Anda di halaman 1dari 5

MARKUS 4 : 30-34

HIDUP DALAM PERTUMBUHAN

I. PENDAHULUAN

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan.

Jika kita membaca bacaan ini pasti timbul pertanyaan mengapa Yesus memakai
Perumpamaan tentang biji sesawi untuk menggambarkan Kerajaan Allah?

Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tadi mari kita belajar bersama dari
perumpamaan tentang biji sesawi ini.

II. TAFSIRAN

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan.

Di antara keempat Injil,Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang
“permulaan Injil tentang Yesus” (Markus 1 : 1). Sekalipun nama penulis tidak disebut dalam
kitab itu sendiri, Gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah
penulis Injil ini. Injil Markus berbicara tentang masalah-masalah yang besar tentang
kehidupan dan kematian, kebaikan dan kejahatan, keberhasilan dan kegagalan manusia.

Kitab ini ditulis dengan maksud untuk memperkuat dasar Iman dalam setiap orang
percaya di Roma dan juga dapat mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil,
dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan
Yesus, Tuhan mereka. Ketika identitas dan misi penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas
kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama kitab Injil ini memusatkan perhatian
terutama kepada mukjizat luar biasa yang dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit
dan setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.

Tuhan Yesus sering kali mempergunakan contoh benih sawi, untuk menggambarkan
tentang perkembangan yang cepat dari sesuatu yang pada permulaannya sangat kecil tetapi
kemudian menjadi besar. Misalnya mengenai Kerajaan Allah disebut dalam Matius 13 : 31-
32 antara lain disebut : “Apabila Allah memerintah keadaannya seperti perumpamaan ini :
sebuah biji sawi diambil oleh seseorang lalu ditanam di ladangnya. Biji sawi adalah benih
yang paling kecil. Tetapi kalau sudah tumbuh,ia menjadi pohon, sehingga burung-burung
datang bersarang pada cabang-cabangnya. (kita juga dapat lihat dilukas 13 : 19).

Demikian juga biji sawi itu dipakai untuk melukiskan iman seseorang yang percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebagaimana tertulis di dalam injil matius 17 : 20 “Yesus
menjawab : sebab sekalian kurang percaya. Ingatlah ! kalau kalian mempunyai iman sebesar
biji sawi, kalian dapat berkata kepada bukit ini “pindahlah kesana” pasti bukit ini akan
pindah. Tidak ada sesuatupun yang tidak dapat kalian buat. (bnd. Injil Lukas 17 : 6).

Perumpamaan ini juga hendak menggambarkan kepada kita mengenai Umat Tuhan
atau Gereja Tuhan yang pada mulanya sering sangat kecil dan tidak berarti tetapi lambat laun
akan menyebar ke seluruh dunia. Kita lihat misalnya dalam sejarah tentang kedatangan
Tuhan Yesus ke dalam dunia ini, di mana ia telah lahir di kandang domba di Betlehem. Ia
tidak lahir di istana, meskipun ia adalah raja dari segala raja. Tetapi dengan kerendahan
Yesus datang, sehingga orang tidak menduga bahwa ia adalah juruselamat dunia.

Kalau kita lihat lagi para murid yang di panggilnya untuk menjadi pengikutnya,
mereka adalah orang-orang biasa,para nelayan, pemungut cukai yang dianggap hina oleh
masyarakat waktu itu, tetapi melalui merekalah dunia ini diperbaharui. Kerajaan Allah
sebenarnya sudah hadir di bumi di dalam diri Tuhan Yesus, tetapi tidak menonjol. Ia hanya
nampak bagi orang-orang yang beriman kepadanya. Tetapi sekali kelak ia akan menang atas
kuasa-kuasa yang sekarang menentangnya dan ia akan merangkum seluruh dunia.

Pohon yang memberikan naungan kepada burung-burung untuk membuat sarang


dibawanya (ayat 32), adalah suatu kiasan perjanjian lama yang terdapat dalam Yehezkiel 17 :
22,23 inilah yang dikatakan Tuhan yang mahatinggi dari pohon cemara yang tinggi akan
kupetik pucuknya lalu kupatahkan sebuah dahannya yang muda; ku tanam dahan itu
digunung yang menjulang ke awan. Digunung tertinggi israel ia kutancapkan. Disana ia akan
bertunas dan menghasilkan buah, lalu menjadi pohon cemara yang megah. Segala jenis
unggas akan bersarang di dalamnya dan berlindung di bawah naungannya.1

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan.

Dapat kita lihat dalam Kitab Markus pasal 4 : 30-34 ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Dalam ayatnya 30-32 :

Ungkapan yang dipakai untuk mengantarkan perumpaman ketiga tentang biji sesawi
adalah khas : Dengan apa hendaknya kita membandingkan kerajaan Allah itu? Harfiah dalam
perumpamaan apa Kerajaan Allah itu harus kita tempatkan? Jadi seolah-olah perumpamaan
adalah semacam pembungkus yang di isi dengan keberanan sesawi : bukan sayur sawi yang
biasanya tumbuh di indonesia. Perumpamaan ini dapat di pandang dengan dua cara, yaitu
sebagai menampakkan pengluasan kerajaan dari awal yang tidak berarti atau (seperti
pendapat campbell morgan), menampakkan perkembangannya menjadi terlalu besar,
sehingga burung-burung (roh-roh kejahatan) dapat bersarang dalam naungannya. Pandangan
terakhir ini cocok dalam hal adanya semacam kemantapan dalam pemakaian lambang.-
lambang (ump burung melambangkan kejahatan) baik disini maupun dalam perumpamaan
tentang penabur. Juga boleh dikatakan bahwa sejarah mendukungnya. Sebab justru ketika
dibawah kaisar konstan tinus gereja memperoleh kedudukan dan dukungan imperialis yang

1
Pdt. Drs. J. Parman,Tafsiran Injil Markus untuk kaum awam, percetakan universitas cendrawasih. Edisi 1.
Jayapura tahun 1989. Hal 49-52
tidak pernah diinginkan. Pada saat itu gereja menjadi rusak. Di lain pihak, pandangan
tradisional adalah lebih sederhana dan lebih sesuai dengan suasana umum ini yaitu
kepercayaan pada keberhasilan yang terakhir dari Firman Allah.

2. Dalam ayatnya 33,34 :

suatu pernyataan yang diberikan oleh penulis injil ini akhirnya merangkumkan tujuan
dan asas ajaran dengan perumpamaan. Kerajaan Allah adalah sangat berbeda dari pengertian-
pengertian umum tentangnya dan perumpamaan-perumpamaan tepat sekali untuk mencabut
gagasan-gagasan populer,sedang pernyataan-pernyataan langsung nampaknya tidak akan
diterima. Sifat-sifat kerajaan itu diterangkan kepada orang banyak lebih dengan cara
perbandingan daripada dengan rumusan. Tapi kepada para murid secara khusus (Yunani
kat’idian de tois idios mathetais) Yesus memberikan ajaran lebih lengkap.2

III. APLIKASI/PENERAPAN

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan.

Dalam nas ini Yesus menggambarkan Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi. Biji
sesawi merupakan benih yang terkecil dari segala benih tumbuhan tetapi benih yang kecil
jika ditanam akan bertumbuh menjadi pohon yang besar yang mengeluarkan cabang-cabang
sehingga burung-burung dapat bersarang dalam naungannya. Demikian dengan Kerajaan
Allah itu bertumbuh, yang dimulai dari Yerusalem oleh pekabaran Injil yang dilakukan oleh
para rasul ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah (Ayat 31). Sehingga
semua pengikut kristus akan semakin banyak dan kita dapat melanjutkan tugas penginjilan
tersebut hingga Kerajaan Allah itu dapat bertumbuh.

Demikian juga dengan pertumbuhan iman kita yang dimulai dari iman yang
kecil.Bagaimanakah pertumbuhan iman itu terjadi? Dalam Roma 10 : 17 Rasul Paulus
mengatakan: “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus”. Iman
kita dapat bertumbuh melalui setiap Firman yang kita dengar dan kita dapat melakukannya
dalam setiap hidup kita masing-masing, tetapi iman itu juga dapat bertumbuh melalui
tantangan hidup yang kita alami jika kita berada dalam kesusahan dan mengalami cobaan
dalam hidup kita sekalipun, iman kita harus tetap kuat dan hidup kita harus di penuhi dengan
rasa percaya kepada Tuhan. Walaupun secara nyata kita manusia terkadang ada yang mudah
putus asa dengan cobaan yang kita alami ada juga yang mengeluh dengan kesusahaan
mereka. Tetapi kita harus tahu bahwa Tuhan tidak pernah memberikan cobaan melebihi
kekuatan kita. Karena cobaan yang Tuhan berikan adalah ujian terhadap iman kita dalam 1
Korintus 10 : 13 mengatakan bahwa “pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan
karena itu ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu

2
Tafsiran Alkitab masa kini 3 Matius-Wahyu, Yayasan komunikasi Bina Kasih,Edisi 3,1983. Hal 140-141
kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.”

IV. PENUTUP/KESIMPULAN

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan.

Marilah kita hidup selalu mau bertumbuh serta tetap setia dan percaya kepada Tuhan
dan janganlah kita kuatir atau merasa putus asa dengan kehidupan kita sebab Tuhan selalu
ada bersama dengan kita. Dia selalu memberikan kekuatan bagi kita yang lemah dan
memberikan berkat dalam kehidupan kita masing-masing asal kita tetap mau setia dan
percaya kepada Tuhan bahwa Dialah sumber kekuatan kita yang selalu memberikan
pertolongan bagi kita semua. Tuhan mau kita tetap mengandalkan Dia dalam keadaan susah
maupun senang agar Iman kita tetap bertumbuh dan kita dapat menuju Kerajaan Allah.

Kira-Nya Tuhan yang punya Firman memberkati kita semua dan kita dapat
melakukannya dalam hidup kita setiap hari. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pdt. Drs. J. Parman,Tafsiran Injil Markus untuk kaum awam, percetakan universitas
cendrawasih. Edisi 1. Jayapura tahun 1989.

2. Tafsiran Alkitab masa kini 3 Matius-Wahyu,Jakarta : Yayasan komunikasi Bina


Kasih,Edisi 3,1983.

Anda mungkin juga menyukai