Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH DOGMITIKA

KARYA KESEMATAN YESUS

Disusun Oleh :

Nama : Morni Gwijangge

Nim : 20201633

Jurusan : Teologi

Semester : 3 (Tiga)

Mata Kuliah : Dogmatika 3

Dosen : Pdt. Daud Awe, M.th

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI WALTER POS JAYAPURA PAPUA

1
KATA PENGANTAR

PERAKATA

DAFTAR ISI

BAB.I

PENDAHULUAN .....................................................................................................................................4

TUJUAN PENULIS....................................................................................................................................7

BAB.II

PENGANTAR PEMBAHASAN KARYA KRISTUS..........................................................................................9

BAB.III

PENUTUP..............................................................................................................................................11

PERPUSTAKA.........................................................................................................................................11

2
BAB 1

PEDAULUHAN

Tugas makalah Dogmatika 3.Teologi Kristen ini merupakan Lanjutan dari Karya Teologi
Kristen 1. Makalah ini membahas antara lain, di bagian lima: Kemanusiaan, Doktrin
Kemanusiaan, pentingnya Doktrin tersebut, pandangan Kristen tentang manusia, asal-usul
Manusia, status Adam dan Hawa, makna Telogis dari penciptaan Manusia, gambar Allah
dalam Manusia, sifat hakiki manusia, dan Keuniversalan umat Manusia.

Dibagian enam membahas dosa,sifat dosa, sumber dosa, akibat-akibat dosa, besarnya dosa,
dan dimensi media sosial dari dosa, Di bagian tujuh membahas tentang pribadi Kristus,
masalah kontemporer dalam metodologis atau kristologis, ke Allahan Kristus, kemanusiaan
Kristus, kesatuan pribadi Kristus, kelahiran dari seseorang perawan, pengantar
pemabahasan Karya Kristus, teori-teori pendamaian, tema Inti pendamaian dan luasnya
pendamaian. Untuk dapat di mengerti karya Kristus,dan peranan Roh Kudus tentang
kelahiran Kristus, datang untuk menyalamatkan setiap umat manusia di dunia ini, ialah
Yesus Kristus sebagai penebus dosa manusia, untuk itu setiap orang percaya dapat
mengakui bahwa Yesus adalah Roh Kudus yang menyelmah menjadi Manusia dan terang
dan garam dunia Ia mati diatas kayu salib, dara-Nya Kristus Tuhan untuk itu setiap orang
percaya dapat mengakui bahwa Yesus adalah Roh Kudus yang menyelmah menjadi Manusia
dan terang dan garam dunia Ia mati diatas kayu salib, dara-Nya Kristus Tuhan Yesus tumpa
diatas bukit golgota dengan dara-Nya semua dosa manusia di bayar lunas habis oleh dara
Yesus Kristus, Ia yang tidak bersalah relah berkorban demi dosa manusia didunia ini. Dengan
doktrin ini karya Kristus, dapat mengetahui melalui kedua belas murid datang-Nya menginjili
dari Samaria Yudea sampai ke ujung bumi, dengan doktrin Injil yang dapat di bebaskan
seluruh dunia menjadi terang dengan karya Kristus Tuhan dan Juruselamat manusia bagi
orang Kristen, yang dapat percaya Ia akan di selamatkan dengan makalah ini penulis
memahami bahwa karya Kristus yang sangat luasnya.

3
BAB.II

I. Pengantar pembahasan Karya kristus


Berbagai Fungsi Kristus

Peranan kristus Dalam Menyatakan Allah

Kepemimpinan kristus

Karya Kristus yang memdamaikan

Tahan-tahan Karya kristus

perendahan

kematian

turus ke Hades

pemuliaan

kembangkitan

kenaikan dan Duduk di Sebelah Kanan Bapa

Kedatangan Kali yang kedua

Sungguh penting untuk membahas secara mendalam pokok-pokok yang berkaitan dengan diri
Kristus, yaitu kemanusiaan dan ke-Allahan-Nya, agar kita padat memahami dengan lebih baik apa
yang mampu dilakukan oleh kristus bagi kita karena tabiat-Nya yang unikitu. Tentu saja, Kristus
senantiasa merupakan Oknum yang kedua dari trinitas.Bagaimanapun juga, Dia menjelma untuk
melaksanakan sebuah tugas-yaitu menyelamatkan kita dari dosa. Sekalipun ada juga yang
menyatakan bahwa Yesus akan tetap menjelma Entah manusia sudah berbuat dosa atau tidak,
namun pandangan itu sulit di terima.

Dalam pembahasan ini, saya telah memilih untuk memandang diri Kristus bukan saja secara
epistemologi. Pandangan tentang penyataan yang telah kita mendukung memungkinkan kita untuk
memperoleh pengetahuan tantang diri Kristus sebelum memperoleh pengetahuan tentang karya-
Nya. Hal ini disebabkan karena penyataan Allah telah terjadi melalui dan sebagai tindakan-tindakan
Allah yang tertentu di dalam peristiwa sejarah. Kita menyetuji juga bahwa penyataan yang lebih
langsung mengenai diri –Nya telah disampaikan kepada para penulis kitab Alkitabiah di dalam
mimpi, penglihatan atau penghilman. Dengan demikian kita tidak perluh menyumpulkan makna
dari tindakan-tindakan Yesus berdasarkan sifatnya. Kita sudah mengetahui siapakah Kristus itu dari
masukan Alkitab; kita tidak perluh menyumpulkan tabiat-Nya dari pelayanan yang dilaksanakan-Nya.
Hal ini memberikan beberapa keuntungan bagi kita karena tanpa pengetuhan sebelumnya tentang
diri kepribadian-Nya Kristus, seseorang tidak mungkin memahami sepenuhnya apa yang dilakukan-
Nya itulah yang khusus menyesuaikan Dia untuk melaksanakan apa yang harus dilakukan-Nya

4
dengan pengetahuan ini kita berada dalam posisi yang baik untuk memahami karya Kristus di
bandingkan dengan jikalau kita haru menafsirkan dari sudur manusiawi segala sesuatu yang telah
dilakukan-Nya.

II. Berbagai Fungsi Kristus


Dari segi sejarah, telah menjadi kebiasaan untuk Fungsi-fungsi Kristus mengelompokkan karya
Kristus berkenaan dengan ketiga “ jabatan-Nya “ :nabi, Imam, dan raja. Sekalipun beberapa tokoh
bapa gereja berbicara mengenai jabatan Kristus,namun yohanes Calvin telah memperhatikan
secara khusus.1 Bagaimanapun, banyak kristologi masa kini tidak menggolongkan karya kristus
yang banyak aspek-Nya dengan memakai kategori nabi, iman, dan raja. Hal antara lain disebabkan
karena beberapa teolog modern memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap satu atau
lebih jenis karya yang digolongkan demikian. Sekalipun demikian,kita tetap perluh
mempertahankan kebenaran-benaran bahwa Yesus Kristus menyatakan Allah kepada umat
manusia, memperdamaikan Allah dengan manusia, serta bahwa Dia memerintah dan akan
memerintah seluruh alam semesta , termasuk manusia. Kebenaran-kebenaran, meskipun judul
tidak tepat, harus tetap di pertahankan, apabila kita ingin tetap mengakui seluruh karya yang
telah dilaksanakan oleh Yesus Kristus dalam pelayanan –Nya.

Terdapat berbagai alasan dibalik keraguan untuk memakai istilah “ jabatan-jabatan Kristus” dalam
teologi masa kini. Salah satu alasan tersebut ialah bahwa di kalangan skolatisisme protestan
khususnya, dewasa ini terdapat kecendurungan untuk menmandang setiap jabatab sebagai
terpisa atau terasing jahu satu dengan yang lain. Kadang-kadang bagaimana dikemukakan oleh G.
C. Berkouwer, terdapat kadang, keberatan terhadap konsep jabatan Kristus berlandaskan
anggapan bahwa setiap bentuk perbedaan bersifat semu dan skolastik .2 alasan lainnya untuk
keraguan ini ialah kadang-kadang pengertian jabatan telah diartikan terlalu formal. 3 Alasan ini
bersumber dari pergertian jabatan yang sering kali terdapar diluar Alkitab. Hasilnya ialah
kekaburan atas sifat dinamis serta pribadi dari karya kristus . dibelakang konsep jabatan-jabatan
Kristus terdapat pengertian dasar bahwa Yesus mempunyai tugas yang seharus dilaksanakan.
Dimensi-dimensi tugas tersebut (kenabian,keimanan,dan kepemimpianan selaku raja) merupaka
n dimensi alkitabiah dan bukan seperangkat kategori asing dan yang dikenakan pada materi
Alkitab. Dalam rangka memelihara sebuah pandangan yang terpadu mengenai karya Kristus,
Berkouwer telah mengusulkan pemakaian jabatan (tunggal Kristus . 4 Dale moody menyebut
berbagai jabatan serta memakai istilah nabi,imam,dan petentate. 5 Dengan demikian,Moody
memperluas jabatan raja sementara dan mempertahankan gagasan intinya.

Saya memilih untuk berbicara mengenai tiga fungsu Kristus menyatakan, memimpin, serta
memperdamaikan atau memulihkan hubungan. Adalah tepat untuk menganggap aspek-aspek ini

1
.John Calvi,institutes of the Relegion Christian Relegion, buku 2, pasal 15.
2
. G. C. Berkouwer, work of Christ (Grand Rapids: Eerdmansd,1965), hlm.58-59.
3
.Idid. Hlm . 58.
4
. ibid, hlm.58-65. Berkouwer berbicara tentang “jabatan rangkap tiga” (hlm. 65) dan tentang tiga aspek dari
jabatan yang satu ini.
5
. Date moody, the word of truth: sumamary of christian Doctrine Based on Biblical Revelation (Grand Rapids:
Eerdmans, 1981),hlm 366-86.

5
sebagai tugas kristus, karena Yesus adalah Mesias, yang Diurapi Allah. Tertentu (misalnya,iman
atau raja). Dengan dermikian ketiaka kita harus bertanya apa yang dilaksanakan kepada-Nya.
Penting sekali untuk mempertahankan ketika aspek dari karya-Nya tersebut,tanpa menekankan
yang satu sehingga yang menjadi kabur atau terhilang, dan bukan pula memisahkan ketiganya
dengan terlalu tajam seakn-akan merupakan tiga tindakan Kristus yang berbeda.

III. Peranan Kristus Dalam Menyatakan Allah

Banyak sekali rujukan terhadap pelayanan Kristus menekankan sifat penyataan tentang
Allah Bapa dan kebenaran Surgawi. Sesungguhnya, Yesus sendiri menyadari bahwa diri-Nya
adalah seorang nabi, karena ketika pelayanan-Nya di Nazaret ditolak, Dia mengatakan,
seorang nabi di hormati di mana-mana kecuali ditempat asalnya sendiri dan di rumahnya
matius 13: 58. Bahwa Dia diakui sebagai nabi dinyatakan oleh orang-orang yang
mendengarkan-Nya setidak-tidaknya oleh para pengikut-Nya. Lagi pula,ketika memasuki
Yerusalem Khalayak berseru,”Inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Galilea “ (matius 21: 11).
Kemudian, diakhir sebuah uraian dalam minggu itu pulah, orang-orang Farisi hendak
menangkap –Nya, tetapi mereka takut melakukannya oleh sebab umat Yahudi mengaggap
Dia sebagai nabi (matius 21:46). Kedua Murid dalam perjalanan menuju ke Emaus menyebut
Yesus sebagai, nabi yang berkuasa dalam perkerjaan dan perkataan (lukas 24:19). Injil
Yohanes menerangkan bahwa umat Yahudi berbicara tentang Yesus sebagai “nabi” (6: 14;
7 :40). Orang buta yang disembuhkan-Nya menyebut Dia sebagai nabi juga (9:17).
Sedangkan orang-orang Farisi menanggapi Nikodemus dengan berkata, “selidikilah Kitab
suci dan engakau akan tahu bahwa tidak ada nabi yanga datang dari Galelia” (7: 52). Jelas
bahwa mereka berusaha untuk menyangkal anggapan bahwa Yesus itu seorang nabi.

Bahwa Yesus seorang nabi merupakan penggenapan nubuat. Petrus secara khusus
mengindentifikasikan-Nya dengan nubuat Musa dalam Ulangan 18 :15, “Tuhan Allah
membangkitkan bagimu seorang nabi diantara saudara-saudaramu, sama seperti aku” (kis.
3:33). Dengan demikian, nubuat-nubuat mengenai Yesus tidak hanya menyebutkan Dia
menjadi pengganti Daud sebagai raja, tetapi juga menjadi pengganti Musa sebagai nabi.

Pelayanan Yesus sebagai nabi mirip dengan pelayanan nabi-nabi yang lain dalam arti diutus
oleh Allah. Sekalipun demikian terdapat suatu perbedaan yang mencolok diantara Yesus
dengan nabi-nabi lainnya. Yesus datang langsung dari hadirat Allah, praeksistensi_Nya
bersama Bapa merupakan suatu faktor utama dalam kemampuan-Nya memperkenalkan
Bapa secara khusus. Oleh karena itu Yohanes dapat mengatakan, tidaj seorang pun yang
peprnah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada dipangkuan bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya(1:18). Yesus sendiri yang merujuk kepada pra-eksistensi-Nya bersama
Bapa, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”
(yohanes 8 :58). Ketika pilipus memohon Bapa agar ditunkjukkan kepda mereka, Yesus
menjawab dengan mengatakan, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”
(yohanes. 14:9). Yesus berkata kepada Nikodemus, tidak ada seorang pun yang telah naik ke
sorga yaitu Anak Manusia” (3:13).

6
Sekalipun terdapat keunikan dalam peplayanan Yesus sebagai nabi, namun terdapat
beberapa kesamaan dengan pelayanan para nabi Perjanjian Lama. Amanat yang
disampaikan-Nya memiliki banyak kesamaan dengan Amanat para nabi. Di dalam Amanat
tersebut terdapat unsur penghakiman serata keancuran, dan juga terdapat kabat baik dan
keselamatan. Di matius 11: 20-24 Yesus menyatakan Celaka atas Khorasim, Betsaida, Tirus
dan Kapernaum yang sangat mirip drengan Amanat yang di sampaiakan oleh Amos terhadap
Damsyik, Gaza, Tirus, moab, dan tempat-tempat lain yang memunck dengan kutukan atas
Israel (1-3). Dalam matius 23 Yesus Farisi, serta menyabut mereka orang munafik, ulat dan
ular beludak. Jelas sekali bahwa unsur penghakiman atas dosa yang merupakan bagian yang
menonjol dalam khotbah kabar baik. Di antara para nabi Perjanjian Lama, Yesaya secara
khusus berbicara mengenai kabar baik daraia Allah (40 :9dan 52:7) Demikian pula dalam
matius 13 Yesus mengambarkan kejadian Sorga sehingga menjadikannya kabar yang baik:
kerajaan Sorga itu seprti harta karun yang terpandam di kadang (ay: 44) dan seperti sebuah
mutiara yang berharga (ay 46) sekalipun demikian di tengah-tengah kabar yang baik ini
terdapat juga nada peringatan karena kerajaan Allah juga seumpama pukar yang
mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan, yang baik tetap dikumpulkan di dalam perahu
sedangkan sisanya dibuangvkembali
(ay. 47-50).

Juga terdapat kabar yang baik di dalam amanat Yesus yang menghibur di dalam
Yohanes 14: setelah pergi menyediakan tempat tinggal Dia akan datanga kembali serta
menjemput para pengikut-Nya untuk tinggal bersama-sama dengan-Nya (ay1-3); orang yang
percaya kepada-Nya akan melakukan pekerjaan lebi besar dari pada apa yang dilakukan-
Nya (ay 12); Dia akan mengabulkan apa pun yang akan datang bersama dengan Bapa
kepada orang yang percaya kepada-Nya (ay. 27) Nada bagian ini sangat mirip dengan
Yesaya 40 yang di mulai dengan “dihiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku,” yang lalu dilanjutkan
dengan memastikan bahwa Allah akan senantiasa hadir bersama mereka serta memberkati
dan memperhatikan mereka.

Beberapa orang telah memperhatikan beberapa persamaan dalam gaya dan jenis materi
yang sampaikan oleh Yesus serta para nabi Perjanjian Lama. Sebagian besar nubuat
Perjanjian Lama ditulis sebagai puisi dan bukan prosa. C. F. Burney, Joachin Jeremias, dan
lain-lain, telah mengemukakan struktur puitis dari sebagian besar ajaran Yesus, dan bahkan
dalam banyak kasus telah mampu menerobos naskah Yunani untuk menyumpai pengaruh
Aram ysng melandasinya.6 Yusus juga mengikuti dan bahkan melampaui gaya penggunaan
perumpumaan oleh para nabi Perjanjian Lama. Dalam satu kasus, Yesus bahkan meminjam
salah satu perumpamaan Yesaya lalu memakainya untuk diri-Nya sendiri (bandingkan
dengan Yes. 5:1-7; mat.21:33-41).

Karya Krisrus yang menyatakan meliputi jangka waktu dan bentuk yang sangat luas. Yesus
bahkan sudah berfungsi sebagai menyatakan kebenaran ilahi sebelum penjelmaan-Nya.
6
C. F. Burney, the poetry of our Lord (Oxford: Clarendon, 1925);Joachim Jeremias New Testament
Theology New York: Sribner, 1971,vol. 1, hlm.1-41.

7
Sebagai logos, Dia adalah terang telah menerangi setiap orang yang lahir di bumi ini; dengan
demikian semua kebenaran telah bersumber pada dan disalurkan melalui Dia (yoh 1:9).
Terdapat beberapa petunjuk bahwa Kristus sendiri berkaya dalam penyataan yang di
salurkan para nabi mengenai diri-Nya. Petrus yang menubuatkan datangnya keselamatan
“meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang di maksudkan oleh Roh Kristus yang di
dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberikan kesaksian tentang segala
penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemulliaan menyusun sesudah
itu (1ptr.1:11). Sekalipun belum menjelma secara langsung,Kristus sudah memperkenalkan
kebenaran. Juga sangat mungkin bahwa Oknum Kedua dari Trinitas ini terlibat di dalam
(atau dimanifestasikan melalui) berbagai teofani, atau menampakan Allah, di dalam
Perjanjian Lama.

Oeriodr yang paling jelas ialah periode kedua ketika Yesus melaksanakan pelayanan-Naya
sebagai nabi dan tinggal diatas muka bumi ini. Ketika itu dua bentuk penyataan menjadi
terpadu. Dia mengucapakan Firman kebenaran ilahi. Bagaimanapun, Yesus adalah
kebenaran dan juga Allah, Jadi Dia juga mewujudkan kebenaran dan bukan saja
menceritakan kebenaran dan realitas Allah. Penulis Allah (1:1-3),Allah yang telah berbicara
melalui para nabi, kini pada Zaman akhir berbicara melalui Anak-Nya yang lebih unggul dari
pada karena Yesus Bukan sekadar menyampaikan Firman dari Allah, tetapi Dia sendiri
mencerminkan kemuliaan Allah itu (1:3).

Ketiga terdapat pelayanan penyataan Kristus yang masih berkelanjutan, yaitu; lewat
gereja-Nya,7 Dia berjanji akan menyertai mereka dalam melaksanakan tugas ini (mat. 28:20).
Dia juga menjelaskan dalam banyak hak pelayanan-Nya lanjutkan dan di selesaikan oleh Roh
Kudus. Roh Kudus akan diutus dalam nama kebenaran dan mengingatkan kepada mereka
segala sesuatu yang telah dikatakan-Nya (“Yoh. 14:26). Kudus akan menuntun mereka
kepada seluruh kebenaran (Yoh 16: 13). Namun. Karya pernyataan Roh Kudus tidak terlepas
dari karya Kristus. Yesus pernah mengatakan bahwa Roh Kudus “tidak akan berkata-kata
dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang di dengar-Nya itulah yang akan dikatakan-
Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal memberitakan kepadamu apa yang
diterimannya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu
Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang akan diterimanya dari pada-Ku
(yoh. 16:13 15). Secara nyata sekali Yesus akan pula sebabnya mengenai karya penyataan
yang agak “ segala sesuatu yang kerjakan dan diajarkan Yesus” (kis. 1:1). Berlanjut dapat
ditemukan di dalam pernyataan-pernyataan “ seperti diluar Aku kamu tidak bisa melakukan
apa-apa” (yoh.15:5) yang berkaitan dengan perumpamaan Yesus sebagai pokok anggur dan
para Murid sebagai carang-carangnya. Maksudnya, kita dapat Yesus sedang melaksanakan
tugas penyataan-Nya melalui mereka.

Karya penyataan Kristus yang terakhir dan paling sempurna masih akan terjadi di
masa depan. Akan tiba saatnya Dia kembali lagi; dan salah satu istilah yang pakai untuk

7
. Charles Hodge, Systematic Theology (Grand Rapids: Eerdmans, 1952), vol.2,hlm.463.

8
menunjuk kepada semua peristiwa tersebut ialah penyataan (apokaluis). 8 Ketika itu kita
semua akan melihat dengar jelas dan langsung (1kor. 13:12). Ketika Dia kembali lagi, kita
akan melhat –Nya sebagaimana Dia ada (1yoh.3:2). Ketika itu semua hambatan untuk
mengenal Allah secara sempurna serta semua kebenaran yang disampaikan Kristus akan
disingkirkan.

Karya Yesus Kristus ini telah merupakan sebuah ajaran yang tetap bertahan lewat berbagai
masa perkembangan Kristologi. Di abad ke-19 dan20 beberapa teolog telah menjadiakan
karya ini golongan liberalisme ialah bahwa Yesus pada dasarnya Oknum yang sangat penting
yang menyatakan Bapa dan benaran rohani. Ini tidak perluh berarti kita bahwa ia memiliki
semacam cara komunikasih yang menakjubkan untuk menyampaikankebenaran yang tidak
di ketahui sebelum itu. Golongan liberal pada umumnya telah menganggapDia sebagai
sekadar genius rohani yang merupakan Einsteinnya agama.dengan demikian, Yesus mampu
menemukan kebenaran tentang Allah yang lebih mendalam dan luas dari pada siapa pun
sebelumnya.9

Yang seringkali dikaitkan dengan pandangan bahwa karya Kristus pada akhirnya
adalah penyataan ialaha teori bahwa pandangan hendaknya dipahami sebagai dampak
moral atas manusia (baca hlm. 785-88). Menurut teori iini, dampak utama dari kematian
Kristus yang mendamaikan itu bersifat penyataan. Persoalan manusia ialah bahwa Dia
terasing dari Allah. Manusia telah bertengkar dengan Allah serta mengira bahwa Allah
memusuhinya. Manusia juga mungkin meresa bahwa Allah telah menganiaya dirinya,
dengan menimpakan kepadanya hala-hal buruk yang tidak layak menderitanya; sehingga
oleh karena itu manusia dapat memandang Allah sebagai Oknum yang kejam dan bukan
yang murah hati. Maksud dari kematian kristus ialah menunjukakan kebesaran kasih Allah-
Dia mengutus Anak-Nya untuk mati. Dengan bukti semacam ini tentang kasih Allah serta
terkesan oleh dalamnya kasih itu, manusia kemudian tergerak untuk menanganggapinya.
Siapa punya yang telah mendengarkan ajaran Yesus. Memahami bahwa kematian-Nya
merupakan bukti kasih Allah yang luar biasa, sehingga dapat ditanggapi dengan benar,
sehingga dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah menikmati karya Kristus yang bersifat
penyataan.

Menurut mereka yang menganut pandangan semacam ini, amanat Yesus merupakan
() kebenaran-kebenaran dasar mengenai Bapa, Kerajaan Allah, serta nilai jiwa manusia dan
(2) ajaran moral.10 Pemusatan perhatian pada karya kristus sebagai memyampaikan
penyataan Allah ini jelas mengabaikan peranannya sebagai Raja dan Imam, sehingga dengan
demikian tidak dapat diterima. Ketiga peranan tersubut tidak dapat di pisahkan. Karena
apabilah seseorang meneliti ajaran Yesus yang menyatakan Allah dengan cermat, mak jelas
bahwa sebagian besar dari ajaran tersebut berkenaan dengan diri dan pelayanan-Nya, dan
secara khusus dengan Kerajaan-Nya dan kematian yang akan di derita-Nya. Ketika diadili
8

9
. William Hordern, A Layman’s Guide to protestant Theology (new Yord: Macmillan, 1968),hlm 92
10
. Adolf vin Harnack, what Is Christianity? (New Yord: Harper and Brothers, 1957), hlm. 124-31.

9
Yesus masih berbicara tentang kerjaan-Nya (yoh. 18:36). Sepanjang pelayanan-Nya Dia
memngumumkan kerajaan, “bertobatlah, kerajaan Allah sudah dekat” (mat. 4:17). Dia
mengatakan bahwa Dia datang untuk “melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang” (mrk. 10:45). Dengan demikian,dalam pergertian Yesus sendiri
fungsinya untuk menyatakan Allah terkait secara erat sekali dengan kedua fungsinya yang
lain. Memang dengan benar bahwa ada beberapa ajaran Yesus yang tidak secara langsung
berkenaan kedua fungsinya tersubut dengan kerajaan-Nya atau kematian-Nya untuk
memperdamaikan (misalnya perumpamaan Anak yang hilang, lebih memusatkan perhatian
kita kepada kasih Bapa); sekalipun demikian, ketika seluruh gambaran mengenai yesus
ditampilkan, makan jelas bahwa fungsinya sebagai yang menyatakan Bapa tidak dapat
dipisahkan dari fungsi-Nya sebagai pimimpinan dan pendamai.

IV. Kepemimpinan Kristus

Injil-injil menampilkan Yesus sebagai raja, pemimin atas seluruh semesta


alam . Yesaya telah menantikan datangnya seorang pemimpn di masa depan yang
akan duduk takta Daud (9:7). Penulis surat menerapkan mazhmur 45:7-8. Kepada
Alnak Allah, : takta –Mu Ya Allah, tetap untuk sterusnya dan selamanya, dan tongkat
kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran ‘’ (1:8). Yesus sendiri mengatakan bahwa di
dalam dunia YANG BARAU Anak Manusia akan duduk di atas takta Kemuliaan (Mat.
19:28). Dia juga menyatakan bahwa Kerajaan sorga adalah milik-Nya (Mat 13:41).
Kini muncul sebua persoalan. Sebagaimana ada kecendenrungan untuk
memandang karya penyataan kristus sebagai sesuatu di masa lampau, maka
demikian pula ada kecendenrungan untuk memandang kepemimpinan kristus
sebagai sepenuhnya terjadi pada masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena
apabilah kita memandang sekelilin kita saat ini, kita tidak melihat kepemimpinan
kristus dilaksanakan srecara tidak aktif. Memang Alkitab mengatakan bahwa Ia
adalah Raja dan Dia disebut oleh khalayak ramai di Yerusalem sebagai Raja
keturunsanan Daud pada hari Minggu yang sekarang kita namakan Minggu Palem.
Ketika itu seakan-akan pintu surga terbuka sedikit sehingga untuk sejenak kelihatan
kedudukan kristus yang sesungguhnya.Akan tetapi, bagaimana kita mencocokan
Sgambaran ini kenyataan bahwa dewasa ini kepemimpinan kristus atas alam
semesta keurang tampak khususnya atas umat manusia ?

Pertama-tama, kita perlu mencamkan bahwa justru sebaliknya dewasa ini


ada bukti tentang kepemimpinan kristus. Khususnya, semesta alam ini tunduk
kepada –Nya. Sebab melalui kristuslah segalah sesuatu telah diciptakannya (Yoh.
1:3). Dan didalam di segala sesuatu tetap ada ( kol 1:17)., maka dengan sendirinya
dia yang mengatur semesta alam. Oleh karena itu sangatlah tepat bagi-nya untuk
menyatakan bahwa, sendainya pada hari minggu Palem itu orang banyak yang

10
diam saja , maka batu batu akan berseru; hal ini hanya merupakan suatu bentuk
lain dari kebenaran yang diungkapkan oleh pemazhmur bahwa langit menceritakan
kemuliaan Allah ( Mazhmur 19:2).

Akan tetapi, adakah bukti bahwa kristus memerintah manusia zama modern
ini ? jelas ada, kerajaan Allah yang perintah oleh kristus, hadir didalam gereja. Dia
adalah kepala dan tubuh, yaitu Gereja, ( kol. 1:18). Ketika ia masih di bumi,
kerajaannya terdapat didalam hati para murud-Nya. Dan mana pun orang-orang.
Percaya dewasa ini menaati ketuhannan krisuts, sang Juruselamat menjalankan
fungsi-Nya sebagai Raja.

Mengingat pertimbangan pertimbangan tersebut, kita dapat melihat


bahwa kepemimpinan Yesus kristus tidaklah merupakan pemuliaan-Nya di askhir
zaman, seperti yang disangka orang. Bagaimanapun, hubungan dengan rangka
terakhir dari pemuliaan-Nya, ketika ia kembali dengan kuasa, maka pemerintahan-
Nya akan genap. Madah dfalam Filipi 2 menekankan bahwa Allah telah’’ sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama diatas segala nama,
supaya dalam nama Yesus berbentuk lutut segala yang ada di langit dan segala
yang ada di bumi dan yang ada di bawah bumi, segala lidah mengaku, Yesus kristus
adalah Tuhan’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!’’ (Filip. 2:9-11). Akan tiba saatnya ketika
kepemimpinan kristus menjadi sempurna; saat itu dan penuh hasrat; maupun
secara tidak relah atasu terpaksa.

V. Karya Kristus yang Memperdamaikan

Karyanya,Kristus berkarya sebagai pendamai, yang merupakan Pokok


pembahasan bab-bab berikutnya. Untuk saat ini kita akan membatasi pembahasan
kita pada pokok pelayanan syafaaat-Nya saja. Alkitab mencatat banyak kali Yesus
bersyafaat bagi murid-murid-Nya ketika ia hidup di bumi ini . yang paling panjang
ialah doa-Nya sebagai iman besar untuk kelomp[oknya ( Yoh. 17). Di dalam doa ini
Yesus memohon agar sukacita –Nya penuh didalam para murid-Nya
(ayat 13). Di mehohon supaya mereka diambil dari dunia ini, tetapi agar merekan
dilindungi dari padanya yang jahat (ay 15). Ia juga bedoa agar mereka semua
menjadi satu (Ay 21). Selain itu doa terakhir ini juga di panjatkan bagi orang-orang
yang kemudian akan percaya melalui pelayanan murid-murid-Nya itu (AY 20). Juga
dalam perjamuan Akhir Yesus menyebutkan secara khusus bahwa iblis ingin
menguasai petrus ( dan mungkin juga murid-murid yang lain ) ‘’ untuk menampi...
seperti gandum ‘’ ( luk. 22: 31). Akan tetapi, Yesus sudah berdoa agar iman petrus
tidak gugur, dan ketika ia sudah insaf ( bertobat). Dia dapat menguatkan iman
saudara-saudaranya juga ( ay. 32).

Apa yang dilakukan Yesus para pengikut-Nya ketika ia masih di bumi, tetap
dilakukan-Nya sementara ia di surga di sebelah kanan Bapa. Dalam (Roma.8:33-34),.

11
Paulus mengajukan pertanyaan siapa yang akan mengugat atau menuduh kita . pastilah
bukan kristus, karena di ada di sebelah kanan Bapa Memohon syafaat untuk kita. Dalam
(Ibrani 7:25) kita diberitahukan bahwa Dia hidup senantiasa untuk memohon syafaat bagi
mereka yang menghampiri Allah lewat diri-Nya, dan didalam (9:24) dikatakan bahwa Dia
menghadap Hadirat Allah guna kepentingan kita semua , Apakah yang merupakan pusat
perhatian dari pelayanan doa syafaat tersebut bersiffat pembenaran. Yesus
mempersembahkan kebenaran-Nya kepada Bapa demi pembenaran kita. Dia juga
memohon pemberan bagi orang-orang yang sudah percaya dan tadinya sudah
dicemarkan, tetapi masih berbuat dosa terus. Dan akhirnya, tampaknya, khususnya dari
pelayanan –Nya dibumi, Yesus memohon kepada Bapa agar orang yang percaya dapat
disucikan dan dilindungi dari kuasa penggoda yang jahat.

Kita menemukan bahwa karya tersebut dilaksanakan dalam dua tahap yang secara
trdisional disebut sebagai tahap perendahan dan tahap pemuliaan-Nya. Setiap tahap ini
terdiri dari serangkaian tindakan menurun dari kemuliaan-Nya, kemudian serangkaian
tindakan kembali naik menuju kemulaiaan-Nya yang sebelum-nya, bahkan sedikit
melampauinya.

VI. Perendahan
Penyelmaan

Kenyataan bahwa penyelamaan Yesus sering dinyatakan secara


gamblang seperti halnya dalam yohanes 1:14,ketika sang rasul hanya
mengatakan,”firmanbitu telah menjadi manusia.”dalam kesempatan yang
lain penekanannya ialah pada apa yang ditinggalkan oleh Yesus atau apa
yang di kenakan-Nya pada diri-Nya sendiri. Sebuah contoh .dari yang pertama
ialah filipi 2:6-7. Di situ dikatakan bahwa Yesus tidak “mengamggap
kesetaraan-Nya dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
meinkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang
hamba dan menjadi sama dengan manusia.” Sebuah contoh dari hal yang
kemudian ialah Galatia 4:4, “tetapi setelah gelap waktunya, maka Allah
mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk pada
hukum taurat.”

Yang dikorbankan Yesus dengan datang ke bumi ini sangat luar biasa.
Dari kedudukan yang “setara dengan Allah,” yang berarti langsung berada di
hadirat Bapa dan Roh Kudus maupun menerima pemujaan terus-menerus
dari para malaikat, Ia turun ke bumi, di mana semua itu tidak dialaminya.
Kebesaran pengorbanan-Nya terlalu sulit untuk dibayangkan, karena kita

12
belum pernah menyaksikan keadaan surga. Ketika nanti tibah di sana, kita
akan terheran-heran karena baru menyadari kemuliaan yang telah
ditinggalkan-Nya. Dia yang menjadi orang yang sangat miskin, sebenarnya
adalah seorang pangeran sesungguhnya.

Bahkan seandainya Kristus telah menerima kemuliaan tertinggi yang


dapat diberikan oleh dunia ini, apa yang telah ditinggalkan –Nya itu tetap
tidak terbandingkan. Kekayaan terbatas, kehormatan tinggi dalam istana
manapun, semuanya masih terlalu rendah dibandingkan dengan keadaan
surga yang telah ditinggalkan-Nya. Akan tetapi, Ia tidak datang kepada
keadaan tertinggi dari manusia. Sebaliknya, Dia mengambil rupa seorang
hamba,serang budak. Dia datang menjadi anggota keluarga yang biasa. Dia
lahir di sebuah kota kecil yang tidak terkenal, bernama Betlehem. Dan yang
lebih mengejutkan lagi, Dia lahir di kandang yang sangat sederhana dan di
baringkan di palungan. Situasi tempat kelahiran-Nya tampaknya
melambangkan rendahnya kedudukan yang di peroleh-Nya.

Dia lahir di bahwa hukum Taurat. Dia mengeluarkan hukum, yang


menjadi Tuhan atas hukum tersubut, kini harus tunduk kepada hukum itu
serta menaatinya segenap hukum itu. Seakan-akan seorang pejabat yang
telah menyusun undang-undang yang tertulis, yang harus ditaati oleh
bahwannya, kini telah turun kepada pangkat yang lebih rendah, dimana ia
jugaharus taat. Tindakkan Yesus untuk tuhrun dan takluk kepada hukum
Taurat adalah sempurna. Demikianlah, Dia disunat pada uisi delapan hari,
dan ketika tiba waktunya untuk upacara pentairan ibunya, Ia dibawa untuk
diserahkan di Bait Allah (luk. 2:22-40). Paulus mengatakan bahwa dengan
takluk kepada hukum Taurat, Yesus mampu menebus orang-orang yang yang
takluk kepada hukum Taurat (Gal. 4:5).

Bagaimana dengan sifat-sifat Ilahi-Nya selama masa perendahan ini?


Sudah kemukakan sebelumnya, Oknum Kedua dari trinitas ini mengsongkan
diri-Nya kesetaraan dengan Allah dengan menambahkan unsur
kemanusiaan. Terdapat berbagai pendapat yang mungkin mengenai apa yang
dilakukan oleh Yesus dengan sifat-sifat ilahi-Nya selama menjelma menjadi
manusi.

1. Tuhan mengorbankan sifat-sifat-Nya. Sesungguhnya,Dia tidak lagi


menjadi Allah, karena berubah dari Allah menjadi manusia.
2. Tuhan mengorbankan beberapa sifat ilahi yang alamiah maupun
yang relatif.
3. Yesus mengorbankan pemberlakukan beberapa sifat-siafat ilahi-
Nya.
4. Kristus mengorbankan pemakaian sifat-sifat ilahi.

13
5. Sekalipun Yesus masih memiliki sifat-sifat ilahi, bertindak seakan-
akan tidak memilihkinya lagi.

VII. Kematian
Langkah terhebat dalam perendahan Yesus Kristus adalah
kematian-Nya dia yang adalah “hidup” (Yoh. 14:6), pencipta,
pemberi hidup serta hidup baru yang mengalahkan kematian, kini
takluk pada pada kematian. Dia yang tidak pernah berbuat dosa
kini menderita kematian, yang merupakan akibat atau “upah”
dosa. Dengan menjadi manusia, Yesus tunduk kepada
kemungkinan bisa mati, maksudnya, Dia menjadi fana ; dan
kematian tersebut bukanlah sekadar sesuatu kemungkinan, tetapi
telah menjadi kenyataaan.

VIII. Turun ke Hades


Beberapa teolog lainnya beranggapan bahwa masih ada satu
langkah turun lagi. Yesus bukan saja dikaburkan, itu pun di kabur
pinjaman (petunjuk akan kemiskinan-Nya), tetepi di dalam
pangkuan kepercayaan rasuli, terdapat rujukan kepada hal
turunnya neraka atau Hades. Berlamdaskan beberapa ayat
Alkitab, seperti Mazmur 16:10; Efesus 4:8-10; 1tim. 3:16;1ptr
3:18-18 dan 4:4-6 serta pernyataan dalam Pangkuan rasuli tadi,
telah dikemukakan bahwa sebagian dari perendahan Yesus Kristus
termasuk turun-Nya ke neraka atau Hades selama masa di antara
kematian-Nya disalib pada Hari jumat dan kebangkitan dari kubur
pada hari minggu pagi. Pokok iini memang merupakan pokok
perdebatan yang sengit, bahkan beberapa teolog dengan pasti
menolaknya berlandaskan pada anggapan bahwa pandangan
semacam itu berarti menerima adanya suatu semesta berlapis tiga
(atas surga,tengah-bumi dan bawah-neraka ). Bagaimanapun
keberatan Bultmann ini mempunyai kekurangan yang sama
seperti aspek-aspek lain dari program demitologisasinya.

14
IX. Berbagai Teori Pendamaian
Makna serta dampak kendamaian sangatlah kaya dan rumit. Oleh
karena itu telah muncul berbagai teori untuk menerangkan
pendamaian itu. Berdasarkan kelimpahan kesaksian alkitabiah
yang disajikan berbagai teolog telah memutuskan untuk
menekankan ayat-ayat tersebut menunjukkan pandangan mereka
tentang pokok-pokok doktrin lainnya. Kita akan membahas
beberapa teori ini, untuk mengahargai kerumitan makna
pendamaian ini. Pada saat yang bersamaan kita akan melihat pula
ketidaksempurnaan dan kekurangan setiap pandangan tersebut.

X. Teori Sosinial Pendamaian Sebagai Teladan


Faustus dan lealius Socinus, yang hidup pada abad ke-16 mencetuskan sebuah
pandangan yang dewasa ini paling dianut dan paling baik dijelaskan oleh golongan
Uniterian. Mereka menolak gagasan pendamaian sebagai suatu persembahan yang
memberi kepuasan untuk orang lain. Secara formal mereka mengakui ketiga jabatan
Kristus, namun dalam pratik mereka meniadakan jabatan imam dengan dua cara.
Pertama, mereka beranggapan bahwa pelayanan Yesus selama dunia ini lebih
menunjukkan jabatan-Nya sebagai nabi dan bukan sebagai imam. Kedua,mereka juga
beranggapan bahwa peranan-Nya sebagai Imam yang berkedudukan di sorga, terjadi
bersamaan dengan jabatan-Nya sebagai raja dan tidak terlepas dari jabatan itu.
Perjanjian Baru yang disebut Yesus meliputi pengampunan dosa yang absolut dan
bukan semacam kurban pengganti.

Teori Pengaruh Moral:


Pendamaian Sebagai Wujud Kasih Allah
Pandangan lainnya yang menekankan bahwa pengaruh utama dari kematian Kristus
adalah dampak langsung pada manusia yang di manakan “teori pengaruh moral” dari
pendamaian. Bagaimanapun, berbeda dengan pandangan golongan Sonisian, yang
menekankan tabiat manusiawi Kristus yang melihat kematian Kristus sebagai teladan
dari kasih yang harus tunjukkan kepada Allah; teori pengaruh moral ini memandang
kematian Kristus sebagai perwujudan kasih Allah; hal itu menamakan unsur keilahian
Kristus.
Menurut pandangan gololongan Sosinian, kematian Yesus memenuhi dua
kebutuhan manusia. Pertama, kematian Yesus memenuhi kebutuhan manusia akan
sebuah teladan kasih yang sempurna kepada Allah yang harus kita peragakan apabila
kita hendak menikmati keselamatan. Yesus begitu mengasihi Allah, sehingga jika perlu
Ia relah mati demi prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Kedua, kematian Yesus memberikan
dorongan kepada kita. Kasih yang sempurna kepada Allah tampaknya begitu mulia
sehingga kelihatannya tidak dijangkau. Kematian Yesus membuktikan bahwa kasih itu
masih dapat dijangakau ole kemampuan manusia.

15
Kematian-Nya telah memenuhi tiga kebutuhan dasar manusia sehingga mampu
dijangkaunya.
1. Manusia membutuhkan keterbukaan terhadap Allah, sebuah kecenderungan untuk
menanggapi Dia. Ketika Allah menghampri manusia dalam sebuah panggilan untuk
bertobat.
2. Kebutuhan kedua manusia ialah suatu keinsafan yang sungguh-sungguh dan
mendalam tentang dosa pribadi serta kemudian bertobatlah dari dosa itu. Kita
semuanya memiliki perasaan menyesal yang dangkal ketika melakukan kesalahan.
3. Manusia juga memerlukan dorangan. Sekalipun kita memiliki gambaran yang abstrak
mengenai kekudusan yang harus kita wujudkan, hanyalah pada saat menyaksikan
kekudusan terungkap di dalam hidup seseorang maka itu menjadi nyata bagi kita.

Teori Pemerintahan:
Pendamaian Sebagai Wujud Keadilan Ilahi
Berbagai pandangan di atas mengenai pendamaian telah mengambarkan Allah
sebagai Allah yang penuh Kasih dan pemurah. Menurut pandangan tersebut apabila
manusia ingin di pulihkan kembali hubungannya dengan Allah, maka ia hanya perluh
berusaha sebaik-baiknya atau menanggapi Kasih Allah. Menganut pandangan
semacam itu dapat membuat seseorang menerima aliran
antinomisme.bagaiamanapun Hukum Allah tetap merupakan hal yang serius, dan
pelanggaran atau pengabaianya tidak dapat dipandang ringan. Teori yang kita sebut
pemerintahan menekankan seriusnya dosa.
Pencetus teori ini yang paling terkenal adalah Hugo Gratius (1583-1645),
yang berrpendidikan sebagai sarjana hhukum dan bukan pendeta. Oleh karena itu
dalam memahami pendamaian Grotius lebih dipengaruhi oleh pertimbangan
seorang ahli hukum.
Grotius mengembangkan teorinya sebagai tanggapan terhadap pandangan aliran
Sosinial, yang pandangannya tentang pendamaian di anggap terlalu berpusat pada
manusia. Pada mulanya Grotius dalam aliran Calvinus, kemudian dia menjadi
seorang Arminianisme.
Untuk memahami pandangan Grotius kita harus mulai dengan
pengertiannya mengenai sifat Allah. Allah menarut Grotius adalah Allah yang sangat
kudus dan adil yang telah menetapakan berbagai hukum untuk di taati. Dosa
merupakan pelanggaran. Namun Allah telah bertindak sedemikian rupa agar tetap
mempertahankan kepentingan pemerintahan. Perlu dipahami bahwa peranan Allah
disini adalah sebagai penguasa dan bukan sebagai bukan yang memberikan
pinjaman atau majikan.
Kematian Kristus adalah demi kebaikan umat manusia. Pengampunan dosa manusia,
bilah diberikan dengan terlalu leluasa , pastilah menghasilkan berkurangnya Wibawa
dan efektivitas Hukum. Oleh kerena itu, perlu mengadakan pendamaian yang
menyediakan landasan bagi pengampunan dan sekaligus mempertahankan struktur
pemerintaha n moral.

16
Menurut teori pemerintahan ini, penderiaan Kristus merupakan pendamaian
bagi dosa. Sekalipun, tafsiran Grotius tentang pernyataan ini jauh berbeda dengan
tafsiran orang lain seperti Anselmus. Menurut pandangan Anselmus, yang sering
kali disebut teori pemuasan dari pendamaian, kematian Kristus merupakan
penghukuman yang aktual t yang dikenakan kepada orang pengganti hukuman yang
harusnya dikenakan kepada orang –orang berdosa yang melangar hukum Allah.
Salah satu pokok yang tersirat dalam pandangan Grotius adalah bahwa Allah tidak
mendatangkan hukuman semata-mata untuk memperlakukan keadilan. Dosa tidak
di hukumhany karena memang patut dihukum. Dosa dihukum karena memang
itulah tuntutan pemerintahan moral. Tujuan utama dari hukuman itu bukanlah
tindakan balasan, melinkan menghalangi berbuat dosa lagi, baik si terhukum itu
sendiri maupun oleh pihak ketiga yang mengamati hukuman tersebut.
Jelas bahwa Grotius merupakan musuh antinomianisme yang gigih, dalam
segala bentuk, sebagaimana halnya pendukung teori pemerintah di kemudian hari .
sebagaimana dipahami oleh Grotius, teori Sosinian menganggap pendamaian
sebagai suatu teladan yang sangat mulia tentang bagaimana kita harus hidup saleh
tanpa dasar yang memandai, karena tidak ada sangsi yang dikenakan apabila orang
tidak hidup baik dan juga penghilang untuk berbuat jahat.

Teori Penebusan:
Pendamaian Sebagai Kemenangan Atas Kuasa-kuasa Dosa dan
Kejahatan
Teori yang dianggap sebagai ajaran yang paling baku di dalam periode awal
sejarah gereja barangkali adalah teori yang dikenal sebagai teori penebusan ini.
Gustaf Aulen telah menyebutnya sebagai pandangan yang klasik, dan dalam banyak
hal nama ini tepat, sebab dalam berbagai bentuk pandangan ini mempengaruhi
pemikiran gerja samapi ZamanAnselmus dan Abelard. Teori ini dianut oleh
agustinus sehingga populer seperti Agustinus sendiri.
Dua tokoh utama yang mencetuskan serta mengembangkan teori
penebusan iniialah oringenes dan Gregorius dari Nyssa.

Berkaitan dengan tujuan dan maksud dari apa yang terjadi, terlihat
perubahan arah di pihak yang lebih luhur; sebab jikalau dia, sang musuh, menipu
dengan tujuan menghancurkan tabiat kita, maka Dia adil, pemurah dan bijaksana,
memakai siasat yanga sama, yang menyangkut tipu daya, untuk menyelamatkan
orang yang telah tertipu sehingga mengalami keancuran, sehingga rupanya Grotius
menganut pandangan “tujuan mengalalkan cara.” Pernyataan yang tidak jelas
bahwa tindakan penipuan itu juga menguntungkan iblis maupun kita tidak
dijelaskan lebih lanjut.

Teori Kompensasi Pendamaian Sebagai Kompensasi bagi Bapa


Dari semua teori pandangan yang kita bahas, teori yang paling jelas menganggap
aspek utama kematian Kristus

17
Bersifat objektif adalah teori kompensasi atau teori kompesial ini. Teori menekankan
bahwa Kristus mati untuk memuaskan sebuah prinsip yang berada di dalam diri Allah
Bapa sendiri. bukan saja pendamaian ini tidak diarahkan secara langsung kepada
manusia, pendamaian itu juga tidak melibatkan pembayaran apapun kepada Iblis.
Argumentasi Anselmus sangat di pengaruhi oleh logika.terkecuali mengenai
beberapa pemikirannya, kita belum banyak memperahtian unsur ini dalam
pemikirannya. Namun adalah penting untuk mengingat bahwa Anselmus percaya
dan menyajikan setiap pokok dalam sistem teologinya- pendamaian, penjelmaan
sebagai keperluan yang logis.
Sudah kita lihat bahwa kematian Kristus ditafsirkan dengan berbagai cara.
Setiap teori kita bahas menekankan aspek penting tertentu dari karya-Nyasekalipun
kita memiliki keberatan penting terhadap beberapa teori ini, kita mengakui adanya
unsur kebenaran juga di dalam setiap teori tersbut. Di dalam kematian-Nya, Kristus
1.mejadiikan diri-Nya teladan sempurna dari jenis pengabdian yang diinginkan Allah
dari kita,
2. menunjukkan luas kasih Allah
3. menggarisbawahi betapa seriunya dosa dan keras kebenaran ilahi
4. kemenangan atas kuasa kematian dan dosa sambil membebaskan kita dari kuasa-
kuasa tersebut,
5.memberi kompensasi kepada Allah karena dosa-dosa yang kita perbuat di
hadapan-Nya . semuanya itu memang perlu dilakukan untuk kita,dan Kristus
melakukan semua itu.kini tiba saatnya untuk bertanya, keperluan yang mana yang
paling mendasar? Yang mana membuat keperluan-keperluan yang lain di lakukan?
Kita akan berusaha menjawab pertanyaan tersebut dalam bab berikutnya. Pada saat
kita memasuki pembahasannya di sertai dengan kekaguman dan ketakjuban akan
apa yang telah dilakukan Kristus untuk meandamaikan kita dengan Bapa.

18
BAB.3

Penutup

Munginkah kudapatkan manfaat darah Juruselamat? Betulkah Ia mati bagi yang menyakiti Dia?
Kasih agung! Bagaimana mungkin engkau, Allahki, mati ganti aku?

Charles weley, 1738

Sararan-saran 1.

19

Anda mungkin juga menyukai