Anda di halaman 1dari 5

MINGGU ADVEN I TAHUN C

Pengantar
Hari ini adalah hari Minggu pertama Advent dan merupakan hari
pertama tahun baru liturgi Gereja Katolik, tahun C. Masa Adven
menjadi persiapan mendalami makna perayaan tahunan kelahiran
sang Penyelamat pada hari Natal. Dia yang lahir dalam
kesederhanaan di Betlehem itu sama dengan dia yang akan datang
pada akhir zaman dengan segala kemuliaannya nanti. Bacaan Injil
Adven I mengajarkan kewaspadaan agar tidak kehilangan arah ke
masa depan ini. Nanti dalam Injil Minggu Adven II dan III,
perhatian pada "akhir zaman" berkaitan dengan warta Yohanes
Pembaptis. Ia mewartakan baptisan sebagai ungkapan tobat dari
pihak manusia; ia juga mempersaksikan baptisan dalam Roh yang
dibawakan Yesus. Penekanan pada kesaksian akan karya ilahi ini
juga ada dalam Injil Minggu Adven IV yang menampilkan cerita
tentang Maria mengunjungi Elisabeth saudaranya. Maria dan
Elisabeth adalah orang-orang yang dengan sederhana dan tulus
membiarkan Roh bekerja dalam diri mereka. Kita isi masa Adventus
ini, dengan menyiapkan batin kita agar layak menyambut
kedatangan Tuhan, baik saat natal, maupun kapan saja Tuhan
datang.

Renungan
Orang-orang Kristen digiring ke pembantaian. Banyak yang
ketakutan karena mereka akan berhadapan dengan binatang buas di
arena. Sejumlah perempuan dan anak-anak tidak dapat
menyembunyikan ketakutannya dan menjerit histeris. Para penonton
yang berjejer mengelilingi arena bersorak-sorai dan mengejek-ejek
mereka serta sibuk bertaruh dalam perjudian. Wajah para calon
martir ini sudah pasrah. Mata mereka terangkat ke langit memohon
kekuatan dari Kristus. Di tengah susasana yang mencekam itu, tiba-
tiba seorang laki-laki tua berseru dari antara penonton „Damai bagi
semua yang ada di arena“. Ternyata lelaki tua itu adalah Simon
Petrus. Para korban yang sudah pasrah itu kelihatan berseri-seri.
Mereka kembali bersemangat. Dan terdengarlah madah pujian itu.
Tak ada lagi ketakutan, kecemasan, tak ada lagi penyesalan. Yang
ada hanya keberanian menyongsong maut demi iman akan Kristus.
Itulah sepenggal dari film kolosal Quo Vadis yang mengisahkan
kemartiran jemaat Kristiani dan keberingasan Kaisar Nero pada
abad pertama di Roma. Darah martir justru merebut kemenangan.
Roma yang berdarah karena tumpahnya darah para saksi iman. Ada
yang dimakan binatang buas di arena Coloseum. Ada yang dibakar
hidup-hidup. Ada yang disalibkan dengan kepala ke bawah seperti
Petrus dan Paulus. Roma yang dibakar Nero ternyata bangkit
menjadi Roma kota Kristus. Dari Israel menuju Roma dan akhirnya
seluruh penjuru dunia.
Santu Sirilius dari Yerusalem pernah memberi sebuah
pengajaran yang mendalam tentang masa Advent. Ia katakan
kedatangan Yesus yang pertama dalam sejarah ditandai dengan
kesabaran yang mendalam. Mengapa? Karena rencana keselamatan
ini sudah ada dalam Kitab Perjanjian Lama dengan muncul banyak
nabi yang menyerukan pertobatan sampai pada Yohanes Pembaptis
Nabi terkahir tapi juga dipenggal kepalanya dan ditaruh di atas
sebuah kue talam hanya kerena menyingung perasaan Herodes dan
Herodias. Kekhasan lain dari kedatangan Yesus yang pertama
menurut Sirilius adalah ketika hendak dilahirkan di Betlehem
keluarga kudus ditolak,  tidak ada tempat untuk menginap. Yesus
dilahirkan di dalam kandang dan dibungkus dengan kain yang tipis.
Ia juga memikul salib hingga wafatnya juga di atas kayu salib.
Warta tentang Yesus pada awal abad pertama juga ditandai dengan
banyak penganiayaan, penindasan, kemartiran seperti yang
digambarkan dalam Quo Vadis.
Lukisan Yesus tentang akhir zaman, kedatangannya kembali
dilukiskan dengan agak sedikit seram dan memang menakutkan
umat yang percaya kepada Allah. Yesus di dalam Injil hari ini.
Yesus menjelaskan tentang akhir zaman. Yesus melukiskan dengan
agak sedikit seram dan memang menakutkan umat yang percaya
kepada Allah. Kedatangan Tuhan didahului oleh bencana dan
fenomena alam yang luar biasa. Saking luar biasanya, sampai-
sampai orang malah mati ketakutan. Dalam situasi seperti itu, Allah
datang dalam kemuliaan-Nya. Allah digambarkan tidak terpengaruh
oleh semua fenomena alam tersebut. Ia berkuasa atas semuanya itu
dan sekaligus mengendalikannya.
Kedatangan Tuhan dalam kemuliaan di tengah fenomena
kerusakan alam dan kegemparan yang hebat, menunjukkan bahwa
Tuhan tidak terpengaruh dengan apapun. Ia berkuasa atas segalanya
dan Ia malah mengatasi segalanya. Semua akan runtuh, tetapi Allah
akan selalu tampak dalam kemuliaan-Nya. Seperti jemaat perdana,
di tengah situasi mencekam akan diterkam binatang buas, mereka
mengangkat hati, mohonkan kekuatan Allah, kita diajak untuk
senantiasa mengangkat muka kita melihat kemuliaan Tuhan yang
tampak dalam hidup kita sehari-hari, di tengah hal-hal biasa yang
sederhana. Allah pasti menampakkan kehadiran dan kemuliaan-Nya
dalam hal-hal seperti itu. Nabi Yeremia dalam bacaan pertama
memberikan jaminan bagi umat Allah untuk tetap percaya kepada
Allah. Jaminan atau harapan yang diberikannya kepada umat Allah
adalah akan muncul Tunas Keadilan Daud (Mesias) yang akan
menyelamatkan umat Tuhan dari situasi masyarakat yang tidak adil.
Paulus dalam bacaan kedua juga memberi harapan dan masa
depan yang baik bagi Umat Allah di Tesalonika. Mereka diharapkan
untuk tetap bertahan di hari kedatangan Yesus karena di dalam diri
mereka telah tumbuh kasih dan kebenaran. Hidup dalam kasih dan
kebenaran dapat membantu setiap pribadi menjadi kudus, tanpa
cacat dan cela di hadirat Tuhan.
Kita tidak pernah tahu kapan Tuhan datang menjemput kita.
Yesus berpesan untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan
seperti terlena dalam keinginan duniawi. Pesta pora dan kemabukan
adalah salah satu hal yang perlu dihindari agar orang bisa lebih
berkonsentrasi dan siapkan menyambut kedatangan Tuhan.
Sikap bathin yang harus dibangun oleh orang-orang yang
percaya kepadaNya adalah selalu menjaga hati dan berdoa. Pertama
menjaga hati. Menjaga hati penting, karena hati adalah pusat dari
seluruh kehendak manusia. Dari sanalah terpancar seluruh pribadi
manusia. Ingatlah, karena hati bangsa Israel bengkok, maka Bait
Allah dihancurkan. Oleh sebab itu hati harus dijaga. Menjaga hati
tidaklah mudah, hal itu membutuhkan kekuatan besar, karena kita
harus melawan arus zaman dan kekuatan setan yang besar. Kedua,
Doa. doa membuat orang menjadi bijaksana di dalam hidup dalam
arti mereka menggantungkan harapan kepada Tuhan bukan
melarikan diri dari penderitaan dan kemalangan dan masuk dalam
dosa: hiburan yang tidak sehat atau dunia kayalan belaka. Waktu
kita sangat terbatas, maka dalam daftar kebutuhan bagi kehidupan
Kristen yang harus menempati urutan pertama adalah menjaga hati
dan berdoa.

Anda mungkin juga menyukai