Anda di halaman 1dari 3

Dulu, perusahaan membuat berbagai produk yang terbatas.

Misalnya, perusahaan televisi hanya memproduksi satu


jenis televisi dan perusahaan mobil hanya memproduksi satu mobil tertentu. Biaya tidak langsung (indirect cost)
hanya mengambil bagian yang kecil dari biaya total. Sehingga pemakaian sistem kalkulasi biaya yang sederhana
untuk mengalokasikan biaya secara umum mudah dilakukan, tidak mahal, dan cukup akurat.
Namun ketika produk yang dihasilkan semakin beragam, perataan secara umum (broad averaging) justru
mengakibatkan semakin tidak akuratnya biaya produk. Penggunaan satu tarif overhead manufaktur untuk seluruh
produk yang dihasilkan sering menghasilkan data biaya yang tidak dapat dipercaya. Istilah perataan biaya seperti ini
menyerupai pengolesan selai kacang (peanut-butter costing) dimana pendekatan kalkulasi biaya per produk
menggunakan pemerataan secara umum dan seragam ke objek biaya. Padahal masing-masing produk atau jasa
tersebut dalam kenyataannya tidak menggunakan sumber daya dalam jumlah yang sama.
.
Peanut-Butter Costing
Secara sederhana perhatikan ilustrasi berikut!
Dina, Inge, Kisti, Nita, dan Vivin mendiskusikan perkembangan bisnis otomotif di sebuah restoran terkenal di kota
Jakarta. Mereka masing-masing memesan hidangan utama, hidangan penutup, dan minuman berbeda sesuai
selera. Total biaya tagihan kelima sekawan tersebut adalah :

Hidangan
Utama
Dina
Inge
Kisti
Nita
Vivin
Rata-rata

Hidangan
Penutup
$ 0
11
17
15
18
$ 12.2

Minuman
$ 20
20
7
0
5
$ 10.4

Total
$ 10
5
9
0
4
$ 5.6

$30
36
33
15
27
$ 28.2

Jika total tagihan makanan sebesar $141 dibagi rata, maka biaya rata-rata makan per orang adalah $28.2.
Pendekatan pertaan biaya ini menyamaratakan biaya makan masing-masing orang tersebut. Nita kemungkinan
akan keberatan membayar $ 28.2 karena biaya makan sebenarnya yang harus ia bayar adalah $ 15. Sebaliknya
Inge dan Kisti akan dikenakan biaya yang lebih rendah dari yang seharusnya.
Perataan biaya seperti inilah yang dapat menyebabkan kalkulasi biaya produk atau jasa menjadi terlalu rendah atau
terlalu tinggi.

Kalkulasi biaya produk yang terlalu rendah

Sebuah produk menghabiskan sumber daya yang lebih banyak tetapi justru memiliki biaya per unit yang rendah.

Kalkulasi biaya produk yang terlalu tinggi

Sebuah produk menghabiskan sumber daya yang lebih sedikit tetapi justru memiliki biaya per unit yang tinggi.
Perusahaan yang biaya produknya lebih rendah mungkin melakukan penjualan yang sebenarnya mengalami
kerugian, meskipun terkesan bahwa penjualannya menguntungkan. Jadi penjualan yang dilakukan mungkin
menghasilkan lebih sedikit pendapatan dibandingkan biaya sumber daya yang digunakan. Sementara perusahaan
yang biaya produknya lebih tinggi bisa jadi menetapkan harga yang terlalu tinggi atas produknya, sehingga
kehilangan pangsa pasar yang direbut oleh pesaing yang membuat produk sejenis.

.
Product-cost Cross-subsidization
Ketika salah satu produk perusahaan mengalami kekurangan biaya maka paling tidak ada satu produk lain yang
mengalami kelebihan biaya maka terjadilah yang disebut dengan subsidi silang biaya produk. Hal ini dapat terjadi
karena biaya dialokasikan secara merata ke berbagai produk tanpa mempertimbangkan jumlah sumber daya yang
digunakan setiap produk.
Merujuk contoh kasus pada tabel di atas maka jumlah subsidi silang biaya tagihan makanan setiap orang dapat
dihitung dengan mudah. Semua pos dalam biaya tagihan makanan tersebut merupakan biaya langsung (direct cost)
sehingga mudah untuk ditelusuri. Penghitungan jumlah subsidi silang akan menjadi lebih rumit ketika terdapat biaya
tidak langsung (indirect cost dan overhead). Misal, bagaimana mengalokasikan biaya sebotol air mineral yang
diminum oleh dua orang atau lebih?
.
Kalkulasi Sederhana dengan Satu Pool Biaya Tidak Langsung
Sebelum membahas mengenai Activity Based Costing ada baiknya terlebih dahulu mengetahui tentang Sistem
Kalkulasi Sederhana dengan Satu Pool Biaya Tidak Langsung.
Contoh :
Perusahaan Merak memproduksi dua jenis lampu, yakni lampu neon dan lampu kristal. Pembuatan lampu neon
lebih mudah dan sederhana, berbeda dengan pembuatan lampu kristal yang membutuhkan keahlian, lebih rumit, dan
proses pembuatan yang lebih detail. Lingkungan bisnis untuk lampu neon sangat kompetitif sehingga pembeli
cenderung memilih merk lain dibanding produk perusahaan Merak. Harga lampu neon milik perusahaan
Cendrawasih yang hanya memproduksi satu jenis lampu neon adalah $53, sedangkan lampu neon produksi Merak
jauh lebih mahal yakni $63. Untungnya, persaingan tidak terjadi pada produk lampu kristal. Persaingan bisnis untuk
lampu kristal masih belum kompetitif sehingga produk lampu kristal pun mampu dijual dengan harga $137.
Sebuah keputusan yang tepat harus diambil oleh perusahaan Merak atas permasalahan di atas. Setidaknya ada
dua opsi yang dapat dipilih oleh perusahaan Merak, yakni membiarkan pelanggan beralih ke merk lampu neon lain
karena biaya produksi tidak dapat lagi dikurangi ataukah menurunkan biaya produksi untuk mempertahankan jumlah
pelanggan yang menggunakan lampu neon produksi perusahaan Merak? Opsi kedua jelas membutuhkan
peninjauan ulang atas kalkulasi biaya produksi yang selama ini dilakukan oleh perusahaan Merak. Dan di atas
semua opsi tersebut, keberlangsungan perusahaan patut diperhitungkan sehingga harga yang ditetapkan atas lampu
neon dan lampu kristal milik Merak harus melebihi total biaya produksi.
Laba Usaha = Total Biaya Produksi > Harga Jual
Berikut adalah langkah-langkah pedoman dalam Kalkulasi Biaya Sederhana dengan Satu Pool Biaya Tidak
Langsung :
1. Identifikasi Objek Biaya
Cost Object adalah sesuatu yang akan diukur cost-nya. Dalam kasus ini, lampu neon dan lampu kristal merupakan
objek biaya yang akan dihitung total biaya perancangan, pembuatan, dan pendistribusian lensa. Pada tahun 2010
kemarin, total produksi lampu neon adalah sebanyak 60.000 unit sedangkan lampu krstal adalah sebanyak 15.000
unit.
2. Identifikasi Biaya Langsung Produk
Direct Cost adalah biaya yang dapat ditelusuri langsung ke objek biaya. Biaya langsung pembuatan lampu neon dan
lampu kristal terdiri dari bahan baku langsung (direct material) dan tenaga kerja langsung (direct labor), dimana
semua biaya diluar DM dan DL diidentifikasi sebagai biaya tidak langsung (indirect cost).

Lampu Neon
Total Biaya

Lampu Kristal

Biaya per Unit

Total Biaya

TOTAL

Biaya per Unit

DM

$ 1.125.000

$ 18.75

$ 675.000

$ 45

$ 1.800.000

DL

600.000

10

195.000

13

795.000

$ 1.725.000

$ 28.75

$ 870.000

$ 58

$ 2.595.000

Total DC

Manfaat Produk-Biaya Cross-Subsidi


Bila Anda menggunakan produk-biaya strategi subsidi silang dalam penetapan harga Anda,
Anda mungkin melihat benjolan besar di bisnis karena harga adalah pendorong utama bagi
konsumen yang sedang mempertimbangkan pembelian. Jika kualitas produk dan layanan
pelanggan Anda yang setara dengan pesaing Anda, item underpriced mungkin cukup untuk
mengkonversi pembeli bimbang. Untuk alasan ini, produk-biaya subsidi silang dapat menjadi
strategi yang baik untuk digunakan untuk produk-produk baru di pasar atau produk yang
masuk dalam segmen pasar yang sangat kompetitif.

Kekurangan Produk-Biaya Cross-Subsidi


Subsidi silang biaya produk Anda dapat menyebabkan masalah harga di jalan. Sebagai
contoh, ketika Anda menurunkan harga satu produk dan meningkatkan harga lain, Anda
mungkin cepat kehilangan pangsa pasar untuk produk mahal karena pesaing Anda akan
dapat mengalahkan Anda dalam harga, kemungkinan sementara masih tersisa
menguntungkan. Anda mungkin akan melihat bisnis yang lebih besar untuk produk
underpriced, membutuhkan Anda untuk fokus lebih banyak waktu operasional dan sumber
daya ke dalam produk, yang selanjutnya dapat mengurangi penjualan untuk produk mahal
Anda. Seperti penjualan tersebut berkurang, Anda akan dipaksa untuk menaikkan harga
produk underpriced Anda, dan mungkin kehilangan pelanggan dalam proses. Ketekunan
dalam pemantauan dan menyesuaikan harga dan pemasaran dapat membantu marah siklus
ini.

Anda mungkin juga menyukai