Anda di halaman 1dari 4

5 CARA YESUS MENYINGKAPKAN KASIH KARUNIA

Apakah anda pernah memperhatikan, Yesus tak pernah menyebutkan kata 'kasih
karunia'? Aneh ya?
Kasih karunia dan kebenaran datang melalui Yesus. Yesus adalah kasih karunia
yang mewujud dalam seseorang.
Terus, mengapa Dia tidak pernah menyebutkannya ya?
Kata 'kasih karunia' muncul hanya 4 kali dalam keempat Injil, dan tidak satupun
keluar dari mulut Yesus.
Sebaliknya, kata 'Hukum Taurat' muncul ratusan kali dan sering terkait dengan
pengajaran Yesus.
Paulus mendedikasikan hidupnya memberitakan Injil kasih karunia, tapi Yesus
adalah pengkhotbah Taurat sepanjang masa.
Ini satu lagi kata-kata yang tak pernah Yesus ucapkan khusus kepada individu
manapun : "Aku mengasihimu".
Dia tak pernah mengatakannya, tapi jelas Dia menunjukkannya.
Pengorbanan diriNya yang sama sekali tidak memikirkan diri sendiri adalah
demonstrasi cinta kasih terbesar yang pernah disaksikan dunia.
Di salib Dia memeluk seluruh dunia dan memberi kita pelukan "Aku
mengasihimu".
Sama halnya dengan kasih karunia. Dia tidak mengatakannya, tapi
menunjukkannya.
Berikut 5 cara Yesus menunjukkan kasih karunia dari Bapa yang baik dan penuh
kemurahan.
1. Dengan memperlihatkan kasih karunia (perkenanan Allah)
Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku
memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah
lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud..... “Kemuliaan bagi
Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia
yang berkenan kepada-Nya.”(Lukas 2:10-11, 14)
Saya pernah mendengar ayat ini dikhotbahkan dengan konotasi Allah bersikap
selektif dalam perkenanan, kasih karunia dan kemurahanNya.
"Mungkin kamu berkenan kepadaNya, atau mungkin tidak. Kamu sebaiknya
berlaku baik dan berharap yang terbaik."
Tapi malaikat membawa kabar baik 'untuk seluruh bangsa (seluruh umat
manusia)'.
Anda termasuk bangsa? Termasuk umat manusia?
Maka anda adalah orang yang berkenan kepadaNya!
Seperti apa perkenanan Bapa kelihatannya?
Terlihat persis seperti Yesus.
Perkenanan Allah (God's favor) adalah sinonim dari Juruselamat dari Allah (God's
Savior).
Setiap penyebutan Juruselamat di kitab Perjanjian Lama, itu adalah bocoran
tentang kasih karunia.
Lalu di malam kelahiranNya, umat manusia mendengar, "Damai telah datang ke
dunia".
Seperti yang Maria temukan dan yang masih terus kita pelajari saat ini : KITA
ADALAH ORANG YANG DIKENAN!
Bagaimana bisa?
Karena Tuhan beserta kita. Dia tidak melawan kita. Dia bagi kita dan ada di
dalam kita.
Anda tak bisa memiliki Tuhan dan menjadi sesuatu selain sangat dikenan. Dia
yang ada di dalam anda adalah MAGNET perkenanan Bapa atas anda.
2. Dengan memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang.
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;
dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-
orang tawanan,
dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun
rahmat Tuhan telah datang.”
Lukas 4:18-19 TB
Dulu saya pikir ayat ini adalah kabar baik yang ditujukan bagi orang cacat dan
bagi orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Lantas saya menyadari, bahwa yang Yesus maksudkan adalah kita semua.
Kita semua, dibanding Allah, adalah orang miskin.
Setiap kita adalah tawanan dosa (Galatia 3:22).
Karena itu Yesus memberitakan 'TAHUN RAHMAT TUHAN'.
Karena Yesus, kita sudah pulang ke rumah.
Hutang kita sudah dilunasi. Dan kini kita menuai apa yang tidak kita tabur.
Di tahun rahmat Tuhan, kita para budak dibebaskan.
Kita semua.
Dulu kita tawanan, tapi kini sungguh-sungguh merdeka.
Terdengar seperti kabar baik kasih karunia Allah bagi saya!
3. Dengan menceritakan kisah tentang kasih karunia
Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang
ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia
menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan
Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah (Matius
13:44-45)
Yesus mengkhotbahkan Taurat kepada orang agamawi yang merasa benar-diri.
Tapi orang biasa mendapatkan kisah tentang kasih karunia.
Bukan kisah moral yang memberi pelajaran.
Dirham tak melakukan apapun untuk ditemukan. Domba yang hilang tidak
melakukan penyelamatan diri. Anak yang hilang pulang dengan maksud melamar
pekerjaan, tapi diterima sebagai anak.
Tanpa menyebutkan kata 'kasih karunia', Yesus meninggalkan kesan abadi kasih
karunia.
Dia datang mencari kita karena dimataNya kita ini umpama harta karun, mutiara
yang indah.
Dia sendiri yang bilang!
Kisah yang Yesus ceritakan membuat kita, seperti halnya si anak hilang, tak
mampu berkata-kata dalam pelukan Bapa kita.
4. Dengan mengkhotbahkan (dan memperlihatkan) pengampunan tak bersyarat
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat
tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh
itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”(Matius 9:2)
Saat berbicara di depan orang agamawi, Yesus membuat pengampunan sebagai
suatu yang bersyarat. Tapi di jalanan, Yesus menunjukkan suatu jenis
pengampunan yang 'lain' : yang tanpa syarat.
Si orang lumpuh diampuni tanpa dia memintanya. Demikian pula perempuan yang
kedapatan berbuat zinah (Lukas 7).
Demikian pula seluruh dunia saat Yesus tergantung di kayu salib (Lukas 23:34).
Jika anda bingung memahaminya, lihat pada salib.
Salib adalah 'garis pemisah' sejarah dan persimpangan dua perjanjian.
Sebelum salib, "Ampuni maka kamu akan diampuni".
Tapi mengantisipasi apa yang akan terjadi setelah salib, Yesus mengatakan,
"Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni" (Matius 12:31).
Kapan setiap dosa dan hujat diampuni? Saat Yesus di salib!
Pengampunan tanpa syarat adalah salah satu manifestasi kasih karunia yang
paling memerdekakan. Saat anda tahu anda sudah sepenuhnya diampuni, anda
akan merdeka mengampuni diri sendiri dan orang lain.
5. Dengan mengajarkan iman percaya, bukan kemampuan daging
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)
Lihat baik-baik ujung kalimat ayat itu. Ada tanda titik.
Puji Tuhan untuk tanda titik ini!
Itulah tanda titik terbesar dalam sejarah per-titik-an.
Tanda titik itu menyatakan skandal kasih karunia yang tidak berbagi panggung
dengan manusia manapun.
Dalam perjanjian yang lama butuh sekitar seratus pasal untuk menuliskan segala
hal yang harus kita lakukan untuk membuat Tuhan berkenan dan memberkati
kita.
Tapi di perjanjian yang baru, anda hanya perlu SATU HAL : percaya.
Titik!
Yesus datang tidak dengan membawa sederet aturan.
Kita sudah menerimanya dari Musa.
Memang benar Yesus mengkhotbahkan Taurat kepada orang yang ada di bawah
Taurat sebelum salib. Tapi bukan itu tujuanNya datang ke dunia ini.
Dia datang untuk membuka mata yang buta, membebaskan yang tertawan, dan
memberi kita hidup yang baru.
Yang Dia minta hanya agar kita MENERIMA apa yang Dia berikan.
Hanya ini satu-satunya hal yang diminta oleh kasih karunia.
"Terimalah Aku"
YESUS = KASIH KARUNIA
Yesus tak pernah mengatakan secara spesifik, "Aku mengasihimu", tapi
siapapun yang bertemu denganNya tahu bahwa mereka sangat dikasihi.
Tanya Yohanes.
Sepanjang sisa hidupnya yang panjang itu dia selalu mengatakan kepada
siapapun, "Aku murid yang dikasihi Yesus".
Demikian pula anda!
Mengenal kasihNya sama dengan mengenal kasih karuniaNya.
Keduanya tak terpisahkan.
Allah itu penuh kasih karunia karena Dia adalah kasih.
Mengapa Yesus datang?
Untuk menyingkapkan kasih karunia Allah yang baik, yang mengasihi kita seperti
seorang 'papa'.
Dia datang membawa kabar baik sukacita besar bagi seluruh umat manusia.
[Paul Ellis : Five Ways Jesus Revealed Grace; 2 February 2012]

Anda mungkin juga menyukai