Anda di halaman 1dari 8

Kelompok IV : 1.

Immanuel Ramos Nababan

2. Nico Silaban

3. Rinaldi Sinurat

4. Hermanto Sihombing

Mata Kuliah : Teologi PB

Dosen Pengampu : Pdt. Jhon Vetra Simatupang, M.Th

Pemahaman Teologi tentang Yesus sebagai Anak Daud dalam Latar Belakang Yahudi,
Kitab Injil Sinoptik dan Yohanes

BAB I

Pendahuluan

Gelar Anak Daud erat kaitannya dengan gelar Mesias. Gelar itu muncul beberapa kali
dalam PB, dan ada petunjuk-petunjuk yang menyatakan bahwa orang-orang Kristen mula-
mula mengakui pentingnya asal-usul Yesus dari keturunan Daud. Untuk mengetahui hal ini
ada baiknya harus memperhatikan bukti PB dari latar belakang Injil Sinoptik, Injil Yohanes,
serta dari pemahaman orang-orang Yahudi mengenai gelar itu.

A. Injil Sinoptik
1. Menurut Matius

Kitab Matius menyatakan Yesus sebagai anak Daud (bnd. Mat.1:1). Menyatakan Yesus
sebagai “Anak Abraham” tampaknya tidak menimbulkan masalah dalam cerita Matius.
Tetapi tidak halnya dengan gelar “Anak Daud”. Sesungguhnya Matius berpanjang lebar
dalam pasal 1 untuk menunjukkan bukan hanya “bahwa”, tetapi juga “bagaimana” Yesus
dapat secara sah diberi gelar dalam ayat 1 sebagai “Anak Daud”. Persoalan yang tampak
dibuat Matius dalam kitab ini adalah bagaimana Yesus secara sah dapat dianggap sebagai
“Anak Daud” (bnd. Mat.1:1). Yesus dapat secara sah dikatakan sebagai “Anak Daud” karena
Yusuf anak Daud mematuhi perintah-perintah yang ia terima dari malaikat Tuhan dan
memberikan nama kepada Yesus (Mat.1:20-21,25). Dengan kata lain, Yesus lahir dari Maria,
tetapi bukan berayahkan Yusuf, adalah anak sah Daud, karena Yusuf anak Daud mengangkat-

1
Nya ke dalam garis keturunan-Nya. 1 Maka dengan ini, Injil Matius menyatakan bahwa Yesus
sebagai anak Daud ditinjau dari sudut genealogis.

Sapaan "Anak Daud" oleh Matius dianggap sangat penting dalam pekabarannya. Lagi
pula, ia memulai injilnya dengan menulis: "Inilah kitab kejadian Yesus Kristus, anak Daud,
anak Abraham". Dengan demikian, ia mengabarkan Yesus sebagai turunan dari Daud,
melalui Yusuf, anak Daud (1:20). Tetapi Yesus adalah Anak Daud dalam arti yang unggul.
Inilah yang mau dikabarkan Matius. la tidak memaksakan penjajahan seperti yang diharapkan
dari sang Mesias oleh banyak orang Yahudi. Tetapi, Ia adalah Anak Daud yang rendah hati,
yang masuk kota Yerusalem dengan naik seekor keledai, siap untuk menderita. Pada
peristiwa itu Dia disambut antara lain dengan kutipan: "Hosana bagi Anak Daud!" (bnd,
Mat.21:9). Dalam Matius para murid tidak memakai sapaan ini; mereka mengenal gelar-
gelar yang lebih agung, yaitu Tuhan, Mesias, Anak Allah (bnd. juga Mat. 22:41- 46). Yesus
sebagai anak Daud dalam Injil Matius ini dipahami sebagai Anak Daud yang menyelamatkan,
Anak Daud yang mengasihi dan menyelamatkan orang yang dianggap rendah (Outcast), dan
orang-orang yang berseru kepada-Nya2.

2. Menurut Markus

Dalam Markus Yesus tidak langsung disebut sebagai anak Daud, namun Injil Markus
mengatakan “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah kerajaan yang
datang dalam nama Tuhan, Bapa kita Daud”. Yesus disebut dengan anak Daud karena
kedatanganNya dihubungkan dengan kedatangan kerajaan Daud.3 Yesus mengkritisi sebutan
bahwa Ia anak Daud dan usaha yang menghubungkan diriNya dengan kerajaan Daud. Dalam
percakapanNya dengan orang Farisi, Yesus membuat bingung orang Farisi mengenai
kedudukan Mesias sebagai anak Daud. Secara tidak langsung Yesus menimbulkan keraguan
pada mereka yng menghubungkan diriNya dengan kerajaan Daud.4

Dalam Markus 12:37 dikatakan bahwa Daud sendiri mengatakan bahwa Dia (Yesus)
adalah tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya. Jelas dikatakan dalam nats ini bahwa Yesus
menolak sebutan Ia sebagai anak Daud. Hal inilah yang susah dipahami oleh para orang
Farisi/ ahli Taurat. Jelas menurut Mazmur 110:1 Sang Mesias itu kedudukannya lebih

1
Jack Dean Kingsbury, Injil Matius Sebagai Cerita (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 2014). 64
2
B.F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar : Terjadinya dan Amanat Injil-Injil Matius, Markus, dan Lukas (Jakarta :
PT. BPK Gunung Mulia, 2016). 218
3
Jakob Van Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006). 385.
4
Mawene, Marthinus Teologi Kemerdekaan: Suatu ontologi tentang kemerdekaan dan pembebasan dalam
perspektif kerajaan Allah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004). 54.

2
tinggi daripada Daud, sehingga sebutan "Anak Daud" bukanlah sebutan yang layak untuk
Mesias (Matius 22:45). Tetapi atas pertanyaan Yesus pada ayat 45 ini tidak bisa dijawab oleh
orang-orang Farisi. Namun yang dipertanyakan Yesus itu, bahwa Sang Mesias yang lahir dari
Roh Allah, Dia adalah Allah yang "kenosis" atau "merendahkan diriNya" mengambil rupa
seorang hamba dan menjadi serupa dengan manusia (Filipi 2:6-8 ), lahir dari anak dara Maria
seorang keturunan dari Daud melalui Natan (Lukas 3:31), sehingga Ia-pun disebut "Anak
Daud" (Keturunan Daud) dalam Matius 1:20. 5

Dapat diambil kesimpulan bahwa yesus jelas adalah keturunan Daud namun bukan anak
Daud, Yesus sebagai anak hanya sebuah sebutan dari orang Yahudi karena Orang Yahudi
mempercayai bahwa Mesias akan datang dari keturunan Daud, Mesias yang mereka percayai
adalah seorang yang mampu mengembalikan keadaan Israel sama seperti keadaan pada
zaman Raja Daud. Mereka ingin Israel berada pada keadaan yang baik, dan kembali kepada
zaman emas. Ketika Yesus lahir ke dunia ia menjadi seorang yang sangat berbeda, karena ia
memiliki kuasa sebab Dialah Tuhan yang menjadi manusia. Kedatangan Yesus memberi
harapan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus sebagai anak Daud yang akan
memulihkan keadaan Israel.

3. Menurut Lukas

Injil lukas mengisahkan berbagai peristiwa tentang proses historis nubuatan Allah
melalui Yusuf dan Maria yang dijadikan suatu perantara kelahiran Yesus yang berazaskan
dari Roh Kudus (Luk 1:35). Kelahiran Yesus merupakan suatu wujud inkarnasi Allah dalam
proses karya penyelamatan di tengah-tengah dunia ini. Dalam kitab injil sinoptik Lukas ini,
gelar anak Daud dimaknai sebagai konteks harapan yang menciptakan relasi perdamaian
antara manusia dengan Allah. Sebagaimana menurut pemahaman Yahudi bahwa tidak raja
ada lain, selain raja Daud. Bahkan perkataan Allah melalui malaikat Gabriel memberikan
penjelasan untuk meyakinkan Maria bahwa ; “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak
Allah yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengkaruniakan kepada-Nya tahkta Daud,
Bapa leluhurnya (Luk 1:32-33). Karena raja Daud adalah orang kesayangan Allah.
Sesungguhnya penantian pengutusan Allah dalam karya penyelamatan, sudah lama ditunggu-
tunggu oleh bangsa Yahudi. Mereka memimpikan masa keemasan, masa ketahtahtaan, masa
kebebasan mesias adalah bahwa Allah akan mengutus bagi umat-Nya seorang pemimpin

5
Abraham Park, Pemeliharaan yang Misterius dan Ajaib, (Jakarta: Yayasan Damai Sejahtera Utama, 2015).
167.

3
seperti Daud dulu, seorang raja yang akan menjaga umat-Nya, mengembalikan kebesaran
Israel dan membawa umat memasuki masa jaya. 6

Pada situasi itu, Yusuf dan maria diperhadapkan oleh kebimbangan atas pernyataan yang
dikatakan oleh malaikat gabriel (Luk 1:34). Sedangkan penekanan dalam upaya malaikat
terhadap Yusuf adalah melalui pesan dari mimpi tersebut. Wahyu dari Allah di dalam dan
sekitar kelahiran Yesus inilah yang menjadi konteks penetuan akhir karya keselamatan yang
dimaksudkan oleh Allah melalui perspektif Lukas. Sejauh ini lukas menjelaskan tentang
pandangannya mengenai pengalaman maria pada saat tinggal di Nazaret disanalah ia melihat
Yusuf bersama maria berangkat ke Yerusalem. Maka kandungan Maria yang diharapkan itu
akan menerima tahkta Daud dan Dia akan dilahirkan di kota Daud (Luk 2:4). Maka malaikat
gabriel memberikan suatu pernyataan yang khusus sebagai wujud janji Allah terhadap Yusuf
dalam mengemban tugasnya sebagai orang tua dalam mendidik Yesus sebagai anak Daud.
Yesus adalah keturunan orang Yahudi yang memiliki suatu kecerdasan inteluktal yang sangat
tinggi.7 Sebagaimana dikarenakan Yesus merupakan anak Allah yang Kudus dan ahli waris
Daud maka Yesus harus bertumbuh dan berekembang di luar Yerusalem dan Betlehem, di
kota kedua orang tua-Nya di dunia, yaitu Nazaret. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
tempat bukan menjadi faktor penghambat dalam proses kehidupannya Yesus dalam
mengembangkan diri-Nya. Justru Yesus, berada di bait bapa-Nya, yang berada di tengah-
tengah kepunyaan Bapa-Nya (Luk 2:49).

Maka sangat mutlaklah perantara Yusuf dan maria dalam menghadirkan Yesus ditengah-
tengah dunia ini. Sebagaimana anak dara yang mengandung boleh ia sambut atas nama
keturunan Daud. Sebagaimana Yusuf seorang keturunan Daud, bertindak selaku ayah Yesus
yang diakui di bumi ini. (Luk 3:23).

4. Menurut Ijil Yohanes

Tulisan Yohanes tentang Keillahian Tuhan Yesus, tidak sulit untuk diidentifikasikan
karena pada awal penulisa Injilnya ia langsung memberikan paparan tentang Logos. Namun
dari tulisannya ini juga terdapat berbagi sanggahan tentang konsep Logos. Guthrie
mengatakan kaum Alogi menolak tulisan-tulisan Yohanes sebab mereka menganggap doktrin
Yohanes tentang Logos bertentangan dengan seluruh Perjanjian Baru. Dalam Cullmann,
Marantika mengatakan Hubungan antara oknum-oknum dan sifat-sifat Allah tidak patut

6
Donald Guithrie, Theologi Perjanjian Baru 1 (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2006). 284
7
Jacob Van Broggen, Kristus Di Bumi, (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2004). 147-148

4
dipertanyakan. Menurut beliau Logos dikaitkan dengan Kristus hanya dalam tulisan-tulisan
rasul Yohanes saja, dan Yohanespun mengemukakan sebagai paradoks “Logos itu sungguh-
sungguh Allah, namun Logos itu bersama-sama Allah.” Kalau paradoks ini belum
terpacahkan dalam Perjanjian baru, maka tidak dibenarkan kalau kita berusaha
menyelesaikannya. Menurut Cullmann, Logos adalah “Allah bersaksi.” Allah bertindak
dalam pemberiaan diri dan penyataan diri. Segala percakapan mengenai relasi antara kedua
kodrat Kristus adalah sia-sia. Allah yang bertindak melalui Logos sama dengan Logos yang
bertindak dalam penciptaan.8Setelah memberikan paparan lengkap pada pasal pertama, dalam
setiap pemberitaan berikutnya Yohanes selalu menunjuk kepada keillahian Yesus, ada
ungkapan “...Ia ini anak Allah...” (Yohanes 1:34). Barcley mengatakan bahwa pada waktu
Yesus dibaptis terjadi sesuatu yang telah membuat Yohanes benar-benar yakin bahwa Yesus
adalah Anak Allah.9Keillahian Yesus semakin nampak saat murid-murid yang pertama
mengatakan “... kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus) (Yohanes 1:41).

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Andreas saat bertemu dengan Yesus adalah bentuk
penyataan yang mengakui secara langsung keillahian Kristus. Pfeiffer dan Harrison
mengatakan Mesias, adalah kata Ibrani untuk “yang diurapi”, memiliki padanan kata
Yunaninya, Kristus.10Barclay menulis bahwa keduanya berarti “diurapi”. Lebih jauh akan
menjelaskan akan hal ini Barclay kembali mengatakan bahwa pada zaman dulu, dan juga
pada zaman kita sekarang, dalam upacara penobatan seseorang menjadi raja maka orang yang
bersangkutan diurapi dengan minyak. Mesias dan Kristus sama-sama berarti Raja yang
diurapi Allah.11 Menjelaskan hal ini Tomatala Mengatakan,Pada sisi lain, ada indikasi kuat
dalam Perjanjian Lama secara lebih spesifik menunjuk langsung penggunaan istilah “Yang
Diurapi” yang ditunjukkan kepada “Raja Mesias” yang eskatologis. Penggunaan seperti ini
terdapat dalam Mazmur 2:2; Daniel 9:26; I Samuel 2:10, yang menubuatkan tentang
kedatangan Mesias dari keturunan Daud (II Samuel 7:12). Dari dasar inilah orang-orang
Yahudi mengembangkan konsep Mesias Perjanjian lama yang kemudia berakar dalam
keyakinan mereka (Yesaya 9:11; 11:4; Zakharia 9:9-10), kesadaran Mesianik ini terbukti
begitu kuat dikalangan orang Israel, walaupun dalam penggunaan praktis istilah ini tidak
sering dipakai oleh mereka, khususnya pada “masa antara” yang mengantarai era Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru.12Sang Mesias, Kristus atau Yang diurapi yang telah dinubuatkan
8
Chris Marantika, Yesus Kristus, Allah – Manusia Sejati, (Surabaya: YAKIN, 1983). 24
9
William Barclay, Pemahan Alkitab Setiap Hari, (Jakarta: BPK, 1996), 140
10
C.F.Pfeiffer, E.F.Harrison, The Wycliffe Commentary, (Malang: Gandum Mas, 2001). 305
11
Ibid. William Barclay. 151
12
Yakob Tomatala, Yesus Kristus Juruselamat Dunia, (Jakarta: Leadershif Foundation, 2004), 30-31

5
oleh para nabi dalam Perjanjian Lama telah datang ke dalam dunia, yaitu Yesus Kristus. Pada
pasal 8:58 menarik untuk diperhatikan ungkapan Yesus sendiri, Yohanes mencatat bagian ini
dalam Injilnya sebagai penegasan keberadaan Kristus yang bersifat Pra-eksistensi, Yohanes
menyatakan sifat kekekalan yang dimiliki oleh Yesus.

5. Menurut Latar Belakang Yahudi

Gagasan mengenai Yesus sebagai Anak Daud dapat dipahami dipahami dari konteks
Perjanjian Lama, dari Kitab 2 Samuel 7:16, “Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk
selama-lamanya”. Janji ini merupakan dasar dari nubuat para nabi yang berhubungan dengan
kerajaan Mesias, dan menjelaskan bagaimana pendekatan yang akan diberikan di bawah
Mesias dapat dilihat sebagai penggenapan dari janji kepada Daud. Para nabi mengharapkan
seorang keturunan Daud, bukan suatu makhluk ilahi. Orang itu sering disebut "Daud" (Yer
30:9; Yeh 34:23-243; 37:24; Hos 3:5), sesuai dengan cara Ibrani yang menggunakan nama
nenek moyangnya sebagai sebutan untuk keturunan-keturunannya. Sejajar dengan hal ini ada
gagasan mengenai datangnya "Tunas" bagi Daud (seperti dalam Yer 33:15).

Yesus dalam latar belakang Yahudi dianggap sebagai keturunan Daud, karena ia
merupakan suatu janji penggenapan Allah melalui Daud sebagai raja. Yesus diyakini sebagai
pengharapan yang akan datang, Anak Daud yang akan datang untuk memberikan
kesembuhan bagi orang-orang serta menunjukkan kuasanya yang ajaib seperti yang dilakukan
Daud dalam zaman PL. Anak Daud dalam latar belakang Yahudi disamakan dengan
“Mesias”. Penggunaan gelar “Anak Daud” ini disetujui oleh pemimpin-pemimpin agama
Yahudi / ahli taurat dengan menyamakan Yesus sebagai anak Daud setara dengan
penggunaan nama Mesias (bnd. Maz.110, yang dimulai dengan perkataan “demikianlah
Firman Tuhan padaku”). Salah satu Mazmur yang dilantunkan oleh Daud ini diterima sebagai
Mazmur Daud dan Mazmur Mesias. 13

BAB III
Kesimpulan

13
Donald Guthrie, Loc.cit. 287-288

6
Ungkapan Yesus sebagai anak Daud mendapat dukungan dalam Matius 1:1 yang
berisi “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Namun penyataan Matius
1:1 bertentangan dengan Matius 22:45, Markus 12:37, Lukas 20:40 yang dimana pada ketiga
nats ini dengan keras mengatakan bahwa Daud menganggap Yesus sebagai tuannya. Namun
Yesus sendiri tidak menyangkal bahwa Ia adalah anak Daud. Daud sendiri merupakan salah
satu prang yang berbicara oleh dorongan Roh Kudus, 1 korintus 12:13 bahwa tidak ada
seorangpun yang dapat mengaku “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus. Yesus itu
adalah Allah sendiri, dan lahir melalui kandungan anak dara Maria. Oleh karena ini Yesus
disebut anak atau keturunan Daud dan juga sekaligus disebut sebagai Tuannya Daud.

BAB IV
Daftar Pustaka

7
Barclay,William Pemahaman Alkitab Setiap Hari,Jakarta: BPK, 1996.

Dean Kingsbury Jack Injil Matius Sebagai Cerita, Jakarta : PT. BPK Gunung
Mulia, 2014

F. Drewes, B Satu Injil Tiga Pekabar : Terjadinya dan Amanat


Injil-Injil Matius, Markus, dan Lukas, Jakarta : PT.
BPK Gunung Mulia, 2016

F.Pfeiffer, C dan E.F.Harrison, The Wycliffe Commentary, Malang: Gandum Mas,


2001.

Guithrie, Donald Theologi Perjanjian Baru 1, Jakarta : PT BPK


Gunung Mulia, 2006

Marantika, Chris Yesus Kristus, Allah – Manusia Sejati, Surabaya:


YAKIN, 1983.

Marthinus, Mawene Teologi Kemerdekaan: Suatu ontologi tentang


kemerdekaan dan pembebasan dalam perspektif
kerajaan Allah,Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Park, Abraham Pemeliharaan yang Misterius dan Ajaib, Jakarta:


Yayasan Damai Sejahtera Utama, 2015.

Tomatala, Yakob Yesus Kristus Juruselamat Dunia, Jakarta: Leadership


Foundation, 2004.

Van Broggen Kristus Di Bumi, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia,


2004

========= Markus: Injil Menurut Petrus, Jakarta: BPK Gunung


Mulia, 2006.

Anda mungkin juga menyukai