Anda di halaman 1dari 15

Nama : Edhy Jibrael Cris

Mata Kuliah : Pengantar Misi


Dosen : Chresty T. Tupamahu, M. Th

 Kisah pelayanan murid-murid Tuhan Yesus

Simon Petrus
Simon Petrus adalah salah satu dari 12 rasul Yesus, Nama aslinya
Simon. Petrus atau Kefas ("Kefas" [bahasa Aram] = 'batu' atau “batu karang”, bahasa
Yunani maskulin: "Petros", feminim: "Petra") adalah nama yang diberikan
Yesus kepadanya (Mrk 3:16; Luk 6:14; Yoh 1:42). Ia adalah seorang nelayan dari Galilea
yang diberi posisi pemimpin oleh Yesus (Mat 16:18, Yoh 21:15-16) dan dipandang
demikian pula oleh Rasul lainnya (Yoh 21:3).

Menurut Injil Yohanes Petrus lahir di Betsaida, Galilea (Yoh 1:44). Ayahnya
bernama Yohanes (Yoh 1:42)/Yunus (Mat 16:17). Petrus & Andreas bekerja sebagai
penjala ikan (Mat 4:18). Dari kesaksian Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus (Mat
8:14-17; Mrk 1:29-34; Luk 4:38-41) diketahuilah bahwa Petrus sudah menikah.

Petrus dan saudaranya, Andreas, adalah rasul-rasul pertama yang dipanggil oleh
Yesus (Yoh 1:35-42). Petrus sedang mencari ikan di danau Genesaret ketika Yesus
menghampiri dan berkata, "Mari, ikutlah Aku, & kamu akan Kujadikan penjala manusia."
(Mat 4:19). Versi Injil Yohanes menceritakan bahwa Andreas, yang sebelumnya adalah
murid Yohanes, dialah yang pertama kali bertemu Yesus & membawa Simon,
saudaranya, kepada Yesus (Yoh 1:35-42).

Petrus & dua rasul bersaudara anak-anak Zebededus, yakni Yakobus & Yohanes,
adalah tiga rasul yang secara khusus seringkali disertakan atau diajak atau dibolehkan
Yesus untuk mendampingi-Nya (mis. Mat 17:1; 26:37; Mrk 9:14; Luk 9:28). Dengan jelas
Injil Markus & Lukas menuliskan bahwa Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut
serta dengan-Nya saat Ia hendak membangkitkan anak Yairus, seorang kepala rumah
ibadat, kecuali ketiga rasul ini beserta ayah & ibu anak itu (Mrk 5:37; Luk 8:51).
Ketika Yesus menanyakan tentang siapakah Yesus dalam pandangan murid-
murid-Nya, Petrus langsung menjawab bahwa Yesus adalah Mesias (Mat 16:16;Mrk
8:29;Luk 9:20). Saat Yesus mengatakan bahwa jalan salib yang akan ditempuh
Yesus akan menggoncangkan iman murid-murid-Nya, Petrus dengan penuh semangat
mengatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi pada dirinya, imannya tidak akan pernah
goncang (Mat 26:33; Mrk 14:29). Yesus memperingatkan Petrus akan pernyataannya
yang menggebu-gebu ini, bahwa Petrus akan menyangkali Dia. Tetapi Petrus
menyanggah hal itu dengan berkata bahwa ia tidak akan menyangkali Yesus meski
nyawanya menjadi taruhannya (Mat 26:35;Mrk 14:31). Petrus menyatakan siap dipenjara
& mati bersama-sama Yesus (Luk 22:33). Tetapi juga, saat Yesus masih sedang diadili
di hadapan Mahkamah Agama Yahudi & status Petrus sebagai salah seorang murid
Yesus dipertanyakan, Petrus segera menyangkali hal itu bahkan ia mengutuk &
bersumpah bahwa ia tidak mengenal Yesus (Mat 26:69-75; Mrk 14:66-72; Luk 22:56-62;
Yoh 18:15-18, 25-27).

Ketika Yesus sedang bicara perihal diri-Nya sebagai Anak Manusia yang akan
menanggung penderitaan, Petrus menegor Yesus rupanya dengan maksud bahwa
Yesus tidak boleh bicara seperti itu karena Petrus berharap penderitaan Yesus itu akan
dijauhkan Allah Bapa dari-Nya. Maka marahlah Yesus kepada Petrus sebab penderitaan
jalan salib yang harus ditanggung Yesus adalah kehendak Bapa bagi keselamatan dunia
(Mat 16:21-23; Mrk 8:31-33).

Petrus paling tanggap terhadap apa yang disampaikan atau ditanyakan Yesus dan
apa yang didengar & dilihatnya. Petrus langsung mengomentari pertanyaan Yesus
tentang siapa yang menjamah Dia dari antara kerumunan orang banyak (Luk 5:8). Petrus
berkomentar tentang pohon ara yang kering karena dikutuk oleh Yesus (Mrk 11:21),
tentang pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus (Yoh 13:6,8-9), meminta Yesus
menjelaskan arti perumpamaan-Nya (Mat 15:15), menanyakan hal pengampunan, & hal-
hal lainnya (Mrk 13:3 Luk 12:41; Yoh 6:68; 13:36,37; Mat 17:4: Mrk 9:5; Luk 9:33). Petrus
juga tanpa sungkan mengatakan kepada Yesus bahwa ia dan rasul lainnya sudah
meninggalkan segala sesuatu guna mengikut Yesus & oleh karena itu Petrus
menanyakan apa upah yang akan mereka peroleh dari pengorbanan mereka itu
(Mat 19:27; Mrk 10:28; Luk 18:28).

Sesekali Petrus menahan dirinya dari bertanya atau berkomentar. Mungkin Petrus
sendiri menyadari bahwa dari antara para rasul ia saja yang selalu banyak berkomentar
atau bertanya. Namun Petrus tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin tahu. Ketika
Yesus bicara tentang murid yang akan mengkhianati-Nya, kali itu Petrus memilih tidak
bertanya langsung kepada Yesus melainkan meminta Yohanes untuk menanyakan
pertanyaannya tentang siapa murid yang dimaksudkan oleh Yesus itu (Yoh 13:24). Di
lain pihak, karena Petrus suka bertanya maka Yesus juga menantang Petrus untuk
memberikan pendapatnya (Mat 17:25-26) atau mengajukan pertanyaan yang tidak
diduga oleh Petrus (Yoh 21:15-17).

Petrus & Yohanes tampaknya mendapat kepercayaan Yesus untuk mengerjakan


hal-hal yang penting bagi-Nya. Petrus & Yohanes diberi tanggung jawab oleh Yesus
untuk mempersiapkan Perjamuan Malam terakhir Yesus & murid-murid-Nya (Luk 22:8).
Nama Petrus juga disebutkan secara khusus oleh Malaikat Tuhan sebagai seorang di
antara murid-murid Yesus yang harus segera diberitahukan perihal kebangkitan Yesus
(Mrk 16:7). Petrus juga mendapat kepercayaan Yesus sesuai dengan arti namanya “batu”
atau “batu karang” bahwa dengan kerja kerasulan Petrus Yesus akan mendirikan gereja-
Nya setegar batu karang (Luk 16:18). Tugas pengembalaan ini ditegaskan kembali oleh
Yesus di masa perjumpaan-Nya dengan murid-murid-Nya sesudah kebangkitan-Nya
(Yoh21:15-17).

Rupanya bila Petrus berada jauh dari Yesus, Petrus bisa saja menyangkal Yesus,
tetapi bila Petrus berada tidak jauh dari Yesus, Petrus tampil sebagai pribadi pemberani
yang mau melakukan apapun bagi Yesus, sekalipun tindakannya itu justru ditentang oleh
Yesus. Tindakannya menebas telinga Malkhus, hamba Imam Besar, yang datang hendak
menangkap Yesus di taman Getsemani mendapat kecaman dari Yesus (Mat 26:51-54;
Mrk 14:47; Luk 22:5-51; Yoh 18:10-11).

Selain memiliki karakter emosional yang keras, Petrus juga memiliki emosional
keinsafan yang tinggi. Ketika Yesus berkata kepadanya untuk menebarkan jalanya di
tempat yang lebih dalam agar mendapatkan ikan, Petrus dengan jujur mengatakan
kepada Yesus bahwa ia mengikuti arahan Yesus itu hanya karena Yesus yang
menyuruhnya, tetapi Petrus meragukan hasilnya sebab ia & nelayan lainnya telah
sepanjang malam mengusahakan hal itu namun mereka tidak mendapatkan seekor ikan
pun. Tetapi kenyataan membuktikan kebenaran perkataan Yesus. Mereka mendapatkan
ikan dalam jumlah yang besar. Jala mereka terkoyak, perahu-perahu mereka nyaris
tenggelam karena sarat dengan ikan. Menyadari bahwa ia sempat meragukan perkataan
Yesus, maka Petrus tersungkur di hadapan Yesus & mengakui kesalahannya (Luk 5:4-
8). Rasa yang sama pun menyelimuti hati Petrus tatkala kebenaran perkataan Yesus
akan penyangkalannya terbukti. Saat ayam berkokok, dari dalam ruangan sidang Yesus
berpaling memandang Petrus. Luruh hati Petrus menyadari apa yang baru saja ia
lakukan. Petrus meninggalkan tempatnya, keluar & menangis dengan sedihnya(Mat
26:75; Mrk 14:72; Luk 22:61).

Satu-satunya rasul Yesus yang sulit ditebak, itulah Petrus. Bicaranya spontan,
tindakannya pun tidak kalah mengejutkan. Turun dari perahu yang mengapung di tengah
danau, Petrus meniru Yesus berjalan di atas air. Walau akhirnya ia mulai tenggelam,
Petrus telah membagikan pelajaran iman yang berharga bagi banyak orang yang percaya
(Mat 14:28-31).

Tanpa disadari oleh Petrus sendiri, dalam pemanggilan Petrus menjadi rasul-Nya
& dalam kebersamaan Petrus dengan Yesus, Yesus membentuk Petrus menjadi pribadi
yang diubahkan oleh-Nya. Dari orang yang cepat, mengaku, cepat menyangkal, cepat
bertindak, & lain sebagainya yang dapat saja mengesankan adanya kelemahan selain
kekuatan pada dirinya, Petrus menjadi pribadi yang kokoh dalam imannya kepada
Yesus. Petrus menjadi rasul besar yang gigih berjuang menyebarkan &
mempertahankan kemurnian Injil Kristus, dipenjara bahkan mati dengan cara yang sama
dengan Yesus, yakni disalibkan. Menurut tradisi, penyaliban Petrus dilakukan dengan
salib terbalik di Roma saat pemerintahan Nero (kr 64 M). Petrus menolak disalibkan
dengan kepala di atas karena ia merasa tidak layak untuk mati dalam posisi yang sama
seperti Yesus. Petrus dimakamkan di tempat yang kini persis di bawah altar utama
Basilika Santo Petrus di Vatikan. Gereja Roma Katolik mencatat Rasul Petrus atau Santo
Petrus sebagai Paus pertama mulai kurang lebih tahun 30 sM s/d akhir hidupnya.
Andreas

Andreas adalah saudara Petrus. Arti namanya dalam bahasa Yunani, Andreas,
adalah

“Jantan”. Andreas adalah murid pertama Tuhan Yesus. Sebelumnya ia adalah murid
Yohanes pembaptis. Kepadanya Yohanes pembaptis memperkenalkan Tuhan Yesus
sebagai “Anak Domba Allah”. Kemudian ia mengikut Tuhan Yesus dan membawa
PetruskepadaNya (Yohanes 1:35-40). Setelah itu, bersama dengan Petrus ia dipanggil
menjadi murid sepenuhnya (Matius 4:18-19). Andreas berasal dari Betsaida (Yohanes
1:44), namun selanjutnya tinggal bersama Petrus di Kapernaum sebagai penjala
ikan (Markus1:29). Andreas dikenal sebagai “Penginjil” mula-mula. Selain membawa
Petrus kepada Tuhan Yesus, yang kelak menjadi pemimpin terkemuka di jemaat Kristen
mula-mula, Andreas juga yang membawa kepada Tuhan Yesus seorang anakkecil, yang
mempunyai lima roti dan dua ikan (Yohanes 6:8-9), yang akhirnya menjadi cukup untuk
dimakan oleh 5.000 orang setelah diberkati oleh Tuhan Yesus.Andreas juga membawa
orang-orang Yunani untuk bertemu dengan Tuhan Yesus (Yohanes 12:21, 22).

Tidak heran jika ia disebut sebagai “penginjil nasional dan internasional


yang pertama”. Andreas termasuk murid yang bertanya tentang hukuman Yerusalem
kepada Tuhan Yesus, di samping tiga murid terdekatNya (Markus 13:3, 4). Menurut
tradisi, Andreas menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di Skitia, bagian utara Laut
Hitam. Tetapi sebuah buku kecil yang berjudul (kemungkinan ditulis tahun 260 Masehi),
menceritakan bahwa ia memberitakan Injil terutama di daerah Makedonia dan mati martir
di Patras, Yunani. Dikatakan bahwa Andreas disalibkan di kayu salib berbentuk huruf X,
sebuah bentuk religius yang kini dikenal sebagai Salib Andreas. Bangsa Skotlandia
menjadikan Salib Andreas ini sebagai lambang bendera negara mereka.
Yakobus

Nama Yakobus berasal dari bahasa Yunani, Iakobos, yang diambil dari bahasa
Ibrani, Ya’qov, atau Yakub,artinya “Penipu”. Nama ayahnya adalah Zebedeus. Bersama
saudaranya,Yohanes, ia dipanggil menjadi murid Tuhan Yesus ketika mereka sedang menjala ikan
(Matius 4:21-22). Tuhan Yesus menggelari Yakobus dan Yohanes sebagai Boanerges,
yang berarti anak-anak guruh (Markus 3:17). Mungkin hal ini menunjukkan karakter mereka
yang agresif dan berwatak keras. Salah satu bukti kekerasan watak mereka adalah tatkala mereka
mengusulkan kemusnahan suatu desa di Samaria, karena menolak Tuhan Yesus melewati wilayah
mereka dalam perjalananNya menuju Yerusalem. Tetapi Tuhan Yesus menegur mereka atas hal ini
(Lukas 9:51-56).

Bersama Petrus dan Yohanes, Yakobus adalah murid terdekat Tuhan Yesus, di mana
hanya mereka bertiga yang diikutkan olehNya dalam beberapa peristiwa penting.
Bersama saudaranya Yohanes, Yakobus meminta tempat duduk yang mulia dalam kerajaan Kristus
kelak (Markus 10:35-44), hal mana membuat murid-murid lainnya marah kepada mereka berdua.
Menjawab permintaan Yakobus dan Yohanes, Tuhan Yesus bertanya apakah mereka sanggup untuk
meminum cawan yang harus diminumNya. Waktu mereka menjawab bahwa mereka dapat, Tuhan
Yesus berkata bahwa mereka memang akan meminum cawan yang akan diminumNya. Namun hal
duduk dalam kerajaanNya akan diberikan oleh BapaNya sendiri, bukan olehNya. Jawaban Tuhan
Yesus ini merupakan nubuatan akan kematian Yakobus kelak, ia akan “meminum cawan”
kematiannya. Hal ini digenapi ketika Herodes membunuhnya dengan pedang (Kisah Para Rasul 12:2),
sekitar tahun 44 Masehi. Yakobus menjadi martir pertama dari 12 murid-murid Tuhan
Yesus. Selain Yudas Iskariot, hanya kematianYakobuslah yang dicatat di Alkitab.

Yohanes

Nama Yohanes dalam bahasa Yunani adalah Ioannes, yang berasal dari bahasa
Ibrani, Yokhanan, atau Yohanan, yang artinya, “Pemberian Tuhan”. Yohanes dikenal sebagai
murid yang dikasihi Tuhan Yesus, yang bersandar dekat kepadaNya pada Perjamuan Paskah
Terakhir (Yohanes 13:23). Yohanes adalah saudara Yakobus, dan mungkin lebih muda dari
Yakobus, sebab di kitab-kitab Injil namanya selalu disebut sesudah Yakobus, kecuali
beberapa bagian di dalam Injil Lukas dan kitab Kisah Para Rasul. Tampaknya Yohanes
sebelumnya adalah murid Yohanes pembaptis, sebagaimana halnya dengan Andreas (Yohanes 1:35-
37, 41). Berdasarkan Markus 16:1 dan Matius 27:56, Salome adalah ibu Yohanes dan
Yakobus. Dan jika dihubungkan dengan Yohanes 19:25, maka Salome adalah saudara Maria,
ibu Tuhan Yesus. Dengan demikian, Yohanes dan Yakobus adalah saudara sepupu Tuhan
Yesus.Tampaknya orang tua Yohanes dan Yakobus cukup berada. Sebab ayah mereka, Zebedeus,
adalah nelayan yang mempunyai “orang-orang upahan” (Markus 1:20), dan Salome adalah salah
seorang perempuan yang melayanirombongan Tuhan Yesus dengan “kekayaan mereka” (Lukas 8:3;
Markus 15:40).

Yohanes adalah orang yang agresif dan mempunyai watak yang keras. Salah satu contoh
kekerasan watak Yohanes adalah ketika ia mencegah orang yang mengusir setan demi nama Tuhan
Yesus, sebab ia menganggap bahwa orang itu tidak termasuk muridNya. Tetapi Tuhan Yesus
melarang Yohanes untuk mencegah orang tersebut (Lukas 9:49-50). Bersama Petrus, Yohanes
adalah murid yang disuruh Tuhan Yesus mempersiapkan Perjamuan Paskah terakhir (Lukas 22:8). Di
dalam Yohanes 18:15 diceritakan bahwa Yohanes “mengenal imam besar”, bahkan sebuah tradisi
berkata bahwa keluarga Yohanes memasok ikan untuk keluarga imam besar. Hal inilah
mungkin yang membuat para pengawal ragu-ragu menangkap Yohanes, ketika mereka
menangkap Tuhan Yesus.Yohaneslah satu-satunya murid yang berani tetap berdiri di dekat
salib Tuhan Yesus, dan Ia menyerahkan ibuNya untuk diurus oleh Yohanes (Yohanes
19:26-27). Di gereja mula-mula, peran Yohanes cukup kuat. Bersama Petrus ia menjadi pemimpin
gereja terkemuka. Mereka memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi, lalu ditangkap dan
diperhadapkan kepada Mahkamah Agama (KisahPara Rasul 4:13; 5:33, 40). Bersama Petrus,
Yohanes diutus kepada orang-orang Samaria yang telah percaya, untuk menerima Roh Kudus (Kisah
Para Rasul 8:14). Dan, bersama Petrus dan Yakobus saudara Tuhan Yesus, Yohanes
adalah sokoguru jemaat mula-mula (Galatia 2:9).Tertulianus (160-225 Masehi), seorang bapa
gereja terkenal, mengatakan bahwa Yohanes dibawa ke Roma dan “dimasukkan ke dalam kuali
minyak yang mendidih, tetapi tidak luka, dan kemudian dibuang ke sebuah pulau.”
Mungkin itulah pulau Patmos, tempat Yohanes menulis kitab Wahyu (Wahyu 1:9).

Tradisi menceritakan bahwa Yohanes memelihara ibu Tuhan Yesus (Maria) sembari
menggembalakan jemaat di Efesus,dan ibu Tuhan Yesus meninggal di sana.Menurut Polikrates
(130-196 Masehi), gembala jemaat di Efesus, Yohanes meninggal di Efesus. Yohanes adalah murid
Tuhan Yesus yang paling lama hidup, mungkin inilah arti tersirat dari Yohanes
21:23.Yohanes adalah penulis Injil Yohanes. Dia juga menulis 3 surat, yakni 1 Yohanes,
2 Yohanes, 3 Yohanes; serta kitabWahyu. Dengan demikian, Yohanes adalah murid Yesus yang
paling banyak menulis Kitab Suci. Ia dikenal sebagai “rasul kasih”, yang banyak menulis tentang kasih.
Ini membuktikan bahwa wataknya yang keras itu telah diubahkan olehTuhan Yesus.

Filipus

Nama Filipus berasal dari bahasa Yunani, Philippos, yang artinya “pecinta kuda”.
Injil Yohaneslah satu-satunya sumber yang memberikan informasi yang cukup rinci
mengenai Filipus. Tuhan Yesus pertama kali bertemu Filipus di Betania di seberang
sungai Yordan (Yohanes 1:28). Filipus kemudian mengenalkan Natanael kepada Tuhan Yesus
(Yohanes 1:45-51). Ketika 5.000 orang berkumpul untuk mendengarkan Tuhan Yesus, Filipuslah yang
bertanya kepadaNya, bagaimana mereka bisa memberi makan orang sebanyak itu (Yohanes 6:7).
Pada kesempatan lain, sekumpulan orang Yunani datang kepada Filipus dan meminta dia untuk
mempertemukan mereka dengan Tuhan Yesus. Lalu Filipus meminta bantuan Andreas dan mereka
berdua memperkenalkan orang-orang Yunani tersebut kepada Tuhan Yesus (Yohanes 12:20-
22). Ketika Tuhan Yesus mengadakan Perjamuan Paskah terakhir bersama para muridNya, Filipus
meminta Dia untuk menunjukkan Bapa kepada mereka. Tuhan Yesus menjawabnya bahwa mereka
sudah melihat Bapa di dalam Dia (Yohanes 14:8-9). Gereja mempunyai banyak sumber tradisi
mengenai pelayanan akhir dan kematian Filipus. Beberapa sumber mengatakan bahwa ia melayani
di Prancis, yang lain menyebut ia melayani di Rusia selatan, Asia kecil, atau bahkan India.
Dalam buku yang berjudul “Acts of Philip”, yang ditulis pada abad ke-4 Masehi, diceritakan
tentang pelayanan Filipus di Hierapolis, yang sekarang masuk wilayah Turki. Melalui
khotbahnya dan kesembuhan yang ajaib, ia menobatkan istri walikota Hierapolis menjadi
Kristen. Hal ini mengakibatkan walikota tersebut marah dan menyalibkan Filipus secara
terbalik dengan kepala di bawah. Namun sementara disalibkan, Filipus tetap berkhotbah
sampai ia meninggal! Tradisi lainnya menyebutkan bahwa Filipus mati martir
di Hierapolis, dengan cara kepalanya dipenggal. Namun hal ini belum bisa dipastikan.

Bartolomeus

Nama Bartolomeus berasal dari bahasa Yunani, Bartholomaios. Nama ini


berasal dari dua kata Aram, Bar dan Tolmay atau Talmai. Dalam bahasa Aram, Bar artinya
adalah “anak lelaki”. Karena itu, Bartolomeus secara harfiah berarti, “anak Talmai”.
Alkitab tidak memberi gambaran mengenai Talmai, tetapi mungkin ia diberi nama
mengikuti nama raja Talmai dari Gesur (2 Samuel 3:3). Beberapa pakar Alkitab beranggapan bahwa
Bartolomeus memiliki hubungan dengan keluarga Ptolomeus yang berkuasa di Mesir. Teori ini
didasarkan pada pernyataan Yerome (347-420 Masehi), seorang teolog dan sejarawan
gereja, bahwa Bartolomeus merupakan satu-satunya rasul dari kalangan bangsawan.
Bartolomeus disebutkan hanya di dalam daftar para rasul di kitab-kitab Injil sinoptik
(Matius, Markus, Lukas). Namun, banyak pakar Alkitab meyakini bahwa Bartolomeus
sama dengan Natanael di dalam Injil Yohanes, dengan menganggap bahwa Bartolomeus
sebagai nama keluarga Natanael. Sebab dalam daftar para murid di Injil Sinoptik,
nama Bartolomeus selalu dekat dengan Filipus, sementara Natanael adalah teman
Filipus, yang dia bawa kepada Tuhan Yesus. Nama Natanael berasal dari bahasa
Yunani, Nathanael , yang juga berasal dari bahasa Ibrani, Natan, yang berarti “Pemberian
Tuhan”. Ia berasal dari Kana di Galilea.

Natanael meragukan kemungkinan Mesias datang dari Nazaret. Namun


ia tercengang karena Tuhan Yesus mengenalnya setelah melihatnya di bawah pohon ara.
Tuhan Yesus menyebut Natanael sebagai “seorang Israel sejati, tidak adak epalsuan di dalamnya.”
Natanael mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja Israel. Dan Tuhan Yesus
menjanjikan kepadanya suatu penglihatan yang lebih besar, yaitu mengenai Anak
Manusia sebagai pengantara Bapa dan manusia (Yohanes 1:45-51). Natanael termasuk
salah satu dari tujuh murid yang berada di pantai Danau Tiberias, ketika Tuhan Yesus
menampakkan diri setelah kebangkitanNya (Yohanes 21:2). Menurut Eusebius (260-340
Masehi), sejarawan gereja yang terkemuka, Bartolomeus atau Natanael melayani di India dan
meninggalkan sebuah copy Injil Matius di sana. Tradisi lain menceritakan bahwa ia
melayani di Etiopia, Mesopotamia, Partia, dan Licaonia. Ia juga dikatakan membawa Injil ke
Armenia dan menobatkan raja Armenia, Polymius, menjadi Kristen. Karena itu, Astyages, saudara
Polymius, memerintahkan mengeksekusi Bartolomeus dengan cara mengulitinya, lalu
menyalibkannya secara terbalik, dengan kepala di bawah.
Tomas

Nama Tomas dalam bahasa Yunani adalah Thomas, berasal dari bahasa Ibrani,
t’hom, yang dalam bahasa Aram disebut t’oma’ , yang artinya “anak kembar”. Injil
Yohanes tiga kali memakai terjemahan Yunaninya, yakni Didymos atau Didimus. Alkitab
tidak memberitahu kita siapa nama kembaran Tomas, namun tradisi Siria dan Mesir
menyebut namanya Yudas. Demikian juga dengan pemanggilan Tomas sebagai murid
Tuhan Yesus, tidak dijelaskan kapan hal itu terjadi atau apa pekerjaannya sebelum ia
menjadi murid. Namun, setelah kematian Tuhan Yesus, Tomas bersama enam murid
lainnya pergi ke danau Tiberias untuk menangkap ikan (Yohanes 21:1-3). Mungkin hal
ini membuktikan bahwa Tomas sebelumnya bekerja sebagai nelayan. Selain dalam
peristiwa di atas, Tomas disebut dalam tiga peristiwa lain di dalam Injil Yohanes.
Pertama, ketika Tuhan Yesus hendak kembali ke daerah Yudea, murid-muridNya
memperingatkanNya agar Ia tidak kembali ke sana, sebab masyarakat setempat benci
kepadaNya. Lalu Tomas berkata, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama
dengan Dia.” (Yohanes 11:16). Kedua, Tomas bertanya kepada Tuhan Yesus ke mana
Ia akan pergi, tatkala Ia mempersiapkan murid-muridNya perihal kepergianNya kepada
BapaNya (Yohanes 14:5). Ketiga, peristiwa yang membuatnya terkenal, yakni
ketidakpercayaannya bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Waktu Tuhan Yesus
menampakkan diri kepada murid-muridNya, Tomas tidak hadir (Yohanes 20:24).Tidak
diceritakan mengapa Tomas tidak hadir saat itu. Dan ketika murid-murid lain
memberitahukannya bahwaTuhan Yesus sudah bangkit, ia tidak percaya. Hal ini
kemudian membuatnya disebut sebagai “Tomas yang tidak percaya.” Seminggu
kemudian, Tuhan Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-muridNya, termasuk
kepada Tomas, dan memberi kesempatan kepada Tomas untuk meraba bekas paku di
tanganNya dan bekas tombak dilambungNya. Tomas pun mengaku, “Ya Tuhanku dan
Allahku!” (Yohanes 20:28). Keraguan Tomas atas kebangkitan Tuhan Yesus sebenarnya
bukanlah hal yang negatif, sebab Tuhan Yesus pun tidak mencelanya. Itulah sebabnya
para bapa gereja zaman dahulu sangat menghargai contoh yang diberikan oleh Tomas.
Misalnya Agustinus (354-430 Masehi), ia mengatakan tentang Tomas bahwa “Ia telah
meragukan agar kita bisa percaya.” Tomas adalah salah satu murid yang paling banyak
disebut di dalam tradisi gereja perihal pelayanan,karya dan kematiannya. Namun tradisi
yang paling bisa dipercaya adalah yang menyebutkan bahwa Tomas menjadi misionaris
di India. Konon ia mati sebagai martir di sana dan dikuburkan di Mylapore
(sekarang pinggiran kota Madrash). Nama Tomas terus dikenang oleh sebuah gereja di
sana yang bernama Mar Thoma, yang berarti “TuanTomas”. Ada banyak buku yang
diklaim ditulis oleh Rasul Tomas, yang paling terkenal adalah Injil Tomas. Namun semua
buku tersebut ternyata adalah palsu.

Matius

Nama Matius dalam bahasa Yunani adalah Matthaios, berasal dari bahasa Ibrani
Mattityahu, disingkat Mattay, yang artinya “Pemberian Tuhan”. Ia adalah seorang
pemungut cukai yang kemudian dipanggil Tuhan Yesus menjadi muridNya (Matius 9:9).
Hal ini menimbulkan sungut-sungut di kalangan orang Yahudi. Sebab saat itu
para pemungut cukai dianggap sebagai pengkhianat, dikarenakan oleh hubungan
mereka yang erat dengan penjajah Romawi. Namun, sekalipun Matius adalah mantan
pemungut cukai, ia tidak toleran terhadap para pemungut cukai. Didalam Injil yang
ditulisnya kemudian, ia menggolongkan para pemungut cukai sebagai orang-
orang berdosa (Matius 9:10). Matius mempunyai dua nama. Di dalam Injil lain, Matius
juga disebut Lewi (Markus 2:14). Banyak pakar Alkitab yang menganggap bahwa nama
asli Matius adalah Lewi, kemudian Tuhan Yesus memberinya nama baru, yakni Matius.
Namun para pakar lainnya beranggapan bahwa Matius adalah anggota suku
Lewi,sehingga ia dinamai dengan nama sukunya tersebut.Tampaknya Matius adalah
orang yang cukup berada, sebab ia mengadakan perjamuan yang besar untuk Tuhan
Yesus di rumahnya, serta mengundang banyak orang untuk ikut di dalam perjamuan
tersebut (Lukas5:29). Hal ini memang tidak terlalu mengherankan, sebab para pemungut
cukai adalah orang yang terbiasa memungut pajak rakyat melebihi yang ditentukan
pemerintah Romawi (bandingkan dengan Lukas 3:12-13). Tidak diragukan lagi bahwa
Matius adalah penulis Injil yang disebut menurut namanya, yakni Injil Matius. Hal ini
sesuai dengan tradisi gereja. Papias (70-155 Masehi), salah satu bapa gereja yang
banyak menulis tentang tradisi Kristen, mengatakan dengan jelas bahwa Matius adalah
penulis Injil Matius.Hal ini sangat masuk akal, sebab sebagai mantan pemungut cukai,
Matius pasti mampu membaca dan menulis,serta terampil dalam hitung-menghitung.
Dalam bukunya Book of Martyrs, John Foxe menulis bahwa Matius menghabiskan sisa
umurnya untuk memberitakan Injil di Partia dan Etiopia. Menurut Foxe, Matius meninggal
sebagai martir di kota Nadabah pada tahun 60 M. Namun karena Foxe memperoleh
informasi dari sumber-sumber Yunani abad pertengahan,maka agak sulit untuk
memastikan apakah pernyataannya itu layak dipercaya.

Yakobus Anak Alfeus

Kitab-kitab Injil hanya menyebut nama Yakobus anak Alfeus dalam daftar para
rasul (Matius 10:3). Sebagian pakar menduga bahwa ia memiliki hubungan dengan Rasul
Matius, sebab mereka masing-masing disebut sebagai “anak Alfeus” (Markus 2:14).
Sementara pakar lainnya beranggapan bahwa Yakobus adalah sama dengan Yakobus
Muda (Markus 15:40). Sebutan “muda” ditambahkan mungkin untuk membedakannya
dari rasul lain, Yakobus anak Zebedeus. Atau mungkin karena Yakobus anak Alfeus
ini lebih muda ataupun perawakannya lebih kecil disbanding Yakobus anak Zebedeus.
Jika benar Yakobus anak Alfeus sama dengan Yakobus muda, maka bisa jadi ia adalah
sepupu TuhanYesus (bandingkan dengan Matius 27:56; Yohanes 19:25). Beberapa
penafsir Alkitab berteori bahwa murid ini memiliki banyak kesamaan fisik dengan Tuhan
Yesus, yang bisa menjelaskan mengapa Yudas Iskariot harus memperkenalkan Tuhan
Yesus melalui ciuman kepada orang-orang yang menangkapNya pada malam Ia
dikhianati (Markus 14:43-45). Cerita legenda mengatakan bahwa Yakobus anak Alfeus
mengabarkan Injil di Persia dan disalibkan di sana. Tetapi hal ini belum dapat dipastikan.

Tadeus
Nama Tadeus dalam bahasa Yunani adalah Thaddaios, disebut di dalam Injil
Matius dan Injil Markus. Di dalam Injil Lukas ia disebut sebagai “Yudas anak Yakobus”
(Lukas 6:16). Sedangkan di dalam Injil Yohanes ia disebut “Yudas, yang bukan
Iskariot” (Yohanes 14:22), untuk membedakannya dari Yudas Iskariot. Ada yang
berpandangan bahwa Tadeus tidak disebut sebagai Yudas di Injil Matius dan Injil Markus
disebabkan oleh nama Yudas saat itu mempunyai konotasi yang jelek, akibat perbuatan
Yudas Iskariot yang mengkhianati Gurunya. Kemungkinan, Tadeus adalah nama kecil
bagi Theudas, Tadeus berasal dari bahasa Aram, tad, yang artinya “payudara”. Jadi,
Tadeus bisa jadi merupakan nama kecil yang secara harfiah berarti “yang dekatdengan
payudara”, atau “yang dicintai”. Dalam beberapa naskah Injil Matius, Tadeus disebut
Lebbeus, yang berasal dari bahasa Ibrani leb,artinya “hati”. Itulah sebabnya Yerome
(347-420 Masehi), seorang bapa gereja, menjuluki Tadeus sebagaiTrionius atau
“seorang dengan tiga nama”, yakni Tadeus, Lebbeus, dan Yudas. Tidak diketahui siapa
sesungguhnya Yakobus, ayah Tadeus atau Yudas ini. Ada yang menyebut bahwa ia
adalah Yakobus saudara Tuhan Yesus. Sementara yang lain menyebut Yakobus anak
Zebedeus. Namun ini hanyalah dugaan yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Selain
muncul di dalam daftar para rasul di dalam kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul,
singgungan terhadap Tadeus atau Yudas hanya disebut di dalam Injil Yohanes, ketika
ia bertanya kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak
menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” (Yohanes 14:22).
Sejarawan Eusebius (260-340 Masehi) mengatakan bahwa Tuhan Yesus suatu kali
mengutus Tadeus kepada Raja Abgar dari Mesopotamia untuk berdoa bagi kesembuhan
raja tersebut. Menurut cerita ini, Tadeus pergi kepada Abgar setelah kenaikan Tuhan
Yesus ke Sorga, dan ia tetap berada di sana, berkhotbah di beberapa kota di
Mesopotamia. Sementara tradisi lainnya menyebutkan bahwa Tadeus dibunuh oleh ahli
ahli sihir di kota Suanir di Persia, dengan menggunakan pentungan dan lemparan batu.

Simon Orang Selot

Di dalam naskah bahasa Yunani, Injil Matius dan Injil Markus menyebutkan
seorang murid bernama Simon orang Kanani. Di dalam Alkitab Bahasa Indonesia
Terjemahan Lama, nama inilah yang dipakai. Tetapi di dalam Alkitab Bahasa Indonesia
Terjemahan Baru, yang dipakai adalah Simon orang Zelot (Matius 10:4). Sedangkan
dalam naskah bahasa Yunani Injil Lukas dan Kisah Para Rasul (Kisah Para Rasul juga
ditulis olehLukas), disebut Simon orang Zelot, sebagaimana di Alkitab Bahasa Indonesia
Terjemahan Baru. Kedua namaitu mengacu kepada orang yang sama. Zelotes, adalah
kata Yunani yang artinya “orang yang penuh semangat”. Sedangkan Kanani berasal dari
kata Aram, Kanna’ah, yang juga berarti “orang yang penuh semangat”. Karena itu murid
ini kemungkinan besar adalah mantan anggota kelompok orang Zelot, suatu golongan
orang Yahudi yang berusaha melawan penjajahan Romawi dengan cara peperangan.
Alkitab tidak menceritakan kapan Simon orang Zelot ini pertama kali diajak bergabung
dengan para muridTuhan Yesus. Tetapi ada tradisi yang mengatakan bahwa Tuhan
Yesus memanggil Simon pada saat yang samaketika Ia memanggil Andreas dan Petrus,
Yakobus dan Yohanes, Yudas Iskariot dan Tadeus. Nikephorus dari Konstantinopel (758-
828 Masehi), seorang penulis dan rohaniwan Kristen, menulis, “Simon, yang lahir di
Kana, Galilea, yang juga disebut orang Zelot, setelah menerima Roh Kudus dari Sorga,
mengadakan perjalanan ke Mesir dan Afrika, lalu Mauritania dan Libia, untuk
memberitakan Injil. Dan ajaran yang sama dia ajarkan juga di seputar Samudera Atlantik
dan kepulauan yang dikenal sebagai Britania.”

Yudas Iskariot
Nama Yudas dalam bahasa Yunani adalah Iudaeos, yang berasal dari bahasa
Ibrani, y’huda atau Yehuda, yang artinya, “bersyukur”. Sedangkan kata Iskariot berasal
dari bahasa Ibrani, ‘isy q’riyot , yang secara harfiah berarti “orang dari Keriot”. Keriot yang
dimaksud di sini kemungkinan adalah sebuah kota di dekat Hebron (Yosua 15:25).
Seandainya benar demikian, maka Yudas merupakan satu-satunya orang Yudea di
antara murid-muridTuhan Yesus. Selain Yudas Iskariot, semua muridNya berasal dari
Galilea. Orang-orang Yudea sering kalimengejek penduduk Galilea sebagai penduduk
perbatasan yang kasar. Hal ini mungkin membuat Yudasterasing dari kalangan para
murid. Seluruh Injil serta Kisah Para Rasul menempatkan Yudas Iskariot di urutan
terakhir dari daftar murid-murid Tuhan Yesus. Tidak diragukan lagi, ini mencerminkan
reputasi buruk Yudas Iskariot sebagai pengkhianat Gurunya. Lagipula, namanya
biasanya disertai keterangan dengan kesan buruk, seperti: “Yangmengkhianati Dia” atau
“Yang kemudian menjadi pengkhianat”. Tidak sebutkan secara pasti kapan Tuhan Yesus
memanggil Yudas Iskariot untuk bergabung dengan kelompok pengikutNya.
Kemungkinan pada saat yang sama ketika Ia memanggil Andreas, Petrus,
Yakobus,Yohanes, Simon orang Zelot dan Tadeus. Nama Yudas Iskariot cukup sering
disinggung di dalam kitab-kitab Injil, tetapi bukan karena perbuatannya yang baik, tetapi
justru karena sifatnya yang buruk dan pengkhianatannya kepada
Gurunyasendiri.Pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Tuhan Yesus adalah malam
yang paling mengerikan, sehinggahal ini dilestarikan dalam tradisi Perjamuan Kudus
yang berasal dari zaman Rasul Paulus, “Pada malam waktu Ia diserahkan” (1 Korintus
11:23). Yudas Iskariot bertugas sebagai bendahara para rasul, dan sedikitnya dalam satu
kesempatan ia menunjukkansikap kikir terhadap pekerjaan mereka, ketika Maria datang
untuk mengurapi kaki Tuhan Yesus dengan minyak narwastu yang sangat mahal
harganya.Yudas bersikap seolah-olah memperhatikan nasib orang-orang miskin, tetapi
sebenarnya karena ia adalah seorang pencuri, yang biasa mencuri uang dari kas yang
dipegangnya (Yohanes 12:1-8). Para pakar Alkitab memberikan beberapa teori
mengenai alasan pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap TuhanYesus.

Anda mungkin juga menyukai