Anda di halaman 1dari 6

Nama : Agnes Tandilobo’

NIM : 0220160461

Prodi : Teologi

Mata Kuliah : Tafsir PB 1 (UAS)

Dosen : Pdt. Andono Pawoko, M.Th.

1 TESALONIKA 5:1-11

5:1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan
kepadamu,

5:2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti
pencuri pada malam.

5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba


mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil
ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.

5:4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga
hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,

5:5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita
bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.

5:6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga
dan sadar.

5:7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk
waktu malam.

5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan
iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.

5:9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh
keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
5:10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur,
kita hidup bersama-sama dengan Dia.

5:11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu
seperti yang memang kamu lakukan.

Pendahuluan

Tesalonika adalah sebuah kota otonom, ibu kota Makedonia terletak sekitar 160 km
disebelah barat daya Filipi; sebuah kota pelabuhan yang makmur dilaut Aegea, sekaligus
menjadi jalur perdagangan datar, sebuah provinsi Romawi (Yunai Utara). Paulus mendirikan
gereja Tesalonika pada perjalanan misioner yang kedua, pelayanannya yang berhasil
diwilayah itu dihentikan sebelum waktunya karena dimusuhi oleh kalangan Yahudi. Karena
terpaksa meninggalkan Tesalonika, Paulus pergi ke Berea dimana sekali lagi pelayanan
singkat yang terhenti oleh penolakan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia
dari Tesalonika. Kemudian Paulus pergi ke Atena dimana Timotius bergabung dengannya.
Paulus mengutus Timotius kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang
masih muda itu, sedangkan Paulus pergi ke Korintus. Setelah menyelesaikan tugasnya,
Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan pada Paulus mengenai Gereja di Tesalonika.
Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, Paulus menulis surat, salah satu bagiannya
menasihatkan mereka yang masih hidup tentang pentingnya kesiagaan ketika kristus datang
‘hari Tuhan’ 1 Tesalonika 5:1-11.

Tafsir

“Persiapkanlah Dirimu untuk Kedatangan Tuhan”

Meurut KBBI, berjaga-jaga adalah tidak tidur semalam suntuk, bersiap-siap; bersiap
sedia; berawas-awas; berhati-hati. Hubungannya dengan akhir zaman tentang berjaga-jaga,
Rasul Paulus mempunyai alasan untuk membicarakan hal itu kepada orang Tesalonika
melalui suratnya. Paulus ingin supaya mereka bersiap sedia menantikan kedatangan Tuhan
Yesus yang kedua kalinya. Ia ingin supaya mereka tumbuh secara rohani sampai kedatangan
Yesus. Ia ingin supaya mereka bertumbuh sampai Yesus datang kembali ke dunia. Orang
Tesalonika memulai kehidupan mereka sebagai orang Kristen dengan baik dalam hal iman
dan kasih. Paulus ingin supaya iman dan kasih mereka jangan semakin berkurang. Paulus
ingin agar Jemaat tetap bekerja dan berjaga-jaga dalam pengharapan mereka, menantikan
kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.

5:1 Tentang zaman dan masa, diterjemahkan dari dua kata Yunani “waktunya” dan
“saatnya”. Kedua kata ini berbeda artinya. Waktu berkaitan dengan waktu yang ditunjukkan
oleh jam dan hari. Sedangkan saat berkaitan dengan waktu tertentu yang tepat. Yang
dimaksudkan dalam terjemahan ini adalah tentang hari Tuhan atau hari kedatangan Tuhan.

5:2 Pokok perbandingan adalah bahwa pencuri itu datang tanpa diduga, demikian juga hari
Tuhan akan datang dengan tak terduga. Ada perbandingan diantara dua peristiwa, yaitu
peristiwa kedatangan Tuhan (Yesus) dan kedatangan pencuri. Untuk kedua peristiwa ini
waktunya tidak diketahui kapan. Hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam artinya
Tuhan datang pada waktu yang tidak terduga, seperti kedatangan pencuri pada malam hari.

5:3 Hari Tuhan tidak datang setiap kali orang membicarakan kedamaian dan keamanan.
Maksudnya hari Tuhan itu datang pada waktu orang mengira segalanya baik-baik saja.
Apabila orang berkata sebagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan.

5:4 ayat ini memperlihatkan bahwa orang-orang Kristen tidak perlu merasa takut terhadap
hari akhir itu. Kamu tidak hidup didalam kegelapan merupakan kiasan. Kata ini
mengandung sebab-akibat.

5:5 kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang dapat di terjemahkan
sebagai anak-anak Kristus, milik Kristus dan hidup dalam terang. Kalian adalah orang yang
hidup baik dan suci

5:6 sebab itu menunjukkan bahwa apa yang dilakukan selanjutnya merupakan akibat dari
apa yang dikatakan sebelumnya. Baiklah jangan kita tidur tidak berarti bahwa orang-orang
Kristen tidak boleh tidur. Artinya kita tidak boleh bermalas-malasan atau kurang waspada.
Tidur merupakan kiasan dari akhlak yang rendah artinya kita tidak boleh tdak acuh dan
bermalasan. Ini menunjukan bahwa sikap tertidur merupakan lawan dari sikap siap siaga dari
orang yang berjaga.

5:7 menawarkan sedikit pengalihan, Paulus melanjutkan perumpamaan ini dengan tujuan
untuk menasehati mereka supaya lebih bersedia bagi kedatangan Yesus.

5:8 mengalihkan kiasan itu kepada seorang militer yang sedang bertugas. Pengawal harus
tetap waspada di setiap waktu, siang dan malam. jadi, seorang tentara perlu untuk melebihi
normal yang ada dalam hal berjaga-jaga. Paulus mengharapkan umat Kristen untuk melebihi
standar yang biasa pada saat melakukan persiapan untuk kedatangan Yesus yang kedua kali.
Bagaikan seorang prajurit, umat Kristen harus mengenakan seluruh peralatan yang ada
sebelum bertugas di pos jaga. Dari sini tampak bahwa ketidakpastian waktu kedatangan
Kristus hendaknya tidak membuat jemaat menjadi lengah dan tidak berjaga-jaga. Paulus
menyadarkan jemaat bahwa mereka selaku orang percaya hendaknya sadar akan identitas diri
mereka sebagai orang-orang siang. Tiga kebajikan ini (sadar, iman, dan kasih) melindungi
orang percaya terhadap sikap

berpuas diri dan putus asa yang merupakan ciri-ciri anak gelap. Pengharapan keselamatan
berarti penantian dengan sungguh-sungguh agar dilepaskan dari murka Allah yang terakhir
dan dimaksudkan untuk kemuliaan dan persekutuan abadi dengan Allah.

5:9 melanjutkan pernyataan mengenai pengharapan keselamatan. Alasan untuk pengharapan


ini adalah karena Allah sendiri telah menetapkan untuk beroleh keselamatan oleh Yesus
Kristus. Kata menetapkan yang dimaksud disini adalah menghubungkan keselamatan dengan
maksud dan tindakan langsung Allah. Kata untuk beroleh berarti bahwa orang percaya harus
memberikan tanggapan aktif. Keselamatan disediakan oleh Yesus Kristus. Gelar yang
lengkap ini menunjukkan keagungan Yesus sang Mesias. Satu alasan mengapa harapan akan
kedatangan Kristus merupakan penghiburan besar bagi orang percaya ialah bahwa Dia
menyelamatkan manusia dari murka Allah yang dahsyat, yaitu hukuman-hukuman pada hari
Tuhan.

5:10 kata berjaga-jaga mengacu kepada kiasan untuk hidup dan mati. Jadi, masih hidup atau
sudah meninggal tetap hidup bersama dengan Allah, karena kematian Kristus telah
memberikan kemenangan yang mampu untuk menerobos pembatas antara jemaat yang hidup
dan yang mati.

5:11 Ayat ini semacam suatu ajakan dari Paulus kepada jemaat untuk saling menasihati dan
saling membangun satu sama lainnya, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan
pertumbuhan dan kedewasaan rohani jemaat di Tesalonika. Meski bagaimanapun kesusahan
yang mereka alami, mereka harus tetap senantiasa saling menguatkan satu sama lainnya.
Selain itu disini juga terselip suatu pujian yang sungguh-sungguh dari Paulus kepada jemaat,
yakni melalui kalimat “seperti yang memang kamu lakukan”. Jadi, disini Paulus tidak hanya
menasihati jemaat untuk berbuat ini dan itu, tetapi ia juga memuji mereka atas apa yang telah
mereka lakukan yang mencerminkan kehidupan seorang Kristen.
Kesimpulan

Paulus ingin orang tesalonika melihatt bagaimana pengharapan ini hendaknya


memotivasi kesetiaan kepada Yesus jadi ia mengolok-olok propaganda romawi yang terkenal
bahwa kaisarlah yang membawa kedamaian dan keamanan. Tentu saja perdamaian romawi
terjadi melalui kekerasan, perbudakan musuh dan pendudukan militer mereka. Paulus
memperingatkan bahwa suatu hari Yesus akan kembali lagi menjadi raja dan menentang
ketidakadilan semacam ini.Keingintahuan manusia mengenai masa depan bukanlah hal yang
asing. Ada berbagai macam usaha yang dilakukan oleh manusia agar mereka dapat
mengetahui mengenai masa yang akan datang, seperti melalui horoskop, astrologi, dan ilmu
ramal. Bahkan rasa penasaran manusia itu juga merambat mengenai kapan datangnya hari
kiamat. Dalam keyakinan Kristen, kedatangan Yesus Kristus atau kedatangan parousia adalah
hal yang masih menjadi pertanyaan. Meskipun Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa
kedatangan hari itu tidak ada seorang pun yang tahu, tak bisa dipungkiri jika masih ada orang
Kristen yang terus bertanya-tanya dan mencari tahu mengenai kapan datangnya Kristus.
Bahkan karena keingintahuan itu muncullah akibat-akibat yang buruk, misalnya
kemungkinan menjadikan Alkitab sebagai sebuah buku penyelidikan ilmiah, keraguan akan
otoritas Allah, bahkan kemungkinan terburuk adalah menjadi seorang atheis. Rasa penasaran
ini pula bisa membuat jemaat melupakan tugas dan tanggung jawabnya selaku orang Kristen,
yakni menunjukkan kasih dan imannya dalam perbuatan kepada sesama serta ikut serta
mewartakan atau berbagi mengenai kabar keselamatan kepada orang-orang yang tidak
percaya.

Oleh karena itu melalui 1 Tesalonika 5:1-11 mengatakan bahwa selaku orang percaya,
hendaknya senantiasa berjaga-jaga di setiap waktu, karena sudah tahu bahwa kedatangan
Tuhan laksana kedatangan seorang pencuri. Selain itu jangan meragukan keselamatan yang
sudah ada dalam genggaman. Jangan sampai kehilangan jaminan keselamatan itu. Seraya itu
tunjukkan kasih dan iman melalui perbuatan hari tiap hari, sertanya juga berusaha untuk
mengabarkan berita keselamatan ini kepada orang-orang yang masih belum percaya kepada
Tuhan. Rasa keingintahuan mengenai masa depan hendaknya tidak menjadi semacam batu
sandungan bagi umatnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan di
hadapan Tuhan. Paulus mengajak setiap orang untuk membuat komitmen agar bersedia bagi
kedatangan Yesus. Saat menghidupkan kebenaran Injil dalam iman, pengharapan, dan kasih,
seseorang itu akan bertumbuh lebih serupa kedalam gambar Kristus. Karena itu, baiklah
jangan tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Karena Allah tidak
menetapkan untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita.

Sumber
Pedoman Penafsiran Alkitan – Bible Society dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia
Inge Adriana, 1 Tesalonika 5:1-11, http://ingeadriana.blogspot.com/, diakses pada 9 Mei
2021

Anda mungkin juga menyukai