Herbet Spencer, Seorang Filsuf Inggris (1820-1903) pada suatu kesempatan pernah mengatakan bahwa, ”Orang-orang yang taat beribadah dan yang memiliki kemurnian hati dalam berelasi dengan orang lain akan dengan bijaksana menilai dan mempertimbangkan secara baik setiap permasalahan yang dihadapi lalu mengambil keputusan dan tindakan yang tepat dan benar tanpa merugikan diri dan orang yang dikasihi dalam hidup meski keputusan dan tindakan yang diambil itu berbeda dengan pendapat orang lain.
Maria hamil. Ini berita buruk dan masalah besar bagi
Yusuf. Sebab apa? Yusuf sudah bertunangan dengan Maria. Berita buruk dan masalah besar yang datang menimpa hidup Yusuf selaku seorang laki- laki muda yang tidak terpikirkan oleh akal, tidak pernah terbayangkan, tidak pernah diduga terjadi. Berita buruk dan jadi masalah besar karena Yusuf dan Maria belum hidup bersama sebagai suami- isteri. Tentu sebagai lelaki muda kehamilan Maria mendatangkan pukulan yang berat bagi Yusuf karena kejadian seperti ini (hamil di luar nikah) biasanya akan menyebar dengan cepat dan menjadi buah bibir banyak orang. Dunia terasa runtuh karena segala rencana baik dan harapan untuk hidup bersama dan menata rumah tangga sebagai suami- isteri seolah menjadi sia-sia.
Hal yang pasti masyarakat sekitar akan mencemooh
dan mentertawai kehamilan Maria di luar nikah sah. Yusuf dapat saja dicap oleh sesama orang muda khususnya para pria muda sebagai laki-laki yang tidak laku kalau tetap menjadikan Maria sebagai isteri. Mungkin para sahabat Yusuf akan berkata kepada Yusuf, “Tinggalkan saja Maria yang telah berkhianat, dunia ini tidak selebar wajah seseorang. Carilah gadis lain yang lebih setia dan menjaga kekudusan hidup pernikahan.
Yusuf memiliki hak untuk mengumumkan
ketidaksetian Maria dan Maria harus menanggung akibat ketidaksetiaan itu dengan terkena sanksi dilempari batu hingga mati sesuai hukum Yahudi (Band.Ul 22:23-24). Yusuf juga memiliki hak untuk tidak lagi meneruskan pertunangan dengan dasar yang kuat Maria dianggap telah mengkhianati dirinya.
Resah dan gelisah, silih berganti di hati Yusuf ketika
mendengar berita kehamilan Maria tunangannya itu. Lalu bagaimana Yusuf menyikapi berita kehamilan Maria? Dalam situasi resah dan gelisah itu, Yusuf mengambil keputusan dan tindakan yang berbeda dari pandangan umum masyarakat kala itu berkenaan dengan kehamilan Maria: Yusuf tetap menerima Maria dan mengambil Maria selaku isterinya.
Alkitab mencatat tiga aspek penting yang menjadi
dasar pertimbangan Yusuf mengambil keputusan tetap menerima Maria serta mengambil Maria selaku isterinya.
Pertama, Yusuf belajar percaya pada Kuasa Allah
dan taat melakukan kehendak Allah (Ay 20-24).
Belajar percaya dan taat mendengarkan suara
Tuhan yang datang berbicara melalui Malaikat, buat Yusuf menguburkan kecurigaan, pikiran buruk, perasaan batin yang terbeban dan menghindarkan Yusuf dari tindakan mempermalukan dan menceraikan Maria. Percaya akan kuasa Firman Allah dan taat pada Allah buat Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan Malaikat Tuhan menerima rencana baik Allah melalui Maria. Yusuf tidak dapat berbuat apa-apa kecuali dalam sikap ber-Iman kepada Tuhan lalu mengikuti kehendak Allah dengan penuh ketaatan mutlak. Meski tidak mudah dan harus bayar harga yang mahal, Yusuf belajar percaya kepada Allah dan harus taat pada Allah. Kehendak Allah harus digenapi melalui Maria tunangannya. Yusuf menikahi Maria, karena Yusuf percaya kebenaran Firman Allah bahwa anak di dalam kandungan Maria adalah dari Roh kudus; Yusuf taat kepada kehendak Allah dan karena itu memberi nama Yesus kepada anak yang dilahirkan dari kandungan Maria sesuai petunjuk Tuhan melalui Malaikat sebab nama Yesus-Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Ay20-23).
Kedua,Yusuf adalah pribadi yang memiliki ketulusan
hati (Ay 19).
Benar bahwa sempat muncul pertimbangan Yusuf
untuk menceraikan Maria secara diam-diam (ay. 19). Injil Matius mencatat tindakan Yusuf itu sebagai tindakan “seorang yang tulus hati” karena tidak ingin mempermalukan Maria. Ketulusan hati membuat Yusuf rela mengambil resiko bersama Maria menanggung beban pergumulan. Tidak mencari kesenangan bagi diri dan mendatangkan resiko penderitaan bagi Maria. Tetap ada di samping Maria untuk saling menghibur dan menguatkan walaupun kedaan terasa mengecewakan dan menyakitkan. Ketulusan hati buat Yusuf tetap berkomitmen tetap berada bersama Maria meskipun rasa cintanya tersakiti. Namun ketulusan hati Yusuf tidak dapat dilepaskan dari ketaatan pada kehendak Tuhan. Ketaatan mendengarkan suara Tuhan yang berbicara pada diri Yusuf menjadikan Yusuf dengan tulus hati menerima Maria dalam keberadaan hidupnya supaya maksud dan kehendak Tuhan berlaku. Yusuf mendasarkan Iman bukan pada kejadian di luar dirinya tapi pada kasih dan ketulusan di dalam hati. Kasih dan ketulusan di dalam hati lahir karena percaya akan kebenaran Firman Tuhan dan taat melakukan kehendak Tuhan.
Ketiga, Yusuf adalah pribadi yang menjaga
kekudusan hidup di hadapan Tuhan (Ay 25). Yusuf belajar menahan diri untuk tidak tidur bersama Maria sampai waktu dan rancangan baik Tuhan terlaksana dalam diri Maria. Meski Maria adalah isterinya tapi karena Maria ada dalam rancangan indah Tuhan, Yusuf taat menjaga kekudusan hidup bersama sampai waktu Tuhan tergenapi.
Menjunjung tinggi kekudusan hidup di hadapan
Tuhan dalam rentang waktu yang Tuhan tentukan adalah ekspresi dari Iman/percaya pada kebenaran Firman Tuhan dan ketulusan hati Yusuf membiarkan rencana dan maksud baik Tuhan tergenapi melalui Maria isterinya. PENERAPAN Dalam perjalanan hidup sebagai orang percaya sering kita diperhadapkan dengan tantangan dan masalah yang sangat sulit seperti yang dihadapi oleh Yusuf. Kita sering didesak harus ambil keputusan. Cara dan sikap hidup Yusuf mengahadapi tantangan dan masalah sebagai orang percaya menjadi teladan bagi kita:
Belajar untuk mendengarkan suara Tuhan,
percaya akan kebenaran Firman Tuhan dan taat melaksanakan kehendak Tuhan.
Kekuatan orang percaya sebagai pengikut Kristus
untuk tetap berdiri teguh di tengah-tengah badai permasalahan hidup yang kompleks adalah pada kepercayaan pada kebenaran Firman Tuhan dan ketaatan hidup menurut kehendak Tuhan. Itu sebabnya fokus hidup orang percaya haruslah tertuju pada bagaimana mendengarkan Tuhan berbicara, percaya pada kebenaran Firman Tuhan dan taat pula melaksanakan kehendak Tuhan. Sebab membuat kita memiliki tujuan dalam melangkah, tidak lagi bimbang dan ragu berjalan dan hidup yang menghasilkan buah: cinta kasih, kebaikan dan kebenaran dalam hidup. Tuhan ingin setiap orang percaya mengikuti Dia dengan tulus hati, mendengarkan Dia yang selalu berbicara dengan hidup setiap saat (melalui Doa, pujian dan pemberitaan Firman Tuhan) berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan, taat menjalani kehendak Tuhan dan menjaga kekudusan hidup di hadapan-Nya.
Sebagai keluarga kristen dan umat Tuhan, kita
semua diingatkan bahwa dalam kehiduapan yang fana ini Tuhan tetap beserta kita. Kita sama mengerti bahwa hidup kita memiliki batasan waktu. Waktu akan bergulir selamanya. Musim akan berganti. Banyak peristiwa akan kita alami: kelahiran, kematian, tawa, tangisan, peperangan dan kedamaian. Dalam setiap lembar kehidupan, kita diingatkan bahwa Tuhan yesus selalu hadir; Tuhan Yesus selalu campur tangan; Tuhan Yesus memberikan pertolongan dan kelegaan bagi setiap orang yang berseru kerpadaNya. Natal sejatinya bukan soal atribut; bukan soal pernak pernik;’ bukan soal asesoris. Pohon natal, kerlap- kerlip lampu dan topi sinterklas hanyalah simbol. Kita bisa kehilangan sukacita Natal jika kita membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan yang sama. Kita bisa kehilangan sukacita Natal jika kita sibuk dengan hal-hal yang sekunder. Yang utama adalah sungguhkah kita sudah menyambut Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang menghentikan badai kebencian dan menjadikan kita pembawa damai sejahtera. Sungguhkah terang Tuhan hadir dalam kehidupan semua anggota keluarga kita sehingga kita meninggalkan kekerasan hati dan cinta akan uang yang adalah akar dari segala kejahatan. Mari kita sambut kelahiran Yesus dengan gembira dan sukacita penuh. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita percaya kuasa Allah senantiasa memberkati keluarga kita; memberkati gereja kita; memberkati pemerintah kita untuk tetap menjaga keutuhan NKRI dengan dasar Pancasila dalam bingkai kebhinekaan. Tuhan senantiasa menyertai anak-anakNya dalam situasi apapun dan menolong mereka mengalami berkatNya yang berlimpah bersama dengan semua orang yang mengamalkan kebaikan. Selamat natal. Tuhan Yesus memberkati perkawinan kita; anak-anak kita dan keluarga besar kita. Amin.