Anda di halaman 1dari 6

INJIL MATIUS

A.Penulis,Tempat, dan,Waktu Penulisan.

Injil yang pertama menurut tradisi di anggap Tulisan Lewi,tetapi Papias,seorang bapa
gereja,melaporkan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius murid Yesus (Matius 9 : 9-
13,10:3),dan dapat di bilang bahwa tidak ada yang dapat di ketahui mengenai dia kecuali
Nama dan juga pekerjaan dia serta setelah di sebut juga sebagai salah satu rasul dalam
Kisah Para Rasul (Kisah 1 : 13),ia menghilang dari sejarah kecuali waktu orang-orang
mengatakan hubungun keterlibatannya yang mungkin hanya berdasarkan dongeng belaka
dan juga gereja Tidak pernah dalama injil Pertama mengatakan ia di sebut secara terang-
terangan sebagai penulis dan injil matius di tulis dalam dialek Bahasa Ibrani, kemudian
diterjemahkan ke dalam Bahasa Yunani. Laporan Papias ini sulit diterima.Ada dua alasan
yang dapat dikemukakan.

 Pertama, tidaklah mungkin scorang saksi mata seperti Matius, yang mengalami
pelayanan Yesus, menjadikan tulisan dari Markus, seorang yang bukan saksi mata
sebagai dasar tulisannya.
 Kedua, perubahan nama dari Lewi dalam Markus 2:14 menjadi Matius dalam
Matius 9:9, secara jelas mencerminkan suatu proses penulisan yang bukan berasal
dari seorang saksi mata.

Dari bahan-bahan yang kita baca dalam Injil Matius, nyata bahwa Injil ini menampilkan
bahan-bahan yang berciri Yahudi. Hukum Taurat mendapat tempat yang sangat sentral dalam
percakapan Yesus dengan para pemimpin Yahudi. Bahkan, komunitas Matius masih
memelihara perayaan hari Sabat, walaupun sudah mulai ada 428 gagasan untuk lebih
menekankan kasih.Semua itu menunjuk kepada ciri penulis sebagai seorang Kristen
Yahudi.Berdasarkan bahan-bahan yang kita jumpai dalam Injil ini, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa penulis adalah seorang Kristen Yahudi Diaspora yang sudah
berkecimpung dalam misi kepada dunia bangsa- bangsa beberapa waktu.

Penerjemahan dan penggantian istilah menyatakan bahwa tempat penulisan Injil ini di luar
Palestina. Daerah yang cocok untuk itu adalah Syria,khususnya Anthiokhia.Pertanyaan yang
timbul adalah kapan Injil ini ditulis? Terhadap pertanyaan ini penulis Injil ini tidak
memberitahukan secara pasti.Oleh karena itu, kita hanya dapat memberikan dugaan
berdasarkan suatu studi terhadap bahan-bahan Injil ini sendiri. kita dapat menyimpulkan
bahwa Injil ini ditulis sekitar tahun 75-80 M.Konon injil ini mulanya ditulis oleh Matius bgi
para petobat bukan orang Palestina yang berbahasa aram, yang tidak mempunyai hubungan
pribadi dengan para Rasul yang pengetahuannya tentang Kristus bergantung sepenuhnya pada
suatu dokumen tertulis.

Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak
Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas
Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M)
menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.

Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL
MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi
(Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang
percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal,
termasuk Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti
amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta
dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat
13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).

Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat
untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina
atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang
pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama
adalah Injil Markus.

Berdasarkan pengamatan, Injil Matius sesuai bagi gereja yang masih erat hubungannya
dengan Yudaisme,namun yang terus berkembang dan tidak bergantung padanya.Tempat
penulisannya mungkin di Antiokhia.Gereja Antiokhia adalah gereja yang pertama yang
mempunyai bukan anggota bukan Yahudi dalam jumlah berbicara menggunakan bahasa
Aram dan Yunani

Tidak ada bukti yang pasti bahwa Injil ini ditulis di Antiokhia, maka injil ini ditulis sekitar
tahun 50-70 dan di sebarluaskan. Kerangka Injil Matius ditulis di tulis melalui dua ikhtisar
yang dilihat melalui berupa riwayat hidup Yesus. Kedua ikhtisar itu ialah:

 Perjalanan pengajar Yesus.


 Ciri khusus injil Matius.

B.Jemaat yang bertumbuh di tengah Ancaman.

Penulis Injil Matius banyak diragukan oleh para pembaca dari kalangan Kristen sendiri
maupun orang di luar Kristen karena kitab tersebut tidak menuliskan siapa penulisnya secara
eksplisit.serta juga pada satu pihak Injil Matius sangat berbau Yahudi di karenakan banyak
sekali tradisi Yahudi yang di Angkat dan di bicarakan dalam injil ini (Matius 5 : 17-
19,23:23,24:20).

Banyak para penafsir yang mencoba untuk memahami siapa penulis injil Matius
berdasarkan siapa pembacanya,melalui penelitian terhadap isi-isi didalamnya dan bahan
lainnya.Serta Injil Matius banyak menuliskan berbagai hal yang berkaitan dengan orang
Yahudi,dengan bukti banyaknya isu-isu yudaisme yang dibahas didalamnya,namun di sisi
lain Injil tersebut juga banyak menulis berbagai hal yang berkaitan dengan bangsa lain,
seperti kedatangan orang majus,pujian Kristus terhadap iman perwira Romawi,perintah untuk
memberitakan Injil kepada bangsa lain,dan hal lainnya.Berdasarkan hal-hal diatas,para
peneliti berpendapat bahwa pembaca Injil Matius adalah jemaat Kristen Yahudi dan Yunani.

Bila ditinjau dari berbagai bahan, dapat dinyatakan bahwa para pembaca dan penerima Injil
Matius adalah jemaat yang mengalami tekanan yang terjadi karena perbedaan penafsiran
hukum Taurat yang terjadi antara komunitas pembaca Injil Matius dan Komunitas Yahudi
khususnya orang Farisi (Matius 10:17,12:9,13:54,23:34). Perbedaan penafsiran terjadi,
dimana golongan Yudaisme menafsirkan Taurat secara legalistik, sementara jemaat yang
membaca Injil tersebut memahami Taurat dalam penekanan akan hukum kasih didalamnya
sebagai inti dalam hukum Taurat (Matius 22:37-40). Kedua pihak saling mengklaim otoritas
terhadap penafsirannya masing-masing.

Melalui pertentangan akan hal tersebut,komunitas “Matius” menghadapi tekanan,


tantangan,juga hambatan dari para pemimpin dan ahli taurat agama Yahudi yang lebih
banyak memiliki kuasa dan wewenang dalam pemerintahan.Komunitas ini menempatkan
Petrus pada posisi yang khusus dengan berbagai bukti bahwa ia disebutkan sebagai murid
yang pertama,wakil dari para murid atau para rasul Kristus,dan juga memiliki otoritas
kepemimpinan gereja (Matius 10:2, 15:15,16:18). Namun demikian,Matius 18:18 juga
menyebutkan tentang kuasa yang juga dimiliki oleh para murid Kristus lainnya.

C.Pokok-pokok Teologis.
 Yesus sebagai juru selamat.

Karya penyelamatan yang dikerjakan oleh Yesus untuk seluruh dunia sepertinya sudah
terencana dengan sangat baik, dibuktikan dengan daftar silsilah Yesus yang di dalamnya ada
bangsa selain Israel (Rahab, Rut, dan Batsyeba Istri Uria). Ia datang tidak hanya untuk
bangsa Israel saja tetapi juga untuk bangsa-bangsa lain.Bahkan bukan hanya dari silsilah
Yesus saja kita bisa melihat bahwa Yesus datang menyelamatkan dunia , tetapi orang Majus
(non Yahudi) sejak kelahiran Yesus mereka datang untuk menyembah-Nya.Para majusi itu
tidak hanya berjumpa dengan Yesus, tetapi juga membawa persembahan kepada-Nya. Suatu
persembahan yang menunjukkan keyakinan orang majus itu tentang siapa Yesus itu.

Ciri universalitas itu ditampilkan kembali dalam kisah tentang penyembuhan hamba seorang
perwira di kapernaum [mat.8:5-13],Yesus memuji iman sang perwira romawi “aku berkata
kepadamu, sesunguhnya iman sebesar ini tidak pernah aku jumpai pada seorang pun di antara
orang israel” [mat.8:10] kata kata Yesus itu menggambarkan suatu nubuat tentang datangnya
banyak orang dari timur dan barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham,
Ishak,dan Yakub dalam kerajaan sorga. Sedangkan anak-anak kerajaan itu akan di
campakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap[matius.8:11-12]. Nubuat ini diwujudkan
dalam amanat Yesus kepada murid-murid-Nya agar pergi ke seluruh dunia ini untuk
menjadikan semua bangsa murid-Nya [mat.28:19-20].

 Yesus sebagai pengenapan PL.

Berdasarkan keyakinan komunis Matius tentang siapa Yesus itu bagi mereka, maka penulis
injil ini melakukan suatu rentetan kutipan dari Perjanjian Lama kedalam Injilnya ini, lalu
menghubungkannya dengan Yesus.Pengutipan tersebut ia lakukan untuk menegaskan para
pembacanya, yang sebagian besar berlatar belakang Yahudi itu, bahwa Yesus yang mereka
imani adalah Mesias yang telah dijanjikan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama.
Kedatangan-Nya adalah untuk memenuhi nubuat para nabi. Oleh karenah itu, kita sering
menjumpai suatu formulasi baku dalam Injil ini, yakni “... supaya genaplah yang difirmankan
Tuhan oleh nabi...” (Mat.1:22; 2:15, 17; dll). Melalui rumusan ini, penulis injil hendak
menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang sesungguhnya, yang telah datang
menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut.

Matius juga hendak menunjukan bahwa pengajaran Yesus merupakan penggenapan atas
hukum Musa. “ janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya” ( Mat. 5:17). Maksud Matius disini bukan supaya orang kristen
melaksanakan hukum Taurat dengan semua tradisinya, seperti sunat dan mengharamkan
makanan tertentu. Yesus telah menolak peraturan tentang makanan dan tidak pernah
menegaskan kembali peraturan tentang sunat. Maksud matius dengan ucapan Yesus ini
adalah untuk menyatakan bahwa pengajaran yang Yesus berikan telah memenuhi hukum
Musa itu.Yesus adalah penafsir yang benar tentang makna hukum tersebut.

 Yesus sebagai Musa ke Dua.

Yesus di tampilkan oleh penulis Injil Matius sebagai penafsir Taurat yang benar. Yesus
mengajarkan murid-murid-Nya arti yang sesungguhnya dari hukum Taurat tersebut.
Pengajaran-Nya begitu mengangumkan sehingga semua pendengarnya menjadi takjub (Mat.
7:28-29).

Yesus digambarkan sebagai Musa kedua. Sama seperti Musa yang melarikan dirinya dari
Mesir karena hendak dibunuh oleh Firaun (Kel. 2:15),demikian juga Yesus dibawa lari ke
Mesir karena hendak dibunuh oleh Herodes (2:13, 14). Musa diminta untuk kembali ke Mesir
karena orang yang mau membunuh dia telah mati (Kej. 4:19), demikian juga Malaikat Tuhan
menyuruh Yusuf membawa Yesus kembali ke Yudea karena Herodes yang hendak
membunuh Dia telah mati (Mat. 2:19-20). Sama seperti Musa membawa istri dan anak-
anaknya kembali ke Mesir (Kel. 410), demikian juga Yusuf membawa Maria dan Yesus
kembali ke tanah kelahiran-Nya (Mat. 2:22). Sama seperti Musa memberikan sepuluh Firman
dari atas gunung, maka Yesus melakukan hal yang sama (Mat. 5:1). Ia memberikan ucapan
bahagia kepada orang banyak di atas bukit.

Tafsiran Yesus terhadap hukum Taurat tercermin dalam khotbah-Nya di Bukit (Mat. 5-7)
dan secara khusus dalam antitesisnya (Mat. 5:21-48). Melalui atitesis tersebut, Yesus
menentang penafsiran dari para pemimpin agama Yahudi yang bersifat legalistik. Yesus
melakukan kehendak Allah dengan menekankan initisari hukum Taurat. Intisari hukum
Taurat itu adalah kasih-kasih kepada Allah dan kasih kepada sesame manusia (Mat. 22:37-
40) sesama manusia yang Yesus maksudkan di sini termasuk musuh (Mat. 5:43, 44). Setiap
orang yang mengikuti Yesus dituntut untuk melakukan kehendak Allah.

 Pelayanan Yesus Kristus.


Di dalam Injil Matius,Yesus seringkali menyinggung masalah Gereja. Menurut Matius,
gereja tidak dapat lepas dari kesalahan setiap orang, dari golongan Yahudi maupun Non-
Yahudi semuanya dapat melakukan kesalahan. Maka dari itu Matius seringkali memasukan
kritik-kritik Yesus seperti yang terdapat dalam Matius 23:1-39 tentang kemunafikan orang
Yahudi di dalam sinagoge dan ucapan perkataan Yesus terhadap orang farisi dan ahli taurat
(Mat. 23:1-39). Hal yang sama bisa saja terjadi didalam gereja sehingga Matius
menyampaikan beberapa peringatan kepada gereja supaya jangan melakukan hal yang sama,
seperti melakukan kegiatan agama dihadapan orang banyak untuk dipuji karena jika begitu
tidak akan beroleh upah Matius 6:1 dan hal ini juga dapat diterapkan dalam hal memberi
untuk tidak diumumkan kepada semua orang (Mat.6:2-3) juga dalam hal berdoa jangan
seperti orang farisi (Mat 6:5-6) dalam hal berpuasa janganlah muram mukamu tapi
minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu (Mat. 6:16-17) dan masih banyak contoh lainnya
lagi. Matius juga mengingatkan para pengajar di dalam gereja agar tidak mencontoh orang
farisi dan ahli taurat yang suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil rabi.
ucapan Yesus yang sangat keras itu terhadap para pemuka agama Yahudi Matius
mengingatkan gereja agar jangan agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Matius juga
mengingatkan kemungkinan akan timbul timbulnya nabi palsu yaitu orang Kristen yang tidak
murni hatinya dan hanya menyesatkan jemaat. Matius mengingatkan jemaat untuk mengenali
mereka dari buahnya. buah yang dimaksudkan bukan hanya sekedar mengakui Tuhan,
melakukan mujizat, bernubuat dan mengusir setan. Hal yang dimaksudkan adalah melakukan
kehendak Allah (Mat. 7:21-23) Matius menggambarkan keberadaan orang Kristen yang tidak
murni hatinya sama seperti lalang diantara gandum (Mat. 13:24-30,36-43) ikan yang tidak
baik diantara ikan yang baik (Mat. 13:47-50) hamba yang baik dan yang jahat, lima anak
dara yang bodoh dan lima anak dara yang bijaksana (Mat. 25 : 1 -3).

Menurut Matius gereja dan pelayanannya harus disiplin. Ketika ada jemaat yang berdosa
dan kembali ke persekutuan jemaat maka harus diterima dan diampuni dengan segenap hati
(Matius 18:35) dalam mendisiplinkan, gereja harus bertindak bijaksana dan tidak cepat
menghakimi (Matius 18:16-17), sikap ramah terhadap mereka yang lemah dan mencari
mereka yang terhilang (Mat. 18:12-14).

Anda mungkin juga menyukai