Anda di halaman 1dari 28

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah

diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan


namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa
yang Kekal, Raja Damai

(Yesaya 9:5)

Kesukaan besar bagi kita umat manusia adalah kelahiran Tuhan Yesus
Kristus. Kedatangannya adalah hal yang dinanti-nantikan oleh umat manusia
di sepanjang masa. Janji yang sudah diberikan kepada Adam dan Hawa sejak
mula, sebagai jalan keluar untuk manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
Janji ini menjadi suatu hal yang terus dinanti-nantikan oleh orang-orang
dimasa itu, setiap orang menanti dan melihat, mencari dan bersiap untuk
menyambut kelahiran sang Mesias yang di janjikan oleh Allah kepada Adam
dan Hawa dan keturunannya. Dia adalah hadiah keselamatan bagi kita orang
berdosa. Dengan kedatangan Mesias ke dunia kita akan mendapat kebebasan
dari ikatan dosa yang membelenggu kita, melalui kematianNya.

***

Semua orang telah jatuh ke dalam dosa. Manusia telah menggadaikan diri dan
menjadi hamba dosa, mati secara Rohani dan pada akhirnya akan mengalami
kematian kekal di Api neraka. Itu sebabnya manusia harus diselamatkan dan
ditebus Selama masih hidup di dunia.

Yesus Kristus adalah satu-satunya yang dapat menebus, menyelamatkan dan


menghidupkan kita dari kematian Rohani itu. Dialah bukan salah satu tetapi
satu-satunya, karena selain Dia tidak ada yang lain. Dengan kedatangannya
ke dunia, hutang kita akan dilunaskan. Dibayarkan dengan dan hanya oleh
darah-Nya. Satu-satu nya jalan keluar bagi kita adalah dengan kematian-Nya
karena upah dosa ialah maut. Tidak ada manusia yang tidak berdosa,
sehingga tidak ada manusia yang dapat menjadi penolong bagi sesamanya.

Karena tidak ada manusia yang dapat menyelamatkan dirinya maka Allah
sendirilah yang merendahkan diriNya, Dia datang ke dunia, lahir sebagai
manusia, dan mati untuk manusia. Itu lah kasih Nya, itulah kabar sukacita
bagi kita. Kedatangan-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa kita.
Janji itu telah ditepati dan sudah terlaksana, Juruselamat telah datang ke
dunia, telah lahir melalui seorang perawan bernama Maria. Tidak ada yang
tahu kedatanganNya, tidak ada yang sadar kelahiranNya. Tetapi malaikat
datang membawakan kabar sukacita itu kepada orang-orang yang menantikan
Dia.
Maria adalah seorang peremuan dari Nazaret. Saat itu dia sudah bertunangan
dengan Yusuf tetapi belum tinggal bersama.

Ketika Malaikat Gabriel mendatangi Maria dan berkata :

“Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

Hal itu membuat maria terkejut dan takut, lalu Malaikat Gabriel berkata:

“Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di


hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia
Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta
Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan
Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaa-Nya tidak akan
berkesudahan.”

Respon Maria bukanlah penolakan atau menghindar dengan menunjuk orang


lain untuk itu, sebab dia percaya bahwa Mesias memang akan lahir dari
seorang perawan dan sebagai orang yang dikaruniai, dipilih oleh Allah, Maria
tidak menolak tetapi mempertanyakan, bagaimanakah hal itu akan terjadi
karena saat itu ia belum tinggal bersama dengan Yusuf. Dia ingin mengetahui
bagaimana Mesias akan lahir jikalau tanpa adanya hubungan antara laki-laki
dan perempuan seperti seharusnya.

Tetapi cara Tuhan tidak terbatas seperti cara manusia, dan justru ini adalah
penentuan waktu yang tepat yaitu sebelum Maria dan Yusuf tinggal dalam
satu rumah. Karena Allah yang kudus tidak akan dilahirkan oleh benih yang
fana, dari hubungan antara laki-laki dan perempuan. Allah memakai Rahim
Maria untuk lahir sebagai Manusia seperti layaknya manusia lainnya.

Lalu bagaimana?

Roh kudus sendiri yang turun ke atas Maria dan kuasa Allah yang Mahatinggi
yang menaungi nya.

Maka ketika Malaikat Gabriel menjawab pertanyaan itu, Maria siap dan
berkata : “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu.”
Jawaban itu adalah sebuah tanggung jawab yang besar yang harus di
tanggung oleh Maria sendiri. Bukan hanya sukacita sebagai orang terpilih dan
dikarunia yang diterimanya, dia juga sadar bahwa tantangan yang mengikuti
hal itu juga besar dan sulit. Bukan hanya penghinaan dari orang lain yang
pasti tidak dapat menerima situasinya yang mengandung tanpa suami, tetapi
juga kesiapannya untuk ditinggalkan oleh tunangannya sendiri, di ceraikan
oleh Yusuf.

Selain itu kesiapan mental dari Maria sendiri menjadi tantangan. Usia nya
yang masih muda, menuntutnya harus siap untuk mengandung dan menjadi
seorang Ibu.

Hal terbesar yang harus di pikul Maria ketika menerima perkataan itu adalah
menghadapi kematian. Karena menurut kebudayaan pada zaman itu,
perempuan yang hamil di luar nikah harus di lempari dengan batu sampai
mati. Tetapi Maria tidak beralasan dan menentang perkataan Malaikat itu, dia
sepenuhnya taat dan rela untuk mempercayakan dan memberikan hidupnya
kepada rencana Allah. Dia sadar akan hal itu, maka ketika dia memberi jawab
itu, dia sudah siap mati.
Di kalangan orang Yahudi, janji-janji pernikahan diucapkan pada saat
bertunangan dan diperlukan perceraian untuk mengakhirinya. Adat
menetapkan adanya suatu selang waktu, umumnya satu tahun, sebelum
mempelai wanita dapat tinggal di rumah suaminya dan persekutuan
jasmaniah dapat dilaksanakan. Pada selang waktu inilah ternyata Maria
mengandung, sebuah keadaan yang biasanya dapat mengakibatkan hukuman
mati

Tetapi Allah ternyata tidak membiarkan Maria menghadapi hal itu sendirian.
Yusuf yang adalah tunangannya, ketika mengetahui hal tersebut pasti terkejut
dan merasa kecewa. Hal itu terbukti dari rencananya untuk menceraikan
Maria secara diam-diam. Tetapi Allah tidak membiarkan hal itu terjadi, Allah
juga mengutus Malaikat Nya untuk menjumpai Yusuf di dalam mimpi.

“Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai


isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh
Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan
menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-
Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah yang
difirmankan Tuhan olehl nabi: Sesungguhnya, anak dari itu akan
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan
menamakan Dia Imanuel” yang berarti: Allah menyertai kita.”

Pernyataan tersebut pasti membuat Yusuf yang berstatus sebagai tunangan


Maria tenang, mengetahui bahwa Maria tidak melakukan dosa tetapi karena
dia adalah orang yang di pilih dan di anugerahi oleh Allah.

Yusuf juga tidak beralasan untuk menolak, dia melakukan persis seperti yang
diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Dengan tantangan yang harus
ia hadapi juga bersama-sama dengan Maria, diejek dan dihina. Tetapi kasih
Yusuf kepada Maria tetap sama dan ia siap melakukan kewajibannya untuk
menjadi seorang suami dan ayah.
Kaisar Agustus adalah kaisar Romawi pertama, dia adalah pemimpin di
Romawi ketika kelahiran Yesus.

Pada waktu itu Kaisar Agustus untuk pertama kalinya mengeluarkan perintah
untuk melakukan sensus penduduk atau pendaftaran penduduk yang ada di
bawah kekuasaannya. Setiap orang di perintahkan untuk mendaftarkan
dirinya di kota kelahirannya. Hal itu membuat Yusuf yang berasal dari
Betlehem harus kembali ke kampung halamannya untuk turut mendaftarkan
diri.

Ini adalah cara Tuhan untuk menggenapi nubuatan para nabi, bahwa Mesias
akan lahir di Kota Betlehem. Kaisar Agustus menjadi bagian dalam sejarah
kelahiran Mesias tetapi tidak turut serta mengalami sejarah tersebut.

Perintah tersebut menuntun Yusuf kembali ke Betlehem, kota kelahirannya


dengan Maria yang sedang mengandung.

Mereka berangkat dengan menempuh jarak yang cukup jauh, dari kota
Nazaret ke kota Betlehem. Perjalanan yang harus mereka tempuh tidak
semudah seperti saat ini. Sekarang kita dapat bebas memilih apakah
menggunakan trasportasi darat, air maupun udara. Dulu, kendaraan yang ada
hanyalah unta, kuda, atau keledai dan pilihan terakhir yang dapat kita pilih
adalah dengan berjalan kaki.

Kita dapat membayangkan bagaimana Maria dan Yusuf melakukan perjalanan


ke Betlehem hanya dengan keledai yang kecil dan tidak dapat berjalan dengan
cepat, dan dapat kita bayangkan perjalanan dari Nazaret ke Betlehem dengan
situasi Maria yang sedang hamil mungkin menghabiskan waktu yang lebih
lama dari seharusnya di tambah dengan rute perjalanan yang dapat kita
yakini tidak sebaik saat ini, mereka harus naik-turun bukit, melewati jalan
berbatu, terjal dan mungkin harus menyeberangi sungai.

Situasi lebih memungkinkan bagi mereka untuk tetap tinggal di Nazaret


mengingat situasi Maria yang sedang hamil tetapi hal tersebut tidak menjadi
alasan bagi mereka untuk tidak taat pada peraturan pemerintah. Mereka tetap
menjalankan kewajiban mereka sebagai warga yang taat pada aturan.
Tepat pada waktunya, sesudah tiba di kota Betlehem, waktu nya bagi
Maria melahirkan, tujuan utama dari perjalanan mereka sebenarnya adalah
untuk tiba di Betlehem, kota di mana Yesus harus dilahirkan.

Saat itu semua orang kembali ke tempat kelahirannya masing-masing,


berkumpul bersama sanak saudara dan sibuk melakukan urusannya masing-
masing. Semua tempat penginapan dipenuhi oleh orang-orang yang datang
dari berbagai tempat untuk mendaftarkan diri di tempat kelahirnnya.

Yusuf segera mencari tempat bagi Maria yang akan segera melahirkan. Mereka
mendatangi setiap penginapan yang ada di kota itu tetapi semua penuh.

Tidak ada yang mau menerima mereka atau bahkan memberikan tempat bagi
Maria yang sangat membutuhkan penginapan saat itu. Semua tempat penuh.
Kita tidak tau apa yang mereka lakukan di penginapan itu. Apakah mereka
berjudi, pesta pora bahkan mabuk oleh Anggur.

Yusuf mengetuk setiap pintu penginapan yang ada tetapi tidak ada yang
menerima mereka. Yesus Kristus yang adalah Raja, sang pemilik Bumi dan
yang menciptakan bumi ini tidak diterima dan tidak mendapat tempat, semua
orang menolak Nya. Hingga pilihan terakhir bagi mereka adalah sebuah
kandang di dekat penginapan. Maria tidak berkomentar atau bahkan
menuntut. Mereka masuk ke dalam kandang tersebut. Satu-satunya yang
menerima Yesus adalah tempat yang hina, kandang yang hina. Yesus lahir
dengan disaksikan oleh hewan-hewan, tidak ada yang membantu Maria dan
Yusuf. Dia lahir di tempat yang sungguh amat bau dan sebenarnya tidak layak
untuk di tempati, bahkan Yesus dibaringkan di dalam palungan, tempat
makanan hewan.

Bisa kita bayangkan bagaimana situasi Maria yang menghadapi pengalaman


pertamanya melahirkan anak seorang diri. Yusuf adalah tukang kayu, dia
sama sekali tidak berpengalaman dan tidak mengetahui bagaimana menolong
Maria.

Tetapi Maria diberikan kekuatan dan kesanggupan untuk melalui nya. Itulah
saat terindah, saat kelahiran Yesus ke dunia.
Di daerah itu ada para gembala yang sedang menjaga kawanan ternak, mereka
tinggal di padang.

Malaikat Allah tiba-tiba berdiri di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan


``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
meliputi mereka. Sehingga mereka sangat ketakutan.

Lalu malaikat Tuhan berkata:

“Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu


kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu
Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya
bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi di bungkus dengan lampin
dan terbaring di dalam palungan.”

Setelah itu tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala
tentara sorga yang memuji Allah, katanya:

“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera


di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Hal itu adalah suatu kehormatan besar yang di dapatkan oleh para gembala.
Gembala yang tidak terpandang, tidak dianggap dan di kucilkan oleh
masyarakat mendapatkan kesempatan mendengar dan menyaksikan para
malaikat mengabarkan kelahiran Tuhan dan memuji nama Tuhan. Mereka
yang tidak didengarkan di beri kehormatan untuk mendengar berita sukacita
yang diperuntukkan bagi seluruh dunia. Mereka menjadi orang pertama yang
di khususkan untuk mendapatkan berita tentang kelahiran Mesias melalui
malaikat yang langsung datang dari Sorga.

Hal itu membawa sukacita bagi mereka, yang selama ini juga pasti sudah
mendengar dan menantikan Mesias yang akan datang ke dunia. Hal itu
terbukti dari respon mereka

“Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana
seperti yang diberitahukan Tuhan pada kita.”

Mereka cepat-cepat pergi, dan menuju kota Betlehem. Tempat yang mereka
tahu pasti sebagai kota kelahiran sang Mesias sesuai dengan apa yang telah di
nubuatkan oleh para Nabi. Mereka tau tujuan mereka walau Malaikat tidak
menyebutkan keberadaan Anak itu. Selain sebuah tanda, yaitu:

“Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi


dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”

Mereka berangkat ke Betlehem dan segera menjumpai Maria, Yusuf dan Yesus
yang telah lahir. Mereka bergegas dan meninggalkan domba-domba yang
seharusnya mereka jaga, mereka tidak berlama-lama dengan memikirkan hal
lain; apa yang akan terjadi pada mereka ketika masuk ke kota mengingat
mereka adalah orang-orang yang tidak dianggap tetapi mereka tidak lagi
merasa takut atau terkucilkan, sukacita yang besar mengalahkan rasa takut
dan minder yang mereka rasakan selama ini. Dan mereka dengan berani
memberitakan tentang kelahiran Mesias sehingga orang banyak heran
mendengar ucapan mereka. Ketika mereka sampai dan melihat Yesus, mereka
terkejut dan mereka memberitahukan kepada Maria dan Yusuf tentang apa
yang telah dikatakan Malaikat kepada mereka di padang. Hal itu membuat
semua orang heran, dan Maria sendiri menyimpan perkara itu dalam hatinya
dan merenungkannya. Maria tidak menyombongkan diri sebagai orang yang
Tuhan pilih, dia diam dan merenungkan perbuatan Tuhan dalam hidupnya.
Kita tidak tahu apa yang Maria pikirkan. Bayangkan dirinya sedang
menggendong sang Mesias di tangannya, pikirannya mungkin dipenuhi
dengan perasaan kaget dan mungkin dihinggapi rasa ketidak layakan sebagai
orang yang dipilih untuk melahirkan Mesias.

Para gembala itu kembali dengan sukacita. Mereka berjalan pulang sambil
memuji dan memuliakan Allah, karena segala sesuatu yang mereka dengar
dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan malaikat
kepada mereka.

Itulah natal bagi para gembala.


Simeon adalah seorang yang benar dan saleh yang menantikan
penghiburan bagi Israel. Roh kudus ada di atasnya, dan kepadanya
telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia
melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan (Lukas 2:25-26)

Simeon percaya akan kedatangan Mesias. Ia terus menantikan dan


merindukan kedatangan-Nya, dan mengharapkan kedatangan-Nya dengan
penuh kesabaran. Dia pasti memiliki ketidaksabaran yang sangat tinggi,
karena hanya itulah alasannya tetap hidup. Menunggu kedatangan Mesias
yang dijanjikan padanya, melihat-Nya dan menyaksikan-Nya sendiri sebelum
kematiannya adalah hal yang ia tunggu-tunggu.

Ia mendapatkan janji yang indah, bahwa ia akan melihat Mesias sebelum ia


mati. Sehingga ia terus menantikan janji itu dengan setia. Kedatangannya ke
bait Allah bersamaan dengan Maria dan Yusuf ketika datang untuk
menyunatkan Yesus sesuai dengan yang ditentukan oleh Hukum Taurat.
Ketika ia melihat Anak itu, ia menyambut-Nya dengan penuh sukacita, sambil
memuji Allah ia berkata:

“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,


sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang
dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu
terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi
kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

Ini adalah waktu yang ditungggu-tunggu oleh Simeon, seakan-akan sebuah


impian yang menjadi kenyataan. Janji yang dinanti-nantikan telah tiba. Dan
setelah dia memperoleh kesempatan itu dia memperoleh sebuah penghiburan
sejati dan ketenangan yang luar biasa. Dia dengan sukacita dapat meminta
untuk segera pulang ke rumah Bapa. Ini adalah suatu hal yang sangat
membahagiakan bagi nya. Permintaan untuk pulang pada waktu dan situasi
yang tepat.

Inilah natal bagi Simeon. Sebuah Damai sejahtera


Hana adalah seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia
sudah lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya
bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh
empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang
malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. (Lukas 2:36-37)

Hana adalah seorang nabi perempuan yang hidup kudus dan melayani Tuhan
sepanjang hidupnya. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan selalu
beribadah siang dan malam dengan berpuasa dan berdoa. Ia mengucap
syukur kepada Allah dan ia memberikan kesaksiaan kepada semua orang
tentang Yesus, Anak Allah. Ia memberitahukan kabar sukacita bagi mereka
yang selama ini menanti-nantikan kedatangan sang Mesias itu.

Sukacita nya melihat sang Mesias telah datang ke dunia mendorongnya untuk
menyampaikan kabar sukacita itu kepada semua orang.

Itulah natal bagi Hana, sukacita besar untuk disampailkan kepada semua
orang
Kalahiran Yesus bukan hanya dinantikan oleh bangsa Israel tetapi setiap
bangsa, khususnya orang majus.

Orang-orang Majus itu berasal dari negeri yang jauh (di sekitar teluk Persia/
sekarang disebut sebagai negara Iran). Mereka adalah kaum filsuf dan
astronom dengan ilmu alam dan perbintangan. Allah menuntun mereka
dengan sebuah bintang, yang mengarahkan mereka ke tempat dimana Yesus
berada.

Dengan sebuah tanda yang Tuhan berikan, mereka menempuh perjalanan


yang sangat jauh, dari Persia/Iran ke Betlehem.

Jauhnya jarak yang harus mereka tempuh tidak menghentikan mereka untuk
tetap pergi berjumpa dan menyembah Mesias yang telah lahir.

Ketika mereka sampai di kota Yerusalem, mereka bertanya-tanya tentang


keberadaan sang Mesias yang telah lahir. Hal yang mengherankan adalah
orang Yerusalem terheran mendegar hal itu. Ternyata orang-orang Yerusalem
tidak mengetahui tentang kelahiran Yesus yang mereka nanti-nantikan.
Mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran sang Juruselamat di tengah-
tengah mereka. Mereka justru baru mengetahuinya dari orang Majus yang
datang dari negeri yang jauh mencari kaberadaan Yesus.

Hal tersebut juga membuat Herodes terkejut.

Sehingga ia segera mengumpulkan semua imam dan ahli Taurat bangsa


Yahudi untuk meminta keterangan mereka tentang tempat kelahiran Mesias

Meraka berkata :

“Di Betlehem di tanah Yehuda, karena demikianlah ada tertulis dalam


kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali
bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda,
karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan
menggembalakan umat-Ku Israel.”

Dengan demikian Herodes memerintahkan orang majus itu untuk pergi ke


Betlehem dan agar mereka kembali untuk melaporkannya kepada Herodes
agar ia juga pergi ikut menyembah Dia.

Setelah itu mereka berangkat ke Betlehem dan saat itu bintang yang mereka
lihat di Timur itu mendahului mereka dan berhenti tepat di atas tempat Yesus
berada. Mereka sangat bersukacita melihat bintang itu. Maka mereka masuk
ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama dengan Maria lalu sujud
menyembahNya. Mereka mempersembahkan persembahan kepada-Nya
berupa emas, kemenyan dan mur.

Orang-orang majus itu tau tujuan mereka dan tau siapa yang akan mereka
sembah. Yang mereka sembah adalah Mesias. Dialah yang akan
menyelamatkan mereka dari dosa. Tuhan telah menuntun mereka kepada
Yesus dan mereka berespon dengan datang kepada nya, selayaknya datang
menghadap seorang Raja. Dengan sujud dan mempersembahkan
persembahan yang ditujukan bagi seorang raja.

Maka mereka pulang dengan sukacita. Mereka pulang dari jalan lain dan tidak
kembali kepada Herodes karena telah diigatkan di dalam mimpi.

Itulah natal bagi orang majus.


Raja Herodes yang memerintah di Yudea saat itu terkejut melihat kedatangan
orang majus untuk mencari Yesus yang mereka sebut sebagai Raja Orang
Yahudi yang baru lahir.

Kelahiran Yesus bagi Raja Herodes tidak membawa sukacita seperti bagi para
gembala atau orang Majus. kelahiranNya di dunia dianggap Herodes sebagai
suatu persaingan sehingga respon pertama yang ia berikan adalah
keterkejutan, karena dia adalah raja. Posisi itu tidak ia dapatkan secara
langsung sejak ia dilahirkan tetapi harus dengan sebuah usaha untuk sampai
pada kedudukan yang tinggi itu. Tetapi seorang anak yang baru lahir telah di
sebut raja sementara ia adalah raja yang sedang memerintah, hal itu membuat
nya memandang Yesus sebagai saingan bagi kekuasannya.

Persaingannya dan tidak kesenangannya akan kelahiran Yesus tampak ketika


dia mulai berusaha menggali tentang kelahiran Mesias dari para nabi dan ahli
Taurat serta dari orang Majus yang datang untuk mencariNya. Sehingga ia
memanfaatkan orang Majus itu untuk menemukan Anak itu dan
memerintahkan mereka untuk kembali kepada nya segera setelah mereka
menemukan Anak itu. Tetapi karena tuntunan dari Tuhan, orang Majus itu
tidak kembali kepada Herodes dan justru pulang dari jalan yang lain.

Hal itu membuat Herodes sangat marah, maka ia menggunakan


kekuasaannya untuk mempertahankan kedudukan yang ia miliki dengan
memerintahkan prajurit nya untuk membunuh semua anak di Betlehem yang
berumur dua tahun ke bawah.

Banyak suara tangis dan ratap dari setiap ibu yang ada di Betlehem saat itu.
Banyak anak yang mati terbunuh hanya oleh keegoisan dari Herodes untuk
tetap berkuasa.

Tetapi Yesus tidak mati terbunuh dengan anak lainnya. Tepat sebelum
pembunuhan massal itu terjadi, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada
Yusuf dalam mimpi dan menyuruh mereka untuk lari ke Mesir dan menetap
disana.

Itulah natal bagi Herodes, sebuah ketakutan dan mimpi terburuk bagi nya.
Bagaimana dengan saya?

Apakah arti kelahiran Yesus bagi saya?

Siapa saya diantara mereka?

Orang biasa yang mendapatkan kesempatan mendengar tentang berita ini?

Atau yang merasa kelahiranNya tidak memiliki arti bagi saya.. Dia hanya anak
biasa, yang lahir di tempat yang tidak biasa karena tidak punya pilihan.

Apakah kita sama seperti orang-orang di penginapan yang tidak mau peduli,
sibuk dengan diri sendiri, tidak ingin diganggu dan hanya melakukan segala
sesuatu yang menyenangkan hati.

Adakah tempat bagi Yesus dalam hati mu?

Dia datang untuk kepentingan mu, Dia datang demi diri mu, orang yang
berdosa, orang yang justru menghina Yesus dan yang selalu mengecewakan
Dia, orang dengan hati yang kotor, dipenuhi oleh bau busuk yang menyengat
dan menjijikkan.

Hati kita sudah dipenuhi oleh hal-hal yang tidak berguna; di isi oleh hal-hal
hampa yang tidak berarti ; ambisi, kekuasaan, pangkat, kemegahan, harta,
status, semua hal berfokus pada diri, keinginan ku, kehendak ku, keperluan
ku, kesenangan ku, harapan ku, semua untuk kepentingan diri.

Tetapi, Tuhan Yesus masih tetap mau lahir di hati mu.

Yesus datang dan ingin lahir di tempat kotor itu, untuk membersihkannya dan
membuatnya baru seperti semula sebagaimana Dia menjadikannya dahulu,
bersih dan tersusun rapi, tempat bagi Yesus untuk tinggal dan memerintah

Apakah yang telah mengisi dan memenuhi hati kita? maukah kita
membersihkan, menyingkirkan, membuang dan mengosongkannya dari segala
hal yang selama ini menempati nya, agar Yesus dapat masuk dan berdiam
dalam kita?

Kita tidak akan pernah merasa puas dengan hal-hal yang menyangkut dengan
diri kita, ketika satu hal tercapai maka hal lain yang belum tercapai akan
menjadi keinginan berikutnya semua akan berlanjut secara terus-menerus
bahkan hingga saat kita tua atau akan mati, kita tetap merasa tidak puas dan
justru merasakan kecewa dan tetap memiliki penyesalan dengan apa yang
belum terpenuhi dan tercapai.
Ketika hati kita telah diisi dengan hal yang benar yaitu Yesus Kristus, maka
kita dapat berkata “cukup” inilah yang paling berarti dan aku sudah
menerimanya. Bukan berarti menjadi tidak peduli tetapi telah di puaskan
sehingga tidak lagi menuntun dan haus akan hal lain karena yang terpenting
sudah di terima.

Sama ketika Yusuf mengetok semua pintu penginapan yang ada, Yesus juga
mengetok hati kita. Akan kah kita sama seperti orang-orang dipenginapan
yang tidak peduli dan justru mengusir maria dan Yusuf ke tempat lain.

Ketika Yesus mengetok hati kita, akan kah kita diam? Akan kah kita tidak
peduli, akan kah kita bersembunyi, akan kah kita menutup pintu dan tidak
membiarkan Dia masuk? Atau akan kah kita mengusir dan membangtingkan
pintu bagi Nya?

Saya membayangkan ketika akhirnya orang-orang yang dipenginapan tahu


bahwa yang mereka tolak adalah Yesus, Mesias yang selama ini mereka nanti-
nantikan, betapa hancur nya hati mereka, malu dan menangis karena telah
menolak orang yang selama ini justru mereka nanti-nantikan… mungkin
penyesalan selalu menyelimuti mereka, “seandainya waktu dapat di ulang,
saya tidak akan memperlakukan Yesus seperti itu…..”

Bagaimana dengan kita? Yesus masih terus mengetuk dan saat ini sedang
mengetuk pintu hati mu..

Bukalah pintu bagi Nya.. terima dan sambutlah Dia dengan sukacita untuk
masuk dan berdiam di dalam diri mu. Menjadi raja atas hidupmu.

Mari kita renungkan..

Perayaan natal kita lalui setiap tahun. Kita turut serta merayakannya. Tetapi
apakah kita sudah mengalaminya?

Perayaan tidak akan berarti tanpa kehadiran orang yang dirayakan.

Mari merayakan natal kali ini dengan memastikan orang yang kita rayakan
sudah hadir di hati kita. Sebab natal tidak akan berarti tanpa Yesus lahir di
hati. Sama seperti merayakan ulang tahun dengan bangku kosong yang tidak
dihadiri oleh orang yang berulang tahun.

Pastikanlah bangku itu terisi!

Karena Penebus datang dan memberikan nyawa sebagai tebusan bagi kita
lewat kematian-Nya di atas kayu salib, maka keselamatan ditawarkan sebagai
suatu pemberian. Keselamatan itu harus diterima dengan iman. “Sebab upah
dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 3:23).

Dan Allah memberikan kita janji ini “Tetapi semua orang yang menerima-
Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka
yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12)

Untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, mari kita naikkan doa yang
benar-benar lahir dari Iman

Selamat Natal

_Soli Deo Gloria_

Anda mungkin juga menyukai