusia yang menanggung dosa umat-Nya. Itulah Kristus.

Natal berarti Kristus. Biarlah kita merayakan kehadiran Kristus ke dalam dunia, bukan sekedar
merayakan hari natalnya. Natal bukanlah industri malainkan Kristology.

pakah Anda bergumul mencari ide yang baru untuk sekian banyak khotbah Natal yang harus
disampaikan tahun demi tahun? Jika demikian, maka bulan ini saya ingin membagikan 2
kerangka khotbah Natal sebagai berikut:

1. Kerangka Khotbah Natal untuk Orang Dewasa


Nas Khotbah: Lukas 1: 68-79

Tema (Negara): Terpujilah Tuhan yang Telah Melawat Kita

Pulau/Kota:

1. Apa yang diperbuat Allah?


o Ia melawat umatNya (68, 78b)
o Ia melepaskan umatNya (68, 71)
o Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita (69)
[tanduk = lambang kekuatan; kuasa keselamatan Allah dinyatakan di dalam
Kristus]
2. Apakah motivasi Allah berbuat hal-hal ini?
o Allah senantiasa memenuhi janjiNya (70, 72b, 73) [lebih dari 400 janji tentang
kedatangan Mesias dalam PL]
o Allah penuh rahmat dan belas kasihan (72a, 78a) [Rahmat Allah membawa
Rekonsiliasi dengan Allah Hanya Melalui AnakNya yang Tunggal]
3. Apakah tujuan perbuatan Allah ini?
o Membawa terang kepada kita yang diam dalam kegelapan (79)
o Membawa damai dengan Allah dan sesama kita (79)
o Supaya kita beribadah kepada-Nya tanpa takut (74)
o Dalam kekudusan [status kita yang sudah menjadi milik Allah yang kudus]
o Dalam kebenaran [cara hidup kita sebagai anakanak Tuhan] (75)

Tuhan telah melawat kita dan menetap. Apakah respons kita? Apakah kita hanya'melawat' Tuhan
pada waktuwaktu tertentu lalu kembali ke dalam kesibukan kita masing-masing? Ataukah kita
sudah menyambut Yesus dan hidup menurut ayat 74-75?

2. Kerangka Khotbah Natal untuk Anak-anak


[Untuk khotbah ini perlu dipersiapkan beberapa perhiasan yang dapat digantungkan pada pohon
Natal oleh anak-anak dan sebuah 'kado' (kotak) dengan tulisan 'Kado untuk Kristus' pada kertas
pembungkus].

Nas khotbah: Lukas 1: 26-38; Lukas 2: 8-14

Tema: Menghias Pohon Natal untuk Mendalami Arti Kedatangan Yesus

1. Kedatangan Yesus membawa terang (Lukas 2: 9) [Bintang perak digantungkan pada


pohon]
2. Kedatangan Yesus membawa sukacita (Lukas 2: 10) [Lonceng biru digantungkan]
3. Kedatangan Yesus membawa kuasa (Lukas 1: 32-33) [Mahkota emas digantungkan]
4. Kedatangan Yesus membawa damai (Lukas 2: 14) [Merpati hijau digantungkan]
5. Kedatangan Yesus membawa kasih-karunia (Lukas 1: 30) [Salib merah digantungkan]

Yesus datang untuk membawa semuanya ini kepada kita. Apa yang harus kita bawa kepada
Yesus?

[Seorang anak membuka kado yang sudah dipersiapkan dan di dalamnya terdapat sehelai kertas
dengan tulisan 'DIRIKU'].

Marilah kita masing-masing membawa diri kita kepada Kristus!

[Jika jumlah anak tidak terlalu banyak, maka dapat disediakan kertas yang cukup untuk masing-
masing anak menulis nama mereka pada sehelai kertas lalu memasukkannya kedalam kotak itu
sebagai 'hadiah' mereka untuk Yesus].

Kelahiran Kristus
 Natal
 Khotbah

Dr. W. A. Criswell

Lukas 2:1-7

            Judul khotbah kita hari ini adalah Kelahiran Kristus: Merupakan sebuah  sukacita dan
keistimewaan bagi kami untuk menjadi suatu bagian di dalam Perayaan Kelahiran Kristus ini,
yang diadakan setiap malam yaitu:  pada malam ini, kemudian Selasa, Rabu, Kamis hingga
Jumat. Dan mereka memberitahukan saya bahwa pertunjukan boneka merupakan hal yang paling
mengesankan dari semua bagian yang kita lakukan. Mereka memulai dari pukul 6.30—Saya
akan berada di sini untuk pertama kalinya; dan saya akan berusaha untuk tetap hadir—kemudian
pada pukul tujuh paduan suara ini mengagungkan Tuhan di dalam nyanyian Pohon natal kita.

            Ada sebuah teks yang terdapat di dalam Injil Lukas pasal yang kedua: sebuah kalimat
yang sederhana di ayat tujuh: “Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung,
lalu dibungkusnya dengan lampin’—tidak memiliki kekayaan yang cukup, tanpa memiliki
uangan yang cukup untuk membeli sebuah pakai yang kecil; hanya kain lampin yang digunakan
untuk membungkus Bayi itu—membukusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam
palungan. Saya tidak dapat membayangkan gambaran yang paling menyedihkan tentang
kemiskinan dari pada hal yang seperti itu: lahir dalam sebuah kandang, dibaringkan dalam
sebuah palungan dan dibungkus dengan kain lampin; Anak Allah; Juruselamat dunia.

            Di dalam musik, di dalam khotbah, di dalam pertunjukan, Natal berseru kepada seluruh
dunia. Di dalam seluruh lirteratur, dan di dalam semua sejarah, tidak ada hal yang dapat
menandingi keabadian dan kepentingan yang luas, dan motivasi serta perayaan yang kita lakukan
setiap tahun dalam musim seperti ini.
            Terlihat bahwa roh Natal menciptakan kembali dunia dan orang-orang yang berdiam di
atasnya. Itu adalah sebuah pengalaman yang menghangatkan, datang seperti itu, dalam setiap
akhir tahun; dan di dalamnya dia membawa simbol dari pengharapan umat manusia; bintang
abadi yang bersinar di atas langit. Di atas setiap pertempuran dan konflik, dia selalu berada di
atas sana dan selalu bersinar.  

Paduan suara malaikat, menyampaikan berita kepada kita bahwa manusia yang berkenan
kepadaNya akan mendiami bumi: dan perjalanan orang-orang majus, dan kunjungan para
gembala, bersujud di hadapan Anak yang terbaring di palungan, sebuah undangan bagi orang-
orang miskin, orang-orang yang terlupakan dan yang diabaikan dan yang terhilang; demikian
juga halnya dengan orang-orang kaya dan orang-orang yang bijaksana serta yang berpengaruh di
dunia untuk datang dan bersujud di hadapan Raja Kemuliaan.

Dan pemberian hadiah-hadiah: Merekapun membuka tempat harta bendanya dan


mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan itu adalah
sebuah waktu ketika kita mengenang Tuhan kita dan sebab-sebab kerajaanNya di atas bumi. Dan
kita ingat di dalam kebaikan dan kemurahan antara satu dengan yang lain, dalam pemberian
hadiah-hadiah. Dan di dalam lukisan, di dalam literatur, di dalam musik: keluarga kudus; sang
ibu, sang Anak, dan Yusuf yang menjaga mereka. Tidak ada sebuah waktu dari setiap waktu,
yang di dalamnya ada keindahan, pesan dan kebesaran selain pada saat Natal.

            Dan saya akan berbicara tentang kedatangan Anak itu dalam tiga cara:

Yang pertama—Di dalam janji, di dalam nubuatan.

Yang kedua—Sebagai Inkarnasi Allah.

Dan yang ketiga—Pengharapan dunia.


            Yang pertama, yaitu di dalam nubuatan: ada sebuah aliran yang besar yang mengalir
dalam setiap lembaran dari Perjanjian Lama. Itu adalah sebuah pukulan yang tidak keras; penuh
dengan cahaya dan kemuliaan; itu adalah sebuah janji yang luar biasa; dan hal itu dimasukkan
kedalam setiap lembaran Kitab Suci Perjanjian Lama.

Sama seperti arus teluk yang anda miliki, yang lebarnya sekitar lima puluh mil dan
memiliki kedalaman satu mil, dan berkelok-kelok serta berliku-liku sampai ke permukaan yang
luas dari Samudera Atlantik dan membawa kehidupan serta kehangatan ke pantai Dunia Lama;
demikian juga dengan aliran dari nubuatan yang terdapat dalam Perjanjian Lama—dipenuhi
dengan cahaya dan kehidupan serta kemuliaan—“kedatangan seseorang”—seseorang yang telah
dijanjikan oleh Allah; seseorang yang akan membawa kebenaran dan kesembuhan dan
pengharapan dan pengampunan dan keselamatan serta sorga kepada dunia.”

            Hal itu dimulai sejak dari permulaan, yaitu di Taman Eden, ketika Allah berkata kepada
perempuan itu, “Keturunanmu…” Para Rabi tua membaca hal itu dan tidak memahaminya:
seorang wanita tidak memiliki keturunan; seorang laki-lakilah yang memiliki keturunan. Tetapi
Allah berkata, “Keturunan dari perempuan ini akan meremukkan kepala Setan.”

            Dan pada akhirnya kita sampai kepada makna dari nubuatan itu, “Dia dilahirkan dari
seorang anak dara.” “Keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala Setan.”

            Dan  nubuatan itu tetap berlanjut: Tuhan berkata kepada Abraham, “Keturunanmu.” Dan
Rasul Paulus menunjukan hal itu kepada sebuah bentuk tunggal atau satu pribadi. “Dan oleh
keturunanmu maka semua kaum dan umat manusia di dunia ini akan mendapat berkat.”

            Dan Allah mengulangi janji itu kepada Ishak dan Yakub. Dan ketika Israel hampir
meninggal, dia mengumpulkan anak-anaknya di sekelilingnya dan dia berkata kepada Yehuda:

Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu… Tongkat kerajaan tidak akan
beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia yang
datang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.

            Dan Musa berkata kepada umatnya di dalam pidato perpisahannya di dalam Kitab
Ulangan:

 Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama
seperti aku: Dengarkanlah Dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakanNya kepadamu. 

            Dan Nabi Natan berkata kepada Daud:

Engkau akan memiliki seorang Anak dan Dia akan berkuasa atas takhtamu sampai selama-
lamanya.

            Dan Yesaya berkata:


Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Roh Tuhan akan ada padanya…  

Sebab seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah diberikan untuk kita;
lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya akan disebut Penasehat yang ajaib,
Allah yang Mahakuasa, Bapa yang kekal, dan raja Damai….

Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan anak


laki-laki, dan ia akan menamakan dia Emmanuel, Allah berserta kita.

           Dan Mikha dalam nubuatannya berkata:

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil diantara kaum-kaum Yehuda, dari padamu
akan bangkit bagiKu seseorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak
purbakala, sejak dahulu kala.
 

            Jauh ke dalam eksistensi dunia yang tidak terbatas, Allah sendiri telah menetapkan bahwa
Di akan datang, “Allah beserta dengan kita.” Dan, “Tetapi setelah genap waktunya,” seperti yang
disampaikan Paulus di dalam Galatia, “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah telah
mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan.”

            Ketika anda membaca sejarah masa lalu dari periode Greco-Romawi, mereka berbicara
tentang pengharapan dari seluruh dunia bahwa pada saat itu, seharusnya datang seorang
pembebas yang agung dari timur. Suetonius dan Tacitus yang hidup sekontemporer dengan
Rasul Yohanes adalah sejarahwan Latin yang berbakat, dan mereka berbicara tentang
pengharapan dari seluruh dunia itu, bahwa dari Timur akan datang seorang Juruselamat dunia
yang agung.

            Atau anda dapat menemukan sesuatu yang brilian dan nubuatan yang sangat
mengesankan tentang kedatangan anak itu di dalam epilog yang ditulis oleh Virgil. Virgil adalah
salah satu penyair Roma yang tidak ada bandingnya, dia adalah seorang pria yang yang
terkemuka dan luar biasa. Dia meninggal beberapa waktu sebelum kelahiran dari Tuhan kita.
Dan anda bisa melihat karya Virgil, penyair Latin itu, saat dia menulis hal yang berhubungan
dengan anak ini yang akan menyelamatkan dunia.

Lihat, abad terakhir dari para pelihat telah datang

Lagi, millennium besar


Masa yang berabad-abad lamanya telah menyingsing

Dan dari langit yang tinggi turunlah anak yang sulung

Anak perjanjian tersenyum lembut dalam rupa bayi

Zaman besi waktunya akan berakhir,

Dan zaman emas di dalam generasi-generasi

Memenuhi dunia

Sebab Engkau, Anak terang curahan dunia

Akan menyebarkan

Alat permainan lebih awal

Tempat buaian

Akan berbunga bagi  sukacita

Penuh dengan kuncup-kuncup lembut

Mengusap wajah sang bayi

Ular yang curang dan herbal yang mematikan

Akan mati, dan

Duri-duri Siria akan tertiup di atas setiap onggokan

Datanglah, anak yang terkasih

Tuntutlah kehormatanmu

Atas waktu yang menarik dengan dekat

Bayi dari ras yang kekal

Benih yang ajaib dari Allah

Lihat, atas kedatanganmu

Betapa bintang-bintang berkelap kelip


Bergerak dengan gemetar

Dan bumi berteriak

Oh, seandainya hidup

Akan membawaku

Hari-hari yang cukup dan nafas

Yang tidak terlalu pendek

Untuk menyanyikan perbuatan-perbuatanmu

Aku berharap aku ada di sini ketika dia datang

Datanglah sang anak

Dan beri salam pada ibumu dengan sebuah senyuman

Sepuluh bulan yang penuh kekhawatiran kasihnya telah diketahui

Datanglah, anak yang kecil.

            Virgil, seorang penyair dari dunia pemberhalan, yang meninggal beberapa waktu sebelum
kelahiran Tuhan—suaranya sama seperti Yesaya! Sebuah gambaran dari pengharapan dunia pada
saat itu, yaitu bahwa seorang Juruselamat dan seorang pembebas akan lahir.  

            Saya telah berbicara tentang Tuhan kita sebagai Anak yang dijanjikan. Yang kedua,
sekarang saya akan berbicara tentang Dia sebagai Allah yang berinkarnasi. Dan tentu saja orang-
orang liberal dan orang-orang modernis serta orang-orang kafir menolak gambaran tentang
tentang Tuhan kita di dalam Alkitab. Sebab di dalam Kitab_kitab suci, dengan penekanan yang
dalam, Yesus selalu dijelaskan sebagai Tuhan Allah yang menjadi manusia (di dalam daging
manusia).

Pada mulanya adalah Logos; Logos itu bersama-sama dengan Allah, dan Logos itu
adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah…. Dan

logos itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia
dan kebenaran.

      
Firman itu telah menjadi manusia dan Firman itu adalah Allah, tinggal diantara manusia. ini
adalah penjelasan dari Kitab suci yang tidak dapat dibantahkan.

            Kemudian, ketika kita berpikir tentang Allah, apa yang anda pikirkan? Seperti apakah
Allah? Dia tentu saja bukanlah inti dari kekosongan. Di dalam bagian Kristologi yang luar biasa,
yang terdapat dalam Filipi pasal dua, Paulus menulis, “Yesus Kristus yang dalam  morphe Allah,
(rupa Allah), Dia merupakan morphe Allah.” 

            Sekarang, apakah  morphe, itu “rupa Allah?”  Seperti apakah rupa Allah?

“Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah
itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-
Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
morphe

manusia.”

Dia membandingkan keadaan itu, penampilan dari Tuhan kita. Dia berada di dalam rupa Allah,
morphe Allah.  Dan Dia mengsongkan diriNya kedalam morphe dari seorang manusia.

Apakah morphe Allah itu? Bahasa tidak dapat menjelaskan secara mendalam tentang hal
itu, dan saya akan menunjukkannya kepada anda. Beberapa kali di dalam Perjanjian Lama para
nabi berusaha untuk menjelaskan esensi kemuliaan Allah. Dan ini adalah cara bagaimana mereka
berusaha menjelaskannya. Yehezkiel menulis:

Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka (dia berbicara tentang empat kerubim, di atas
empat kerubim, ada yang kelihatan seperti rupa manusia) ada menyerupai takhta yang
kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan
seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa
mengkilat (dan kita sukar untuk menterjemahkan kata yang digunakan oleh Yehezkiel) dan
seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke
bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada
musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah
kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud….

Dan kemudian dia mendengar Allah berbicara kepadanya—seperti apakah Allah? Bahasa tidak
dapat menjelaskan kedalaman makna yang dibawa esensi dari Allah.

Bolehkah saya menunjukkan contoh yang lainnya? Di dalam Keluaran pasal tiga puluh
tiga, Musa berkata kepada Tuhan:

Perlihatkanlah kiranya kemuliaanMu kepadaku. Dan Tuhan Allah berkata kepada dia, “Engkau
tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."
Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas
gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk
gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku
tidak akan kelihatan." 

            Seperti apakah Allah? Hal itu melampaui imajinasi kita. Dan tidak seorang pun yang
pernah melihat wajah Allah—tidak seorang pun yang dapat melihat wajah Allah dan tetap hidup.
Keberadaan dari esensi Allah melampaui dari apa yang dapat dijangkau oleh pikiran kita. Dan
itulah sebabnya mengapa Allah datang kedunia ini dengan berinkarnasi dan mengambil rupa
manusia, sehingga kita dapat melihat Allah dan tetap hidup. Dia adalah inkarnasi Allah—inilah
Allah! 

Seperti yang disampaikan oleh Tuhan kita, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat
Bapa (ia telah melihat Allah).” Dan ketika Tuhan kita berbicara, itu berarti Allah yang sedang
berbicara: 

Ketika Tuhan sedang berjalan di antara kita, itu berarti Allah yang sedang berjalan bersama
dengan kita;

Ketika Tuhan menyentuh kita, itu berarti Allah yang sedang menyentuh kita

Ketika Dia menderita bersama kita, itu berarti Allah yang sedang menderita bersama dengan
kita;

Ketika Dia menangis, itu berarti Allah yang sedang menangis

Ketika Dia terluka, itu berarti Allah yang terluka,

Ketika Dia meninggal, itu berarti Allah yang meninggal

Ketika Dia bangkit, itu berarti Allah yang bangkit dari kematian:

Dan ketika Dia masuk ke dalam sorga, itu berarti Allah yang sedang membuka pintu anugerah
dan kemuliaan bagi kita.

Allah menjadi manusia yang berinkarnasi, di dalam daging sehingga kita dapat mengetahui
seperti apakah Allah—inilah Allah: Tuhan kita Yesus.

            Kebalikan dari hal itu juga benar: Dia tidak hanya datang untuk bersama-sama dengan
kita, tetapi Dia juga datang sehingga kita dapat dipersembahkan kepada Allah. Dia adalah
mediator kita dan wakil kita serta pengantara yang agung---Dia merepresentasikan kita kepada
Allah.

            Tidak ada sebuah keindahan lain yang dapat anda temukan di dalam seluruh literatur dari
pada dengan apa yang anda baca di dalam Kitab Ibrani, dan pasal kedua dari Kitab Ibrani ditutup
dengan perkataan ini:
Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka…Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya,
maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi
Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa
seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai.

Dan pasal yang indah dari Kitab Ibrani, yaitu pasal empat ditutup dengan cara yang sama:

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah telah dicobai, hanya tidak
berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan
kita pada waktunya.

            “Datanglah!”  Dia mengetahui semuanya tentang kita. Tidak ada dukacita yang membuat
hatinya juga hancur. Tidak ada air mata yang tidak Dia tangisi. Tidak ada penderitaan yang tidak
Dia alami.

            Tidak ada penderitaan, tidak ada frustrasi, tidak ada kekecewaan, tidak ada rasa lapar,
tidak ada keputusaasan yang tidak Dia alami. Dan itu berarti, ketika kita berdoa, kita tidak
mengangkat lengan kita dan tangan kita kepada suatu keberadaan yang besar yang tidak
berpribadi—esensi dari keberadaan yang mahatahu. Kita tidak berdoa seperti itu.  

            Kita menekuk lutut kita dan itu adalah cara kita berdoa:

Yesus yang penuh berkat, Engkau mengetahui segala sesuatu tentang aku. Tidak ada pencobaan,
tidak ada dukacita, tidak ada penderitaan, tidak ada kekecewaan, dan tidak ada air mata yang
tidak Engkau alami. Tuhan, berdirilah disampingku, di dalam kekuatan dan pertolongan, di
dalam kemurahan pada saat aku membutuhkan rahmat dan kasih karunia pada waktunya. Dan
Tuhan, pada suatu hari, ketika akhir dari hidup ini datang, semoga tanganMu yang telah terpaku
itu membukakan anugerah bagiku, gerbang anugerah dan juga gerbang kemuliaan. Dan
memeliharaku sama seperti Allah yang memelihara.

            Itu adalah dunia yang lain, hari yang lain, iman yang lain, pengharapaan yang lain,
kelegaan yang lain, serta keselamatan yang lain. Kita tidak berdoa kepada sesuatu yang tidak
dapat dilukiskan, yang tidak dapat terkatakan, keberadaan dan kemahadiran yang tidak dapat
disentuh, tetapi kita berdoa kepada Tuhan Yesus!

            Dia mengetahui segala sesuatu tentang kita. Dia telah dicobai dalam segala hal sama
seperti kita; Dan Dia adalah setia dan Pengantara serta Imam Besar yang murah hati. Karena itu
mari datanglah, tidak peduli bagaimanapun keadaan anda; datanglah sehingga anda dapat
menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan pada
waktunya. Itulah arti dari Natal, dan inkarnasi serta kedatangan Tuhan kita ke dalam dunia.  
            Yang pertama, saya telah berbicara tentang anak yang telah dijanjikan. Yang kedua saya
telah berbicara tentang Allah yang berinkarnasi, Allah yang telah menyatakan diri dalam rupa
manusia. Dan yang ketiga, saya akan berbicara tentang Dia sebagai pengharapan dunia.
Sekalipun dengan semua kegelapan yang  meliputi sejarah modern kita, tetapi tetap sulit bagi
kita untuk menempatkan diri kita sendiri kedalam jenis sebuah dunia di mana Yesus dilahirkan.
UmatNya dan bangsaNya merupakan sebuah bagian dari sebuah kepahitan dan umat manusia
yang bergejolak.

            Hanya beberapa tahun sesudah Dia kembali ke sorga, wilayah Palestina yang kecil itu,
wilayah Israel yang kecil itu memberontak dan melawan kekuasaan Imperium Roma. Jadi
dengan penuh keputusasaan dan tanpa pertolongan, orang-orang itu melemparkan dan
memberikan diri mereka melawan pedang dan perisai serta tombak legion Roma. Roma
membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk meredakan pemberontakan dan kepahitan dari
negara Israel yang kecil itu. Dari pertempuran itu muncullah dua Kaisar Roma yang hebat:
Vespasianus dan Titus. Dan jika anda pernah berada di Roma, anda akan melihat di dalam
sebuah relif yang besar, sebuah relif kemenangan, yang menampilkan kemenangan Titus dalam
mengatasi pemberontakan itu.

            Itu adalah sebuah wilayah kecil, dan di tempat itulah Yesus lahir. Dan tidak hanya itu,
akan tetapi perbudakan merupakan sebuah karakter yang universal dari seluruh peradaban
Graeco-Romawi kuno. Dari sebuah populasi yang berjumlah seratus juta orang, enam puluh juta
orang diantara merupakan budak, sebuah harta yang bergerak. Seandainya anda berjalan
menelusuri jalanan Efesus atau Antiokhia, atau Aleksandria, atu Roma semasa Tuhan kita hidup,
tiga orang dari lima orang yang anda temui merupakan budak. Dan tidak hanya itu, tetapi seluruh
wilayah dan bangsa-bangsa serta suku kaum dan masyarakat dunia berada di bawah rantai besi
dari Kaisar Roma.

            Saya berharap bahwa saya memiliki waktu untuk melanjutkan jenis dunia yang di
dalamnya Yesus lahir. Ketika saya mempelajari Bahasa Yunani, kami mempelajari papirus
Yunani—yaitu bahasa koine’ bahasa yang digunakan dalam menulis Perjanjian Baru; dan bahasa
itu merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari pada jaman itu. Dan salah satu papirus yang
telah saya baca adalah tulisan seorang pria kepada istrinya, dan sang suami itu sedang berada di
dalam perjalanan yang panjang, dan saat dia pergi seorang bayi lahir di dalam rumahnya. Dan
dia menulis kepada istrinya, dia berkata: “Jika yang lahir itu adalah anak laki-laki maka rawatlah
dan perliharalah dia. Tetapi jika anak yang lahir itu adalah perempuan, tempatkanlah anak itu
dalam tempat yang terbuka.”

            Apa maksud anda dengan membiarkannya di tempat terbuka, itu artinya mengambil bayi
kecil itu dan menempatkannya di luar di mana anjing dapat memakannya; atau srigala dapat
mencabiknya atau lebih buruk lagi, seseorang dapat mematahkan tulang-tulangnya dan
mengambil isi perutnya serta menunjukkannya sebagai kebanggaan dan menempatkannya di atas
jalanan untuk memperoleh amal.

            Apakah jawaban Allah terhadap kekerasan dan kegelapan dan keputusasaan dan
keburukan serta kematian dunia? Apakah jawaban Allah? Bukankah anda berpikir bahwa Dia
akan mengirim sebuah Kaisar Roma yang memiliki kejayaan dengan sebuah pedang dan pasukan
tentaranya? Bukankahkah anda akan memikirkan hal itu? Bukankah begitu?

            Di dalam membaca sejarah dunia kuno, seringkali dan secara berulang-ulang, saya
membaca nama seorang pria yang mereka sebutkan yang memimpin pasukan yang besar ini:
namanya pastilah Seleukus soter; atau Antiokhus soter; atau Ptolemi soter; atu Demetrius soter.
S-o-t-e-r: “Soter”—jadi, saya berpikir bahwa itu adalah sebuah title yang menggelikan, yaitu
“soter.” Casander soter, Lysificus soter. Kemudian saya membacanya di dalam Bahasa Yunani;
dan hal itu terlihat sangat berbeda di dalam bahasa Yunani. Kata “o’ adalah omega dan kata “e”
adalah sebuah alpha. Itu adalah kata yang luar biasa  bagi juruselamat! Orang-orang ini seperti
Seleukus, Antiokhus, Ptolemi, Demetrius, Cassander dan Lysificus, serta orang-orang lainnya—
mereka datang dengan pasukan mereka yang besar untuk menjadi juruselamat bagi orang-
orangnya.

            Anda tahu, itu adalah sebuah hal yang aneh, bagaimana sejarah berlangsung dan sifat dari
umat manusia: perang membiakkan perang; revolusi membiakkan revolusi; kebencian
membiakkan kebencian. Dia yang mengangkat pedang akan binasa oleh pedang. Saya membaca
tentang hal itu di dalam setiap surat kabar. Rusia menumpas revolusi di Hungaria; tetapi jauh di
dalam bangsa Hungaria ada sebuah gejolak, yang sedang menunggu hari yang akan datang.
Firman Allah berkata bahwa hari itu akan datang.

            Hal yang sama akan anda temui di Polandia. Jauh di dalam Polandia ada sebuah
kebencian yang membara, menunggu sebuah kesempatan dimana mereka dapat melawan
kekuatan dari tank dan pasukan Rusia.

            Hal yang sama terjadi di Afganistan. Jutaan orang pada saat ini dalam penderitaan yang
dalam sedang menanti sebuah hari di mana mereka dapat melawan kekuatan pasukan Rusia.

            Cara Allah sangat berbeda: Ketika Dia berusaha untuk memulihkan dan memberkati hati
yang hancur, keputusasaan, kegelapan, dukacita dunia, Dia telah mengirim Seorang bayi yang
kecil; Bayi kecil yang manis dan tenang.  

Dan ketika orang-orang majus datang dari jauh, mereka datang dengan pertanyaan yang
membara: “Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” Mereka berpikir
bahwa setiap orang tahu. Tetapi tidak ada seorangpun di sini yang tahu—tidak ada satu orang
pun. Dan mereka menuju istana raja. “Jika Dia seorang raja, Dia pasti lahir di istana raja.
Dimanakah Dia, raja yang baru lahir itu?” Mereka telah dituntun oleh sebuah bintang dari langit,
yang berhenti di atas sebuah kandang dan Allah menunjuk ke bawah dengan sinar bintang bahwa
inilah Raja Dunia; ini adalah Juruselamat umat manusia; inilah berkat bagi umat manusia—Anak
kecil ini.

            Saya harus mengakhiri khotbah ini. Adalah iman yang berdiam di dalam diri orang-orang
majus itu, orang-orang bijaksana itu: untuk percaya bahwa di dalam kehidupan yang kecil, dan
tenang serta sederhana ini akan ada pengampunan atas dosa-dosa kita; yang membuka gerbang
sorga dan membawa kerajaan Allah ke dalam hati kita dan ke dalam dunia.
            Dan itu adalah iman yang sama yang kita tunjukkan dan perlihatkan pada hari ini, ketika
kita datang dan brerlutut di hadapan Dia yang lahir dalam sebuah palungan. Yang menemani Dia
adalah keledai, sapi, dan domba-domba, dan orang-orang miskin dunia sama seperti orang-orang
yang berpengaruh, orang-orang kaya, orang-orang bijaksana dan orang-orang majus. Ada sebuah
persamaan umum di dalam kelahiran Anak itu yang membuat kita semua satu di dalam Dia, di
dalam jemaatNya, di dalam persekutuan umat Allah. Dan itu adalah undangan yang kami buat ke
dalam hati anda.

 Sebuah Hadiah Untuk Kristus


 Natal
 Khotbah

Dr. W. A. Criswell

Matius 2:11

Anda sedang mendengarkan siaran ibadah dari Gereja First Baptist Dallas, Texas. Dan ini adalah
Pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi, sebuah khotbah Natal dari Injil Pertama pasal kedua.

Matius pasal dua: 

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes,
datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem

Dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami
telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.

Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu
dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada
tertulis dalam kitab nabi:

Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara
mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang
pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti
bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan
seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia,
kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."

Seorang munafik yang curang! Tujuan sebenarnya adalah ingin membunuh anak itu

Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang
mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di
mana Anak itu berada.

Keluar dari kediaman Herodes untuk mencari Anak itu.

Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-
Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Dan teks saya serta khotbah kita berada di bagian yang paling akhir:

Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu
emas, kemenyan dan mur.

Ini merupakan sebuah hal yang mendasar yang terdapat di dalam hati manusia Allah, yaitu
memberikan sebuah hadiah kepada Allah. Ini adalah sebuah reaksi yang alami.
Yang pertama, yang paling kuno dalam terjemahan bahasa Ibrani kata “persembahan” yang di
terjemahkan dari kata minchah.  Dan arti dari kata minchah, dalam bahasa Ibrani memiliki arti “sebuah
persembahan, sebuah hadiah.”

Anda akan menemukannya di dalam Kitab Kejadian pasal empat:

Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung dari kambing
dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka Tuhan mengidahkan Habel dan minchah-nya—
kepada korbannya, kepada persembahannya, kepada hadiahnya.

Tetapi Kain dan  minchah-nya tidak diidahkanNya

Siapa yang mengajarkan anak-anak itu untuk memberikan sebuah minchah, sebuah hadiah
kepada Allah? Hal itu secara alami datang dari dalam jiwa mereka.
Anda juga melakukan hal yang sama. Jika ada seseorang yang anda kasihi, tidak ada sukacita
yang lebih tinggi di dalam hidup anda selain memberikan kepada seseorang itu sebuah minchah, sebuah
hadiah, sebuah korban, sebuah persembahan.

Jadi hal itu merupakan sebuah reaksi yang natural dari hati seseorang yang mengasihi Kristus
untuk memberikan kepadaNya sebuah korban dan sebuah hadiah: “Merekapun membuka tempat harta
bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur”

Yudas Iskariot adalah satu-satunya orang yang tidak memahami Maria, ketika perempuan itu
mengambil botol pualam dari tasnya dan memecahkannya sehingga aroma Parfum memenuhi seisi
rumah itu. Harum semerbak memenuhi rumah itu dan berasal dari tubuh dan kaki Tuhan Yesus.

Dia tidak mengerti akan hal itu. Dia hanya mencintai hatinya dan dia hanya mementingkan
dirinya sendiri. Dia tidak mengerti akan hal ini.

Tetapi orang lain memahaminya. Hal itu dapat dilihat dalam reaksi yang diberikan Maria kepada
Tuhan Yesus. Dia memberikan kepada Tuhan yang terbaik, hadiah yang paling berharga yang dia miliki.

Ketika Tuhan kita meninggal. Yusuf dari Arimatea berkata, “Dia boleh mendapatkan makamku.
Aku memberikannya kepadaNya.”

Nikodemus berkata, “Aku akan membeli rempah-rempah dan membalsem tubuh Nya.”

Dan tahukah anda seberapa banyak yang dia bawa? Alkitab berkata dia membawa seratus pon.
Pikirkan seberapa rempah-remapah yang dibawanya itu! Semuanya itu untuk Tuhan. Dan jika
dibutuhkan sebanyak lima ratus pon, Nikodemus tetap akan membawanya untuk Tuhan—minchah-nya,
sebuah hadiah, sebuah persembahan.

Dan demikian juga dengan orang-orang bijaksana ini, orang-orang majus ini, imam-imam
Zoroaster ini yang menemukan Allah di langit di dalam bintang-bintang—ketika mereka menemukan ank
itu, mereka membuka harta mereka. Mereka telah mempersiapkannya sebelumnya. “Merekapun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas,
kemenyan dan mur.”

Dan mereka memberikan kepadaNya Emas. Dia adalah orang miskin. Tuhan Yesus lahir dalam
sebuah kandang, dibaringkan dalam sebuah palungan, dibungkus dengan kain lampin, tidak seperti kain
yang indah yang dipakai oleh anak kecil yang lahir di rumah anda, dia memiliki ibu yang miskin, tanpa
pakian, tanpa kain, Dia hanya dibungkus dengan kain lampin.

Orang miskin yang sedang menuju Mesir. Dan saat mereka tinggal di Mesir, orang miskin itu
telah mendapatkan pertolongan. Allah telah menyediakannya bagi mereka. Di dalam hati para imam
Majus itu, Allah mengatur agar mereka memberikan emas sebagai hadiah bagi Anak itu.
Kita juga harus melakukan hal yang sama pada hari ini, tetapi dimanakah anda akan
menemukanNya? Dimanakah anda akan menemukan Kristus pada hari ini? Saya ingin memberikan
hadiah uang. Saya ingin memberikannya untuk Tuhan. Apa yang harus saya lakukan? Dimanakah anda
akan menemukannya?

Salah satu hal yang paling indah dari semua bagian yang ditenun dalam pesan injil Kristus adalah
hal ini: Bahwa Dia mengidentifikasikan diriNya dengan umatNya.

Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu
yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak
dunia dijadikan.

Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku
minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;

Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;
ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami
melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi
Engkau minum?

Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau
tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?

Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi
Engkau?

Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,
kamu telah melakukannya untuk Aku.

Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Paulus—Saulus dari Tarsus—di jalan menuju Damsyik,
Dia berkata, ‘Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?”—mengidentifikasikan diriNya dengan
umatNya.

Ketika Tuhan berpaling ke Simon Petrus dan berkata, “Simon, apakah engkau mengasihi Aku?”
Simon berkata, “Ya Tuhan, Engkau tahu bahwa akun mengasihi Engkau.”

Kemudian Yesus berkata, “Beri makan domba-dombaKu—Peliharalah domba-dombaKu.”


Dimanakah saya akan menemukan Tuhan, dan kemanakah saya akan membawa hadiah saya?
Tuhan mengidentifikasikan diriNya dengan umatNya: Orang-orang yang lapar, orang-orang miskin, orang
asing, yang telanjang, yang sakit, yang dipenjara dan yang membutuhkan. Di sanalah Tuhan berada.

Jadi, saya akan datang ke gereja malam ini, saya akan membawa sebuah hadiah bagi Kristus.
Beberapa diantara adalah bahan makanan yang dibungkus dalam kertas putih. Beberapa di antaranya
adalah pakaian yang akan dibungkus putih. Dan di dalam tangan saya, saya akan membawa uang. Dan
semua itu akan diberikan bagi orang-orang miskin di negeri ini dan bagi orang-orang miskin di Negara-
negara lain, serta suka-suku dan keluarga-keluarga yang lain. Di dalam cara inilah saya akan memberikan
hadiah saya kepada Tuhan.

Ada tiga orang bijaksana yang telah memberi bagi orang lain pada saat Natal, dan saya berharap
saya dapat melakukan kebaikan yang sama. Oh, tetapi kami tidak memiliki kisah dan pesan serta maksud
yang sama

Bagi anda dan saya, untuk memberikan hadiah kepada orang lain pada saat Natal adalah sesuatu
yang baik. Tuhan tidak akan menemukan kesalahan di dalam hal yang telah anda lakukan. Tetapi, oh
jiwaku. Untuk memberikan hadiah bagi orang lain pada saat ulang tahunnya, bagi kami dan melupakan
Dia, adalah sesuatu yang tidak termaafkan dan sukar untuk dilukiskan. Saya seharusnya memberikan
sebuah hadiah bagi Tuhan.

Dan bagaimanakah saya dapat menemukan Dia diantara orang yang membutuhkan dari
duniaNya? Satu orang Kongo Afrika datang kepada saya pada suatu waktu. Saya tidak tahu apakah dia
telah menjadi orang Kristen dan apakah dia secara kebetulan saja berada di Sekolah Kristen. Tetapi di
dalam kartu yang telah dia berikan—di bagian yang paling atas ada sebuah foto dan di bawahnya ada
sebuah sajak yang dia tulis. 

Itu bukan sebuah syair. Tetapi dia memiliki sebuah kait yang tetap tinggal di dalam hati saya.

Dan inilah pusi yang ditulis oleh orang Kristen hitam itu, dari Kongo Afrika, yang dia tulis di bawah

fotonya.

Dia menyebutnya dengan “Sebuah Tangisan Dari Kongo”:

Kami berseru kepadamu, wahai orang Kristen

Mengapa engkau tidak memberitahu kami lebih cepat

Bahwa Kristus telah mati bagi engkau dan aku?


Seribu sembilan ratus tahun telah berlalu

Sejak murid-murid disuruh pergi

Kebagian bumi yang paling ujung dan memberitakan

Mengapa engkau tidak memberitahukan kami?

Dengarkanlah tangisan kami yang menyedihkan ini

Wahai orang-orang yang berdiam di negri Kristen,

Sebab Afrika berdiri di hadapanmu

Dengan permohonan dan tangan yang terbentang

Engkau mungkin tidak dapat datang dengan dirimu sendiri

Tetapi beberapa orang diantaramu mungkin dapat pergi

Mengapa engkau tidak mengirim kami para guru?

Mengapa engkau tidak membiarkan kami untuk tahu?

Ya, kita akan. Dan cara kita melakukannya adalah dengan hadiah yang kita bawa ini kepada Tuhan Yesus
Kristus.

Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-


Nya, yaitu emas, kemenyan.

Kemenyan: dari sejak dahulu, saat dia ditemukan, kemenyan yang dibakar telah menjadi simbol
dalam menaikkan doa dari umat Allah kepada Bapa di sorga.

Ketika Zakharia dari rombongan Abia, masuk ke ruang maha kudus, dan  di sana, di depan altar
emas, dan membakar ukupan ke hadapan Allah di sorga, pada saat doa malam, sementara orang-orang
berkumpul di luar saat asap kemenyan naik ke hadapan Allah yang di sorga. Dan pada saat itu seorang
malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan dan mengumumkan kelahiran
sang pembuka jalan bagi Kristus dan kelahiran Kristus.

Itu adalah sebuah simbol dari doa yang dinaikkan oleh orang-orang. Dan pada tahun ini,
permononan doa kita dinaikkan, dipersembahkan kepada Allah bagi perdamaian dunia.
Ketika saya berpikir tentang Natal, saya berpikir tentang kedamaian. Saya berpikir tentang
bintang-bintang yang bersinar terang. Saya berpikir tentang pengharapan dunia. Natal: masa yang
damai; saat Natal, merupakan lawan dari peperangan dan kebencian. 

Dan naynyian para malaikat, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai
sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan  kepadaNya,” damai dan kedamaian. Dan di dalam
masa yang menakutkan, dan ancaman atom yang mengerikan, membuat setiap orang yang percaya
kepada Allah dan yang memiliki keyakinan kepada Yesus Kristus,dimanapun mereka berada, betapa
mereka harus bersungguh-sunggu dalam menaikkan permohonan doa mereka terhadap keadamaian
dunia.

Saya tidak menyangkal atau merasa ragu, bahwa Amerika dapat menang dengan jaya dalam
setiap pertempuran. Saya berpikir bahwa Amerika merupakan sebuah Negara yang memiliki kekuatan
perang yang sangat besar di dunia. Akan tetapi, saya juga berpikir bahwa ketika kita menghancurkan
mereka, itu berarti kita juga menghancurkan diri kita sendiri. 

Saya berpikir bahwa hal itu sama seperti dua orang  yang bergulat dan berkelahi di puncak
gedung bertingkat 40 dan kedua jatuh di dalam perkelahian. Itulah yang akan terjadi kepada Amerika di
dalam peperangan yang akan kita hadapi.

Kita akan memenangkannya, dan saya berharap demikian. Tetapi setelah memenangkannya,
jenis Marshall Plan apa yang akan anda hasilkan untuk mengatasi kelaparan dari orang-orang yang
bertahan hidup dan bangsa-bangsa yang telah mengalami keghancuran itu—jalur kereta api mereka,
komunikasi mereka, kota-kota mereka yang telah menjadi timbunan debu dan puing-puing?

Apa yang akan anda lakukan dan kemana anda akan berpaling? Itu akan menyebabkan
penderitaan, kemalangan, kemiskinaan dan keputusasaan. Perang, telah menjadi sebuah hantu pada
hari ini yang menjadi sebuah ketakutan yang dapat melumpuhkan dirinya sendiri. 

Mereka mempersembahkan kepadaNya kemenyan: sebuah simbol doa—doa kita untuk


perdamaian dunia, doa kita bagi kebebasan orang-orang yang berada dibawah penjajahan. Dan saya
menggunakan frasa yang kita gunakan pada saat Natal—“damai sejahtera di bumi, “berdoa bagi mereka
yang masih berada di dalam perbudakan.”

Beberapa waktu yang lalu saya sudah menyebutkan tentang berapa banyak orang pada hari ini
yang masih berada di dalam penindasan? Tidak seorang pun yang tahu. Hanya Allah yang secara tepat
mengetahui jumlahnya. Akan tetapi ada jutaan dan jutaan orang, bahkan setengah dari populasi dunia
ini berada di bawah tirani besi. Mereka tidak tahu hari-hari yang akan terjadi atas mereka, ditangkap
pada saat tengah malam, mengoyakkan ikatan keluarga, dan dikirim ke kamp. konsentrasi, kehancuran
dari segala hal yang anda cintai dan yang anda kasihi. Mereka berada dibawah penindasan.
Siapakah yang dapat menghancurkan genggaman yang memegang dengan erat bangsa-bangsa
dan masyarakat yang berada di bawah perbudakan pada hari ini? Siapa yang dapat melakukannnya?

Saya akan kembali kepada premis saya yang pertama. Jika kita berusaha dengan kekuatan, kita
tidak hanya menghancurkan mereka, tetapi kita juga menghancurkan diri kita sendiri. Harus ada sumber
dan permohonan yang lebih tinggi dan jalan yang lebih mulia dari pada harus menggunakan hydrogen
dan bom atom.

Kekuatan itu harus terletak di dalam kuasa doa. Alfred Lord Tennyson berkata, “Semakin banyak
doa yang harus ditempa dengan doa dari pada apa yang dicita-citakan oleh dunia ini.”

Hal itu akan lebih mudah seandainya ada sebuah revolusi yang terjadi di dalam Negara Soviet itu
sendiri, bangsa merah yang besar itu. Mereka dapat bertengkar sendiri, di dalam perang saudara yang
terjadi antara mereka—para pemimpin yang ada di Kremlin ataupun yang ada di Beijing, akan lebih
mudah dengan cara itu, dari perpecahan yang terjadi diantara mereka mungkin akan ditemukan sebuah
cara untuk membawa kebebasan bagi jutaan orang yang berada di dalam perbudakaan di dalam dunia
ini.

Mengapa tidak meminta hal itu kepada Allah? Tuhan dari pada mengorbankan darah dari orang-
orang kami dan bangsa-bangsa dunia di atas altar Mars dan perang, ya Allah, lebih baik Engkau campur
tangan untuk melepaskan tawanan-tawanan dunia.

Dan mereka mempersembahkan sebuah kemenyan yang baru: Doa untuk kelepasan orang-
orang yang berada di dalam perbudakan.

Dan mereka mempersembahkan kemenyan kepadaNya: Doa bagi pengampunan orang-orang yang
berdosa, untuk keselamatan dunia yang telah terhilang.

“Dan dengan pengenalan akan Dia”—kata Zakharia di dalam nyanyian pujian dan
penghormatannya—“Dan dengan pengenalan akan Dia, akan ada pengampuan bagi dosa-dosa.”
Manusia terhilang tanpa Kristus. Dengan cara apapun anda mengatakannya—secara teologi, metafisik,
astronomi, wilayah dan secara—dalam setiap cara yang ada di dunia ini, manusia terhilang tanpa Kristus.

Seluruh alam semesta telah kacau balau. Sejarah tidak memiliki takdir, dan tidak ada sebuah
tujuan bagi setiap kehidupan, ataupun tidak memiliki makna jika berada di luar Kristus. Seluruh akhlak
kita memiliki kunci kekuatan hanya di dalam Kristus.

Manusia terhilang tanpa Kristus. Mereka mati dalam keputusasaan dan tidak berpengharapan
tanpa Tuhan Yesus. Kita berdoa untuk pertobatan mereka, sehingga mereka dapat datang dan mengenal
Dia di dalam Kristus Yesus. Itu adalah sebuah pemberitaan yang agung dari seorang misionari yang
terletak di belakang semua hal yang yang kita lakukan di dalam gereja-gereja Tuhan Yesus,
mempersembahkan kepada Dia—kemenyan, yaitu doa bagi pertobatan dunia, untuk keselamatan
orang-orang yang terhilang.

Saya tidak memiliki suatu kenangan di dalam pikiran saya yang lebih indah dari pada ketika saya
menjadi seorang mahasiswa di seminari. Dan seorang pendeta dari Libanon, Kentucky, berkata tentang
seorang pengacara yang berada di kotanya dan di dalam gerejanya, menemui dia dan berkata, “Pendeta,
saya telah memiliki hari-hari yang bahagia. Saya telah cukup makmur dan memiliki kekayaan dan saya
ingin melakukan sesuatu untuk Allah. Apa yang harus saya lakukan?”

Dia adalah seorang pengkhotbah dan pendeta yang luar biasa. Dan dia berkata kepada
pengacara itu, “Mengapa anda tidak mendukung seorang misionari?”

Pengacara itu berpikir sejenak dan berkata, “Saya akan melakukannya.”

Jadi dia kemudian mendukung seorang misionari. Dia sendiri yang memilih misionari itu dan
mengirimnya ke Korea. Dan pendeta itu berkata agar dia mengambil sebuah foto misionari itu dan
meletakkannya di bagian atas tempat tidurnya. Dan dia menyuruh pengacara itu agar berdoa dua kali
sehari. Dia berlutut pada saat malam dan dia melihat ke atas misionarinya dan dia berdoa, “Tuhan,
berkatilah misionari itu ketika dia bekerja dan ketika saya tidur.”  

Kemudian pagi berikutnya, saat matahari terbit di Amerika, dia bangun daari tempat tidurnya
dan berlutut serta melihat foto misionarinya itu dan berdoa, “Dan sekarang Tuhan, berkatilah
mmisionari saya saat dia tidur dan saat saya bekerja”—kemenyan, yaitu doa bagi keselamatan dunia.

Saya tidak berada dalam sebuah keyakinan, saya tidak memiliki posisi doktrinal bahwa dengan
pengajaran kita dan dengan pesan injil kita selamanya akan mengambil keluar dari nature manusia,
cakar dan gigi serta kebencian yang kelihatannya melekat, dan menjadi latar belakang sifat manusia.
Saya tidak memiliki keyakinan teologi yang seperti itu. Tetapi saya sunguh-sungguh percaya bahwa
maksud Allah, di dalam pertemuan yang akan terjadi di dalam kemuliaan, bahwa dari setiap bangsa,
suku, bahasa dan keluarga, akan ada orang-orang yang akan memuji Allah atas putranya yang telah
diberikan, yang disucikan, dan diselamatkan oleh darah Anak Domba. Dan itulah sebabnya mengapa kita
melakukan hal itu, itulah sebabnya mengapa kita memberitakan injil. Itulah sebabnya mengapa kita
berdoa.

“Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-


Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”

Sebuah kata yang ringkas—Mur. Apakah Mur? Mur adalah rempah-rempah itu sendiri, bagian
dari itu. Dan secara khusus difgunakan untuk membalsem orang yang meninggal.
Saya telah menyebutkan bahwa Nikodemus membeli seratus pon rempah-rempah. Mereka
digunakan untuk dibubuhkan di atas kain kafan Tuhan kita, saat kain itu dililitkan, rempah-rempah itu
dibubuhkan ke atasnya dan dibutuhkan sekitar seratus pon, sebagai balsam atas tubuh Tuhan Yesus. 

Syukur kepada Allah atas hal itu! Syukur kepada Tuhan karena Dia telah bangkit dari kematian.
Tetapi dia berniat melakukan hal itu. Itulah sebabnya dia membawanya, untuk membalsem jenazah
Tuhan Yesus Kristus.

Mur adalah sebuah istilah yang sering digunakan dalam Alkitab. Di dalam kitab Salomo, di dalam
Kidung Agung, Mur merupakan gambaran hidup di dalam kepenuhannya dan di dalam kemuliaan dan
kemegahannya. Mur di gambarkan di dalam Nyanyian Salomo itu.

Dan seperti yang saya sampaikan, Mur digunakan untuk pembalseman orang yang telah
meninggal. Jika saya dapat menempatkan kedua hal itu bersama-sama, mereka mempersembahkan
kepadaNya hadiah: emas dan kemenyan serta mur. Mur adalah gambaran dari persembahan hidup,
pengorbanan hidup, menghadiahkan hidup sampai mati. “Dan mereka mempersembahkan kepadaNya
mur; tepat seperti itu, mereka memberikan hidup mereka hidup mereka hingga mati. Hadiah dari hidup. 

Ketika saya berada di Hongkong, salah satu tempat yang ingin sekali saya kunjungi adalah Happy
Valley.  Tidak ada seorang wanita di dalam Badan Misi atau seseorang yang tertarik akan misi yang tidak
pernah mendengar tentang lembah yang kecil itu. Tempat itu hanya merupkan sebuah lembah yang
kecil, karena Hongkong itu sendiri merupakan sebuah pulau yang kecil. Tempat itu merupakan sebuah
lembah kecil yang terbentang dari gunung dan laut dan disebut sebagai 

Happy Valley.

Alasan saya menyatakan bahwa seorang misionari pasti akan mengenal tentang Happy Valley,
karena begitu banyak misionaris kita yang pertama ke Cina dikuburkan di lembah itu, hanya sebuah
lembah yang kecil. Dan ketika saya berjalan di pekuburan Happy Valley itu, saya mendatangi makam
seorang misionaris wanita Amerika yang pertama kali ke Cina.

Namanya adalah Henrietta Hall Shuck. Dan di atas makam kuno itu, di atas kuburannya, saya
menyalin tulisan yang ada di atasnya: “Henrietta, misionari wanita Amerika yang pertama ke Cina, Putri
dari  Reverend Addison Hall, Virginia, USA.  Istri dari Reverend Jay Lewis Shuck.  Misionaris ke Cina dari
American Baptist Board for Missions.”  Kemudian data-data hidupnya.

Yang selanjutnya adalah tulisan ini: “Di awal kehidupannya, di tengah-tengah pekerjaannya, dan
kegunaannya, tiba-tiba, tetapi dengan damai, dia meninggal di Hongkong pada tanggal 27 November
1844, dalam usia 27 tahun. Kesucian dan berkat adalah kenangan yang baik.”

Berikut ini merupakan sebuah potongan kecil dari hidupnya: Lahir dalam sebuah keluarga
pengkhotbah, membaca kisah tentang Ann Haseltine Judson, yang telah memberikan hidupnya sebagai
seorang misionari luar negeri. Ketika dia bertobat, dia memberikan hidupnya untuk menjadi seorang
misionaris luar negeri. Dia menyelesaikan pendidikannya pada usia 18 tahun. Menikahi seorang pria
bernama Lew Shuck, yang juga telah memberikan hidupnya sebagai seorang misionaris ke Cina.

Dua hari setelah mereka menikah, mereka berdiri di atas dermaga Boston dan semua keluarga
mengucapkan salam perpisahan kepada mereka ketika mereka berlayar meninggalkan pantai Amerika.
Mereka merencanakan untuk tidak akan pernah kembali, dan mereka pergi selamanya, untuk
memberikan hidup mereka bagi Kristus di Cina.

Dibutuhkan waktu setahun bagi mereka untuk sampai ke tujuan mereka, dan mereka tiba pada
tahun 1836. Mereka memulai pekerjaan mereka di Macao yang berada di bawah Kanton, sebuah distrik
dari koloni Portugal. Suatru ketika mereka menghadiri sebuah upacara penguburan. Seorang ayah telah
meninggal. Dan bocah laki-laki yang merupakan anak dari ayah yang meninggal itu, setelah setelah
selesai pemakaman duduk diatas kuburan itu dan menangis dengan sendu. Dan Henrietta meminta
apakah dia boleh memiliki anak laki-laki itu, karena keluarganya sangat miskin. Mereka membuatnya
sangat terkejut karena mereka memberikan persetujuan dengan segera. Jadi dia kemudian mengambil
bocah laki-laki itu.

Tidak lama sesudah itu, dia menemukan seorang gadis kecil, dimana ibunya telah dijual. Dan
dalam suatu perlakuan yang kejam, gadis kecil itu hampir meninggal di tangan yang kejam dari orang
yang membawanya. Henrietta membayar sepuluh dolar untuk anak gadis itu dan dia membawa anak itu
bersamanya. Kemudian dia memulai pekerjaan misionarinya, mengajar kedua anak itu, yaitu anak laki-
laki dan anak perempuan itu. 

Selanjutnya mereka kemudian pindah ke Hongkong. Dan dua tahun setelah pelayanan mereka di
Hongkong, dia meninggal karena melahirkan pada usia 27 tahun.

Ketika anda menyusuri tempat itu dan melihat ke arah makam itu, dan anda akan mengingat
pengorbanan yang luar biasa pada zaman itu, perempuan muda itu, seandainya dia berada di Amerika
ini, dibawah perawatan seorang dokter, maka dia akan memiliki usia sama seperti yang dimiliki oleh ibu-
ibu kita. Kita tidak akan kehilangan satu dari 10. 000. Tetapi di bagian dunia sana, yaitu di Hongkong, dia
melahirkan seorang anak pada usia 27 tahun dan seakan-akan mati dalam kesia-siaan.

“Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-


Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur”—mempersembahkan sebuah hidup yang didedikasikan kepada
Tuhan Yesus. Dan hal itu tidak pernah sia-sia. Tidak akan pernah jatuh ke tanah dengan sia-sia. Tidak
akan pernah kembali dengan kosong ke dalam tangan Allah. 

Melalui mereka dan pengorbanan hidup mereka, seluruh misi Kristen di dunia ini mengikuti jejak
mereka sesudahnya. Dan hal itu tidak berakhir. Seseorang berdiri dan berkata, “Akhirnya, pada akhirnya,
Mao Tse-Tung telah mengalahkan Kristus; pada akhirnya Iman Kristen ditemukan dalam jurang
kegelapan dari kejayaan Komunisme,” saya pikir malaikat sendiri pun akan tertawa terhadap perkataan
itu.
 

 Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.

http://www.wacriswell-indo.org/natal%205%20-%20sebuah_hadiah_untuk_krist...

Kristus Datang untuk Memberikan Hidup


yang Berkelimpahan di Tengah Kekurangan
 Natal
 Khotbah

Tuhan Yesus meninggalkan damai sejahtera untuk setiap orang percaya, dan damai sejahtera itu
tidak sama dengan damai yang diberikan oleh dunia. Kalau dunia menilai damai sejahtera itu
dari harta, kedudukan, status sosial, dan lain-lain, semua itu sifatnya tidak kekal. Tuhan datang
memberikan damai sejahtera yang sifatnya kekal di dalam keadaan/situasi apa pun. Apakah kita
sudah menerima damai sejahtera itu?

Ini adalah khotbah Natal yang dibawakan oleh Pdt. DR. Rahmiati Tanudjaja dalam bentuk file
audio yang bisa Anda download. Tersedia file audio yang "kecil", yaitu yang hanya berisi
khotbah saja tanpa lagu pujian. Tersedia juga yang berukuran "medium" yang berisi lengkap,
khotbah dan lagu pujian.
Selain itu, ada 2 pilihan lokasi download, yaitu jika Anda berada di Indonesia silakan download
dari lokasi Lokal, tetapi jika Anda berada di luar Indonesia, silakan download dari lokasi luar.

Download Audio Kecil (Khotbah Saja): Lokal: 16 kbps (2 MB) | Luar: 16 kbps (2 MB)

Download Audio Medium (Khotbah dan Lagu): Lokal: 48 kbps ( 8 MB) | Luar: 48 kbps ( 8
MB)

Situs AKU, DIA, DAN SABDA-NYA

Anda mungkin juga menyukai