Anda di halaman 1dari 21

YESUS KRISTUS MENURUT INJIL

MATIUS, MARKUS, DAN KISA PARA RASUL

MAKALAH

Diserahkan Sebagai Bagian Tugas Mata Kuliah Dokmatika 4


Dengan Dosen Pengampu
Rudi Roberto Walean, M.Th.

Dibuat Oleh:
Yanius Soop
20198626

PROGRAM STUDI PENDIDKAN AGAMA KRISTEN


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG

Menggala
6 Desember
2021

1
Daftar Isi

COVER........................................................................................................................... 1
Kata Pengantar.............................................................................................................. 2
Daftar Isi......................................................................................................................... 4

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
1.4 Manfaat Pembahasan

BAB II. YESUS KRSITUS MENURUT INJIL SINOPTIK DAN KPR


A. Yesus Menurut Injil Matius
B. Yesus Menurut Injil Markus
C. Yesus Menurut Injil Lukas
D. Yesus Menurut Kisa Para Rasul

BAB III. PENUTUP


1. Kesimpulan
2. Saran
3. Daftar Pustaka

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjanjian Baru ditulis oleh pengikut Yesus Kristus yang percaya kepada-Nya.
Fakta ini jelas terlihat dalam seluruh nafas tulisan Perjanjian Baru adalah sama dengan
menyajikan secara sistematis kepercayaan para penulis Perjanjian Baru. Sejak abad ke-18
dibawah pengaruh rasionalisme, para pengaran teolog barat telah bertanya-tanya apakah
kepercayaan para penulis Perjanjian Baru itu benar atau apakah sebetulnya Yesus dalam
kenyataan sangat berbeda dibandingkan dengan gambaran yang mereka berikan. Apakah
penulis-penulis Perjanjian Baru sedang mengisahkan cerita fisik atau tidak. Orang-orang
skeptis yang ekskeptis yang ekstrim berpikir bahwa para penulis kitab-kitab Injil tidak
bernilai sejarah. Penulis-penulis yang tidak begitu ekstrim ingin menghilangkan beberapa
bagian dari Injil yang mereka anggap tidak benar. Pandangan tradisional yaitu pandangan
orang-orang Kristen yang percaya menyebutkan bahwa para penulis kitab Injil dan Kisa
Para Rasul mencatat apa yang mereka alami secara tepat dan dengan demikian
kepercayaan mereka mengenai siapa Yesus itu betul-betul tepat sesuai dengan apa yang
Yesus sendiri inginkan agar para pembaca percaya mengenai diri-Nya.1
Dalam penulisan makalah ini, penulis akan menyajikan suatu penyelidikan dari
data-data dalam Perjanjian Baru khsusnya dalam Injil Sinoptik dan Kisa Para Rasul tentang
siapakah Yesus itu. Disini penulis akan membahas tentang apakah pikiran Yesus tentang
diri-Nya sendiri, apakah pandangan-pandangan orang Yahudi, Farisi, Saduki mengenai
Yesus, dan apakah menurut para penulis Injil mengenai Yesus. Dan apakah Yesus
menyebut diri-Nya dalam Injil Sinoptik dan Kisa Para Rasul, dan gelar-gela Kristus.
Pertanyaan yang harus dinyatakan adalah, “Apakah arti gelar-gelar tersebut dalam
pelayanan Yesus”, yaitu bagi bagi orang-orang yang Ia layani? Seringkali arti gelar-gelar
tertentu dalam pelayanan Yesus berbeda dengan artinya dalam penjelasan-penjelasan para
ahli teologia sistematika dalam sejarah gereja. Jadi para penulis membuat makalah ini,
bagaimana Yesus Kristus menurut Injil Matius, Markus, Lukas dan Kisa Para Rasul.

1
Dwnload Guthrie, Teologi Perjanjian Baru Jilid 1, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), 243.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Yesus Menurut Injil Matius?
2. Bagaimana Yesus Menurut Injil Markus?
3. Bagaimana Yesus Menurut Injil Lukas?
4. Dan Bagaimana Yesus Menurut Kira Para Rasul?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Yesus Menurut Injil Matius
2. Untuk Mengetahui Yesus Menurut Injil Markus
3. Untuk Mengetahui Yesus Menurut Injil Lukas
4. Dan Untuk Mengetahui Yesus Menurut Kira Para Rasul

4
BAB 1. YESUS MENURUT INJIL MATIUS
A. Latar Belakang Injil Matius
1. Penulis Kitab
Injil Matius ditulis oleh Matius seorang pemungut cukai yang dipanggil menjadi
murid Tuhan Yesus (Mat. 9:9, 10:3). Hanya Injil Matus yang mengatakan, “Matius sebagai
seorang pemungut cukai (Mat. 10:3; Mrk. 3:13-19; Luk. 6:12-16. Matius adalah seorang
hambah Tuhan yang merendakan diri dan berani menyebutkan diri sebagai pemungut
cukai, karena para pemungut cukai sangat dibenci di Israel. Markus dan Lukas pernah
menyebut dia “seorang Lewi”. Matius juga dihisabkan dalam keempat murid daftar murid-
murid Tuhan Yesus (Mat. 10:3; Mrk. 3:18, Luk. 6:15; Kis. 1:23). Matius menyebutu
dirinya sebagai seorang pemungut cukai, yaitu satu istilah ejekan. Para pemungut jukai
adalah pengumul pajak Roma, yang biasanya dilakukan dengan jalan memeras, jadi pada
umumnya pemungut cukai dibenci oleh semua orang. Matius pemungut cukai ini tidak
berpendidikan, tetapi dipanggil oleh Tuhan Yesus dan gurunya adalah Tuhan Yesus
sendiri. Injil Matius disebut Injil Kerajaan. Injill “kerajaan Surga” berulang-ulang disebut
dengan maksud untuk menggambarkan Injil ini sebagai Injil Kerajaan. Pengajaran dan
perkataan Tuhan Yesus selengkapnya tercantum dalam Injil ini, istimewa pengajaran-Nya
dalam Khotbah di bukit (Mat. 5-7), dan pengajaran tentang kedatangan-Nya yang kedua
kali, dan nubuat-nubuat mengenai keadaan pada akhir zaman, antara lain dalam pasal 24-
25.
2. Penerima dan Tempat Penulisan
Injil Matius dialamatkan kepada orang Yahudi (Mat. 16:18). Matius tidak
menjelaskan arti dari adat istiadat orang Yahudi. Seolah-olah ini sudah diketahui oleh para
pembaca (Mat. 15:2, 23:5). Kalau Kitab ini ditunjukkan kepada orang-orang yang berlatar
belakang agama-agama lain, maka ada adat istiadat orang Yahudi harus diterbitkan lebih
dalam. Matius 24:15 disebut tentang kejatuhan Yerusalem, tetapi dalam bentuk nubuat.
Tidak ada satu katapun tentang penggenapan nubuat itu. Hal itu menunjukkan bahwa Injil
Matius ditulis sebelum tahun 70. Pada tahun itu Bait Allah diruntuhkan oleh pasukan
Romawi. Sedangkan menurut bapak gereja Ireneus mengatakan pada tahun 60-65 M.
Tujuannya Matius menuliskan Injil tentang Yesus Kristus, mulai dari membawa berita
kelahiran sampai kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga.2
2
Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (Bandung: Naripan, 2019)27-29.

5
B. Yesus Menurut Injil Matiua
1. Yesus Adalah Imanuel (1:23)
Nama Imanuel adalah nama yang diberikan oleh malaikat Tuhan sebelum Yesus
melaihrkan. Kata imanuel artinya, Allah menyertai kita. Kehadiran Allah yang berserta
manusia terwujud melalui lahirnya Yesus kedunia. Allah yang berthkta di surga
mendatangi manusia terwujud melalui lahirnya Yesus kedunia. Allah yang bertahkta di
surga mendatangi manusia dan menjadi sama dengan manusia, dalam dimensi kefanaan.
Kata Imanuel muncul tiga kali dalam Injil Matius. Hal ini nampak dari ucapan malaikat
yang berusaha meyakinkan bahwa, Allah telah datang melalui menjelma menjadi manusia.
Allah yang Ilahi masuk ke dalam dunia sebagai manusia sebagai keberadaan-Nya atau
eksistensi-Nya adalah riil Allah berserta manusia, meruapakan apa yang dirasakan manusia
secara alami dan sungguh-sungguh memberikan teladan hidup yang jauh lebih dari apa
yang manusia hadapi.

2. Yesus Kristus Anak Daud


Fokus Injil Matius ialah pribadi Yesus Kristus. Penghargaan tertentu mengenai
siapa Dia dan apa yang dilakukan bisa diperoleh dengan memperhatikan berbagai gelar
yang diberikan kepada-Nya. Namun pesan Matius tetang Yesus tidak hanya berisi gelar-
gelar saja. Catatan tentang apa yang dikatakan, dilakukan, dan terus dilakukan Yesus juga
memberikan pemahaman tentang siapa Dia dan menunjukkan mengapa Dia meruapakan
objek iman yang pantas. Ayat pertama Injil Matius berisi empat nama gelar deskriptif
tentang Yesus, nama-nama yang diberikan kepada-Nya ketika Ia lahir:3
3. Yesus
Yesus meruapakan bentuk Yunani untuk nama Ibrani “Yosua” yang berarti “Tuhan
menyelamatkan” nma itu diberitahukan oleh Malaikat Tuhan kepada Yusuf agar diberikan
kepada putra yang akan dilahirkan oleh Maria, tunangannya (Mat. 1:21), karena itu nama
tersebut dipilih oleh Allah sendiri, seperti disampaikan oleh Malaikat. Nama itu
menggambarkan apa yang menurut ketentuan harus dilakukan oleh Yesus. Jadi maksud
Matius menulis maksudnya adalah, Dialah yang akan umat-Nya dari dosa mereka (1:21).

3
Roy B Zuck dan Darrell Bock, A Biblical Theology Of The New Testament, (Malang:
Gandum Emas, 2011)75-80.

6
Kelazim terhadap pikiran bahwa orang memiliki beberapa nama, dimana nama belakang
menujukkan nama keluarga mereka, maka sebagian orang mungkin cenderung berpikir
bahwa “Kristus” adalah nama belakang atau nama keluarga dari Yesus. Maka Matius telah
menjelaskannya bahwa, nama itu adalah nama gelar atau penguasaan yang diberikan
kepada keluarganya, seperti itu juga nama “Yesus”.

4. Mesias
Nama Yesus nama yang diberikan oleh Allah, nama itu juga meruapakan bentuk
Yunani untuk kata Ibrani “Mesias” yang berarti diurapi, rpibadi yang secara khsus
ditugaskan Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Matius menjelaskan bahwa,
kehendak Alllah bagi Mesias dinyatakan dalam kesaiksian Injil tenntang kehidupan dan
pelayanan Yesus Kristus. Matius menyebutkan nama Yesus artinya, bagaimana Mesias
akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka agar berada dengan apa yang sangat
mereka harapkan, karena Matius mengetauhi bagaimana kehidupan orang Yahudi pada
saat itu pembaungan di Babel selamat 7o tahun dan hidup dibawah kekuasaan Asyur dan
Kaisar Romawi maka mereka sangat membutuhkan pertolongan, Matius mengatakan
Yesus datang untuk menyelamatkan atau membebaskan kita dari ketindasan ini dan
menjadikan kita sebagai murid Yesus Kristus. Meskipun sangat sulit untuk mengetahui
kelahiran Tuhan Yesus, sebab kelahiran Tuhan Yesus tidak sesuai pengharapan mereka.
Orang Yahudi abad pertama mengenal Mesias, mungkin cukup adili jika dikatakan bahwa
gagasan seorang Mesias yang menderita dan dihina sangat tidak sesuai dengan bayangan
orang Yahudi.
Matius menunjukkan bahwa orang-orang paling dikatakan dengan Yesus, yakni
murid-murid-Nya, menemukan penyertaan-penyertaan-Nya tentang penderitaan dan
kematian-Nya yang makin dekat adalah tidak menyenangkan (Mat. 16:21-23) dan
mengerikan (17:22-23). Maka tidak mengherankan kalau Dia berusaha mempertahankan
sikap relatif merendahkan oleh orang umat-Nya dalam pelayanan-Nya dan beruasaha untuk
membatasi berderaan laporan-laporan tentang perbuatan-Nya yang ajaib dan yang mungkin
bisa diartikan membangkitkan harapan bangsa akan sesorang pembebasan politik bukan
tujuan utama-Nya, meskipun diakui Ia memiliki garis keturunan Raja.

C. Sebutan Yesus Sebagai Anak Dalam Injil Matius

7
1. Anak Daud
Nama ketiga yang dikenakan pada Yesus dalam ayat pertama Injil matius fokus
pada garis raja sebagai keturunan Daud yang memiliki hak sah atas tahkta Israel.
Pengesaan mengenai hubungan Yesus dengan Daud berkaitan dengan penyertaan Injil
Matius bahwa Yesus memang Raja Israel, meski penampilan-Nya sebagai raja sangat
berbeda dari kebiasaan. Dialah Raja yang memiliki ciri khas rendah hati, sebagaimana
kutipan Matius tentang (Zak. 9:9) menyatakann: “Katakanlah kepada putri Sion; lihat,
Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendari seekor keledai beban yang
mudah” Mat. 21:5). Bagaimanapun Dia seorang raja, Matius menyatakan bahwa, suatu
fakta yang Dia akui ketika Pilatus meginterogasikan Dia “Apakah Engkau Anak Raja?
Jawab Yesus engkau sendiri yang mengatakannya (Mat. 27:11).4 Matius menjelaskan
kepada orang Yahudi bahwa, itulah kebenaran yang membuatnya dicemooh oleh para
pracurit Roma. Kedatangan Yesus Kristus sebagai keselamatan adan Raja bagi orang Israel
tidak seperti mereka harapkan maka, ketika mereka mendengar kata ini mencemooh Tuhan
Yesus. Karena setahu mereka bahwa, Daudlah yang lebih hebat daripada Yesus ini bukan
raja yang sanggup melawan musuh dan meminpin mereka. Matius menjelaskan bahwa,
Yesus bukan seperti raja duniawi tetapi Dia adalah Raja atas keselamatan dari tindasan
Iblis dengan penuh rendah hati dan taat sampai mati di kayu salib dengan nama, “Inilah
Raja orang Yahudi” Mat. 27:27-39). Matius menyatakan bahwa, kedatangan Tuhan Yesus
tidak sepertipenolakan dan penhinaan, sebab Dia bukan berasal dari dunia dan keturunan
Daud, tetapi Dia adalah Raja atas seluruh Dunia yang akan menghakimi semua orang
sebagai Hakim yang adil. Disini Matius menggambarkan sebagai Raja mulia, duduk di
tahkta-Nya dalam kemulaan Surgawi (Mat. 25:31). Dia melambangkan pembalikan yang
akan mejadi karakteristik umat Allah secara umum (Mat. 19:28), buukan lagi Dia yang
dihakimi, melainkan Dia yang menghakmi semua manusia untuk membela orang benar dan
menghukum orang berdosa (Mat. 25:34, 40)
2. Anak Abraham
Gelar keempat, “Anak Abraham” meruapakan pengingat lebih lanjut bahwa Yesus
itu orang Yahudi, keturunan Abraham, bapa bangsa Israel. Mungkin para pembaca juga
memikirkan tentang janji Allah kepada Abraham, bahwa olehmu semua kaum dimuka

4
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2014), 173-178.

8
bumi akan mendapat berkat (Kej. 12:3), dan melibat melihat melalui kehidupan dan
pelayanan Yesus, Anak Abraham penggenapan janji itu.

3. Anak Allah
Inilah salah satu gelar yang lebih umum bagi Yesus dalam Injil Matius. Beberapa
orang mengatakan ini adalah gelar paling penting. Dalam Perjanjian Lama, Israel secara
keseluruhan (Hos. 11:1) dan beberapa kelompok dari bangsa Israel (II Sam. 7:14), atau
imam-imam (Mal.1:6) kadangkala disebut anak-anak Allah. Dalam Perjanjian Baru juga
disebut anak-anak Allah (Rm. 9:7; 11:1). Arti penting satuus gagasan anak yang digunakan
pada berbagai kelomok ini, tetapi karena mereka taat pada perintah-Nya dan mengikut Dia.
Matius mengatakan bahwa, gelar Yesus sebagai Anak Allah tidak sama seperti anak-anak
Allah yang lain. Yesus adalah Anak Allah yang sepenuhnya melakukan kehendak Allah
Bapa. Matus mmenjelaskan bahwa, suatu fakta yang sangat penting Yesus sebagai Anak
Allah ketika Ia berdoa di Getsemani, “Ya Bapa Jadilah Kehendak-Mua” (Mat. 26:42).
Karena itu Anak Allah terutama merupakan gambaran fungsional. Gelar itu tentu
relevan untuk memahami status dan hubugan Yesus dengan Allah. Matius menulis bahwa,
manusia menyebut Yesus sebagai Anak Allah karena sepenuhnya percaya bahwa, Yesus
benar-benar melakukan kehendak Allah secara penuh sampai tuntaskannya. Tentu saja
keilahian-Nya tidak diagukan. Dia digandung dari Roh Kudus (Mat. 1:20). Dia dipanggil
Imanuel, yang berarti Allah menyertai kita (1:23). Dia telah diberi kuasah di Surga dan di
bumi (28:18) dan menujukkan kepada cara hidup-Nya juga sangat unik.

4. Anak Manusia
Jika ada gelar berlawanan dengan Anak Allah yang menunjukkan arti terpenting
sebagai gelar deskreiptif bagi Yesus, gelar itu ialah Anak Manusia. Yesus lebih sering
memakai nama ini juga dari diri-Nya dan orang lain. Matius menjelaskan bahwa, Yesus
tidak menyebut diri-Nya aku adalah Anak Manusia, tetapi Yesus selalu menyebut dirinya
Anak Allah saja karena, Yesus tidak mempamerkan diri-Nya, melainkan orang lain yang
melihat Yesus dan harus percaya Yesus sebagai Anak Allah secara sungguh-sungguh
seperti Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya dan Petrus bahwa, “Kata orang siapakah
Anak Manusia itu? Dan menurut kamu siapakah Aku ini? (Mat. 16). Dalam Injil Markus
dan Lukas menuliskan bahwa, siapakah kata orang banyak temtang Aku? (Mrk. 8:31, Luk.

9
9:22). Yesus juga menyebut diri-Nya bahwa, Anak Manusia harus pergi Yerusalem dan
menanggung banyak penderitaan (16:21). Para penulis Injil Matius memakai kebebasan
komperatif dalam mengganti sebuah “Anak Manusia” dengan kata ganti bukan berarti
bahwa sebutan itu tidak bermakna teologis bagi mereka. Ini benar-benar berarti mereka
yakin kalau para pembaca tahu bahwa gelar itu dipakai hanya untuk Yesus saja.
Latar belakang teologis sebutan Anak Allah bisa menemukan dalam (Dan. 7:13-14)
Kamu akan melihat Anak Manusia akan duduk di kakan yang maha kuasah dan datang di
atas awan-awan langit (Mat. 24:64). Teks ini berasrti secara cermat menggambarkan
makna dari gelar tersebut seperti menggunakan dalam (Injil Matius dan Injil Sinoptik lain),
tetapi Yesus bekerja di dalam dunia ini selama tiga setengah tahun sampai pada garis
punjaknya untuk kerjakan keselamatan dengan dua aspek: (1) Penghinaan, dan (2)
kemuliaan. Inilah yang dimaksud Matius Yesus adalah Anak Allah. Maksud penulis Injil
Matius bahwa, eksistensi Allah adalah Roh yang tidak bisa melihat oleh orang berdosa
maka Ia menjelma menjadi manusia untuk menanggung semua dosa dan perbuatan
manusia, maka Rasul Paulus berkata, tubuhmu dalah Bait Roh Kudus.

5. Yesus Sebagai Tuhan


Kata Tuhan dalam bahasa Yunani, “kyiros” yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan “Tuhan” bermakna luas. Kata itu hanya dipakai sebagai itilah yang santun
untuk menunjukkan rasa hormat. Kata Tuhan dalam Perjanjian Lama juga menyebut atau
memanggil nama Allah sebagai Tuhan. Matius menjelaskan makna kata Tuhan kepada
orang Yahudi bahwa, mengapa Daud memanggil Allah dengan kata Tuhan, bagaimana
mungkin Daud sebagai raja tetapi memanggil nama Tuhan? (Mzm. 110:1). Bagaiana
mungkin Aku Anak Daud? (Mat. 22:43-45). Matius menjelaskan bahwa, Yesus bukan
Anak Daud, tetapi Ia adalah Tuhan kita, sebab Yesus adalah anak Daud, bagaimana
mungkin ia memanggil Tuhan, sebab Tuhan adalah Yesus Kristus sendiri. Banyak orang
yang kutuk maupun diberkati mengakui bahwa, Yesus adalah Tuhan. Yesus adalah Tuhan
maka Allah meninggikan-Nya dan mengaruniakan nama di atas segalah nama supaya
segalah yang ada di dunia berteluk dan berlutut menyembah nama-Nya (Flp. 2:9-11).
Matius tampakna gelar sebagai Tuhan adalah yang paling tepat diucapkan oleh murid-
murid-Nya selain dua teks (Mat. 8:23-37; Mrk. 4:35-41; Luk. 8:22-25). Matius sepetinya
sedang berkkata kepada para pembacanya bahwa panggilan yang paling cocok untuk

10
Yesus adalah “TUHAN”. Nama ini mengakui otoritas Yesus maupun tanggung jawab
murid-murid untuk menaati perintah-perintah-Nya (Mat. 28:20).

BAB 2. YESUS MENURUT INJIL MARKUS


A. Latar Belakang Injil Markus
Yohanes Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk
angkatan pertama orang Kristen (Kis. 12:12). Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi
yang percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana
menetapkan tanggalnya sekitar 50-60 M. Mungkin Injil ini yang pertama-tama ditulis.
Tujuannya untuk memperkuat dasar iman orang percaya yang di aniaya oleh pemerintah
Kaisar Nero sekitar tahun 60-an di Roma.

1. Anak Allah
Tidak ragukan tokoh utama dalam Injil Markus ialah Yesus. Injil itu berkaitan
dengan apa yang Dia katakan dan kerjakan (1:1). Meskipun tidak diragukan bahwa Markus
memiliki keyakian yang sama seperti penulis Injil laninnya bahwa Yesus itu Anak Allah
yang ilahi, penggambarannya lebih menekannkan kemanusiaan Yesus. Melalui uraian-
uraiab yabg tidak paralel tentang emosi-emosi Yesus atas berbagai peristiwa di berbagai
peristiwa, Markus membuat pembacanya mampu melihat secara lebih jelas kemanusiaan
Yesus dan untuk mendapatkan penghargaan yang lebih dalam untuk kesetiaan yang secara
khas memadai tahun-tahun pelayanan-Nya. Sekalipun catatan Markus tentang pencobaan
awal atas Yesus oleh Iblis lebih ringkas (Mrk. 1:12) dibanding yang lebih lengkap dari
catatan (Mat. 4:1-11, Luk. 4:3-11). Penjelasan Markus tentang seluruh pelayanan Yesus
memberikan suatu pemahaman yang lebih luas tentang perlawanan yang diaktibkan
komitmen-Nya untuk untuk melakukan kehendak Allah. Markus menceritakan Yesus
menyembuhkan orang mati (Mrk. 3:1-5). 5Yesus marah ini bukan marah bersifat keilahian
Yesus, melainkan kemharan sebagai manusia karena tidak percaya, tetapi kebangkitan
meruapakan keilahian Yesus sebagai Allah. Markus menjelaskan secara lengkap bahwa,
ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh manusia kepada Yesus selagi Yesus melakukan
pekerjanaan Allah: a). Yesus membangkitkan orang mati, tetapi banyak orang tidak

5
George Eldon Ladd, Teologi Peranjian Baru Jilid 1, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
2002), 211-212.

11
percaya maka Yesus marah (Mrk. 3:1-5), b). Yesus menegur murid-murid-Nya, karena
perilaku mereka yang tidak adil (Mat. 5:21:15), c). Yesus juga menjdi sangat sedih (Mrk.
3:5), d). Yesus berbelas kasihan kepada orang kaya yang tidak mengerti pembicaran-Nya
(Mrk. 10:17-22). 6
Markus menjelaskan bahwa, Yesus disebut Anak Allah karena Dia sendiri
menyatakannya sebagai Anak Allah. Yesus menyebut diri-Nya Anak Allah, karena atas
kedatangan dan pekerjaan-Nya tidak dapat dipercaya oleh umat-Nya dan menolak-Nya
maka Yesus marah, sedih, dan sebagainya tetapi tidak menghilangkan keilahian-Nya.
Yesus memahami sebagai Anak Allah dan perbatasan sebagai Manusia. Yesus sebagai
Anak Manusia tetapi kehidupan-Nya sangat unik dan tidak seoranpun yang bisa sama
seperti Yesus Kristus, maka Markus juga menasihatkan bahwa, harus menjadi seperti
Yesus Kristus.

2. Yesus Sang manusia


Dalam Injil Markus para membaca menemukn bahwa Yesus datang sebagai
manusia. ia datang dalam kerendahan dan menjadi hamba. Sebagai manusia Ia mengalami
pencobaan dari Iblis (Mrk. 1:12). Ia disebut sebagai seorang tukang kayu, anak Maria,
saudara Yakobus, Yudas, dan Simon (Mrk. 6:3). Markus tidak hanya menyatakan siapa
Yesus, melainkan juga menekankan bagaimana perasaan Yesus sebagai manusia, ontoh: Ia
Merasah marah (3:5, 10:14), tergerak hati oleh karena belas kasihan (1:4,10:21), Yesus
heran (6:6), sampai Yesus mati di kayu salib di atas ketakutan, kesedihan, dan kesakitan
sampai mati di atas kayu salib. Markus juga menjelaskan bahwa, Yesus sebagai Anak
Allah yang bernah bertanya tenntang berapakah roti yang ada (6:38), Ia juga bertanya
siapakah yang menjamah jubah-Nya (5:30). Yesus tidak secara langsung mengatakan
bahwa Dialah mesias, atau Akulah Allah. Tetapi dalam pengajaran dan nubuatan-Nya
menyatakan diri-Nya dan bertanya bahwa, siapakah menurut kamu untuk Aku? Dan
dijawab oleh murid-murid-Nya dan juga bukan murid-Nya. Maka Markus menjelaskan
bahwa, Yesus adalah Anak Manusia yang merasakan dan mengerjakan tugas-Nya dengan
setia sampai mati. Semuanya ini tidak sama seperti manusia yang ada dalam dunia ini,
tetapi Ia adalah Anak manusia yang melebihi dari masnusia biasa. Markus mencatat
beberapa emosi yang Yesus hadapi adalah; Yesus rasa gusar (10:14), marah dan sehih
6
Ibid, 214.

12
(3:5). Menjelang akhir Injil markus mengatakan bahwa Yesus bukan saja manusia biasa
tetapi Ia adalah Allah. Markus juga menuliskan tentang kemanusiaan dan kelemahan dalam
kematian-Nya (14:33). Semuanya yang Markus menulis adalah, agar orang Yahudi dapat
percaya bahwa Yesus benar-benar Anak Manusia tetapi Dia adalah Anak Allah yang orang
Yahudi salibkan, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati dan terangkat
ke sorga. Markus sebagai Rasul Yesus Kristus mencatat tentang karya dan kehidupan
Tuhan Yesus di dunia agar mereka percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang
menanggung segalah dosa manusia dengen penuh perjuangan seperti manusia tetapi Ia
adalah Anak Allah yang menang atas semuanya ini (Amin).

3. Kristus Menurut Markus


Kristus berarti yang diurapi (Kristos). Markus membuka dengan kata-kata Kristus,
inilah permulaan tentang Injil Yesus Kristus (Psl. 1). Seluruh Kitab Injil berbicara tentang
Yesus Kristus adalah benar-benar Mesias dari Allah. Sejak sudah awal Markus
menceritakan bagaimana Yesus mengusir setan dari orang-orang tertentu yang kerasukan
setanpun menyebut nama Yesus sebagai Kristus, sebab mereka sudah lama mengenal Dia
(1:34). Jadi janji Markus menjelaskan bahwa, Yesus Kristus adalah Mesias yang diutus
oleh Allah. Markus mengulangi kalimat ini sebanyak delapan kali.
Pandangan Markus tentang rahsia Yesus adalah menunjuk ke arah, “rahsia Mesias”
yaitu mengenai perasaan dalam tugas-Nya, karena Yesus tahu bahwa waktu-Nya belum
tiba maka, Yesus melarang untuk memberitakan kepada orang banyak bahwa, Dia adalah
Mesias. Namun dalam konteks ini pengertian orang-orang Yahudi salah paham dan tidak
percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Satu hal yang Markus menjelaskan bahwa kita perlu
memperhatikan adalah, orang Farisi, Yahudi, dan Saaduki mereka hanya menyebut Yesus
sebagai Anak Daud, Anak tukang kayu dan sebagainya (12:35-37). Kasihannya adalah
mereka tidak melihat perbuatan, karya, dan pengajaran-Nya.
Dua gelar Kristus dalam Injil Markus, yang diucapkan oleh musuh-musuh adalah;
imam besar bertanya kepada Yesus, apakah Engkau Anak Allah? Yesus menjawab,
“Akulah Dia”, Ia menyebut diri-Nya dengan kedatangan-Nya yang kedua kali (14:61-62).
Tidak boleh kita abaikan in. markus tidak mencatat tuduhan, ejekan, olokan dan
sebagainya, jelas bahwa Markus memandang Yesus sebagai sungguh-sungguh mesias.

13
4. Yesus Adalah Kerajaan Allah
Jelas daripada penulis Injil Sinoptis bahwa tena yang disukai Yesus dan pengajaran-Nya
adalah “kerajaan Allah”. Hal ini nampak lebih mencolok dalam Injil Markus dan Lukas
daripada dalam Injil Markus, namun uraian Markus tentang pokok tersebut tidaklah kurang
menarik. Sudah ada Injil yang memberitakan Injil Allah dengan berkata, “waktu-Nya telah
genap” kerajaan Allah sudah dekat, bertobat dan percaya kepada Injil (1:14-15). Jadi
Kerajaan itu berkaitan erat dengan kabar baik tentang kedatangan Tuhan Yesus, pada saat
Yesus datang ituulah kerajaan Allah sudah dekat. Dan kedatangan Yesus ini mengharuskan
orang menangkapi dengan bertobat dan percaya.
Markus menyebut Kerajaan Allah sebanyak 14 kali, sedangkan Matius berbicara
tentang kerajaan Sorga. Markus memandang penggenapa kerajaan itu meruapakan
kenyataan sekarang juga, sebab Yesus berbicara tentang beberapa orang yangberdiri dekat-
Nya dan tidak akan mengalami kematian sebelum mereka melihat bahwa kerajaan Allah
telah datang kusah (9:1). Markus menggunakan kata-kata ini untuk menentar orang Yahudi
agar memahami dan percaya kepada Yesus bahwa, kerajaan Allag itu sudah datang, yaitu
Yesus Kristus.

5. Yesus Tuhan Dalam Injil Markus


Dalam Injil Markus kita menemukan bagaimana Markus memperkenalkan Yesus
sebagai Tuhan. Pertama, Melalui Yohanes Ppembaptis (1:3). Kedua, melalui perkataan
Yesus sendiri (2:28; 5:19). Ketiga, oleh perempuan Siro Fenisia, yang anaknya kerasukan
roh jahat (7:2) dan para murid Yesus (14:19).

6. Yesus Adalah Hamba Dalam Injil Markus


Jika Injil Markus diteliti dengan seksama (1:22, 27, 2:10; 6:7), maka kita akan
menemukan bahwa Yesus sebagai Hamba Allah adalah orang-orang yang penuh kuasah.
Dia berkuasah atas roh jahat dan serta mengadakan banyak mukjizat. Yesus sebagai
Hamba Allah melakukan pekerjaan Allah dengan taa dan setia sampai mati di kayu salib.
Inilah Yesus sebagai Hamba Allah yang sejati dan menjadi teladan buat kita.

BAB 3. YESUS MENURUT INJIL LUKAS


A. Latar Belakang

14
Penulis Injil Lukas adalah dokter Lukas sendiri, rekan sekerja Rasul Paulus. Tema
Kitab Injil Lukas adalah (Yesus Juruselamat Yang Ilahi dan Manusiawi). Tempat penulisan
Injil Lukas adalah, Kaisarea, Akhaya, Roma pada (tahun 60-63 M). Tidak pasti tetapi kitab
ini ditulis diluar Palestina. Tujuan penulisannya adalah untuk memberitahukan Teofilus
tentang kebenaran dari segalah sesuatu yang telah diajarkan kepadanya. Penulis Injil Lukas
juga hendak menuliskan sebuah sejarah untuk meyakinkan orang-orang, terutama para
penguasa, bahwa Kekristenan meruapakan agama yang sah dan tidak perlu dicurigai.
Dalam Injil Lukas menyebut Yesus tidak jauh berbeda dengan Kisa Para Rasul dan
pembahasan dan tujuan dan isi Kitab juga sama maka penulis menggabungkan Injjil Lukas
dan Kisa Para Rasul tentang Yesus Kristus.

B. Pribadi Kristus
Dari Mesias Hamba Nabi hingga Tuhan. Suatu penelitian tentang Kristologi Lukas
menunjukkan bahwa Lukas secara sadar menyatakan siapa Yesus itu dengan pendekatan
selangkah demi selangkah. Penyajian Lukas tentang Yesus diawali sebagaian besar dalam
istilah-istilah raja dan nabi ditutup dengan penekanan pada kedudukan-Nya sebagai Tuhan.
pada bagian tentang masa kecil Yesus, Ia digambarkan senagai “Anak dan Raja” (Luk.
1:31-35). Ada beberpa ambiguitas dalam gambaran awal tentang Yesus sebagai Anak
Allah. Dalam perjanjian Lama keurunan Daud disebut sebagai milik Allah sebagai
Bapanya, seperti yang dijanjikan kepada Daud (II Sam. 7:14) penguasa dari dinasti akan
digantikan oleh keturunan Daud, itu mewarisi harapan akan janji ini (Mzm. 2:7). Namun
kelahiran Yesus yang unik oleh Roh Kudus menjelaskan bahwa ada sesuatu yang lebih
unik tetapi orang Yahudi tidak dapat percaya dan menerima-Nya. Maka Lukas
menjelaskan kepada Teofilius bahwa, “Anak itu unik, berasal dari Allah (Lukas Psl. 1-2).
Lukas menjelaskan bahwa, kelahiran Yesus meruapakan menggenapi nubuat nabi Yesaya.
Penggenapan itu telah datang (Luk. 1:78-79; Yes. 9:1-2, 58:8, 60:1-2).
a. Bait Allah Adalah Ruma Bapa-Ku. Yesus menegur orang Israel yang merusak atau
menjadikan tempat dagang, maka Yesus mengur dan megusir mereka degan kata
“Rumah Bapa-Ku adalah temat Doa”. Dalam maksud penulisan Lukas ini banyak
penafir yang menyatakan bahwa, rumah Bapa bukan saja gedungnya atau bait Allah
tetapi umat-Nya (1 Kor. 6:19). Jadi Lukas menunjukkan Yesus tahu kalau Dia
memiliki hubungan khsus dengan Allah. Inilah petunujuk pertama Lukas kemana

15
arah atau tujuan hal-hal itu. Salah satu hal penting dalam Lukas bahwa, “Tulisan
tentang masa kecil hanya ada di dalam Lukas saja”.
b. Yesus Sebagai Anak Allah. Allah yang menyebut Yesus sebagai Anak Allah yang
berkenaan kepada-Nya (Luk. 3:22, 2:7 dan Yes. 42:1) dua-duanya Lukas
7
menggabungkan gambaran raja dan hamba. Roh-roh jahatpun menyebut Yesus
sebagai Anak Allah (Luk. 4:41)
c. Yesus Sebagai Nabi Yang Diurapi. Lukas mengutip dan menyamakan dalam (Luk.
4:18-19, dimana Yes. 61:1-2; 58:6), kutipan ini hanya terdapat dalam Lukas saja.
Kutipan ini Lukas menggambarkan Yesus sebagai sosok Nabi diurapi, seperti
dijelaskan dalam (Luk. 4:24-27). Tetapi pengurapan Roh Kudus yang dinyatakan
Yesus telah digenapi atas Yesus sebagai Raja dan Nabi (Luk. 3:21-22; Mzm. 2:7).
Lukas memandang Yesus sebagai Nabi yang menanggung dosa manusia. Lukas
menuliskannya bahwa, Yesus adalah seorang Nabi yang melebihi dari Nabi yang
lain (Luk. 7:18-35). Lukas menuliskan kepada pembaca Injil bahwa, Yesus adalah
seorang Nabi yang telah menubuatkan serta menggenapi nubuat tentang kematian-
Nya dan menubuatkan lagi untuk kedatangan-Nya yang kedua kali (Luk. 20:41-44).
d. Yesus Sebagai Tuhan. Lukas menjelaskan hubungan antara Daud dan Yesus Kristus
(Mzm. 110). Lukas menjelaskan bahwa, Tuhan adalah gelar yang lebih baik
ketimbang Anak Daud (Luk. 22:69). Yesus menjawab bahwa, Anak Manusia duduk
di sebelah kanan Allah Bapa, artinya Dia adalah Tuhan yang melebihi Daud atau
Dia adalah Tuhanya Daud. Gelar Tuhan ini sangat lebih tinggi, karena Tuhan artinya
hubunan pribadi degan Allah yang dekat.
e. Yesus Sebagai Anak Daud. Penyebutan Yesus sebagai Anak Daud dalam Injil
Markus hanya tiga kali saja. Pertama, Bartimeus (18:38-39). Kedua, dan kedua kali
saat Yesus menanti keterangan pada pandai Taurat (Luk. 20:41-44). Demgan gelar
Anak Daud, penulis akan menegaskan bahwa Yesus adalah seorang yang bersumber
dari keturunan Daud. Ini segaligus menyatakan bahwa Yesus sang Mesias yang
selama ini dinantikan oleh umat Israel, seperti telah dinubuatkan para nabi.

C. Gelar-Gelar Yesus
1. Juruselamat
7
Ibid, 223.

16
Lukas jarang memakai gelar ini. Gelar ini muncul dalam pada masa kecil Tuhan
Yesus dalam (Luk. 2:11), ketika Malaikat memberitkan kabar kelahiran Tuhan Yesus.
Teks-teks yang menceritakan Yesus sebagai juruselamat (Luk. 1:70-75, 77; 2:30-32).
Lukas memberiatakan kepada pembaca bahwa, Yesus adalah juruselamat mulia yang
diangkat ke sebelah kanan Allah untuk memberikan pertobatan dan penampunan dosa bagi
Israel. Dialah Juruselamat yang dijanjikan kepada Daud, keturunan Daud. Ditunjukkan
oleh Yohanes Pembaptis juga (Luk. 3:15-18). Bagi Lukas Yesuslah sebagai juruselamat
dan Kristus, Dia yang akan datang dan memberikan Roh Kudus. Jadi Lukas gelar
Juruselamat menunjuk khsus pada seluruh renana Allah dalam pembebasan yang
dijanjikan-Nya kepada bangsa Israel dan seluruh dunia.

2. Kristus
Kristus. Sekalipun gelar Tuhan menunjuk pada otoritas tertinggi, Yesus sebagai
penguasa, “Kristus” (Christor) meruapakan gelar yang paling sering dipakai oleh Lukas
sebagai Yesus dan berfungsi titik dasar dalam membangun Kristologi “dari bumi ke atas”.
Gelar Kristus memerangkan sebagai “yang diurapi” sebagaimana sudah dijanjikan
sebelumnya. Lukas memakai Gelar ini diberikan oleh malaiikat Tuhan (Luk. 2:11) dan
pengaruhnya dijelskan dalam Injil Lukas 1:32-35 melalui penjelasan peran Tuhan Yesus.
Disini dijanjikan Allah kepada raja Daud untuk Mesias yang akan menebus dosa-dosa
manusia, dan yang menyaksiannya adalah (Simeon dan Hana) Luk. 3:15-16.

3. Anak Allah dan Raja


Gelar lai untuk Yesus dipakai oleh Lukas yakni “Anak Allah” Gelar ini dipakai
dalam (Luk. 1:35) berkenaan dengan kelahiran Yesus melaui perawan Maria. Yang
menjadi kesulitan dalam Injil Lukas adalah, pendahuluannya dimulai dengan Yesus
8
sebagai Allah dan Raja, tetapi pembahasannya tidak sistematis. Yang menggambarkan
asal-usulnya dari kelahiran Yesus. Injil Lukas istilah Anak bisa bermakna ganda, enta
menekankan posisi raja atau status anak yang unik, tetapi dalam Kisa Para Rasul
menjelaskan secara detail bahwa, Yesuslah yang disebut Anak Allah (Kis. 17:7)

4. Kristus Mesias
8
Ibid, 223.

17
Gelar “Kristus” yang dikenakan pada Yesus jarang diperguanakan oleh Lukas. Kata
Kristus bersumber dari bahasa Ibrani “mashia” yang berfaedah “diurapi” dan pada
umumnya ditunjukkan kepada orang-orang yang diutus bagi Allah mengemban tugas
tertentu. Kata ini biasa diperguanakan kepada seorang raja, imam, nabi, dan pahlawan.
Bagi penulis Lukas, Yesus sebagai Mesias berfaedah sosok orang yang diperlengkapi dan
diutus Allah untuk menderita demi manusia yang berdosa. Inilah tujuan Lukas menyebut
Yesus sebagai Mesias, agar Teofilus dapat percaya dan memahaminya.

BAB 4. YESUS MENURUT KISA PARA RASUL


A. Latar Belakang Kisa Para Rasul
Penulis Kitab Kisa Para Rasul adalah dokter Lukas penulis Injil Lukas juga. Tema
Kira Para Rasul adalah: “Penyabaran Injil yang penuh keberhasilan melalui kuasah Roh
Kusdus”. Waktu penulisannya adalah sekitar 63 M. Maksud dan tujuan penulisan adalah;
untuk menunjukkan pergembangan sejarah institusi gereja local sebagai praktek Amanat
Agung (Injil Yesus Kristus, Kis. 1:8). Catatan Lukas tentang pergerakan gereja juga dapat
dilihat sebagai suatu apologetika bagi kekristenan. Kira Para Rasul seperti halnya juga
dialamatkan kepada Teofilius (Kis. 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak sebutkan
dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, seperti bukti
intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu
Lukas, “Tabib” yang kekasih (Kol. 4:14).

B. Anak Daud Menurut Kisa Para Rasul


Dalam Kisa Para Rasul 2:25-31, Petrus menjelaskan bahwa Daud sebagai seorang
nabi yang berharap bahwa, anaknya akan bangkit atau menggantikan posisinya dan
meminpin bangsa Israel (Mzm. 16:8-11). Petrus memakai teks ini untuk menjelaskan
bahwa kebangkitan Yesus meruapakan bagian dari janji Allah. Kisa Para Rasul 13:22-23
juga menyebutkan janji bagi Israel akan juruselamat dari keturunan Daud (Kis. 13:34)
menambahkan catatan, yang mengutip janji Yesaya 55:3. Janji-janji yang diberikan kepada
Daud juga bagi bangsa Israel dan bagi para pendengar Paulus, karena Paulus mengatakan
bahwa, “janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai” menjadi milik bangsa itu. Dalam
eksposisi Paulus berikutnya, bagian dari hal-hal kudus yang dijanjikan melalui Mesias
ialah pengampunan dosa dan pembenaran. Jadi sebagian janji kepada Daud dimulai dengan

18
kebangkitan Yesus.9 Teks terakhir yang berkaitan dengan Daud dalam (Kis. 15:6), yang
mengaju pada janji bahwa pondok Daud dibangun kembali seperti tulisan dalam (Am.
9:11). Kebangkitan Yesus dan peristiwa terakhir di dalam gereja menunjukkan bahwa
Allah sedang membangun kembali pondok Daud. Jadi Petrus menjelaskan kepada keluarga
Kornelius orang Kaisarea itu bahwa, Janji Allah kepada Daud sebagai janji utama itu sudah
tergenapi. Sudah menunjukkan penggenapan Allah atas janji-Nya.

C. Kristus
Penekanan Lukas sehubungan dengan Kristus di Kisa Para Rasul, ada beberapa
segi: Penyaliban, kematian, dan kebangkitan-Nya.
a. Penyaliban dan kematian Kristus. Banyak pernyataan berkaitan denga
kematian Kristus merefleksikan tuduhan pra rasul pada orang Yahudi dan
penyaliban Kristus. Kristus telah dipaku di atas kayu salib bersama orang
fasik, sampai Ia mati an benar-benar dibunuh. Jadi Lukas memberiatakan
kesaksian tentang kematian Tuhan Yesus (Luk. 2:23).
b. Kebangkitan Kristus. Ada beberapa tema yang dikaitkan tentang kematian
Kristus menurut Lukas adalah; kebangkitan Kristus sudah dinubuatkan
(Mzm. :7; Kis. 2:22-32). Kebangkitan Kristus sudah diproklamirkan dengan
kuasah yang besar (Kis. 4:2. 10, 33). Allah membangkitkan Dia pada posisi
yang jelas yang berotoritas (Kis. 5:31). Kebangkitan juga dihadiri oleh para
saksi (Kis. 10:40-41). Dan kebangkitan Kristus diproklamasikan pada orang
Yahudi dan non Yahudi untuk penggenapan dan nubuat itu (Kis. 26:23).
D. Yesus Sebagai Tuhan
Arti penting gelar Tuhan untuk Yesus muncul kembali dalam Kisa Para Rasul
10:36-42. Petrus menjelaskan bahwa, Yesuslah Tuhan atas semua manusia (Rm. 10:12),
serupa dalam maknanya, karena Yesus itu Tuhan atas semua orang. Artinya Petrus
menjelaskan kepada Kornelius yang bukan orang Yahudi tetapi percaya dan menerima
Yesus Kristus. Petrus menyebut Yesus sebagai Tuhan artinya, Yesus memiliki hubungn
yang karib dengan Allah dan Yesus mengasihi semua manusia tanpa memandang suku, ras,

9
Geogre Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, (Bandung: Yayasan Kalam hiudp,
1999), 146-148.

19
latar belakang, dosa dan bahasa, sebab Dialah yang menanggung atas segalah dosa dan
penyakit kita.

E. Hamba
Gelar ini digunakan Lukas dalam Kisa Para Rasul dengan variasi yang menarik
ialah “Hamba” (Peis). Hanya dalam Kisa Para Rasul, Lukas memakai istilah ini untuk
menujuk pada Yesus. Hal ini merupakan rujukkan pada teks-teks tentang hamba dalam
kitab Yesaya, tetapi sebelum melihat Kisa Para Rasul, dua kemunculan dari istilah ini
untuk pada Yesus (Yes. 49:3). Kis. 8:32-330. Lukas menjelaskan bahwa Yesus sebagai
Hamba yang mulia, bukan Hamba yang biasa. Yesus adalah Hamba yang mulia, yang
menderita demi kita (Kis. 3:13). Yesus adalah Hamba yang ditinggikan oleh Allah. Lukas
menjelaskan bahwa, Yesus adalah Hamba yang taat mengerjakan pekerjaan Allah sampai
menyelesaikannya maka Allah meninggikan Dia.

BAB 5. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari ketiga Injil Sinopis dan Kisa Para Rasul para penulis dituliskan dengan
pertolongan Roh Kudus untuk menceritakan tengan Injil Yesus Kristus kepada orang
Yahudi dan non Yahudi. Injil ini meruapakan dangat penting dan inti, karena kita
diselamatkan karena Yesus Kristus. Ketika percaya Yesus Kristus melalui pendengaran
akan ajaran tentang Yesus Kristus melalui Kitab Injil dan kitab lain yang sudah diilhamkan
oleh Roh Kudus untuk kita percaya. Yesus menjelma menjadi Manusia untuk menggenapi
janji-Nya sebagai Anak Allah yang diurapi dengan berbagai gelar. Yesus bukan bergelar
saja dan sombong seperti manusia, melainkan Yesus mengetahui gelar-Nya melalui karya-
Na dan keilahian-Nya. Injil menjelakan bahwa, Tuhan kita tidak satu gelar saja maka kita
jangan berpatukan pada satu gelar dan menilai kelehaman-Nya, tetapi kita harus
memahami semua sisi agar memahami dan dalam pengajaran atau pemahaman kita tidak
tersesat.

B. SARAN
Kita hanya diselamatkan oleh Yesus Kristus dan menjadi anak-anak Allah. Kita
diselamatkan karena percaya kepada Yesus melalui Injil, sebab Injil adalah kekuatan

20
Allah. Mari kita percaya sungguh sungguh Dan hidup dalam iman, berpengharapan dan
giat melayani Tuhan sambil menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus.

DAFTAR PUSTAKA

Guthrie Dwnload, Teologi Perjanjian Baru Jilid 1. Jakarta: Gunung Mulia, 2006.

Chapman Adina, Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Naripan, 2019.

Bock Darrel dan Zuck B. Roy, A Biblical Theology of The New Testament.
Malang: Gandum Emas, 2011.

Morris Leon, Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2014.

Ladd Eldon George, Teologi Peranjian Baru Jilid 1. Bandung: Yayasan


Kalam Hidup, 2002.

Ladd Eldon George, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2. Bandung: Yayasan


Kalam hiudp, 1999.

21

Anda mungkin juga menyukai