Anda di halaman 1dari 3

Hari Minggu Pekan Biasa ke-III: 22 Januari 2023

Yes 8:23-9:3; Mzm 27:1-14; 1Kor 1:10-13,17; (Mat 4:12-23 singkat Mat 4:12-17)

Sang Terang itu Memanggil Kita

Selamat berjumpa saudara-saudari yang terkasih. Damai dan sukacita bagi kita semua. Hari ini, Gereja
kita merayakan Hari Minggu Sabda Allah. Penetapan perayaan ini diadakan oleh Paus Fransiskus pada 30
September 2019 yang lalu melalui Surat Apostolik “Aperuit Illis”. Paus menetapkan perayaannya pada
hari Minggu III dalam masa biasa setiap tahun. Hari ini kita diajak mengikuti Sang Terang dan
membagikan Terang ke seluruh dunia.

Dalam bacaan pertama (Yes 8:23-9:3) dikatakan bahwa rakyat Galilea yang terdiri atas suku Zebulon dan
Naftali diangkut ke Asiria untuk menjadi orang asing dan pekerja kasar di situ. Krena tidak dekat dengan
Tuhan, mereka mengalami situasi yang sulit dan menglami kegelapan dalam hidup. Tuhan tidak
membiarkan mereka hidup dalam kegelapan. Tuhan memanggil nabi Yesaya untuk memberikan
penghiburan bahwa bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar. Terang itu
bersinar atas mereka yang berdiam di dalam negeri kekelaman. Orang-orang yang tinggal di negeri
kekelaman itu akan merasakan terang Tuhan yang sesungguhnya. Segala beban kehidupan mereka akan
berubah menjadi sukacita yang besar.

Tuhan Yesus adalah Terang yang sesungguhnya. Dialah satu-satunya Penyelamat kita. Daud pernah
berdoa begini: “Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut. Tuhan
adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?” (Mzm 27: 13-14). Doa Raja Daud
mengarahkan kita kepada Yesus sebagai Terang bagi kita.

Dalam Injil Matius (Mat 4:12-23 singkat Mat 4:12-17) hari ini dikatakan bahwa nubuat nabi Yesaya
digenapi dalam diri Yesus. Yesus yang adalah Terang yang sesungguhnya menyingkir ke Galilea. Dia
tinggal di Kapernaun, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali yang masih hidup dalam kegelapan.
Yesus (Cahaya yang besar) menampakan terang kehidupan dan berkata: “Bertobatlah, sebab Kerajaan
Surga sudah dekat” (Mat 4:17). Yesus mengisyaratkan bahwa orang yang bertobatlah dapat hidup dalam
terang.
Daerah yang gelap gulita merasakan keselamatan dari Yesus. Ia menghadirkan Kerajaan Allah dengan
mengajar dan menyembuhkan banyak orang. Ia tidak hanya menunggu sampai orang-orang datang
kepada-Nya. Ia justru pergi ke segala tempat, ke Bait Allah, kepada semua orang, khususnya kepada
orang-orang sakit, menderita, kerasukan setan, bahkan Ia membangkitkan kembali orang yang sudah
mati. Yesus tidak mengenal batas untuk mewartakan Injil guna menyelamatkan setiap orang, yang
sungguh mau dan sanggup diselamatkan. Kemungkinan untuk diselematkan ini terletak dalam
kesanggupan dan kesediaan untuk sungguh mendengarkan, memahami dan melaksanakan pesan
pewartaan Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus sendiri, yakni: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga
sudah dekat".

Untuk menghadirkan Kerajaan Allah maka Yesus membutuhkan mitra kerja yakni Ia memanggil dan
menetapkan pribadi-pribadi yang nantinya akan menjadi penjala manusia. Ia memanggil Petrus dan
Andreas, Yakobus dan Yohanes dan mereka segera meninggalkan segalanya dan mengikuti Yesus.
Mereka menjadi penjala manusia artinya menjadikan segala bangsa murid Yesus yang sejahtera rohani
dan jasmani. Keselamatan berarti orang itu bahagia jasmani dan rohaninya. Apalah artinya orang dapat
berdoa tetapi perutnya kosong? Ini juga yang menjadi keprihatinan Gereja sehingga sangat diperlukan
pemberdayaan umat dalam segala bidang.

Sungguh, Kristus Sang Terang dunia telah datang untuk menghalau kegelapan (lih. Yes 9:1), dan Sang
Terang itu memanggil kita untuk turut memantulkan Terang-Nya. Seperti para murid itu, kitapun
dipanggil untuk menjadi penjala manusia. Supaya melalui kita, orang-orang di sekitar kita dapat melihat
terang Kristus dan datang kepada-Nya. Mungkin ada baiknya kita bertanya kepada diri kita sendiri,
sejauh mana kita telah memantulkan Terang Kristus melalui perbuatan dan perkataan kita? Apakah kita
sudah dengan giat melaksanakan tugas pekerjaan kita sehari-hari dan siap menolong mereka yang
membutuhkan bantuan? Sejauh mana kita mempunyai kepekaan untuk menghibur yang berduka,
menyapa yang kesepian dan memberi semangat kepada yang berputus asa? Sejauh mana kita mau
mempelajari dan merenungkan ajaran iman kita tentang Sang Terang itu, agar hidup kita dipimpin
olehnya dan kita dapat membagikannya kepada sesama?

Sungguh bacaan Injil hari ini menggugah hati kita agar kitapun bersedia mengikuti teladan para Rasul,
yang memberikan diri mereka untuk menjadi perpanjangan tangan Kristus. Kristus rindu untuk
menjangkau setiap jiwa, namun untuk itu Ia mengundang kita untuk berperan serta. “Mari, ikutlah Aku,
dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Mat 4:19)
Dari Biara Kapusin Helvetia Medan, saya Pastor Albertus Pandiangan OFMCap menyampaikan kepada
kita semua salam damai. Semoga Allah memberikan kita damai dan sukacita. Tuhan memberkati kita
semua. Amin.

Anda mungkin juga menyukai