(Yesaya 9:5)
Kesukaan besar bagi kita umat manusia adalah kelahiran Tuhan Yesus
Kristus. Kedatangannya adalah hal yang dinanti-nantikan oleh umat manusia
di sepanjang masa. Janji yang sudah diberikan kepada Adam dan Hawa sejak
mula, sebagai jalan keluar untuk manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
Janji ini menjadi suatu hal yang terus dinanti-nantikan oleh orang-orang
dimasa itu, setiap orang menanti dan melihat, mencari dan bersiap untuk
menyambut kelahiran sang Mesias yang di janjikan oleh Allah kepada Adam
dan Hawa dan keturunannya. Dia adalah hadiah keselamatan bagi kita orang
berdosa. Dengan kedatangan Mesias ke dunia kita akan mendapat kebebasan
dari ikatan dosa yang membelenggu kita, melalui kematianNya.
***
Semua orang telah jatuh ke dalam dosa. Manusia telah menggadaikan diri dan
menjadi hamba dosa, mati secara Rohani dan pada akhirnya akan mengalami
kematian kekal di Api neraka. Itu sebabnya manusia harus diselamatkan dan
ditebus Selama masih hidup di dunia.
Karena tidak ada manusia yang dapat menyelamatkan dirinya maka Allah
sendirilah yang merendahkan diriNya, Dia datang ke dunia, lahir sebagai
manusia, dan mati untuk manusia. Itu lah kasih Nya, itulah kabar sukacita
bagi kita. Kedatangan-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa kita.
Janji itu telah ditepati dan sudah terlaksana, Juruselamat telah datang ke
dunia, telah lahir melalui seorang perawan bernama Maria. Tidak ada yang
tahu kedatanganNya, tidak ada yang sadar kelahiranNya. Tetapi malaikat
datang membawakan kabar sukacita itu kepada orang-orang yang menantikan
Dia.
Maria adalah seorang peremuan dari Nazaret. Saat itu dia sudah bertunangan
dengan Yusuf tetapi belum tinggal bersama.
Hal itu membuat maria terkejut dan takut, lalu Malaikat Gabriel berkata:
Tetapi cara Tuhan tidak terbatas seperti cara manusia, dan justru ini adalah
penentuan waktu yang tepat yaitu sebelum Maria dan Yusuf tinggal dalam
satu rumah. Karena Allah yang kudus tidak akan dilahirkan oleh benih yang
fana, dari hubungan antara laki-laki dan perempuan. Allah memakai Rahim
Maria untuk lahir sebagai Manusia seperti layaknya manusia lainnya.
Lalu bagaimana?
Roh kudus sendiri yang turun ke atas Maria dan kuasa Allah yang Mahatinggi
yang menaungi nya.
Maka ketika Malaikat Gabriel menjawab pertanyaan itu, Maria siap dan
berkata : “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu.”
Jawaban itu adalah sebuah tanggung jawab yang besar yang harus di
tanggung oleh Maria sendiri. Bukan hanya sukacita sebagai orang terpilih dan
dikarunia yang diterimanya, dia juga sadar bahwa tantangan yang mengikuti
hal itu juga besar dan sulit. Bukan hanya penghinaan dari orang lain yang
pasti tidak dapat menerima situasinya yang mengandung tanpa suami, tetapi
juga kesiapannya untuk ditinggalkan oleh tunangannya sendiri, di ceraikan
oleh Yusuf.
Selain itu kesiapan mental dari Maria sendiri menjadi tantangan. Usia nya
yang masih muda, menuntutnya harus siap untuk mengandung dan menjadi
seorang Ibu.
Hal terbesar yang harus di pikul Maria ketika menerima perkataan itu adalah
menghadapi kematian. Karena menurut kebudayaan pada zaman itu,
perempuan yang hamil di luar nikah harus di lempari dengan batu sampai
mati. Tetapi Maria tidak beralasan dan menentang perkataan Malaikat itu, dia
sepenuhnya taat dan rela untuk mempercayakan dan memberikan hidupnya
kepada rencana Allah. Dia sadar akan hal itu, maka ketika dia memberi jawab
itu, dia sudah siap mati.
Di kalangan orang Yahudi, janji-janji pernikahan diucapkan pada saat
bertunangan dan diperlukan perceraian untuk mengakhirinya. Adat
menetapkan adanya suatu selang waktu, umumnya satu tahun, sebelum
mempelai wanita dapat tinggal di rumah suaminya dan persekutuan
jasmaniah dapat dilaksanakan. Pada selang waktu inilah ternyata Maria
mengandung, sebuah keadaan yang biasanya dapat mengakibatkan hukuman
mati
Tetapi Allah ternyata tidak membiarkan Maria menghadapi hal itu sendirian.
Yusuf yang adalah tunangannya, ketika mengetahui hal tersebut pasti terkejut
dan merasa kecewa. Hal itu terbukti dari rencananya untuk menceraikan
Maria secara diam-diam. Tetapi Allah tidak membiarkan hal itu terjadi, Allah
juga mengutus Malaikat Nya untuk menjumpai Yusuf di dalam mimpi.
Yusuf juga tidak beralasan untuk menolak, dia melakukan persis seperti yang
diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Dengan tantangan yang harus
ia hadapi juga bersama-sama dengan Maria, diejek dan dihina. Tetapi kasih
Yusuf kepada Maria tetap sama dan ia siap melakukan kewajibannya untuk
menjadi seorang suami dan ayah.
Kaisar Agustus adalah kaisar Romawi pertama, dia adalah pemimpin di
Romawi ketika kelahiran Yesus.
Pada waktu itu Kaisar Agustus untuk pertama kalinya mengeluarkan perintah
untuk melakukan sensus penduduk atau pendaftaran penduduk yang ada di
bawah kekuasaannya. Setiap orang di perintahkan untuk mendaftarkan
dirinya di kota kelahirannya. Hal itu membuat Yusuf yang berasal dari
Betlehem harus kembali ke kampung halamannya untuk turut mendaftarkan
diri.
Ini adalah cara Tuhan untuk menggenapi nubuatan para nabi, bahwa Mesias
akan lahir di Kota Betlehem. Kaisar Agustus menjadi bagian dalam sejarah
kelahiran Mesias tetapi tidak turut serta mengalami sejarah tersebut.
Mereka berangkat dengan menempuh jarak yang cukup jauh, dari kota
Nazaret ke kota Betlehem. Perjalanan yang harus mereka tempuh tidak
semudah seperti saat ini. Sekarang kita dapat bebas memilih apakah
menggunakan trasportasi darat, air maupun udara. Dulu, kendaraan yang ada
hanyalah unta, kuda, atau keledai dan pilihan terakhir yang dapat kita pilih
adalah dengan berjalan kaki.
Yusuf segera mencari tempat bagi Maria yang akan segera melahirkan. Mereka
mendatangi setiap penginapan yang ada di kota itu tetapi semua penuh.
Tidak ada yang mau menerima mereka atau bahkan memberikan tempat bagi
Maria yang sangat membutuhkan penginapan saat itu. Semua tempat penuh.
Kita tidak tau apa yang mereka lakukan di penginapan itu. Apakah mereka
berjudi, pesta pora bahkan mabuk oleh Anggur.
Yusuf mengetuk setiap pintu penginapan yang ada tetapi tidak ada yang
menerima mereka. Yesus Kristus yang adalah Raja, sang pemilik Bumi dan
yang menciptakan bumi ini tidak diterima dan tidak mendapat tempat, semua
orang menolak Nya. Hingga pilihan terakhir bagi mereka adalah sebuah
kandang di dekat penginapan. Maria tidak berkomentar atau bahkan
menuntut. Mereka masuk ke dalam kandang tersebut. Satu-satunya yang
menerima Yesus adalah tempat yang hina, kandang yang hina. Yesus lahir
dengan disaksikan oleh hewan-hewan, tidak ada yang membantu Maria dan
Yusuf. Dia lahir di tempat yang sungguh amat bau dan sebenarnya tidak layak
untuk di tempati, bahkan Yesus dibaringkan di dalam palungan, tempat
makanan hewan.
Tetapi Maria diberikan kekuatan dan kesanggupan untuk melalui nya. Itulah
saat terindah, saat kelahiran Yesus ke dunia.
Di daerah itu ada para gembala yang sedang menjaga kawanan ternak, mereka
tinggal di padang.
Setelah itu tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala
tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
Hal itu adalah suatu kehormatan besar yang di dapatkan oleh para gembala.
Gembala yang tidak terpandang, tidak dianggap dan di kucilkan oleh
masyarakat mendapatkan kesempatan mendengar dan menyaksikan para
malaikat mengabarkan kelahiran Tuhan dan memuji nama Tuhan. Mereka
yang tidak didengarkan di beri kehormatan untuk mendengar berita sukacita
yang diperuntukkan bagi seluruh dunia. Mereka menjadi orang pertama yang
di khususkan untuk mendapatkan berita tentang kelahiran Mesias melalui
malaikat yang langsung datang dari Sorga.
Hal itu membawa sukacita bagi mereka, yang selama ini juga pasti sudah
mendengar dan menantikan Mesias yang akan datang ke dunia. Hal itu
terbukti dari respon mereka
“Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana
seperti yang diberitahukan Tuhan pada kita.”
Mereka cepat-cepat pergi, dan menuju kota Betlehem. Tempat yang mereka
tahu pasti sebagai kota kelahiran sang Mesias sesuai dengan apa yang telah di
nubuatkan oleh para Nabi. Mereka tau tujuan mereka walau Malaikat tidak
menyebutkan keberadaan Anak itu. Selain sebuah tanda, yaitu:
Mereka berangkat ke Betlehem dan segera menjumpai Maria, Yusuf dan Yesus
yang telah lahir. Mereka bergegas dan meninggalkan domba-domba yang
seharusnya mereka jaga, mereka tidak berlama-lama dengan memikirkan hal
lain; apa yang akan terjadi pada mereka ketika masuk ke kota mengingat
mereka adalah orang-orang yang tidak dianggap tetapi mereka tidak lagi
merasa takut atau terkucilkan, sukacita yang besar mengalahkan rasa takut
dan minder yang mereka rasakan selama ini. Dan mereka dengan berani
memberitakan tentang kelahiran Mesias sehingga orang banyak heran
mendengar ucapan mereka. Ketika mereka sampai dan melihat Yesus, mereka
terkejut dan mereka memberitahukan kepada Maria dan Yusuf tentang apa
yang telah dikatakan Malaikat kepada mereka di padang. Hal itu membuat
semua orang heran, dan Maria sendiri menyimpan perkara itu dalam hatinya
dan merenungkannya. Maria tidak menyombongkan diri sebagai orang yang
Tuhan pilih, dia diam dan merenungkan perbuatan Tuhan dalam hidupnya.
Kita tidak tahu apa yang Maria pikirkan. Bayangkan dirinya sedang
menggendong sang Mesias di tangannya, pikirannya mungkin dipenuhi
dengan perasaan kaget dan mungkin dihinggapi rasa ketidak layakan sebagai
orang yang dipilih untuk melahirkan Mesias.
Para gembala itu kembali dengan sukacita. Mereka berjalan pulang sambil
memuji dan memuliakan Allah, karena segala sesuatu yang mereka dengar
dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan malaikat
kepada mereka.
Hana adalah seorang nabi perempuan yang hidup kudus dan melayani Tuhan
sepanjang hidupnya. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan selalu
beribadah siang dan malam dengan berpuasa dan berdoa. Ia mengucap
syukur kepada Allah dan ia memberikan kesaksiaan kepada semua orang
tentang Yesus, Anak Allah. Ia memberitahukan kabar sukacita bagi mereka
yang selama ini menanti-nantikan kedatangan sang Mesias itu.
Sukacita nya melihat sang Mesias telah datang ke dunia mendorongnya untuk
menyampaikan kabar sukacita itu kepada semua orang.
Itulah natal bagi Hana, sukacita besar untuk disampailkan kepada semua
orang
Kalahiran Yesus bukan hanya dinantikan oleh bangsa Israel tetapi setiap
bangsa, khususnya orang majus.
Orang-orang Majus itu berasal dari negeri yang jauh (di sekitar teluk Persia/
sekarang disebut sebagai negara Iran). Mereka adalah kaum filsuf dan
astronom dengan ilmu alam dan perbintangan. Allah menuntun mereka
dengan sebuah bintang, yang mengarahkan mereka ke tempat dimana Yesus
berada.
Jauhnya jarak yang harus mereka tempuh tidak menghentikan mereka untuk
tetap pergi berjumpa dan menyembah Mesias yang telah lahir.
Meraka berkata :
Setelah itu mereka berangkat ke Betlehem dan saat itu bintang yang mereka
lihat di Timur itu mendahului mereka dan berhenti tepat di atas tempat Yesus
berada. Mereka sangat bersukacita melihat bintang itu. Maka mereka masuk
ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama dengan Maria lalu sujud
menyembahNya. Mereka mempersembahkan persembahan kepada-Nya
berupa emas, kemenyan dan mur.
Orang-orang majus itu tau tujuan mereka dan tau siapa yang akan mereka
sembah. Yang mereka sembah adalah Mesias. Dialah yang akan
menyelamatkan mereka dari dosa. Tuhan telah menuntun mereka kepada
Yesus dan mereka berespon dengan datang kepada nya, selayaknya datang
menghadap seorang Raja. Dengan sujud dan mempersembahkan
persembahan yang ditujukan bagi seorang raja.
Maka mereka pulang dengan sukacita. Mereka pulang dari jalan lain dan tidak
kembali kepada Herodes karena telah diigatkan di dalam mimpi.
Kelahiran Yesus bagi Raja Herodes tidak membawa sukacita seperti bagi para
gembala atau orang Majus. kelahiranNya di dunia dianggap Herodes sebagai
suatu persaingan sehingga respon pertama yang ia berikan adalah
keterkejutan, karena dia adalah raja. Posisi itu tidak ia dapatkan secara
langsung sejak ia dilahirkan tetapi harus dengan sebuah usaha untuk sampai
pada kedudukan yang tinggi itu. Tetapi seorang anak yang baru lahir telah di
sebut raja sementara ia adalah raja yang sedang memerintah, hal itu membuat
nya memandang Yesus sebagai saingan bagi kekuasannya.
Banyak suara tangis dan ratap dari setiap ibu yang ada di Betlehem saat itu.
Banyak anak yang mati terbunuh hanya oleh keegoisan dari Herodes untuk
tetap berkuasa.
Tetapi Yesus tidak mati terbunuh dengan anak lainnya. Tepat sebelum
pembunuhan massal itu terjadi, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada
Yusuf dalam mimpi dan menyuruh mereka untuk lari ke Mesir dan menetap
disana.
Itulah natal bagi Herodes, sebuah ketakutan dan mimpi terburuk bagi nya.
Bagaimana dengan saya?
Atau yang merasa kelahiranNya tidak memiliki arti bagi saya.. Dia hanya anak
biasa, yang lahir di tempat yang tidak biasa karena tidak punya pilihan.
Apakah kita sama seperti orang-orang di penginapan yang tidak mau peduli,
sibuk dengan diri sendiri, tidak ingin diganggu dan hanya melakukan segala
sesuatu yang menyenangkan hati.
Dia datang untuk kepentingan mu, Dia datang demi diri mu, orang yang
berdosa, orang yang justru menghina Yesus dan yang selalu mengecewakan
Dia, orang dengan hati yang kotor, dipenuhi oleh bau busuk yang menyengat
dan menjijikkan.
Hati kita sudah dipenuhi oleh hal-hal yang tidak berguna; di isi oleh hal-hal
hampa yang tidak berarti ; ambisi, kekuasaan, pangkat, kemegahan, harta,
status, semua hal berfokus pada diri, keinginan ku, kehendak ku, keperluan
ku, kesenangan ku, harapan ku, semua untuk kepentingan diri.
Yesus datang dan ingin lahir di tempat kotor itu, untuk membersihkannya dan
membuatnya baru seperti semula sebagaimana Dia menjadikannya dahulu,
bersih dan tersusun rapi, tempat bagi Yesus untuk tinggal dan memerintah
Apakah yang telah mengisi dan memenuhi hati kita? maukah kita
membersihkan, menyingkirkan, membuang dan mengosongkannya dari segala
hal yang selama ini menempati nya, agar Yesus dapat masuk dan berdiam
dalam kita?
Kita tidak akan pernah merasa puas dengan hal-hal yang menyangkut dengan
diri kita, ketika satu hal tercapai maka hal lain yang belum tercapai akan
menjadi keinginan berikutnya semua akan berlanjut secara terus-menerus
bahkan hingga saat kita tua atau akan mati, kita tetap merasa tidak puas dan
justru merasakan kecewa dan tetap memiliki penyesalan dengan apa yang
belum terpenuhi dan tercapai.
Ketika hati kita telah diisi dengan hal yang benar yaitu Yesus Kristus, maka
kita dapat berkata “cukup” inilah yang paling berarti dan aku sudah
menerimanya. Bukan berarti menjadi tidak peduli tetapi telah di puaskan
sehingga tidak lagi menuntun dan haus akan hal lain karena yang terpenting
sudah di terima.
Sama ketika Yusuf mengetok semua pintu penginapan yang ada, Yesus juga
mengetok hati kita. Akan kah kita sama seperti orang-orang dipenginapan
yang tidak peduli dan justru mengusir maria dan Yusuf ke tempat lain.
Ketika Yesus mengetok hati kita, akan kah kita diam? Akan kah kita tidak
peduli, akan kah kita bersembunyi, akan kah kita menutup pintu dan tidak
membiarkan Dia masuk? Atau akan kah kita mengusir dan membangtingkan
pintu bagi Nya?
Bagaimana dengan kita? Yesus masih terus mengetuk dan saat ini sedang
mengetuk pintu hati mu..
Bukalah pintu bagi Nya.. terima dan sambutlah Dia dengan sukacita untuk
masuk dan berdiam di dalam diri mu. Menjadi raja atas hidupmu.
Perayaan natal kita lalui setiap tahun. Kita turut serta merayakannya. Tetapi
apakah kita sudah mengalaminya?
Mari merayakan natal kali ini dengan memastikan orang yang kita rayakan
sudah hadir di hati kita. Sebab natal tidak akan berarti tanpa Yesus lahir di
hati. Sama seperti merayakan ulang tahun dengan bangku kosong yang tidak
dihadiri oleh orang yang berulang tahun.
Karena Penebus datang dan memberikan nyawa sebagai tebusan bagi kita
lewat kematian-Nya di atas kayu salib, maka keselamatan ditawarkan sebagai
suatu pemberian. Keselamatan itu harus diterima dengan iman. “Sebab upah
dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 3:23).
Dan Allah memberikan kita janji ini “Tetapi semua orang yang menerima-
Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka
yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12)
Untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, mari kita naikkan doa yang
benar-benar lahir dari Iman
Selamat Natal