Anda di halaman 1dari 3

Sukacita Besar Di Hatiku

(Lukas 2:9-11)

Dalam Lukas 2:9-11 dikisahkan, bahwa para gembala yang sedang menjaga kawanan domba di padang
mengalami kedatangan seorang malaikat yang membawa berita kesukaan dari Allah. Malaikat tersebut
memberitakan bahwa, “Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh
bangsa.” Berita tersebut adalah “hari ini telah lahir bagimu, seorang Juruselamat” yaitu Kristus, Tuhan,
di kota Daud. Yesus adalah Kristus, Sang Mesias, Yang Diurapi. Ia adalah Tuhan di atas segalanya. Ia
adalah Raja yang berkuasa. Ia adalah Allah. Ia adalah Juruselamat bagi mereka yang menerima Dia
sebagai Tuhan. Juruselamat itu telah lahir, dan karena merupakan kesukaan besar untuk seluruh bangsa,
hal ini tidak boleh dirahasiakan, kita harus menyatakannya kepada segala bangsa.

Ia dilahirkan pertama-tama bagi para gembala yang merupakan gambaran dari orang miskin dan tidak
berharga di dunia ini. Hal ini guna menggenapi nubuatan Allah dalam Yesaya 9:5, “Sebab seorang anak
telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita.” Biarlah langit dan bumi bersukacita di
hadapan Tuhan Yesus, sebab Ia telah datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan umat-Nya.

“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi.” Kehendak baik Allah dinyatakan dengan mengirim
Sang Mesias, sehingga sangat layak pujian itu dikembalikan kepada-Nya. Kemuliaan bagi Allah, yang
telah merancang kesukaan ini dalam kebaikan, kasih dan kebijaksanaan-Nya, sehingga karya penebusan
Allah dalam Kristus Yesus bagi dunia adalah bagi kemuliaan-Nya.

Kehendak baik Allah dalam mengirim Sang Mesias membawa damai sejahtera bagi dunia ini. Allah
mematahkan perseteruan Allah dan manusia yang ditimbulkan oleh dosa, dan Allah menetapkan
kembali hubungan damai di antara keduanya. Jika Allah berdamai dengan kita, maka semua damai
sejahtera akan mengalir dari situ. Semua kebaikan yang kita miliki, semuanya bersumber pada kehendak
baik atau perkenanan Allah. Dan jika kita mendapatkan penghiburan dari semua kebaikan itu, maka Dia
harus memperoleh kemuliaan atas semuanya. Oleh karena itu juga, tidak akan ada damai sejahtera dan
kebaikan dapat diperoleh melalui cara yang tidak sejalan dengan kemuliaan Allah. Siapa pun yang mau,
biarlah mereka datang dan menerima pendamaian yang ditawarkan Allah ini.

Mari, kita beritakan kabar kesukaan besar ini kepada segala bangsa!
Sukacita Atas Kelahiran Raja Yang Mulia

(Matius 2:9-11)

"Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di
Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika
mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu
dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat
harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur."
Mat 2:9-11

Orang-orang bijak dari timur yang dikenal dengan sebutan orang Majus mendapatkan
pengertian bahwa ada Raja yang baru saja dilahirkan. (Mat 2:2) Mereka meyakini bahwa Raja yang baru
dilahirkan memiliki status dan kemuliaan yang tinggi. Keyakinan ini yang membuat mereka rela
melakukan perjalanan yang jauh dari timur sampai ke Yerusalem untuk mencari dan menyembah Raja
yang baru lahir tersebut. Ketika mereka berjumpa dengan kanak-kanak Yesus maka bersukacitalah
mereka bahwa pengharapan dan janji yang dipercayai digenapi. Penggenapan janji Tuhan membawa
sukacita dan damai sejahtera. Dalam Yohanes 15:11, Yesus berkata,

"Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi
penuh." Tuhan ingin memenuhi umat pilihan-Nya dengan sukacita, yaitu sukacita karena tinggal dalam
Firman-Nya dan menerima apa yang menjadi permohonan doa.

"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Yoh 15:7

Sukacita Atas Perkenanan Tuhan

(Lukas 1:46-48)

"Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia." Luk 1:46-48

Maria adalah orang yang dipilih Allah menjadi bagian dalam rencana keselamatan manusia yaitu
menjadi ibu yang melahirkan Sang Juruselamat. Sekalipun dia harus menghadapi resiko besar dan
membahayakan jiwanya karena konsekuensi dari kehamilan yang harus dijalani ketika ia baru
bertunangan dengan Yusuf dan belum menjadi suami isteri (Im 20:10), Maria tetap bersedia menjalani
semua kehendak dan rencana Allah (Luk 1:38). Perkenanan Tuhan yang dialaminya menjadikan
hidupnya berbahagia. Ketika seseorang berkenan di hadapan Tuhan maka sukacita atasnya menjadi
nyata. Menjadi seorang yang dipilih dan dipercayakan tugas dan tanggung jawab oleh Tuhan pastilah
mendatangkan sukacita. Sukacita itu menjadi penuh ketika sang Tuan itu berkata,
"Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam
perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." (Mat 25:21)

Hari-hari ini Tuhan memilih dan menetapkan kita untuk membawa dan menyebarkan pesan Pentakosta
Ketiga. Walaupun tugas ini adalah besar dan mulia namun bagaimanapun kita mendapati bahwa tidak
semua orang setuju bahkan suka dengan pesan ini. Ada resiko penolakan dan bahkan kita bisa dianggap
"sesat". Bagaimanapun juga menjadi "The Messenger of the 3rd Pentecost" seharusnya menjadi
sukacita karena Tuhan mempercayakan pesan besar di akhir zaman ini dan menjadikan kita bagian
darinya. Penuaian terbesar dan terakhir akan menjadi sejarah hebat bagi Gereja Tuhan ang terus
merindukan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.

Sukacita Atas Keselamatan

(Lukas 2:25-32)

"Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan
penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait
Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan
kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil
memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai
dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau
sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan
menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Luk 2:25-32

Pengharapan akan keselamatan dalam diri Simeon membuat ia tetap setia mengunjungi Bait
Allah untuk berdoa secara tekun dan tinggal dalam pengharapan akan Sang Mesias. Ketekunan ini
membuktikan Roh Kudus bekerja dalam diri Simeon untuk membawanya di waktu dan tempat yang
tepat bertemu dengan Sang Mesias. Melalui Roh Kudus, Simeon mendapatkan pengertian bahwa bayi
Yesuslah yang waktu itu dibawa orang tuanya ke Bait Allah adalah Sang Mesias tersebut yang membawa
keselamatan dan penghiburan bagi Israel. Pengharapan yang menjadi kenyataan akan membawa
sukacita dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Janji keselamatan membuat seorang percaya
tinggal dalam kebahagiaan dan kekuatan untuk hidup sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan.
Melalui Natal, ketidakpastian digantikan dengan kepastian penggenapan janji Allah. Hal ini pasti
mendatangkan sukacita dalam hati manusia, yang tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya yang
berubah dan menghasilkan buah kehidupan yang menjadi berkat bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai