MINGGU SUKACITA
(GAUDETE)
Albert Prajartoro
1. Masa Adven sebagai permenungan akan kedatangan Kristus yang memperingati tiga
hal:
2. Minggu Gaudete (Minggu Bersukacita) berasal dari antiphon (Flp. 4:4) yaitu “Bersukacilah
selalu dalam Tuhan, sekali lagi kukatakan: bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah
dekat”.
3. Gereja mengajak umat untuk jeda sejenak dan bersukacita karena Masa Adven segera
berakhir dan Natal segera dirayakan, sehingga perlu ditumbuhkan harapan untuk
membangkitkan ketekunan dan kesabaran dalam mempersiapkan diri.
Mengenal Gaudete dalam lingkaran Adven
4. Tanda lilin berwarna merah muda (pink) mengungkapkan kegembiraan dan juga sebagai
lambang bahwa penderitaan masa kini tidak sebanding dengan kemuliaan yang
dinyatakan kepada umat beriman, sehingga suasana gembira penuh mewarnai perayaan
Natal.
5. Warna merah muda didapat dari pencampuran warna unggu (Adven) dengan warna putih
(Natal), yang bermakna sukacita Natal sudah mulai dirasakan, meski belum penuh. Ini
melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan.
Mengapa harus bersuka cita
1. Bersukacita karena menantikan Mesias yang datang membawa damai dan sukacita sejati.
Yesaya 35:6 “Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu
akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;
Lukas 2:10-11 Lalu kata malaikat kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku
memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir begimu
Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”
2. Bersukacita karena tanda kehadiran Mesias itu jelas, tidak meragukan dan tidak membuat
bimbang,
Matius 11:5 “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli
mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik”.
3. Bersukacita karena diberikan oleh Allah bagi orang yang hidup bersatu dengan Kristus. Melalui
Sakramen Baptis kita menerima Allah Tritunggal, sehingga bersatu dengan Kristus.
Filipi 1:21 “bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”.
Bagaimana cara bersukacita
1. Berjaga-jaga dalam pengharapan (bukan dalam ketakutan dan tekanan) yang melahirkan
kerinduan dan sukacita yang meluap-luap.
Matius 24 : 42 “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu
datang.”
a. Lebih sering menerima Sakramen Ekaristi, yang menyadarkan tentang kasih Allah
dengan memberikan putera-Nya untuk bersatu dengan kita
b, Menerima Sakramen Tobat, yang menyadarkan bahwa kita tidak layak menyambut
Kristus karena dosa, namun Kristus datang untuk menyelamatkan dari belenggu dosa.
Bagaimana cara bersukacita
3. Bertekun dalam doa-doa pribadi dan bersama, membaca dan merenungkan Kitab Suci, dan
bersaksi tentang Kristus. Misal: Berdoa Novena Maria dikandung Tanpa Noda, Novena Natal, dan
Novena Kanak- kanak Yesus. Gereja memperingati Maria Dikandung Tanpa Noda (Immaculate
Conception) tanggal 8 Desember sebagai penghormatan kepada Bunda Maria yang melahirkan
Kristus.
Ibu Teresa dari Calcutta: “Dalam hidup ini kita tidak perlu melakukan hal-hal besar. Kita hanya
perlu melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Bukan soal berapa banyak hal yang kita
lakukan, melainkan berapa banyak cinta yang kita curahkan saat melakukan hal-hal itu. Bukan
soal berapa banyak yang kita beri, melainkan seberapa banyak cinta yang kita curahkan dalam
pemberian itu.”
TERIMA KASIH
Damai dan sukacita menyertai kita
Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di
bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu.. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman.”
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama2 dengan
Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. Lalu semua bangsa akan
dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang,
sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing."
Yesaya 2:1-5
Sion sebagai pusat kerajaan damai
2:1 Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem.
2:2 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat
rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, 2:3 dan banyak suku
bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN,
ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya
kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan
firman TUHAN dari Yerusalem." 2:4 Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan
akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-
pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas;
bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan
lagi belajar perang. 2:5 Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam
terang TUHAN!