Anda di halaman 1dari 4

Upacara Bedah Bumi

Upacara bedah bumi atau biasa disebut surtanah adalah upacara yang dilakukan
setelah menguburkan jenasah orang yang telah meninggal dunia. Upacara ini bertujuan untuk
mendoakan agar arwah orang yang telah meninggal dunia tersebut dapat diterima di sisi
Tuhan YME.
Inti utama dari upacara ini adalah berdoa. Doa dilakuakan oleh kerabat orang yang
telah meninggal, saudara, bahkan siapa saja yang mau ikut mendoakan.
Perlengkapan yang digunakan dalam upacara ini yaitu :
Golongan bangsawan :
tumpeng asahan lengkap dengan lauk, sayur adem (tidak pedas), pecel dengan sayatan daging
ayam goreng/panggang, sambal docang dengan kedelai yang dikupas, jangan menir, krupuk,
rempeyek, tumpeng ukur-ukuran, nasi gurih, nasi golong, dan pisang raja.
Golongan rakyat biasa:
tumpeng dengan lauknya, nasi golong, ingkung dan panggang ayam, nasi asahan, tumpeng
pungkur, tumpeng langgeng, pisang sajen, kembang setaman, kinang, bako enak dan uang
bedah bumi.
Contoh pelaksanaan upacara bedah bumi

Bedah Bumi sebelum Seribu Hari Pak Harto

KARANGANYAR - Bulan ini, keluarga Cendana akan memperingati seribu hari


meninggalnya mantan Presiden Soeharto (Pak Harto). Kemarin (11/10), sebagai rangkaian
dari peringatan itu, dihelat upacara bedah bumi di makam Pak Harto di Astana Giri Bangun,
Matesih, Karang Anyar. Putera-puteri mantan penguasa orde baru itu pun hadir.

Acara yang dilaksanakan mulai pukul 09.00 di Argosari itu dimulai dengan pengajian yang
dipimpin Kepala Rumah Tangga Astana Giribangun, Sukirno. Puluhan orang yang terdiri dari
pengurus rumah tangga Astana Giribangun, pejabat eselon dari Pemkab Karanganyar dan
Wonogiri itu berjalan khidmat.

Bupati Karanganyar Rina Iriani dan Bupati Wonogiri Begug Purnomosidi juga hadir
mendampingi putra-putri Soeharto. Mereka adalah Siti Hediati Haryadi (Titik), Hutomo
Mandala Putra (Tomy) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamik). Usai pengajian, Begug
yang memimpin upacara Bedah Bumi memecah dua kelapa muda warna hijau. Tomy
mendapat kesempatan pertama kali menyiramkan air kelapa ke makam Pak Harto,
dilanjutkan Titik dan Mamik.

Titik kelihatan begitu menghormati sanga ayah. Saat akan menyiramkan air kelapa dan
merapikan bunga tabur di makam ayahnya itu, Titik mengatupkan dua telapak tangannya
(seperti penghormatan kepada raja-raja) sambil memandang ke bagian atas makam.

Selanjutnya, pasir yang ada di sekitar makam Soeharto dibersihkan dan diganti dengan
adonan pasir bercampur semen. Ini merupakan pondasi, sebelum batu nisan dipasang 16
Oktober mendatang. Pengambilan pasir secara simbolis juga dilakuan putra putri Soeharto
yang hadir dan dilanjutkan pegawai Astana Giribangun.

Dua putri Soeharto dengan sabar menunggu proses pengerjaan pondasi itu. Sedangkan Tomy
sesekali keluar Argosari jika ritual tidak membutuhkan kehadirannya. Sebelum meninggalkan
Argosari karena pembangunan pondasi selesai, Mamik dan Titik menghampiri makam kedua
orang tuannya. Mamik terlihat sujud dan berdoa di depan makam Soeharto, sementara Titik
menangis sambil memeluk nisan ibundanya, Tien Soeharto yang tepat di sebelah timur
makam Pak Harto.

"Saya kangen dengan Ibu, sudah lama sekali. Tapi sebenarnya dengan bapak juga karena saya
dekat dengan semua," ujar Titik saat ditemui usai prosesi.

Tomy mengaku mendapat tanggungjawab untuk semua kegiatan di Solo. Setelah bedah bumi,
rencananya 16 Oktober mendatang batu nisan diletakkan di atas makam Soeharto.
Dilanjutkan dengan pengajian tanggal 21 Oktober malam atau tepat tepat malam 1000
harinya Soeharto wafat yang dilaksanakan di lima tempat.
Yakni Masjid Attin Jakarta, di Kemusuk Jogjakarta tempat kelahiran Soeharto, di Monumen
Tien Soeharto, Jaten tempat kelahiran Tien Soeharto, Dalem Kalitan yang merupakan rumah
Soeharto di Solo, dan di Astana Giribangun sendiri.

"Kebetulan saya yang dipercaya untuk menangani acara yang di Solo. Tapi untuk makna dan
prosesi bedah bumi ini, silahkan tanya ke Pak Begug. Yang jelas puncaknya 1000 hari itu
tanggal 22 (Oktober) dan kalau orang Jawa dimulai 21 (Oktober) malam," jelas Tomy saat
dimintai keterangan wartawan.

Begug sendiri menceritakan, Bedah Bumi merupakan ritual sebelum pemasangan batu nisan.
Rencananya, batu nisan Soeharto didatangkan dari Tulung Agung, Jawa Timur. Namun
Begug tidak menjelaskan alasan pemilihan lokasi batu nisan itu. "Tidak ada yang istimewa,
batu nisannya nanti marmer yang diambil dari Tulung Agung," ujar Begug.

Peringatan 1000 hari wafatnya Soeharto akan diperingati 22 Oktober di Astana Giribangun.
Tomy memastikan saat itu semua keluarga, terutama putra putri Soeharto-Tien, hadir.
Tugas Bahasa Jawa
Upacara Bedah Bumi

Oleh :

Nama : Krisna Sibu


Kelas / No. Absen : XII IPA 3 / 13

Anda mungkin juga menyukai