Anda di halaman 1dari 11

PAPER

INJI-INJIL SINOKTIK PANDAGAN ALLAH


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kulia : Teologi PB
Dosen pengampu : Rudi Roberto Walean, M.Th

Disusun
Oleh
Nama : Abas Kalolik
Nim : 20198601

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA MAWAR SARON LAMPUNG
2021
INJI MAITU PANDANG TENTANG ALLAH

A. LATAR BELAKANG
1. INJIL MATIU
Penulis Injil Maitus Matius sendiri. Matius adalah seorang dari Murid-Murid Yesus yang
semulah, menulis pertama di Perjanjian Baru. Sebelu dia di panggil mengikuti Kristu,
namanya ialah Lewi dan ia bekerja sebagai pemungut sukai di Palestina ( Mat 9:9,10; Mar
2: 14,15).

Tujuan Dan Isi


Matius menunjukan Injilnya terutama para pembaca Yahudi dan menampilkan Yesus
sebagai Mesias, Raja orang Yahudi. Hal ini bisa dilihat dalam bagian-bagian seperti sislah
Yesus (Mat 1:1-17); kujugan orang majus (2:1-12); Yesus di elok-elokan di Yerusalem
(21:5); penghakiman bangsa-bangsa (Mat 25:31-46); sama seperti Kitab-Kitab Injil yang
lain, dalam Kitab Injil yang pertama tulisan yang terpampang di atas kayu salib (27:37). Di
samping itu, dalm kitab Injil yang pertama ini hanya yang di seritakan berkenan dengan
“kerajaan sorga”. Ungkapan ini hanya di pakai oleh Matius saja.
Kitab ini juga dimenghumbungkan Perjanjian Lama denga Perjanjian Baru. Ia
mengaitkan dengan nubuat-nubuat tentnag kedatangan Mesias dengan penggenapannya
dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Seringkali Matius menunjuk atau mengutip kata-kata para
nabi dan mengingatkannya dengan Oknum Yang menjadi Pokok Kitabnya. Bagian-bagian
yang amat penting adalah Mat 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17; 12:17;13;35; 21:4; 26:54, 56;
27:29; seolah-olah pada mulanya Matius memperhatikan Perjanjian Lama yang
mengatakan, “Dia akan datang,” kemudia dia menyampaikan beritanya sendiri dengan
mengatakan”Dia sudah ada”

Garis Besar Matiu:


Mengingat tema yang terkemukan dalam Injil ini, maka garis besarberikut ini akan sangat
menolong pelajaran ketika ia mempelajari buku ini. Petunjuk bagi rancangan Matius itu
dapat di ketahui karena lima kali di ulang ungkapan “ setelah Yesus mengakhiri perkataan
ini” (Mat 7:28; 11:1; 13:35; 19:1; 26:1). Ungkapan ini menandakan berakhirnya setiap
bagian utama dari Injil-Nya. Bersama-sama dengan bagian pembukaan (Matius 1:1-4:11).
1
dan dua bagian penutup (Mat 26:3-28:15; 28:16-20), kelima bagian ini membentuk
penulisan yang lengkap.
1. Memperkenalkan Raja 1:1-4:11
2. Tuntutan-tuntutan Raja, 4:12-7:29
3. Jasa baik Raja, 8:1-11:1
4. Program Raja 11:2-13:53
5. Takdir Raja, 13:53-19:2
6. Masalah-masalah Raja, 19:3-26:2
7. Kematian dan kebangkitan, 26:3-28:15
8. Pengutusan akhir oleh Raja, 28: 16-28

Pandangan Allah Injil Matius


Dalam pandangan Maitus, Allah itu penuh kuasa, Allah itu terus menerus aktif dan yang
melaksanakannya hendak-Nya yang mulia Allah yang hidup (Mat 16:16; 26:63; bdk.
22:32). Lebih dari enam puluh kali penginjil ini menyebut tentang pengenapan Kitab suci,
dan setiap penggenapan itu tentu saja berarti bahwa Allah telah merencanakan sesuatu,
bahwa dia pernah mengatakan hal itu melalui hamba-hamba-Nya para nabi, dan bahwa
sekarang Ia melaksanakan. Orang-orang saduki sepatutnya dicelaka karena mereka tidak
mengenal “Kitab Suci maupun kuasa Allah” (Mat. 22:29).
Pada awal injil ini, kita sudah dapat melihat bagaimana cara Allah bekerja.
Pertama-tama Kristus utus, dengan beberapa rincian mengenai kelahiran dari seorang
perawan. Allah bekerja secara istimewa untuk melaksanakan sesuatu tujuan istimewa.
Ketika Yusuf ragu-ragu untuk mengambil Maria menjadi istrinya, Allah berbicara melalui
suatu mimpi (Mat 1:20). Matius mengarakan perhatian kita pada penggenapa nubuat dalam
peristiwa kelahiran suci ini. (Mat 1: 22; lihat Yes 7:14) dan selanjutnya ia menjelaskan
bahwa itu semua berarti “Allah meyertai kita” (Mat 1:23). Kujugan orang-orang Majus
merupakan kesaksia baik tentang fakta mengenai maksud-Nya kepada orang-orang bukan
Yahudia. Kemudian ketika Herodes mempunyai rencana untuk membunuh Kristus masi
bayi, Allah campur tangan dengan mengirim orang-orang Majus itu pulang tampa
menghadap Raja lagi (Mat 2:19-20) dan menyuru Yusuf dan Maria membawa bayi itu
1
Walter M. Dunnett, Ph.D., Pengantar Perjanjian Baru, (Gandum Mas 2013), 102.
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Gandum Mas 2014), 483.
pergi ke Mesir (Mat 2:13-15). Pada suatu Allah juga yang membawa mereka kembali ke
Israel (Mat 2:19-21) sebagaimana ia mengawali Injilnya dengan Allah yang bekerja, begitu
juga Matius mengakhiri Injilnya denga Allah yang bekerja. Allah mengutusnya malaikat
untuk menggulingkan batu dari makam Yesus (Mat 28:2) murid-murid harus di baptis
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh (Mat 28:19).
Allah yang maha kuas ini mengajukan tuntutan-tuntutan kepada para penyembah-
Nya mereka diingat bahwa mereka tidak dapat mengabdi sekaligus kepada Allah dan
kepada Mamon (6:24) sifat dari perkawinan, yakni menyatu dan tak dapat di ceraikan
mucul dari fakta dan peraturan dalam pencitaan oleh Allah (19:4—6). Ada kewajiban-
kewajiban terhadap kaisa (pemerintahan), ada pula kewajiban-kewajiban terhadap Allah;
jaganlah orang mencampur adukan keduanya (Mat 22:21). Mereka harus melakukan
kehendak Allah (Mat 7:21), harus meninggalkan jalan lebaryang menuju kehancuran dan
masuk melalui pintu yang sempit (Mat 7:13). Orang tidak boleh membatalkan Fieman
Allah (15:6).
Tetapi ajaran pokok Matius tentanf Allah mengatakan bahwa Allah itu murah hati
dan penuh kasih. Ia selalu menyebut Allah sebagai Bapa; sesuai Alkitab Bahasa Inggris, ini
dilakukannya sebanyak 44 kali lebih banyak dari siapa pun dalam PB, kecuali Yohanes
(122 kali; Markus memakainya 5 kali; Lukas 17 kali dan Paulus 42 kali. Ini memasukan
suatu unsur baru kedalam agama. Bukan karena kelar tersebut tidak pernah dikenakan pada
Allah sebelumnya. Pernah, tetapi gelar itu dipakai dalam arti yang lebih lebih jauh atau
renggang dari pada dalam pengertian Yesus. Selalu ada suatu tambahan, seperti dalam
ungkapan “Bapa kami yang ada di sorga” Allah diangkap sebagai Bapa yang agng sebagai
atas semua manusia., tetapi ada jarak karena rasa hormat yang memisakan para
penyembah-Nya dari Sang Adayang begitu agung itu. namun Yesus berbicara tentang
Allah dengan bahasa Arab; ia memakai sebutan “Bapa-Ku” (7:21; 10:32, 33; 11:27; 12:50;
16:17; 18:10, 14,19, 35; 20:23; 25:34; 26:29,42,53). Jelas Ia hubungan yang akrab dengan
Allah seperti yang tidak pernah dialami oleh orang lain.2
Allah mempunyai perhatian khusus kepada orang-orang kecil di dunia ini. Ia
menyapaikan penyataan-Nya bukan kepada orang-orang besar dan bijaksana dari dunia ini,
melaingkan kepada “orang-orang kecil” (11: 25). Orang harus berhati-hati supaya tidak

2
Walter M. Dunnett, Ph.D., Pengantar Perjanjian Baru, (Gandum Mas 2013), 102.
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Gandum Mas 2014), 483.
menghina sala satu dari orang-orang kecil ini, “ada malaikat mereka disurga yang selalu
memandang wajib Bapa-Ku yang ada disurga” (18:10).

B. Inji Marikus Pandangan Tentang Allah


Penulis Injil Markus
Penulis Injil Markus adalah Markus bertentanga dengan Matius, Markus bukan
seorang Murid Kristus yang semula. Akan tetapi dia penduduk kota Yerusalem (Kisah Para
Rasul 12:12), seorang rekan Simon Petrus (I Petrus 5:1) dan sepupu Barnabas (Kolose
4:10) yang adalah rekan terdekat Rasul Paulus dan rasul-rasul di Yerusalem. Kerena itu
hubungannya dengan para rasul cukup erat sehingga dia tahu tentang riwayat hidup Kristus
dan kegiata-kegiatan kelompok Kristen yang mula-mula.
Dalam tahun 112 TM, papias menyebut Markus sebagi “juru bahas Petrus.” Suatu
perbandingantentang Khotbah Petrus Kis 10:36-43 dengan injil Markus menunjukkan
bahwa khotbah Petrus merupakan garis besar riwayat Kristus yang diceritakan dengan
lebih terperenci dalam Injil Markus.

Tujuan dan Isi


Markus terutama menunjukan Inilnya pembaca-pembaca Romawi dan menyapaikan Yesus
sebagai seorang pekerja, Hamba Yehova. (menurut terdisi, Markus menulis riwayat hidup
Kristus ini di Roma.) cirata utama Kristus yang dikambarkan dalam buku ini ialah
pekerjaan-Nya, tanda seorang hamba yang baik. Kata Yunani eutheos, yang diterjemahkan
seperti “saat ini juga,” “segera” atau “dengan segera,” muncul 42 kali dalam buku ini.
Berita ini tentu saja akan menarik bagi pembaca Romawi yang sibuk dan praktik.3

Garis-garis Besar Injil Markus


Wayat hisup-Nya diurapikan sebagi serentetan perjalanan ketika dia menjanlakan
pelayanan-Nya. Dengan dmikian, seseorang akan merasa terkesan oleh “kesebukan” terus
menerus dari hamba Yehova.

3
Walter M. Dunnett, Ph.D., Pengantar Perjanjian Baru, (Gandum Mas 2013), 102.
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Gandum Mas 2014), 483.
I. Pendahuluan, Mar 1:1
II. Kejadian persiapan, Mar 1:2-13
III. Perjalanan Pertama ke Galilea, Mar 1:14-4:34 Mujizat dan perumpamaan
IV. Perjalanan keliling Dekapolisi, 4:35-5:43
V. Perjalanan kedua keliling ke Galilea, 6:1-29
VI. Mengundurkan dari ke pandangan Guru, Mar 6:30-52
VII. Perjalanan ke tiga keliling Galilea, Mar 6: 53-7:23
VIII. Perjalanan keliling daerah utara, Mar 7:24-9:29 pemberitaan pertama tentang
penderitaan-Nya (8:31).
IX. Perjalanan ke empat keliling Galilea, Mar 9:30-50 pemberitaan tentang
penderitaan-Nya (9:31)
X. Perjalanan keliling Perea dan Yehuda, Mar 10:1-25pemberitaan ketiga tentang
penderitaan-Nya (Mar 10:32-34)
XI. Pelayanan di Yerusalem, Mar 11:1-13:37
XII. Penderitaan dan kebangkitan, 14:1-16:20.

Markus menulis tentang sesuatu yang telah di kerjakan sendiri oleh Allah. Dan
Yerusalem yang memberitakan kepada kita tentang kabar baik dari Allah. Injil bukanlah
sesuatu yang sudah jelas atau bagian dari pengetahuan umum yang dimiliki oleh kaum
beragama. Markus mengetahui bahwa itu merupakan kabar baik karena Yesus telah
membawanya dari Allah.4
Kalau Allah mempunyai kabar baik untu kita, maka penting bahwa kita memberikan
tanggapan yang sempantasnya. Penderitaan awal Yesus diringkas sebagai berikut,
“Waktunya telah genap; kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada
Injil” (1:15) injil itu datang pada saat baik yang telah ditetapkan oleh Allah (bdk. Galatia
4:4, Efesus 1:10); kita tidak boleh memadang Injil sebagai timbul karena keadaan Palestina
abad pertama atau karena kegiatan manusia lainnya. Injil itu di tentukan oleh Allah. Kabar
baik itu menyangkut kerajaan Allah. Allah itu berdaulat. Ia mengatur hidup manusia
menyatakan apa yang Dia kehendaki dari umat-Nya. Konsep mengenai pemerintahan

4
Walter M. Dunnett, Ph.D., Pengantar Perjanjian Baru, (Gandum Mas 2013), 102.
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Gandum Mas 2014), 483.
Allah dalam suatu atau lain hal terdapat juga dalam PL, literatur dalam intertestamen dan
dalam tulisan-tulisan rabinis. Banyak tulisan yang membicarakan kerajaan Allah sangat
cenderung pada pada ekskatologi, yang dengan gambaran-gambaran yang hidup
melukiskan apa yang akan terjadi, kalau Allah Bapa pada Akhir campuran tangan Tuhan
menjungkirkan sistem-sistem duniawi, dan mendirikan pemerintahan-Nya sendiri atas
segala-segalanya tulis-tulisan lain, yang tidak begitu berorientasi pada eskatologi, melihat
pemerintah Allah bekerja apabilah umat yang saleh mengenakan pada diri mereka diri kuk
hukuman Allah dan demikian mempercepat saatnya pemerintahan Allah menjadi
universitas. Yesus mengajarkan hakekat dari kerajaan itu, dan kedatangan kerajaan tersebut
pada masa yang akan datang, tetapi Ia tidak menghumbungkan diri-Nya dengan spekualisi-
spekualisi yang sudah ada pada waktu itu.

Ijil Lukas dan Kisah Para Rasul


Injil Lukas
Penulis Injil Lukas adalah Lukas. Lukas itu seorang tabit (Kolose 4:14), seorang
rekan Paulus (Filemon ayat 24), dan penulis dua buku dari hidup riwayat Kristus dan
sejarah gereja mula-mula (Lukas, Kisah Para Rasul). Sejak lama injilnya telah menjadi
bacaan kegemaran orang Kristen mau pun bukan Kristen penyanjiananya yang indah
mengenai hidup yang tak bercela. Lukas seperti halnya Markus bukan murid Kristus yang
semula. 5

Tujuan dan Isi Lukas terutama sekali menunjukan Injilnya kepada pembaca-
pembaca Yunani (atau bukan orang Yahudi) dan menampilkan Yesus sebagai anak
manusia, manusia ideal. Karena bangsa Yunani sejak lama menambahkan “manusia yang
sempurna” karya Lukas dirancanakan untuk memenuhi pemintaan tersebut. Berberapa
bagian yang paling penting adalah cerita kelahiran Krists (1:26-38; 2:8-20) kesaksia Allah
tentang putra-Nya (3:21-22); pengumuman bahwa Yesus ialah yang diurapi (4:16-24);
tugas anak manusia (19:10). Bersamaan dengan bagian ini harus juga di pertimbangkan

5
Walter M. Dunnett, Ph.D., Pengantar Perjanjian Baru, (Gandum Mas 2013), 102.
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Gandum Mas 2014), 483.
penekanan Lukas akan doa-doa Yesus; perumpamaan-perumpamaannya yang tidak
bangdingkanya (teristimewa (10:30-37; 15:1-32; 18:9-14); cerita-cerita tentang
kepentingan manusia (10-38-42; 19:1-10; 24:13-35) dimana Yesus dengan yang marah
namun tegas bertindak terhadap orang-orang yang menarik; dan pentingnya Roh Kudus
dalam hidup Kristus (1:35; 3:22; 4:1,18; 10:21).
Contoh lainnya tentang jangkaui kitab ini ialah pengulangan ungkapan-ungkapan yang
berkaitan dengan umat manusia. Dari permulaan sampai akhirnya, Lukas menunjukan
bahwa (injil kabar baik Allah) diperuntukkan bagi semua orang. Lihatlah terutama 2: 10,
14,32; 3:6; 9:56; 10:33; 17:16; 19:10; 24:47.6

Garis-Garis Besar Injil Lukas


Garis besarnya didasarkan pada paham Kristus sebagai “anak manusia.” Lukas
melukiskan Dia sebagai menjalankan pelayanan kepada orang-orang Palestina dengan
maksud untuk memperluaskan pelayanan itu keluar daerah tersbut (24:47 bandingkan Kis
1:8).
I. Kata pendahuluan: Markus dinyatakan, 1:1-4
II. Persiapan anak manusia, 1:5-4:18
III. Pelayanan anak manusia di galilea, 4:14-9:50
IV. Pelayanan anak manusia perea, 9:51-18:30
V. Pelayanan Anak manusia di Yerusalem, 18:31-21:38
VI. Penderitaan Anak manusia, 22:1:23:56
VII. Pelayanan kebangkitan Anak Manusia, 24:1-53.

Pandangan Lukas Tentang Allah


Injil Lukas pandangan Allah, yaitu dalam rencana Allah Yesus datang keduania
Lukas mengisahkan bahwa Yesus di taman Getsemani berdoa, “bukanlah ke hendakKu,
melainkan kehendak Mulah terjadi” (22: 42; lihat Mat 26:42). Salib bukanlah kekalahan
Allah, pelaksanaan apa yang telah di rencanakan-Nya. Sebelum ini Lukas pernah berbicara
tentang orang-orang yang melawan renacana Allah (Mat 7:30), dan ia kembali kepada

6
Walter M. Dunnett, Ph.D., Pengantar Perjanjian Baru, (Gandum Mas 2013), 102.
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Gandum Mas 2014), 483.
pemikiran tentang rencana tersbut, ketiak ia menyapaikan ucapan Petrus mengenai
maksud dan rencana Allah “(Kisah 2:23), yang terlaksana pada saat orang-orang Yahudi
“dari semula kuasa oleh kuasa dan kehendak “Nyalah maka Herodes dan Pontius Pilatus,
bersama-sama dengan bukan orang Yahudi serta orang-orang Israel, telah menjalibkan
Yesus (Kisah 4:28). Kerajaan yang sama dengan tidak sadari antara aktor-aktir ini ini
menggarisbawahi pandagan Lukas bahwa itdak ada kuasa manusia, betapa pun manusia
perkasanya, yang dapat mengganggu rencana Allah. Gamaliel mengaku hal ini: rencana
manusia bisa di hancurkan, tetapi rencana Allah tidak (Kis 5:38-39). Rencana Allah
mencapai punsaknya pada kematianYesus demi keselamatan orang-orang berdosa, tetapi
rencana-Nya itu bukan baru mulai dengan kedatang Yesus. Rencana itu sudah di mulai
dalam kehidupan Daud (Kisah 13:22); rencana itu sudah mulai bekerja sejak dahulu kala,
meskipun baru mencapainya pada waktuYesus datang
Paulus meberi tahu orang banyak di Yerusalem bahwa pada saatnya pertobatan
Ananias talah berkata kepadanya, “Allah nenek moyang kita talah menetapkan engkau
untuk mengetahui kehendak-Nya “Kis 22:14). Sejak awalnya pengalamannya sebagai
orang Kristen. Tidak mengerakan kalau hal ini menjadi tema dari pewartaan Injil oleh
Paulus dan ia mengingatkan parapenatua di Efesus bahwa ia tidak akan mundur dalam
mewartakan kepada mereka “seluh maksud Allah” (Kis 20:27). Secara lebih singkat Lukas
memisakan suatu peristiwa ketika sejumlah teman berusaha membatalkan suatu perjalan
Paulus karena mereka merasa berbahaya, namun rasul itu berisi keras untuk tidak
membatalkannya. Pada akhirnya mereka menyerah sambil berkata “jadilah kehendak
Tuhan!’ (Kis 21:14). Allah yang mengerjakan rencana besar dengan mengutus Anak-Nya
untuk mati ganti kita itu juga mempunyai rencana untuk Paulus, yang memperjalankan ke
Yerusalem menjadi carana untuk mencapai Roma dan mewartakan Injil disana. Tidak
boleh kita lupakan maksud Lukas bahwa sekelompok kecil orang Kristen yang namanya
tidak disebut dapat menyadari bahwa Allah sedang melaksanakan rencana-Nya dalam
tindak tanduk paulus, hambanya itu.
Kesimpulan

Injil sinoktif ke 4 Ijil ini dalam pandangan Allah masing-masing tidak sama
menurut dalam pandangan Maitus, Allah itu penuh kuasa, Allah itu terus menerus aktif dan
yang melaksanakannya hendak-Nya yang mulia Allah yang hidup.

Allah itu berdaulat. Allah itu kabar baik dan Allah itu Pemerintahan Allah. Inilah
pandanga Injil Markus dan Markus pandang Allah Kabar Baik karena Injil ini adal Allah
itu sendiri maka Markus bicara tentang Allah itu Kabar Baik.

Injil Lukas pandangan Allah, yaitu dalam rencana Allah Yesus datang keduania
Lukas mengisahkan bahwa Yesus di taman Getsemani berdoa, “bukanlah ke hendakKu,
melainkan kehendak Mulah terjadi” (22: 42; lihat Mat 26:42). Salib bukanlah kekalahan
Allah, pelaksanaan apa yang telah di rencanakan-Nya. Sebelum ini Lukas pernah berbicara
tentang orang-orang yang melawan renacana Allah (Mat 7:30), dan ia kembali kepada
pemikiran tentang rencana tersbut, ketiak ia menyapaikan ucapan Petrus mengenai
maksud dan rencana Allah “(Kisah 2:23), yang terlaksana pada saat orang-orang Yahudi
DAFTAR PUSTAKA

(Gandum Mas 2013), Pengantar Perjanjian Baru, (Gandum Mas 2013), 102. Walter M.
Dunnett, Ph.D
(Gandum Mas 2014), Teologi Perjanjian Baru (Gandum Mas 2014), 483. Leon Morris,

Anda mungkin juga menyukai