Anda di halaman 1dari 2

RENUNGAN HARIAN

5 MARET 2021

KRISTEN MEDIOKRITAS

Injil artinya kabar baik. Masalahnya, baik menurut siapa, baik yang bagaimana, baik versi siapa? Sebab
ketika Tuhan Yesus memberitakan Injil, orang-orang Yahudi—termasuk murid-murid Tuhan Yesus—tidak
memahami maksud kedatangan Tuhan Yesus.Mereka salah memahami Injil. Kesalahan itu disebabkan
karena mereka memiliki konsep Mesias yang salah.

Mesias artinya the annointed one; seorang yang diurapi. Biasanya, yang diurapi adalah nabi atau raja.
Perlu kita ketahui bahwa bangsa Israel hidup di dalam tekanan musuh. Sehingga mereka sangat
menantikan datangnya seorang pembebas; seorang “mesias.” Jadi, ketika Yesus datang dan
mendemonstrasikan kuasa ajaib kesembuhan, kebangkitan orang mati, air menjadi anggur dan lainnya,
mereka berharap Dia menjadi raja.

Itulah sebabnya dalam Yohanes 6, orang-orang mau mengangkat Yesus sebagai raja versi mereka.
Karena mereka ingin dibebaskan dari pemerintahan asing, dan mereka menaruh harapan kepada Mesias
yang tampil seperti Daud. Jadi, kita bisa mengerti mengapa ketika Yesus masuk kota Yerusalem, mereka
berkata ”Hosana,” artinya Lord, help us (Tuhan tolong kami).

Murid-murid Yesus pun punya konsep yang sama seperti konsepnya orang-orang Yahudi pada umumnya
mengenai Mesias. Itulah sebabnya, mereka mengikut Yesus karena mau mengubah nasib mereka dari
nelayan, menjadi pejabat yang terhormat dan berlimpah materi.Jadi, tidak heran kalau mereka
bertengkar tentang siapa yang paling besar di antara mereka, yang nanti akan duduk di dalam
pemerintahan Yesus.

Ketika Yesus bangkit pun murid-murid masih menuntut, bilamana Yesus memulihkan kerajaan bagi Israel
(Kis. 1). Yesus tidak menolak fakta adanya pemerintahan, tetapi Yesus berkata bahwa mereka harus
menjadi saksi dulu sampai ke ujung bumi. Dan pemerintahan yang Yesus maksudkan bukanlah
pemerintahan duniawi di bumi.

Sedangkan, mereka mengharapkan Yesus menjadi Mesias versi mereka; Juruselamat versi mereka di
bumi secara duniawi.Yesus adalah Juruselamat dunia, tapi bukan Juruselamat duniawi.Kerajaan-Nya
bukan dari dunia ini, bukan kejayaan lahiriah dan kemuliaan duniawi.Mereka salah memahami
keselamatan yang Tuhan Yesus berikan.Yesus datang membawa pembebasan, namun bukan
pembebasan politik melainkan pembebasan dari dosa.
Setelah Roh Kudus dicurahkan, murid-murid Tuhan Yesus mulai mengerti maksud kedatangan Tuhan. Di
dalam 1 Petrus 1:3-4, kita dapat membaca bahwa Petrus telah memiliki peta yang benar mengenai Injil,
”Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah
melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang
penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan
yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.”

Petrus sudah mengerti bahwa kiblatnya bukan kerajaan duniawi, bukan kemakmuran duniawi,
melainkan Kerajaan Surga.Selanjutnya, Injil inilah yang mereka beritakan. Dan ternyata, orang yang
menerima Injil, hidupnya tidak menjadi nyaman atau tenteram, namun justru menghadapi pencobaan-
pencobaan.Hidupnya menjadi sulit, dan itu harus terjadi sebagai ujian.Sebab, dengan menjadi orang
percaya, mereka harus rela kehilangan harta, keluarga, nyawa, dan kenyamanan hidup.Orang-orang
yang tidak nyaman dan tidak mapan hiduplah yang berpotensi besar untuk ikut Yesus.

Kalau seorang nyaman dan mapan hidupnya, ia harus rela kehilangan segala sesuatu.Tidak ada Kristen
mediokritas atau setengah-setengah seperti banyak orang Kristen hari ini.Kekristenan haruslah sungguh-
sungguh segenap hati atau tidak sama sekali.Dan Injil diberitakan untuk mereka yang tidak lagi memiliki
pengharapan hidup yang nyaman di bumi ini.Injil yang Yesus ajarkan berfokus pada kehidupan yang
akan datang (1Ptr. 1:3-4).

Dan sementara kita hidup di bumi, kita membenahi diri. Dan pasti ada ujian, apakah kita layak menerima
kehormatan atau tidak. Ironis, hari ini jarang orang Kristen memahami hal pengujian ini. Karena mereka
memang tidak sungguh-sungguh mengerti Injil yang murni dan tidak menerima Injil yang murni.Injil yang
murni adalah kekristenan yang penuh perjuangan untuk tidak terikat dengan dunia.Tuhan Yesus tidak
memodifikasi Injil supaya bisa diterima. Ia tidak kompromi; tidak konformistis, tidak menyesuaikan
dengan permintaan pasar.

Dengan integritas yang sempurna, Yesus menyampaikan kebenaran.Kalau terima, silakan; jika tidak, ya,
sudah. Seperti orang kaya yang datang kepada Tuhan Yesus ingin memiliki hidup yang kekal, Tuhan
mengajarkan agar dia tidak terikat dengan dunia.Dia masih terikat, dan Tuhan biarkan dia pergi.Lalu apa
yang diwariskan gereja kepada kita hari ini? Liturgi, organisasi.Apakah kehidupan Yesus—yang adalah
inti Injil agar melayakkan kita menjadi anak-anak Allah—masih eksis? Menyedihkan, orang percaya hari
ini sudah asing mendengar tentang penderitaan yang membawa orang percaya kepada langit baru bumi
baru.Injil telah dimodifikasi begitu rupa untuk bisa diterima oleh masyarakat sesuai dengan “permintaan
pasar.”Injil diajarkan untuk menolong masalah-masalah yang menyangkut pemenuhan kebutuhan
jasmani.

Anda mungkin juga menyukai