Anda di halaman 1dari 11

STANDARD AKUNTANSI

IFRS & PSAK

1.IFRS (International Financial Reporting Standards)


IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat
organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),
Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
A.

Manfaat IFRS

Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan


mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional


dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practise.

B.

Karakteristik IFRS

IFRS menggunakan Principles base sehingga lebih


menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas
standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan
prinsip tersebut.

Standar membutuhkan penilaian atas substansi


transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi
mencerminkan realitas ekonomi.

Membutuhkan proffesional judgment pada penerapan


standar akuntansi.

Semakin banyak menggunakan fair value dalam


penilaian

Disclosure yang lebih banyak

C.

Konvergensi IFRS
Pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan:

Full

Adoption,pada tingkat ini suatu negara mengadopsi


seluruh IFRS dan menterjemahkan word by word.

Adapted,

mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan


kondisi di suatu negara.

Piecemeal,

suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor


IFRS, yaitu nomor standar atau paragraf tertentu

Referenced,

standar yang diterapkan hanya mengacu pada


IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri
oleh badan pembuat standar

Not

adoption at all, suatu negara sama sekali tidak


mengadopsi IFRS.

2.Standar Akuntansi di Indonesia

Disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan


Standar Akuntansi yang disusun

PSAK

PSAK ETAP

PSAK Syariah

Dewan Standar Akuntansi Keuangan berada dibawah Ikatan


Akuntan Indonesia bukan dibawah IAPI (Institut Akuntan Publik
Indonesia).
Pengurus Pusat IAI, sebagai Dewan Pengawas yang bertugas
memilih anggota DSAK, DKSAK, Mekanisme Kerja
Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan bertugas
memberikan masukan dan arahan kepada DSKA
Untuk Akuntansi Pemerintah disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintah.

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di


Indonesia

Menjelang diaktifkan Pasar Modal pada tahun 1973, dibentuk Badan Penyusun Standar Akuntansi
yang menghasilkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)

Komite PAI yang dibentuk tahun 1974 melakukan revisi mendasar PAI 73 untuk menyesuaikan
ketentuan akuntansi dengan dunia usaha. Hasil revisi ini dikodifikasi dalam Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984

Pada tahun 1994, komite PAI melakukan revisi total terhadap PAI 1984. hasil revisi ini dikodifikasi
dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994

Selanjutnya periode 1994-1998, nama komite PAI diubah menjadi komite Standar Akuntansi
Indonesia (SAK).

Mulai 1994, IAI memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi
internasional dengan melakukan revisi dua kali SAK 1994, yaitu pada 1 Oktober 1995 dan 1 Juni
1996

Pada periode 1998-2002, DSAK yang menggantikan komite SAK, melakukan dua kali revisi PSAK,
yaitu revisi per 1 Juni 1999 dan 1 April 2002

Perbedaan IFRS dan PSAK


PENDAHULUAN DAN KERANGKA DASAR

N
O

PERBEDAAN

IFRS

Cakupan Pengaturan

Kerangka Dasar

Memungkinkan penilaian aktiva


tetap berwujud dan tidak
berwujud menggunakan nilai
wajar. Laporan keuangan harus
disajikan dengan basis true and
fair

Sama seperti IFRS, PSAK


memberikan alternatif
penggunaan nilai wajar untuk
menilai kembali aktiva tetap
berwujud dan tidak berwujud.
Laporan keuangan disajikan
dengan basis fairly stated

Pernyataan kepatuhan
akan Standar

Entitas harus membuat


pernyataan eksplisit tentang
kepatuhan akan standar IFRS

Entitas tidak harus membuat


pernyataan kepatuhan akan SAK

Desain IFRS diperuntukkan untuk


entitas yang bersifat profitoriented
dan SME (Small Medium Enterprise).
IFRS belum mengatur standar
akuntansi untuk perusahaan berbasis
syariah.

PSAK
SAK diperuntukkan untuk Entitas
yang bersifat profitoriented,
Nirlaba, UKM (Usaha kecil
menengah) yang disebut SAKENTAP, dan Perusahaan berbasis
syariah.

PrinsipKetepatanWaktu
(Timeliness)

Tidak diatur secara khusus


kapan entitas menyajikan
laporan keuangan

Dianjurkan agar entitas


menyajikan laporan keuangan
paling lama 4 bulan setelah
tanggal neraca

Basis Standar

Menganut standar akuntansi


berbasis prinsip untuk
meningkatkan
transparansi,akuntabilitas,
dan keterbandingan laporan
keuangan antar entitas
secara global.

Menganut standar akuntansi


berbasis aturan.

PrinsipKonservatif

Tidak lagi mengakui prinsip


konservatif, namun diganti
dengan prinsip kehati-hatian
(Prudence)

Masih mengkui prinsip


konservatif

PERBEDAAN ANTARA IFRS DAN PSAK


PENGUNGKAPAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
No

Perbedaan

KomponenLaporan
Keuangan yang lengkap

IFRS

Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :-


Laporan posisi keuangan(neraca)- Laporan laba rugi Komponen laporan keuangan lengkap terdiri
komprehensif- Laporan perubahan ekuitas-
atas :- Neraca- Laporan laba
Laporan arus kas- Catatan atas laporan keuangan- rugi- Laporan perubahan ekuitas-
Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan
Laporan arus kas- Catatan atas laporan
penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan
keuangan
akuntansi
Berdasar ilustrasi IFRS :
Berdasar PSAK:

Aset: Aset TidakLancarAset


lancar

PSAK

Pengungkapan dalam
Laporan
posisikeuangan(neraca)

Laibilitas: Liabilitasjangka
panjangLaibilitasjangka
pendek

Ekuitas: Ekuitas yang dapat


diatribusikan ke
pemilikentitas indukHak
nonpengendali

Aset: AsetLancarAset
TidakLancar

Ekuitas Hak
nonpengendaliEkuitas
yang dapat
diatribusikan ke

Laibilitas: Laibilitas
jangka pendek
Laibilitas jangka
panjang

Istilah minority
interest

Istilah minority interest (hak


minoritas) diganti menjadi non
controlling interest (hak non
pengendali) dan disajikan dalam
Laporan perubahan ekuitas.

Pos luar biasa


(extraordinary item)

Tidak mengenal istilah pos luar


biasa (extraordinary item)

Laibilitas jangka panjang disajikan


sebagai Laibilitas jangka pendek
jika akan jatuh tempo dalam 12
Penyajianlaibilitasjang
bulan meskipun perjanjian
ka panjang yang akan
pembiayaan kembali sudah selesai
dibiayai kembali
setelah periode pelaporan dan
sebelum penerbitan laporan
keuangan

Menggunakan istilah hak minoritas

Masih memakai istilah pos luar biasa


(extraordinary item)

Tetap disajikan sebagai Laibilitas


jangka panjang

Penetapan IFRS sebagai standar internasional dalam pelaporan keuangan bertujuan


untuk memudahkan penulisan dan pelaporan keuangan bagi para investor. Dengan
adanya standar yang berlaku secara global mengakibatkan perusahaan tidak perlu
mengganti stadar pelaporan mereka agar dapat dimengerti oleh investor yang mungkin
berasal dari berbagai Negara. Dengan satu standar internasional juga dapat mengurangi
biaya yang timbul dari konvergensi atau penyesuaian laporan keuangan yang dibuat.
Di Indonesia sendiri standar yang digunakan perusahaan atau organisasi bisnis untuk
membuat laporan keuangan adalah PSAK. Sekarang ini dengan adanya perkembangan
IFRS sebagai standar baru mengakibatkan diadopsinya standar IFRS ke dalam standar
PSAK. Adopsi IFRS ke dalam PSAK tidak dilakukan secara langsung tetapi dilakukan
secara bertahap, adopsi secara bertahap ini juga memunculkan beberapa perbedaan
dalam standar IFRS dan PSAK. Dengan adanya perbedaan antara kedua standar tersebut
tidak berarti IFRS tidak berlaku di Indonesia ataupun sebaliknya. Akan tetapi, standar
yang tetap berlaku di Indonesia adalah PSAK sehingga pelaporan keuangan tetap harus
mengikuti standar ini.

Anda mungkin juga menyukai