Anda di halaman 1dari 46

Memahami Injil Matius

Matius ingin menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka
nanti-nantikan sejak lama.
Sejak awal Injil Matius sudah menghubungkan Yesus dengan bangsa Yahudi. Matius menggunakan
hikmat dengan tidak mengasingkan orang Yahudi yang mungkin membaca injil ini, tetapi meyakinkan
mereka bahwa Yesus menggenapi seluruh nubuatan yang pernah dikatakan mengenai Mesias yang
dijanjikan bagi mereka. Oleh sebab itulah Matius banyak mengutip Perjanjian Lama, sekitar 29
kutipan dilakukannya.
Tiga belas kali ia mengatakan bahwa hal ini atau hal itu terjadi untuk menggenapi perkataan Tuhan
melalui para nabi. Di setiap halaman Injil ini, Matius menghubungkan Injil dengan kitab para nabi dan
menunjukkan bahwa semua pengajaran mereka digenapi dalam pribadi Yesus Kristus. Memang
merupakan hal yang sulit bagi kita untuk mengalami transisi yang mengharuskan kita melepaskan
tradisi dan ortodoksi lama dan menerima doktrin/pengajaran baru.
Penulis Injil Matius mengenal dengan baik sejarah dan adat istiadat orang-orang Yahudi dan
mencantumkannya dalam tulisannya, misalnya: dia menulis tentang bertani, memancing dan
mengurus rumah dalam tujuh perumpamaannya di Pasal 13. Matius tahu bahwa penyebutan hal-hal
ini akan menyentuh hati orang-orang Yahudi.
Nama Matius yang artinya pemberian Allah (”gift of God”) adalah seorang pemungut cukai di bawah
pemerintahan Romawi yang dipilih Yesus sebagai salah seorang dari 12 murid-Nya. Ketika Matius
menulis tentang dirinya dia memakai kata ”a publican”
(= pemungut cukai). Kata ini merupakan kata celaan yang memiliki makna negatif. Beberapa
penginjil lain menuliskan pesta jamuan besar yang diadakannya untuk Yesus, mereka juga mencatat
sebuah fakta penting bahwa Matius meninggalkan segala miliknya dan mengikut Yesus.

Posisi Injil Matius

Injil Matius memecah kesunyian selama 400 tahun antara nubuatan Maleakhi dan pengumuman
kelahiran Yesus. Pada waktu itu Israel berada di bawah pemerintahan Kerajaan Romawi dan tidak ada
seorangpun dari keluarga Daud diperbolehkan duduk di kursi pemerintahan selama lebih dari 600
tahun. Herodes menjadi gubernur Yudea yang ditunjuk oleh pemerintahan Romawi; padahal orang
yang sebenarnya memiliki hak atas kursi itu adalah Yusuf yang berasal dari keluarga Daud, seorang
tukang kayu yang menjadi suami Maria.

Kita dapat melihat silsilah Yusuf dalam Matius pasal 1 dan menemukan nama Yekhonya di ayat 11.
Sekalipun Yusuf merupakan ayah Yesus secara biologis, Yesus tidak akan pernah menduduki tahta
pemerintahan sebab Allah telah menghalangi jalan-Nya karena ada kutukan terhadap garis keturunan
ini sejak jaman Yekhonya. Dalam Yeremia 22:30 kita membaca, Beginilah firman TUHAN: "Catatlah
orang ini sebagai orang yang tak punya anak, sebagai laki-laki yang tidak pernah berhasil dalam
hidupnya; sebab seorangpun dari keturunannya tidak akan berhasil duduk di atas takhta Daud dan
memerintah kembali di Yehuda." Yusuf berada di bawah garis keturunan ini yang berarti Kristus
Yesus tidak akan pernah menduduki tahta Daud bila ia adalah anak Yusuf.

Namun dalam Lukas pasal 3 kita mengetahui silsilah Maria melalui Natan, bukan Yekhonya
(Luk.3:31). Tidak ada kutukan terhadap garis keturunan ini seperti yang tertulis dalam Lukas 1:30-33:
”Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki
dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan
Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak
akan berkesudahan."
Saat inilah kesunyian terpecah dan kedatangan Mesias dinyatakan. Injil Matius melanjutkan
Perjanjian Lama yang sudah berakhir dan merupakan awal Perjanjian Baru. Injil ini menjadi
penghubung antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Injil ini ditulis untuk orang-orang Yahudi
dan ditempatkan dengan tepat. Perjanjian Lama telah ditutup dengan bangsa pilihan Allah yang
menantikan Raja yang sudah lama dijanjikan bagi mereka sebagai Mesias mereka. Injil Matius
menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja.
Dengan demikian Matius menjadi Injil Penggenapan atas datangnya Mesias ke dalam dunia.

Menurut urutan, Injil Matius adalah kitab ke-40 dalam kanon setelah 39 kitab Perjanjian Lama. Angka
40 selalu menjadi angka masa pencobaan atau ujian dalam Kitab Suci. Yesus dicobai selama 40 hari,
Israel berada di padang gurun selama 40 tahun, Daud menjadi raja selama 40 tahun, Musa berada di
istana selama 40 tahun juga selama di padang gurun. Dalam kitab yang ke-40 ini, Israel berada dalam
masa pencobaan dan ujian dengan kehadiran Mesias di tengah-tengah mereka. Kristus ditampilkan
sebagai Raja orang Yahudi dan mereka menolaknya, bukan hanya sebagai Mesias tetapi juga sebagai
Juruselamat (Mat. 16:21).

Memahami Kitab Markus

Kitab ini menceritakan Yesus Kristus sebagai Hamba Allah. Yohanes yang memiliki nama
panggilan Markus adalah penulis kitab Injil Markus ini. Dialah yang menemani Paulus dan
Barnabas ke Antiokia.

Tujuan Kitab Markus

Jika kita membuka kitab Markus 10:45, kita dapat dengan mudah menetapkan tujuan Markus
menulis kitab ini dalam penginjilannya. "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang." Tidak seperti Matius, Markus tidak berupaya membuktikan pernyataan atau
nubuatan tentang Yesus, melainkan tujuan utamanya adalah untuk menceritakan secara jelas
fakta tertentu tentang Yesus yaitu perbuatan-perbuatan yang dilakukan-Nya. Yesus,
sebagai Anak Allah, telah membuktikan bukan dengan pernyataan bagaimana Dia datang ke
bumi, melainkan dengan menunjukkan apa yang Dia kerjakan dalam waktu singkat selama
Dia di bumi, bagaimana Dia mengubah dunia ini!

Injil Markus sangat berbeda dengan Injil Matius baik dalam karakter maupun bidang
pembahasannya. Injil Matius memiliki 28 bab penuh dengan perumpamaan serta melukiskan
Yesus sebagai Anak Daud dengan martabat dan kuasa raja-Nya. Injil Markus memiliki 16
bab dan menyajikan hanya empat perumpamaan. Injil Markus menggambarkan Yesus Kristus
sebagai Hamba Allah yang rendah hati tetapi sempurna.

Tujuan utama Injil Markus adalah menekankan Yesus sebagai Hamba. Jika kita perhatikan,
banyak hal tidak dicantumkan di dalamnya, misalnya: tidak disebutkan di dalamnya tentang
kelahiran-Nya karena mungkin tidak seorang pun tertarik akan silsilah kelahiran seorang
hamba. Tidak dilaporkan tentang Yesus berada di dalam bait Allah ketika Ia masih kanak-
kanak. Juga tidak ada khotbah di bukit seperti yang dituliskan oleh Matius dalam tiga bab di
Injil Matius dan masih banyak hal-hal lain yang tidak dibahas di dalam Injil Markus. Injil ini
lebih menekankan pada ‘mujizat’ yang Yesus perbuat sehubungan dengan tugas-Nya sebagai
seorang Hamba. Dua puluh mujizat disebutkan di dalam Injil Markus!

Hamba Yang Dipersiapkan (Markus 1:1-13)


Kitab Injil Markus melewatkan masa 30 tahun pertama kehidupan Yesus, tetapi tahun-tahun
tersebut merupakan masa yang Ia butuhkan dalam mempersiapkan pelayanan hidup-Nya
dengan tinggal di Nazaret sebelum Dia menampilkan diri dalam penginjilan selama tiga tahun
di hadapan masyarakat umum.

Penginjilan dimulai dengan Yohanes sebagai pembaptis yang mempersiapkan kedatangan


seorang Mesias (Markus 1:2).
Yohanes Pem-baptis, seorang yang sederhana hidupnya dan hanya memiliki sedikit
pengetahuan, telah dipilih Tuhan untuk memenuhi nubuat-an tentang kedatangan Mesias.
Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa Tuhan memilih hal-hal yang bodoh bagi dunia untuk
memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk
memalukan apa yang kuat (1 Kor 1:27,28).

Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dalam ketaatan-Nya pada peraturan yang telah
ditetapkan (Matius 3:15). Di sini kita melihat bahwa Yesus adalah standar dan contoh dari
kebenaran. “Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung
merpati turun ke atas-Nya” (Markus 1:10). Kepenuhan Roh Kudus menunjukkan bahwa
setiap kejadian dalam kehidupan Yesus itu memiliki arti. Di dalam setiap pelayanan kita bagi
Tuhan, Roh senantiasa mempersiapkan kita dengan memberi kekuatan dan perlengkapan.
“Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal
empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis” (Markus 1:12-13a). Hal ini menun-jukkan
bahwa secepatnya Roh bekerja, segera pula dilanjutkan dengan pencobaan yang merupakan
bagian persiapan dalam pelayanan-Nya sebagai Hamba.

Pekerjaan Seorang Hamba (Markus 1:14 – 8:30)

Yesus diperkenalkan sekaligus sebagai ‘yang diurapi oleh kuasa’ yang dipakai secara penuh
dalam pekerjaan-Nya. Banyak hal-hal luar biasa yang Dia kerjakan, misalnya: mengusir
setan, menyembuhkan orang sakit, angin ribut ditaklukkan, menghidupkan anak Yairus,
memberi makan empat ribu orang dan mujizat-mujizat lainnya. Yesus juga perlu berdoa
sebelum Dia melakukan tugas-Nya. ”Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun
dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana” (Markus 1:35). Perlu
diketahui bahwa Yesus tidak hanya menyembuhkan fisik seseorang tetapi juga jiwanya.
Yesus berkata "Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa
mengampuni dosa…" (Markus 2:9-12).

Di dalam Injil Markus kita juga menjumpai pemilihan 12 murid dan Yesus sebagai Guru
yang menakjubkan dengan perumpamaan-perumpamaan yang Dia ajarkan seperti: tentang
penabur, pelita, biji sesawi (Markus 4).

Hamba Yang Ditolak (Markus 8:31 – 15:47)

‘Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak.’ Para penginjil menulis dengan jelas bahwa Dia ditolak oleh tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Dosa
yang paling besar masa kini, seperti juga halnya setiap masa, adalah penolakan terhadap
Yesus Kristus. Kabar yang terbesar dari nabi Yesaya adalah bahwa Anak Allah harus menjadi
Hamba Allah supaya Dia mati untuk menyelamatkan dunia! Injil Markus mencatat
penderitaan Yesus saat di taman Getsemani dan di Kalvari sebagai penggenapan nubuatan
nabi Yesaya (Yesaya 53). Tuhan Yesus telah menderita sebagai Hamba dan mati bagi kita.
Dia menanggung dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di atas kayu salib!

Hamba yang Dipermuliakan (Markus 16:1-20)

Setelah Hamba itu memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang, Dia bangkit
dari kematian. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia” (Filipi 2:7-9). Dia sekarang duduk disebelah kanan Allah tetapi Ia masih
bekerja bersama dengan kita.
Ia menyertai kita senantiasa! (Markus 16:20).

Memahami Injil Lukas

Penulis Injil ini adalah seorang dokter bernama Lukas, teman seperjalanan Paulus. Lukas adalah
orang Siria yang tampaknya bukan orang Yahudi sebab di dalam surat Kolose, ia ditempatkan
bersama dengan orang-orang Kristen yang berasal dari bangsa kafir.

Ini berarti bahwa Lukas adalah satu-satunya penulis kitab Perjanjian Baru yang bukan bangsa Yahudi.

Injil yang ditulis Lukas ini ditujukan untuk orang Yunani. Mereka adalah orang-orang yang saat itu
sedang mempersiapkan kedatangan Kristus sama seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi dan orang
Roma. Lukas memiliki budaya yang lebih luas, mencintai keindahan, retorik dan filosofis. Dalam injil
yang ditulisnya, Lukas menampilkan Yesus sebagai manusia sempurna yang ideal. Disini kita dapat
melihat bahwa pengilhaman tidak menghilangkan individualitas / ciri seseorang.

Injil ini ditujukan untuk orang-orang berdosa. Di dalamnya terungkap kasih Kristus yang penuh belas
kasihan dalam rupa

manusia-Nya demi menyelamatkan manusia. Lukas menyatakan Sang Juruselamat sebagai manusia
dengan segala simpati, perasaan dan kuasa-Nya yang bertumbuh. Dalam injil ini kita dapat
menyaksikan Allah yang mulia turun ke derajat manusia, memasuki kondisi kita dan tunduk kepada
situasi kita. Namun, satu hal yang perlu kita ketahui adalah meskipun Kristus membaur dengan
manusia, Dia memiliki perbedaan yang tajam dengan mereka. Perbedaan tersebut bukan relatif tetapi
absolut,

sebab Kristus adalah satu-satunya God-Man (Allah dalam rupa manusia).

Kristus, Pencipta alam semesta memasuki dunia ini sama seperti manusia lainnya. Hal ini merupakan
sebuah rahasia di atas rahasia lainnya, tetapi fakta cukup membuktikan bahwa perkiraan-perkiraan itu
benar.

Hanya Injil Lukas yang menceritakan datangnya para gembala pada saat Yesus lahir, kedatangan
Yesus di Bait Allah ketika Dia berumur 12 tahun, paling banyak bercerita tentang wanita,
disembuhkannya telinga Malkus, juga cerita perjalanan dua orang ke Emaus. Mujizat yang diceritakan
di dalamnya, lima dari enam mujizat adalah kesembuhan.

Lukas adalah kitab yang puitis. Dibuka dengan sebuah nyanyian, “Kemuliaan bagi Allah!” dan
ditutup dengan nyanyian,
“Memuji dan memuliakan Allah.”
Lukas adalah kitab Injil yang lebih banyak membahas tentang doa Bapa Kami daripada penulis Injil
lainnya. Doa adalah ungkapan ketergantungan manusia kepada Tuhan. Mengapa ada begitu
banyak pekerjaan dan kegiatan di gereja, namun menghasilkan sedikit pertobatan yang sungguh-
sungguh kepada Tuhan? Mengapa kita begitu sibuk kesana-kemari, namun hanya sedikit orang yang
dibawa kepada Kristus? Jawabannya sederhana. Tidak ada cukup doa pribadi kepada Tuhan! Memang
pekerjaan Tuhan membutuhkan banyak kerja, tetapi harus lebih banyak doanya !!!

Hal tersulit dalam Lukas yang perlu dipahami oleh orang Yahudi dan orang Kristen pada jaman
gereja mula-mula adalah bahwa bangsa kafir mendapat jalan masuk penuh dan cuma-cuma ke dalam
Kerajaan Surga dan juga ke dalam gereja. Semua pelayanan Yesus di sisi timur Yordan adalah untuk
bangsa kafir.

Dalam Injil Lukas ini kita melihat bahwa apa yang dikatakan para nabi menjadi kenyataan. Nabi
Mikha mengatakan bahwa Betlehem adalah tempat kelahiran Yesus sebab Dia adalah keturunan
Daud. Padahal pada saat itu Maria tinggal di Nazaret, sebuah kota yang terletak seratus mil jauhnya
dari Betlehem. Allah memakai perintah dari Kerajaan Roma untuk membawa Maria dan Yusuf ke
Betlehem, tepat pada saat Anak mereka akan dilahirkan. Betapa ajaibnya cara Allah memakai perintah
dari kerajaan penyembah berhala untuk mewujudkan nubuatan-Nya!

Kita juga mendengar dalam Injil Lukas berita dari malaikat kepada para gembala yang sedang
menjaga kawanan domba mereka, tetapi kita tidak menemukan para Orang Majus menanyakan tempat
kelahiran seorang Raja. Dalam Lukas 2:10-12 tertulis,
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat (bukan Raja), yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”

Mengapa Allah Bapa mengijinkan Anak-Nya yang mulia menjadi manusia daging untuk dilahirkan di
tempat hina ini? Lukas adalah satu-satunya penulis Injil yang menyentuh poin mengenai
kemanusiaan-Nya.

Meskipun hidup berdampingan dengan manusia, Yesus membuktikan bahwa Dia lebih dari manusia
biasa. Satu contoh yang luar biasa adalah ketika Iblis mencobai Yesus. Kita tahu Yesus dalam kuasa
Roh Kudus ketika dicobai, akibatnya si Iblis benar-benar gagal total dalam usahanya untuk
memutuskan hubungan antara Anak Manusia di dunia dengan Bapa-Nya di surga. Kita pun dapat
melakukan hal yang sama; bila kita dipenuhi Roh Kudus, kita akan dapat mengatasi cobaan dengan
kuasa Roh-Nya.

Tujuan pencobaan itu bukanlah untuk menunjukkan apakah Yesus akan menyerah kepada Iblis atau
tidak, tetapi untuk mendemonstrasikan bahwa Yesus tidak dapat dikalahkan oleh Iblis. Semakin
sekuntum mawar dihancurkan, semakin harum wanginya tercium. Jadi semakin Iblis mencobai
Kristus, semakin nyata kesempurnaan Kristus dinyatakan.

Memahami Injil Yohanes

Yohanes menulis untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan bagi orang
Yahudi; Anak Allah bagi bangsa kafir dan untuk memimpin orang percaya pada kehidupan yang
memiliki persahabatan ilahi dengan Tuhan. Kata kuncinya adalah PERCAYA. Kata ‘percaya’
disebutkan 98 kali dalam kitab ini.

Tema Injil Yohanes adalah keilahian Yesus Kristus. Di kitab inilah kita dapat melihat bahwa seorang
bayi yang dilahirkan di Betlehem sebenarnya adalah satu-satunya Putera Allah.

Ada hal-hal yang tidak disebutkan dalam Injil Yohanes, yaitu :


● Tidak ada silsilah yang disebutkan dalam injil ini, tidak seperti yang disebutkan dalam Injil
Matius (menurut silsilah keturunan Jusuf) ataupun Injil Lukas (dari garis keturunan Maria).

● Tidak ada catatan tentang kelahiran-Nya – sebab Dia adalah “pada mulanya”

● Tidak ada catatan tentang masa kecil-Nya

● Tidak ada catatan tentang pencobaan yang dialami-Nya (Yesus ditampilkan sebagai
Kristus, Tuhan, bukan sebagai Seorang yang dicobai sama seperti kita manusia)

● Tidak ada catatan tentang transfigurasi-Nya

● Tidak ada penunjukkan murid-murid-Nya

● Tidak ada perumpamaan

● Tidak ada catatan tentang kenaikan-Nya

● Tidak ada Amanat Agung

Namun, di sisi lain, gelar-gelar yang disandang Yesus begitu jelas disebutkan, seperti:

● Hanya Injil Yohanes menyebut Yesus sebagai Firman

● Sang Pencipta

● Satu-satunya Putera Allah Bapa

● Anak Domba Allah

● Pernyataan Diri-Nya sebagai ‘AKU ADALAH AKU’ (Lih. Kel. 3:14)

Keilahian Yesus dinyatakan dalam tiap pasal, sbb. :

Pasal 1 : Dalam pengakuan Natanael, Engkau adalah Anak Allah (ay. 49)

Pasal 2 : Dalam mujizat di Kana, Dia menyatakan kemuliaan-Nya (ay. 11)

Pasal 3 : Dalam perkataan-Nya kepada Nikodemus, Dia mengatakan bahwa Dialah satu-satunya
Anak Allah (ay. 16)

Pasal 4 : Dalam percakapan-Nya dengan perempuan Samaria, Dia menyatakan: Akulah Dia
[Mesias] yang sedang berbicara kepadamu (ay. 26)

Pasal 5 : Kepada orang yang menderita sakit lemah tubuh selama 38 tahun, Dia mengemukakan
bahwa suara Anak Allah akan memberi hidup (ay. 25)

Pasal 6 : Dalam pasal tentang Roti Hidup, Dia mengakui Dialah Roti hidup (ay. 35)

Pasal 7 : Dalam pasal tentang Air Hidup, Dia memproklamasikan, Biarlah mereka yang haus
datang kepada-Ku dan minum (ay. 37)
Pasal 8 : Kepada orang Yahudi yang tidak percaya, Dia menyatakan, Sebelum Abraham ada, Aku
ada (ay. 58)

Pasal 9 : Kepada seorang yang buta dikatakan bahwa Dia yang berbicara kepadamu adalah Anak
Allah (ay. 37)

Pasal 10 : Yesus menyatakan, Aku dan Bapa adalah satu (ay. 30)

Pasal 11 : Pernyataan Marta, Engkaulah Kristus, Anak Allah (ay. 27)

Pasal 12 : Kepada orang Yunani, Jika Aku ditinggikan di bumi, semua orang akan tertarik kepada-Ku
(ay. 32)

Pasal 13 : Pada saat makan malam, Dia berkata, Engkau memanggil Aku Guru dan Tuhan, sebab
memang Akulah Guru dan Tuhan (ay. 13)

Pasal 14 : Dalam pernyataan-Nya, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku (ay. 1)

Pasal 15 : Dia menyamakan kita sebagai ranting-ranting anggur, Dia berkata, di luar Aku kamu tidak
dapat berbuat apa-apa (ay. 5)

Pasal 16 : Ketika menjanjikan Roh Kudus, Dia berkata, Aku akan mengutus Dia kepadamu (ay. 7)

Pasal 17 : Dalam pasal tentang doa, Dia berkata, permuliakanlah Anak-Mu (ay. 1)

Pasal 18 : Dalam pencobaan-Nya, Dia berkata, engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja (ay. 37)

Pasal 19 : Dalam pendamaian-Nya, Dia berhak mengatakan, Sudah selesai (ay. 30)

Pasal 20 : Dalam pengakuan-Nya, Tomas yang ragu-ragu berseru, Ya Tuhanku dan Allahku (ay. 28)

Pasal 21 : Ketika meminta ketaatan, Ikutlah Aku (ay. 22)

Injil Yohanes ditulis supaya manusia percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Penulis
memperhadapkan tujuh saksi untuk membuktikan fakta ini. Berikut adalah pernyataan-pernyataan
para saksi, yaitu :

● Apa katamu, Yohanes Pembaptis? Ia inilah Anak Allah (1:34)

● Apa kesimpulanmu, Natanael? Engkau Anak Allah (1:49)

● Apa yang engkau ketahui, Petrus? Engkau adalah yang Kudus dari Allah (6:69)

● Bagaimana menurutmu, Marta? Engkaulah Mesias, Anak Allah (11:27)

● Apa pengakuanmu, Tomas? Dia adalah Tuhanku dan Allahku (20:28)

● Apa pernyataanmu, Yohanes? Yesuslah Mesias, Anak Allah (20:31)

● Apa pernyataan-Mu tentang DiriMu, Kristus? Aku Anak Allah (10:36)

Yang berikutnya adalah tujuh tanda/mujizat yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah.
Tujuh tanda/mujizat itu adalah :

1. Mujizat air menjadi anggur (2:1-11)


2. Penyembuhan anak pegawai istana (4:46-54)
3. Penyembuhan di Kolam Betesda (5:1-18)
4. Lima ribu orang diberi makan (6:1-14)
5. Yesus berjalan di atas air (6:16-21)
6. Orang buta disembuhkan (9:1-41)
7. Lazarus dibangkitkan (11:1-44)

Tujuh fakta lain yang membuktikan sifat keilahian Allah dalam diri Yesus, itulah :

1. Akulah Roti Hidup (6:35)


2. Akulah Terang Dunia (8:12)
3. Sebelum Abraham ada, Aku ada (8:58)
4. Akulah Gembala yang Baik (10:11)
5. Akulah kebangkitan dan hidup (11:25)
6. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (14:6)
7. Akulah pokok anggur yang benar (15:1)

Lalu, apa perkataan Yesus yang terakhir dalam Injil Yohanes ini? Ikutlah Aku. Inilah perkataan-Nya
untuk masing-masing kita secara pribadi. Semoga kita semua mengikut Dia dalam ketaatan dengan
penuh kasih sampai Dia datang kembali!

Memahami Kisah Para Rasul

Dokter Lukas dalam injilnya menuliskan apa yang Kristus mulai kerjakan di bumi; sedang
kitab Kisah Para Rasul menyatakan kelanjutan pekerjaan-Nya melalui Roh Kudus. Jika
empat Injil menampilkan Anak Manusia datang ke dunia untuk mati demi dosa manusia,
kitab Kisah Para Rasul menyatakan kedatangan Anak Allah dalam kuasa Roh Kudus.
Demikian pula dengan empat Injil yang menceritakan pengajaran Yesus, penyaliban dan
kebangkitan Juru Selamat; kitab Kisah Para Rasul menggambarkan Dia sebagai Tuhan dan
Pemimpin yang ditinggikan serta dampak pengajaran-Nya terhadap tindakan-tindakan para
rasul.

Kitab Kisah Para Rasul mencatat pekerjaan Roh Kudus melalui para rasul. Kata ‘saksi’
dipakai lebih dari 30 kali di dalam kitab ini.
‘Kamu akan menjadi saksi-Ku’ merupakan inti dari kitab Kisah Para Rasul. Keselamatan
datang ke dunia hanya melalui Kristus, itu sebabnya manusia harus mengenal Dia. Namun
Kristus dalam rencana-Nya juga melibatkan kita, apakah kita mau bersaksi tentang Dia?
Kristus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan mengirim Roh Kudus dan ”Ia akan
bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-
sama dengan Aku." Sungguh menakjubkan ketika Roh Kudus mendorong kita bersaksi
tentang Kristus, Roh Kudus sendiri akan bekerja di dalam hati seseorang untuk siap
menerima kesaksian kita.

Ada dua pokok pembagian di dalam kitab Kisah Para Rasul:

Kisah Para Rasul 1 sampai 12 => Petrus bersaksi kepada bangsa Yahudi supaya
‘bertobat’, sebab mereka perlu mengubah pandangan mereka tentang Mesias.
Kisah Para Rasul 13 sampai 28 => Paulus berbicara kepada bangsa kafir supaya
’percaya’ kepada Tuhan Yesus Kristus.

Dengan bersenjatakan Firman Allah, para rasul mempunyai misi untuk membawa manusia
mengenal Yesus Kristus. Para murid berpenampilan sederhana, tidak bersikap neko-
neko tetapi mereka berhasil karena sepenuhnya bergantung pada kekuatan Tuhan
melalui Roh Kudus-Nya. Tuhan memerintahkan mereka untuk tidak meninggalkan
Yerusalem tetapi menunggu janji dari Bapa. Sangatlah wajar jika mereka meninggalkan
tempat dimana Tuhan mereka telah disalibkan untuk kembali ke Galilea. Ingat, kita tidak
dapat memilih tempat
untuk melayani.

Meskipun mereka hidup bersama-sama dengan Yesus selama tiga tahun, mereka
membutuhkan kehadiran Roh Kudus. Itu sebabnya mereka tetap tinggal di Yerusalem dan
Roh Kudus turun atas mereka saat hari raya Pentakosta. Dengan dipenuhi Roh Kudus,
mereka menjadi saksi. Bila kita tidak memiliki keinginan untuk bersaksi tentang Kristus, ini
merupakan suatu bukti bahwa kita tidak mengenal kepenuhan Roh Kudus.

Kuasa Roh kudus ditampilkan dengan nyata saat Petrus –seorang nelayan sederhana–
berkhotbah dan 3000 jiwa diselamatkan! Berdirilah gereja pertama di Yerusalem dengan
anggota sebanyak 3000 orang pada hari Pentakosta dan tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Inilah tujuan gereja yang sesungguhnya;
apakah kita melihat hal serupa terjadi di gereja-gereja masa kini? Gereja mula-mula disukai
banyak orang karena mereka tekun dalam: bersekutu, berbagi, dan misi sehingga jumlah
mereka bertambah setiap hari.

Di Kisah Para Rasul pasal 3 kita membaca kisah tentang Petrus menyembuhkan seorang
pengemis lumpuh sejak lahir di Gerbang Indah sebuah Bait Allah. Mujizat tersebut membuat
para pemimpin bangsa Yahudi menentang gereja Tuhan untuk pertama kalinya. Namun
Petrus mengambil kesempatan itu untuk berkhotbah kedua kalinya dan dengan berani dia
memberitakan tentang Kristus yang mereka salibkan adalah Mesias yang sudah lama
dijanjikan. Begitu kuat berita yang disampaikan oleh Petrus dan Yohanes sehingga 5000
orang kemudian berbalik kepada Kristus.

Melihat hal ini para pemimpin bangsa Yahudi melarang mereka untuk berkhotbah, tetapi
larangan itu malah membuat gereja Tuhan berkembang dengan pesat.

Bila gereja Tuhan menghadirkan Kristus dengan ‘daya tarik’-Nya dan dalam kuasa Roh
Kudus, banyak orang akan datang! Perlawanan/oposisi bukanlah hal yang mengherankan
bagi pengikut Kristus. Pekerjaan Roh Kudus memberikan tanda bagi setan untuk bekerja
karena kapan saja Roh Kudus datang untuk memberkati, si musuh datang untuk mengutuk.
Merupakan hal yang nyata bahwa kekuatan berita dari para Rasul disebabkan oleh karena
kehidupan mereka sesuai dengan hidup Kristus yang telah bangkit. Bagaimana dengan kita?
Apakah hidup kita sebagai orang Kristen juga menunjukkan kehidupan seperti Kristus yang
telah bangkit? Bahkan meskipun para rasul disesah, dilarang berkhotbah, mereka tetap
bersukacita karena dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.

Penganiayaan dan penindasan membuat orang-orang Kristen menyebar dan bertambah


banyak. Marilah kita meneladani semangat para rasul yang tidak gampang putus asa saat
penentang-penentang makin bertambah seperti kehidupan Stefanus di Kisah Para Rasul 6 dan
7, dia digambarkan sebagai orang yang penuh dengan karunia dan kuasa (Kisah Rasul 6:8).
Dia merupakan martir pertama yang berkorban demi gereja Kristen dan kematiannya telah
memberikan pengaruh besar bagi seorang penganiaya gereja Tuhan yakni Saulus.

Ingat, berharganya kehidupan seseorang tidak dilihat dari lamanya tetapi bagaimana dia
hidup, artinya setiap menit dari kehidupannya selalu di dalam tuntunan Tuhan. Saulus
bergumul menghadapi hati nuraninya; dia menyadari bahwa dia telah berbuat salah tetapi dia
tidak mampu menghentikannya. Dia telah membuat malapetaka bagi gereja Tuhan! Awas,
makin tinggi kepandaian dan moral seseorang, makin berbahaya tindakan yang dilakukannya
jika ia dikuasai oleh setan. Namun kisah hidupnya yang berbalik kepada Kristus sangat
menggentarkan banyak orang ketika mereka men-jumpainya memberitakan Yesus
sebagai Anak Allah (Kisah Rasul 9:20).

Paulus yang sebelumnya bernama Saulus telah dipanggil dan dijadikan seorang rasul oleh
Kristus sendiri. Kepada dialah Kristus secara langsung memberikan pembukaan rahasia akan
kebenaran dan doktrin tentang gereja Tuhan. Sepanjang perjalanan Paulus, ia senantiasa
menulis surat yang menakjubkan. Kita dapat membaca suratnya yang pertama – ditujukan
kepada jemaat di Korintus – yang dikirim ketika dia berada di Efesus. Dalam perjalanan
ketiga, dia menulis surat 2 Korintus, Galatia dan Roma. Selama dalam penjara, dia menulis
surat-surat lain seperti Filemon, Kolose, Efesus dan Filipi. Pada saat dipenjara di Roma
menunggu eksekusi penggal kepala, dia menulis surat kedua untuk Timotius.

Paulus telah mengubah kaum Kristen yang terikat pada adat Yahudi menjadi kristiani yang
mendunia. Dia telah mematahkan batasan antara bangsa Yahudi dan bangsa kafir, antara
perbudakan dan kemerdekaan.

Memahami Kitab Roma

Kitab Roma menggambarkan Yesus Kristus sebagai kebenaran. Tiga belas dari dua
puluh satu suratan di Perjanjian baru telah ditulis oleh Paulus.

Dia menulis surat kepada jemaat-jemaat di Tesalonika, Galatia, Korintus dan Roma, dalam
perjalanannya mengabarkan Injil.

Saat dipenjara di Roma, dia menulis surat kepada jemaat-jemaat di Efesus, Kolose, Filemon
dan Filipi. Setelah keluar dari penjara, dia menulis surat kepada Timotius dan Titus.

Saulus, keturunan murni bangsa Yahudi, dilahirkan di Tarsus. Gurunya adalah Gamaliel,
seorang guru besar orang-orang Farisi.

Saulus berada di Yerusalem saat Stefanus dilempari batu sebagai martir Kristus pertama.
Peristiwa ini telah memberikan kesan mendalam pada Saulus yang masih muda (sebelum
dipanggil menjadi Paulus). Dalam perjalanan ke Damsyik untuk misi penganiayaan umat
Kristen, Farisi muda ini bertemu muka dengan Yesus Kristus. Setelah peristiwa yang
menakjubkan tersebut, dia dibaptis dan menerima tugas pengabarkan Injil.

Dia bekerja keras di Tarsus selama 3½ tahun dan 1 tahun di Antiokia dan di bawah
pimpinan Roh Kudus dia menjadi misionaris besar untuk bangsa kafir. Perpaduan antara
kewarganegaraan Roma, pendidikan Yunani dan agama Ibrani menjadikan dia sangat
memenuhi syarat untuk tugas besar yang diembannya. Sekalipun demikian, dia hanya
mengandalkan kemurahan Tuhan dan jabatan kerasulan yang dia terima langsung dari Yesus
Kristus (Roma 1:5). Hidupnya penuh dengan pengorbanan dan penderitaan, bahkan dia
memeteraikan kesaksiannya dengan darahnya sendiri. Dia mati dipenggal kepala di Roma.

Mengapa Paulus tidak malu memberitakan Injil tentang Kristus? Karena Injil ini
mengungkapkan kebutuhan orang berdosa dan Paulus memiliki dasar iman yang sederhana,
itulah kebenaran Yesus Kristus. Injil Kristus mempunyai kekuatan dinamis untuk
menyelamatkan. Apa yang dikabarkan oleh Paulus berasal dari keyakinan yang sungguh-
sungguh lahir dari pengalaman. Dia hanya memiliki satu pesan yakni iman kepada Tuhan
yang tersalib dan dibangkitkan. Ingat, hanya ada satu keselamatan yaitu dengan menerima
Injil Kristus.

Kitab Roma menceritakan metode Allah dalam membentuk manusia berdosa menjadi baik.
Dia mengungkapkan kebutuhan seorang berdosa dan anugerah yang diterima oleh karena
iman yakni ‘ kebenaran dari Allah’. Bila kita melihat Yesus, kita akan melihat kebenaran
yang Tuhan inginkan pada kita. Kunci utama dari penulisan ini dapat kita jumpai di Roma
1:16,17 yakni: Sosok dari Injil ...… Kristus; Kekuatan Injil ....… kekuatan Tuhan; Tujuan
Injil ...… masuk dalam keselamatan; Umat yang dituju… setiap orang; Rancangan
penerimaan ...… kepada siapapun yang percaya; Alasan khusus …... kebenaran dengan
hidup oleh iman.

Paulus sangat bangga akan Injil karena dia telah membuktikan kekuatan-Nya dalam
hidupnya dan dalam kehidupan setiap orang yang percaya. Tiga pasal pertama dalam Kitab
Roma menggambarkan ‘neraka dosa’; lima pasal terakhir menggam-barkan ‘kekudusan
surga’; pasal-pasal di antaranya menggambarkan ‘Kristus adalah jalan’.

Mengapa manusia membutuhkan keselamatan? (Roma 1:1–3:20) Karena dia seorang


berdosa. Kitab Roma menghadirkan suatu gambaran suasana ruang pengadilan dengan
Tuhan sebagai Hakim atas seluruh bumi yang memanggil bangsa Yahudi dan bangsa kafir di
hadapan mahkamah pengadilan. Satu demi satu para terdakwa dibawa masuk untuk diadili.
Tuntutan secara umum adalah ‘mereka semua berdosa’ (Roma 3:19). Seluruh dunia berdosa
di hadapan Tuhan. Tidak ada kesempatan untuk membela. Penghukuman atas dunia telah
ditentukan.
Jangan kita mengatakan: “Allah itu kasih, Dia tidak akan menghukum kita”.

Perhatikan Firman Tuhan berikut ini, ”Sebab murka Allah nyata dari surga atas segala
kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman” (Roman
1:18). Tetapi Allah telah membebaskan penghukuman atas manusia dengan mengirimkan
Anak-Nya yang Tungggal ke dunia oleh karena kasih-Nya (Yohanes 3:16). Saat Hakim di
meja pengadilan bertanya, “adakah pembela bagi para terdakwa?” Lalu Anak-Nya berkata,
“Ya, Aku datang untuk menggantikan mereka. Memang benar mereka telah berbuat dosa,
tetapi Aku menanggung kesalahan mereka di atas kayu salib. Aku mati menggantikan tempat
mereka supaya mereka dibe-baskan. Aku adalah kebenaran bagi mereka.”

Kita semua berdosa karena kita lahir dari keturunan orang berdosa, ‘keturunan Adam’.
Namun kita tidak hanya terlahir dalam keadaan berdosa, kita sendiri berdosa oleh karena
perbuatan kita. Kristus tidak hanya menyelamatkan kita dari hukuman dosa, tetapi Dia
dapat membebaskan kita dari kekuatan dosa itu. Bagaimana Tuhan menyelamat-kan
orang berdosa? (Roma 3:21–5:21) Yakni melalui penebusan dalam Yesus Kristus (Roma
3:24).
Saat Allah memandang kita, Dia tidak melihat kebenaran; tetapi ketika Dia melihat kita di
dalam Kristus, Dia bukan hanya melihat suatu kebaikan melainkan kesempurnaan karena Ia
melihat kebenaran dari milik-Nya yakni Yesus Kristus.
Kita melihat aliran dosa dan sungai keselamatan berjalan beriringan di Roma 1–16. Saat
dosa berlimpah, pengampunan lebih melimpah.

Tetapi awas, apapun tingkatan dosa, upahnya adalah maut. Kita diselamatkan oleh
kebenaran Kristus melalui kematian-Nya.

Pengampunan adalah pelepasan atas ketidakbenaran (penanggalan dosa); pembenaran adalah


tindakan pemakaian kebenaran dari Allah sendiri. Pembenaran menguburkan semua dosa
dan kesalahan di dalam kematian Yesus Kristus untuk kemudian membawa kita ke tempat
sukacita bersama-Nya.

Saat kita lahir dalam tubuh jasmani, kita terlahir sebagai keturunan Adam dan mewarisi
tabiat dosanya; akan tetapi saat dilahirkan sebagai keluarga Allah di dalam Yesus Kristus
kita mewarisi sifat Kristus yang suci.

Bagaimana hidup sebagai pengikut Kristus? (Roma 6 - 8)

Ketahuilah bahwa Kristus telah mati bagi kita (Roman 6:3–5,10) dan kita mati bersama Dia
(Roma 6:8) maka perhitungkanlah hal tersebut (Roma 6:11). Penyerahan hidup adalah jalan
yang tepat untuk hidup berkemenangan dan diberkati. Serahkan hidup kita dan biarkan
Allah hidup di dalam kita serta mengerjakan kehendak-Nya di dalam kita dan melalui
kita. Saat kita menaruh kehidupan kita di dalam Kristus, dosa tidak lagi mendominasi kita
karena kita hidup dalam kuasa Roh Kristus yang mengangkat kehidupan kita dari dosa dunia.

Mengapa bangsa Israel ‘disingkirkan’? (Roma 9 – 11)

Allah berhak untuk beralih kepada bangsa kafir karena umat-Nya tidak mencari kebenaran
Allah melalui iman. Mereka mencoba membuat kebenaran diri sendiri. Perhatikan bahwa
manusia tidak membangun kebenaran, melainkan hanya meneri-manya! Oleh sebab itu
berhati-hatilah agar jangan kita menjadi tidak taat dan hidup menurut kemauan sendiri.

Bagaimana melayani Allah? (Roma 12 - 16)

Jika kita tidak mengalami kasih-Nya dan memperoleh keselamatan oleh anugerah-Nya,
hanya sedikit yang dapat kita perbuat bagi Allah. Sebaliknya, saat kita memberikan diri
bagi Kristus dan menjadi penuh oleh kasih-Nya, kita akan menemukan banyak hal
yang dapat kita lakukan bagi-Nya. Kristus menginginkan kita menjadi persembah-an yang
hidup, bukan yang mati.

Kita diselamatkan untuk melayani dan biarlah orang lain melihat Yesus melalui kita.
Marilah kita hidup bagi Dia maka kita akan siap mati bagi-Nya.

Memahami Kitab I Korintus


Kitab 1 Korintus menggambarkan Yesus Kristus sebagai Tuhan kita. Nama ‘Tuhan’ di
dalam kitab ini sangat jelas dan penuh arti (1 Kor 1:31; 2:8,16; 3:20; 4:4; 5:4,5; 6:13 dsb.).
Kekacauan terjadi dalam sidang jemaat di Korintus sebab orang-orang percaya tidak
mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan. Rasul Paulus, saat itu berusia sekitar 50 tahun,
memasuki kota metropolis Korintus sebagai seorang pembuat kemah dan melaksanakan tugas
misionaris selama 1½ tahun di kota itu dengan berkhotbah di gereja-gereja kaum Yahudi dan
Yunani.

Kitab 1 Korintus merupakan kitab yang sulit diuraikan, tetapi di dalamnya membahas hal-hal
yang sangat menakjubkan. “Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala
hal…” (1 Kor 1:5)

Pada intinya, kitab 1 Korintus berhubungan dengan perilaku pengikut Kristus antara lain:

PERBAIKAN TINGKAH LAKU PENGIKUT KRISTUS (1 Kor 1-11)

Kejatuhan dahsyat melanda gereja di Korintus dikarenakan kedagingan telah merasuki gereja
tersebut. Gereja harus berdiri sebagai terang di dalam kegelapan tetapi terkutuklah ia bila
kejahatan dunia mera-sukinya. Perilaku jahat penduduk setempat pelan-pelan memasuki
gereja sehingga terjadi perpecahan diantara mereka; orang-orang Kristen datang ke
pengadilan menghadap hakim orang kafir, meja roti persembahan dipermalukan, para wanita
gereja tidak lagi menjaga standar kesopanan, anggota gereja memperdebatkan pernikahan
bahkan tentang karunia-karunia Roh.

Akhirnya, gereja meminta nasihat kepada Rasul Paulus. Rasul Paulus menuliskan dua surat
kepada jemaat di Korintus untuk menjawab kegagalan gereja yang disebabkan oleh:
kebanggaan diri sendiri intelektual mereka disesatkan; kehendak diri sendiri kesadaran
mereka digelapkan; kesenangan diri sendiri nafsu mereka membawa kejatuhan yang parah.
Bahaya terbesar yang mengancam kejatuhan gereja di Korintus bersumber dari dalam gereja
itu sendiri.

Selain itu, jiwa politik Yunani juga merasuki gereja dan memecah belah gereja menjadi
empat golongan sesuai dengan nama guru mereka: golongan Paulus, Apolos, Petrus/Kefas
sementara golongan Kristus hanya berpegang pada Nama Kristus, seolah-olah nama itu tidak
menjadi milik seorangpun di gereja (1 Kor 1:12). Pada dasarnya hanya ada satu pemimpin di
dalam tiap-tiap gereja yakni Kristus. Apabila gereja keluar dari Kristus sebagai pusat
pimpinan, gereja itu akan tenggelam; sebaliknya, jika Kristus menjadi pusat gereja, gereja
itu akan kuat.

Kristus sendiri adalah ‘kabar baik’. Dia tidak hanya membawa ‘berita dari Allah’ tetapi Dia
sendiri adalah ‘kabar dari Allah’.

Jemaat di Korintus telah menyimpang dari Kristus sebagai pusat pemimpin gereja. Memang
Paulus, Petrus dan Apolos adalah orang baik tetapi mereka bukan Tuhan yang menjadi
manusia. Yesus Kristus merupakan ‘penyatu’ dari perpecahan (1 Kor 1:13). Hendaknya
setiap mata, hati dan roh hanya terarah kepada satu tujuan yakni Yesus Kristus,
Penyelamat setiap pribadi. Baik orang muda maupun orang tua sepertinya mengikut Kristus
tetapi mereka tersandung dengan korban ‘darah’. Inilah yang dialami orang Yahudi dan
Yunani pada jaman Rasul Paulus.
Dapatkah kita meniadakan salib dari Injil oleh karena banyak orang tidak menyukainya? Jika
memang demikian, kita telah meniadakan satu-satunya jalan keselamatan bagi dunia.Kita
harus memberitakan Kristus yang tersalib! Orang Yahudi tidak memahami adanya kekuatan
yang luar biasa pada saat Kristus terpampang lemah di atas kayu salib. Sosok yang sekarat di
atas kayu salib tampaknya bukan seorang Juru Selamat dunia bagi mereka. Bagi mereka,
salib merupakan suatu kegagalan. Mereka membutuhkan tanda kekuatan dan sesuatu
yang dapat mereka lihat dan raba. Ingat, tak seorangpun meninggalkan salib dalam kondisi
yang sama seperti saat dia datang pada salib itu.

Entah dia menerima atau menolak! Jika ia menerima-Nya, dia menjadi anak Allah (Yoh
1:12); tetapi jika ia menolak-Nya, dia akan terhilang.

Paulus tidak memberitakan Kristus sebagai pemenang atau seorang filsuf; tetapi dia
memberitakan Kristus tersalib, Kristus yang penuh dengan kerendahan hati. Suatu bukti
ketidakdewasaan jemaat di Korintus adalah perpecahan diantara mereka (1 Kor 3:1-4). Setiap
orang memiliki empat saksi: dunia, orang lain, dirinya sendiri dan Tuhan. Rasul Paulus
menjabarkan hal ini di 1 Korintus 4. Ada tiga pengadilan yang kita hadapi yakni: manusia,
hati nurani kita sendiri dan Yesus Kristus, tetapi hanya ada satu keputusan pengadilan yang
dijatuhkan yakni oleh Dia yang selalu benar.

Tema penulisan surat Paulus kepada jemaat di Roma ialah tentang ‘kebenaran dari Tuhan’
sedangkan kitab Korintus menjelaskan lebih lanjut bagaimana hidup di dalam kebenaran
sebagai seorang Kristiani. Kebenaran datangnya dari Tuhan dan harus diwujudkan dalam
perjalanan hidup kita sehari-hari. Kristus telah membayar harga untuk membeli kehi-
dupan kita dengan tujuan menjadikan kita sama seperti Dia (1 Kor 6:19, 20).

Paulus juga memberikan catatan teliti tentang awal perjamuan malam Anak Domba beserta
nilainya. Perjamuan itu menetapkan malam di saat Kristus dikhianati, memperingati kasih-
Nya yang tak pernah padam kepada pengikut-Nya, melambangkan tubuh-Nya yang
diremukkan, merupakan perjanjian baru atas darah-Nya dan ikrar akan keda-tangan-Nya
kembali (1 Kor 11:26).

ARAHAN MENGENAI TINGKAH LAKU PENGIKUT KRISTUS (1 Kor 12-16)

Roh Kudus adalah Sang Pemberi karunia-karunia Roh. Rasul Paulus menunjukkan bahwa
maksud pemberian karunia itu adalah untuk pembangunan gereja dan pertumbuhan
kehidupan kekristenan serta digunakan dalam kasih (1 Kor 13). Ingat, karunia dianugerahkan
dengan tujuan supaya Tuhan dipermuliakan sekaligus menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan
memberikan karunia-karunia kesem-buhan, mujizat dan bahasa lidah yang dipercaya sebagai
‘lambang’ karunia roh (2 Kor 12:12) untuk membuktikan kepada dunia bahwa Yesus adalah
Mesias sebenarnya dan rasul-rasul ditunjuk dan diutus oleh-Nya. Kita harus percaya dan
berjalan dengan iman.

Jika atas kehendak Tuhan kita memiliki karunia-karunia itu, Dia akan memberikannya
kepada kita. Roh Kudus memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti
yang dikehendaki-Nya (1 Kor 12:11).

1 Kor 13 menceritakan betapa indahnya penggunaan karunia-karunia Roh Kudus. Bab ini
disebut Nyanyian Pujian Kasih. Karunia tanpa kasih tidak akan ada gunanya. Orang boleh
berkata-kata tentang kasih tetapi jika mereka tidak melakukan dalam hidup mereka, hal itu
sama sekali tidak berguna. Jika bukan kasih Kristus yang tinggal di dalam kita,
sangatlah mustahil bagi manusia untuk mengasihi sesamanya secara permanen.

1. Ada sekelompok gereja di Korintus yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati.
Rasul Paulus menanggapi hal ini dengan memberikan pernyataan mengagumkan seperti
yang tertera di 1 Korintus 15:1-15.

2. Kristus mati untuk dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci (15:3)

3. Dia dikuburkan (15:4)

4. Dia bangkit kembali pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci (15:4)

5. Dia dilihat oleh banyak saksi (15:5,6)

Jika kita menyangkal kebangkitan-Nya, kita menyangkal satu dari mata rantai kebenaran
Injil. Dan jika Kristus tidak bangkit dari kubur, Dia tidak dapat membawa seorangpun keluar
dari kubur. Tubuh-Nya mati tetapi dengan tubuh-Nya Dia bangkit kembali. Jiwa-Nya terikat
kepada Bapa. Karena Kristus hidup, kita juga hidup. “Hai maut dimanakah kemenanganmu?
Hai maut, di manakah sengatmu?”

Memahami Kitab 2 Korintus

Surat Rasul Paulus kedua yang ditujukan kepada jemaat di Korintus ditulis karena Paulus
tidak yakin apakah suratnya yang pertama telah diterima oleh mereka. Di surat ini Rasul
Paulus lebih banyak mengisahkan sejarah pribadinya dibandingkan surat-suratnya yang lain.
Dia menunjukkan keberanian sekaligus kasih dengan pengorbanan dirinya. Dia menceritakan
beberapa hal yang terjadi dalam hidupnya yang diungkapkan dalam suratnya kedua ini,
yakni:

• Pelariannya dari Damaskus dalam sebuah keranjang (11:32,33)

• Pengalamannya diangkat ke surga tingkat ketiga (12:1-4)


• Duri dalam dagingnya (12:7)

• Penderitaannya yang luar biasa (11:23-27)

Sebenarnya Rasul Paulus tidak bermaksud mengemukakan hal tersebut sampai akhirnya dia
terpaksa melakukannya untuk membuktikan bahwa dia mempunyai alasan cukup masuk akal
jika dia mau membanggakan diri.

YESUS KRISTUS YANG MENGHIBUR DAN MENCUKUPKAN

Surat ini diawali dengan penghiburan: “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus,
Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan.” (2 Kor 1:3) diakhiri
dengan penghiburan pula:

“Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna.


Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera;
maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!” (2 Kor 13:11); dan
ditengah-tengah suratnya dituliskan alasan penghiburan tersebut:

“supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di
dalam pelbagai kebajikan” (2 Kor 9:8). Sumber dari penghiburan ini adalah: “Cukuplah
kasih karunia-Ku bagimu” (2 Kor 12:9).

PELAYANAN RASUL PAULUS (2 Kor 1-7)

Kisah nyata pengalaman Rasul Paulus telah membuat setiap orang suka membaca tulisannya.

Melalui semua ujian yang dialami, dia belajar mengenal Allah lebih baik. Tuhan senantiasa
menjadi nyata dalam kehidupan kita melalui pengalaman-pengalaman sengsara. Rasul
Paulus memiliki hati nurani bersih sebagai kesungguhan hati dan keteguhan iman saat dia
bertugas di antara jemaat Korintus.

Kehidupan Kristen yang benar merupakan surat-surat terbuka yang memuji kebaikan baik
Rasul Paulus sebagai hamba maupun Kristus sebagai Tuhan. Ingatlah bahwa hidup kita
merupakan suratan terbuka.

Kehidupan Kristen merupakan satu-satunya kitab agama yang dapat dibaca oleh dunia; dunia
tidak menyelidiki Firman Allah tetapi mereka melihat kehidupan Kristen yang berbuat baik
untuk membawa mereka kepada Kristus.
Pengajaran Rasul Paulus merupakan pengajaran berkemenangan tetapi dipenuhi dengan
penderitaan.

Dia menceritakan banyak tentang sengsaranya (bab 4, 6, 11). Ketika dia bertobat, Tuhan
berkata, “Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus
ia tanggung oleh karena nama-Ku” (Kis 9:16). Dan tampaknya saat itu pula penderitaan
segera dimulai dan mengikutinya selama tiga puluh tahun. Apapun yang terjadi, Rasul Paulus
selalu optimis karena dia tahu bahwa penderitaan yang dialaminya akan menghasilkan
kemuliaan.

Orang pesimis melihat adanya kesukaran di dalam setiap peluang, tetapi orang optimis
selalu melihat peluang di dalam setiap kesukaran. Paulus senantiasa menyadari kehadiran
Yesus Kristus dan mengetahui bahwa semakin berat penderitaan di dunia ini, semakin
besar kemuliaan yang diterima kelak.

Kristus sendiri tidak menjanjikan bahwa orang Kristen akan terlepas dari penderitaan dan
kesukaran; sebaliknya, kita mendengar perkataan-Nya, “Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan,” (Yoh 16:33).

Dia mengijinkan adanya kesukaran supaya Dia dapat membebaskan kita. Tujuan dari
pengajaran rasul Paulus adalah supaya manusia berdamai dengan Allah karena manusialah
yang paling Tuhan perhatikan!

MEMBERI DENGAN SUKA RELA (2 Kor 8, 9)

Rasul Paulus memberitahukan jemaat di Korintus tentang kedermawanan gereja-gereja di


Makedonia terhadap pembiayaan dana kelaparan bangsa Palestina. Meskipun gereja-gereja di
Makedonia miskin, mereka memohon diberi kesempatan untuk dapat memberi sebab mereka
telah memberikan diri lebih dahulu kepada Tuhan.

Memberi yang bagaimana?

Memberi dari kemiskinan (8:2); dengan dermawan (8:3); dengan kerelaan (9:7); seimbang
(8:12-14); dengan sukacita (9:7); dengan melimpah (9:6).Tuhan bahkan berjanji memberikan
‘upah’ kepada penabur. Dia memperkaya kita dengan perkara-perkara rohani maupun dalam
perkara jasmani.

PENGAJARAN RASUL PAULUS (2 Kor 10-13)

Rasul Paulus adalah orang yang penuh kuasa dan berpengaruh. Dia memiliki karunia-karunia
hebat, berotak tajam serta keingintahuan tinggi.Ketika dibawa ke surga tingkat ketiga, dia
diberi penglihatan dan pembukaan rahasia menakjubkan yang tidak dapat diungkapkan
dengan perkataan (12:4).
Tidak ada suatu bahasa manusiapun dapat menggambarkan kemuliaan tersebut.

Tampaknya oleh karena pengalaman surga ini, Allah mengijinkan Paulus menderita
kelemahan fisik karena Tuhan tahu bahaya timbulnya kebanggaan hati setelah pengalaman
tersebut.
Rasul Paulus sendiri menyebut penderitaannya sebagai ‘duri dalam daging’ (12:7).

Tujuan dari ujian. Banyak orang bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak mengambil ‘duri’
(ujian atau penderitaan) dalam diri kita walaupun kita sudah berdoa kepada-Nya?

Kita harus tahu bahwa Tuhan senantiasa menjawab doa kita meskipun terkadang
jawaban-Nya
‘tidak’. ‘Duri’ dalam daging justru membuat seseorang bersandar kepada Kristus.
‘Duri’ dapat menjadi suatu berkat, sekaligus merupakan suatu peringatan untuk
menghindarkan
kita dari dosa dan kejatuhan. Tuhan membuktikan kepada Rasul Paulus bahwa betapapun
lemahnya dia, kekuatan Tuhan cukup dalam dirinya.

Apakah kita telah dipuaskan oleh Yesus? Apakah Dia menghibur kita secara pribadi? Tuhan
memberikan kekuatan luar biasa bagi kita untuk tugas pekerjaan yang luar biasa, seperti
Rasul Paulus katakan, ”jika aku lemah, maka aku kuat” (12:10). Ada kekuatan dan semangat
di dalam hati orang-orang yang mana Kristus tinggal di dalamnya.

Kewajiban menguji diri sendiri. “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam
iman” (13:5).

Dalam surat Rasul Paulus kedua ini dia menekankan bahwa umat Kristiani harus tahu akan
dirinya sendiri dan menguji diri untuk meyakinkan imannya. Dia menghendaki tidak
seorangpun dari mereka disesatkan.

Gunakan setiap cara untuk mengetahui apakah kerohanian kita benar-benar berdiri teguh.

Selidiki diri sendiri motivasi apa yang menggerakkan kehidupan kita.

Apakah kita menyenangkan Tuhan atau manusia? Siapakah yang kita kasihi?

MEMAHAMI KITAB GALATIA


Kitab Galatia menggambarkan Yesus Kristus Pembebas kita. Surat ini menunjukkan bahwa
orang percaya tidak lagi di bawah hukuman tetapi diselamatkan oleh iman.”…Kristus telah
memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh…” (Gal 5:1).

Dalam perjalanan misionaris Rasul Paulus kedua, dia tertunda di Galatia oleh karena sakit.
Sekalipun demikian, hamba Tuhan yang tidak mengenal lelah ini tidak dapat tinggal diam,
dia tetap mengabarkan Injil. Tema penginjilannya adalah Kristus yang disalibkan (Gal 3:1).
Adapun kuasa dari salib adalah: membebaskan dari dosa (Gal 1:4; 2:21; 3:22); membebaskan
dari kutukan hukum Taurat (Gal 3:13); membebaskan dari kedagingan (Gal 2:20; 5:24);
membebaskan dari dunia (Gal 6:14); kuasa dalam kelahiran baru (Gal 4:4-7); kuasa
menerima Roh Kudus (Gal 3:14); menghasilkan buah Roh (Gal 5:22-25).

Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia bertujuan untuk memerdekakan iman Kristiani
dari hukum adat-istiadat Yahudi. Surat ini merupakan Pernyataan Kemerdekaan Kristiani.
Orang banyak membayangkan larangan-larangan akan menghancurkan kemerdekaan;
padahal yang terjadi adalah kebalikannya. Rasul Paulus berbicara tentang kemerdekaan di
dalam Kristus (Gal 2:4) ”…di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan”. (2 Kor 3:17).
Ini adalah suatu rahasia besar. Rasul Paulus mengatakan: di kitab Roma kita menggunakan
kepala untuk memahami fakta besar tentang kekristenan; di kitab 1 Korintus kita
mengulurkan tangan meraih hak istimewa di dalam Kristus; di kitab 2 Korintus kita
mengangkat hati kita untuk menerima penghiburan yang menjadi milik kita; di kitab Galatia
kita berdiri di atas kaki dengan kemerdekaan yang diberikan oleh Kristus.

PEMBUKAAN kitab ini ada pada Gal 1:1-11. Dalam kitab ini Rasul Paulus tidak
mengungkapkan rasa terima kasihnya; sebaliknya dia begitu ‘heran’ melihat orang Kristen
begitu cepat berbalik dari Injil yang memerdekakan untuk mengikuti ajaran Yahudi yang
sama sekali bukan injil. Mereka mengakui bahwa Kristus telah mati di atas kayu salib tetapi
memungkiri iman kepada pengorbanan-Nya dapat menyelamatkan. Dalam mempertahankan
kerasulannya (Gal 1:12–2:21), Rasul Paulus menyatakan bahwa pengajarannya disahkan oleh
Allah sendiri (Gal 1:11-24). Dia membuktikan bahwa dia menerima Injil langsung dari Tuhan
dan diajar oleh Roh Kudus. Hanya Tuhan yang dapat mengubah dirinya dari seorang
pembunuh menjadi penginjil (Gal 1:12). Dia telah dibenarkan.

Pembenaran adalah perbuatan yang Tuhan lakukan yang mana Dia tidak hanya
mengampuni tetapi juga mau memakaikan kebenaran Kristus bagi kita. Tuhan
membenarkan orang berdosa tanpa memandang dosanya. Kita dibenarkan bukan karena
melakukan hukum Taurat melainkan karena iman kepada Yesus Kristus.
Gal 3:1–4:31 menceritakan bagaimana Rasul Paulus Mempertahankan Injil. Dalam
keagamaan orang menerima kepercayaan, mematuhi tata cara tertentu atau menghadiri
pemujaan tertentu di suatu tempat, akan tetapi tidak ada keselamatan dalam keagamaan
karena tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr 9:22). Sangat sukar bagi kita
untuk percaya bahwa hadiah yang tidak ternilai ialah pengampunan dosa dan karunia Roh
Kudus yang diperoleh tanpa usaha manusia tetapi Tuhan menawarkannya dengan cuma-
cuma.

Karena kita semua telah melanggar hukum taurat, semua berada di bawah kutuk hukum
Taurat tetapi Tuhan telah menebus kita oleh sebab itu jangan kita kembali pada hukum
Taurat. Hukum berhubungan dengan siapa kita dan apa yang kita perbuat, tetapi kemurahan
berhubungan dengan siapa Kristus dan apa yang Dia perbuat. Hukum diberikan untuk
menghukum orang jahat sesuai dengan kejahatannya tetapi tidak menjadikan manusia
dibenarkan. Tujuan lain dari hukum adalah untuk mengungkapkan dosa tetapi tidak dapat
menghapuskannya. Namun Injil memberitahukan kepada kita bahwa Kristus adalah satu-
satunya yang dapat memenuhi kebutuhan kita (Gal 3:23–4:11).

Kita dijadikan anak-anak Allah bukan karena pekerjaan hukum Taurat tetapi karena iman di
dalam Kristus (Gal 3:26) dan sebagai anak-anak Allah kita mewarisi janji-janji rohani.

Rasul Paulus menghendaki Injil yang dipraktikkan (Gal 5; 6). Hanya oleh karena karunia,
Injil Allah benar-benar memberikan kemerdekaan (Gal 5:1-12). Oleh karena itu kita harus
berdiri teguh di atas kemerdekaan yang Tuhan telah berikan. ‘Berdirilah teguh!’ merupakan
ekspresi yang gemar dipakai oleh Rasul Paulus, yaitu: pertahankan posisi tegak di dalam
iman (1 Kor 16:13); dalam kemerdekaan (Gal 5:1); dalam Roh (Fil 1:27); dan di dalam
Tuhan (Fil 4:1). Bagaimana mungkin kita dapat menyalahgunakan kemerdekaan kita? Yakni
apabila kita kurang dalam hal mengasihi satu sama lain (Gal 5:13-15) dan kita tidak hidup
dalam kesucian (Gal 5:16-26). Tuhan telah mengaruniakan Roh Kudus yang membebaskan
kita dari dosa; oleh sebab itu berjalanlah di dalam pimpinan Roh agar kita tidak terjerat dalam
hawa nafsu daging.

Perihal MENABUR dan MENUAI (Gal 6:7-9). Jika kita menabur di dalam Roh, kita akan
menuai kehidupan kekal di dalam Roh. Sebaliknya jika kita menabur di dalam kedagingan
kita akan menuai kebinasaan di dalam daging. Jadi tuaian bukan tergantung pada seberapa
banyak yang kita ketahui melainkan seberapa yang kita tabur. Para pekerja Kristen tidak
sama seperti seorang ‘pedagang’ atau seorang ‘mekanik’, melainkan seperti seorang petani
yang menabur dan menuai. Bila berhubungan dengan jiwa, ia harus menanam Firman
kehidupan.

HAL-HAL YANG KONTRAS DI DALAM KITAB GALATIA


Kemurahan dan Hukum Taurat. Suatu hal yang membedakan iman Kristen dari yang
lainnya adalah kemurahan Tuhan. Kemurahan yang tidak pantas diberikan pada saat kita
tidak layak. Hukum Taurat menunjukkan kebutuhan kita, tetapi kemurahan menunjukkan
persediaan dari Tuhan untuk memenuhi kebutuhan itu; hukum Taurat mengatakan kita harus
bekerja untuk keselamatan kita, tetapi kemurahan mengatakan keselamatan merupakan suatu
pemberian cuma-cuma.

Iman dan Hasil Usaha. Iman membuat kita menerima keselamatan dengan percaya. Hasil
usaha membuat kita tetap bekerja keras untuk mendapatkan hasil tersebut.

Buah Roh dan Hasil Karya Daging. Roh memberikan kita kemenangan terhadap dosa
setiap hari; tetapi daging membuat kita cenderung berbuat berdosa.

Salib dan Dunia. Salib berarti kasih dan pengorbanan, tetapi dunia menawarkan kekerasan
dan egoisme.

MEMAHAMI SURAT EFESUS

Dalam surat ini kita ditunjukkan rahasia besar dari Gereja. Gereja yang sejati adalah Tubuh
Kristus dan orang percaya adalah anggota dari Tubuh yang Suci dengan Kristus sebagai
Kepala. Bapa tidak hanya mempersiapkan tubuh bagi Kristus untuk mengalami penderitaan
tetapi Bapa menyediakan tubuh bagi Yesus Kristus untuk dipermuliakan. Gereja adalah sebuah
organisme. Kita membayangkan Tubuh Kristus sebagai bangunan besar, batu-batunya adalah
manusia yang telah ditebus dan Kristus menempati ruang tahta agung atau “Kepala.” Seluruh
bagian tubuh bagaikan “ruangan-ruangan” dalam bangunan tersebut. Dengan gambaran seperti
ini dalam pikiran kita, mudah bagi kita untuk melihat keseluruhan rahasia tentang Gereja.

Jalan Masuk (Efesus Pasal 1)

Kristus memperbolehkan kita masuk ke dalam tempat Kudus-Nya. Pintu terbuka lebar
sebagai jalan masuk melalui Yesus Kristus yang telah mengaruniakan segala berkat rohani
kepada kita. Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak
bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula untuk menjadi
anak-anak-Nya. Inilah moto yang harus dipegang oleh orang Kristen. Ingat bahwa panggilan
dan kedudukan kita telah direncanakan dan dikerjakan oleh Allah Bapa, Anak dan Roh
Kudus sebelum dunia dijadikan (1:4). Setiap orang Kristen harus tahu bahwa panggilannya di
atas segala sesuatu (1:18). Pengetahuan yang sejati tentang panggilan dan kedudukan kita
akan mengatur langkah hidup kita.

Keselamatan kita

Direncanakan Bapa (1:4-6), dibayar oleh Anak (1:7-12) dan dilaksanakan oleh Roh (1:13,14)

Penebusan adalah karya Allah yang paling mulia. Allah menciptakan dunia dengan
perkataan-Nya namun untuk menebus dunia ini, Allah membayar dengan merelakan nyawa
Anak-Nya yang terkasih. Paulus menekankan tema ini karena dia sendiri telah mengalami
kasih Kristus yang menebusnya dari dosa, kutuk dan ikatan hukum dosa. Menebus berarti
membeli kembali, membayar harga tebusan. Kristus telah mati bagi kita yang adalah tawanan
dosa.

Pentingnya Penebusan kita

Orang berdosa adalah tawanan dari: dosa (Yoh. 8:34); setan (2 Tim.2:26); di bawah hukum
(Gal.3:22)

Seorang tawanan tentu berada di dalam keadaan menderita dan oleh karenanya perlu ditebus.

Arti Penebusan kita

Kita ditebus oleh darah Yesus. Kita tidak ditebus dengan barang fana seperti emas atau perak
tetapi dengan darah Yesus yang mahal (1 Ptr. 1:18, 19). Kristus rela mengambil tempat
sebagai ganti kita. Dia membayar segala perbuatan dosa kita dan membayar tebusan dengan
darah-Nya sendiri.

Buah-buah Penebusan

Pengampunan dosa terjadi karena kasih yang menebus dan ini disebabkan oleh kekayaan
anugerah-Nya. Allah membuang dosa kita, menghapus dosa kita dari ingatan-Nya dan
menjauhkan dosa dari timur ke barat. Doa Paulus yang tertulis dalam pasal 1:15-23
menginginkan supaya setiap orang percaya menyadari kehormatan yang dimiliki seutuhnya
dalam Kristus. Paulus merindukan agar mata rohani kita diterangi sehingga kita dapat melihat
kemuliaan Kristus.

Karya besar yang direncanakan

Allah sedang mengerjakan karya besar-Nya, yaitu Gereja-Nya. Paulus mengatakan Karena
kita adalah buatan tangan-Nya (2:10). Buatan tangan-Nya dalam bahasa Inggris adalah
workmanship, berasal dari kata Yunani “poiema” – artinya puisi atau masterpiece. Kita
dipilih oleh Kristus untuk menjadi kudus dan tak bercela (1:4).

Manusia bagaikan tumpukan batu yang sudah pecah dan tak berguna, tetapi Sang Pemahat
Agung melihatnya dan mulai mengerjakan masterpiece-Nya. Bukti terbesar dari kekristenan
adalah menghasilkan manusia baru yang berkenan di hadapan Allah. Hanya Allah yang dapat
‘memahat’ dan ‘mengukir’ Saulus menjadi Paulus.

RUANG TAHTA (Efesus Pasal 3)

Bila kita menghadap penjaga untuk memasuki pintu ini, kita akan mendengar suara Anak
Domba dari dalam yang mengatakan bahwa kita adalah salah satu domba-Nya dan
mempersilakan kita masuk karena darah-Nya sudah membayar lunas semuanya sehingga kita
tidak perlu membayar apa-apa. Hanya anugerah dan kemurahan Anak Domba itulah yang
membawa kita dapat masuk ke tahta kasih karunia Allah ini (3:12).

Paulus mengatakan bagaimana Allah telah menahan membukakan rahasia kepada bangsa
kafir bahwa mereka adalah ahli waris dan menjadi bagian dari Gereja (Tubuh-Nya) sama
seperti bangsa Yahudi (3:8-10).

Kata “rahasia” muncul sebanyak tiga kali bukan berarti misterius tetapi tersembunyi sampai
waktu yang Allah tentukan untuk diungkapkan karena merupakan sesuatu yang radikal
bahwa Allah menjadikan bangsa kafir menjadi rekan setara dengan bangsa Yahudi dan
menjadi anggota gereja-Nya.

RUANG PERHIASAN
Di dalam ruangan ini kita akan dihiasi dan didandani dengan segala pakaian kesucian berupa
kerendahan hati dan kelamah-lembutan. Kita memiliki panji-panji yaitu satu Tuhan, satu
iman dan satu baptisan namun kita harus menanggalkan kehidupan lama dan mengenakan
pakaian baru yaitu hidup baru (4:22-25). Kita harus jadi orang yang berbeda, tetapi
bagaimana caranya? Kita harus membuang segala kebohongan, perkataan kita menunjukkan
kerohanian kita. Segala kepahitan, kemarahan dan kata-kata kasar juga harus dibuang.
Sebagai anak-anak terang kita tidak lagi melakukan perbuatan kegelapan (4:31,32).

Jalan hidup orang Kristen terlihat dalam kelakuan, sifat dan tahbisan, atau singkatnya cara
hidup dengan sesama yang ditandai dengan: rendah hati – dengan segala kerendahan dan
kelemahlembutan; penuh kasih – dengan panjang sabar, menanggung satu sama lain dalam
kasih; damai sejahtera – tetap bertekun untuk menjaga kesatuan Roh dalam ikatan damai
sejahtera (Efesus 4:1-3)

Kita tahu bahwa kehidupan rohani kita mempengaruhi kehidupan sosial kita. Ketika seorang
memiliki hubungan yang benar dengan Allah, dia juga akan memiliki hubungan yang benar
dengan sesama manusia.

Dalam perjalanan kehidupan seorang Kristen, Paulus mengatakan beberapa hal yaitu: Tubuh,
pikiran dan jiwa manusia tidak bisa berfungsi tanpa rangsangan dari luar namun tubuh ini
untuk dipersembahkan di atas mezbah Tuhan. Roh Kudus yang membakar tubuh dan roh kita
untuk terus membara tetapi tidak pernah hancur. Oleh karena itu Allah memerintahkan,
“Janganlah kamu mabuk anggur…hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Kita bisa membara
tetapi tidak terbakar.

“Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian
rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” (Ef. 5:19). Allah ingin
kita bernyanyi karena hati yang suka bernyanyi menjamin adanya keubahan hidup. Ketika
Roh Kudus memenuhi hati, bibir kita akan meluap dengan pujian. Kita akan berjalan sebagai
seorang Kristen ketika kita bernyanyi dan berbicara tentang Kristus. Allah menginginkan kita
berjalan bagi Dia setiap saat dan di segala tempat.

RUANG SENJATA (Efesus 6)

Seluruh senjata yang ada di sini bukan milik kita tetapi milik Allah namun Dia menyuruh kita
untuk mengenakannya supaya aman. Betapa cerobohnya bila kita tidak memakainya karena
ini berarti kita meremehkan kekuatan musuh dan kita tidak jujur menilai kemampuan dan
kelemahan diri sendiri.

Kita dapat kuat dan harus kuat! Tetapi ingat, kuat dalam Tuhan dan dalam kuat kuasaNya!
Ketika kita bersekutu dengan Allah kita memasuki pertempuran iman dan semua anggota
Kerajaan Allah merupakan musuh dari Kerajaan setan, oleh karenanya kita perlu dilindungi
oleh seluruh kelengkapan senjata Allah. Kita memakai kelengkapan senjata sebagai seorang
prajurit yang siap berperang dan kembali ke Kalvari untuk memperoleh setiap bagian senjata
ini. Orang Kristen harus berdiri dalam kemenangan yang sudah diraih oleh Kristus di Kalvari.
Perhatikan, orang Kristen seharusnya tidak boleh lari dari musuh tetapi menyelesaikan
perjuangan sampai tuntas dengan selalu berdoa!

MEMAHAMI SURAT KOLOSE

Surat Kolose menggambarkan Yesus Kristus adalah kehidupan kita. Surat Efesus dan Kolose
ditulis pada waktu yang sama yakni pada saat Rasul Paulus menjadi tahanan di Roma. Kedua
kitab ini mempunyai gaya penulisan sama namun beda dalam penekanannya. Kitab Efesus
berbicara mengenai orang percaya – ‘tubuh’ Kristus – sedang surat Kolose berbicara tentang
‘Kepala’ dari tubuh – Yesus Kristus. Keduanya dibutuhkan sebab tidak mungkin tubuh tanpa
kepala atau kepala tanpa tubuh. Surat Kolose menggambarkan kesetiaan Yesus Kristus dalam
kemuliaan dan martabat-Nya.

Kristus adalah segalanya. Kegagalan jemaat Kolose pada intinya disebabkan karena mereka
tidak berpegang teguh pada Tuhan. Surat Kolose memeriksa iman kita dan mengawasi
apakah kita selalu meletakkan ‘Kepala’ – Yesus Kristus – pada posisi yang tepat dalam
pemikiran kita. Surat ini ditujukan bagi bangsa kafir. Jemaat di Kolose kemungkinan
didirikan oleh Epafras (Kol 1:7) dan Filemon merupakan anggotanya. Epafras pergi ke Roma
memberitahukan Rasul Paulus tentang pengajaran palsu yang menyusup ke dalam gereja.
Pengajaran ini menanggalkan Kristus dari tahta-Nya dan mengingkari Dia sebagai Kepala
gereja.

Sikap Gereja di dalam Kristus: bersatu di dalam Kristus (Kol 2:2); dipenuhi di dalam Kristus
(Kol 2:10); mati bersama Kristus (Kol 2:20); dikuburkan bersama Kristus (Rom 6:4);
dibangkitkan bersama Kristus (Kol 3:1).

KRISTUS KEHIDUPAN KITA


“…hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (Kol 3:3). Surat ini
menceritakan bahwa Kristus adalah kehidupan kita dan kita dipenuhi di dalam Dia (Kol
2:10). Kehidupan Kristen bukanlah sekadar keyakinan atau doktrin, juga bukan semacam
penyembahan, tetapi suatu kehidupan yang mana Kristus sendiri ada di dalam kita. Dia
merupakan segalanya di dalam sifat ke-Allahan (Kol 1:15), penciptaan (Kol 1:15,16),
keutamaan (Kol 1:18), pendamaian (Kol 1:20-22), kekuasaan (Kol 1:18; 2:14), Kepala dari
Tubuh (Kol 1:18; 2:19), keberadaan-Nya di tengah-tengah kita (Kol 1:27).

Surat Roma – kita dibenarkan di dalam Kristus; surat 1 Korintus – kita diperkaya di dalam
Kristus; surat 2 Korintus – kita dihiburkan di dalam Kristus; surat Galatia – kita
dimerdekakan di dalam Kristus; surat Efesus – kita berlomba di dalam Kristus; surat Filipi –
kita berbahagia di dalam Kristus sedang surat Kolose – kita dipenuhi di dalam Kristus:
berakar dan dibangun, ditanam dan dikokohkan di dalam Dia. Kita menjumpai proses
pembangunan di dalam kitab ini. Dibangun ke bawah – berakar di dalam Yesus (Kol 1:23);
kehidupan yang terdalam adalah berakar dalam kekekalan. Tuhanlah yang memberi
kekekalan hidup. Dibangun keatas – dibentuk di atas Kristus (Kol 2:7); kehidupan yang
tertinggi yakni Kristus di sebelah kanan Allah hidup bagi kita sebab bukanlah aku yang hidup
tetapi Kristus yang hidup di dalamku (Gal 2:20). Dibangun ke dalam – tersembunyi bersama
Kristus (Kol 3:3). Dibangun keluar – hidup penuh hikmat terhadap orang-orang luar (Kol
4:5); kehidupan di luar ini mengekpresikan Kristus di dalam hidup kita yang dapat dilihat
oleh orang lain.

KEHIDUPAN LEBIH DALAM (KOLOSE 1)

Kata-kata favorit yang sering digunakan oleh Rasul Paulus adalah ‘iman’, ‘kasih’, dan
‘harap’. Dia ingin setiap orang memiliki iman di dalam Kristus, kasih terhadap sesama dan
pengharapan surgawi. Inilah rahasia kehidupan yang lebih mendalam. Menggali ke dalam
lebih dahulu – berakar dan berdiam di dalam Kristus (Kol 1:23). Tancapkan akar iman lebih
jauh ke dalam kehidupan Kristus maka kita tidak akan goyah menghadapi badai. Dia adalah
sumber kehidupan kita bila kita berakar di dalam-Nya. Di pasal satu ini kita menjumpai
bukan hanya kehidupan kita berakar di dalam Kristus tetapi Kristus di dalam kita. “…Kristus
yang adalah pengharapan akan kemuliaan!” (Kol 1:27), Kita tinggal di dalam Dia – Pencipta
alam semesta – yang telah menebus kita dengan darah-Nya dan Dia tinggal di dalam kita.

KEHIDUPAN LEBIH TINGGI (KOLOSE 2)

“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di
dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,” (Kol 2:6, 7).
Karena kita telah berakar di dalam Dia, marilah kita bertumbuh di dalam Dia. Bila kita telah
didirikan di atas Kristus, marilah kita dibangun di atas Dia. Semua ini merupakan bukti yang
keluar dari hati yang diubahkan. ‘Berjalan’ mengekspresikan kehidupan; ‘bertumbuh’
menujukkan kekuatan dari dalam; ‘membangun’ menunjukkan perkembangan karakter
sampai bangunan itu menjadi lengkap. Kita berakar di dalam Kristus, artinya kita mengambil
sari makanan dari Dia. Tanaman tidak akan dapat bertumbuh jika tidak bersentuhan dengan
tanah yang memberinya kehidupan. Agar kita bertumbuh di dalam Dia, kita harus memiliki
fondasi dasar di dalam Dia karena setiap bangunan membutuhkan fondasi. Kehidupan Kristen
dimulai dari berakar di dalam Kristus kemudian bertumbuh di dalam kemuliaan-Nya dan
karunia-karunia-Nya. Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang memiliki Kristus di
dalamnya: berjalan di dalam Dia (Kol 2:6), berakar di dalam Dia (Kol 2:7), dibangun di
dalam Dia (Kol 2:7), dibawa kepada kepenuhan-Nya (Kol 2:10), mati bersama-Nya (Kol
2:20), bangkit bersama-Nya (Kol 3:1) dan disembunyikan bersama Dia (Kol 3:3).

Di pasal dua ini kita mendapatkan bahwa Kristus mencakup segalanya karena di dalam Dia
tinggal kepenuhan Allah.Kehidupan kita harus dibangun berakar di dalam Kristus; berikutnya
dibangun meningkat di dalam Dia dan dikokohkan dalam iman menuju pada kemuliaan-Nya,
inilah kehidupan yang lebih tinggi. Semakin tinggi kita dibangun bersama Kristus, semakin
tidak gampang goyah kedudukan kita.

KEHIDUPAN BAGIAN DALAM (KOLOSE 3)

Pembangunan kehidupan kita tidak hanya ke bawah – berakar di dalam Kristus –, dibangun
ke atas di dalam Dia, tetapi pembangunan bagian dalam juga harus terjadi. Perlu diketahui
bahwa Kristus adalah kehidupan bagi orang-orang percaya dan Dia sendiri akan tinggal di
dalamnya seperti ilustrasi yang Dia berikan “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-
rantingnya..”(Yoh 15:5). Kehidupan baru di dalam Kristus akan menjadikan kita kurang
tertarik pada hal-hal duniawi. Saat kita mengenal Dia kita akan menemukan satu per satu
keindahan-Nya berupa: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan
kesabaran (Kol 3:12). Kita tidak hanya berakar dan hidup di dalam Dia, kita juga bersama
Dia di dalam kematian-Nya dan menjadi satu dengan Dia di dalam kebangkitan-Nya. Di
dalam kematian Kristus, kita mati terhadap dosa dan di dalam kebangkitan-Nya, kita bangkit
untuk berjalan dalam kehidupan baru.

PAKAIAN KEKRISTENAN. Pertama-tama kita harus menanggalkan ‘sifat lama’ seperti


yang dikatakan Rasul Paulus yaitu dikubur di dalam kematian (Kol 3:5-9) untuk menerima
kehidupan baru di dalam Kristus. Saat kita mengenal Kristus lebih jauh, kita semakin tidak
tertarik dengan banyak hal di dunia ini. Kristus semakin bertambah-tambah dalam kehidupan
kita sehingga tidak ada lagi ruang untuk kehidupan lama. Tingkah laku seorang Kristen
dilihat dari apa yang diperbuatnya sama seperti pakaian menunjukkan macam orang tersebut,
misalnya:rapi-berantakan, tentara-sipil, dll. Rasul Paulus menambahkan bahwa sifat yang kita
terima dari Kristus akan terus diperbaharui seiring dengan pertumbuhan dalam pengenalan
kita kepada Tuhan.
KEHIDUPAN BAGIAN KELUAR (KOLOSE 4)

Kita harus mengelola semua sifat baik yang terdapat dalam kehidupan baru di dalam Kristus
untuk dapat dilihat dan dirasakan oleh orang luar (Kol 4:5). Inilah cara bagaimana kita
menghadirkan Kristus di dunia ini. Kristus hidup di dalam kita dan kehidupan-Nya
diceritakan dalam surat terbuka, yakni kehidupan kita yang dapat dibaca oleh semua orang.

MEMAHAMI SURAT 1 dan 2 TESALONIKA

MEMAHAMI SURAT 1 TESALONIKA

Banyak umat Kristen di abad pertama harus mempertaruhkan nyawa demi imannya. Mereka
menghadapi kematian di tangan orang-orang yang membenci Kristus dan semua yang ada
hubungannya dengan Kristus. Mereka menghadapi orang-orang Yahudi (seperti Paulus
sebelum bertobat), orang Yunani yang penuh kemarahan dan tentara-tentara Romawi kasar
yang menyiksa mereka dengan lemparan batu, cambukan, penyaliban, rajaman hingga
kematian. Untuk menjadi pengikut Kristus berarti memberikan semuanya bagi Dia.

Paulus membangun gereja di Tesalonika dalam perjalanan misinya (± 51 SM). Surat 1


Tesalonika ditulis tidak lama setelah pembangunan dengan maksud untuk memberi semangat
bagi sidang yang masih baru tersebut. Ia meyakinkan bahwa ia mengasihi mereka dan
memuji kesetiaan mereka saat mereka mengalami penganiayaan serta memberikan
pengharapan yang pasti akan kedatangan Tuhan dan Juruselamat mereka kembali.

Paulus memulai suratnya dengan kata-kata menguatkan dan bersyukur kepada Tuhan untuk
iman yang kuat dan reputasi yang baik dari gereja Tesalonika (1 : 1 – 10). Dia juga
menuliskan kembali hubungannya dengan mereka – bagaimana ia beserta teman-temannya
memberitakan Injil kepada mereka (2 : 1 – 12), bagaimana mereka menerima berita itu (2 : 13
– 16) dan kerinduannya untuk bersama mereka lagi. (2:17 -20). Karena begitu besar rasa
pedulinya, ia mengirim Timotius untuk menguatkan iman mereka. (3 :1-13).

Paulus kemudian memberikan inti dari beritanya: peringatan dan penghiburan. Ia


menghimbau agar mereka menyenangkan Tuhan dengan menghindarkan diri dari percabulan
(4:1-8), saling mengasihi (4:9,10) dan hidup sebagai warga negara baik dalam dunia yang
penuh dosa ini. (4:11,12)
Paulus menghibur sidang di Tesalonika dengan mengingatkan mereka tentang pengharapan
akan kebangkitan (4:13-18) dan supaya mereka berjaga-jaga setiap saat karena Yesus Kristus
akan datang setiap saat. Pada saat Kristus datang, yang hidup akan dibaharui dan yang telah
meninggal akan dibangkitkan untuk mendapatkan kehidupan baru. (5:1-11).

Paulus juga mengingatkan sidang di Tesalonika untuk mempersiapkan diri dalam menantikan
kedatangan Tuhan kedua dengan cara: memperingatkan yang malas (5:14), menolong yang
lemah (5:14), bersabar seorang terhadap yang lain (5:15) senatiasa bersukacita (5:16), tetap
berdoa (ayat 17), mengucap syukur (ay. 18), menguji segala sesuatu yang diajarkan ( ay. 20-
21) dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat (ay 22). Paulus kemudian menyelesaikan
suratnya dengan kata-kata penutup dan suatu permohonan doa.

Pada saat Anda membaca surat ini, perhatikan apa yang dinasihatkan Paulus tentang
kehidupan kekristenan. Apabila Anda merasa berbeban berat oleh penderitaan dan kesukaran,
berharaplah akan kebangkitan-Nya, kedatangan-Nya dan kekekalan-Nya!

INTI SURAT TESALONIKA:

1. Setia kepada Tuhan (1:1 – 3 :13)

2. Tekun dalam Tuhan (4:1 – 5:28)

Paulus dan teman-temannya – ditengah-tengah aniaya – tetap setia mengabarkan Injil kepada
orang-orang di Tesalonika. Sidang di Tesalonika baru saja menjadi Kristen namun mereka
tetap setia kepada Tuhan walaupun para rasul tidak berada bersama mereka. Inilah yang harus
diteladani agar kita tetap setia setelah mendengarkan berita tentang Kristus dan hidup penuh
pengharapan bahwa Kristus akan datang setiap saat.

PENJELASAN BAGI KITA:

Aniaya: Seperti sidang di Tesalonika, kitapun dapat saja dihadapkan pada kesulitan dan
aniaya dalam kehidupan kekristenan kita, bahkan mungkin hidup dalam tekanan atau
fitnahan. Biarlah kita tetap teguh dalam iman dan kuasa Roh Kudus akan menolong kita
menunjukkan kasih murni yang ada dalam kita.
Pelayanan Rasul Paulus: Komitmennya saat memberitakan Injil di Tesalonika yang penuh
dengan pengorbanan di tengah kesulitan menjadi contoh teladan yang harus kita ikuti

Pengharapan: Suatu ketika, baik yang hidup maupun yang mati akan bersatu kembali di
dalam Kristus pada saat kedatangan-Nya kedua dan bersatu dengan Dia selamanya.

Bertekun: Injil bukan hanya untuk dipercayai tetapi juga dihayati. Tak seorangpun tahu saat
Yesus datang kembali. Kiranya Roh Kudus memimpin kita untuk senantiasa bertekun tanpa
melupakan semua tugas kita setiap hari hingga pada saat Dia datang, kita telah dalam
keadaan siap sedia.

MEMAHAMI SURAT 2 TESALONIKA.

Paulus menulis surat 2 Tesalonika hanya beberapa minggu setelah ia menulis 1Tesalonika.
Ke dua suratnya menyatakan bahwa orang beriman di Tesalonika mengalami aniaya dan
masa-masa yang sulit. (1Tes 1:6; 2:14; 3:3-5 dan 2Tes 1:4-7). Rasul Paulus dalam suratnya
berulang-ulang memuji keteguhan iman, ketekunan dan kesabaran mereka ditengah
kesengsaraan ( 1Tes 1:3; juga dalam 2 Tes 1:4). Namun masih saja ada di antara mereka yang
mengacuhkan kedatangan Kristus kedua kalinya.

“Kami dengar”, kata Rasul Paulus “bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak
bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Mereka seringkali dibingungkan
dengan adanya doktrin yang menyatakan bahwa kedatangan Kristus telah tiba (2:2)

Mengetahui adanya pengajaran-pengajaran yang tidak benar, Paulus dengan segera menulis
surat 2 Tesalonika agar orang-orang di Tesalonika mengerti hal yang benar tentang
kedatangan Tuhan. Ia menjelaskan bahwa ada hal-hal tertentu yang akan terjadi lebih dahulu
sebelum kedatangan-Nya. Bahwa akan dinyatakan manusia durhaka (2:3) – dalam surat
Yohanes disebut antikris (1Yoh 2:18; 4:3; 2Yoh7) – yang meninggikan diri dan menyatakan
dirinya sebagai Allah.Ia akan menipu banyak orang karena ia dapat melakukan perbuatan
ajaib dan tanda-tanda mujizat (2:9). Ternyata roh pendurhaka telah bekerja sejak zaman
Rasul Paulus. Selanjutnya Rasul Paulus menyatakan bahwa ada kuasa yang menahan
pendurhaka hingga satu masa tertentu untuk ia menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan
membunuhnya dengan nafas mulut-Nya (2:8)
Berulangkali dalam suratnya bagi sidang di Tesalonika Rasul Paulus berpesan agar mereka
senantiasa berpegang pada ajaran yang telah diberikan pada mereka (1Tes 2:11,12; 3:4; 4:2;
2Tes 2:5,15; 3:4,6,9,14). Masa-masa itu diperkirakan merupakan masa berkembangnya
kekristenan dengan iman yang teguh.

MEMAHAMI SURAT TIMOTIUS

SURAT 1 TIMOTIIUS

Surat 1 Timotius menggambarkan Yesus Kristus sebagai Guru. Surat 1 dan 2 Timotius serta
surat Titus merupakan ‘surat penggembalaan’ yang ditulis untuk mengajar sehubungan
dengan kepentingan gereja-gereja. Baik Timotius maupun Titus diberi petunjuk jelas untuk
menggembalakan domba-domba – menjaga gereja-gereja – menjelang kematian Rasul
Paulus. Kunci dari doktrin yang ditekankan oleh Rasul Paulus terdapat pada 1 Timotius 3:15
“…sudahkah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah…”.

Karena Timotius masih muda, penulisan surat-surat yang ditujukan kepadanya merupakan
nasihat berharga bagi kaum muda Kristen lainnya. Namun dalam surat-surat tersebut
dijumpai pula nasihat bagi orang-orang tua. Timotius muda oleh Rasul Paulus disebut sebagai
anak yang dia kasihi dan yang setia di dalam Tuhan (1 Kor 4:17).

Rasul Paulus ditemani Timotius dalam perjalanan misinya kedua ke Lystra. Setelah sekian
lama dilatih oleh Rasul Paulus, Timotius diberi tanggung jawab sebuah gereja penting di
Efesus. Saat dia bertindak sebagai gembala di Efesus itulah Rasul Paulus menulis kedua
suratnya kepada Timotius sebagai instruksi dan penuntun untuknya namun juga merupakan
buku pegangan bagi gembala-gembala Kristen lainnya selama berabad-abad. Rasul Paulus
menginstruksikan Timotius untuk sungguh-sungguh dalam menghadapi guru-guru palsu,
memimpin ibadah, menentukan pengerja dan bekerja sama dengan semua anggota jemaat,
tetapi yang terpenting dari semuanya ialah kehidupan Timotius haruslah menjadi teladan.

PERINGATAN TERHADAP PENGAJARAN SESAT (1 TIM 1)

Pengajar-pengajar palsu mendasarkan pengajarannya pada Firman Tuhan tetapi tidak


merincinya secara benar maupun menafsirkannya secara utuh. Dalam menghadapi hukum
Taurat, dongeng-dongeng serta silsilah keturunan yang tak terbatas, Rasul Paulus senantiasa
menanamkan Injil kemuliaan Allah; oleh sebab itu Timotius harus waspada supaya tidak ada
doktrin lain dicampuradukkan dengan Injil! Rasul Paulus memperingatkan Timotius agar
berpegang pada iman dan hati nurani baik karena hal itu akan menyelamatkan manusia dari
kematian rohani.

Rasul Paulus menyadari bahwa manusia dapat percaya kepada Firman Allah sepenuhnya
tetapi hidup menyimpang dari kebenaran Firman. Itu sebabnya dia menghendaki Timotious
hidup mempertahankan kebenaran seperti yang dikhotbahkannya.

Di 1 Tim 1:15, Rasul Paulus menyatakan “Perkataan ini benar dan patut diterima
sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di
antara mereka akulah yang paling berdosa.” Rasul Paulus merupakan mantan seorang
penghujat yang memperoleh kemurahan Tuhan sehingga ia menjadi seorang rasul. Dia
merasakan perubahan yang menakjubkan setelah bertemu langsung dengan Tuhan
Juruselamatnya. Semuanya ini bertujuan untuk memberi contoh bagaimana Tuhan dapat
menyelamatkan dan memakai orang yang paling berdosa sekalipun.

ARAHAN BAGI GEREJA (1 TIM 2 dan 3)

Gereja merupakan suatu panggilan agung. Kita tidak hanya terpanggil untuk membawa
manusia berbalik kepada Allah tetapi juga memohon kepada Allah untuk segala perkara yang
dihadapi manusia. Kita wajib berdoa untuk semua raja dan pembesar agar kita dapat hidup
tentram dan damai dalam kesalehan dan kehormatan. Baiklah kita berdoa agar tingkah laku
kita disucikan dan karakter kita dimurnikan. Dengan mengangkat tangan saat berdoa, kita
tidak mengisi kehidupan kita dengan kesenangan yang tidak berarti atau menampung
perkara-perkara yang tidak berguna, melainkan datang kepada Tuhan dengan hati yang
disucikan.

Ada dua pengerja yang boleh mengarahkan/menuntun gereja, yakni penilik jemaat dan diaken
yang mana keduanya saling melengkapi. Rasul Paulus memberikan suatu gambaran indah
tentang Gereja dan tujuan gereja “…hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah
yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” (1 Tim 3:15)

TUNTUNAN BAGI GEMBALA (1 TIM 4-6)

Hendaknya menjalani kehidupan saleh. Ibadah itu berguna dalam segala hal. Kristus
mengatakan ”… carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.” Jadilah teladan baik di dalam perkataan maupun perbuatan, di
dalam kasih, iman dan kesalehan. ”…bertandinglah dalam pertandingan iman yang
benar…”(1 Tim 6:12). Untuk masuk ke dalam kerajaan surga bukanlah perkara gampang
tetapi kita harus berjuang jika ingin menjadi pemenang.

SURAT 2 TIMOTIIUS

Di 1 Timotius, Rasul Paulus menyuarakan Injil sesungguhnya; di 2 Timotius dia


memerintahkan suatu kehidupan yang lurus/sungguh-sungguh. Di 1 Timotius rasul Paulus
mengatakan, “Jagalah doktrin yang merupakan pesan dari Tuhan” dan di 2 Timotius, dia
berkata, “Jagalah kesaksian kita yang merupakan kehidupan dari Allah.”

BERTAHAN DALAM PELATIHAN (2 TIM 1)

Pertama-tama kita harus menjaga kesaksian di dalam rumah yang merupakan pusat pelatihan
kehidupan Kristen. Timotius dibesarkan di dalam keluarga Kristen yang bahagia. Tempat ini
merupakan permulaan tempat pelatihan yang sangat keras. Ia dibesarkan oleh ibunya Eunice
dan neneknya Lois. Rasul Paulus memuji Timotius yang telah mendapatkan pelatihan sejak
kecil dan menemukan di dalam diri Timotius adanya tanda-tanda yang menjanjikan dalam
pelayanan di masa gereja hujan awal. Dia menjadi pengganti Rasul Paulus dan diserahi
tanggung jawab oleh Rasul Paulus. Timotius mengetahui Firman Allah dan melakukan-Nya
dalam kehidupannya. Timotius disebut ‘manusia dari Allah’ karena memiliki kesalehan
berasal dari Firman Allah dan doa. Rasul Paulus menuliskan ‘kobarkan karunia Allah yang
ada di dalammu dan kelola apa saja yang Tuhan sudah karuniakan’. Ingatlah bahwa setiap
orang memiliki talenta. Anak-anak muda, “kobarkan api yang ada di hatimu dan biarkan
kasihmu tetap berkobar bagi Kristus dengan melayani-Nya.”

BERTAHAN DALAM MEDAN PERTEMPURAN (2 TIM 2)

Kita harus tahan dalam kesukaran seperti seorang prajurit yang jauh dari rumah, baik di
sekolah, di kantor, di perusahaan sebab ini merupakan tempat pelayanan dan penertiban.
Seorang prajurit tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupannya, tetapi berada di
bawah wewenang pemimpinnya. Dia meninggalkan pekerjaan dan teman-teman untuk
menjadi prajurit. Biarlah hal ini menjadi sikap kita juga dan jangan hanya ‘bertahan’ saja
melainkan juga disertai semangat seorang pejuang. Seperti halnya Rasul Paulus tetap
bertahan dalam kekejaman dan penderitaan yang menimpanya. Dia dituduh sebagai seorang
kriminal dan dirantai dalam tahanan tetapi dia bahagia dalam penderitaannya, sebab Injil
tidak terbelenggu. ‘Ingatlah bahwa Kristus telah bangkit dari orang mati..itulah yang
kuberitakan dalam Injilku’ ujarnya.
BERTAHAN DI DALAM PEPERANGAN (2 TIM 3)

Saat peperangan terjadi dan iman kita diserang, tetaplah berdiri teguh dan kuat. Berpeganglah
pada Firman Allah yang merupakan pedang Roh Kudus dalam setiap pertempuran. Suatu
kesaksian ‘Saya dahulu tidak bahagia dan patah semangat. Saya tidak memiliki alasan untuk
hidup sampai saya mendengar Tuhan berbicara kepada saya melalui Fiman-Nya, dan
sekarang saya tahu Juru Selamatku hidup.” Firman Allah adalah satu-satunya yang membuat
gereja Tuhan bertahan dalam hari-hari yang sukar ini. Surat 2 Timotius 3:1-5 memberikan
daftar perbuatan jahat/buruk di abad 20 ini.

BERTAHAN DALAM KEMATIAN (2 TIM 4)

Bertahan sampai pada kesudahannya dan tengok kembali akan pertempuran sukar dan tidak
enak serta berkata “Aku telah menang!” Saat-saat terakhir kehidupan Rasul Paulus dipenuhi
dengan kemuliaan. Perjuangannya yang panjang dan sukar telah berlalu dan sekarang hanya
kenangan akan kehidupan mulia yang memberikan damai besar. Sejak Yesus meletakkan
tangan-Nya atas dia, Rasul Paulus berjuang di arena dan seakan berlari di stadium. Hampir
tidak ada waktu baginya untuk istirahat dan saat itu benar-benar merupakan suatu pelatihan
intensif dan pergulatan berat yang harus dilaluinya. Namun dirinya dikuasai damai sejahtera.
Ketika banyak orang meninggalkannya dan ia berada di bawah ancaman siksaan,“Tetapi
Tuhan telah mendampingiku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil
diberitakan dengan sepenuhnya.” Inilah rahasia keberhasilan Rasul Paulus yang membuatnya
mampu berperang dengan baik dan menyelesaikannya sampai pada kesudahannya.

MEMAHAMI SURAT TITUS DAN FILEMON

SURAT TITUS

Latar belakang penerima surat ini – Titus – jarang disebutkan di dalam kitab di Perjanjian
Baru. Namanya tidak disebutkan di Kisah Para Rasul, meskipun dia adalah teman dan rekan
sekerja Paulus. Titus adalah seorang keturunan Yunani yang bertobat atas pelayanan Paulus.
Keberadaan dan kegiatan Titus menjadi perhatian Paulus yang menghargainya.

Surat ini ditulis pada musim gugur pada tahun itu, yaitu sekitar tahun 64 Masehi (Tit. 3:12).
Paulus memberikan tugas sulit di dalam pekerjaan Tuhan di Kreta bagi Titus, seorang
pemberita Injil yang relatif masih muda. Paulus kemudian menulis surat ini untuk
memberikan instruksi terperinci sehubungan dengan tugas-tugas penggembalaan.

Isi surat ini mirip dengan surat Paulus kepada Timotius. Kedua surat ini ditujukan kepada
orang-orang muda yang diberi kepercayaan dan tanggung jawab sebagai pemimpin di gereja
masing-masing selama Paulus berada dalam pelayanan. Kedua surat ini berisi persyaratan
bagi pemimpin dan pengajar dalam gereja. Tema utama surat Titus adalah organisasi gereja,
pengajaran sehat dan hidup kudus. Titus harus memastikan bahwa pemimpin-pemimpin
gereja adalah orang-orang yang memiliki standar moral tinggi dan harus kuat dalam prinsip
untuk mempertahankan pengajaran rasul-rasul serta mampu menolak para pemberontak.

Masalah dalam gereja menjadi kompleks ketika ada permasalahan dengan kepemimpinan.
Surat ini mengajarkan tujuan utama dari kepemimpinan gereja yaitu menjaga agar kebenaran
terungkap dan mengamankan standar etik yang benar. Oleh sebab itu para pemimpin gereja
harus menjadi teladan dalam gaya hidup mereka dan dalam penyampaikan pengajaran sehat.
Penekanan surat ini ialah eratnya hubungan antara pengajaran sehat dan nilai-nilai moral.
Kebenaran selalu dimaksudkan untuk menentukan arah hidup dan meningkatkan kerohanian.

Topik surat ini mengatakan bahwa Kristus sedang membangun gereja-Nya dengan memilih
secara hati-hati batu-batu yang dibangun menjadi Rumah Kediaman bagi Allah. Paulus juga
menekankan Kristus sebagai Penebus kita (Tit. 2:14; 3:4-7) dan kedatangan-Nya yang kedua
kali menjadi pendorong bagi kita untuk selalu hidup dalam kekudusan (Tit. 2:12, 13).

Pelayanan karya Roh Kudus dipahami di sepanjang surat ini. Orang-orang Kreta tidak dapat
merubah diri mereka sendiri (Tit. 1:12, 13) dan regenerasi hanya dapat dilakukan oleh
pekerjaan Roh Kudus (Tit. 3:5). Mereka yang mengalami lahir baru menerima Roh Kudus
untuk mempertahankan kemenangan yang berkemenangan sesuai dengan teladan Kristus (Tit.
3:6-8).

Kata kunci surat ini adalah ketekunan, komitmen dan tanggung jawab.

SURAT FILEMON

Surat ini merupakan permohonan pribadi Rasul Paulus kepada Filemon yang ditobatkan oleh
pelayanan Paulus. Onesimus – salah satu budak dari Filemon – telah mencuri barang milik
tuannya dan pergi ke Roma kemudian mempertemukannya dengan Paulus yang berada di
penjara serta membimbingnya bertemu dengan Kristus (ay. 10).Hubungan dekat Paulus dan
Filemon dibuktikan dengan dukungan doa mereka satu sama lain dan terbukanya pintu
keramahan (ay. 22). Kasih kepercayaan dan rasa hormat juga mewarnai persahabatan mereka.

Perbudakan adalah kenyataan sosial dan ekonomi yang dapat diterima di jaman Romawi saat
itu. Seorang budak sepenuhnya milik tuannya tanpa memiliki hak apapun. Di bawah hukum
Roma, budak yang melarikan diri akan memperoleh hukuman berat bahkan hukuman mati.
Gereja mula-mula menyikapi perbudakan dengan mengatur kembali hubungan antara tuan
dan budak. Keduanya sama di hadapan Allah (Gal. 3:28) dan sama-sama harus
mempertanggungjawabkan perilaku mereka (Ef. 6:5-9).

Surat ini ditulis oleh Paulus selama dipenjara sekitar tahun 61 Masehi. Tujuan Paulus adalah
terjadinya hubungan rekonsiliasi (pendamaian) antara pemilik budak dan seorang hamba
yang telah diampuni. Paulus mendoakan Onesimus dan mengungkapkan kepercayaan penuh
bahwa iman dan kasih Filemon akan menghasilkan pemulihan bagi keduanya (Fil. 1:5-21).
Tujuan utama Paulus adalah melihat Filemon memeluk sang penjahat, Onesimus, sebagai
saudara dalam Kristus. Paulus juga mengungkapkan sukacitanya terhadap pelayanan Filemon
dan mendorongnya untuk meneruskan pelayanan tersebut. Rasul Paulus menjelaskan
keinginannya supaya Onesimus tetap tinggal bersamanya, namun bersikeras terjadinya
pendamaian terlebih dahulu (ay. 13, 14).

Nada surat ini bersifat hangat ditujukan kepada sahabat dekat, bukan dari seorang rasul
kepada jemaat. Inilah cara Paulus yang sopan namun cukup tegas dalam mengutarakan isu
utama dari kehidupan Kristen, yaitu kasih melalui pengampunan dalam situasi yang sensitif.
Dalam hal ini, Paulus sedang melakukan tindakan membujuk Filemon.

Surat ini diawali dengan salam Paulus secara pribadi kepada Filemon dan sesama orang
percaya diikuti dengan ucapan syukur untuk kasih dan iman jemaat kepada Kristus. Pesan
utamanya adalah ungkapan akan gambaran hubungan sesama orang Kristen yang benar.
Paulus juga menyampaikan kasih persaudaraan yang dapat dilakukan hanya oleh karena
anugerah dan kemurahan Tuhan. Ditulisnya pula tentang transformasi dari Onesimus yang
sudah bertobat sehingga ia berharga dalam pelayanan dan bernilai dalam keluarga Allah.

Sebagai kesimpulan, kita dapat merasakan kesatuan Roh di antara orang-orang kudus yang
terlibat dalam kisah ini.

Peristiwa ini mewakili kuasa Kristus yang luar biasa dalam menyembuhkan hidup yang
rusak. Hanya dengan teladan pengampunan Kristus melalui salib, kita akan mampu
mengatasi sakit hati dan kesalahan orang lain terhadap kita untuk diperdamaikan dengan
saudara-saudara kita dalam Kristus.

Surat ini mengaplikasikan pesan Injil yang kuat. Filemon ditantang untuk menunjukkan
pengampunan tanpa syarat agar dapat menerima orang lain melalui anugerah dan kasih
Yesus. Tawaran Paulus untuk membayar hutang yang tidak dilakukannya namun
mengatasnamakan seorang budak yang telah bertobat adalah gambaran jelas mengenai
Kalvari. Doa syafaat yang dilakukan Paulus merupakan analogi Yesus sebagai Pendoa
syafaat kita terhadap Bapa.

Meskipun tidak disebutkan secara spesifik dalam surat kepada Filemon, Roh Kudus sungguh-
sungguh aktif dalam pelayanan Paulus dan dalam kehidupan bergereja. Roh Kuduslah yang
membaptis semua orang percaya baik orang yang terbelenggu (budak) maupun yang bebas
untuk menjadi anggota Tubuh Kristus (1 Kor. 12:13). Kasih, salah satu Buah Roh menjadi
bukti yang kuat di sepanjang surat ini.

MEMAHAMI SURAT 1 PETRUS

1 Petrus menggambarkan Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru yang berharga atas iman kita

Kita menerima Kristus sebagai Juruselamat dan tinggal di dalam-Nya untuk memperoleh
perhentian. Sebenarnya rahasia kehidupan baru atau kemenangan orang Kristen adalah
sederhana yaitu mengingat Yesus Kristus dan bersandar pada-Nya.

Ada tujuh hal yang mahal/berharga dalam surat ini: ujian iman (1:7); darah (1:19); batu
penjuru (2:4, 6); Kristus (2:7); roh (3:4); iman (2 Pet. 1:1); janji-janji (2 Pet. 1:4).

Surat ini ditulis oleh Petrus di akhir kehidupannya yang sibuk (sekitar tahun 67 M) ketika
tinggal di Babilonia di daerah Efrat. Dua belas pasal awal Kisah Para Rasul berfokus pada
Rasul Petrus dan pelayanannya. Dia berkotbah di depan orang-orang Yahudi. Pada akhirnya,
Petrus mati sebagai seorang martir disalib di bawah pemerintahan Nero, Kaisar Romawi.
Menurut tradisi, Petrus disalib dengan kepala di bawah atas permintaannya karena ia
menganggap dirinya tidak layak menyamai cara kematian Tuannya.
Gambaran tentang Petrus dalam Injil sangat berbeda dengan pribadi dalam tulisannya sendiri.
Dalam Injil kita melihat Petrus sebagai seorang yang spontan, tidak tenang, terkadang
pemberani namun juga pengecut bahkan sampai menyangkal Tuhan! Namun dalam surat
Petrus kita melihat dia sebagai seorang yang sabar, tenang, penuh kasih dan keberanian oleh
sebab Roh yang berdiam di dalamnya. Ini merupakan gambaran indah akan karya Allah yang
mampu mengubahkan hidup manusia.

Surat ini ditujukan kepada orang Kristen yang menderita karena mereka menolak
menyembah berhala dan tidak ikut mabuk-mabukan dalam hawa nafsu duniawi. Mereka
dibenci dan terancam mengalami aniaya di bawah pemerintahan Kaisar Nero yang kejam.

Kita sekarang memang tidak berada di bawah aniaya pemerintahan yang kejam tetapi kita
berhadapan dengan musuh yang menggoda dari segala sisi, itulah iblis yang mencari mangsa
untuk direbut kita dari Kristus yang telah menanggung semuanya bagi kita. Meskipun kita
bukan saksi Kristus yang menderita seperti Petrus, kita diajar oleh Roh Kudus yang sama.

Surat Petrus memberikan nasihat kepada kita tentang cara hidup. Kita melihat bagaimana
Petrus bertumbuh dalam pengalaman dan dia ingin menguatkan orang percaya melalui
kesaksian pengalaman pribadinya. Petrus membawa mereka dari ujian saat itu kepada
kemuliaan akan datang yang menanti mereka (1:7), kepada teladan Kristus (2:21) dan upah
yang akan mereka peroleh (4:13).

Hak Istimewa Orang Kristen (Baca 1 Petrus 1:1 – 2:10)

Apa saja hak istimewa kita sebagai orang Kristen? Kita ditebus oleh darah Kristus (1:18, 19).
Jika Allah telah mengaruniakan Anak-Nya pada kita, bukankah Dia juga akan memberikan
kepada kita segala sesuatu dengan cuma-cuma? Kehidupan iman dijelaskan di awal surat ini.
Kita dilahirkan oleh Allah (1:3) dan di akhir surat ini, ada warisan untuk kita (1:4). Untuk
meyakinkan kita akan hal itu, kita dilindungi oleh kuasa Allah (1:5). Betapa indahnya
kehidupan seperti ini!

Petrus memberikan nasihat untuk hidup menurut cara Tuhan Yesus hidup. Karena kita telah
lahir baru, hiduplah di dalamnya sebab kita adalah ciptaan baru di dalam Yesus Kristus. Kita
harus membuang segala kejahatan tidak dengan usaha, cara atau latihan apapun yang dapat
dilakukan oleh manusia, tetapi mempercayai bahwa Allah oleh anugerah-Nya telah
memampukan kita. Segala yang menantang supremasi Tuhan Yesus Kristus, baik dosa atau
kebenaran diri sendiri harus disingkirkan.
Bayi Kristen

Seorang bayi tidak berdaya dan bergantung pada orang lain. Dia memerlukan makanan, baju,
perlindungan, perawatan yang tak kenal lelah dari ibunya dan proteksi dari ayah. Petrus
mengatakan bahwa ketika kita menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12) kita bagaikan bayi yang
baru lahir (1:23). Kita perlu makanan untuk bertumbuh dan Allah telah menyediakan di
dalam Firman-Nya.

Pelajaran tentang Batu

Petrus menggambarkan Kristus bagaikan ‘batu’ yang ditolak oleh manusia tetapi berharga di
mata Allah (2:4). Yesus Kristus ada di setiap jalan manusia dan setiap orang selalu
berhubungan dengan ‘batu’ ini. Kita harus meninggikan Yesus dan meletakkan-Nya sebagai
batu penjuru hidup sesuai dengan kehendak Allah. Jika tidak, kita akan tersandung oleh-Nya
bahkan dapat menyebabkan kematian.

Kita juga batu-batu yang diatur di atas Kristus sebagai fondasi dan batu penjuru untuk
menjadi bait Allah rohani. Dengan kata lain, penting bagi kita untuk berada di tempat benar
dalam rencana Allah dan tinggal di dalamnya. Setiap orang Kristen adalah Bait Roh Kudus (1
Kor. 6:19). Kita bukan hanya batu hidup tetapi juga imam dalam Bait Allah. Imam menjadi
wakil Allah bagi manusia dan wakil manusia untuk Allah. Orang Kristen adalah imamat
rajani (2:5). Apakah kita mewakili Allah kepada manusia melalui hidup kita dan mewakili
manusia kepada Allah melalui doa syafaat kita?

Tugas orang Kristen (1 Pet. 2:11 – 4:11)

Petrus memberikan nasihat bijak bagaimana menghadapi hidup ini. Kita didorong untuk
memuliakan Allah di hadapan dunia yang bobrok dan penuh aniaya. Kita harus ingat bahwa
kita hanya tinggal sementara di bumi ini dan kita sedang menuju ke kota kekal. Kepuasan
yang terbesar bagi orang Kristen adalah untuk mengetahui bahwa kita sedang menyenangkan
Tuhan dan Juruselamat kita. Kita dipanggil untuk hidup suci dengan tidak mengikuti hawa
nafsu daging. Kehidupan Kristen harus benar di hadapan mereka yang belum Kristen.

Kuasa Pengaruh
Kita dapat mempengaruhi orang lain melalui apa yang kita katakan dan lakukan (2:12).
Orang Kristen adalah satu-satunya Alkitab yang dikenal atau dibaca oleh dunia. Faktanya,
banyak orang mengenal Tuhan melalui kehidupan orang kristen yang benar.

Petrus menasihatkan beberapa hal seperti hormati semua manusia,cintai persaudaraan, takut
akan Allah, hormati raja /pemerintah. Salah satu sikap yang ditunjukkan orang Kristen lahir
baru adalah tahan disalahkan dan sabar dalam ketidakadilan (2:19,20). Teladan ini telah
diberikan Yesus yang rela menyerahkan diri-Nya untuk disalib dan mati. Rahasia kesabaran
ditemukan dalam anugerah ilahi (Yak. 1:3, 4).

Kita dihimbau untuk tidak kaget ketika diuji dengan api. Jangan mengira Kristus menjanjikan
orang Kristen akan lepas dari rasa sakit, sial dan kematian. Kristus malah mengatakan di
dunia ini kita akan menderita aniaya sebab dunia membenci Kristus beserta pengikut-
pengikut-Nya. Iblis, musuh kita, selalu mencari celah kelemahan kita. itu sebabnya kita harus
mengenakan selengkap senjata Allah dalam menghadapi musuh ini (Efesus 6).

MEMAHAMI SURAT 2 PETRUS

2 Petrus menggambarkan Yesus Kristus sebagai Kekuatan kita

Surat pertama ditulis untuk menghibur tetapi surat kedua memberi peringatan kepada orang
Kristen akan bahaya yang ada dalam gereja. Orang Kristen membutuhkan dorongan moral
untuk dapat melakukan yang benar dalam situasi apapun tanpa syarat dan keraguan.
Mempertahankan kebenaran seringkali lebih susah dari pada berperang. Pengetahuan tentang
Kristus melalui Firman-Nya merupakan cara terbaik untuk mengatasi pengajaran palsu yang
menyusup ke dalam gereja.

Surat ini ditulis oleh Simon Petrus. Nama Simon menggambarkan karakter lamanya yang
tidak stabil sedangkan nama Petrus yang artinya batu menunjukkan karakter yang kuat dan
benar. Dia menyebut dirinya sebagai seorang budak belian yang mempunyai Tuan benar,
itulah Yesus Kristus; dan di dalam Dia kita mengenal arti kebebasan sebenarnya.

Kebajikan Orang Kristen


Karakter ilahi yang Allah berikan bagi kita harus ditampilkan dalam perilaku sehari-hari,
inilah yang disebut karakter Kristen sebenarnya. Jika kita membuka Galatia pasal 5 kita akan
menemukan bahwa kebajikan orang Kristen adalah semata-mata buah Roh. Apakah orang
lain tahu Anda orang Kristen dari penampilan dan perilaku Anda? Allah menginginkan kita
melakukan bagian kita dalam mengembangkan karunia yang tak ternilai itu (1:5-11).

Langkah-langkah menuju Surga

Ada tujuh langkah menuju surga yang berawal dari iman dan diakhiri dengan kasih. Kepada
imanmu, tambahkanlah kebajikan, pengetahuan, pengendalian diri, kesabaran, kesalehan,
kebaikan pada sesama dan kasih. Iman harus diletakkan sebagai dasar yang teguh. Petrus
memperingatkan orang Kristen untuk tidak tinggal diam. Jangan tetap menjadi bayi dalam
Kristus tetapi bertumbuhlah semakin kuat. Jangan pernah meragukan panggilan kita karena
kerohanian yang pasti akan menghasilkan kestabilan hidup dan kita tidak akan pernah jatuh
(1:10).

Kedatangan Kristus (2 Petrus 3:1-18)

Pengajaran palsu menyangkal keilahian Kristus dan kuasa-Nya sehingga menimbulkan


pemikiran yang salah. Petrus mengingatkan kita akan apa yang Yesus katakan bahwa waktu
tidaklah berarti apa-apa bagi Allah (3:8). Dia akan menepati janji-Nya menurut waktu-Nya.
Dalam menantikan kedatangan-Nya, kita harus hidup suci dan tekun dalam mengikut Tuhan
(3:14).

Kenal dan Bertumbuh

Kita harus bertumbuh dalam anugerah dan pengetahuan akan Tuhan dan Juruselamat kita,
Yesus Kristus. Pengetahuan akan Kristus merupakan senjata efektif dalam melawan
pengajaran palsu. Jika kita tidak bertumbuh, kita dapat jatuh karena dunia yang jahat ini
memusuhi Allah dan kebenaran-Nya. Tidak ada kehidupan yang tidak bertumbuh dan dasar
pertumbuhannya adalah pengetahuan akan Kristus. Ketika kita bertumbuh,kita akan menjadi
semakin serupa dengan Dia.

MEMAHAMI SURAT YUDAS dan WAHYU


Yudas, saudara Tuhan Yesus, mengenal Petrus. Mereka berjalan bersama Tuhan Yesus dan
tentu saja berbincang bersama setelah Yesus naik ke surga. Surat 2 Petrus dan Yudas sangat
mirip dalam pemikiran dan bahasanya. Kedua orang ini membahas tentang hal-hal yang
membahayakan doktrin gereja.

Tidak diragukan, orang-orang yang membahayakan pengajaran sehat telah menyusup ke


dalam sidang jemaat. Mereka tidak berada di luar gereja tetapi hadir dalam tiap kebaktian.
Mereka berada di antara kita tetapi bukan berasal dari kita. Kristus akan menghukum orang-
orang jahat ini seperti Dia telah menghukum para malaikat yang telah jatuh.

Para penyusup ini telah mengajarkan hal-hal sesat di dalam gereja ( ayat 3, 4) seperti ragi.
Sebaliknya, kita juga menemukan pengikut-pengikut iman benar yang menjunjung tinggi
salib Kristus ( ay 20-23).

Para Penyusup

¨ Orang fasik – duniawi

¨ Menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk melampiaskan hawa nafsu – hidup menurut
daging

¨ Menyangkal satu-satunya Tuhan Allah – ragu-ragu/skeptis

¨ Menghina kekuasaan Tuhan dan menghujat semua yang mulia – pendurhaka

¨ Pengomel dan suka mengeluh – pengkritik

¨ Memuji dan mengagumi manusia – penjilat

¨ Dikuasai oleh keinginan dunia dan hidup tanpa Roh Kudus – orang asing

Program membangun kehidupan kekristenan

¨ Membangun iman

¨ Berdoa dalam Roh Kudus

¨ Tetap tinggal dalam kasih Allah

¨ Mencari kemurahan Allah


¨ Memenangkan jiwa bagi Allah

¨ Bersandar pada kuasa pemeliharaan Allah

Bersyukur pada Allah untuk para prajurit-Nya yang setia! Allah mengatakan bahwa upah
mereka adalah mereka dijaga agar tidak tersandung dan tidak bernoda (ayat 24).

MEMAHAMI KITAB WAHYU

Wahyu menggambarkan Yesus Kristus sebagai Raja yang Berkemenangan.

Kitab Wahyu merupakan satu-satunya kitab nubuatan dalam Perjanjian Baru yang
menjanjikan berkat bagi yang membaca dan mendengarkan perkataan kitab ini. Kitab Wahyu
mewakili Kristus yang mulia dan yang memerintah. Injil-injil menampilkan Dia sebagai
Juruselamat – Seorang yang mengambil kutuk dosa – tetapi dalam kitab terakhir ini, kita
tidak melihat adanya kehinaan pada-Nya.

Kitab Wahyu menceritakan tentang pemerintahan Kristus di atas bumi yang ingin diambil
alih oleh setan. Kita melihat kemenangan sempurna Kristus atas setan. Di dalamnya
diceritakan kekalahan setan dan penghukumannya selama seribu tahun kemudian untuk
selama-lamanya. Kitab ini menulis tentang akhir riwayat setan lebih dari kitab yang lain;
pantas saja setan tidak senang manusia membaca kitab ini!

Memecahkan teka-teki

Apakah wahyu berarti sebuah teka-teki? Beberapa orang berpikir demikian namun justru
bermakna sebaliknya yaitu menyingkapkan. Kitab ini dinyatakan oleh malaikat kepada
Yohanes serta ditulis menggunakan lambang-lambang. Ada 300 laambang yang masing-
masing memiliki arti tertentu.

Isi kitab ini nampaknya menunjukkan bahwa sebagian besar kejadian di dalamnya belum
digenapi. Kitab ini menyangkut kembalinya Tuhan ke dunia ini. Kitab ini menulis tentang
kesiapan dan ketidaksiapan Gereja dalam menyambut kedatangan Tuhan (3:20); juga tentang
kejadian dahsyat di bumi dan di surga sebelum dan pada saat kedatangan-Nya. Kristus
mengatakan bahwa Dia akan datang dan menjadikan kita memerintah sebagai raja (1:6)!
A sampai Z

Semua cerita yang dimulai di Kitab Kejadian diakhiri di Kitab Wahyu. Di Kejadian langit
dan bumi diciptakan, di Kitab Wahyu kita melihat langit dan bumi baru. Di Kejadian
matahari dan bulan muncul; di Wahyu kita membaca bahwa tidak perlu ada matahari dan
bulan sebab Kristus adalah terangnya. Pernikahan Adam (manusia) pertama terjadi di
Kejadian, pernikahan Adam terakhir yaitu Yesus Kristus terjadi di Wahyu. Awal mula dosa
terjadi di Kejadian sedangkan di Wahyu segala dosa dilenyapkan. Allah telah menentukan
dari semula bahwa Anak-Nya akan menjadi Pemerintah atas semesta ini (Yesaya 9:6,7).

Perhatikan angka tujuh dalam Kitab ini

Tujuh gereja; tujuh meterai; tujuh sangkakala; tujuh tanda; tujuh malapetaka; tujuh
kebinasaan; tujuh ciptaan baru

MASA LALU – HAL YANG SUDAH DILIHAT (1:1-18)

Yesus Kristus berdiri di tengah-tengah tujuh kaki dian emas – mewakili gereja (1:20). Pelita
emas membuktikan bahwa Gereja adalah pembawa terang. Berapa banyak gereja sekarang
menjadi tempat hiburan, bazar dan tempat yang menghasilkan uang, bukan menjadi terang
untuk menyinari tempat yang gelap. Penglihatan Rasul Yohanes bukan tentang masa
sekarang tetapi tentang masa akan datang saat manusia berdiri di hadapan Kristus untuk
dihakimi. Sekarang kita memperoleh kasih karunia Allah, kemurahan dan pengampunan-Nya
namun saat penghakiman tiba, saat kemurahan telah berlalu. Dalam kitab ini kita tidak
melihat kehidupan Kristus dimulai dari Betlehem dan berakhir di Bukit Zaitun tetapi kita
melihat kehidupan-Nya di surga sebagai mahkota dan puncak dari segalanya.

MASA KINI – HAL YANG SEKARANG TERJADI (1:20 – 3:22)

Pada pasal dua dan tiga kita menemukan surat cinta dari Kristus untuk gereja-Nya. Sepertinya
Tuhan ingin memberikan kita gambaran sekilas mengenai sejarah Gereja abad pertama
sampai gereja masa kini dalam tujuh periode:
¨ Efesus – gereja kasih mula-mula – Gereja Rasuli (2:1-7)

¨ Smirna – gereja yang teraniaya – Diocletian sampai Konstantin (2:8-11)

¨ Pergamus – gereja di bawah pengaruh kerajaan – di bawah pemerintahan Konstantin (2:12-


17)

¨ Tiatira – gereja Roma Katolik – Masa Kegelapan (2:18-29)

¨ Sardis – gereja reformasi – Gerakan Protestan, abad 16 dan 17 (3:16)

¨ Filadelfia – gereja misionaris – periode yang dimulai oleh gerakan Puritan (3:7-13)

¨ Laodikia – gereja yang ditolak – gereja kemurtadan akhir (3:14-19)

MASA DEPAN – HAL YANG TERJADI KEMUDIAN (4:1 – 22:21)

Selama masa aniaya, Allah akan membiarkan dosa berakhir dengan tragis. Tangan Allah akan
diangkat dari segala mahluk. Dunia akan diisi dengan perang, kelaparan dan penyakit sampar.
Pengadilan akan datang kepada mereka yang menolak Anak Allah dan yang
mempermalukan-Nya di muka umum. Kita sebagai orang Kristen dapat memandang Kristus
karena Juruselamat kita datang untuk menerima kita dan membebaskan kita dari hari ini.

Tujuh Hal Baru yang Ada dalam Kitab Wahyu

Langit dan bumi baru (21:1); umat baru (21:2-8); mempelai baru (21:9); rumah baru (21:10-
21); bait Allah baru (21:22); terang baru (21:23-27); Firdaus baru (22:1-5).

Bahagia Selama-lamanya

Kisah Allah berakhir dengan hidup bahagia selama-lamanya. Bacalah kemenangan Allah
dalam Wahyu pasal 21 dan 22. Setan tidak menang dalam usahanya memisahkan persekutuan
manusia dengan Allah oleh dosa sejak pertemuannya dengan manusia pertama dan
perempuan di taman Eden. Setan telah gagal dan kita akan bersama Kristus selama-lamanya!
Jangan coba untuk menganalisa atau menginterpretasikan hal ini tetapi renungkanlah! Inilah
surga! Betapa terbatasnya kata-kata untuk menjelaskan kemuliaan-Nya! Persekutuan antara
Allah dan manusia dipulihkan. Allah berdiam di antara umat-Nya. Surga sangat berlawanan
dengan yang kita alami di dunia, segalanya indah di sana! Kata-kata terakhir Kristus dalam
wahyu-Nya adalah, “Ya, Aku datang Segera”(22:20) dan jawaban kita seharusnya adalah,
“Amin, datanglah Tuhan Yesus.” (22:20)

Anda mungkin juga menyukai