Anda di halaman 1dari 6

Yabes Marbun

Kotbah Natal

Lukas 2:8-20

Pendahuluan 

Saudara-saudara, Natal adalah berita keselamatan bagi orang yang berdosa yang
telah diproklamirkan 2000 tahun yang lalu. Berita keselamatan ini adalah berita yang
esensial bagi kehidupan manusia, oleh sebab itu setiap orang yang telah
mendengarkannya harus memberikan respons. Respons seperti apakah yang harus
diberikan setelah mendengar kabar kesukaan? Dari perikop yang telah dibacakan
tadi, kita melihat ada tiga respons yang harus diberikan setelah mendengarkan kabar
baik. 

1. Menghargai Berita Keselamatan (ay. 12) 

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, apabila kita diceritakan tentang gembala,


maka biasanya kita membayangkan gembala sebagai orang yang lemah-lembut, yang
dengan penuh kasih sayang memelihara domba-domba, mengobati yang terluka,
mencari dan membawa kembali domba yang tersesat. Berdasarkan isi Alkitab istilah
gembala menimbulkan kesan yang baik bagi kita. Apalagi dalam Alkitab mencatat
dua tokoh yang menonjol pernah berprofesi sebagai gembala, yaitu Musa dan Daud.
Kemudian dalam Mazmur 23, Tuhan digambarkan sebagai Gembala dan Tuhan Yesus
digambarkan dalam Yoh 10 sebagai Gembala yang baik yang mempertaruhkan
nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. 

Tetapi pada waktu zaman Tuhan Yesus, gembala-gembala sering merupakan orang-
orang yang kasar dan tidak mengindahkan peraturan-peraturan masyarakat. Para
pemuka agama Yahudi memandang rendah mereka karena mereka sering tidak
mempedulikan agama. Para imam menganggap mereka sebagai orang-orang yang
tidak dapat dipercaya, sehingga mereka tidak diperbolehkan menjadi saksi di
pengadilan. Jadi gembala-gembala memiliki status yang rendah di dalam masyarakat
Yahudi. 

Walaupun para gembala adalah orang-orang yang dianggap rendah, Allah telah
berkenan memberitakan kepada mereka sesuatu kabar baik melalui malaikat-Nya. Di
saat malaikat menampakkan diri dan memberitakan kabar baik itu, disanalah Injil
pertama kali diberitakan yaitu kelahiran Yesus, Juruselamat, Kristus, Tuhan. 

Kristus dalam bahasa Ibrani disebut Mesias yaitu yang diurapi (seperti para Imam
dan para Raja diurapi untuk jabatannya). Mesias adalah Raja dari segala Raja yang
telah dijanjikan kepada orang Yahudi beratus-ratus tahun yang lalu. Namun kepada
gembala-gembala juga diberitahukan bahwa Mesias yang datang itu lahir sebagai
bayi yang dibungkus dengan lampin dan di dalam palungan. Di sinilah timbul
permasalahan bagi para gembala. 

Sebagai orang Yahudi para gembala menantikan juga kedatangan Mesias. Mereka
memiliki pengenalan sesuai dengan pengenalan orang Yahudi tentang Mesias,
walaupun mereka adalah anggota masyarakat yang direndahkan di kalangan orang
Yahudi. Orang Yahudi memiliki pengharapan akan kedatangan Mesias, Raja yang
penuh kuasa yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajah dan pengharapan
ini semakin diperkuat pada masa penjajahan orang Romawi. Dengan pemikiran
semacam ini tentulah tidak masuk akal mereka bahwa Mesias itu datang sebagai
anak yang lemah, yang tidak berdaya dan datang bukan dalam kemegahan dan
kebesaran, tetapi lahir di tempat yang terpencil bukan di istana yaitu di palungan.
Realita ini sangatlah bertolak belakang dengan pengharapan mereka. Tentu saja
mereka dapat tidak peduli terhadap tanda yang diberitahukan malaikat kepada
mereka tentang Mesias yang lahir itu, karena tidak sesuai dengan konsep Mesias
yang mereka punyai. Tetapi Alkitab kita mencatat bahwa para gembala itu tidak
serta-merta menolak pemberitaan ini, tetapi mereka menghargai pemberitaan
utusan Allah, meskipun tidak sesuai dengan konsepsi mereka. Hal ini menjadi jelas
dalam tindakan gembala-gembala ini dalam ay. 15. 
2. Meng-imani Berita Keselamatan (ay. 15) 

Kita sudah melihat bahwa kepada gembala-gembala telah diberitakan tentang


kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus menunjukkan kepada dunia bahwa Ia sungguh-
sungguh adalah bayi, bukan semata-mata hanya sebuah ide atau suatu pengalaman
religius belaka. 

Yesus yang lahir disebut Juruselamat (ay. 10). Sebutan juruselamat juga diberikan
kepada para Kaisar Romawi, misalnya kepada Kaisar Agustus yang disebut dalam
perikop sebelumnya. Gelar ini diberikan oleh rakyat kepada Kaisar sebagai suatu
pemujaan karena Kaisar dianggap sebagai pelepas kesengsaraan dan pemberi
kedamaian dan kemakmuran rakyat. Tetapi Yesus datang ke dalam dunia dengan
mengambil tempat di palungan menunjukkan bahwa kedatangan-Nya adalah untuk
bertemu dan menjadi kebutuhan utama manusia. Keutamaan kedatangan Yesus
adalah untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat 1:21). Penggenapan
janji ini tidak dapat terlepas dari salib di Kalvari, dari paku, palu dan kematian-Nya. Ia
menyelamatkan manusia berdosa melalui ketaatan menjalani jalan salib, supaya
manusia mendapatkan hidup yang kekal. Karena Ia mengasihi manusia, Ia telah
datang untuk mematahkan kuasa dosa. Manusia adalah orang berdosa yang
membutuhkan kasih yang berkelimpahan. Yesus telah datang untuk menyelamatkan
manusia dari dosa-dosa mereka. Oleh sebab itu Ia adalah Juruselamat bagi semua
umat manusia, bukan hanya untuk bangsa tertentu saja. 

Setelah mendengarkan perkataan malaikat, para gembala berkata kepada satu


dengan yang lain: "Mari kita pergi ke Betlehem!" Mereka ke sana bukan untuk
melihatnya dahulu, lalu percaya kepada pemberitaan itu. Tetapi sebaliknya mereka
mendengarkan berita natal itu dan percaya. Mereka tahu bahwa ketika malaikat
berbicara dengan mereka kemuliaan Tuhan hadir di sana dan mereka mengerti
bahwa Tuhanlah yang berbicara kepada mereka. Mereka mengimani bahwa
Juruselamat yang lahir itu adalah untuk mereka. Karena keyakinan inilah mereka
berangkat ke Betlehem. 
Justru karena mereka percaya mereka ingin cepat-cepat pergi ke sana. Mereka tidak
ingin waktu itu tertunda sedikitpun. Bagi orang yang ragu-ragu, ia sulit mengambil
keputusan dan terus-menerus mempertimbangkan untuk memperoleh keputusan.
Tetapi gembala-gembala itu bukanlah orang-orang yang ragu, mereka percaya dan
menemukan seperti apa yang telah diberitakan kepada mereka. Iman mereka
ditegaskan oleh pengalaman. Sebab apa yang mereka lihat adalah bayi yang
dibungkus dengan lampin, yang lahir di palungan. Allah sekali lagi menunjukkan
bahwa Ia menepati apa yang dikatakan-Nya. Mereka percaya kepada kabar baik yang
mereka dengar, sehingga mereka juga mendapatkan sukacita yang besar. Oleh
karena itu mereka dapat memuji dan memuliakan Allah karena kebenaran yang
mereka alami. (ay. 20). 

3. Menyaksikan Berita Keselamatan (ay. 17) 

Gembala-gembala percaya kepada kabar yang mereka dengar. Meskipun di


Betlehem tidak ada yang istimewa yang mereka lihat, mereka segera menyiarkan dan
memashurkan apa yang diberitahukan kepada mereka tentang anak itu yaitu bahwa
anak itu adalah Mesias / Kristus yang kekuasaan-Nya akan mendatangkan
keselamatan. Mereka menyatakan itu pertama-tama kepada Yusuf dan Maria. Tetapi
juga kepada orang-orang di luar kandang yang sudi mendengarkan mereka. Pada
saat mereka memberitakan semua itu tentulah mereka tidak mempertimbangkan
apakah orang yang mendengarkannya percaya atau tidak kepada pemberitaan
mereka. 

Ada dua hal yang mungkin memotivasi seseorang untuk menyampaikan Injil, yaitu
karena tugas belaka atau karena belas kasihan. Dengan kedua motivasi orang dapat
menyampaikan Injil, hanya saja ada perbedaan. Yang menyampaikan karena tugas
akan menyampaikannya seperti mesin yang tidak memancarkan kasih, tetapi yang
menyampaikan dengan belas kasihan yang didorong oleh kasih di dalam hatinya yang
membara akan memancarkan kasih yang sudah diterimanya. Demikianlah gembala-
gembala yang oleh para imam dilarang menjadi saksi di pengadilan, dibuat Allah
menjadi saksi-saksi pertama yang boleh menceritakan apa yang mereka dengar dan
lihat mengenai Yesus Kristus! 
Ketika orang-orang mendengar apa yang diceritakan oleh gembala-gembala itu,
heranlah mereka; mungkin ada yang menjadi percaya, sedang yang lainnya masa
bodoh dan menganggap semuanya itu sebagai omong kosong. Bagi para gembala
bagaimana tanggapan pendengar mereka bukanlah sesuatu yang menghambat
mereka untuk menyaksikan pengalaman rohani tentang keselamatan yang mereka
yakini itu. 

Ilustrasi 

Saulus mempunyai rencana untuk menganiaya pengikut-pengikut Kristus, sehingga ia


mengejar mereka sampai ke Damsyik. Tetapi di tengah perjalanan ia berjumpa
dengan Yesus. Ia mengalami kebutaan selama 3 hari dan dengan perantaraan
Ananias matanya disembuhkan. Kemudian ia dipilih menjadi pemberita kabar
kesukaan kepada bangsa-bangsa kafir dan raja-raja serta orang Israel. 

Segera sesudah Saulus pulih dari keadaannya yang buta, ia terus memberitakan Injil
kepada orang-orang Yahudi di rumah-rumah ibadat Damsyik. Ia memberitakan
tentang Yesus adalah Mesias. Ia beritakan kabar kesukaan bukan hanya di sana,
tetapi juga di Yerusalem. Walaupun pemberitaannya tidak selalu diterima dengan
positif dan baik, ia tetap melakukannya karena pengalaman dan kasih Tuhan yang
telah dialaminya. Saulus telah berubah menjadi Paulus dari penganiaya menjadi
pemberita Injil. 

Aplikasi 

Di lingkungan Saudara dan saya masih banyak orang yang belum pernah
mendengarkan kabar sukacita. Tanpa pengampunan dosa mereka akan binasa.
Sudahkah Saudara memberitakan kabar keselamatan di rumah kepada papa, mama,
kakak-kakak, adik-adik saudara? Di kampus kepada teman-teman kuliah? Di tempat
pekerjaan rekan-rekan kerja? 

Bagaimana cara menyampaikannya? Tidaklah sulit saudara memberitakan kabar


baik, saksikan saja pengalaman pribadi Saudara tentang mengapa dan bagaimana
Saudara percaya kepada Yesus Kristus. Jika Saudara ingin lebih "terampil" dalam
menginjili ikutilah seminar-seminar penginjilan yang diadakan di gereja (mis. metode
EE) 

Penutup 

Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh 1:14). 

Luther pernah berkata: "Malaikat-malaikat tidak memerlukan Tuhan, setan-setan


pun menolak Dia. Ia datang karena kita sebab kitalah yang memerlukan Dia. Yesus
lahir untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita." 

Saudara-saudara, Yesus telah lahir dan saat ini ada di antara kita, Ia yang penuh kasih
mau memberikan kasih karunia-Nya yaitu keselamatan kepada saudara. Siapakah
dari Saudara yang mau menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, saya akan
berdoa untuk Saudara! Siapa yang berkata dalam hatinya saya bertekad untuk
bersaksi dan menginjili keluargaku, teman-temanku dan rekan-rekanku, saya juga
akan berdoa untuk Saudara!

Anda mungkin juga menyukai