Anda di halaman 1dari 9

Nama : Fridolin Mace Rame

Nim : 201910665

Prodi : Teologi

Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Baru

Tugas : Laporan Baca

Buku : Perumpamaan-perumpamaan Yesus

Tesis Pengarang: tujuan buku ini yaitu agar para pembaca mengerti tentang perumpamaan-
perumpamaan Yesus. Tujuan buku ini untuk memberikan ulasan yang cukup dan terkini
mengenai tulisan-tulisan tentang perumpamaan-perumpamaan tanpa dibingungkan sengan
seluruh rinciannya.

Bab 1: Garam

Garam merupakan salah satu kebutuhan hidup yang mendasar. Kegunaannya bersifat
universal dan kelihatannya persediaan garam tidak ada habis-habisnya. Garam selain memiliki
kualitas yang menguntungkan, garam juga bisa merusak. Garam bisa mengubah tanah yang
subuh menjadi tanah yang tandus. Dalam khotbah di bukit, Yesus berbicara kepada orang banyak
dan murid-murid-Nya: kamu adalah Garam dunia. Sebagaimana halnya garam yang memiliki
karakeristik mencegah pembusukan, maka orang Kristen seharusnya dapat memberikan
pengaruh moral di tengah masyarakat dimana ia berada. Perkataan dan perbuatan mereka
seharusnya bisa mencegah pencemaran dalam hal moral dan spiritual. “hendaklah kamu selalu
mempunyai garam di dalam dirimu, dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain,”
kata Yesus (Mrk 9:50).

Bab: Dua Pembangun

Tukang bangunan yang bijaksana memilih dasar di atas batu karang. Kemudian dia tidak
perlu kuatir dengan hujan yang amat deras, kenaikan air secara tiba-tiba yang dapat menyapu
bersih rumah-rumah, dan angina keras memukul rumah-rumah. Sebuah rumah yang dibangun di
atas batu karang mempunyai pondasi yang kuat. Seorang tukang bangunan yang bodoh
membangun rumahnya seperti dia memasang kemah. Dia membangun rumahnya di atas pasir,
mungkin supaya dekat dan mudah untuk mendapat air di sungai kecil. Cuaca berubah, awan
sudah berkumpul hujan turun, aliran air naik, dan angina bertiup, maka rumah itu akan rubuh
dengan kerasnya. Perumpamaan ini secara tidak langsung membicarakan tentang penghakiman
Allah, dimana setiap orang, baik yang membangun rumahnya dengan bijaksana ataupun yang
bodoh, harus menghadapinya.

Bab: Perumpamaan Tentang Anak-anak di Pasar

Kulminasi dari perumpamaan ini berbeda didalam kedua catatn injil. Tulisan Matius dan
Lukas berbeda frasa kesimpulannya, “tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya” (Mat
11:19), dan “tetapi Hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya” (Luk 7:35).

Bab 4: Perumpamaan tentang Penabur


Perumpamaan tentang Penabur merupakan salah satu perumpamaan yang ditemukan dalam
ketiga Injil sinoptis. Ketika penulis secara individual memasukkan cerita Yesus tentang petani
yang menabur dan memetik hasil, mereka masing-masing menunjukkan perumpamaan ini
kepada pendengar mereka sendiri. Perumpamaan tentang Penabur adalah salah satu
perumpamaan yang di Jelaskan oleh Yesus kepada murid-muridnya dan orang-orang lain yang
Bersama dengan mereka. Dalam bagian ini Jelaskan bahwa yang bertujuan mengaplikasikan
pengajaran nya tentang benih dan tanah ini bagi orang yang mendengar pesan kerajaan sorga,
firman Allah dengan menyebutkan rincian rinciannya seperti pinggir jalan, Tanah yang berbatu-
batu, dan semak semak Duri.
Bab 5: Perumpamaan tentang benih yang tumbuh
Di dalam perumpamaan tentang Penabur, kehidupan petani terlihat paralel tidur pada waktu
malam dan aktif kembali pada pagi hari titik pada saat panen dia meletakkan sabitnya di atas biji-
bijian gandum. Di dalam Perumahan ini penting karena menekankan tentang cara menabur,
pertumbuhan dan menyiangi rumput, tetapi perempuan ini tidak menceritakannya secara rinci. Di
dalam perumpamaan ini, petani hanya sebagai asisten di dalam pekerjaan Ilahi dia menabur
benih dan hari demi hari melakukan pekerjaan yang perlu dia pergi untuk bisnisnya.
Perumpamaan tentang benih yang tumbuh ini benar-benar merupakan perumpamaan yang
merupakan kejadian yang berurutan: masa Penabur kemudian tibalah masa menuai manifestasi
dari Kerajaan Allah adalah sesudah pelayanan firman Allah yang penuh iman. Pengajaran dari
perumpamaan ini adalah: kemenangan itu pasti; saat panen sudah hampir tiba dan akan segera
tiba pada saat yang diputuskan di dalam rencana Allah Yang Kekal. Kemudian Kerajaan Allah
akan dinyatakan dengan segala kemegahannya.
Bab 6: perumpamaan tentang Lalang diantara gandum
Perumpamaan tentang Lalang diantara gandum adalah perumpamaan yang khusus di dalam Injil
Matius sama seperti perumpamaan tentang benih yang tumbuh yang hanya ditemukan di dalam
Injil Markus. Penjelasan dalam bentuk paradigma tersebut dapat dibaca sebagai berikut: 1. orang
yang menabur benih yang baik adalah anak manusia. 2. ladang adalah dunia dan 3. benih yang
baik adalah anak-anak kerajaan 4. Lalang adalah anak-anak si jahat dan 5. musuh yang menabur
benih Lalang adalah iblis 6 waktu menuai adalah akhir zaman dan 7. para penilai adalah
malaikat
Bab 7: perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi
Perumpamaan tentang biji sesawi sangat kontras dengan perempuan kandung dan Lalang di
mana perumpamaan biji sesawi ini sangat singkat. Yesus menggambarkan ukuran biji sesawi
yang menakjubkan hanya dengan beberapa kata pohon di dalam Injil Matius dan Lukas; di dalam
Injil Markus “sayuran”). Yesus menggunakan contoh dari kehidupan sehari-hari. di dalam
masyarakat kita yang modern, tidak banyak orang yang mengenal masalah kebun, yang mereka
kenal adalah makanan kalengan, botolan dan makanan bungkusan titik tetapi pada zaman Yesus,
hampir setiap orang mempunyai tanah perkebunan sendiri.
Bab 8: Perumpamaan tentang ragi
Yesus menceritakan kisah seorang wanita yang membakar roti. Hal itu merupakan pemandangan
yang yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Seorang wanita mengambil sedikit lagi,
mencampurnya dengan sejumlah besar tepung, dan membakarnya menjadi roti, yang untuk
sekali makan cukup untuk 100 orang. Tema pokok dari perumpamaan ini adalah ragi, sekali lagi
dimasukkan ke dalam tepung, maka ragi itu akan meresap kedalam seluruh adonan sampai setiap
partikel terpengaruh titik ragi tidak terlihat, tetapi pengaruhnya dapat dilihat oleh semuanya. Dan
berikanlah cara Kerajaan Allah menyatakan kekuasaan dan kehadirannya di dunia saat ini. Di
dalam perumpamaan tentang ragi, Yesus memusatkan perhatian kepada kekuatan internal
Kerajaan Allah, di mana tidak ada satupun yang tidak terkena pengaruhnya.
Bab 9 & Bab 10: perumpamaan tentang mutiara yang berharga
Apa yang diajarkan oleh perumpamaan ini? Bapak-bapak gereja seperti ireneus dan Agustin
mengidentifikasikan harta Terpendam dan mutiara dengan Kristus. Mereka melihat dengan
benar. Orang-orang yang baru bertobat menyatakan hal yang sama : saya telah menemukan
Kristus. Seorang Kristen yang masih muda tiba-tiba menemukan Kristus. Dia kembali ke
lingkungannya dengan dipenuhi sukacita, berhenti dari gaya hidupnya, dan setia kepada Tuhan
sepenuhnya. Beberapa orang menjual bisnis mereka untuk masuk ke pendidikan teologi,
habiskan, dan diutus sebagai pendeta atau misionaris demi Injil Kristus. Kristuslah yang telah
menawarkan harta Terpendam dan mutiara bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan di
dalam kehidupannya.
Bab 11: perumpamaan tentang pukat
Yesus menggunakan perumpamaan tentang Pukat untuk menggambarkan hari penghakiman. Dia
berbicara kepada murid-muridnya yang mengenal bagaimana menangkap dan menyortir ikan.
Dia berbicara dengan bahasa mereka sehingga bisa mengkomunikasikan sebuah kebenaran
rohani secara efektif. Dan karena itu Yesus memberikan penafsiran yang singkat tentang
perumpamaan ini.
Bab 12: perumpamaan tentang pengampunan
Bagaimana Yesus menunjukkan kepada Petrus bahwa dia harus mengampuni saudaranya Tanpa
Batas? Dia menceritakan kisah seorang yang hutangnya sangat banyak dan yang memohon belas
kasihan ketika keadilan dijalankan. Yesus menunjukkan bahwa manusia yang telah menerima
pengampunan harus merefleksikan belas kasihan Allah. Ketika Yesus mengajarkan doa Bapa
kami, Dia melanjutkannya Dengan mengatakan, “ karena jikalau kamu mengampuni kesalahan
orang, bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga titik tetapi jikalau kamu tidak
mengampuni orang, Bapakmu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”
Bab 13: perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur
Perumpamaan ini mengajarkan bahwa Ketika seseorang datang kepada Allah, ia tidak menerima
kasih karunia Ilahi berdasarkan kalkulasi yang diperhitungkan dengan teliti titik tetap ialah
dengan bebas memberikan jaminan pemberian pengampunan perdamaian, sukacita damai,
kebahagiaan dan kepastian kepada mereka.
Bab 14: perumpamaan tentang dua orang anak
Perumpamaan tentang dua orang anak hanya terdapat di dalam Injil Matius perumpamaan ini
ditandai dengan kesederhanaan dan dapat diringkas dengan perkataan Yakobus yang sangat
terkenal Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab
jika tidak demikian kamu menipu dirimu sendiri. Yesus mengilustrasikan Apa yang sebenarnya
dimaksud dalam kisah ayah dan 2 orang anaknya di dalam konteks rohani pada zaman itu Yesus
mengatakan bahwa anak pertama merupakan personifikasi dari para pemungut cukai dan
perempuan perempuan sundal yang hidup di dalam dosa yang menolak melakukan kehendak
Allah titik anak kedua menggambarkan sikap para pemimpin agama pada zaman Yesus. Mereka
adalah orang-orang yang melakukan segala sesuatu supaya dilihat oleh manusia.
Bab 15: perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur
Perumpamaan ini menggambarkan suatu situasi nyata di mana seorang pemilik tanah yang
bertempat tinggal di lain tempat sekali-sekali mengirim seorang hamba untuk mengumpulkan
bagian sebagaimanamestinya dari penghasilan tahunan kebun anggurnya. Perumpamaan ini
memiliki fokus kristologis tertentu bagai sebagaimana ditulis oleh penulis penulis Injil.
Perumpamaan ini ditujukan kepada imam-imam kepala, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, dan
pemimpin-pemimpin. Mereka dilukiskan sebagai penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat
dan juga sebagai tukang tukang bangunan yang berat sebelah titik mereka melawan pemilik
kebun anggur mereka membunuh anaknya dan Mereka menolak batu penjuru. Mereka memilih
bermusuhan dengan Allah dan anaknya. Mereka mendapat kekalahan yang menghancurkan dan
kematian yang tiba-tiba.
Bab 16: perumpamaan tentang perjamuan kawin
Perumpamaan ini menunjuk kepada orang yang telah dipanggil. Mereka menolak datang juga
tamu yang tidak mengenakan pakaian pesta tidak termasuk kedalam orang-orang yang dipilih
titik meskipun undangan itu bersifat universal dan meliputi semua orang hanya beberapa orang
yang menerimanya dengan iman dan pertobatan yang ditentukan untuk kehidupan kekal.
Bab 17: perumpamaan tentang pohon ara
Gambaran tentang pohon ara yang bertunas biasanya dihubungkan dengan masa turunnya berkat
dan hampir tidak pernah dihubungkan dengan massa penghancur penghancur dan malapetaka
titik perempuan semacam ini seharusnya tidak dilihat terutama dalam hubungannya dengan
malapetaka yang diramaikan di dalam percakapan ini.
Bab 18: perumpamaan tentang hamba yang berjaga-jaga
Hamba-hamba yang menunggu tuannya kembali mendapat pujian. Hamba-hamba tersebut telah
memenuhi apa yang telah diharapkan dari mereka: menunggu tuannya kembali titik Dengan
demikian juga semua orang-orang yang percaya, bukan hanya murid-murid Yesus, diminta untuk
siap, untuk berjaga-jaga dan Menanti kedatangan Tuhan. Jika mereka berdandan dan bersiap
untuk melayani dengan Pelita yang menyala terang di malam yang gelap Tuhan tidak akan
menahan upah mereka ketika dia datang.
Bab 19: perumpamaan tentang pencuri
Perumpamaan ini ditunjukkan bagi mereka yang menanti Yesus kembali dan penuh kemuliaan
dan bagi mereka yang mengabaikan perintah perintah Yesus sementara gambaran kedatangan
Allah membangkitkan Pengharapan yang penuh sukacita di antara orang-orang percaya
gambaran tentang pencuri yang mencari mangsanya menyebabkan kegelisahan dan kekhawatiran
bagi mereka yang tidak bersiap-siap.
Bab 20: perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat
Perumpamaan ini bertujuan agar para pengikut Yesus memperhatikan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Beberapa pengikut Yesus menerima talenta yang lebih banyak daripada
yang lain tetapi mereka juga dibebani tanggung jawab yang lebih besar. Setiap orang percaya
mempunyai tugas nya sendiri sendiri di dalam melayani Tuhan tidak ada seorangpun yang
dikecualikan. Yesus menggambarkan sebagai tuan rumah titik dia pergi dengan janji akan datang
kembali titik di dalam ketidak hadiran Yesus, pengikut-pengikutnya diberi talenta dan tanggung
jawab. Jika orang-orang percaya tetap setia dan bijaksana di dalam melaksanakan tugas-
tugasnya, Yesus akan memberi upah dengan berlimpah-limpah pada waktu dia datang kembali
titik tetapi jika dia tidak setia dan Berlaku tidak bertanggung jawab kedatangan Yesus akan
menjadi satu peristiwa yang tidak disangkanya yang berakibat pemisahan total ia dari umat Allah
yang disertai dengan penghukuman yang sesuai.
Bab 21: perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh
Pengajarannya adalah Yesus akan mengeluarkan mereka yang gagal melakukan kehendak Allah
Bapa dari kerajaan sorga. Pada hari kedatangan Yesus mereka akan memanggil namanya dan
menunjukkan perbuatan-perbuatan religius mereka tetapi karena kegagalan mereka melakukan
kehendak bapaku mereka tidak mendapat bagian di dalam kerajaan sorga. Perumpamaan tentang
gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh mendapatkan dimensi-dimensinya yang
benar.
Bab 22: Perumpamaan tentang talenta
Perumpamaan tentang talenta mengajarkan bahwa hamba-hamba Tuhan harus setia dengan
melaksanakan apa yang dipercayakan kepada mereka dengan tepat dan efisien sampai hari
perhitungan. Seperti garis-garis pengiring pengantin yang diharapkan untuk menunggu
kedatangan mempelai laki-laki sama demikian juga hamba-hamba itu menunggu kedatangan
tuannya. Perumpamaan ini mengajarkan bahwa setiap hamba telah menerima kasih karunia,
masing-masing menurut kemampuannya. Yesus mengetahui kemampuan setiap orang Kristen
dan dia mengharapkan adanya pertambahan.
Bab 23: penghakiman terakhir
Perumpamaan tentang domba dan kambing merupakan pendahuluan ke dalam gambaran tentang
penghakiman yang terakhir. Seperti seorang gembala yang memisahkan dombanya dari kambing,
demikian juga Yes memisahkan orang yang benar dari orang jahat pada hari penghakiman. Pada
hari itu, semua bangsa di dunia berdiri di hadapan anak-anak manusia dan dihakimi Berdasarkan
penerimaan atau penolakan mereka terhadap Yesus ketika para utusan-nya menyampaikan
tuntutan tuntutan nya.
Bab 24: perumpamaan tentang dua orang yang berhutang
Apa yang diajarkan perumpamaan tentang wanita yang diampuni dosanya ini dalam konteks
historis? Kasih terhadap Yesus hanya bisa tulus ketika kita mengakui dia sebagai juruselamat
yang mana di dalamnya kita menerima pengampunan dosa. Kita dapat memiliki rasa hormat
yang paling besar kepada Yesus dan bahkan dapat melayani dia; tetapi Kasih yang tulus bagi dia
hanya timbul ketika di dalam Yesus kita telah mengalami pengampunan dosa dan keyakinan
pengampunan titik kemudian kita telah belajar untuk mengenal dia sebagai juruselamat; Dan
kasih kita diungkapkan kepadanya dalam tindakan-tindakan yang penuh ucapan syukur.
Bab 25: orang Samaria yang murah hati
Perumpamaan tentang orang Samaria ini bersifat abadi titik penggantian pekerjaan, kebangsaan,
dan suku untuk menyamakan dengan zaman modern dan tidak ada yang berubah sejak zaman
Yesus mengajarkan perumpamaan ini. Karena itu perumpamaan ini bukan merupakan cerita dari
seorang yang melakukan perbuatan baik seolah-olah dia adalah anggota pramuka. Perumpamaan
ini merupakan tuduhan melawan mereka yang rintangan-rintangan yang tersembunyi supaya
dapat hidup dalam kenyamanan. Pesan yang diajarkannya selalu peluit perumpamaan ini
diringkas dengan kata singkat dan tajam dan ditunjukkan kepada ahli Taurat yang menyebabkan
timbulnya cerita ini. 2 Pergilah dan berbuatlah demikian dalam bahasa yang digunakan oleh
Yakobus Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya mendengar saja sebab
jika tidak demikian kamu menipu dirimu sendiri.
Bab 26: perumpamaan tentang seorang teman di tengah malam
Perempuan ini memberikan pemikiran bahwa sama seperti tuan rumah tersebut terus meminta
atau bahwa tetangganya akan membuka pintu dan memberinya roti, demikian juga orang-orang
Kristen harus terus-menerus berdoa dengan rajin titik di dalam iman dia tahu bahwa Allah akan
menjawab doanya dan memberinya sebanyak yang dia butuhkan titik Allah menjawab doa
sebagai jawaban atas iman yang diungkapkan orang percaya. Karena itu orang Kristen
mengakhiri doanya dengan kata amin. Seperti di dalam kata katekismus abad ke-16 tentang doa
Bapa kami.
Bab 27: orang kaya yang bodoh
Yesus tidak menyatakan bahwa manusia harus menghindari kekayaan, kesenangan dan
ketenangan duniawi titik demikian pula dia tidak mencoba memberi tahu orang yang datang
dengan keluhan tentang Bagian warisannya untuk mengabaikan hal-hal yang tidak bersifat
material. Manusia harus menyadari bahwa Allah adalah pemilik ciptaan yang mulia ini dan
bahwa Allah telah menempatkan manusia sebagai pengurus di dalam dunia yang diciptakannya.
Bab 28: perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah
Yesus mengajarkan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah di dalam konteks
historis mengenai perbuatan Pilatus yang mengerikan yaitu mencampur darah orang-orang
Galilea dengan darah korban persembahan mereka. Inti dari perumpamaan ini adalah bahwa
ketika waktu yang diberikan kepada manusia untuk bertobat telah habis, penghakiman Allah
dilangsungkan titik waktu yang diberikan Allah adalah satu periode anugerah yang
merefleksikan belas Kasihannya kepada manusia. Allah tidak hanya pergi sejauh 2 mil. Dia akan
pergi sejauh 3 mil dan kalau perlu 4 MI supaya bisa menyelamatkan orang berdosa. Tetapi ketika
kesabaran yang telah habis dan panggilan Allah untuk pertobatan manusia tidak diperhatikan lagi
maka penghakiman Allah tidak dapat dihindarkan lagi.
Bab 29: tempat yang paling utama dan yang paling rendah
Menyampaikan undangan kepada orang yang tidak berhak menikmati apa yang dinikmati oleh
orang kaya, patut menerima pujian sebagai orang yang berbahagia titik Tentu saja tidak
menunjukkan secara langsung bahwa seorang tuan rumah seharusnya tidak boleh mengundang
orang lain selain para gelandang. Ia mengajarkan bahwa perbuatan kita seharusnya dilakukan
tanpa memikirkan timbal baliknya. Perbuatan perbuatan tersebut seharusnya dilakukan dalam
semangat kasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan kerendahan hati.
Bab 30: perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih
Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih diceritakan sebagai percakapan sesudah makan
malam pada hari sabat tertentu sudah pelayanan ibadah pagi. Pelajaran dari perumpamaan ini
jelas titik Q sedang mengantuk sampah banyak dengan pesan Bahwa Kerajaan Allah telah tiba.
Mereka mendengar pesan tersebut diundang untuk bersama-sama mendiami kerjaan ini. Mereka
seharusnya tidak membuat penolakan dan penundaan, karena Yesus tidak akan menyisakan
tempat bagi mereka titik sebagai gantinya dia akan mengisi kerajaannya dengan orang-orang lain
yang berasal dari mana mana. Dia ingin rumahnya penuh. Dia berkata biarkan mereka masuk.
Bab 31: orang yang akan membangun Menara dan raja yang akan pergi berperang
Perumpamaan ini menekankan dua masalah pokok: 1 murid Yesus harus mempertimbangkan
segala sesuatu dengan hati-hati, dan 2 dia harus memiliki kemauan untuk memberikan segala
sesuatu bagi Yesus.
Bab 32: perumpamaan tentang domba yang hilang
Allah lebih bersukacita karena satu orang dari orang-orang yang terbuang ini bertobat daripada
sembilan puluh sembilan orang yang tidak memerlukan pertobatan. Dia sungguh-sungguh
tertarik di dalam keselamatan orang-orang berdosa. Sebagai seorang gembala, dia mencari
orang-orang yang tidak dapat berbuat apapun juga bagi dirinya sendiri titik Allah yang pergi
kepada manusia, bukan manusia yang datang kepada Allah.
Bab 33: perumpamaan tentang dirham yang hilang
Dua perumpamaan yaitu perumpamaan tentang domba yang hilang dan dirham yang hilang
memiliki tujuan pengabaran Injil yang pasti. Gereja, yang dikenal sebagai tubuh Kristus,
dipanggil untuk menyebarkan kasih dan perhatian kepada sesama manusia, laki-laki, perempuan
dan anak-anak yang terhilang secara rohani di dalam dunia ini.
Bab 34: perumpamaan tentang anak yang hilang
Yesus menggambarkan kasih Bapa terhadap anak-anaknya supaya jelas bahwa kasih Allah itu
tidak terbatas. Para pendengarnya mengenal Allah didalam pribadi bapak titik mereka
mengetahui bahwa dosa adalah dosa yang pertama melawan Allah, dan yang kedua melawan
sesama manusia. Perumpamaan tentang anak yang hilang memberitakan kabar baik tentang Injil.
Semua orang yang membelakangi ala, yang berpikir bahwa gereja adalah kuno dan adalah
masyarakat yang tidak membolehkan hal baru akan menemukan Bapa Surgawi yang penuh kasih
yang menunggu saat mereka kembali kepadanya.
Bab 35: perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur
Tokoh dari perumpamaan ini adalah bendahara tersebut yang telah mendapatkan reputasi tidak
jujur dan yang menyadari bahwa masa depannya dipertaruhkan, mencari dukungan dengan
bersikap jujur dan murah hati kepada para debitur tuannya. Dia tidak berpegang pada kekayaan
duniawi tetapi dengan murah hati memberikan kekayaan itu kepada mereka yang berhutang
kepada Tuhannya.
Bab 36: orang kaya dan lazarus yang miskin
Pengajaran yang diajarkan Yesus bersifat abadi: pengajaran itu merupakan peraturan yang abadi
di dalam mendengarkan firman Allah dengan taat dan penuh ucapan syukur. Kitab suci yang
mengajarkan kepada kita untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati jiwa dan pikiran
kita untuk mengasihi sesama kita seperti diri sendiri.
Bab 37: tuan dan hamba
Kontek dari perumpamaan ini adalah hubungan yang dingin dan kaku antara seorang tuan
dengan budaknya pada zaman dahulu, dimana seorang budak diharapkan untuk mematuhi
apapun yang diperintahkan Tuhannya untuk dikerjakan. Yesus menceritakan perumpamaan
tentang tuan dan hamba untuk memberitakan perspektif tentang arti menjadi seorang hamba
kepada murid-muridnya. Tuhan tersebut dapat membuat tuntutan-tuntutan yang jauh atas waktu
dan keterampilan hambanya. Dia berhak melakukan hal ini demi keuntungan dan kesenangannya
sendiri.
Bab 38: perumpamaan tentang Hakim yang tidak benar
Di dalam perumpamaan tentang Hakim yang tidak benar Yesus menceritakan secara lebih
khusus daripada di dalam perumpamaan tentang sahabat di tengah malam. Dengan menggunakan
perumpamaan ini Yesus mendesak pengikut-pengikutnya untuk tetap setia meskipun
kedatangannya kembali membutuhkan penantian yang penuh kesabaran. Jiwa-jiwa dari mereka
yang dibunuh karena firman Allah berseru Berapa lamakah lagi, ya penguasa yang kudus dan
benar engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam
di bumi? Wahyu 6 ayat 10.
Bab 39: perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai
Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan sikap seorang Farisi yang memandang diri
mereka sebagai orang yang khusus dan melebihi orang lain di negerinya di dalam menjalankan
rencana rencana hukum Musa. Dipenuhi dengan semangat membenarkan diri sendiri dan dengan
melemparkan pandangan yang menghina kepada orang lain di sekitarnya, orang Farisi itu
berjalan ke bait Allah untuk berdoa. Pemungut cukai tersebut berhutang uang kepada orang-
orang yang telah ditipu nya dalam jumlah yang sangat mengejutkan titik dia tidak mungkin
mendapat pembayarannya kembali ke rumah dan di samping itu dia tidak ingin Berapa banyak
orang yang telah menjadi korban penipuan ya. Dari perumpamaan ini tidak dibatasi oleh waktu
dan budaya. Orang-orang Farisi dan para pemungut cukai ada di dalam gereja sekarang ini. Jika
kita melihat di dalam cermin firman Allah kita dapat menangkap Sinar nya di dalam kehidupan
kita titik Yesus mengajarkan bahwa kerendahan hati yang benar membawa kepada kemuliaan
titik dia membenarkan kita untuk memandang hanya kepadanya untuk keselamatan kita. Ketika
kita sepenuhnya menyadari ke tidak berharga and diri kita dalam pandangan Allah dan meminta
belas kasihan ya Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menyelamatkan kita melalui anaknya.
Bab 40: perumpamaan tentang uang Mina
Perumpamaan ini diceritakan dengan warna yang hidup. Perumpamaan ini dimaksudkan untuk
mengajar mereka bahwa kesementaraan terjadi di antara kedatangannya yang pertama dan kedua.
Kelebihan buku: dalam buku ini memiliki kelebihan yaitu di mana Buku ini menceritakan
tentang perumpamaan perumpamaan Yesus semuanya dan juga mempunyai contoh-contoh yang
begitu jelas dan dapat membuat seorang pembaca buku ini mengerti tentang perumpamaan.
Dalam buku ini juga akan menambah wawasan wawasan baru tentang studi kebudayaan dan
hukum Yahudi sangat berharga untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang ajaran
Yesus dan tujuan dari buku ini juga untuk memberikan ulasan yang cukup dan terkini mengenai
tulisan-tulisan tentang perumpamaan

Buku 2:

Anda mungkin juga menyukai