Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

SIAPA YESUS ?

OLEH :

ARRY IMANUEL DJARA

NIM : 2313020014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan yang maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan
berkah, rahmat, sertaanugerah-Nya sehingga kami kelompok II dapat menyelesaikan
Makalah tentang Siapa Yesus ? Supaya pembaca memaknai, menghayati dan
mendalami bahwa Yesus Kristus, Anak tunggal Allah yang hadir kedunia sebagai
manusia dan mempunyai kuasa ilahi sehingga Ia Lahir kedunia sebagai alat
penghubung kembali relasi Tuhan dan manusia, kemudianmati untuk menebus dosa
umat manusia agar genap seluruh isi kitab para nabi.
Kami menyadari bahwa Makalah Siapa Yesus ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap adanya masukan, baik berupa kritik
ataupun saran yang dapat membantu kami untuk lebih baik lagi dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah yang kami buat bisa menjadi manfaat bagi
pembaca dan mendalami bagaimana pengorbanan Yesus untuk kita orang percaya
dalam kehidupan kita.
Kupang,02 Maret 2024

ARRY IMANUEL DJARA


BAB I

PENDAHALUAN

1.1 Latar belakang

Yesus merupakan seorang tokoh kontroversial semasa hidupnya.Kehidupan


Yesus menjadi sorotan utama sejak awal kelahiran-Nya. Mujizat-mujizat yang
Yesus lakukan membuat banyak orang bertanya siapakah Dia sehingga Dia
mampu melakukan perbuatan ajaib?Yesus melakukan mujizat-mujizat-Nya secara
langsung dan melalui perantara.Akan tetapi, pertanyaan mengenai siapa itu Yesus
belum bisa mendapat jawaban pasti. Karena untuk mendefinisikan siapa itu Yesus
maka tergantung dari diri kita masing-masing melalui pergumulan dan pengalaman
kehidupan kita sebagai orang percaya yang berusaha menghayati kehidupan
Yesus yang ada dalam pribadi setiap orang percaya.

Sejak Yesus dilahirkan Dia sudah disebut sebagai Mesias.“ Hari ini telah
lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud (Luk 2:11)“. Yesus
bukan dibuat melainkan Ia dikandung dari pada Roh Kudus dan lahir dari Rahim
seorang manusia yaitu Maria. Artinya, Yesus Kristus adalah 100% manusia dan
100% Tuhan.

Manifestasi Yesus Kristus sebagai manusia merupakan peristiwa yang


sangat dihormati oleh umat Kristiani secara keseluruhan. Perwujudan ini
tergantung pada kemurahan hati dan kasih Tuhan kepada manusia. Setelah
manusia terjerumus dalam perbuatan zalim di Taman Eden, hubungan Tuhan
dengan manusia pun terputus. Dalam Kitab-Kitab Ibrani terdapat banyak
penebusan dosa untuk menebus dosa-dosa manusia, meskipun kenyataannya
manusia masih kafir. Dosa didapat dari pendahulu kita sehingga dalam kekuasaan
Tuhan, Dia telah mengatur sesuatu yang membawa kebaikan bagi manusia.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadanya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal (yoh 3:16)
1.2 Rumusan masalah
1. Siapa itu Yesus ?
2. Apakah Yesus sama dengan Allah dan Roh kudus ?
3. Mengapa Allah mengutus Yesus untuk datang kedunia?
4. Apa saja yang Yesus lakukan selama ada didunia?
5. Apa saja peran Yesus dalam rumah tangga dan disebut sebagai mempelai
pria ?
1.3 Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui siapa itu Yesus
2. Mampu membedakan Antara Allah, Yesus, dan Roh Kudus
3. Untuk mengetahui tujuan Allah mengutus Putera-Nya
4. Untuk mengetahui mujizat-mujizat dan karya Tuhan selama ada didunia
5. Untuk mengetahui peran Yesus dalam rumah tangga
METODE

Makalah ini menggunakan metode studi pustaka. Data diperoleh dari berbagai sumber
seperti buku, artikel ilmiah, dan jurnal online yang membahas tentang SIAPA YESUS
?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Siapa Yesus ?

a. Pengertian Yesus

Ada banyak orang terkenal di dunia. Kita mungkin tahu nama mereka. Tapi, itu
tidak berarti bahwa kita benar-benar mengenal mereka.Kita belum tentu tahu
segala sesuatu tentang kehidupan dan sifat asli mereka.Kita mungkin pernah
mendengar tentang Yesus Kristus walaupun dia hidup di bumi sekitar 2.000 tahun
yang lalu. Tapi, ada banyak yang tidak tahu orang seperti apa Yesus itu. Ada yang
bilang bahwa dia itu orang baik, yang lain bilang bahwa dia adalah nabi, dan ada
yang percaya bahwa dia itu Allah.

Dalam Alkitab Perjanjian Baru, Yesus disebut sebagai “Anak Allah”. Istilah ini
digunakan karena Yesus, tidak seperti manusia lain karena Yesus berasal dari
Allah. Maka Allah adalah “Bapa” dari Yesus (dalam Bahasa Ibrani kata “bapa” juga
berarti “sumber”). Yesus bukan termasuk ciptaan Allah karena Ia adalah Firman
Allah yang inkarnasi menjadi manusia. Karena itu Yesus disebut juga “Anak
Manusia”, Allah dan Anak Allah (Yesus) adalah kekal (tidak berawal dan tidak
berakhir).

Yesus, menurut Alkitab adalah cahaya dan gambar Allah yang dapat dipahami
dan dilihat oleh manusia (karena ia sendiri adalah manusia). Sedangkan Allah
sendiri adalah sosok yang tidak terjangkau oleh manusia.Artinya manusia tidak bisa
melihat Allah dalam keadaan yang sesungguhnya. “Melihat”, bukan hanya dalam
pengertian melihat dengan mata jasmani, namun Allah tidak bisa dideteksi dengan
semua indra manusia dan dibayangkan atau dipikirkan dan dipahami oleh pikiran
manusia. Hanya satu manusia yang bisa “melihat” Allah dalam keadaan yang
sesungguhnya yaitu Yesus.Yesus mengenal Allah secara sempurna karena Yesus
sendiri berasal dari Allah, Diaa adalah Anak Allah.
Nama "Yesus".adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani "Jehoshua", atau
singkatannya "Joshua". Bentuknya yang berbeda adalah "Jeshua" dan "Hoshea".
"Yesus" berarti Pembebas dan bahwa nama ini adalah pilihan Ilahi yang tertulis
dalam Injil Matius 1:21 - "Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa
mereka". Oleh sebab itu, kaum Nasrani mengenal Yesus sebagai Juruselamat.

Oleh sebab itu, kita harus mengetahui silsilah dari kelahiran sampai kematian
Yesus Kristus terlebih dahulu.Yesus dikandung dari pada Roh Kudus dan lahir dari
rahim seorang manusia yaitu Maria. Sehingga Yusuf dan Maria menamai Ia
“Imanuel”- yang berarti Allah menyertai kita (Matius 1:23). Kedatangan Yesus
dibumi ini sudah dinubuatkan Tuhan setelah manusia pertama jatuh kedalam dosa
dan membuat relasi Antara Tuhan dengan manusia menjadi putus sehingga Ia
mengutus Yesus Kristus hadir kedunia. Ketika Yesus beranjak remaja yaitu pada
usia-Nya yang kedua belas, Yesus pun berkeliling diseluruh Galilea; Ia mengajar
dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan diantara bangsa itu (Mat 4:23).
Sehingga dari peristiwa ajaib yang Yesus lakukan, maka banyak orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari
Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan (Mat 4:25).
Selain itu, banyak juga yang Yesus ajarkan dan banyak membuat mujizat-mujizat
ajaib serta perumpamaan yang Ia lakukan. Sehingga dari itulah Yesus memiliki
keduabelas murid. Namun, sebelum masa penghakiman terakhir sesuai dengan
Matius 25:31-46. Yesus sudah mengetahui akan hal tersebut. Suatu ketika, salah
seorang murid mengkhianati Yesus (Matius 26:14-16; Markus 14:10-11; Lukas
22:3-6) dan Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan
Yesus.Karena Yesus adalah anak Allah maka Yesus sudah mengetahui terlebih
dahulu ketetapan-ketetapan Allah. Sehingga, pada saat Yesus makan Paskah
bersama murid-muridnya (Matius 26:17-25; Markus 24:12-21; Lukas 22:7-14,21-23;
Yohanes 13:21-30) pada saat itu Yesus telah mengatakan tentang salah seorang
murid yang akan berkhianat kepada Dia dan Yesus menetapkan Perjamuan malam
bersama-sama dengan murid-muridnya. Lalu Petrus menyangkal Yesus. Karena
Yesus mengetahui hariNya telah tiba, Ia pergi dan berdoa di taman Getsemani,
pada saat inilah Yesus menjadi manusia sejati. Ia tidak menggunakan otoritas-Nya
sebagai Tuhan melainkan sebagai manusia agar genaplah seluruh isi kitab para
Nabi. Kemudian Yesus ditangkap dan Ia melewati jalan via dolorosa. Ia dihina,di
maki, di cambuk, di ludahi dan di ditelanjangi. Bahkan, jubbah kebesaran-Nya
diundikan. Sampai pada titik akhir, Ia disalibkan demi menebus dosa umat manusia.
Lalu Ia mati dan dikuburkan, kemudian Ia bangkit pada hari yang ketiga dan
menampakan diri kepada Maria dan murid-muridnya. Lalu Yesus membawa mereka
ke luar kota sampai dekat Bethania. Disitulah Yesus mengangkat tangan –Nya dan
memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari
mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu
mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.Mereka senantiasa
berada dalam bait Allah dan memuliakan Allah (Yohanes 24:50-53).Dan pada hari
Penthakosta Allah mencurahkan Roh Kudus keatas semua manusia.

Sehingga pertanyaan mengenai siapa itu Yesus belum bisa mendapat jawaban
pasti. Karena untuk mendefinisikan siapa itu Yesus maka tergantung dari diri kita
masing-masing melalui pergumulan dan pengalaman kehidupan kita sebagai orang
percaya yang berusaha menghayati kehidupan Yesus yang ada dalam pribadi
setiap orang percaya. Namun, melalui mujizat-mujizat yang Yesus lakukan banyak
orang yang belum mempercayai Yesus dengan sepenuhnya.Akan tetapi, menurut
Kisah kelahiran Yesus. Maka Yesus dapat diartikan sebagai Imanuel-Allah
menyertai kita (Matius 1:23)dan sebagai Juruselamat manusia (dalam Injil Matius
1:21b - "Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka)

b. Yesus adalah Manusia


Tuhan Yesus 100% Allah dan 100% manusia, juga termasuk bagaimana Ia
mengambil rupa (the form of) manusia di dalam Dia mengerjakan keselamatan. Di
dalam hal ini, tentu kita tidak menyangkali bahwa Yesus memang adalah Allah,
sehingga Ia tetap 100% Allah, bahkan ketika Ia berinkarnasi menjadi manusia,
bukan berarti Ia kehilangan keallahan-Nya, melainkan Ia tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah (the condition and position as God) sebagai hal dan hak
yang harus Ia pertahankan, sehingga Ia mau merendahkan diri dan menjadi
manusia. Dengan demikian kita tidak membicarakan keaslian dan keutuhan
keilahian Kristus. Yesus adalah Allah Pribadi Kedua Allah Tritunggal yang
berinkarnasi seturut Yohanes 1:1-14.

Kemanusiaan Kristus merupakan syarat utama dan keharusan mutlak (the


absolute necessity) bagi Kristus untuk menjadi penebus manusia.Dosa manusia
hanya bisa diambil alih dan digantikan oleh manusia. Untuk itu, seturut Yohanes
1:1-14, Yesus (Firman) itu adalah Allah, yang menjadi manusia (inkarnasi), menjadi
daging. “Menjadi daging” (in-carnal = di dalam daging) adalah pernyataan khusus
Yohanes utk memberikan penjelasan tegas bahwa Yesus bukan sekadar Allah
yang berjubah manusia (bersifat manusia fiktif), tetapi betul-betul “masuk ke dalam
daging” (lihat buku Teologi Sistematika: Doktrin Keselamatan, Louis Berkhof,
Penerbit Momentum). Di situ, kita melihat bagaimana bahwa Allah (Bapa) yang
menetapkan Kristus menjadi manusia untuk menjadi jalan pendamaian bagi
manusia agar bisa berdamai kembali dengan Bapa, dan untuk itu, Yesus menjadi
“yang sulung” dari banyak saudara karena manusia dicipta menurut “rupa”-Nya
(Rm. 8:29-30).

Secara theologis, Yesus harus mengalami kematian yang sejati agar Dia dapat
membayar hutang dosa manusia yaitu “upah dosa adalah maut” (Rm. 6:23). Jika
Kristus bukan manusia sejati, maka Ia juga tidak bisa mati sejati. Apalagi kalau
Kristus hanya mengenakan kemanusiaan sebagai “kedok” belaka, maka kematian-
Nya pun adalah kematian palsu.Dengan demikian penebusan Kristus tidak sah
secara tuntutan keadilan Allah.Kristus harus membayar murka Allah dan tuntutan
keadilan Allah. Maka, dengan demikian, seperti yang dinyatakan Alkitab, Yesus
harus 100% manusia sehingga Ia menggantikan manusia yang berdosa. Maka
dengan demikian, kita menerima pengakuan iman yang menyatakan bahwa “Yesus
100% Allah dan 100% manusia.”

2. Yesus berkembang dan mencipta seperti manusia pada umumnya. Yesus


bertumbuh seperti manusia. Oleh karena itu, dikatakan dalam Kitab Baik bahwa Dia
“menjadi lebih kuat dan kokoh, dipenuhi dengan kecerdikan, dan keindahan Allah
telah tiba” (Lukas 2:40), dan bahwa Dia “berkembang dalam kekuatan, kelihaian,
dan pemujaan. dengan Allah dan manusia” (Lukas 2:52).Peningkatan fisik dan
mental Kristus bukan karena sifat surgawi-Nya, namun karena hukum
perkembangan manusia pada umumnya. Bagaimanapun juga, fakta bahwa Kristus
tidak memiliki sifat yang sama dan Dia bersumpah untuk menjauhi perbuatan jahat
berdampak positif pada kejadian psikologis dan aktual-Nya. Perkembangan
psikologis Yesus bukan sekedar akibat dari perumpamaan di sekolah-sekolah pada
masa itu (Yohanes 7:15), namun harus dilihat sebagai akibat dari pendidikan-Nya di
keluarga yang taat, kecenderungan-Nya untuk terus-menerus hadir menggantikan
kasih (Lukas 4:16), kunjungan-Nya ke Tempat Suci (Lukas 2:41, 46), ulasan Kitab
Suci-Nya (Lukas 4:17), dan lebih jauh lagi mengingat fakta bahwa Dia
menggunakan bait-bait Kitab Suci ketika menghadapi babak penyisihan, dan
karena kemitraan-Nya dengan Allah Bapa (Imprint 1:35; John 4:32-34).

3. Dia Memiliki Unsur Penting Sifat Manusia. Bahwa Kristus memiliki tubuh
jasmani terlihat jelas dari ayat-ayat yang mengatakan, “tuangkanlah minyak ke
tubuh-Ku” (Matius 26:12); "yang dimaksud dengan Bait Suci adalah tubuh-Nya
sendiri" (Yohanes 2:21); “Ia juga menjadi sama dengan mereka dan ikut ambil
bagian dalam daging dan darah mereka” (Ibrani 2:14); “tetapi Engkau telah
menyediakan tubuh untuk-Ku” (Ibrani 10:5); “Kita telah dikuduskan satu kali untuk
selama-lamanya karena persembahan tubuh Yesus Kristus” (Ibrani 10:10). Bahkan
setelah Ia bangkit Ia bersabda, “Raihlah Aku dan lihatlah, sebab hantu tidak
mempunyai daging dan tulang, seperti yang kamu lihat, Aku mempunyainya” (Lukas
24:39). Kristus tidak hanya memiliki tubuh fisik manusia, Ia juga memiliki unsur-
unsur sifat manusia lainnya, seperti kecerdasan dan kesukarelaan. Ia mampu
berpikir logis. Alkitab menyebut Dia mempunyai jiwa dan/atau roh (Matius 26:38;
bandingkan dengan Markus 8:12; Yohanes 12:27; 13:21; Markus 2:8; Lukas 23:46;
dalam Alkitab bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai hati dan kehidupan).
Ketika mengatakan bahwa Dia mengambil natur seperti kita, kita selalu harus
membedakan antara natur manusia dan natur berdosa.
4. Dia Memiliki Nama Manusia. Dia memiliki banyak nama manusia. Nama
"Yesus", yang berarti "Pahlawan" (Matius 1:21), adalah kata Yunani untuk nama
"Yosua" dalam Kitab Suci Ibrani (analisis Kisah Para Rasul 7:45; Yahudi 4:8). Ia
diklasifikasikan sebagai "anak Abraham" (Matius 1:1) dan "anak Daud". Nama
"anak Daud" biasa muncul dalam Injil Matius (1:1; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30, 31;
21:9, 15). Nama "Anak Manusia" muncul lebih dari beberapa kali dalam Krisma
Baru. Nama ini biasanya digunakan untuk Nabi Yehezkiel (2:1; 3:1; 4:1, dan
seterusnya), dan satu kali untuk Daniel (8:17). Nama ini terlibat ketika meramalkan
tentang Kristus dalam Daniel 7:13 (analisis Matius 16:28). Nama ini dipandang oleh
orang Yahudi sebagai sebutan untuk Juruselamat. Hal ini terlihat jelas dari cara
pendeta terkemuka itu merobek jubahnya ketika Kristus menerapkan ramalan
Daniel pada diri-Nya sendiri (Lukas 26:64, 65). Orang-orang Yahudi memahami
istilah ini untuk menyebut Juruselamat (Yohanes 12:34), dan menyebut Kristus
sebagai Anak Manusia sama dengan menyebut Dia sebagai Anak Allah (Lukas
22:69, 70).
5. Dia Memiliki Kekurangan Naluri Manusia yang Berbeda-beda. Oleh karena itu,
Yesus kelelahan (Yohanes 4:6), lapar (Matius 4:2; 21:18), kering (Yohanes 19:28);
Dia telah beristirahat (Matius 8:24; lih. Nyanyian Rohani 121:4); Dia terpikat (Yahudi
2:18; 4:15; lih. Yakobus 1:13); Dia mencari ayah-Nya di surga untuk mendapatkan
kekuatan (Imprint 1:35; John 6:15; Jews 5:7); Dia melakukan kejadian supernatural
(Matius 12:28), mendidik (Kisah 1:2), dan mempersembahkan diri-Nya kepada
Tuhan melalui Dzat Tuhan (Kisah 10:38; Yahudi 9:14). Umat Kristen memiliki ulama
yang taat di surga dengan kapasitas tak terbatas untuk merasakan empati terhadap
mereka dalam setiap risiko, kesusahan, dan penyisihan yang mereka alami
sepanjang hidup sehari-hari, karena Dia, Ketika semuanya dikatakan dan
dilakukan, mengalami semuanya, dijadikan setara dengan rakyat.

6. Biasa dia disinggung sebagai manusia. Yesus memandang dirinya sebagai


manusia (Yohanes 8:40). Yohanes Pembaptis (Yohanes 1:30), Petrus (Kisah 2:22),
dan Paulus (1 Korintus 15:21, 47; Filipi 2:8; lihat Kisah Para Rasul 13:38) menyebut
Dia manusia. Kristus benar-benar dianggap sebagai manusia (Yohanes 7:27; 9:29;
10:33), sehingga Ia dianggap sebagai seorang Yahudi (Yohanes 4:9); Dia diyakini
lebih berpengalaman daripada yang sebenarnya (Yohanes 8:57); dan Dia
disalahkan karena mencerca Tuhan karena dia bahkan berpikir sejenak untuk
menjamin bahwa Dia lebih baik daripada manusia (Yohanes 10:33). Bahkan setelah
kebangkitan, Kristus menampakkan diri sebagai manusia (Yohanes 20:15; 21:4, 5).
Selain itu, Dia saat ini berada di surga sebagai manusia (1 Timotius 2:5), akan
kembali di masa depan (Matius 16:27, 28; 25:31; 26:64, 65), dan akan menghakimi
dunia ini dengan adil sebagai seorang manusia. manusia (Kisah 17:31).

C. 15 Karakter Yesus dalam Kitab Suci


Sebagai Karakter Manusia adalah sifat psikologis, akhlak, dan akhlak seorang
individu. Dengan mengetahui kepribadiannya, kita bisa melakukan evaluasi.
Apakah individu tersebut hebat atau tidak? Sesuatu yang mempengaruhi karakter
adalah iklim secara umum. Dengan asumsi seseorang tinggal di iklim yang
menghargai keluarga, kemungkinan besar mereka akan teguh. Pribadi seseorang
yang sebenarnya akan terlihat ketika ia menghadapi suatu permasalahan. Memang
benar, hidup tidak pernah terbebas dari permasalahan. Namun, kita harus
menyerahkan diri kita kepada Tuhan. Saat menghadapi masa-masa sulit, lihat dan
ketahui pentingnya pemulihan Yesus. Miliki area kekuatan untuk orang yang tegas,
mantap, dan luar biasa. Cara membentuk pribadi seperti Yesus itu sulit dan bisa
diperoleh dengan segera. Pada kenyataannya, siklus ini sangat sulit dan
melemahkan kehidupan kita. Di sini, Allah meminta kita untuk senantiasa beriman
kepada-Nya. Dengan membawa diri kita ke tempat yang Allah kehendaki, kita telah
mempersembahkan diri kita kepada-Nya. Roma 8:29 “Sebab sebanyak-banyaknya
yang ditakdirkan-Nya, ditahbiskan-Nya terlebih dahulu agar mereka disesuaikan
dengan gambaran Anak-Nya, supaya Dia, Anak-Nya, menjadi anak sulung di antara
banyak saudara kandung.” Berikutnya adalah kepribadian Kristus sebagai manusia:
1. Berhati-hatilah

Hati Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan. Oleh karena itu, Dia tidak tinggal
diam jika manusia mengalami kesulitan. Matius 8:5-7 Ketika Yesus masuk ke
Kapernaum, datanglah seorang perwira menemui Dia dan memohon kepadanya,
“Tuan, hamba-Ku ini terbaring di rumah dalam keadaan lumpuh dan sangat
menderita. Yesus berkata kepadanya: Aku akan datang dan menyembuhkannya.”
Ayat di atas menjadi bukti bahwa Yesus sangat peduli terhadap manusia. Dia tidak
akan membiarkan umat-Nya berlarut-larut dalam penderitaan.

2. Hidup miskin dan mendasar Menjadi miskin bukanlah suatu pelanggaran, juga
bukan sesuatu yang luar biasa. Tujuan hidup seorang Kristen adalah meniru
keberadaan Yesus. Yesus memiliki pribadi yang mendasar dan perlu hidup dalam
kemiskinan. Tujuannya agar ia bisa setara dengan manusia. Dalam keadaan
membutuhkan, kita diperlihatkan sesuatu yang sangat penting. Sebuah contoh yang
memiliki arti luar biasa. Filipi 4:11-12 "Aku berkata, ini bukan suatu kebutuhan,
sebab aku sudah tahu caranya untuk mencukupi dalam segala keadaan. Aku
mengerti apa itu kebutuhan dan apa itu limpahan. Dalam segala hal dan dalam
segala hal, tidak ada sesuatu pun yang rahasia bagiku ; baik dalam keadaan
kenyang maupun dalam keadaan lapar, dalam keadaan berkelimpahan dan dalam
keadaan khawatir.”

3. Hidup Mewah Tanpa Bersemangat Yesus itu kaya, karena Dia berkuasa atas
alam semesta. Bagaimanapun, dia memutuskan untuk tidak rakus akan semua itu.
Dia membagikan kuasa-Nya dengan melakukan keajaiban Tuhan Yesus. Tuhan
sungguh berbahagia bila persyaratan anak-anak-Nya terpenuhi. Bagi orang-orang
yang dekat dan berilmu, Yesus membukakan kekayaan rezeki yang cemerlang
kepada mereka. Luapan ini tidak ada penutupannya.

4. Bersikaplah gagah berani Pribadi Kristus yang berikut ini tidak kenal takut. Hal
ini cenderung terlihat ketika Dia mengacaukan meja para penjahat di Tempat Suci
Tuhan. Kegiatan ini benar-benar menarik banyak perhatian. Meskipun demikian,
Dia dengan tegas mengatakan, "Jangan jadikan Rumah Ayahku sebagai gua
penipu." Kita juga diharapkan untuk meniru gagasan Yesus yang tak kenal takut.
Yesaya 41:10 "Jangan khawatir, karena Aku menyertai kamu, jangan bertanya-
tanya, karena Akulah Tuhanmu. Aku akan menguatkan dan berusaha serta
menolong kamu; Aku akan memelihara kamu dengan tangan kanan-Ku yang
sukses."

5. Penuh dengan pemikiran Dewa Berunsur Tiga pada umumnya memikirkan


semua hal sebelum mengambil keputusan. Dia merenungkan kapan kesempatan
ideal untuk menindaklanjuti sesuatu. Sama seperti kita, jangan terlalu terburu-buru
saat mengambil keputusan. Mempertimbangkan segala sesuatunya, renungkanlah
akibat positif dan buruk yang akan terjadi dari pilihan tersebut.

6. Tegas Yesus selalu tegas, terutama ketika Dia dihadapkan pada pilihan-pilihan
sulit. Keteguhan ini bisa kita peroleh dengan belajar. Cara melakukannya adalah
dengan mewujudkannya dan menyerahkannya dalam genggaman Tuhan.
Kepercayaan diri akan terus membawa kita pada kehidupan sehari-hari yang
memiliki arah.

7. Berempati Yesus pada umumnya penuh perhatian dan toleran. Sebagai


manusia, kita diharapkan untuk menghargai musuh kita. Dengan tujuan agar kita
dapat berkembang dan produktif di dalam Kristus. Ini adalah aspek yang paling
menyusahkan dalam hidup kita. Oleh karena itu, sebenarnya tidak terlalu
merepotkan. Betapapun lamanya kita perlu membuang rasa hina dan
mengembangkan simpati untuk menafkahi setiap orang.

8. Tidak ada syarat untuk mendapat pujian Yesus tidak menuntut penyembahan
berhala dari banyak orang. Ia juga tidak meminta untuk dikenal banyak orang.
Bagaimanapun, dia suka "menendang ember ke dalam dirinya sendiri". Pentingnya
kalimat ini adalah "dengan asumsi Anda diabaikan, tidak dikenal, atau tidak
dianggap oleh imajinasi apa pun, dan Anda ingat dan terluka oleh rasa malu dan
pengabaian ini. Bagaimanapun, bertentangan dengan norma, hati Anda ceria,
merasa memenuhi syarat untuk bertahan bersama Kristus."

9. Menentang Pikat Apakah Anda ingat ketika Yesus dibujuk di padang gurun?
Yesus mempunyai pilihan untuk membatasi dirinya dari berbagai godaan Setan.
Dan kita? Di tengah dunia yang berkilauan ini, kita merasa sulit mengendalikan
nafsu dan keinginan kita. Kekaguman yang berlebihan, pembunuhan, seks dan
perampokan diputuskan untuk mendapatkan harta benda bersama. Kami tidak
mengetahui perspektif Keyakinan Kristiani terhadap cara hidup masa kini.

10. Selalu merasa puas dan menghargai Yesus umumnya bersyukur atas apa
yang diberikan Bapa kepada-Nya. Namun, tidak begitu banyak bagi individu
konvensional. Kita sebagai orang Kristen sangat tamak dalam kehidupan sehari-
hari. Daripada hidup pada hakikatnya dan mengetahui pentingnya Paskah. Saat ini
punya rumah, perlu punya loteng. Saat ini sudah punya kendaraan, perlu punya
yang lain. Ketamakan akan membawa manusia hidup dalam kehancuran dan
kesombongan.

11. Pengampunan Pribadi manusia berikut dalam Yesus adalah pemaaf. Dia akan
memaafkan siapa pun yang melakukan pelanggaran terhadap-Nya. Tidak ada
bedanya terlepas dari apakah kesalahannya serius atau tidak. Ciri khas ini terlihat
jelas ketika kepribadian Kristus memaafkan kesalahan seluruh umat manusia.
Khususnya individu yang mengeksekusi Dia. Lukas 6:37 "Jangan menghakimi,
maka kamu tidak akan dihakimi. Juga, jangan menolak, dan kamu tidak akan
ditolak; permisi, maka kamu akan diampuni."

12. Bersikap sederhana Yesus adalah orang yang rendah hati. Ia merendahkan
dirinya hingga setara dengan individu adat. Kerendahan hati-Nya ditunjukkan ketika
Dia dikuduskan melalui air oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Kita juga
harus mempunyai pilihan untuk melakukan hal itu. Meski banyak sekali pujian yang
datang, tetaplah jaga mentalitas rendah hati. Jangan pernah mengangkat diri
sendiri. Biarkan Yesus sendiri yang mengangkat Anda.
13. Tunjukkan pengendalian diri Yesus sangat gigih. Dia bersabar ketika dia
dianiaya dan dikritik oleh banyak orang. Dia tidak marah, melainkan dia memohon
kepada Tuhan agar orang tersebut meminta maaf. Yesus dengan tenang percaya
bahwa setiap orang di dunia ini akan menebus dosanya dan menjadi pendukung
Kristus.

14. Siap ditindas Sama seperti Yesus yang dianiaya, kita sebagai manusia juga
akan mendapat perlakuan buruk. Suatu saat nanti, tuduhan yang tidak jujur akan
dilontarkan kepada kita. Namun, jangan membuka jalan untuk mencemooh oknum
yang menganiaya kita. Mengingat kembali jaminan Tuhan kepada penganutnya.
Teruslah mencari cara untuk menghargai musuh kita. Ingatlah untuk bertanya
dengan cara yang benar.

15. Hati Sejati Yesus mengasihi manusia dengan sungguh-sungguh. Tanpa


meminta apapun dari orang-orang yang Dia sayangi. Kejujuran Yesus
meremajakan terang dan ketidaksempurnaan. Yang utama adalah kemauan.

2.2 Apakah Yesus setara dengan Tuhan dan Dzat Tuhan?

Ayah (Tuhan), Anak (Yesus Kristus), dan Dzat Tuhan adalah tiga Umat Tuhan
yang digambarkan dalam Individu yang disebut Allah dalam Kitab Suci.
“Keanggunan keselarasan Allah, Ayah kita dan Tuan Yesus Kristus menyertai
kamu" (Filipi 1:2). Sebuah refrain yang mengkomunikasikan Tuhan Individu kedua,
secara eksplisit Yesus. "Awalnya adalah Firman; Firman itu bersama Tuhan dan
Firman itu adalah Tuhan. “Firman itu berubah menjadi sebuah organisasi, dan
tinggal di antara kita, dan kita melihat keagungan-Nya, lebih khusus lagi keagungan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak utama yang dikandung sang Ayah, sarat
dengan kesederhanaan dan kebenaran” (Yohanes, 1:1; 14 ). Dalam Yohanes
10:30, "Aku dan Ayah adalah satu". Yesus menunjukkan solidaritas yang tidak
dapat dibedakan dengan Tuhan dan dalam permohonan kebenaran-Nya yang
terakhir bersama dengan para penyembah sebelum antusiasme-Nya, Yesus
memohon kepada Ayah agar setiap murid menjadi satu dengan Ayah, sama seperti
Ayah yang ada di dalam Dia, dan Dia adalah di Ayah.
Dalam Yohanes 15:26, selain Yesus memahami solidaritas Allah Bapa dengan
Yesus, Yesus juga mengungkapkan solidaritas diri-Nya dengan Dzat Tuhan,
khususnya Jiwa yang Ia ikrarkan kepada murid-murid yang disebut sebagai Jiwa
Kebenaran dari Sang Ayah. adalah Yesus karena Dia adalah realitas. (Matius,
28:18-20), Yesus menggarisbawahi pesan terakhir-Nya sebelum Ia naik ke surga,
khususnya “Pergilah, jadikanlah semua negeri penyembah-Ku dan benamkan
mereka demi Ayah, Anak dan Dzat Tuhan. Dalam Yohanes, 17 :5 kita juga dapat
melihat Yesus mengungkapkan realitas-Nya yang ada bersama Tuhan Bapa
sebelum dunia dijadikan.Dalam Kisah Para Rasul 5:3-4 tertulis bahwa jika kita
sebagai manusia berbohong kepada Dzat Tuhan, maka menyiratkan kita menipu
Tuhan.

2.3 Untuk alasan apa Tuhan mengutus Yesus untuk tampil?

Seseorang yang diijinkan ada di dunia ini pasti punya alasan, demikian pula
Yesus. Untuk alasan apa Tuhan perlu masuk akal dan menjadi setara dengan
manusia melalui pribadi Yesus Kristus? “Tetapi ketika ada kesempatan, Allah
mengutus Anak-Nya ke dalam dunia seorang perempuan dan bergantung pada
hukum” (Galatia 4:4) “Sebab begitu besar kasih Allah akan dunia , bahwa Dia
mengaruniakan Anak cucu-Nya yang utama, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak mati tetapi beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16). “Inilah
hidup yang kekal, bahwa mereka mengenal Engkau, Allah utama yang sejati, dan
Yesus Kristus yang Engkau utus” (Yohanes 17:3). Yesus Kristus mempunyai
banyak tujuan untuk datang ke dunia, misalnya memenuhi Hukum dan ramalan
para nabi, menyampaikan kabar gembira kepada semua orang, mengucapkan
Adorasi Ayah, menebus dosa manusia, menyelamatkan manusia, menghilangkan
kutukan, dan sebagainya. pada. Meskipun demikian, itu bukanlah tujuan utama
Yesus. Sebaliknya, ini membangun kembali hubungan antara manusia dan Ayah.

1. Motivasi Tuhan mengutus Yesus ke dunia

Yesus mempunyai banyak tujuan kedatangannya ke dunia, misalnya memenuhi


hukum dan ramalan para nabi, menyampaikan berita-berita yang meneguhkan
kepada orang-orang miskin, mengumumkan kasih sayang sang Ayah, menebus
dosa, menyelamatkan individu, menanggung kutukan, dll. Meskipun demikian,
motivasi mendasar di balik kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk membangun
kembali hubungan antara manusia dan ayah. Hosti dosa menjadi pertemuan ketiga
dalam hubungan antara Tuhan dan manusia. Dosa telah memancing, menyesatkan
dan menjebak manusia, membuat manusia menjauh dari Tuhan dan kemudian
manusia menderita. Dosa telah sangat merugikan hati dan jiwa manusia. Oleh
karena itu, Yesus datang, dikandung dan meninggal dunia untuk menebus dosa-
dosa manusia di kayu salib, sehingga manusia dapat kembali terlibat secara fisik
dengan Sang Pencipta. atas pelanggaran seluruh dunia."

2. Yesus sebagai Penyelamat

Tidak ada keselamatan selain Yesus karena Dialah Anak Tuhan utama yang
bisa menyelamatkan. Yesus membuat hal ini sangat jelas melalui kata-katanya,
"Akulah jalan, kenyataan dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada
Bapa selain melalui Aku" (Yohanes 4:6). Yesus sebagai Malaikat Penjaga juga
mempunyai kemampuan untuk menyelamatkan manusia dari pelanggaran” dan
keselamatan tidak ada pada siapa pun kecuali pada-Nya, karena di bawah surga
tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan" (Kis 4:12)

Hal ini menjadi bukti penegasan bahwa Yesus adalah satu-satunya juruselamat
yang menjadi jalan untuk setiap orang bisa sampai kepada Bapa.

3. Yesus sebagai penebus

Yesus datang ke dunia dengan tujuan untuk menebus dosa manusia dan
memulihkan hubungan antara manusia dengan Allah.Ketidaktaatam Adam tidak
hanya berakibat pada kejatuhan dirinya sendiri, tetapi juga membuat semua orang
yang lahir sesudahnya menjadi orang berdosa.Hal inilah yang menjadi penyebab
putusnya hubungan antara Allah dengan manusia "sebab itu sama seperti oleh satu
pelanggaran semua beroleh penghukuman, demikian pula oleh suatu perbuatan
kebenaran semua orang beroleh kebenaran untuk hidup" (Roma 5:18-19).
Yesus kristus menebus kita dari segala kejahatan. Ia melakukannya dengan
menyerahkan diriNya bagi manusia diatas kayu salib "yang telah menyerahkan
dirinya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan" ( Titus 2:14),
"sebab didalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu
pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karuniaNya" (Efesus 1:7), "didalam
Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa" ( Kol 1:14).

Jadi, dari ayat-ayat diatas kita tahu bersama bahwa meskipun dosa Adam
menurun dari generasi ke generasi serta menjangkiti semua manusia, melalui
ketaatan dan pengorbanan Tuhan Yesus,kita semua dapat ditebus bukan hanya
dari dosa ini, tetapi juga dari senua dosa yang menjangkiti hidup kita (Titus 2:14:
Roma 5:19)

4. Yesus sebagai mesias

Mesias dalam bahasa Yunani berarti "yang diurapi".Sebelum kematiannya


Musa menubuatkan akan datang seorang nabi yang merupakan janji Allah(ulangan
18:15:ulangan 18:18). Nubuatan tentang mesias di perkuat lagi olehnabi lainnya
yang menggambarkan Yesus sebagai Raja Damai, hamba yang menderita, sang
pembebas bahkan Allah yang perkasa. Nubuatan Musa dan nabi lainya inilah yang
menjadi dasar bangsa yahudi menanti-nantikan mesias. Hal ini bahkan menjadi
Obsesi bangsa Yahudi yang mengira bahwa sang mesias akan datang dalam wujud
sebagaibraja secara jasmani. Yesus sendiri adalah mesias yang dijanjikan Allah
turun ke dunia membawa keselamatan kekal (Luk 2:11, Yoh1:41, Mat 16:16, Yoh
20:31, Yoh 11:27, Yoh 7:31,Luk 4:41) bahkan Yesus sendiri juga menambahkan
kepada petrus bahwa Bapa di sorgalah yang menyatakan itu (Mat 16:14).

5. Yesus adalah kasih

”Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan
diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang
lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia
menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan
berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap” (1 Korintus 13:4-8).

Ini adalah cara Allah menggambarkan kasih. Allah persis seperti yang digambarkan
itu, dan orang Kristen perlu menjadikan ini sebagai tujuan, walaupun selalu dalam
proses menuju itu. Ekspresi paling utama dari kasih Allah dikomunikasikan kepada
manusia dalam Yohanes 3:16 dan Roma 5:8.

”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).“Akan tetapi Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).Dari kedua ayat ini, kita bisa melihat bahwa
Allah sangat menginginkan manusia bersama-sama denganNya dalam rumahNya
yang kekal, surga.Dia telah membuka jalan menuju surga, dengan membayar harga
dosa-dosa kita.Dia mengasihi kita karena Dia memilih untuk melalukan hal itu.”Hati-
Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak” (Hosea 11:8).

Kasih itu mengampuni. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan” (1 Yohanes 1:9).Kasih (Allah) itu tidak memaksakan dirinya pada orang
lain. Orang-orang yang datang kepadaNya, datang kepadaNya sebagai respons
terhadap kasihNya.

Kasih (Allah) itu menyatakan kemurahan pada semua orang.Kasih (Yesus) itu
berbuat baik kepada semua orang tanpa memandang bulu. Kasih (Yesus) itu tidak
cemburu pada apa yang orang lain miliki, hidup sederhana tanpa mengeluh. Kasih
(Yesus) itu tidak membesar-besarkan diri sekalipun Dia dapat mengalahkan semua
orang lain.

Kasih (Allah) itu tidak menuntut ketaatan. Allah tidak menuntut ketaatan dari sang
Anak, namun sang Anak secara sukarela menaati BapaNya di surga. ”Dunia tahu,
bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti
yang diperintahkan Bapa kepada-Ku” (Yohanes 14:31).Kasih (Yesus) selalu
memperhatikan kepentingan orang lain.Gambaran singkat mengenai kasih ini
mengungkapkan hidup yang tidak mementingkan diri sendiri, sesuatu yang
bertentangan dengan hidup mementingkan sendiri dari dunia ini.Yang luar biasa,
Allah telah memberikan kepada mereka yang menerima AnakNya, sebagai
Juruselamat, kemampuan untuk mengasihi sebagaimana Dia mengasihi.Dia
memberikan ini melalui kuasa Roh Kudus (lihat Yohanes 1:12; 1 Yohanes 3:1, 23,
24).

6. Imanuel

Di Indonesia, nama Imanuel sangatlah populer. Nama ini biasanya diberikan


bagi anak laki-laki.Nama ini bisa diberikan di awal, di tengah, maupun di akhir.
Yesaya 7:14 “Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu
pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”

Sebenarnya, apakah pengertian Imanuel? Ini dia beberapa pengertian Imanuel


dalam beberapa bahasa, yaitu:

1. Arti Imanuel dalam Kristiani: Tuhan beserta kita


2. Imanuel dalam Bahasa Ibrani: Tuhan bersamamu
3. Imanuel dalam Bahasa Karakteristik: Orang yang independen, sulit untuk
dipengaruhi, teratur, penuh semangat, dan diselimuti dengan jiwa spiritual

Ada begitu banyak arti Imanuel, namun dalam iman Kristiani, kita lebih sering
menggunakan istilah “Imanuel” untuk menyingkat perkataan “Tuhan beserta kita”.
Kata ini sering digunakan oleh pengkotbah, pendeta, maupun pastor bagi umatnya
saat berkotbah atau saat Perayaan Ekaristi akan berakhir.

Pada zaman dulu, banyak bangsa Yehuda yang menggunakan kata ini.Terutama
saat bangsa Yehuda berada dalam masa kesesakan.Berkat pertolongan Imanuel,
bangsa Yehuda berhasil lepas dan bebas dari kesesakan yang mereka rasakan.
Kebebasan juga mereka rasakan karena mereka percaya akan janji Tuhan bagi
orang percaya. Itulah sebabnya mengapa mereka sangat menghargai kata
“Imanuel” ini.Begitu juga dengan kita sebagai umat Kristiani biasa.
1. Tuhan Hadir Memberikan Jaminan dan Keberanian Bagi Umat Manusia
dalam Menghadapi Berbagai Macam Situasi Hidup

Hidup tak pernah lepas dari berbagai macam masalah.Masalah itu terkadang
membuat kita jatuh, putus asa, dan tidak percaya lagi pada Tuhan.Saat
menghadapi situasi sulit sekalipun, ingatlah kata “Imanuel”. Karena Allah
Tritunggal akan selalu beserta kita. Ia akan senantiasa menolong kita, memberkati
kita, dan tidak akan membiarkan kita terus-menerus terjerat pada situasi sulit
tersebut. Lagipula, Allah tidak akan pernah memberikan cobaan melampaui
kemampuan kita.Jadi, apapun masalah dalam hidup, baik itu masalah pekerjaan,
keuangan, anak-anak, bahkan masalah keluarga sekalipun Percayalah! Kasih-
Nya akan selalu menaungi anak-anak-Nya. Uluran kasih dan kebaikan-Nya tak
pernah habis dalam hidup kita.Ia akan membantu kita mengalahkan kesulitan,
kekhawatiran, dan ketakutan.

2. Tuhan Selalu Hadir Sehingga Kita Tidak Perlu Takut pada Berbagai Macam
Tantangan dalam Hidup

Allah menciptakan manusia dengan kelebihan dan kelemahan.Ia yang


menciptakan kita mengetahui keterbatasan kita. Semua umat yang ada di dunia, Ia
ketahui sifatnya dengan sangat mendalam. Oleh karena manusia memiliki
keterbatasan, Yesus selalu hadir untuk membantu. Bahkan Ia sendirilah yang
berinisiatif untuk membantu kita. Berbagai macam bantuan dalam hidup
berasal dari Allah. Bantuan tersebut juga datang dalam berbagai macam cara. Baik
dari orang yang kita kenal, maupun orang yang tidak kita kenal. Saat kita
dihadapkan pada tantangan tentang kerohanian, percayalah! Tuhan akan
menguatkan kita

3. Tuhan Hadir Dalam Rupa Manusia Biasa

Fakta menggembirakan bagi umat manusia adalah ketika Allah mengutus


Yesus untuk hadir dalam wujud manusia biasa.Ia merasakan apa yang
dirasakan oleh manusia pada umumnya. Ia marah, sedih, menangis, senang,
tertawa, dan takut. Ia hadir ke dunia dalam wujud Imanuel untuk menyertai kita
umat manusia. Masa hidup Yesus sebagai manusia berakhir ketika Ia menyerahkan
Diri-Nya pada peristiwa penyaliban Yesus di Bukit Golgota. Ia melakukan hal
tersebut untuk menebus dan membebaskan umat manusia dari dosa. Walaupun
tak hadir dalam wujud manusia lagi, Yesus masih tetap hadir dalam hidup
kita.Ia hadir dalam wujud Roh Kudus.

4. Hadirnya Tuhan Sebagai Sumber Penopang yang Akan Menyokong


Kehidupan Umat Manusia

Kasih setia Tuhan senantiasa Ia berikan kepada kita. Kasih-Nya tiada batas,
tak pernah berkesudahan, dan tak pernah memandang kesalahan maupun dosa
yang kita perbuat. Meskipun kita hina, Ia tidak pernah memandang hina diri kita.
karakter Kristus tidak dengki, sangat berbeda dengan karakter manusia pada
umumnya. Ia selalu menganugerahi kita kasih yang berlimpah. Tidakkah itu cukup
bagi kita selaku umat Kristiani?Apalagi yang lebih berarti daripada kasih karunia
dan penyertaan Tuhan Yesus?Tuhan adalah penopang dalam hidup kita.Ia
memberikan kita kekuatan, baik kekuatan rohani maupun jasmani untuk menjalani
hidup ini. Sumber yang Ia berikan kepada kita tak terbatas. Itulah sebabnya
mengapa kita selalu mendapatkan kesegaran dan keuatan baru untuk menghadapi
semua tantangan dalam hidup. Karena Ia juga ada untuk menyokong hidup kita.

5. Tuhan Hadir Kepada Siapapun Tanpa Pandang Bulu

“Kamu jahat, akupun jahat.Kamu baik, akupun akan baik”.Itulah prinsip


dalam hidup manusia.Namun, prinsip tersebut tidak berlaku pada Tuhan.Kita
sebagai manusia yang penuh dosa, tetap saja masih bisa merasakan kasih Tuhan
Yesus.Dia yang duduk di Tempat yang Maha Tinggi mau merendahkan diri, dan
datang untuk menolong umat manusia yang kesusahan tanpa memandang apakah
orang tersebut berdosa atau tidak. (Baca juga: Cara Berdoa yang
Benar)Karena Tuhan berfirman Yesaya 57:15 “Sebab beginilah firman Yang
Mahatinggi dan yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang
Mahakudus nama-Nya: Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus,
tetapi juga bersama orang-orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan
semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang
yang remuk.”

6. Hadirnya Allah Membuat Manusia Bersukacita

Problema hidup bisa saja muncul tiada henti dan tak pernah
berkesudahan.Karena pada dasarnya. Manusia akan selalu menghadapi masalah
selama ia hidup di dunia. Berbagai masalah tersebut memang membuat kita patah
semangat.Namun dengan “Imanuel” kita seharusnya senang dan bersukacita.
Karena dengan mengingat nama “Imanuel”, kita diberikan pengharapan baru. Saat
masalah datang, Tuhan adalah orang yang menjadi sumber pengharapan yang tak
pernah habisnya.Kekuatan dan sukacita yang Dia berikan, sudah sepatutnya
membuat kita selalu bersukacita saat menghadapi masalah. Lagipula, Ia tak
akan pernah meninggalkan kita. Karena Dia akan selalu ada di samping kita.
Percayakah kamu akan hal itu Anak-Anak Tuhan?

Itulah makna kata Imanuel yang perlu diketahui oleh umat Kristiani. Dari
arti katanya saja, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa Tuhan akan selalu campur
tangan dalam kehidupan manusia. Untuk itu, jangan pernah takut akan cobaan
dalam hidup. Tuhan Yesus selalu beseta kita.

2.4 Apa saja yang Yesus lakukan selama berada didunia ?

Selama Yesus berada didunia, Ia melakukan banyak kejadian-kejadian ajaib yaitu


mujizt-Nya. Mujizat Yesus Kristus merupakan sejumlah tindakan supranatural yang
dikaitkan dengan Yesus semasa hidup-Nya di dunia ini dalam naskah-naskah
Kekristenan dan Islam. Berikut adalah contoh-contoh mujizat yang Yesus lakukan.

a. Penyembuhan orang sakit


Kebanyakan keajaiban yang tertulis dalam Perjanjian Baru adalah yang
menyangkut penyakit dan cacat.Injil memberikan gambaran yang bervariasi dalam
tiap episode, kadangkala Yesus menyembuhkan hanya dengan mengatakan
beberapa kata, atau dengan meletakkan tanganNya, dan lainnya menggunakan
benda lainnya (seperti ludah atau lumpur) (Yohanes 9:6).Mukjizat-mukjizat itu
umumnya dicatat dalam ketiga Injil Sinoptik, dan beberapa juga di Injil Yohanes.
b. Pengusiran setan
Menurut Injil Sinoptik, Yesus melakukan banyak pengusiran setan dari orang-
orang yang kerasukan setan. Mereka dicatat dalam ketiga Injil Sinoptik, tetapi tidak
di Injil Yohanes.
c. Mengendalikan alam
Injil mencatat beberapa kisah tentang kuasa Yesus terhadap alam, seperti
memberi makan 5000 orang, menghentikan badai dan berjalan di atas air.
d. Kuasa atas kematian
Keempat kitab Injil dalam bagian Perjanjian Baru Alkitab Kristen melaporkan tiga
kejadian di mana Yesus membangkitkan orang mati
1. anak perempuan Yairus,
2. anak laki-laki janda di Nain
3. Lazarus

Selain itu, Yesus sendiri bangkit dari kematian, yang merupakan mukjizat
terbesar, karena jika ketiga orang yang dibangkitkan itu kemudian mati lagi,
kebangkitan Yesus tidak berakhir sampai selama-lamanya. Tidak ada lagi kematian
kedua.
Berikut adalah ayat-ayat alkitab dalam Matius yang menjelaskan tentang mujizat
dari Yesus, yaitu:
 Yesus menyembuhkan Mujizat yang dicatat seorang yang
sakit kusta (Matius 8:1-4) .
 Yesus menyembuhkan hamba seorang
perwira di Kapernaum (Matius 8:5-13)
 Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain (Matius 8:14-
17)
 Yesus meredakan angin ribut (Matius 8:23-27)
 Yesus menyembuhkan dua orang yang kerasukan (Matius 8:28-34)
 Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Matius 9:1-8) Yesus menyembuhkan
anak kepala rumah ibadat dan perempuan yang sakit
pendarahan (Matius 9:18-26)
 Yesus menyembuhkan mata dua orang buta (Matius 9:27-31)
 Yesus menyembuhkan seorang bisu (Matius 9:32-34)
 Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (Matius 12:9-15a;
orang yang tangannya mati sebelah)
 Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan setan (Matius 12:22- 37)
 Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius 14:13-21)
 Yesus berjalan di atas air (Matius 14:22- 33)
 Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret (Matius 14:34- 36)
 Yesus menyembuhkan anak perempuan seorang perempuan Kanaan (Matius
15:22-28)
 Yesus menyembuhkan banyak orang sakit (Matius 15:29-31)
 Yesus memberi makan empat ribu orang (Matius 15:32- 39)
 Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan (Matius
17:14-18)
 Yesus membayar bea untuk Bait Allah (Matius 17:27)
 Yesus menyembuhkan dua orang buta (Matius 20:29- 34)
 Yesus mengutuk pohon ara (Matius 21:18- 19).

2.5 Apa tugas Yesus dalam Keluarga Kristen dan dikenal sebagai pasangan?
A. Tugas Yesus dalam Keluarga Kristiani
Keluarga sebagai gereja kecil atau gereja keluarga adalah tempat Yesus Kristus
hidup dan berkarya demi keselamatan manusia dan kemajuan alam Tuhan.
Sebagai Jemaat, keluarga adalah kumpulan Yesus Kristus. Seperti halnya
Kongregasi, setiap keluarga dipanggil untuk menyampaikan kasih Allah yang
belum pernah ada sebelumnya, baik di dalam maupun di luar keluarga. Mereka
juga harus mempunyai pilihan untuk mengomunikasikan pemikiran mereka
dengan cara mereka berpikir dan melakukan segala sesuatunya sesuai dengan
jiwa Injil. Keluarga sebagai gereja skala kecil seharusnya menjadi tempat yang
layak bagi setiap orang untuk merasakan pancaran kasih sayang kepedulian,
ketabahan, kesamaan menghargai dan melindungi kehidupan. Inilah panggilan
menarik dari keluarga Kristiani dan jika mereka memahami panggilan ini, keluarga
menjadi tempat pemurnian lokal, di mana individu belajar bagaimana menjalani
kelembutan, keadilan, kebajikan, empati, kesempurnaan, harmoni, dan keaslian.
(lih. Ef 1:1-4). Kewajiban dan tugas Tuhan dalam keluarga Kristen, khususnya:
1. Membangun area adorasi lokal antar anggota keluarga.
Premis pergaulan hidup sepasang suami istri adalah cinta, bukan kekayaan
atau tubuh. pangkat, kedudukan, jabatan atau kegiatan senggang, dan lain
sebagainya. Jadi pengorganisasian di antara pasangan mencakup, di samping
hal-hal lain yang dipisahkan dengan memakai cincin kawin masing-masing; cincin
bundar, tanpa penutup, mulai terlebih lagi, akhir, melambangkan cinta yang tak
terbatas dan utuh. Jadi sepasang suami istri bersumpah untuk setia dan saling
memuja di saat suka dan duka hingga akhir, yang disebut juga tidak akan
berpisah. Demikian pula cinta tidak dikenal pada mulanya karena pemujaan
datangnya dari Allah, pada akhirnya yang mempersatukan atau mempersatukan
suatu pasangan adalah Allah sendiri, kemudian pada saat itu Yesus bersabda:
“Jadi mereka saat ini bukanlah dua , bagaimanapun satu. Oleh karena itu, apa
yang telah Allah konsolidasikan, janganlah ada manusia yang mandiri.” (Matius
19:6).
Perbedaan antar manusia, suatu pasangan, berubah menjadi daya tarik cinta
yang tak henti-hentinya menyatu satu sama lain. Perbedaan ini tidak hanya terlihat
secara nyata: kemaluan, wajah, dan lain sebagainya, namun juga perbedaan-
perbedaan lain, misalnya hati, jiwa dan pikiran juga menjadi apresiasi untuk
semakin bersatu dan saling mencintai. Perbedaan yang ada di antara kita
diciptakan oleh ciptaan Tuhan, yang juga dikenal sebagai anugerah Tuhan.
Bukankah ada jutaan atau miliaran orang di dunia ini? tidak ada yang sama atau
tidak bisa dibedakan, padahal mereka kembar? Memang bagian tubuh kita pun
pun juga tidak sama, contohnya: tulang rawan telinga, mata, lubang hidung, buah
dada dan buah dada (kalau belum sepenuhnya percaya dengan saya, cobalah
memperkirakannya dirimu sendiri!?). Jadi, ketika muncul perbedaan dalam kata-
kata, pendekatan dalam bertindak, selera, dan lain-lain...janganlah menjadi awal
dari perpecahan, melainkan awal dari membangun koalisi atau persekutuan. Yang
pasti perbedaan apa yang mungkin terjadi? Fakta bahwa sesuatu menimbulkan
masalah, namun ingatlah bahwa apa yang disebut sebagai suatu masalah
menggerakkan atau menguatkan kita untuk bertindak atau menindaklanjuti
sesuatu.
Permasalahan yang muncul dalam hidup masing-masing/bersama merupakan
potensi terbukanya pintu cinta lebih lanjut atau meluaskan cinta. Apa itu cinta?
“Cinta menunjukkan pengekangan; cinta itu rendah hati; dia tidak iri. Dia tidak
menyombongkan diri dan tidak sombong. Dia tidak berbuat kasar dan tidak
mencari keuntungan pribadi. Dia tidak marah dan tidak menyelamatkan orang lain.
' salah langkah. Sebenarnya dia tidak merayakannya dalam kerangka berpikir
seperti itu. Dia menutupi segala sesuatu, memercayai segala sesuatu,
memercayai segala sesuatu, menunjukkan pengekangan dalam segala hal.
Pemujaan tidak akan pernah habis; pengetahuan akan berakhir; bahasa lidah
akan berhenti; informasi akan lenyap.” (1 Kor 13:4-8) Pergaulan pemujaan
sepasang suami istri menelusuri puncaknya yang tidak biasa dalam seks yang
kemudian melahirkan kehidupan baru. Seks adalah bahasa pemujaan, atau
dikenal dengan istilah epitome. tentang cinta bersama tanpa batas (dalam
pemaparan umum)... "Keduanya ditelanjangi, laki-laki dan pasangannya, namun
mereka tidak dipermalukan" (Awal 2:25) Bukankah berbagi telanjang bersama
menunjukkan bahwa hubungan kasih sayang di antara pasangan itu sungguh-
sungguh bebas, terbuka dan seutuhnya? Dari hubungan seks antar pasangan
sebagai tanda cinta bersama atau cinta pertemuan cinta ada peluang untuk
menumbuhkan manusia atau anak lain yang hanya cinta produk alami, kehidupan
lain yang membahagiakan, jaminan siap untuk apa pun, lalu , pada saat itu,
diundangdengan ceria, bahagia. Karena kasih atau kehidupan baru tersebut
merupakan anugerah Allah
alias hadiah/anugerah atau kado dari Allah, maka selayaknya ia kita layani atau
abdi sebaik mungkin.
2. Memberikan pengajaran niat murni kepada anak-anak.
Sekolah percaya diri merupakan hal yang penting bagi anak-anak. Di tengah
dunia saat ini yang sudah menjadi arus utama, sekolah percaya diri adalah solusi
penting untuk mencegah anak-anak mengikuti arus kemajuan. Tugas instruktif ini
pertama-tama diselesaikan oleh keluarga. Di dalam keluarga anak-anak belajar
dan diajarkan untuk sadar dan mempelajari nilai-nilai keagamaan. Keluarga
adalah tempat pertama dan mendasar bagi anak-anak untuk belajar lebih banyak
lagi, menjalani sisi positif kehidupan, termasuk sifat-sifat yang baik. Oleh karena
itu, orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak-
anaknya agar menjadi orang dewasa yang lebih baik secara nyata dan mendalam.
3. Ikut serta dalam kehidupan dan perutusan jemaah
Yang terpenting, setiap sanak keluarga hendaknya berusaha memahami dan
menghargai bahwa hubungan atau korespondensi antar sanak saudara
merupakan korespondensi kepercayaan dan kepercayaan dalam keluarga.
Penting juga untuk mengatur latihan permohonan atau penyaluran kasih. percaya
diri bersama. Terlebih lagi, sejak saat itu, mereka harus memahami bahwa
mereka juga harus mengambil bagian dalam kehidupan dan perutusan jemaat
yang berjalan dengan misi para saksi dari Yesus, khususnya: “Kepada-Ku telah
diberikan segala kekuasaan di surga dan di surga. Pergilah ke sana dan jadikan
para pendukung, dengan mempertimbangkan segala sesuatunya, sucikan mereka
melalui air demi Ayah dan Anak serta Dzat Tuhan, dan latihlah mereka untuk
melakukan semua yang telah Aku katakan kepadamu. lebih lagi, ketahuilah, aku
bersamamu terus menerus sampai sapi-sapi itu pulang.” (Matius 28:18-20)
"Jadikanlah pengikut, pertimbangkan segala sesuatunya." Menjadi penyembah
Yesus berarti menjadi pendamping Yesus, atau dikenal dengan mengalami
perkataan-Nya dan mencerminkan pendekatan-Nya dalam bertindak. Salah satu
cara Kegiatan yang mungkin menjadi teladan sejati bagi kita saat ini antara lain:
“menjaga yang kelaparan, memberi minuman kepada yang kering, memberi
tumpangan pada yang lebih menarik, memberi pakaian terbuka, menjenguk atau
menjenguk yang musnah, itu adalah dalam untuk mengunjungi orang-orang yang
dipenjara" (lihat Mat. 25:35-36) "Bebaskan mereka demi Ayah dan Anak dan Dzat
Tuhan." Bersucikan melalui air berarti disucikan atau sebaliknya disingkirkan
seluruhnya untuk Tuhan, maka berendam berarti menabung total kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Kita sepenuhnya diciptakan dan disayangi oleh Tuhan, dan
mengingat pelanggaran dan kekurangan kita jauh dari Tuhan. Menyelamatkan diri
kita sendiri dan satu sama lain serta hewan yang berbeda untuk Tuhan meliputi:
mengawasi atau menangani hal-hal atau kompleksitas dunia ini dipenuhi dengan
keyakinan kita kepada Yesus Kristus, meletakkan berbagai prinsip, strategi,
desain hidup berdampingan yang memperkuat cara berperilaku jahat, dan
seterusnya dengan tujuan agar kita dan sesama kita memiliki cara hidup
Penguasa Yesus: cara melihat, cara berpikir, cara merasakan, cara bertindak dan
perilaku yang dapat diterima sebagaimana ditunjukkan oleh metode Yesus.
“Bantulah mereka untuk tunduk pada semua yang telah Aku perintahkan
kepadamu.” Tatanan yang mendasar dan pertama dari Yesus adalah 'saling
mengasihi', sehingga tak dapat disangkal kita terpanggil untuk terus hidup saling
menghargai dan mengingatkan orang lain atau tetangga kita untuk memahami dan
mempertemukan diri sebagai 'yang tersayang' dan kemudian saling menghargai
satu sama lain. lain. “Sekalipun aku mempersembahkan segala yang ada padaku,
atau menyerahkan tubuhku untuk hangus, tetapi kalau aku tidak mempunyai cinta,
sedikit pun itu baik bagiku” (1Kor 13:3 )
b. Yesus adalah mempelai pria
Mempelai adalah orang yang mau dikawinkan atau pengantin. Di dalam Alkitab
kata ini muncul
beberapa kali, dalam Yohanes 3:29a, Yesaya 62:5; Yeremia 7:34; 16:9; 25:10;
33:11, Wahyu 18:23
Dalam sebuah perkawinan ada mempelai pria dan wanita. Pernikahan tidak akan
terselenggara,
bila hanya ada salah satu dari keduanya. Sebutan mempelai juga hanya disebut
selama pesta
perkawinan berlangsung. Setelah acara pesta perkawinan usai, sebutan mempelai
pria maupun
wanita tidak berlaku lagi, yang dipakai selanjutnya adalah sebutan suami-istri.
Seseorang yang menjadi mempelai pria atau wanita adalah orang yang sudah
dewasa.
Pengertian dewasa disini tidak dilihat atau ditentukan dari segi usia saja. Sebab
umur
seseorang tidak menjamin kedewasan seseorang. Edwin Louis Cole pernah
berkata: “Orang
bertambah usianya itu pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan”.
Ada orang yang usianya masih muda, tetapi sudah menunjukkan dan memiliki
sifat dan sikap
orang dewasa pada umumnya, sebaliknya ada juga orang yang usianya sudah
banyak, tetapi
belum menunjukkan dan memiliki sifat dan sikap kedewasaan.
Namun demikian, bukan berarti seseorang yang berusia 17 tahun bagi seorang laki-
laki sudah
dapat menjadi mempelai pria atau seorang yang berusia 14 tahun bagi seorang
wanita sudah
dapat menjadi mempelai wanita, sekalipun mungkin mereka sudah menunjukkan
dan memiliki
sifat dan sikap sebagai orang dewasa. Batasan usianya adalah usia minimal yang
sudah
ditentukan undang-undang perkawinan di Negara/wilayah masing-masing. Misalnya
untuk
Indonesia, batas usia yang diperbolehkan untuk menikah menurut undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 7 ayat:
1. Perkawinan hanya diperbolehkan apabila laki-laki telah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun dan
wanita tersebut telah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.

2. Apabila terjadi penyimpangan dari ayat (1) pasal ini, Anda dapat meminta
dispensasi
Pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh orang tua laki-laki atau perempuan.
Begitu pula menurut KUH Perdata pasal 29 disebutkan.
Setiap laki-laki yang belum mencapai umur penuh 18 tahun dan setiap perempuan
yang belum mencapai umur 15 tahun
penuh, perkawinan tidak diperkenankan kecuali ada alasan yang penting
Presiden dapat menghapus larangan tersebut dengan memberikan dispensasi.
Seseorang yang menjadi mempelai pria atau wanita bukanlah karena paksaan
siapapun, bukan
pula karena paksaan hansip atau warga karena tertangkap basah, sehingga
dipaksa menikah.
Kalau mereka belum siap untuk menikah jangan dipaksa menikah, apa artinya
menikah
sebentar, kemudian bercerai karena memang belum siap secara material, mental
dan spiritual.
Dan karena di dalam pemahaman kekristenan tentang pernikahan yang saya
yakini, sebenarnya
Alkitab tidak mentolerir perceraian, kalau bukan karena kematian. Kalau pun ada
beberapa
kasus yang terjadi dimana orang ada yang bercerai dan mereka menikah lagi, itu
adalah pilihan
dan keputusan masing-masing, Alkitab tidak mentolerir hal seperti itu, kalau pun
ada orang
Kristen yang bercerai karena alasan ketidakcocokan atau alasan kebutuhan hidup
atau alasan
karena salah satu berbuat zinah, orang yang bercerai itu harus tetap hidup
melajang sampai
mati! bisa? Kalau tidak bisa, maka jangan pernah bercerai karena alasan apapun.
Termasuk juga bukan karena paksaan orang tua, yang mungkin karena sudah
sakit-sakitan dan
merasa ajalnya sudah dekat, lalu memaksa anaknya menikah, biasanya itu terjadi
kepada anak
tunggal atau anak sulung supaya perkawinannya sempat direstui dan dilihat oleh
orang tua yang
bersangkutan. Hal seperti ini kurang tepat dan tidak etis, karena sebagai orang tua
sudah
mengabaikan hak azasi si anak dan lagi pula belum tentu si anak sudah siap lahir
dan batinuntuk menikah.
Menjadi mempelai pria atau wanita juga bukan karena terdesak atau kepepet,
misalnya karena
kecelakaan, sudah keburu hamil atau karena supaya kebutuhan hidupnya terpenuhi
dengan,
menikah dengan perempuan/pria kaya apakah gadis atau janda/perjaka atau duda.
Menjadi mempelai haruslah karena kesadaran sendiri, sebab menikah dan menjadi
mempelai
adalah juga mentaati salah satu Firman Tuhan.
Salah satu gelar Yesus adalah Sang Mempelai Pria.Hal-hal yang berkaitan dengan
gelar Yesus
sebagai Sang Mempelai Pria:
1. Yesus adalah mempelai pria, kita/orang percaya/gereja-Nya adalah
mempelai wanita.
2. Sebagai mempelai pria, Yesus adalah kepala keluarga kerajaan surga.
Yesus yang membuatkeputusan terakhir dan bertindak sebagai imam dalam
keluarga kerajaan surga.Yesus sangat komitmen terhadap kita, gereja-Nya,
mempelai wanita-Nya.
3. Yesus sangatberkomitmen mengasihi kita, memelihara kita dan membela
kita. Yesus sangat berkomitmenuntuk tetap setia selamanya menjadi
mempelai pria bagi kita, gereja-Nya dengan segalakeadaan kita, sekalipun
kita sering tidak setia kepada-Nya, tetapi itu tidak dapat
menyangkalikomitmen kesetiaan-Nya.
4. Bila mempelai di dunia bisa lebih dari satu kali menjadi mempelai, oleh
karena pasangannyameninggal, tetapi Yesus hanya sekali untuk selamanya
dan untuk semua orang percaya jadi
mempelai pria dan tidak pernah menggantikan gereja-Nya dengan yang lain
sebagaimempelai-Nya
5. Banyak para mempelai pria tidak menjadi contoh, patron dalam keluarganya,
yang
menyebabkan rumah tangga sering terpecah-pecah akhirnya hancur, tetapi
Yesus tidakdemikian, Yesus sebagai mempelai pria menjadi patron, model
dan teladan terbaik dari seluruhmempelai pria yang sudah ada, yang
sekarang ada dan yang akan ada serta untuk selamanya
6. Yesus menjadi mempelai pria bagi gereja-Nya dengan sukarela, sukacita
dan tujuan yang
sangat mulia, supaya kita /gereja-Nya senantiasa bersama-Nya selama-
lamanya.
7. Yesus menjadi mempelai pria bagi gereja-Nya dengan persiapan dan proses
yang cukuppanjang dan matang, penderitaan yang sangat berat bahkan
kematian paling tragis dialami-Nyadi kayu salib demi keselamatan mempelai
wanita-Nya yaitu gereja-Nya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

1. Yesus melakukan mujizat-mujizat-Nya secara langsung dan melalui


perantara.Akan tetapi, pertanyaan mengenai siapa itu Yesus belum bisa
mendapat jawaban pasti. Karena untuk mendefinisikan siapa itu Yesus maka
tergantung dari diri kita masing-masing melalui pergumulan dan pengalaman
kehidupan kita sebagai orang percaya yang berusaha menghayati kehidupan
Yesus yang ada dalam pribadi setiap orang percaya.

2. Yesus, Anak Allah datang kedunia untuk memperbaiki relasi Tuhan dan
manusia yang sudah putus sejak manusia pertama jatuh kedalam dosa. Selain
itu, Yesus datang sebagai Juruselamat, sebagai penebus dosa manusia
karena kasih-Nya
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. (2004). Jakarta: Pendirian Kitab Suci Indonesia


http://misi.sabda.org/misi_yesus_ke_dunia

http://jesusselamatku.wordpress.com/about/misi-jesus
http://airliveblog.blogspot.com/2013/12/besar-jesus -datang-ke-dunia-1.html? m=1

Boyolali, 2017. Peran Tuhan dalam Keluarga Kristiani. Dikutip 11 September


2019 https://mgmppakboyolali.wordpres.com/2017/03/30peran-allah-dalam-famili
https://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Tuhan Ayah dan oldid=14170956

Anda mungkin juga menyukai