Penanggung Jawab:
Ketua : Pdt. Suleman Allolinggi`
Anggota:
Pdt. Elvis L.Saladan
Pdt. Daniel Rori’ (Alm), meninggal tgl. 26 Juni 2022
Pdt. Albatros Palilu
Bahasa Toraja
Pdt. Elvis L. Saladan
Desain Sampul
Rantivianto Kendenan
BERBAHAGIALAH
Maupa’ tongan ia
JANGAN DICAMPURADUKKAN
Da’ anna dipasikaromok
BUSUR TUHAN
Tindak Sariran-Na Puang
LUKISAN KEHIDUPAN
Gambara’na Katuoan
TEGUHKAN HATIMU
Pabatta’i tu Penaamu
Dalam diri seseorang pasti ada rasa takut, dan hal itu
adalah manusiawi. Yang membedakan adalah sikap setiap orang
ketika menghadapi suatu ancaman atau bahaya. Ada orang yang
tenang-tenang saja, ada yang kepanikan, takut, gentar dan lain-
lain. Perlu diingat bahwa ketakutan dan kepanikan yang
berlebihan dapat mengakibatkan kelumpuhan dalam berfikir dan
bertindak bahkan dapat berakibat fatal baik pada diri sendiri
maupun bagi orang lain.
Yesaya 7:1-9 menjelaskan bagaimana bangsa Yehuda pada
zaman raja Ahas menghadapi kondisi yang amat sulit karena saat
itu raja Israel beserta raja Aram maju ke Yerusalem untuk
berperang melawan kota itu (ay. 1a). Saat itu kerajaan Yehuda
hanya terdiri dari dua suku yakni suku Yehuda dan suku Benyamin,
sementara kerajaan Israel terdiri dari sepuluh suku ditambah
dengan sekutunya yakni bangsa Aram. Diukur dari sisi jumlah,
sudah pasti bangsa Yehuda akan kalah. Keadaan inilah yang
membuat hati raja Ahas dan rakyatnya gemetar ketakutan seperti
pohon yang bergoyang tertiup angin (ay.2b).
Jika kita berada pada posisi raja Ahas atau bangsa Israel
maka sangat mungkin kita akan merasakan hal yang sama,
bingung dan panik, kepada siapa mereka akan meminta
pertolongan. Dalam kondisi inilah melalui Yesaya diberitahukan
kepada Raja Ahas, bahwa: "Tidak akan sampai hal itu
terjadi..."(ay.7). Firman-Nya melalui Yesaya mengingatkan kita
saat menghadapi masalah yang berat, yakni : keteguhkan hati,
tetap tenang, jangan takut, dan jangan hati kita menjadi kecut (ay.
4). Mengadu dan berserulah kepada Tuhan, maka Dia akan
menjawab dan akan memberi pertolongan. Amin.
BERTAHANLAH
Tumananko
TONTONGKO BANTANG
Tetaplah Teguh
TEGAKKANLAH KEADILAN
Pamanassai tu Kamaloloan
HAL DOA
Diona Kapassambayangan
PRAJURIT KRISTUS
Surodadun-Na Kristus
KUAT
Batta’
JANGAN BIARKAN
Da’ ammu kappanni
SALAH SASARAN
Tu’tun sala
BERSERULAH
Metambako
SADAR DIRI
Untandai Kale
DA’ MI PUSA
Jangan Sesat
PILIHLAH KESETIAAN
Pileimi tu mengkaola
TEMUKAN GETSEMANIMU
“Kabu’tui tu Getsemanimmu!”
REVOLUSI BATIN
Ussesse Penaa
BERSORAKLAH BAGINYA
Pela’tekanni tu Puang
JANGAN SUKA-SUKAMU
Da’ ammu ma’inaanna
BERSAMA TUHAN
Sisola Puang
MANASSA LAKURAMPANANKO
Sesungguhnya Aku akan Melepaskanmu
WASPADALAH
Matangkin komi
ATTU MA’PENDUANNA
Kesempatan Kedua
Den misa’ penanian tu nakua “satu kali kau sakiti hati ini,
masih kumaafkan, dua kali kau sakiti hati ini masih kumaafkan. Tapi
jangan sampai tiga kali, janganlah oh jangan”. Susimo nenne’ payan
lan katuoanta tolino kumua lendu’ia masussanna natarima
tanga’ta ke nenne’bangmi tu tau umpa’dikki’. Biasami bu’tu tu
kada nakua; “natolepi tu ku ben dukai taana”. Mandu makarra’ tu
ukungan-Na Puang matua lako torro tolino tu tontongbang lan
kamakarrasan umpogau’ kasalan. Iamoto anna pasaei tu uai saba’
ummangsanni tolino belanna manokamo dipakilala.
Apa lan te kanaukunganna Puang Matua tu torro tolino, tae’
anna eloranni Puang sabu’ samalele tu torro tolino, iamoto anna
kamasei tu Nuh sola to lan banuanna anna dipasalama’.Tenmito
tonna meremo tu uai saba’, napemantai Puang tu mintu’
pa’padadinNa, anna kamasei ullendui’ basse tu natanan lako Nuh.
Basse iato la mendadi attu ma’penduan lako tolino kumua anna
membalik umpogau’i tu melona situru’ parentaNa Puang. Ia tu
basse natanan Puang la tontong nakilalai tolino kumua iake
tontongi unturu’ parentaNa Puang Matua, lanapamasakke Puang
tu lipu daenan, sia mintu’ issinna te lino la dipassakke. Tae’mo
anna la ussabu’i Puang susi tu mangkamo dadi. Iatu basse natanan
Puang lako tolino ullendu’i Nuh mempayan lan misa’ tanda iamo
tu tindak sariranNa Puang. Basse iamote tu la umpamanassai
kumua denpa attu ma’penduan dipasakkaran to lino lananai sule
ma’sossoran renge’ unnangkaran pa’poraianna Puang Matua.
Kasalanmoki’ lako Puang, apa tae natampeki’. Iamoto na
benpiki’ attu ma’penduan tu mendadi attu melo lako kita la
membalik umpakala’bi’ Puang. Anna situru’ basse iato, anna
pamassakkeki’ Puang lan te te katuoanta, amin.
POGAU’I TU SIPATO’NA
Lakukan yang sepatutnya
BUAH PERTOBATAN
Buah Pengkatobaran
Apa reaksi kita jika suatu kali kita sedang berbelanja di pasar,
menjemur pakaian, atau mungkin sedang duduk santai di teras
rumah, lalu tiba-tiba ada seseorang datang dan berteriak
“Bertobatlah!” Mungkin kita akan mengira orang tersebut tidak
waras. Paling tidak kita akan kebingungan lalu mengabaikannya.
Atau jika kita yang diminta untuk melakukannya, mungkin kita
akan mengemukakan berbagai alasan: malu,takut dianggap orang
tidak waras, atau dengan alasan lain.
Akan tetapi, Yohanes Pembaptis melakukannya. Ia berseru
kepada setiap orang yang ditemuinya di seluruh daerah Yordan
demi menyambut kedatangan Yesus Kristus. Ia menyerukan
kedatangan Kristus yang akan membawa keselamatan bagi dunia.
Dalam seruan tersebut, anak Elizabet dan Zakharia ini menyerukan
pertobatan dan akan menikmati rahmat Allah. Karena itu, ia
mengajak umat untuk menerima baptisan pertobatan (bukan
baptisan menghapus dosa) sebagai tanda bahwa seseorang telah
berbalik kepada Allah.
Seruan Yohanes menuntut pertobatan yang sungguh. Ayat
10-14 menekankan bahwa pertobatan bukan hanya dengan teori
saja, tetapi juga harus berbanding lurus dengan perbuatan. Tanda-
tanda pertobatan seseorang terlihat melalui hidup yang baru, mau
berbagi, saling memperhatikan dan mengasihi (ay.11), hidup dalam
kebenaran dan meniadakan kekerasan serta perbuatan yang
tercemar (ay.13), hidup dalam perdamaian (ay.14).
Menerima Kristus harus dinyatakan melalui iman yang berbuah
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Yak.2:26 dikatakan “Sebab
seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa
perbuatan-perbuatan adalah mati”. Amin
KEBANGGAAN IMAN
Umposattuan Kapatonganan
Coba bayangkan bila dunia ini gelap gulita, Pasti tidak akan
ada kehidupan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa, dan
tidak ada makhluk yang dapat hidup. Karena itu berfirmanlah
Tuhan, "Jadilah terang. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa
terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan
Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam." (Kej. 1:3-
5a). Tuhan pun melengkapi dengan benda-benda langit: matahari,
bulan dan bintang. Dengan adanya terang, makhluk hidup dapat
bertumbuh dan hidup,manusia pun dapat melakukan aktivitasnya.
Saat ini dunia masih diliputi oleh kegelapan rohani
karena telah dicemari berbagai macam kejahatan dan dosa.
Akibatnya banyak orang yang mata rohaninya menjadi buta
sehingga tidak dapat melihat kebenaran. Itulah sebabnya dunia
sangat membutuhkan terang sejati, dan terang sejati itu adalah
Yesus kristus: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia
tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan
mempunyai terang hidup." (Yoh.8:12). Yesus telah datang
menyinari dunia ini dengan terangNya yang ajaib. Seluruh waktu,
dan hidupNya dicurahkan untuk melayani dengan penuh kasih:
mengajar, menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan
orang mati bahkan Ia rela menyerahkan nyawaNya, mati di atas
Kalvari untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
Kini Tuhan Yesus menyerahkan tugas itu kepada kita,
untuk menyinari dunia ini dengan menghadirakan Injil yang hidup
melalui pelayanan. Yesus katakan "Kamu adalah terang dunia.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang di sorga." (Mat. 5:14, 16). Amin