Anda di halaman 1dari 7

Bab VI

AJARAN TENTANG YESUS


1. Arti Nama Yesus
Kata Yesus berasal dari kata Iesus (bhs Latin), Iesous (bhs Yunani), Yehosyua atau
Yosua (bhs Ibrani), Yesua (bhs Aram). Semua kata tersebut memiliki arti: Yahweh/Tuhan
menolong. Dalam PL ada dua orang yang bernama Yehosyua, yang dipakai oleh Tuhan
untuk menolong umat-Nya, yaitu Yosua bin Nun, pengganti Musa (Yos 1:1-10) dan Yosua bin
Yosadak, yang menjadi imam besar (Zak 3:1-5).
Dalam Mat 1:21 kepada Yusuf diperintahkan untuk memberikan nama kepada anak yang
akan dilahirkan Maria, yaitu Yesus, karena Dialah yang akan menolong atau
menyelamatkan manusia dari perhambaan dosa. Dalam Mat 1:22, dikatakan bahwa Yesus
yang akan lahir itu dinamakan juga Imanuel, yang berarti Allah menyertai kita. Ini
memperlihatkan pemahaman bahwa di dalam Yesus, Allah hadir untuk menyertai manusia.
Jadi dari dua nama itu, tampak bahwa Yesus menjadi Juruselamat dan sekaligus penyertaan
Allah bagi manusia.
2. Riwayat Hidup
Sebagaimana cerita di dalam kitab-kitab Injil di dalam Alkitab Perjanjian Baru, Yesus lahir
dari wanita perawan, yaitu Maria di kota Betlehem, di tanah Yudea. Yusuf dan Maria
sebenarnya tinggal di Nazareth di Galilea (karena itu Yesus kemudian disebut orang
Nazareth1). Namun karena mereka harus mengikuti sensus penduduk sesuai perintah Kaisar
Agustus (kaisar Romawi yang ketika itu sedang menjajah daerah Palestina/Israel), maka
Yusuf dan Maria pergi ke kota Betlehem (karena mereka berasal dari keturunan Daud yang
berasal dari kota itu). Ketika berada di Betlehem itu saat untuk Maria melahirkan tiba. Karena
tidak ada tempat di penginapan maka Maria melahirkan Yesus di tempat orang menempatkan
ternaknya pada malam hari atau cuaca buruk. Karena itulah maka dikatakan bahwa Yesus
lahir di kandang domba.
Hadirnya Yesus di dalam kandungan Maria adalah karena peranan Roh Kudus atau Roh
Allah; artinya bahwa karena kuasaNya, Roh Kudus membuat Maria mengandung, dan anak
yang akan dilahirkan Maria itu adalah Yesus. (Lihat kitab Injil Matius, Markus dan Lukas,
khususnya pada bagian-bagia awal). Karena Yesus dikandung Maria dari Roh Kudus, maka
Yesus berasal dari Allah dan diakui bahwa Yesus adalah Allah sendiri yang menjadi manusia,
atau dalam istilah Injil Yohanes, Yesus adalah Firman Allah yang menjadi daging. Yesus
adalah Allah yang datang ke dunia, menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia.
(Yohanes 1). Dalam Luk 2:11 malaikat memberitakan kepada para gembala di padang Efrata,
bahwa hari itu telah lahir bagi mereka seorang Juru Selamat.

Sebutan terhadap Yesus dari Nazareth terutama dimaksudkan sebagai; pertama, sebagai sindiran, untuk
menunjukkan bahwa Ia berasal dari kota Nazareth, berarti Dia berasal dari dunia, bukan dari sorga. Kedua,
untuk membedakan Yesus yang dihukum di kayu salib itu dengan orang-orang lain yang bernama Yesus. Orang
yang bernama Yesus pada saat itu ada cukup banyak.

Ketika Maria mengandung Yesus, ia belum menikah atau bersuami. Ia memang sudah
bertunangan dengan Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui bahwa Maria mengandung padahal ia
belum pernah bersetubuh dengannya maka Yusuf hendak memutuskan hubungan dengan
Maria. Namun Tuhan melalui malaikat memberitahukan kepada Yusuf untuk tidak melakukan
niat itu karena anak yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus, dan anak itu akan dinamai
Yesus karena ia akan menadi Juruselamat manusia, dan bahwa Ia disertai tuhan (Imanuel).
Hal ini membuat Yusuf membatalkan niatnya dan tetap menerima Maria. Yusuf bahkan
menikahi Maria sebelum ia melahirkan Yesus. Karena itu secara sosial dan hukum resmi
Yahudi, Yusuf diakui sebagai ayah Yesus, atau Yesus adalah anak Yusuf. Di dalam kitab-kitab
Injil, Yesus disebut sebagai Anak Daud. Sebutan ini menunjuk kepada hubungan Yesus
dengan raja Daud, yaitu bahwa Yesus adalah keturunan raja Daud. Ini karena menurut
silsilah, orang tua Yusuf dan Maria berasal dari keturunan Daud. Jadi Yesus berasal dari
keturunan raja Daud dari baik pihak Yusuf maupun Maria. (Matius 1).
Tidak diketahui secara pasti kapan (hari, bulan dan tahun) Yesus dilahirkan. Namun, yang
dapat diketahui adalah bahwa Yesus lahir pada saat bangsa Yahudi berada di bawah kekuasan
Romawi, yang dipimpin oleh kaisar Agustus. Pada waktu itu, Yudea yang berada di bawah
kekuasan penjajahan Romawi, diperintah oleh raja Herodes. (Matius 2; Lukas 2). Di dalam
perkembangan kemudian, orang Kristen merayakan kelahiran Yesus pada setiap tanggal 25
Desember. Tanggal ini diambil alhih dari tanggal perayaan dalam agama Romawi, yaitu
perayaan penyembahan terhadap Dewa Matahari, yang diartikan sebagai simbol munculnya
terang dan kehidupan di musim dingin yang umumnya diwarnai oleh langit yang gelap
(karena tebalnya awan dan yang sering turunnya salju). Kelahiran Yesus ke dunia dipahami
sebagai pembawa terang dan kehidupan kepada manusia, mirip dengan matahari yang
membawa terang itu.
Setelah Yesus lahir, tidak diketahui riwayat Yesus sampai ia berusia 12 tahun. Ini karena tidak
ada cerita di dalam kitab-kitab Injil yang memuat cerita tentang Yesus di masa natara
kelahirannya dan waktu ketika Ia tampil di Bait Allah dan berdiskusi tentang Firman Tuhan
dengan para ahli Taurat. Namun dapat diterima bahwa selama masa kanak-kana sampai
usinya yang 12 tahun itu, tentu Yesus mengikuti pendidikan atau sekolah. Dan tentu ia sangat
tekun belajar Firman Tuhan sehingga Ia memiliki kemampuan untuk berdebat dengan para
ahli Taurat itu. Setelah peristiwa di Bait Allah itu, tidak ada lagi cerita di kitab-kitab Injil
tentang Yesus di masa remaja dan pemuda. Kisah Yesus baru mulai kembali ketika Ia tampil
untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Pada saat itu, usia Yesus sudah
dewasa, yaitu sekitar 33 tahun. Setelah pembabtisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis, Yesus
memulai pelayanan atau karyaNya.
3. Ajaran-Ajaran Utama
Ajaran Yesus mengutamakan dua bentuk hubungan baik manusia, yaitu hubungannya dengan
Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia. Karena itu, hal atau hukum yang diutamakan
oleh Yesus, adalah Hukum Kasih, yaitu kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama
manusia. Yesus menyebut hukumu itu sebagai yang paling utama di dalam kehidupan
manusia. (Mat 22:34-40; Mark 12-28-34; Luk 10:25-28). Penjabaran dari Hukum Kasih itu
pertama dan terutama dapat dilihat pada ajaran yang disampaikan ketika Ia berkhotbah di
Bukit, yaitu tentang kebahagiaan orang-orang yang miskis, berduka cita, yang lemah lembut,
yang lapar dan haus akan kebenaran, yang murah hatinya, yang suci hatinya, yang membawa

damai, dan yang dicela karena iman mereka kepada Yesus, serta tentang sukacita bagi mereka
karena mereka mendapat upah di sorga. (Mat 5:3-12; Luk 6:20-23).
Beberapa contoh ajaran utamag Yesus yang mengikuti prilaku yang didasarkan pada cintakasih adalah:
1. Dalam Prilaku Hidup
Di sini Yesus orang percaya harus menjadi garam dan terang (Mat 5:1-12). Menjadi garam
berarti membuat kehidupan terasa enak, baik dalam hidup dirinya sendiri, dalam
hubungannya dengan orang lain, atau kehidupan manusia secara umum. Serupa dengan itu,
menjadi terang berarti membuat kehidupan, baik dirinya sendiri maupun orang lain, terang
benderang, berarti yang benar kelihatan dan yang slah juga kelihatan. Tentu yang dikehendaki
Tuhan dalam hidup manusia adalah yang benar. Hidup yang benar ini harus memancar
sebagai sinar terang sehingga orang lain dapat melihatnya. Menjadi terang di sini juga berarti
membuat hidup menjadi indah dan dapat dinikmati dan disyukuri. Dalam hal prilaku hidup
ini, Yesus juga mengajarkan agar orang jangan menghakimi karena kamu akan dihakimi
dengan ukuran yang dipakai. Penghakiman adaah hak dan wewenang Tuhan. Yang perlu
dilakukan manusia ada menyadari dan melihat kekurangannya sendiri dan sadar serta
bertobat (Mat 71-5).
2. Dalam melakukan ibadah, seperti berdoa, jangan dilakukan sepeti orang munafik,
yang berdoa panjang-panjang dan dilakukan di tempat yang terbuka supaya dilihat orang.
Tetapi orang percaya harus berdoa di tempat tersembunyi dengan kata-kata yang sederhana,
seperti Doa Bapa Kami. (Mat 6: 5-15). Sama halnya dengan member sedekah, supaya
dilakukan dengan tidak memberitahukan kepada orang lain karena Allah sudah mengetahui
apa yang diberikan itu. (Mat 6:1-4).
3. Dalam menanggapi bebagai aturan agama atau adat istiadat Yahudi, Yesus
mengajarkan agama orang melihat kepentingannya bagi manusia atau kemanusiaan. Jika ada
aturan yang menghambat pelayanan kepada manusia maka itu dapat diabaikan. Misalnya,
Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat, walaupun ada larangan untuk melakukan
aktifitas pada hari Sabat. Demikian juga Yesus memperkenankan murid-muridNya memetik
gandum pada hari sabat karena gandum itu dibutuhkan untuk makan. Menyangkut aturan ini,
Yesus juga memperlihatkan pengabaianNya ketika Ia berbicara dengan perempuan Samaria,
padahal orang Yahudi dilarang untuk berbicara dengan orang Samaria. Di sini Yesus hendak
memperlihatkan adalah dalam hal kehidupan atau hubungan antar manusia yang penting
adalah pengakuan dan penghargaan terhadap sesama manusia, siapapun dia, termasuk orang
yang dianggap sebagai musuh. Ini sesuai dengan ajaran Yesus tentang kasih, bahkan termasuk
terhadap musuh (Kasihilah musuhmu).
4. Amanat Agung; di sini Yesus memberikan tugas kepada pengikutNya untuk
menyampaikan ajaranNya kepada semua bangsa dan membuat mereka menerima Yesus.
tanda penerimaan itu adalah dengan pembaptisan dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh
Kudus (Mat 28:19-20). Tugas ini merupakan tugas setiap orang percaya dan gereja sebagai
persekutuan orang percaya.
4. Metode Pengajaran Yesus
Dalam menyampaikan ajaran-ajaranNya, Yesus menggunakan berbagai cara atau metode,
seperti:
1. Khotbah, yaitu mengajar secara langsung tenang nilai-nilai yang benar, seperti dalam
khotbah di bukit (Mat 5).Yesus umumnya mencari tempat yang strategis seperti di

atas bukit atau di pinggir sungai atau danau sehingga ia dapat dengan mudah terlihat
oleh orang-orang dan sekaligus Ia dapat dengan mudah mudah melihat, menyapa atau
menunjuk kepada orang-orang yang hadir.
2. Pemberian Perumpamaan. DI sini Yesus mengajar tentang nilai-nilai kebenaran
dengan menggunakan ilustrasi atau gambaran-gambaran kasus atau pengetahuan yang
sudah umum dalam masyarakat. Penggunaan perumpamaan itu dimaksudkan agar
para pendengar dapat lebih mudah mengerti apa yang diajarkanNya. Misalnya,
perumpamaan lalang di antara gandum; anak yang hilang, domba yang hilang, pokok
anggur dan ranting-rantingnya, dsb.
3. Pemberian contoh atau teladan hidup yang benar, seperti mau bercakap-cakap dengan
orang Samaria yang dianggap musuh oleh orang Yahudi; Yesus menerima Matius
pemungut cukai yang dianggap sebagai orang berdosa.
4. Membuat mujizat, yaitu penyembuhan, penusiran setan, pengendalian alam,
membangkitkan orang mati. Mujizat-mujizat itu adalah antara lain: membuat air
menjadi anggur, orang mati dibangkitkan, orang buta melihat, orang tuli mendengar,
mengusir roh jahat, meredakan angin rebut, dan berbagai penyakit yang
disembuhkanNya.
5. Jabatan dan Gelar-Gelar Yesus
1. Jabatan
Dalam ajaran Alkitab, Yesus memiliki tiga jabatan, yaitu Nabi, Imam dan Raja. Ketiga
jabatan ini tidak dapat dipisahkan karena jabatan-jabatan itu merupakan satu-kesatuan yang
ada pada Yesus. Ketika Yesus mengajar, bukan hanya sebagai nabi tetapi Ia juga sebagai
Imam dan Raja. Ketika Ia disalibkan, bukan hanya sebagai Imam yang dikorbankan, tetapi
juga sebagai Raja dan sebagai Nabi yang bersaksi tentang karya Tuhan Allah (Yoh 18:19-22).
Ketika Ia melakukan mujizat, itu dilakukan bukan hanya sebagai Raja yang berkuasa, tetapi
juga dalam jabatan-Nya sebagai Imam yang menaruh belas kasihan dan sebagai Nabi yang
memberitakan kehendak Allah. Untuk itulah ketiga jabatan dalam diri Yesus Kristus
dikatakan merupakan suatu kesatuan.
2. Gelar-Gelar
Ada banyak sekali gelar yang diberikan kepada Yesus sebagimana tertulis di dalam Alkitab,
seperti Kristus, Tuhan, Juruselamat, Rabi, Tabib, Guru, Gembala, Domba, Imanuel, Anak
Daud, Anak Allah, Anak Manusia, Pengantin, dsb. Namun di dalam bagian ini, akan dibahas
hanya beberapa gelarnya yang sering dipergunakan. Gelar-gelar itu adalah:
1. Kristus atau Mesias
Kata Kristus adalah sebuah gelar yang diberikan kepada Yesus. Gelar ini paling sering
dilekatkan pada nama Yesus dan paling sering dipergunakan di dalam Alkitab. Kata ini
berasal dari kata Kristos (bhs Yunani), Mesias (bhs Ibrani), yang berarti Yang diurapi
(Maz 45:8; Ibr 1:9, Yesus diurapi dengan minyak; dan Yes 61:1, Mesias diurapi dengan Roh
Kudus) dan menjadi Yang dipilih.
Gelar Kristus bagi Yesus berarti Yesus yang diurapi untuk menjadi Raja dan Juru Selamat,
(bukan Guru selamat). Yesus datang bukan hanya untuk mengajarkan tentang keselamatan,
tetapi Ia adalah jalan kepada keselamatan dan sekaligus Ia adalah keselamatan itu sendiri.
Jadi nama Yesus Kristus memiliki arti bahwa Tuhan menyelamatkan manusia, melalui Yesus,
sebagai Anak Allah yang diurapi atau dipilih.

2. Tuhan
Gelar Tuhan juga diberikan kepada Yesus, baik ketika Dia disebut oleh murid-muridNya
ketika Yesus berada dengan mereka, maupun di dalam ajaran-ajaran Paulus. Kata Tuhan dlam
bahasa Yunani disebut Kurios, artinya oknum atau pribadi yang memiliki kekuatan dan
kemampuan yang jauh yang ada pada manusia, atau disebut kekuatan ilahi. Kekuatan ini
hanya dimiliki oleh sosok ilahi atau Tuhan atau Allah. Karena itu Yesus disebut Tuhan.
Ketuhanan Yesus dimilikiNya karena Yesus berasal dari Allah dan Allah itu sendiri (Yesus
dikandung oleh Roh Kudus atau Roh Allah.
3. Anak Allah
Gelar Anak Allah diberikan kepada Yesus untuk menunjukkan betapa dekat hubunganNya
dengan Sang Bapa. Yesus dan Allah Bapa memiliki hubungan yang dekat sekali dan bahkan
mereka adalah satu kesatuan. Seperti kata Yesus Aku dan Bapa adalah satu.
4. Anak Manusia
Gelar ini menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia juga, selain Ia sebagai Tuhan. Bahwa Ia
dilahirkan sebagaimana manusia lainnya. Kemanusiaannya tampak pada keadaan fisik,
mental dan spiritualnya. Bahwa Yesus, sebagai manusia, bisa haus dan lapar juga; Ia juga bisa
lelah, dan bahkan dapat marah (seperti ketika Ia membalikkan meja-meja para penjual di
halaman Bait Allah). Jadi dalam hal itu, Yesus sama dengan manusia lainnya. kehadiranNya
sebagai manusia diperlukan oleh manusia supaya apa yang diajarkanNya dapat dipahami dan
diterima oleh manusia.
5. Juruselamat
Gelar ini diberikan kepada Yesus karena tugas dan fungsiNya datang di dunia adalah untuk
menyelamatkan manusia. Sejak Yesus masih di kandungan Maria, malaikat sudah
memberitahukan kepada Yusuf (ayahnNya) bahwa Yesus akan menjadi Juruselamat. Bahkan
nama Yesus sendiri dapat berarti sebagai orang yang menyelamatkan. Jadi gelar Juruselamat,
di samping, sesuai dengan nama Yesus, juga menunjukkan tugas dan fungsinya untuk
menyelamatkan manusia.
6. Karya Yesus
Yesus adalah Kristus, Tuhan, Anak Allah dan Juruselamat, yang dipilih dan diurapi oleh Allah
untuk menolong dan menyelamatkan manusia. Dengan demikian jelas bahwa Yesus datang ke
dunia untuk melakukan karya-Nya, yaitu keselamatan. Karya penyelamatan Yesus Kristus
sejak awal hidup-Nya hingga naik ke sorga, dapat dibagi menjadi:
1. Karya penyelamatan yang dilakukan dalam kehinaan-Nya atau dalam status
kerendahan-Nya.
2. Karya penyelamatan yang dilakukan dalam kemuliaan-Nya atau dalam status
ketinggian-Nya.

Karya penyelamatan yang dilakukan Yesus Kristus dalam status kerendahan-Nya,


yaitu:
- Kelahiran-Nya
- Kesengsaraan-Nya
- Berada di bawah pemerintahan Pontius Pilatus
- Disalibkan

- Mati
- Dikuburkan
- Turun dalam kerajaan maut
Karya penyelamatan yang dilakukan Yesus Kristus dalam status ketinggian-Nya,
yaitu:
- Kebangkitan-Nya
- Kenaikan-Nya ke sorga
- Duduk di sebelah kanan Allah
- Kedatangan-Nya kedua kali

Di samping itu, karya lain yang dilakukan Yesus Kristus dapat dilihat melalui cara atau sikap
hidup-Nya, yaitu:
Karya penyelamatan Yesus dipandang dari segi ketaatan.
Ketika Yesus lahir, Ia hidup di bawah Hukam Taurat (Gal 4:4). Sekalipun Ia adalah
allah tetapi Ia mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Ia
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan smapai mati di kayu salib (Flp
2:7-8). Ia sendiri mengatakan bahwa Ia tidak menuruti kehendak-Nya sendiri,
melainkan kehendak Dia yang mengutus-Nya (Yoh 5:30). Arti ketaatan di sini ialah,
bahwa seluruh hidup Yesus diarahkan dan dihadapkan kepada Tuhan allah dan kepada
segala perintah-Nya. Puncak ketaatan-Nya adalah penyerahan nyawa-Nya untuk
menyelamatkan manusia yang tidak taat kepada Allah.

Karya penyelamatan Yesus dipandang dari segi korban


Kematian Yesus bukanlah kematian biasa yang terjadi pada manusia. Kematian Yesus
adalah suatu korban. Kata korban di sini mangandung makna merelakan. Ia
mengorbankan diri-Nya, yang berarti ia merelakan diri-Nya dengan kematian-Nya,
untuk menebus dosa manusia (Mark 10:45; Yoh 10:11,15; 15:13). Paulus mengatakan
bahwa Kristus telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan
korban yang harum bagi Allah (Ef 5:2).

Karya peneyelamatan Yesus dipandang dari segi Pendamaian


Allah telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus (2 kor 5:19). Ketika
manusia jatuh dalam dosa, maka manusia menjadi seteru Allah, sehingga hubungan
manusia dengan Allah bukanlah hubungan yang damai. Pendamaian terjadi oleh
kematian Kristus, ketika kita masih menjadi setru Allah (Rm 5:10). Kata
mendamaikan mengandung arti, bahwa karena kematian Kristus maka ada suasana
baru, yang menjiwai hubungan antara manusia dengan Allah, yaitu suasana damai.
Dengan kematian Kristus, maka manusia diperkenankan menghampiri Tuhan Allah.

Karya penyelamatan Yesus dipandang dari segi penebusan


Kata penebusan diungkapkan dengan berbagai pemahaman, seperti: dibeli dengan
pembayaran lunas (1 Kor 6:20; 7:23), ditebus dari kutuk hokum Taurat (gal 3:13; 4:5),
dibebaskan dari kejahatan (Tit 2:14).

7. Kesimpulan

Demikianlah gambara atau ajaran tentang Yesus, yang dipahami dan diterima oleh umat
Kristen. Yesus ini dipercayai sebagai Allah yang datang ke dalam dunia untuk
menyelamatkan manusia.

Anda mungkin juga menyukai