Kotbah Natal
Lukas 2:8-20
Pendahuluan
Saudara-saudara, Natal adalah berita keselamatan bagi orang yang berdosa yang
telah diproklamirkan 2000 tahun yang lalu. Berita keselamatan ini adalah berita yang
esensial bagi kehidupan manusia, oleh sebab itu setiap orang yang telah
mendengarkannya harus memberikan respons. Respons seperti apakah yang harus
diberikan setelah mendengar kabar kesukaan? Dari perikop yang telah dibacakan
tadi, kita melihat ada tiga respons yang harus diberikan setelah mendengarkan kabar
baik.
Tetapi pada waktu zaman Tuhan Yesus, gembala-gembala sering merupakan orang-
orang yang kasar dan tidak mengindahkan peraturan-peraturan masyarakat. Para
pemuka agama Yahudi memandang rendah mereka karena mereka sering tidak
mempedulikan agama. Para imam menganggap mereka sebagai orang-orang yang
tidak dapat dipercaya, sehingga mereka tidak diperbolehkan menjadi saksi di
pengadilan. Jadi gembala-gembala memiliki status yang rendah di dalam masyarakat
Yahudi.
Walaupun para gembala adalah orang-orang yang dianggap rendah, Allah telah
berkenan memberitakan kepada mereka sesuatu kabar baik melalui malaikat-Nya. Di
saat malaikat menampakkan diri dan memberitakan kabar baik itu, disanalah Injil
pertama kali diberitakan yaitu kelahiran Yesus, Juruselamat, Kristus, Tuhan.
Kristus dalam bahasa Ibrani disebut Mesias yaitu yang diurapi (seperti para Imam
dan para Raja diurapi untuk jabatannya). Mesias adalah Raja dari segala Raja yang
telah dijanjikan kepada orang Yahudi beratus-ratus tahun yang lalu. Namun kepada
gembala-gembala juga diberitahukan bahwa Mesias yang datang itu lahir sebagai
bayi yang dibungkus dengan lampin dan di dalam palungan. Di sinilah timbul
permasalahan bagi para gembala.
Sebagai orang Yahudi para gembala menantikan juga kedatangan Mesias. Mereka
memiliki pengenalan sesuai dengan pengenalan orang Yahudi tentang Mesias,
walaupun mereka adalah anggota masyarakat yang direndahkan di kalangan orang
Yahudi. Orang Yahudi memiliki pengharapan akan kedatangan Mesias, Raja yang
penuh kuasa yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajah dan pengharapan
ini semakin diperkuat pada masa penjajahan orang Romawi. Dengan pemikiran
semacam ini tentulah tidak masuk akal mereka bahwa Mesias itu datang sebagai
anak yang lemah, yang tidak berdaya dan datang bukan dalam kemegahan dan
kebesaran, tetapi lahir di tempat yang terpencil bukan di istana yaitu di palungan.
Realita ini sangatlah bertolak belakang dengan pengharapan mereka. Tentu saja
mereka dapat tidak peduli terhadap tanda yang diberitahukan malaikat kepada
mereka tentang Mesias yang lahir itu, karena tidak sesuai dengan konsep Mesias
yang mereka punyai. Tetapi Alkitab kita mencatat bahwa para gembala itu tidak
serta-merta menolak pemberitaan ini, tetapi mereka menghargai pemberitaan
utusan Allah, meskipun tidak sesuai dengan konsepsi mereka. Hal ini menjadi jelas
dalam tindakan gembala-gembala ini dalam ay. 15.
2. Meng-imani Berita Keselamatan (ay. 15)
Yesus yang lahir disebut Juruselamat (ay. 10). Sebutan juruselamat juga diberikan
kepada para Kaisar Romawi, misalnya kepada Kaisar Agustus yang disebut dalam
perikop sebelumnya. Gelar ini diberikan oleh rakyat kepada Kaisar sebagai suatu
pemujaan karena Kaisar dianggap sebagai pelepas kesengsaraan dan pemberi
kedamaian dan kemakmuran rakyat. Tetapi Yesus datang ke dalam dunia dengan
mengambil tempat di palungan menunjukkan bahwa kedatangan-Nya adalah untuk
bertemu dan menjadi kebutuhan utama manusia. Keutamaan kedatangan Yesus
adalah untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat 1:21). Penggenapan
janji ini tidak dapat terlepas dari salib di Kalvari, dari paku, palu dan kematian-Nya. Ia
menyelamatkan manusia berdosa melalui ketaatan menjalani jalan salib, supaya
manusia mendapatkan hidup yang kekal. Karena Ia mengasihi manusia, Ia telah
datang untuk mematahkan kuasa dosa. Manusia adalah orang berdosa yang
membutuhkan kasih yang berkelimpahan. Yesus telah datang untuk menyelamatkan
manusia dari dosa-dosa mereka. Oleh sebab itu Ia adalah Juruselamat bagi semua
umat manusia, bukan hanya untuk bangsa tertentu saja.
Ada dua hal yang mungkin memotivasi seseorang untuk menyampaikan Injil, yaitu
karena tugas belaka atau karena belas kasihan. Dengan kedua motivasi orang dapat
menyampaikan Injil, hanya saja ada perbedaan. Yang menyampaikan karena tugas
akan menyampaikannya seperti mesin yang tidak memancarkan kasih, tetapi yang
menyampaikan dengan belas kasihan yang didorong oleh kasih di dalam hatinya yang
membara akan memancarkan kasih yang sudah diterimanya. Demikianlah gembala-
gembala yang oleh para imam dilarang menjadi saksi di pengadilan, dibuat Allah
menjadi saksi-saksi pertama yang boleh menceritakan apa yang mereka dengar dan
lihat mengenai Yesus Kristus!
Ketika orang-orang mendengar apa yang diceritakan oleh gembala-gembala itu,
heranlah mereka; mungkin ada yang menjadi percaya, sedang yang lainnya masa
bodoh dan menganggap semuanya itu sebagai omong kosong. Bagi para gembala
bagaimana tanggapan pendengar mereka bukanlah sesuatu yang menghambat
mereka untuk menyaksikan pengalaman rohani tentang keselamatan yang mereka
yakini itu.
Ilustrasi
Segera sesudah Saulus pulih dari keadaannya yang buta, ia terus memberitakan Injil
kepada orang-orang Yahudi di rumah-rumah ibadat Damsyik. Ia memberitakan
tentang Yesus adalah Mesias. Ia beritakan kabar kesukaan bukan hanya di sana,
tetapi juga di Yerusalem. Walaupun pemberitaannya tidak selalu diterima dengan
positif dan baik, ia tetap melakukannya karena pengalaman dan kasih Tuhan yang
telah dialaminya. Saulus telah berubah menjadi Paulus dari penganiaya menjadi
pemberita Injil.
Aplikasi
Di lingkungan Saudara dan saya masih banyak orang yang belum pernah
mendengarkan kabar sukacita. Tanpa pengampunan dosa mereka akan binasa.
Sudahkah Saudara memberitakan kabar keselamatan di rumah kepada papa, mama,
kakak-kakak, adik-adik saudara? Di kampus kepada teman-teman kuliah? Di tempat
pekerjaan rekan-rekan kerja?
Penutup
Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh 1:14).
Saudara-saudara, Yesus telah lahir dan saat ini ada di antara kita, Ia yang penuh kasih
mau memberikan kasih karunia-Nya yaitu keselamatan kepada saudara. Siapakah
dari Saudara yang mau menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, saya akan
berdoa untuk Saudara! Siapa yang berkata dalam hatinya saya bertekad untuk
bersaksi dan menginjili keluargaku, teman-temanku dan rekan-rekanku, saya juga
akan berdoa untuk Saudara!