Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB
dan
"Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang
tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang
mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini
ditulis
oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
(4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang
searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang
Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan
tetapi,
ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70
M
ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana
Alkitab
percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan
ahli
yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil
Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
(1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata
mengenai kehidupan Yesus,
(2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias
yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
(2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai
Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang
dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya
(Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari
Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga
diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang
Mesias
(Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di
depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17),
peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk
perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya
(Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan
oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar
sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
(4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
(3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat
Injil
yang mencatat pengajaran Yesus
(4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus
sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
(b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan
kematian; dan
(c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak
pada akhir zaman.
(7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai
suatu
wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat
18:17).
enulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling
singkat
tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun nama
penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi semua
Injil),
dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes
Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk
angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan
yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB:
Paulus
(Kis 13:1-13; Kol 4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan
Petrus (1Pet 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak
gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya
dengan
Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang percaya.
Sekalipun
saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana menetapkan
tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil ini yang pertama-tama
ditulis.
Tujuan
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh
masyarakat
dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan
kaisar
Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu
terdapat
Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di
Roma,
Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai
suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan
terhadap
masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang
percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan
setia
menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan,
penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.
Survai
Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan
Yesus
sebagai Putra Allah dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang
menentukan
dalam kitab ini adalah episode di Kaisarea Filipi, yang disusul oleh
peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27--9:10), ketika identitas dan misi
penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya.
Bagian pertama kitab Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada
mukjizat
luar biasa yang dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan
setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Akan tetapi,
di
Kaisarea Filipi itu Yesus memberitahukan dengan terus terang kepada para
murid bahwa Dia harus "menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit
sesudah tiga hari" (Mr 8:31). Banyak ayat dalam kitab ini menyebut
penderitaan sebagai harga kemuridan (mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38;
Mr 10:33-34,45; Mr 13:8,11-13*). Namun setelah mereka menderita karena
Dia
maka Allah akan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada mereka, sebagaimana
ditunjukkan dalam kebangkitan Yesus.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai Injil Markus:
(1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan
Yesus
daripada apa yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18
mukjizat
Yesus dan hanya empat perumpamaan-Nya);
(2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-
istiadat
Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah
kelahiran,
penggunaan istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa
Aram;
(3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak
dengan
cepat dari episode yang satu kepada episode yang lain, dengan
menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan
"seketika itu juga".
Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan
kepada
seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis
tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari
kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri
menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.
Tujuan
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan
suatu catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang
dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat"
(Kis 1:1-2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh Kudus, menginginkan
agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang
ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang
tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-4).
Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan
Yahudi tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia
merunut silsilah Yesus sebagai manusia sampai _kepada Adam_
(Luk 3:23-38) dan tidak hanya _sampai Abraham_ seperti yang dilakukan
oleh Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas
terlihat sebagai Juruselamat yang ilahi-insani yang menjadi jawaban
Allah
bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan keselamatan.
Survai
Injil Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap
(Luk 1:5--2:40) dan satu-satunya pandangan sekilas di dalam Injil-Injil
mengenai masa pra remaja Yesus (Luk 2:41-52). Setelah menceritakan
pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah Yesus, Lukas membagi
pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan yang utama menandai Injil Lukas:
(3) Lukas menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang
untuk
membawa keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang
bukan Yahudi.
(6) Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak
Manusia".
(7) Tanggapan sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-
Nya.
(8) Roh Kudus diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan
umat-Nya (mis. Luk 1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk
10:21;
Luk 12:12; Luk 24:49).
Pasal: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat
banyak
hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak
ditulis
oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna
rahasia
tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak
langsung
sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2;
Yoh 21:7,20*). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung
dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak
Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti
Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya,
sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk
menulis
"Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai
sifat,
kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi
berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja
sebagai
suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang
menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu
"supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu
oleh
imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes
memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan
"percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat
mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat
terus
percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk
meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus
dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan
dasar
iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran
palsu,
dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak
(bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes,
isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan
utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat
bahwa
Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak
angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
(1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15;
Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21;
Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30;
Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang
sebenarnya;
(2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh
10:11;
Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus
menyatakan
secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
(3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir
dan
puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah"
(Yoh 20:31).
(2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus
(pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada
murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu:
gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan
perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir
(pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir
(pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang
percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh
kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya
(pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
(1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes
dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-
Nya"
(Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan
Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
(2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan
menerima
Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental)
yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
(3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan
hanya
menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah
kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan
Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa
dan
setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh
dengan Allah.
(7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh
pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya
angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
(8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah:
"firman",
"terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan
"dunia".
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan
Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada
seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya
tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula
dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab
ini
menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih"
(Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi
keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang
lengkap
mengenai awal kekristenan --
(1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
(2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang
pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang
berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat
dan
seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama
dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri
penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan
sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang
berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah
dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan
ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan
cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam
tahun-tahun mula-mula gereja.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya
mempunyai dua tujuan.
(2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja,
menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam
memperkuat
gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh
Kudus
disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari
bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam
kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan
dan
diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang
selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga,
melalui
kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan
jemaat
mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir
kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka
dibaptiskan
dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi
ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus
berjanji
bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka
--
kuasa untuk menjadi saksi-Nya
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja
adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai
Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31)
pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah
Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan
Injil
kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir
tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan
Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan
nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan
Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa
rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
(1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi
gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada
setiap
angkatan.
(2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima
puluh
kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi
(Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan
Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan
(Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
(4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan
sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya
luar
biasa.
(7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-
tama
disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu
perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi
gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-
hari
terakhir" (bd.
lihat cat. --> "Kis 2:17"\\).
[atau ref. Kis 2:17]
Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula,
melainkan
menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang
dipenuhi
Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma
atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman
gereja
PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja
bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para
Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban,
mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi
kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara
mendadak
atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul
mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi
selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh
Kudus
(lihat cat. --> "Kis 7:44"\\).
[atau ref. Kis 7:44]
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling
teologis,
dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini
diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis
surat
ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi.
Bertentangan
dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh
Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh
orang
dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin
juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta
(Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari
rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah
berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun
hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22).
Dia
menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga
menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di
Roma
serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam
Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-
Nya
kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari
Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan
manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang
Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di
bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di
hadapan
Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus
(Rom 3:21--4:25).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat
teologis
yang paling hebat dalam PB.
(5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama
dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
(6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab
mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
(7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan
Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan
tentang
rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju
kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Penulis : Paulus
Tema : Masalah-Masalah Jemaat dan Pemecahannya
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang
Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota
metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya
banyak
kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh
secara
intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa
merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa
nafsu.
Bersama dengan Priskila dan Akwila (1Kor 16:19) dan rombongan rasulinya
sendiri (Kis 18:5), Paulus mendirikan jemaat Korintus itu selama delapan
belas bulan pelayanannya di Korintus pada masa perjalanan misinya yang
kedua
(Kis 18:1-17). Jemaat di Korintus terdiri dari beberapa orang Yahudi
tetapi kebanyakan adalah orang bukan Yahudi yang dahulu menyembah
berhala.
Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul
dalam
gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran
rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi.
Tujuan
Paulus memiliki dua alasan pokok dalam pikirannya ketika ia menulis
surat
ini:
(1) Untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang
telah diberitahukan kepadanya. Hal-hal ini meliputi pelanggaran yang
dianggap remeh oleh orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus
sebagai
dosa serius.
Survai
Surat kiriman ini menangani macam persoalan yang dialami oleh gereja
yang para anggotanya tetap hidup "duniawi" (1Kor 3:1-3) dan tidak
secara tegas memisahkan diri dari masyarakat di sekelilingnya yang
menyembah berhala (2Kor 6:17) - masalah seperti sifat memecah belah
(1Kor 1:10-13; 1Kor 11:17-22), toleransi terhadap dosa seperti perzinaan
(1Kor 5:1-13), kebejatan seksual pada umumnya (1Kor 6:12-20),
perkara hukum sekular antara orang Kristen (1Kor 6:1-11), pikiran
manusiawi tentang kebenaran rasuli (pasal 15; 1Kor 15:1-58) dan
perselisihan mengenai "kemerdekaan Kristen" (pasal 8, 10; 1Kor 8:1-13;
1Kor 10:1-33*). Paulus juga menasihati orang Korintus tentang perkara
yang berkaitan dengan hal membujang dan perkawinan (pasal 7;
1Kor 7:1-40), ibadah bersama, termasuk Perjamuan Kudus (pasal 11-14;
1Kor 11:1--14:40), dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di
Yerusalem (1Kor 16:1-4).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini:
(1) Surat ini paling berpusat pada persoalan dibandingkan dengan kitab
lain
dalam PB. Dalam menangani berbagai masalah dan perkara di Korintus,
Paulus memberikan prinsip rohani yang jelas dan kekal (lih. Garis
Besar), di mana setiap prinsip itu dapat diterapkan secara
menyeluruh
dalam seluruh jemaat (mis. 1Kor 1:10; 1Kor 6:17,20; 1Kor 7:7;
1Kor 9:24-27; 1Kor 10:31-32; 1Kor 14:1-10; 1Kor 15:22-23).
(3) Surat ini berisi pengajaran PB yang paling luas mengenai berbagai
pokok
penting seperti pembujangan, perkawinan dan nikah ulang (pasal 7;
1Kor 7:1-40); Perjamuan Kudus (1Kor 10:16-21; 1Kor 11:17-34);
berkata-kata dengan bahasa Roh, nubuat, dan karunia rohani dalam
perhimpunan bersama (pasal 12, 14; 1Kor 12:1-31; 1Kor 14:1-40);
kasih agape (pasal 13; 1Kor 13:1-13); dan kebangkitan tubuh
(pasal 15; 1Kor 15:1-58).
(4) Surat ini memberikan hikmat yang tak ternilai untuk pengawasan para
gembala sidang berhubungan dengan disiplin gereja
(pasal 5; 1Kor 5:1-13).
(5) Surat ini menekankan adanya kemungkinan untuk undur dari iman oleh
mereka yang berkanjang dalam perilaku yang tidak benar dan tidak
berpegang kepada Kristus dengan sungguh-sungguh
(1Kor 6:9-10; 1Kor 9:24-27; 1Kor 10:5-12,20-21; 1Kor 15:1-2).
Penulis : Paulus
Tema : Kemuliaan Melalui Penderitaan
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang
Paulus menulis surat kiriman ini kepada jemaat di Korintus dan kepada
orang percaya di seluruh Akhaya (2Kor 1:1), dengan menyebut namanya
sendiri sebanyak dua kali (2Kor 1:1; 2Kor 10:1). Setelah mendirikan
jemaat
di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu
sering berhubungan karena masalah dalam jemaat
(Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1KORINTUS" 08185).
Tujuan
Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang di Korintus.
(3) Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang
dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus-menerus menolak
wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan
wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan
mereka
terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
Survai
Kitab 2 Korintus mempunyai tiga bagian utama.
(1) Pada bagian pertama (pasal 1-7; 2Kor 1:1--7:16), Paulus mulai dengan
mengucap syukur kepada Allah atas penghiburan yang dikaruniakan-Nya
di
tengah-tengah penderitaan untuk Injil, memuji jemaat Korintus karena
mendisiplinkan orang yang berbuat dosa serius sambil mempertahankan
integritas Paulus dalam kaitan dengan perubahan rencana
perjalanannya.
Dalam 2Kor 3:1--6:10 Paulus menyumbangkan pengertian yang paling
luas dalam PB mengenai sifat yang benar dari pelayanan Kristen. Ia
menekankan pentingnya pemisahan dari dunia ini (2Kor 6:11--7:1) dan
mengungkapkan sukacitanya ketika mendengar dari Titus tentang
pertobatan banyak anggota jemaat di Korintus yang sebelumnya telah
menentang wewenangnya (pasal 7; 2Kor 7:1-16).
(3) Pada pasal 10, 13; (2Kor 10:1--13:13), nada surat berubah. Di sini
Paulus mempertahankan kerasulannya dengan menguraikan panggilannya,
kualifikasi, dan penderitaannya sebagai seorang rasul yang benar.
Dengan ini Paulus mengharapkan jemaat Korintus akan mengenal
rasul-rasul palsu di antara mereka dan dengan demikian mereka dapat
luput dari disiplin yang lebih lanjut ketika ia sendiri datang lagi.
Paulus mengakhiri kitab 2 Korintus dengan satu-satunya ucapan berkat
yang menyinggung Trinitas dalam PB (2Kor 13:14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini:
(1) Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat
hidup Paulus. Banyak petunjuk pada dirinya ini, dibuatnya dengan
rendah hati, minta maaf dan bahkan dengan malu, tetapi karena
terpaksa
mengingat situasi yang ada di Korintus.
(2) Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal
menyatakan kuatnya dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak
rohaninya.
(3) Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai
penderitaan Kristen (2Kor 1:3-11; 2Kor 4:7-18; 2Kor 6:3-10;
2Kor 11:23-30; 2Kor 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara
kristiani (pasal 8-9; 2Kor 8:1--9:15).
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-
jemaat
di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia
ini
adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih
besar
bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan
(Antiokhia
Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan
memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama
(Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak
lama
sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan
sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas
dan
dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41).
Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
(1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu
satu-satunya syarat untuk selamat?
(2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari
P.L.
diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru
dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan
menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk
diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini,
Paulus menulis surat ini
(2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup
rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan
kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus
di
Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam
gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
(1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu
tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang
menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5),
dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai
pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan
orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk
mengelak
penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak
langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin
menyenangkan
manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4),
saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator
(Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
\ Empat ciri unik menandai surat ini:
(2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah
petunjuk
mengenai kehidupan Paulus.
(3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas
kepada
beberapa jemaat (akan tetapi
Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
(4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang
paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa
(Gal 5:19-21).
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan
menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak
ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau
persoalan
pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan
akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa
pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena
Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak
persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis
tidak
lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara
serentak
ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus
(Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar
sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin
surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh
propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil
menyisipkan
namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang
mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang
mengira
surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut
Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan
tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam
iman,
kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh
menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus
(mis.
Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan
iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal
Allah
dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja
(Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk
setiap
orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
(1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan
yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab
(Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan
pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita
sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita
dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai
dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus
menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman,
Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan
sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di
dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan
penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala
segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
(2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan
praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus
atas
kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
(1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan
terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk
"kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4),
"menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21),
"hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1),
"mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13),
hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef
4:24),
"hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19),
dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26)
agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ...
kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
(2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan
keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya
dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda
sekali
dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
(3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap
semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang
hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
(1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21)
dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam
PB:
yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah
(Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan
kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
(2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot
(dipakai
160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam
surat
ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan
praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam
Kristus".
(3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat
Efesus.
(4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen
ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef
5:18;
Ef 6:17-18).
Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari
pesisir Laut Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah
Aleksander Agung. Pada masa Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan
pangkalan militer yang terkenal.
Tujuan
Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma
(Kis 28:16-31), Paulus menulis surat ini kepada orang percaya di
Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas pemberian banyak yang
baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus
(Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang
sekarang. Lagi pula, Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat tentang
keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Fili 1:12-30),
menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan
tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya
(Fili 2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal
Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai
sejahtera.
Survai
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai
persoalan
dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain.
Nada
utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap
jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat
(Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus
sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di
Filipi:
(3) ancaman _ketidaksetiaan_ yang selalu ada dalam gereja oleh karena
para
penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi
(pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus
yang paling kaya mengenai
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
(1) Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan
hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi.
Penulis : Paulus
Tema : Keunggulan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 TM
Latar Belakang
Kota Kolose terletak dekat Laodikia (bd. Kol 4:16) di bagian barat daya
Asia Kecil, kira-kira 160 kilometer tepat di sebelah timur kota Efesus.
Agaknya jemaat Kolose telah didirikan sebagai akibat tiga tahun
pelayanan
yang luar biasa dari Paulus di Efesus (Kis 20:31). Pengaruh pelayanannya
begitu luar biasa dan luas jangkauannya sehingga "semua penduduk Asia
mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani"
(Kis 19:10). Walaupun Paulus sendiri mungkin tidak pernah mengunjungi
Kolose (Kol 2:1), ia telah memelihara hubungannya dengan gereja itu
melalui Epafras, seorang yang bertobat di bawah pelayanannya dan rekan
kerjanya dari Kolose (Kol 1:7; Kol 4:12).
Alasan untuk menulis surat ini adalah munculnya ajaran palsu yang
mengancam
masa depan rohani jemaat Kolose (Kol 2:8). Ketika Epafras, seorang
pemimpin dalam gereja Kolose dan boleh jadi pendirinya, mengadakan
perjalanan untuk mengunjungi Paulus dan memberitahukan tentang situasi
di
Kolose (Kol 1:8; Kol 4:12), Paulus menanggapinya dengan menulis surat
ini.
Pada waktu itu ia berada dalam tahanan (Kol 4:3,10,18), mungkin sekali
di Roma (Kis 28:16-31) sambil menantikan naik bandingnya kepada Kaisar
(Kis 25:11-12). Rekan Paulus, Tikhikus sendiri membawa surat ini ke
Kolose atas nama Paulus (Kol 4:7).
Sifat yang tepat dari ajaran palsu yang terdapat di Kolose ini tidak
diuraikan dengan jelas dalam surat ini, karena para pembaca yang mula-
mula
sudah memahaminya dengan baik. Akan tetapi dari berbagai pernyataan
Paulus
yang menentang ajaran palsu itu, nyatalah bahwa bidat yang hendak
meruntuhkan dan menggantikan Yesus Kristus sebagai inti kepercayaan
Kristen
adalah suatu campuran yang aneh yang terdiri atas ajaran Kristen,
tradisi-tradisi Yahudi tertentu di luar Alkitab dan filsafat kafir
(serupa
dengan campuran kultus-kultus dewasa ini).
Tujuan
Paulus menulis
(1) untuk memberantas ajaran palsu yang berbahaya di Kolose yang sedang
menggantikan keunggulan Kristus dan kedudukan-Nya sebagai inti dalam
ciptaan, penyataan, penebusan, dan gereja; dan
(2) untuk menekankan sifat sebenarnya dari hidup baru di dalam Kristus
dan
tuntutannya pada orang percaya.
Survai
Setelah menyampaikan salam jemaat dan mengungkapkan rasa syukur karena
iman,
kasih, dan pengharapan mereka, dan karena mereka terus-menerus maju
sebagai
orang percaya, maka Paulus memusatkan perhatian pada dua pokok persoalan
yang penting: ajaran yang betul (Kol 1:13--2:23) dan nasihat-nasihat
praktis (Kol 3:1--4:6).
Dari segi teologi, Paulus menekankan sifat sejati dan kemuliaan Tuhan
Yesus
Kristus. Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol 1:15), kepenuhan
ke-Allahan dalam bentuk jasmaniah (Kol 2:9), Pencipta segala sesuatu
(Kol 1:16-17), kepala gereja (Kol 1:18) dan sumber yang serba
cukup dari keselamatan kita (Kol 1:14,20-22). Kristus benar-benar
memadai, sedangkan bidat di Kolose itu sama sekali tidak memadai --
hampa,
palsu, dan bersifat kemanusiaan (Kol 2:8); dangkal secara rohani dan
angkuh (Kol 2:18); serta tanpa kuasa terhadap keinginan-keinginan
berdosa dari tubuh (Kol 2:23)
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai surat ini.
(3) Kitab ini sering dianggap sebagai "surat kembar" bersama kitab
Efesus,
karena keduanya mempunyai beberapa persamaan dalam hal isi dan
ditulis
kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar dari kedua kitab
ini).
Pengantar Full Life - 1 Tesalonika
Pasal: 1 2 3 4 5
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus enam puluh kilometer di sebelah
barat
daya Filipi; kota ini adalah ibu kota dan pelabuhan yang paling
terkemuka
dari Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Di antara penduduk yang
berjumlah
sekitar 200.000 jiwa adalah masyarakat Yahudi yang kuat. Ketika Paulus
mendirikan gereja Tesalonika pada perjalanan misionernya yang kedua,
pelayanannya yang berhasil di wilayah itu dihentikan sebelum waktunya
karena permusuhan kalangan Yahudi (Kis 17:1-9).
Tujuan
Karena Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dengan tiba-tiba karena
penganiayaan, orang yang baru bertobat itu hanya menerima sedikit
pendidikan mengenai kehidupan Kristen. Ketika Paulus mengetahui dari
Timotius mengenai keadaan mereka saat itu, dia menulis surat ini
(2) untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan
yang
saleh, dan
Survai
Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan
sukacita memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang
tabah
di tengah segala penderitaan (1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus
menanggapi
kecaman dengan mengingatkan mereka akan kemurnian motivasinya
(1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka
(1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah
mereka (1Tes 2:9-12).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama
ditulis.
(3) Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan
artinya bagi orang percaya
(1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23).
(a) mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi
penuh semangat dan
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 atau 52 M
Latar Belakang
Ketika surat ini ditulis, situasi jemaat Tesalonika sama saja dengan
ketika ia menulis surat yang pertama
(Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TESALONIKA" 08209).
Oleh karena itu, mungkin surat ini ditulis beberapa bulan saja setelah
surat pertama ketika Paulus masih bekerja di Korintus bersama Silas dan
Timotius (2Tes 1:1; bd. Kis 18:5). Rupanya ketika diberi tahu
mengenai penerimaan surat pertama dan beberapa perkembangan baru di
tempat
itu, Paulus tergerak untuk menulis surat kedua ini.
Tujuan
Tujuan Paulus mirip dengan tujuan penulisan surat yang pertama:
Survai
Jikalau hubungan Paulus dengan jemaat Tesalonika dari surat yang pertama
bernada seorang perawat lembut yang merawat anak-anak kecil (1Tes 2:7),
dalam surat ini nadanya lebih seperti bapa yang mendisiplin anak-anak
yang kurang tertib dan memperbaiki jalannya (2Tes 3:7-12; bd.
1Tes 2:11). Namun demikian Paulus memuji mereka karena iman yang
teguh dan mendorong mereka lagi untuk tetap setia dalam penganiayaan
yang mereka hadapi (2Tes 1:3-7).
Bagian utama surat ini membahas hari Tuhan pada akhir zaman
(2Tes 2:1-12; bd. 2Tes 1:6-10). Dari 2Tes 2:2 tampaknya bahwa
beberapa orang dalam jemaat menyatakan, entah melalui "nubuat" (suatu
penyataan), "laporan" (berita lisan) atau "surat" (katanya dari Paulus)
bahwa masa kesengsaraan besar dan hari Tuhan sudah mulai. Paulus
memperbaiki
salah paham ini dengan mengatakan bahwa tiga peristiwa penting akan
menandai
tibanya hari Tuhan (2Tes 2:2);
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai surat ini,
(1) Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam PB mengenai
pelanggaran hukum yang tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah
(2Tes 2:3-12).
(2) Penghakiman Allah yang adil akan menyertai kedatangan kedua Kristus
digambarkan dengan istilah apokaliptis, mirip dengan kitab Wahyu
(2Tes 1:6-10; 2Tes 2:8).
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 atau 52 M
Latar Belakang
Ketika surat ini ditulis, situasi jemaat Tesalonika sama saja dengan
ketika ia menulis surat yang pertama
(Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TESALONIKA" 08209).
Oleh karena itu, mungkin surat ini ditulis beberapa bulan saja setelah
surat pertama ketika Paulus masih bekerja di Korintus bersama Silas dan
Timotius (2Tes 1:1; bd. Kis 18:5). Rupanya ketika diberi tahu
mengenai penerimaan surat pertama dan beberapa perkembangan baru di
tempat
itu, Paulus tergerak untuk menulis surat kedua ini.
Tujuan
Tujuan Paulus mirip dengan tujuan penulisan surat yang pertama:
Survai
Jikalau hubungan Paulus dengan jemaat Tesalonika dari surat yang pertama
bernada seorang perawat lembut yang merawat anak-anak kecil (1Tes 2:7),
dalam surat ini nadanya lebih seperti bapa yang mendisiplin anak-anak
yang kurang tertib dan memperbaiki jalannya (2Tes 3:7-12; bd.
1Tes 2:11). Namun demikian Paulus memuji mereka karena iman yang
teguh dan mendorong mereka lagi untuk tetap setia dalam penganiayaan
yang mereka hadapi (2Tes 1:3-7).
Bagian utama surat ini membahas hari Tuhan pada akhir zaman
(2Tes 2:1-12; bd. 2Tes 1:6-10). Dari 2Tes 2:2 tampaknya bahwa
beberapa orang dalam jemaat menyatakan, entah melalui "nubuat" (suatu
penyataan), "laporan" (berita lisan) atau "surat" (katanya dari Paulus)
bahwa masa kesengsaraan besar dan hari Tuhan sudah mulai. Paulus
memperbaiki
salah paham ini dengan mengatakan bahwa tiga peristiwa penting akan
menandai
tibanya hari Tuhan (2Tes 2:2);
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai surat ini,
(1) Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam PB mengenai
pelanggaran hukum yang tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah
(2Tes 2:3-12).
(2) Penghakiman Allah yang adil akan menyertai kedatangan kedua Kristus
digambarkan dengan istilah apokaliptis, mirip dengan kitab Wahyu
(2Tes 1:6-10; 2Tes 2:8).
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-
Surat
Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1;
Tit 1:1*) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai
pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan
kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas
menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada
perbedaan
gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding
dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi
Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan
ini dengan cukup menyakinkan.
Tujuan
Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
(1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan
pelayanannya;
Survai
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya
ialah
supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan
membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang
menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga
menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat
bagi
para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang
yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat
terperinci di garis besar).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil
Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan
perasaan yang mendalam.
(2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya
surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil
agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan
kuasanya untuk menyelamatkan.
(3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di
belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat
tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
(4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai
bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria
dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Pengantar Full Life - 2 Timotius
Pasal: 1 2 3 4
Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero
sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma
dengan
penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi
menjadi
tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia menderita kekurangan sebagai
seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh kebanyakan
sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir
dan kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18;
Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS" 08217
untuk pembahasan yang lebih lanjut mengenai latar belakang dan
kepenulisan).
Paulus menulis kepada Timotius sebagai "anakku yang kekasih" (2Tim 1:2)
dan teman sekerja yang setia (bd. Rom 16:21). Hubungan yang erat serta
kepercayaannya terhadap Timotius dilihat dalam halnya Paulus menyebutkan
Timotius ikut terlibat dalam mengirimkan enam buah surat, kehadiran
Timotius
dengan Paulus dalam tahanan yang pertama (Fili 1:1; Kol 1:1; File 1:1)
dan kedua surat pribadi kepadanya. Pada saat Paulus menghadapi
kemungkinan
dihukum mati adalah dekat, dua kali ia minta Timotius menemaninya di
Roma
(2Tim 4:9,21). Ketika Paulus mengirim surat kedua ini, Timotius masih
berada di Efesus (2Tim 1:18; 2Tim 4:19).
Tujuan
Karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan
karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja
dan
adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius
agar
dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran
dan
melaksanakan tugas-tugasnya.
Survai
Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih
dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa
berkompromi tehadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan
mengikuti teladannya.
Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26) Paulus menugaskan anak rohaninya untuk
tetap memelihara iman dengan mempercayakan kebenarannya kepada orang
lain
yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang lain
(2Tim 2:2). Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung
kesukaran seperti prajurit yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan
rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan tepat (2Tim 2:15),
memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli
(2Tim 2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja
dengan tekun sebagai guru (2Tim 2:23-26).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum
pelaksanaan hukum mati oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun
setelah
pertobatannya kepada Kristus di jalan ke Damsyik.
(2) Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab
mengenai
pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus
menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan dengan cermat oleh
pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan Firman
Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat
mengajar
orang lain (2Tim 2:2).
(5) Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari
keberanian dan harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah
pasti
(2Tim 4:6-8).
Pasal: 1 2 3 4
Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero
sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma
dengan
penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi
menjadi
tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia menderita kekurangan sebagai
seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh kebanyakan
sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir
dan kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18;
Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS" 08217
untuk pembahasan yang lebih lanjut mengenai latar belakang dan
kepenulisan).
Paulus menulis kepada Timotius sebagai "anakku yang kekasih" (2Tim 1:2)
dan teman sekerja yang setia (bd. Rom 16:21). Hubungan yang erat serta
kepercayaannya terhadap Timotius dilihat dalam halnya Paulus menyebutkan
Timotius ikut terlibat dalam mengirimkan enam buah surat, kehadiran
Timotius
dengan Paulus dalam tahanan yang pertama (Fili 1:1; Kol 1:1; File 1:1)
dan kedua surat pribadi kepadanya. Pada saat Paulus menghadapi
kemungkinan
dihukum mati adalah dekat, dua kali ia minta Timotius menemaninya di
Roma
(2Tim 4:9,21). Ketika Paulus mengirim surat kedua ini, Timotius masih
berada di Efesus (2Tim 1:18; 2Tim 4:19).
Tujuan
Karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan
karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja
dan
adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius
agar
dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran
dan
melaksanakan tugas-tugasnya.
Survai
Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih
dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa
berkompromi tehadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan
mengikuti teladannya.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum
pelaksanaan hukum mati oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun
setelah
pertobatannya kepada Kristus di jalan ke Damsyik.
(2) Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab
mengenai
pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus
menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan dengan cermat oleh
pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan Firman
Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat
mengajar
orang lain (2Tim 2:2).
(5) Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari
keberanian dan harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah
pasti
(2Tim 4:6-8).
Pasal: 1 2 3
Penulis : Paulus
Tema : Ajaran yang Benar dan Kebajikan
Tanggal Penulisan: Sekitar 65-66 M
Latar Belakang
Seperti halnya 1 dan 2 Timotius, Titus adalah surat pribadi dari Paulus
kepada salah seorang pembantu mudanya. Surat ini disebut "Surat
Penggembalaan" karena membahas masalah yang berkaitan dengan peraturan
gereja dan pelayanannya. Titus, seorang bertobat bukan Yahudi (Gal 2:3),
menjadi pendamping dekat Paulus dalam pelayanan rasuli. Walaupun namanya
tidak disebutkan dalam Kisah Para Rasul (mungkin karena ia saudara
Lukas)
hubungan erat dengan Paulus ditunjukkan dengan
(2) dia adalah orang yang bertobat dalam pelayanan Paulus dan anak
rohaninya
(Tit 1:4) dan seperti Timotius menjadi teman sekerja Paulus yang
terpercaya dalam pelayanan (2Kor 8:23),
Tujuan
Paulus menulis surat ini kepada Titus terutama untuk menugaskan Titus
(2) membantu jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan
kesalehan (Tit 1:1);
(4) datang kepada Paulus setelah ia diganti oleh Artemas atau Tikhikus
(Tit 3:12).
Survai
Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini.
(1) Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat rohani yang
diperlukan mereka yang akan dipilih menjadi penatua (penilik jemaat)
di
dalam gereja. Penatua haruslah orang saleh yang sifatnya terbukti,
berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9).
(4) Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan kehidupan yang benar
adalah buah yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16; Tit 2:7,14;
Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26).
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat sesungguhnya
dari
keselamatan dalam Kristus Yesus (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
(2) Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya harus dibangun di
atas landasan rohani, teologis dan etis yang sangat kuat.
(3) Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang yang menyebutkan
syarat yang harus dipenuhi pemimpin dalam pelayanan gerejani
(Tit 1:5-9; bd. 1Tim 3:1-13).