Anda di halaman 1dari 3

KITA LAYAK MENINGGALKAN SEGALA SESUATU BAGI-NYA

Kita dapat memilih untuk melanjutkan menjalani kehidupan Kristen dalam kehidupan
bergereja secara keseluruhan dengan menikmati kesuksesan yang berdasarkan banyak standar
yang didefinisikan dunia. Atau, kita bisa memandang Yesus dengan jujur serta sungguh-
sungguh taat kepada-Nya.
Jika Yesus benar-benar seperti yang Ia sendiri katakan, kita akan menemukan bahwa
kepuasan hidup kita diperoleh dalam meninggalkan segala sesuatu secara radikal bagi Yesus.

GENANGAN AIR MATA


Di sebuah negara di Asia, mengadakan pertemuan secara rahasia adalah sesuatu yang
melanggar secara hukum. Jika tertangkap, mereka bisa kehilangan tanah, pekerjaan, keluarga,
bahkan nyawanya. Masing-masing pemimpin gereja menceritakan keluh kesahnya berkaitan
dengan penderitaan jemaatnya kemudian berlutut dan berseru kepada Allah yang dipenuhi
oleh puiji-pujian serta permohonan yang menghancurkan hati. Mereka semua mengerti
bahwa Yesus layak atas segala pengabdian mereka bagi-Nya.

SEBUAH PEMANDANGAN YANG BERBEDA


Di Amerika, pemandangannya jauh berbeda dimana banyak gereja besar dan orang-
orang Kristen dapat berkumpul bersama. Tidak banyak risiko untuk datang dan banyak orang
datang karena rutinitas normal mingguan mereka. Tak seorang pun perlu mempertaruhkan
nyawa untuk datang ke gereja.

MEMBUJUK ORANG UNTUK TIDAK MENGIKUT KRISTUS


Di akhir Lukas 9, mengisahkan tiga orang yang ingin mengikut Yesus. Sebuah
hubungan dengan Yesus mensyaratkan pengabdian yang total, superior, dan eksklusif
terhadap bentuk hubungan lain. Tidak memiliki rumah, membiarkan orang lain menguburkan
bapa Anda, bahkan tidak sempat mengucapkan salam perpisahan dengan keluarga.
Yesus tidak menggunakan tipu muslihat untuk memperoleh pengikut. Ia membuat
semuanya sangat jelas sejak awal bahwa jika ingin mengikut Dia, harus meninggalkan segala
sesuatu lain termasuk kebutuhan, keinginan, bahkan keluarga.

MENINGGALKAN SEGALA SESUATU SECARA RADIKAL


Dalam Markus 10 terdapat kisah seorang muda kaya, cerdas, dan berpengaruh yang
ingin mengikut Yesus. Tetapi Yesus menyuruh pemuda ini untuk menjual seluruh hartanya
kemudian mengikut Dia.
Dalam Matius 4, Yesus memanggil mereka untuk menjadi murid-Nya dan mengikut
Dia. Ia memanggil mereka untuk meninggalkan karier, keluarga, dan kawan mereka. Pada
akhirnya Yesus memanggil mereka untuk meninggalkan diri mereka sendiri, meninggalkan
kepastian demi ketidakpastian, meninggalkan rasa aman demi ketidaknyamanan,
meninggalkan pengakuan demi penyangkalan diri dan diperintahkan untuk menyalibkan diri
sendiri.

BAGAIMANA DENGAN KITA?


Kita takut pada arti dari pernyataan untuk menyerahkan segala sesuatu untuk mengikut
Yesus, untuk mengasihi Yesus dengan membuat segala bentuk hubungan kita yang paling
dekat di dunia terlihat remeh, bahkan takut untuk menjual segala sesuatu yang kita miliki dan
memberikannya kepada orang miskin, sehingga merasionalisasi ayat-ayat ini.
Kita menyerah pada godaan yang berbahaya untuk mengambil Yesus yang diberitakan
Alkitab dan membuatnya menjadi Yesus versi lebih nyaman bagi kita. Yesus yang tidak
keberatan dengan materialisme, tidak meninggalkan beragam bentuk hubungan, tidak
masalah dengan pengabdian seadanya, dan terhindar dari berbagai sikap ekstrem.
Kita sedang membentuk Yesus dalam gambar kita sendiri. Bahayanya adalah ketika
memuji dan menyembah, kita tidak benar-benar beribadah kepada Yesus yang diberitakan
Alkitab, melainkan bisa jadi sedang menyembah diri kita sendiri.

HARGA DARI KETIADAAN PEMURIDAN


Dietrich Bonhoeffer pernah menulis bahwa panggilan pertama dari setiap pengalaman
Kristen adalah “panggilan untuk menanggalkan segala kelekatan dunia ini.”
Dalam sebuah publikasi berita Kristen lewat surat tertulis headline “Gereja First Baptist
Menahbiskan Gedung Baru Senilai 300 Miliar Rupiah.” dan “Bantuan Gereja Baptist
Menolong Para Pengungsi Sudan”. Kalimat terakhir mengatakan bahwa Gereja Baptist
tersebut menggalang dana sejumlah 65 juta rupiah. 300 miliar untuk gedung yang megah dan
65 juta bagi ratusan ribu lelaki, perempuan, serta anak-anak yang kelaparan, di mana
sebagian besar di antaranya sekarat karena imannya kepada Kristus.
Harga dari umat percaya yang tidak serius menanggapi Yesus jauh lebih luas bagi
mereka yang tidak mengenal Kristus dan menghancurkan mereka yang sedang kelaparan
serta mengalami sengsara di seluruh dunia. Tapi, harga dari tidak bersedia menjadi murid ini
tidak hanya dibayar oleh mereka. Harga ini pun kita yang turut menanggungnya.

SEBUAH PANGGILAN UNTUK MENGUMPULKAN HARTA


Yesus menghendaki yang terbaik bagi kita. Yesus menawarkan kepuasan dari harta
kekal di surga. Di Matius 13, Yesus mengumpamakan tentang harta terpendam. Menjual
semua harta yang dimiliki untuk membeli ladang yang memiliki harta terpendam. Orang-
orang akan berkata bahwa Anda sudah gila. Namun Anda tersenyum karena Anda tahu
bahwa Anda akan memperoleh sesuatu yang lebih.

APAKAH YESUS LAYAK UNTUK SEMUA ITU?


Kita sesungguhnya telah berpaling menjauh dari Yesus. Kita dengan membabibuta dan
tanpa hikmat telah merengkuh berbagai nilai serta gagasan yang lazim bagi budaya kita. Kita
berdiri di tengah budaya yang semakin dicirikan oleh individualisme, materialisme, dan
universalisme. Kita perlu menyimak kembali perkataan Yesus, mendengarkan-Nya,
memercayai-Nya, dan menaati-Nya.
Sejak awal kita perlu berkomitmen untuk percaya pada apapun yang Yesus katakan.
Harus berkata ya pada setiap perkataan Yesus bahkan sebelum mendengarnya.
Perlu berkomitmen untuk menaati apa yang telah didengar. Injil mendesak untuk
ditanggapi. Dan pada akhirnya, kita akan bertekad untuk tidak menyia-nyiakan hidup bagi
apa pun selain keputusan tanpa kompromi dan tanpa syarat untuk meninggalkan sesuatu demi
Juruselamat yang penuh kasih serta karunia, yaitu Juruselamat yang mengundang kita untuk
mengambil risiko radikal dan menjanjikan bagi kita upah yang radikal.

Anda mungkin juga menyukai