I. Pendahuluan Pasal ini menuliskan tentang kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus. Berita kelahiran yang dibawakan para malaikat, telah sampai kepada para gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Memang pada malam hari, para gembala duduk mengelilingi api unggun yang dipasang di muka kandang itu. Malaikat menemui mereka dan mengatakan agar mereka jangan takut sebab berita yang disampaikan adalah berita kesukaan besar untuk seluruh bangsa (ay. 10). Akan lahir Juruselamat yang tidak akan mendirikan kerajaan yang penuh kekejaman, melainkan IA akan melepaskan umat-Nya dari dosa. IA adalah Kristus, Mesias, yang telah lama dinanti-nantikan kedatangan-Nya. IA adalah Tuhan, Raja segala raja. II. Penjelasan Nas Adalah hal yang biasa, dikala manusia meragukan suatu pesan yang apabila pesan tersebut belum pernah dilihat, bahkan hal yang logis pula jika para gembala ingin memastikan hal tersebut sebab, Mesias yang dinantikan itu tidak lahir dari keluarga bangsawan melainkan seorang bayi yang dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. Mendengar pemberitahuan dari malaikat, gembala-gembala itu sedikit pun tidak menjawab berita yang disampaikan. Namun benar, tak perlu juga mereka menjawab. Sebab dalam hati mereka ingin sekali melihat apa yang terjadi sesuai dengan yang dikatakan malaikat itu, mereka ingin memastikan apakah pemberitahuan itu adalah nyata dan bukan sebatas khayalan belaka. Mereka pergi dan menjumpai Maria dan Yusuf, dan bayi yang sedang berbaring di dalam palungan. Sekalipun gembala- gembala tidak melihat sesuatu terpancar dari dalam diri bayi Yesus, akan tetapi tanda yang sederhana dari pemberitahuan itu adalah hal yang luar biasa dan lebih dari cukup untuk memastikan bahwa Mesias telah lahir yang akan melepaskan umat dari dosa, ini adalah berita kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Gembala-gembala tidak hanya tinggal diam mendengar dan melihat kabar kesukaan besar itu, melainkan mereka pergi dan memberitakan. Gembala-gembala itu pulalah pemberita Injil yang pertama dalam Perjanjian Baru. Mereka memberitahukan apa yang telah mereka lihat dan mereka alami. Mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Gembala-gembala membawa berita kesukaan besar ini dengan penuh bahagia. Akan tetapi, Maria masih menyimpan tentang hal yang terjadi ini dan menyimpan di dalam hatinya dan merenungkannya sebab masih banyak teka-teki yang telah dia alami. Maria tetap sabar, sampai Allah membuktikan rahasia itu. III. Refleksi/Kesimpulan Gambaran Mesias yang telah lahir tentu bermacam-macam pada setiap orang. Mungkin ada yang menggambarkan kelahiran Mesias itu adalah bayi yang lahir dengan penuh kekayaan, disambut oleh banyak orang, atau mungkin digambarkan sebagai bayi yang lahir dari keluarga bangsawan yang memiliki kuasa untuk menyelamatkan. Mengapa hal ini terjadi? Sebab pada saat itu, pemerintahan Romawi sungguhlah berkuasa sehingga Israel telah kehilangan kuasa politiknya dan mereka tak berdaya dalam kerajaan penyembah berhala. Pembayaran pajak sangatlah besar, sehingga umat banyak yang mengeluh dan menginginkan hadirnya seorang pembebas yang membebaskan mereka dari perbudakan ini. Maka wajarlah jika dalam gambaran bangsa Israel pada saat itu, Mesias yang lahir adalah seseorang yang lahir dari keluarga bangsawan, gagah, yang memiliki kekuatan politik dan mampu membebaskan mereka dari penderitaan. Akan tetapi, Yesus lahir di dalam palungan. Apa respons orang-orang yang mendengar berita dari para gembala itu? Mereka heran tentang apa yang dikatakan. Berita kelahiran Yesus Kristus, Juru selamat dunia merupakan berita kesukaan besar. Sebab IA adalah Raja diatas segala raja, hanya IA yang mampu membebaskan manusia dari perbudakan dosa. IA adalah Raja damai sebab IA datang tidak dengan pemerintahan yang kejam namun memberikan keadilan dan damai sejahtera. Kita sepatutnya berlaku seperti para gembala, yang tidak berdebat tentang suatu Firman yang disampaikan, tidak hanya bertanya, tidak hanya mendengar, namun mereka berbuat dan memberitakan kepada sesama. Kedamaian, keadilan, dan memperlakukan setiap orang sesuai dengan hak dan kewajibannya merupakan cara hidup kita orang percaya. Segala bangsa akan memuji dan memuliakan Allah. Muliakanlah Allah bukan hanya dengan kata-kata namun juga dengan perbuatan kepada sesama.