Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 7

Nama anggota

1. Bartolomeus Hendriyanto (Rhet A)


2. BV. Ricky Yosan A.N (Rhet A)
3. Matius Dendy (Rhet B)

Yesus yang Dikandung dari Roh Kudus dan Dilahirkan oleh Perawan Maria

A. Yesus Dikandung dari Roh Kudus


Berbicara tentang Yesus yang Dikandung dari Roh Kudus kurang lengkap kalau
kita sendiri tidak mengetahui siapa itu Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi ketiga
Allah Tritunggal. Maka, Yesus dikandung dari Roh Kudus berarti Yesus berasal dari
Allah dan Yesus sungguh Allah (bdk. Mat 1:18-20; Luk 1 :35). Ke-Allahan itu tampak
dalam sabda dan karyanya. Berarti Roh Kudus ini memiliki kesatuan yang erat / tak
terpisahkan dari Allah Tritunggal. Roh Kudus juga mempunyai keadaan yang kekal
(abadi). Roh Kudus juga selalu hadir dan menyertai hidup manusia yang berarti selalu
ada dalam hidup manusia. Roh Kudus juga memiliki kuasa untuk melakukan segala
sesuatu menurut perintah Bapa, seperti Yesus yang Dikandung dari Roh Kudus.
Jadi, Yesus yang Dikandung dari Roh Kudus berari Allah yang menghendaki
kelahiran Putera-Nya yang tunggal untuk menebus dosa manusia. Maka, Allah telah
menurunkan Roh Kudus ke dalam rahim Maria dan kuasa Allah yang Mahatinggi
menaunginya sehingga Yesus dimungkinkan untuk bertumbuh dalam rahim seorang
Perawan Maria dan lahirlah Yesus Kristus melalui seorang perawan, tanpa campur tangan
seorang pria. Yesus dikandung dari Roh Kudus berarti Roh Kudus yang menjamin
dikandungnya anak itu menjadi manusia penyelamatan Allah bukan hanya dalam hidup
publiknya melainkan sejak awal kehidupan di dalam kandungan ibunya.
B. Pribadi Perawan Maria dan Alasan Allah Memilih Maria
Maria adalah seorang gadis perawan yang tinggal di Nazaret dan Maria mendapat
kabar Sukacita dari Malaikat Gabriel untuk mengandung dan melahirkan Yesus putra-
Nya. Hal ini yang membuat Maria menjadi tunangan Yusuf yang dipilih secara khusus
oleh Allah untuk karya keselamatan Allah dalam diri Putra-Nya agar tidak melanggar
adat saat itu. Hal ini dikarenakan, saat itu seorang yang hamil tanpa suami akan dibuang /
dikucilkan. Maria juga sebagai Bunda Yesus, Bunda Allah dan, Bunda Gereja. Bunda
Yesus berarti ibu kandung dari Yesus sendiri. Bunda Allah berarti Maria ibu dari Allah
yang beserta kita (bdk. Mat 1:23). Dasar lain adalah Maria akan melahirkan Anak Allah
yang kudus (bdk. Luk 1:35). Bunda Gereja berarti Maria ibu rohani / spiritual kita (bdk.
Yoh 19:26-27). Hal ini didasari oleh penyerahan Maria kepada Yohanes sebagai rasul
yang paling dikasihi Yesus yang berarti Yesus mempercayakan ibu-Nya kepada kita
semua (Gereja melalui Yohanes sebagai wakil Gereja.
Maria dipilih oleh Allah, karena ia seorang yang rendah hati dan setia kepada
kehendak Allah (bdk. Luk 1:38). Selain itu juga, Allah memilih Maria karena Maria
sendiri mengharapkan kedatangan Sang Mesias di dunia ini. Allah memilih Bunda Maria
untuk menjadi ibu Tuhan (Theotokos), karena Maria dipersiapkan secara khusus,
sehingga sejak dari dalam kandungan ibunya (Anna) tidak berbuat dosa. Ia tetap
perawan1 (dogma 1854). Oleh rahmat dan perlindungan Allah, Maria terlindung dari
segala noda dosa, khususnya dosa asal dan Maria hidup tanpa cela. Keterpilihan Maria
menjadi Ibu Tuhan ini membuka kembali pintu surga yang telah tertutup karena dosa
Hawa. Maria adalah Hawa baru, ibu dari semua yang hidup, sebagaimana Kristus adalah
Adam baru. Kepasrahannya yang total kepada rencana dan kehendak Allah menjadikan
Maria sangat berkenan di hadapan Allah.
C. Keperawanan Maria dan saudara-saudara Yesus

Kondisi diri Maria saat menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel adalah
perawan. Hal ini dilihat dari pertanyaannya kepada Malaikat Gabriel “Bagaimana hal itu
mungkin terjadi, sebab aku belum bersuami?”. Kutipan di atas menandakan Maria masih
perawan, walaupun ia sudah bertunangan dengan Yusuf, karena Maria tidak berhubungan
seksual dengan Yusuf. Maria juga mengandung Yesus dari Roh Kudus, buka dari Yusuf.
Walaupun demikian, Yusuf tetap mengambil Maria sebagai istrinya dan tidak bersetubuh
dengan Maria sampai ia melahirkan Yesus (bdk. Mat 1:24-25).

Dalam arti ini keperawanan Maria berarti belum melakukan hubungan seksual
dengan Yusuf sebagai suami dan istri.  Keperawanan Maria sebelum, pada saat dan

1
Dogma Maria 1854
sesudah melahirkan Yesus Kristus, sehingga Maria adalah perawan selamanya 2. Dengan
kuasa Roh Kudus yang sama, Yesus lahir tanpa merusak keperawanan Bunda Maria,
seperti halnya setelah kebangkitan-Nya, Dia dapat datang ke dalam ruang tempat para
murid-Nya berdoa, tanpa merusak semua pintu yang terkunci (bdk. Yoh 20:26)3.

Maria tetap perawan juga dibuktikan dari komitmen Maria atas dirinya yang tidak
akan mempunyai anak sesudah Yesus sebagai perwujudan kaul kemurniannya. Banyak
orang yang berdebat tentang saudara – saudara Yesus, seperti : Yakobus, Yoses, Simon
dan Yudas (bdk. Mrk 6:1-6). Hal ini sepintas menunjukkan bukti bahwa Maria
melahirkan anak – anak dari perkawinannya dengan Yusuf atau Yesus memiliki adik –
adik. Namun, dalam tradisi Yahudi arti saudara memiliki makna yang luas. Dalam bahasa
Ibrani kata ah = saudara yang berarti tidak mutlak saudara kandung dapat juga berarti
saudara dekat (bdk. Kej 43:5) atau saudara sepupu (bdk. Im 10:14).

Bukti – bukti Yesus tidak memiliki saudara kandung adalah saudara – saudara
Yesus tidak pernah disebut anak Maria melainkan Yesus disebut sebagai anak Maria
(bdk. Mat 13:53-58). Kemudian, saat Yesus bersama Maria dan Yusuf pergi ke Bait Allah
tidak ada kesan Maria dan Yusuf meninggalkan anak – anak lain di rumahnya. Selain itu
juga, Ibu Yakobus dan Yoses bukanlah Maria ibu Yesus melainkan Maria saudara Ibu
Yesus yang merupakan Istri Kleopas (bdk. Yoh 19:25). Dan yang terakhir Yesus
menyerahkan Ibu-Nya kepada rasul Yohanes bukan kepada saudara – saudara-Nya.
Beberapa hal ini membuktikan bahwa Yesus tidak memiliki saudara kandung dan Maria
tidak memiliki anak selain Yesus sehingga Maria tetap perawan sesudah melahirkan
Yesus.

D. Kelahiran Yesus

Yesus dilahirkan oleh perawan Maria berarti Maria yang melahirkan Yesus dari
rahim-Nya yang tetap perawan setelah melahirkan Yesus, dimana ini terbukti dari
penyerahan diri secara utuh bagi Sang Pencipta dan Maria membuktikan itu dengan setia
pada panggilan Ilahi yang ditawarkan padanya dan Gereja yakin akan kebenaran itu.
2
St. Agustinus, Sermons, 186, Heresies, 56; Jurgens, vol.3, n. 1518 dan 1974d

3
St. Agustinus, Letters no. 137., seperti dikutip oleh John R. Willis, SJ, The Teaching of the Church Fathers, p. 360.).
Yesus juga memiliki sifat-sifat seperti manusia yaitu makan dan minum, letih, lelah,
tidur, sedih, berbelaskasihan, menangis, dan marah. Semuanya ini menyatakan bahwa
Yesus sungguh manusia yang turut merasakan kelemahan kita, namun Ia tidak berbuat
dosa (lih. Ibr 4:15).

E. Kesimpulan
Yesus dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan oleh perawan Maria berarti
kehadiran Yesus sungguh inisiatif Allah sendiri yang mengutus putra-Nya untuk
menyelamatkan manusia melalui Bunda Maria sebagai orang pilihan Allah. Dalam diri
Maria lah Roh Kudus berkarya sehingga Yesus bukan berasal dari karya manusia,
melainkan karya Allah sendiri. Dengan demikian membuat Yesus adalah kudus Anak
Allah. Ini juga membuat Maria tetap perawan, meskipun sudah melahirkan Yesus, karena
Maria tidak memiliki anak lain selain Yesus. Hal ini didasari oleh penyerahan diri Maria
secara utuh kepada Allah dengan perkataannya “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku
menurut perkataan-Mu” yang sudah teruji dalam hidupnya, khususnya dalam
menjalankan panggilan Ilahi yang ditawarkan padanya hingga akhir hidupnya.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Suwandi Alex, I. 1989. Tanya Jawab Syahadat Iman Katolik. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
2. Lalu, Yosef. 2014. Gereja Katolik Memberi Kesaksian Tentang Makna Hidup.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta
3. Darmawijaya, St. 1990. Masa Kanak-kanak Yesus. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
4. https://www.researchgate.net/publication/334062866_BUNDA_MARIA_DALA
M_PANDANGAN_GEREJA_KATOLIK_DAN_KRISTEN_DALAM_PERSPE
KTIF_FENOMENOLOGI_AGAMA
5. http://suciharto.blogspot.com/2011/09/mariologi-5-dogma-maria-tetap-
perawan.html

Anda mungkin juga menyukai