Anda di halaman 1dari 14

Damai Sejahtera Natal (Lukas 2:8-14)

Kehidupan yang damai sejahtera merupakan dambaan setiap orang. Masalahnya adalah, di dunia ini
tidak pernah kita temukan apa yang dimaksuda “Damai Sejahtera” itu. Bagi dunia, damai sejahtera
selalu bersifat sementara, dan kita tidak tahu apa yang bakal terjadi hari esok. Manusia hidup di
tengah pengharapan yang tidak pasti. Itu sebabnya Tuhan Allah yang Pengasihi itu merencanakan
suatu Jalan Keselematan bagi manusia.
Yohanes 3 :16 Merupakan suatu bukti bahwa Tuhan Allah itu mengasihi kita umat manusia, dan
kasihNya itu begitu besar, sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang Tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal bersama dengan
Tuhan Yesus di Sorga. Janji ini bukan sekadar omong kosong. tetapi suatu janji yang pasti.
Dalam suasana Natal ini, bagi kita yang sudah memperoleh keselamatan dari pengorbanan Tuhan
Yesus itu perlu memperhatikan beberapa hal, supaya “Damai Sejahtera” yang kita miliki, bukan
sekadar omongan, tetapi menjadi kenyataan. Melalui Lukas 2 : 8-14 ini saya memberikan akronim
PEACE itu sebagai berikut :
1. P = Proclaim 2. E = Evangelism 3. A = Authority of Jesus Christ 4. C = Commitment 5. E = Energized
by the Holy Spirit
1. P = Proclaim
Proklamasikanlah!!! Kelahiran danm kedatangan Tuhan Yeus ke duania ini akan sia-sia bila tidak ada
orang yang mengetahui, sebab tujuan kedatanganNya justrui hendak menyelamatkan manusia. Oleh
sebab itu Allah mengutus Malaikat memproklamirkan kepada para gembala. Pertanyaannya adalah,
mengapa kepada para Gembala? Bukankah itu hanya kumpulan kecil? Mengapa tidak langsung saja
ke seluruh penjuru dunia.
Kita melihat bahwa tujuan utama Allah bukan mengutus Malaikat memproklamirkan berita ini, IA
hendak melibatkan segenap umat manusia, dan ini dimulai dari para gembala itu. Nah para gembala
itu bertugas untuk melanjutkan proklamasi ini kepada orang-orang lain. Coba kita focus ke ayat 10,
kata ‘aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa’ menunjukkan bahwa,
berita itu harus disebar-luaskan, bukan hanya milik satu bangsa, tetapi semua bangsa. Namun
bagaimana mereka dapat mengetahui berita itu? Itu sebabnya kita perlu memproklamirkannya.
Ingatkah, kapan, siapa, dan dari mana, pertama kali anda mendengar proklamasi bahwa Yesus telah
lahir ke dunia untuk meyelamatkan anda? Momentum ini perlu kita hargai, karena hanya sekali
untuk untuk selama-lamanya. Namun yang menjadi maslah adalah, kita sudah mendengar, kita
sudah menerima keselamatan itu, lalu pernahkah kita proklamirkan berita ini juga pada orang lain?
Kapan untuk pertama kalia kita proklamirkan? Atau masih belum sama sekali? Ayo….jangan sia-
siakan waktu ini. Damai sejahtera akan dimiliki kalau proklamasi berita ini sudah di dengar.
Gembala adalah orang rendahan dan hina, buktinya mereka tidak berhak memberikan kesaksian di
pengadilan. Namun kepada merka berita ini diproklamirkan. Mengapa demikian? Karena Allah juga
mau memakai orang yang rendah dan hina, supaya menghancurkan kesombongan mereka yang
menganggap diri pintar. ( 1 Korintus 1 :25, 2: 4-5). Itu sebabnya tidak ada alas an bagi siapa saja yang
menganggap diri rendah, Alalh tetap mau memakai kita.
2. Evangelism
Berita proklamasi tidak berhenti sampai di sini, itu sebabnya perlu di dengungkan setiap ada
kesempatan. Banyak orang yang sudah mendengarkan berita kelahiran Tuhan Yesus, mereka juga
tahu bahwa Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Namun hatinya masih
keras dan tidak terbuka untuk percaya. Itu sebabnya, orang-orang yang sudah percaya, diberikan
tugas untuk mengabarkan berita ini lebih sepesifik, supaya yang mendengar boleh percaya dan
menerima keselamatan itu.
Ayat 10 menyebutkan “ Ada kesukaan besar (Great Joy), kareana Juruselamat Yesus Kristus lahir ke
dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa tidak akan ada kesukacitaan sejati, tanpa Yesus. Sukacita
manusia di dunia sifatnya sementara saja, semua itu akan habis ditelan waktu. Makanay tidak heran,
ada orang yang baru saja tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba menangis. Tetapi berita sukacita dari
Tuhan Yesus, nilainya kekal. Walaupun keadaannya menyusahkan, namun di da lam hati masih ada
suka-cita. Lihat saja rasul Paulus dan kawan-kawannya, walupun di dalam penjara mereka tetap
bernyanyi memuji Tuhan ( lih Kisah 16 : 25). Mengapa demikian? Karena suka-cita yang diperoleh
dari Yesus Kristus itu , tidak sanggup dirampas oleh keadaan dan lingkungan.
Kepada setiap orang yang sudah memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus maka ia bersukacita.
Sukacita ini harus mengatasi segala problem, penderitaan . Sudahkah anda memiliki suka-cita yang
demikian?
3. A = Authority of Jesus Christ
Berita sukacita yang kita sampaikan itu bukan berita omong kosong, tetapi berita seorang “bayi yang
dibungkus dalam lampin lahir di kota Daud. Bayi itu bukan bayi sembarangan, tetapi bayi yang
memiliki Otoritas mengubah dunia. Bayangkan saja, Raja Herodes gemetar mendengar berita
kelahiranNya.
24 Desember 1984: Gedung Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Jalan Arief Margono, Malang,
Jawa Timur di bom. Otak pembom sempat dipenjara, dan di sana ia menerima Tuhan Yesus sebagi
Juruselamat pribadinya. Sekarang ia telah menjadi seorang pendeta. Jadi lihat di sini, sama seperti
Rasul Paulus, Yesus memiliki otoritas penuh untuk mengubah, bahkan hati mereka. Saya yakin,
peristiwa 3 orang guru Sekolah minggui yang dipenjarakan itu, di dalamnya tersirat misteri bahwa
Otoritas Tuhan Yesus sedang bekerja, dan hasilnya suatu saat akan terlihat.
Oleh sebab itu, sebagai orang percaya kita mesti rela dan berani memproklamirkan berita suka-cita
itu, sebab otoritasnya memang dari Yesus Kristus sendiri. Beritanya sangat jelas sekali, yakni ada
seorang bayi yang lahir di kota Daud. Dan bayi ini adalah Yesus Kristus sang Mesias Juruselamat itu.
4. C = Committment
Tuhan membutuhkan orang-orang yang setia did lam komitmentnya. Kerajinan, kepandaian,
semangat luar bias tanpa kesetiaan, akan sia-sia. Itulah yang dimaksud dengan suam-suam kukuh.
Untuk mengetahui atau mengecek, mereka yang sudah diberitakan firman Tuhan, apakah tetap
menjalani dan ikut Tuhan, diperlukan orang yang setia bekerja untuk Tuhan. Kedamaian tidak akan
diperoleh bila seseorang yang tadinya percaya Yesus, namun karena sedikit persoalan ia menjadi
lemah iman dan tidak bersandar penuh lagi padaNya.
Hari ini kalau kita boleh mendengar berita kelahiran Tuhan Yesus, itu karena pada jaman dulu ada
orang-orang yang dengan setia terus-menerus memberitakan kabar kesukaan ini. Mulai dari
Stefanus yang akhirnya mati martir, dilanjutkan dengan rasul Paulus, rasul Petrus, kemudian
diteruskan dengan Polykarpus yang di Smirna, yang samapi mati membela dengan penuh setia pada
Yesus, hingga hari ini para hamba-hamba Tuhan yang tetap setia mengabarkanya. Jadi komitmen ,
bukan barang baru, tetapi harus dimiliki oleh setiap orang percaya.
5. E = Energized by Holy Spirit
Terus terang, Damai Sejahtera yang diperolah oleh manusia itu dan kemudian diberitakan/ditularkan
kepada ornag lain, sekali-kali bukan karena kekuatan manusia itu. Tuhan sengaja memakai para
gembala yang tidak berpengetahuan tinggi , untuk mempermalukan orang yang sok pintar dan
sombong. Apakah orang-orang yang dipakai Tuhan itu adalah superman? Tidak, tetapi ada Roh
kudus yang membantu, meberikan energi kekuatan dan keberanian.
Yohanes 14 :16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong
yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, Janji ayat ini perlu kita pegang terus, karean
Penolong itu bukan sifatnya sementara , tetapi selama-lamanya.
Dalam rangka memperingati hari Natal kali ini, permis Tanya, sudahkah anda memilki “damai
Sejahtera” itu? “Damai Sejahtera” yang sejati tentunya, Damai yang tidak tergoyahkan. Jikalau
belum ada PEACE itu, marilah, buka hati lebar-lebar, dengarkan berita suka-cita itu, terimalah Tuhan
Yesus sebgai Juruselamat pribadi anda, serahkan seluruh hidup anda kepadanya, niscaya “Damai
Sejahtera” itu akan kita miliki. “Damai Sejahtera” yang dimaksud bukan berarti kita mendadak
menjadi orang kaya bukan pula mendadak penyakit kita sembuh, tetapi walaupun keadaan belum
berubah, orang yang di dalam hatinya ada Yesus, ia tetap akan “Damai Sejahtera”.
Khotbah Natal 25 Desember 2015 Lukas 2: 1-14 Thema: “Jangan Takut, Telah Lahir Juruselamat”

Pendahuluan
Kitab Injil lukas menekankan bahwa Allah dalam Karya penyelamatanNya bekerja didalam sejarah
Dunia, dimana tindakan-tidakanNya dihadirkan dalam sejarah manusia itu sendiri,mengacu kepada
keterangan waktu, keterangan tempat dan para pelaku dari sejarah tersebut dijelaskan oleh penulis
Injil Lukas. Bagi Lukas Natal merupakan peristiwa Sejarah yaitu kehadiran Allah sebagai manusia
sejati untuk menyelamatkan manusia. Dia menyatakan diriNya sebagai Allah yang berinkarnasi di
dalam diri Yesus Kristus, yang lahir di kandang domba di kota Betlehem. Dia datang untuk
membebaskan Manusia dari belenggu dosa. Karya Allah yang luar biasa itu diwujudkan dalam
peristiwa kelahiran Yesus yang penuh dengan kerendahan, yang rela lahir sebagai manusia biasa.
Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang tercatat dalam sejarah dunia, pada zaman Kaisar
Agustus di Kekaisaran Romawi. ( Lukas 2 : 1 )
Kelahiran Yesus itu diawali dengan pemberitaan/nubuatan para Nabi, diantaranya Nabi Yesaya
dimana ia menjelaskan tentang kelahiran Raja Damai itu. Dimana kelahiran Raja Damai itu untuk
menerangi negeri yang kelam, dan menimbulkan sorak-soari dan sukacita, mematahkan kuk yang
menekan tongkat si penindas. Dan Yesasya terus mengumandangkan pada umatNya : seorang anak
telah lahir untuk kita, lambung pemerintahan ada diatas bahunya. Hal inilah nubat tentang kelahiran
Yesus (Mesias), walaupun hal ini masih ratusan tahun kemudian.
Kelahiran Mesias itu kini mengingatkan kita sebagai umat Kristiani, bagaimana kita menyikapinya
lewat peristiwa yang dimana saat itu Yusuf dan Maria disaat usia kandungan sudah saatnya tiba akan
melahirkan, namun harus memenuhi perintah Kaisar Agustus untuk mendaftarkan
kewarganegaraannya. Yusuf dan Maria berangkat ke Betlehem sebagai kota asal nenek moyangnya
Daud. Harus melaksanakan tugas itu sebagai warga Negara yang baik. Dan disaat itulah Maria
melahirkan sang Putra Kudus itu (Yesus) dan kelahiranNya beda dengan kelahiran bayi-bayi yang
lain. Sebab Ia di lahirkan di kandang dan dibaringkan di palungan. Kalau kita bayangkan masa tega
banget Allah membuat seperti itu, tega banget manusia (orang Betlehem) membiarkan sang Mesias
itu dilahirkan di kandang. Tetapi dibalik itu ada hal-hal yang dirancang oleh Allah, sebab kandang
tempat yang kotor dan bau, tetapi kehadiran Mesias itu adalah untuk orang yang papa, orang yang
duka dan tertindas oleh tongkat, dan dikandang itu siapa saja boleh hadir baik dikalangan atas
maupun bawah. Ternyata benar, bahwa yang pertama hadir ditempat kelahiran itu diperintahkan
Malaikat ialah para gembala.
Saudara, kenapa harus gembala yang pertama sekali diberitakan Allah tentang sudah lahirnya
Mesias itu?:
Gembala itu pekerja yang tulus dan setia
Gembala itu sanggup menghadapi segala cuaca (panas dan dingin)
Gembala itu tidak banyak tuntutan
Gembala itu tidak mengharapkan tanda jasa/penghargaan
Pekerjaannya/karyanya dibutuhkan semua orang
Lewat 5 hal ini mengigatkan bagi umat Kristen yang merayakan Natal. Kita juga adalah harus sebagai
gambaran Gembala yang disuruh malaikat untuk melakukan kehendakNya, jangan perayaan Natal
saja kita laksanakan namun tidak ada actionnya.
Kita yang telah merayakan Natal, harus juga sebagai Pekerja yang setia untuk melaksanakan amanat
Natal itu. Apa yang kita terima di saat Natal itu harus beritakan bagi orang lain. Orang percaya yang
selalu merayakan Natal harus sanggup menghadapi segala tantangan, tidak pernah mengeluh
terhadap hal-hal yang terjadi, sebab dia tahu perintah Allah itu selalu mendapatkan penyertaan.
Sebagai orang percaya sebagaimana gembala, tidak pernah banyak menuntut, dia hanya berharap
apa yang di beri tuan sebagai pemilik ternak yang ia gembalakan. Demikian juga kita sebagai umat
Kristen yang dipakai oleh Yesus, janganlah banyak menuntut, namun banyaklah berbuat. Jangan kau
Tanya apa yang diberikan Gereja padaku, tetapi tanyalah dirimu apa yang akan kau berikan bagi
Gerejaku. Sebagai orang Kristen, tidak perlu mendapatkan penghargaan dari orang lain, berbuatlah
seperti apa yang diperintahkan Tuhan walaupun tidak pernah diberi penghargaan/tanda jasa, sebab
Tuhan Yesus akan menghargai semua pekerjaanmu. Dan perlu kita ingat bahwa karya Gembala lewat
ternak itu dibutuhkan semua orang misalnya : susu, daging dan pakaian dari bulu domba, tas,
dompet, tali pinggang dari kulit.
Pernahkah terbayang oleh kita jikalau tidak ada gembala? Pasti dunia ribut. Sebab karya Gembala
itu dibutuhkan semua orang, kaya, miskin, kalangan atas bawah, presiden sendiri butuh karya
Gembala itu. Demikian juga kita sebagai umat Kristen, karya kita dibutuhkan semua orang, sebab
Yesus sudah perintahkan : Beritakanlah bagi semua orang.
Aplikasi:
1. Rencana Allah untuk penyelamatan dunia melalu kelahiran Yesus adalah satu peristiwa yang
tercatat dalam rangka sejarah, bukan merupakan cerita dongeng ataupun legenda
2. Rencana penyelamatan tersebut dinyatakan melalui kelahiran Yesus dengan penuh kerendahan
yaitu ditempatkan dalam palungan, bukan dengan kemegahan atau tempat yang mulia. Hal tersebut
merupakan perenungan bagi kita, sebagai mana Kristus telah mengambil rupa sebagai seorang
hamba,dan taat sampai mati bahkan mati di kayu salib, kita ditantang untuk merespon cinta
kasihNya
3. Natal adalah Anugrah, Natal adalah Cinta kasih Tuhan yang diberikanNya melalui
pengorbananNya, dengan merendahkan dirinya. Lihat! palungannya tempatnya berbaring, pinjaman,
keledai yang ditungganginya ke Yerusalem pinjaman, ruangan yang dipakaiNya untuk Perjamuan
Malam, pinjaman, bahkan kuburanNya ketika dia mati juga pinjaman! Dia tidak menimbun harta,
tidak memperkaya diri tapi Dia memberi diri! Untuk kita, bagai mana kita
4. Ketika kita menyambut Cinta Kasih Tuhan dengan sungguh-sungguih maka seharusnya terjadi
tranformasi dalam diri/pribadi kita, dalam keluarga kita, dalam Gereja kita karena ketika kita
merespon Cinta Kasih Tuhan akan ada perubahan,ada pembaharuan budi,pembaharuan sikap,
pembaharuan prilaku, rendah hati, sebab Natal adalah ” pembaharuan” sebab menerima Yesus
berarti ada 3 K yaitu (1) Kesediaan; (2) Kesetiaan; (3) Kerelaan berkorban.
5. Penghayatan Natal yang sejati, sesunggunya bukan terletak pada pemaknaan tanggal lahirnya
Yesus. Juga tidak terletak pada kulit luarnya dengan aneka assesoris /hiasan-hisasan natal. Lebih dari
itu Natal adalah pemaknaan terhadap PULIHNYA RELASI MANUSIA DENGAN ALLAH DAN
SESAMANYA.
6. Karya pemulihan itu memiliki dua dimensi penting, yakni dimensi illahi yang menyangkut
pembaharuan relasi manusia dengan TUHAN serta dimensi manusiawi yang menyangkut relasi
manusia dengan sesamanya (baik sesama warga gereja, maupun lainnya). Dengan demikian, unsur
penting dalam merayakan Natal yang hakiki dalam rangka menghayati pulihnya relasi manusia
dengan Allah adalah terletak pada “hati yang buka pada karya pemulihan Allah”.
Renungan Harian (21 Desember 2017)
NATAL DAN PARA GEMBALA
Lukas 2:8-20
Lukas 2:10. “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku
memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:”
Coba bayangkan dan renungkan, apabila sebuah berita besar disampaikan kepada orang yang sangat
hina dari orang yang sangat terpandang, apa pendapat Anda? Tentunya Anda berpendapat, bahwa
adalah suatu kehormatan bagi orang hina itu mendapatkan berita besar dari orang besar.
Berita Natal pertama sangat mengejutkan para gembala bukan para bangsawan. Gembala domba di
Palestina adalah kelompok masyarakat sederhana yang hidup terpencil (saat bertugas mereka
tinggal di alam terbuka, terpisah dari komunitas), tetapi mereka dikenal sebagai orang-orang yang
setia menjalankan tugasnya (perhatikan kalimat: ”…menjaga kawanan ternak mereka pada waktu
malam”) Lukas 2:8b.
Berita yang disampaikan kepada para gembala adalah berita Natal kepada para gembala begitu
indah, apa saja itu: 1. Kesukaan besar bagi semua bangsa (ayat 10). 2. Telah lahir bagimu
Juruselamat, yaitu Kristus, (ayat 11). 3. Damai sejahtera di bumi (ayat 14). Respon yang baik dari
para gembala terhadap berita itu adalah mereka menjadi percaya dan mereka mencari Bayi itu.
Manusia yang berdosa ini telah menerima berita sukacita Natal yaitu Yesus datang ke dunia lahir
untuk menebus manusia yang berdosa dengan cara mati di atas kayu salib dan pada hari yang ke-tiga
bangkit. Bagi manusia yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup
yang kekal. Apakah respon kita manusia yang hina ini terhadap berita Natal?
Doa: “Tuhan Yesus, saya mau merespon positif akan berita Natal yang Bapa sampaikan. Amin.”
Wartakan Kabar Sukacita - Belajar dari para Gembala
Pendahuluan
Waktu berlalu begitu cepat, kini kita sudah berada dipenghujung tahun 2009. Sejak awal, Tuhan
menghendaki agar kita menjadi garam dan terang dunia. Maksudnya, menjadi saksi-saksi Kristus.
Merupakan hal yang baik bila di akhir tahun ini kita akan berefleksi sejauh mana tujuan itu tercapai.
Jika belum tercapai maksimal, melalui peristiwa Natal kita akan dimotivasi kembali.
Kisah mengenai para gembala di padang menjadi salah satu peristiwa yang selalu mewarnai
perayaan Natal (Lukas 2:8-20). Lukas memang menyajikan kisah ini dengan sangat baik.
Isi
Dalam kisah tersebut, kita menemukan bagaimana Lukas berusaha menggambarkan Allah menyapa
realitas sosial yang sebelumnya tidak disapa lagi oleh agama, khususnya orang-orang yang merasa
beragama.
Dalam narasi itu, Lukas menampilkan bagaimana para gembala yang selama ini menggembalakan
hewan-hewan kurban, kini menerima kabar gembira atas lahirnya Gembala Agung, sekaligus Kurban
Suci itu.
Dalam catatan sejarah, secara umum para gembala dianggap sebagai masyarakat kelas dua oleh
masyarakat Yahudi. Mereka kurang dihormati. Di depan pengadilan pun kesaksian mereka diabaikan,
tidak diperhitungkan. Mereka disingkirkan karena dianggap tidak menjalankan aturan-aturan agama
secara ketat.
Akan tetapi, Kabar Baik tentang kelahiran sang Juruslamat untuk pertama kalinya diberitakan kepada
para gembala. Tentu saja, ada sifat-sifat yang baik dari diri gembala yang patut diteladani.
Berdasarkan ayat-ayat di atas, setidaknya ada dua hal penting yang perlu kita renungkan.
Pertama, sikap cepat merespons kebenaran (ay. 15-16)
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu
berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di
sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan
menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan (Lukas 2:15-16).
Para gembala tidak melakukan diskusi ilmiah terlebih dahulu untuk membahas hal yang sedang
terjadi. Namun, mereka cepat-cepat merespons. Mereka percaya pada berita yang disampaikan oleh
para malaikat. Karena itulah mereka langsung ke Betlehem dan menyaksikan apa yang sedang
terjadi.
Bila para malaikat datang kepada kaum elit, lingkaran istana, penguasa negeri, mungkin saja
responsnya sangat berbeda. Mungkin beberapa bulan setelah peristiwa bersejarah itu, mereka baru
mengirim utusan ke Betlehem. Pastinya, setelah dilakukan telaah menyeluruh terhadap informasi
yang disampaikan oleh para malaikat. Namun, lihatlah para gembala! Mereka tidak butuh waktu
lama. Mereka bergegas menuju ke Betlehem tempat bayi Natal itu terbaring.
Kedua, sikap cepat bersyukur dan memuliakan Allah (ay. 20)
Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu
yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada
mereka (Lukas 2:20).
Ekspresi kegembiraan para gembala atas kebenaran berita yang mereka dengar tampak jelas saat
mereka memuji dan memuliakan Allah. Padahal, mereka kerap dicap sebagai orang yang tidak
menjalankan aturan-aturan agama Yahudi. Mungkin istilah sekarang disebut kurang rohani.
Para gembala tidak menganggap peristiwa yang mereka alami sebagai hal yang biasa. Terbukti,
ketika mereka mengalami apa yang dikatakan malaikat itu, mereka cepat-cepat bersyukur, dan
memuliakan Allah.
Penutup
Para gembala, secara sosial tidak mendapat perhatian berarti di zaman itu. Namun, mereka yang
tersingkirkan disapa dengan cara yang unik. Tuhan berkenan menyampaikan berita surgawi kepada
para gembala yang sederhana. Kita pun diminta belajar dari para gembala. Cepat merespons
kebenaran, bersyukur dan memuliakan Allah adalah sikap penting bagi kita yang menjadi saksi
Tuhan.
Hari Ini Telah Lahir Bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan di Kota Daud (Lukas 2:11)
ekstravagantJauh sebelum kelahiran Kristus, Allah telah menetapkan kepada siapa kabar baik itu
disampaikan. Kepada para gembala lah kabar baik itu dinyatakan. Lalu timbul pertanyaan buat kita,
mengapa Allah memilih para gembala ? Mengapa Allah menyuruh Malaikat-Nya mengabarkan
kepada para gembala bahwa Kristus sudah dilahirkan di kota Daud ? Ternyata pilihan Allah selalu
yang terbaik, pilihan Allah selalu tepat, pilihan Allah selalu benar, tidak pernah salah. Para gembala
tidak hanya mendapatkan hak istimewa untuk menjadi saksi kelahiran Tuhan Yesus, tetapi juga
mendapatkan kesempatan untuk menjadi teladan yang indah.
Pertama Antusiasme mereka dalam memberikan respon terhadap berita para malaikat (Lukas 2:16
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang
berbaring di dalam palungan), kita tidak tahu pasti siapa gembala-gembala yang menjaga kawanan
ternak tersebut yang ditemui oleh malaikat Tuhan pada waktu itu, apakah pemilik ternak atau
gembala upahan tetapi hal yang luar biasa adalah setelah mereka mendengar berita dari malaikat
maka tanpa menunda-nunda, tanpa membuang-buang waktu mereka segera bertindak, segera
berangkat, segera mendatangi tempat yang sudah ditunjukkan para malaikat. Para gembala
mengikuti apa yang malaikat beritakan, ke tempat yang mungkin sudah dijelaskan oleh malaikat
tanpa menghiraukan nasib domba gembalaannya yang pasti harus ditinggalkan padahal seyogianya
gembala harus melindungi dari pencuri, dari perampok bahkan dari binatang buas di kandangnya,
mereka yang seharusnya menjaga domba-dombanya. Para gembala sangat antusias dengan berita
yang didengarnya.
Kedua Para gembala menjadi saksi-saksi yang efektif akan kelahiran Kristus (Lukas 2:17, “Dan ketika
mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang
Anak itu”). Tidak bisa dipungkiri bahwa Maria adalah manusia biasa seperti kita dan ketika
menghadapi kenyataan yang ada bahwa ternyata anak yang dilahirkannya harus di kandang domba
dan dibaringkan dalam palungan tidak seperti ketika pertama Maria menerima janji dari Allah lewat
malaikat-Nya bahwa “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak
Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa
leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan
Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1:31-33). Pastilah akan muncul kebimbangan dalam
hati Maria, katanya dia akan dipakai Allah lewat kandungannya yang akan melahirkan Anak Allah
Yang Mahatinggi, akan menjadi raja atas kaum Yakub sampai selama-lamanya tapi ketika Maria dan
Yusuf sedang berada dalam keadaan bimbang, bersyukur bahwa Allah mengirimkan para gembala
untuk bersaksi meyakinkan Maria tentang penampakan para malaikat yang baru mereka lihat dan
tentang nyanyian malaikat yang telah mereka dengar, yang pasti sangat menguatkan hati mereka
berdua bahwa Allah jugalah yang telah mengutus Malaikat-Nya kepada para gembala untuk
memberitahukan kelahiran Juruselamat di kota Daud. Penulis Amsal katakan bahwa : “Perkataan
yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak” (Amsal
25:11). Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh. (Amsal
25:25). Dihari Natal ini kabar apa yang kita bawa kepada keluarga, kepada sahabat, kepada rekan
sekerja, kepada gereja dimana kita berada, adakah perkataan yang membangkitkan iman?
Mungkin saat ini kita merasa penuh cela atau tidak berguna. Percayalah bahwa Allah sanggup
memakai kita menjadi alat kesaksian-Nya asalkan kita mau terbuka, mau bertindak dan mau
bergerak ketika Allah meminta kepada kita. Mungkin kita seperti para gembala yang hanya sebagai
gembala upahan, orang yang menggembalakan ternak hewan milik orang lain yang merupakan salah
satu pekerjaan terendah waktu itu. Tapi lihatlah ketika para gembala taat, maka mereka menjadi
berkat.” Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Matius 25:21).
Selamat Natal 2015 dan menyongsong Tahun Baru 2016.
[Khotbah Natal] Paket Sang Raja, Minggu 25 Desember 2016
Ayat : Lukas 2:1-7
“Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang
di seluruh dunia”
Pada saat pemerintahan Kaisar Agustus, dia mengeluarkan perintah untuk melakukan sensus
penduduk yang dimulai pada tahun 8 SM-5 M dan yang terdaftar adalah sekitar 4.233.000 jiwa.
Karena perintah ini, maka semua orang harus kembali kedaerah asalnya termasuk Yusuf dan Maria
yang harus kembali ke Betlehem. Dan akhirnya Yesus dilahirkan di Betlehem dan diletakkan
dipalungan dengan terbungkus kain lampin.
Tuhan Yesus lahir kedalam dunia ini untuk memberikan kita paket/hadiah berupa:
1. Kesukaan Besar (Lukas 2:10)
Tuhan Yesus lahir kedalam dunia ini untuk membawa kesukaan besar yaitu berkat, dan yang
pertama kali merasakannya adalah Yusuf dan Maria. Ada tiga berkat besar yang diterima oleh Yusuf
dan Maria yaitu:
– Berkat jasmani yaitu pada saat orang Majus datang membawa emas, kemenyan dan mur.
– Berkat rohani yaitu pada saat para gembala datang dan menyampaikan berita dari Malaikat
tentang siapakah Yesus. Hal ini meneguhkan iman mereka bahwa apa yang telah terjadi atas diri
mereka merupakan susuatu yang benar dan datangnya dari Allah dan atas kehendak Allah. Juga
perkataan orang Majus yang datang menyembah Dia karena telah dituntun oleh bintangNya di
timur.
– Berkat perhatian dari sesama yaitu pada saat kelahiran Yesus, mereka tidak merasa sendiri, karena
banyak orang yang datang dan ada bersama sama dengan Yusuf dan Maria (Lukas 2:18). Mereka
dikunjungi oleh para gembala, orang Majus dan para Malaikat.
Sebuah perhatian yang diberikan dari teman atau kerabat haruslah dilandasi sikap yang tidak
membedakan kasta, harta dan tahta. Juga harus saling menerima apa adanya, saling mendidik,
mengajar, menuntun,
menasihati, saling mengampuni kesalahan dan berkorban bagi orang lain.
2. Keselamatan (Lukas 2:8-20)
Para gembala mendengar berita dari Malaikat tentang kabar keselamatan. Bagaimanakah sikap para
gembala tersebut?
– Berkata (ayat 15) “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti
yang diberitahukan Tuhan kepada kita.”
Hal ini artinya adalah ada kata sepakat, kesatuan hati, kebersamaan, senasib sepenanggungan,
mencari tahu, meneliti apa yang terjadi. Hal ini yang juga harus kita lakukan yaitu memiliki kesatuan
hati karena berkat itu akan diperintahkan kepada kita (Maz 133:1) Juga harus memiliki rasa haus dan
lapar akan firman Tuhan dengan membaca dan merenungkannya (Maz 111:2).
– Bertindak (ayat 16) “Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi
itu, yang sedang berbaring di dalam palungan”
– Melihat Yesus (ayat 17) “Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah
dikatakan kepada mereka tentang Anak itu”. Mereka akhirnya memiliki perjumpaan pribadi dan
pengalaman pribadi dengan Tuhan Yesus.
– Memuji dan memuliakan Yesus (ayat 20) “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji
dan memuliakan Allah”
3. Damai Sejahtera (Lukas 2:14)
Tuhan Yesus datang kedalam dunia untuk membawa damai sejahtera bagi manusia. Ada beberapa
pelajaran tentang damai sejahtera yaitu:
– Damai sejahtera hanya datang dan sumbernya dari Tuhan Yesus.
– Tidak memandang keadaan
– Tidak memandang tempat
– Hanya milik orang percaya
– Harus dipelihara, jangan sampai hilang.
Amin…..

Anda mungkin juga menyukai