Anda di halaman 1dari 126

Renungan Harian Toraya

Edisi September –Desember 2022

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 1


: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 2
Renungan Harian Toraya

Diterbitkan dalam bahasa Indonesia


(Untuk kalangan sendiri oleh) :
BADAN PEKERJA SINODE GEREJA TORAJA
Jln. Ahmad Yani No. 45 Rantepao, 91831 Toraja Utara, Sulawesi Selatan
E-mail: bpsgetor@gmail.com
Website:www.bps.gerejatoraja.org

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 3


Penulis ReHaT edisi September s/d Desember 2022
Pdt.Daniel Ror (Alm), Pdt.Elvis L.Saladan, Pdt.Daud Palelingan, Pdt.Gabriel Allolinggi’, Pdt.Marga Sisong,
Pdt.Berta Patu, Pdt.Lukas Dayung, Pdt.Jhon Adi, Prop.Rappan Paledung, Pnt.Rannu Sanderan,
Pdt.Andarias Banne, Pnt.AK.Sampeasang,Pdt.Yulianus Tandisau’, Pdt.Ricard Mapandin
Pdt.Frans Pangrante

Penanggung Jawab:
Ketua : Pdt. Suleman Allolinggi`

Anggota:
Pdt. Elvis L.Saladan
Pdt. Daniel Rori’ (Alm), meninggal tgl. 26 Juni 2022
Pdt. Albatros Palilu

Bahasa Toraja
Pdt. Elvis L. Saladan

Desain Sampul
Rantivianto Kendenan

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 4


Kamis, 1 September 2022
Kejadian 39:1-23

TETAPI TUHAN MENYERTAIMU


Manassa Puang la urrondongko

Salah satu bagian yang sangat mengesankan dalam kisah


Yusuf adalah episode tentang luputnya dari godaan hawa nafsu,
saat istri Potifar membujuknya berkali-kali, bahkan memaksanya
untuk tidur dan bersetubuh dengannya.
Peluang untuk menyimpang sesungguhnya sangat besar.
Betapa tidak, Yusuf telah diberi kepercayaan dan kuasa oleh
Potifar. Saat itu rumah sedang sepi dan hanya Yusuf dan istri
Potifar yang ada di sana. Apa rahasia di balik sikap Yusuf yang
mengesankan itu? Tidak dijelaskan bagaimana Yusuf bisa menjadi
sedemikian menguasai diri, bijak dan mengambil sikap yang tepat.
Kisah Yusuf, sebagaimana kisah bapa leluhur Israel
(Abraham, Ishak dan Yakub) memang dimaksudkan untuk
mewariskan ajaran bahwa hanya karena kasih setia dan
kemurahan Allah saja, Israel terbentuk menjadi bangsa yang
besar, umat kepunyaan Allah sendiri. Berulang-ulang para leluhur
Israel jatuh dalam ketidaksetiaan kepada Allah. Tetapi demi janji-
Nya, Allah yang setia terus menyatakan kasih dan penyertaan-Nya
sehingga mereka berhasil dan disenangi. Ia nyaris jatuh, tetapi
kasih Tuhan membuatnya bisa hidup dalam pengendalian diri.
Rupanya Tuhan sedang membentuknya menjadi pribadi
yang dipersiapkan untuk menjadi berkat bagi Mesir, dan menjadi
pemimpin besar yang dengannya Tuhan memelihara
kelangsungan hidup keturunan Yakub, sebagaimana dimimpikan
Yusuf sebelumnya. Ia terancam putus asa dalam derita sampai
dipenjara tanpa kesalahan. Tetapi Tuhan menyertainya, lalu ia
menjadi kesayangan kepala Penjara. Ia dilatih untuk tidak mabuk
kekuasaan, sehingga tidak jatuh dalam pelukan wanita penggoda.
Sadarilah Penyertaan-Nya.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 5


Jumat, 2 September 2022
Mazmur 1:1-6

BERBAHAGIALAH
Maupa’ tongan ia

"Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, tapi rasa


syukur yang membuat kita bahagia." Ungkapan yang lazim ini
tentu diaminkan oleh mereka yang telah mengalaminya. Memang
bersyukur adalah kunci bahagia, namun ia bukanlah satu-satunya.
Mazmur 1 memberi wejangan tentang kebahagian dengan
menggunakan dua cara pengungkapan: kalimat negatif (ay.1, 4, 5 )
dan kalimat positif (ay.2dan3). Penggambaran ini dimaksudkan
untuk membuat jelas dan terang, dua pilihan jalan hidup: jalan
orang benar dan jalan orang fasik. Setiap orang harus memilih.
Seorang tidak bisa memilih untuk hari ini mengikuti jalan orang
benar, dan pada hari berikutnya mengambil jalan orang fasik.
Nasehat ini ditempatkan pada pasal 1 kitab Mazmur, untuk
memperkenalkan sejak awal isi dan maksud kitab Mazmur, yakni
menjadi makanan rohani yang akan membuat orang percaya terus
mengalami pertumbuhan, menikmati kebahagian hidup dari
kesetiaan mendengar, dan melakukan Firman Tuhan.
Di dalam ayat 1, Pemazmur mengungkapkan tiga level dan
tahapan dalam perkembangan sikap terkait dengan pilihan yang
negative (sesat): (1) mendengar nasehat, (2) berdiri dalam posisi
mempertimbangkan untuk ikut berbuat berdosa, dan (3)
bergabung , menjadi bagian dari kelompok pendosa yang disebut
pencemooh. Ini sama artinya dengan ikut berkanjang dan
mencemooh siapapun yang tidak mau bergabung, terutama
mereka yang memilih hidup menurut Firman Tuhan. Karena itu
mawas dirilah dan jangan membiarkan diri tergiring bagi nasehat
yang menyesatkan, apalagi mempertimbangkan untuk memilihnya
dan melakukannya. Tetaplah menikmati kebahagiaan hidup dalam
kesetiaan mendengar,dan menaati Firman Tuhan.amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 6


Sabtu, 3 September 2022
Matius 10:34-42

SECANGKIR AIR YANG PENUH ARTI


Sangirusan uai Sakke’ apa mandalan battuananna

Demi menjadikan hidup sungguh berarti, orang berjuang


sebisanya untuk menggapai capaian-capaian tertinggi,
keberhasilan dan prestasi yang membangun rasa percaya diri dan
mengokohkan identitas. Sejak kecil, banyak dari kita sudah
terbiasa mengungkapkan harapan dan cita-cita dengan
mengatakan “saya akan berjuang untuk menjadi orang yang
berguna bagi keluarga, bagi gereja dan masyarakat.” Kita
membangun pemahaman bahwa hidup yang berarti adalah hidup
yang memberi dampak positif kepada yang di luar diri sendiri.
Kedengarannya sangat mulia bahwa demi hidup yang
berarti, kita berjuang, bekerja keras dan tekun. Demi masa depan
anak, demi keluarga besar, bahkan demi masayarakat, kita
melakukan yang terbaik. Namun, ketika pernyataan-pernyataan
kita sampaikan kepada Yesus, apakah tanggapannya?
Ternyata tanggapa-Nya mengejutkan. Kehadiran-Nya
menuntut setiap orang mengambil keputusan yang
berkonsekuensi sangat luas dan mendasar, termasuk sampai pada
putusnya hubungan dengan orang-orang terdekat, yakni keluarga
(ay.35-37). Tentu yang dimaksudkan adalah ketika anggota
keluarga belum mengambil pilihan yang sama, yaitu mengikut
Yesus. Banyak ceritera kita dengar, bahkan ada kisah nyata yang
kita lihat mengenai tersingkirnya seseorang dari persekutuan
keluarga karena keputusan iman, memilih pindah agama.
Keputusan mengikut Yesus menempatkan kita pada posisi
melihat segala sesuatu dalam hidup ini menjadi berarti hanya
karena Kristus. Hanya demi Kristus, apapun yang kita lakukan dan
alami dalam hidup ini menjadi berarti. Demi Kristus, secangkir air
pun menjadi berarti dalam pelayanan kepada sesama (ay.42). Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 7


Minggu, 4 September 2022
2 Raja-raja 17:24-41

JANGAN DICAMPURADUKKAN
Da’ anna dipasikaromok

Salah satu kisah yang unik dalam sejarah Israel sebagai


kisah Allah adalah dilibatkannya raja Asyur (bangsa kafir, musuh
Israel) dalam menyatakan kebaikan kepada umat Israel. Kebijakan
raja Asyur yang mendukung keberagaman dan kebebasan
beragama bagi setiap orang, termasuk warga dari bangsa jajahan,
telah menjadi jalan masuk bagi berkembangnya kehidupan
beragama secara sinkretis (menyesuaikan dan menggabungkan
lebih dari satu keyakinan dan praktik beragama (ay. 33).
Tentu saja raja Asyur lebih mengutamakan kepentingan
poltik, dan karena itu ia tidak menganggap masalah untuk
mewajibkan warga Asyur yang dibawa ke wilayah Samaria untuk
beribadah kepada Allah orang Israel (ay. 27-28), sambil tetap
menyembah juga dewa sembahan mereka di tempat asalnya,
termasuk penyembahan yang mengurbankan manusia (ay. 30-31).
Apa yang keliahatannya baik dan bijak, setidaknya dalam
rangka merangkul seluruh rakyat, tidak sesuai dengan perjanjian
yang diadakan oleh Allah, yang telah menuntun umat Israel keluar
dari tanah Mesir dan menjamin kelepasan mereka dari tangan
semua musuh. Kebijakan raja dan kecintaan rakyat kepada adat-
istiadat nenek moyang telah melanggengkan praktik beragama
yang menyimpang, menduakan dan mencampuradukkan.
Lain halnya dengan yang masih sering dianut dan
dipraktekkan oleh sekelompok orang di beberapa daerah:
dianggap sebagai sesuatu yang bijak kalau adat-istiadat dipisahkan
dari agama. Kita bersyukur bahwa gereja terus mengupayakan
supaya warga gereja tidak tersesat dengan menjadikan adat-
istiadat sebagai semacam agama baru melainkan sebagai anugrah
Allah yang dihidupi dalam iman, untuk memuliakan Tuhan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 8


Senin, 5 September 2022
1 Timotius 4:1-16

POPA’BIASAKO KALEMU MENGKAOLA


Latilah dirimu Beribadah

Iatonna linona sia rasulu’ Paulus, sala misa tu nasanga tau


mandu parallu sia melo iamo tu umpopa’biasa kale, ma’ola raga
tasangannii lan lino totemo. Dipatorro keangga’ tu umpemeloi
a’gan pa’kalean sia untampa rupa maelo. Torro maleso tu patu
borongna iamo tu kumua anna tontong tu kamalekean sia
mototo’ tu batang kale, maballo dimanta rupa sia ma’iringanna
napolalan ombo’ kamasannangan belanna pa’tendeng.
Torro maleso tu patu borongna, tu nakua rasulu’ Paulus
umpokadai sidi’ri patunna (ay. 8) Tang pirari tu sulapa’ nanii
kebattuan, na sattu’ dukari attunna. Dennia tu mandu parallu sia
keangga’ massae lako lan mintu’na a’gan iamo tu umpopa’biasa
kale lan kamengkaolan. Lan manna kamengkaolan dinii umperasai
katuan tongan, lan mintu’ sulapa’ sia massae lako.
Lendu’ mabanda’na tu lalan katuoan, susi tu naolai misa’
to mangura disanga Timotius lan pa’kamayan. Buda tu magasanna
sia mepapussak. Den tu tau sorong boko’mo diomai kapatongan,
anna lolang ma’pangada’ sala, umpa’buda-budai ulelean tang
kebattuan.
Torro maleso kumua tae’ patunna lan pa’kamayan tu la
sita’gen diona apa tang manassa sia tang kebattuan. Mendadi
sakkalangan iake a’gan kamalamman sia katangpalambiran,
susinna duka belanna kamanguran, tu nanii tu’tun pa’tangaranta.
Moi anna susito inang pembuda dukaki’ tu umpake sala attu
untangnga’ sia ussita’genni apa tang keangga’, unnulang lambe’
tuna’ tang manassa. Dikua anta tilendok diomai kabiasan susi to,
maikomi ta tontong umpopa’biasa kale lan kamengkaolan.
Mengakola battuananna umpeonganni kale sia pa’poraianta, anta
palulakoi Puang tu mintu’na. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 9


Selasa, 6 September 2022
Yeremia 19:1-15

DENGARLAH YANG PATUT DIDENGAR


Tananni talinga tu sipatunna diperangi

Bayangkanlah bagaimana sulitnya hidup kalau tidak tahu


harus ke mana dan bagaimana. Lebih mudah seeokor kuda
berjalan ke suatu tempat yang baru sama sekali dari pada seorang
muda yang hendak pergi ke tempat yang tentangnya ia belum
pernah mendengar apapun. Kuda bergerak dengan naluri, tetapi
manusia bergerak dalam kesadaran dan tanggungjawab
(kebebasan memilih), memenuhi panggilan hidupnya. Dalam
rangka itulah, mendengar Firman-Nya menjadi keniscayaan.
Tidak mendengar Dia akan mendatangkan hukuman, yakni
hukuman sebagai wujud lain dari kasih yang agung, kasih yang
tidak membiarkan umat menjadi binasa selamanya. Gambaran dari
hukuman-hukuman yang amat mengerikan disampaikan melalui
nubuat nabi Yermia, puncaknya adalah munculnya sifat dan
tindakan kanibal (manusia memakan daging manusia- ay. 9). Ini
adalah gambaran masyarakat yang tak bisa memperbaiki dirinya
lagi, menjadi seperti tembikar yang pecah.
Gambaran yang sedemikian mengerikan itu bukan muncul
sekonyong-konyong melainkan sebagai akibat dari sikap tidak
mendengar dan keras kepala dari umat yang sangat disayangi-Nya
(ay.15). Sikap tidak mendengar telah melahirkan kehidupan
beragama yang rusak sama sekali. Ppenyembahan kepada ilah
lain, sampai pada bentuk penyembahan yang sangat bodoh, yakni
mengorbankan anak sebagai persembahan (ay. 5).
Hidup tidaklah mungkin tanpa mendengar Firman Tuhan,
seperti dalam salah satu semboyan reformasi sola scriptura. Selalu
terbuka dan sedia mendengarkan-Nya akan membawa kita terus
bertumbuh dalam hidup yang semakin berkenan kepadanya.
Secara praktis, itulah jalan benar dan sejati untuk membangun
pribadi dan hidup bermasyarakat yang memuliakan Tuhan. Amin
: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 10
Rabu, 7 September 2022
Lukas 18:18-30

BUKAN KARENA KAMU BAIK


Tangia belanna masokanko

Salah satu yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya


adalah bahwa manusia adalah mahluk bermoral. Karena itu,
adalah wajar bahwa salah satu kriteria pribadi berkualitas adalah
kebaikan moralnya. Namun demikian, betapapun pentingnya
moral yang baik, ia bukanlah penentu kehidupan. Seandainyapun
kebaikan moral bisa menyelamatkan, ternyata itu menjadi amat
sulit oleh karena moralitas yang paling tinggi adalah mengakhiri
kelekatan kepada materi (harta benda) dan semua yang manusia
kejar di dunia ini. Yesus menggambarkannya dengan mengatakan
lebih baik seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada
seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Sorga (ay. 25). Orang kaya
sendiri menyimpulkan bahwa tidak ada orang yang bisa mencapai
kulatis moral (moralitas) yang ideal.
Bagi manusia itu mustahil, tetapi bagi Allah taka ada yang
mustahil. Manusia sangat sulit memutuskan kelekatan kepada apa
yang diingini atau membuatnya senang, menikmati hidup. Tetapi
Allah sendiri bahkan rela mengosongkan diri, meninggalkan takhta
kemuliaan-Nya, datang ke dunia, menjadi manusia. Kristus, Anak
tunggal Allah, rela menderita, dan mati di kayu salib (Fil.2:6-8).
Bermoral baik itu bukanlah tujuan yang salah. Tetapi moral
yang baik bukanlah yang paling penting, apalagi menentukan
keselamatan. Keselamataan hanya mungkin karena kemurahan
Allah. Aminkanlah anugrah keselamatan itu, maka kebaikan
moralmu akan menjadi persembahan hidup yang berkenan
kepada-Nya. Kalau engkau merasa sulit untuk menerima bahwa
keselamatan bukanlah usahamu, itu juga adalah pertanda bahwa
iman itu sendiri juga adalah pemberian Tuhan. Mintalah supaya Ia
selalu menambahkan dan memelihara imanmu.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 11


Kamis, 8 September 2022
1 Timotius 1:1-11

TUJUAN NASIHAT ADALAH KASIH


Ia tu patunna pa’pakilala iamo tu Pa’kaboro’

Seorang ayah bernama Penya memiliki anak bernama


Talling. Dia sangat mengasihi anaknya itu dan selalu menuruti
keinginan anaknya. Bapak Penya berpikir jika dia selalu menuruti
keinginan anaknya maka itu menjadi bukti kasihnya kepada
anaknya. Suatu ketika Talling melakukan kesalahan karena
mencuri uang tetangga. Namun ayahnya tidak menegurnya
karena takut menyakiti anaknya. Akhirnya anaknya bertumbuh
menjadi seorang yang gemar mencuri karena tidak pernah
dinasihati oleh ayahnya.
Kasih selalu dinyatakan Tuhan kepada umat manusia. Untuk
itu sebagai orang yang dikasihi, manusia tentu harus saling
mengasihi pula. Kasih itu dapat diwujudkan dengan saling
menasihati. Hal itu ditekankan rasul Paulus kepada Timotius untuk
terus berada di Efesus. Mengapa? karena di Efesus telah banyak
muncul pengajar-pengajar sesat. Mereka mengajarkan sesuatu
yang tidak mereka imani dan hanya dengan perkataan-perkataan
sendiri (ay.7). Mereka menggunakan Hukum Taurat untuk
memberi pengajaran yang sesat kepada orang di Efesus, sehingga
banyak orang yang mulai terpengaruh pada pengajaran mereka
karena menggunakan Hukum Taurat dan mengatasnamakan
Tuhan. Timotius kemudian diutus untuk menasihati mereka,
namun Timotius merasa ragu untuk pergi menasihati mereka.
Tetapi rasul Paulus menekankan bahwa bukti dari kasih yang
sungguh ialah saling mengasihi. Tujuan nasihat itu ialah kasih yang
timbul dari hati (ay. 5). Demikianlah hendaknya kehidupan kita
terus memancarkan kasih Allah. Kasih itu bisa dinyatakan dengan
saling menasihati ketika ada sesama yang melakukan kesalahan.
Jangan biarkan sesama kita terus hidup dalam dosanya. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 12


Jumat, 9 September 2022
1 Petrus 2:1-10

JADILAH SEPERTI BAYI


Susi komi pia’-pia’

Jika kita melihat bayi yang sedang menangis, apa yang


pertama kali muncul dalam pikiran kita untuk menenangkannya?
Tentu banyak yang berpikir tentang memberikannya susu
sehingga bayi itu berhenti menangis. Hal itu karena bayi selalu
ingin susu ketika ia lapar. Jadi wajarlah ketika bayi itu menangis,
kita akan memberikannya susu. Susu yang baik juga akan
membuat bayi itu bertumbuh dengan sehat.
Demikian pula digambarkan dalam perikop pembacaan kita
bagaimana kehidupan orang percaya harus seperti bayi yang rindu
meminum susu yang murni dan Rohani. Umat Tuhan digambarkan
sebagai bangsa yang telah dipilih Tuhan bahkan kepunyaan Allah
sendiri yang telah dipanggil dari kegelapan menuju kepada terang-
Nya yang ajaib (ay. 9). Untuk itu mereka harusnya hidup bukan lagi
dengan kehidupan duniawi. Mereka harus membuang segala
kejahatan, tipu muslihat dan segala macam kemunafikan,
kedengkian dan fitnah (ay. 1). Bukan hanya sekadar membuang
yang tidak baik tetapi mereka harus merindukan kebenaran
seperti seorang bayi yang ingin akan susu. Sehingga batu penjuru
akan menjadi batu hidup dalam kehidupan mereka untuk terus
memberitakan perbuatan Allah yang besar. Mereka harus
mengingat bahwa mereka yang duhulu telah berbeda dengan
yang sekarang. Sekarang mereka adalah umat Allah (ay. 10).
Kita semua juga telah dikasihi Tuhan dan dipanggil untuk
hidup benar. Kita membuang semua perbuatan yang tidak
berkenan kepada Tuhan yang sering kita lakukan. Kita harusnya
merindukan kebenaran Tuhan seperti seorang bayi yang
merindukan air susu. Mari hidup dalam kebenaran karena kita
adalah milik Tuhan, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 13


Sabtu, 10 September 2022
Yohanes 10:11-21

GEMBALA YANG BAIK


To mangkambi’ Masokan

Tentu kita semua pernah melihat orang yang sedang


menggembalakan ternaknya. Secara khusus bagi masyarakat
Toraja, ternak yang paling akrab digembalakan adalah kerbau
(tedong). Gembala yang baik tentu akan merawat kerbaunya
dengan baik. Mencarikan rumput yang segar, memberikan air
yang cukup serta memandikan kerbaunya. Berbeda dengan
gembala yang asal-asalan. Mereka lebih suka bersantai bermain
handphone atau menonton atau melakukan hal lain daripada
memperhatikan kerbaunya.
Dalam bacaan ini, Tuhan menjelaskan hubungannya dengan
umat manusia dengan menggunakan pengandaian tentang
gembala dan domba-domba. Tuhan menggambarkan diriNya
sebagai gembala yang baik yang menggembalakan umat manusia.
Dia menggembalakan dengan penuh kasih. Bahkan memberikan
nyawanya bagi keselamatan domba-dombanya. Ketika dombanya
dalam bahaya dan terancam keselamatanya, maka Dia akan tetap
setia melindungi dan menyelamatkan domba gembalaanNya (11).
Sementara itu, pengajar-pengajar sesat, para pemimpin dan
penguasa diandaikan gembala upahan. Mereka tidak setia
merawat dombanya bahkan ketika bahaya datang mereka lari
meninggalkan dombanya (12). Tuhan adalah gembala yang baik
yang sungguh mengenal dan melindungi serta memberi
keselamatan bagi dombanya.
Kita semua adalah domba-domba milik Tuhan. Kita percaya
dan mempercayakan seluruh kehidupan kita padaNya. Di saat kita
memiliki pergumulan yang berat, sakit penyakit, masalah dalam
keluarga, pekerjaan, pendidikan, kita percaya Tuhan sang gembala
akan menolong dan memberikan keselamatan bagi kita, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 14


Minggu 11 September 2022
Kejadian 9:1-17

BUSUR TUHAN
Tindak Sariran-Na Puang

Allah yang kita sembah adalah Allah yang setia terhadap


janji-Nya. Janji Allah adalah janji keselamatan dan damai sejahtera,
yang patut diyakini oleh setiap orang percaya.
Demikianlah ditunjukkan Nuh walaupun menghadapi
tantangan dan cemoohan namun tetap setia terhadap apa yang
dijanjikan Tuhan kepada-Nya. Atas kesetiaan Nuh, ia menerima
berkat berupa janji akan memiliki keturunan yang banyak dan
memenuhi bumi (1), dia diberi wewenang untuk berkuasa atas
segala mahluk (2), kepadanya diperkenankan untuk memakan
semua yang bergerak dan hidup serta tumbu-tumbuhan (3),
walaupun sebelumnya manusia hanya boleh makan tumbuhan
dan pohon yang berbiji (Kej.1:29). Disamping itu setelah peristiwa
air bah, Tuhan berjanji untuk tidak lagi akan memusnahkan bumi
ini dengan air bah (11). Janji Allah bukan hanya diperuntukkan bagi
Nuh bersama keturunannya, tetapi juga untuk seluruh mahluk
yang ada di bumi, dan janji itu bukan pula berlaku hanya untuk
sementara waktu namun berlaku untuk selama-lamanya.
Sebagai tanda perjanjian Allah, Dia meletakkan sebuah
busur pelangi di atas awan untuk menggambarkan bahwa janjinya
adalah janji yang mutlak dan penuh dengan kemuliaan-Nya. Busur
adalah sebuah senjata yang digunakan untuk melepaskan anak
panah. Ketika busur masih dipegang bersama anak panah berarti
peperangan masih berlangsung atau kesiapan untuk menghadapi
musuh, namun ketika busur itu suda dilepas maka itu menjadi
pertanda bahwa peperangan sudah usai. Busur Tuhan menjadi
tanda bahwa perjanjiannya tetap berlangsung, dan DIA akan terus
mengingat janji-Nya dan siapa yang setia dan tetap memegang
teguh janji Tuhan, maka ia akan mewarisi janji Allah.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 15


Senin 12 September 2022
Amos 7:1-6

TOREIMI UMBALI-BALI PUANG


Berhentilah melawan Tuhan

Sitonganna ke dipemarangai temai ma’rupa-rupa


kakadakean tu napogau’ torro tolino totemo, manassa sipatu
marussa’ tu tanga’ta sia penaanta untiroi. Budabangmo temai
penggauran tangdikapang, sia penggauran tu biasa nakua toraya
penggauran tangnakande asu sia tangla natiro bati’. Apa mui anna
susito, butung tangtikadangmo tu tau umpogau’i, susinnamo to
papatean, urromok tang apanna, untengkai randan dali’
(berselingkuh) sia senga’-senga’na. Na belanna dadimo susito,
nenne’mi dipokada kumua mbai nala gama’mo tu lino,
Marussa’ tanga’na Nabi Amos untiroi tu taunna Puang
Matua attu iato belanna ia tu katuoannana manassa naponnoimo
ma’rupa-rupa penggauran maruttak. Mandupa masussa penaanna
tonna dipatiroan tu ukungan kasengkean-Na Puang Matua kumua
lasae tu Batik unnimbakanni tomai mintu’ apa tuo diongmai
padang, sia lanatambai Puang Matua tu api la umpalalo ukungan.
Api iato napamarangke tu uai kapua sia la nakande duka tu
pa'pa'laka (ay.4). Manassa maparrang tongan tu kasengkeanna
Puang Matua diona tu penggauran megi’giran napogau’ tau ia
tomai. Iamo bannangna to anna mengkamoya tu Nabi Amos lako
Puang Matua nakua “O Puangta PUANG, paradanmi! Umbara
nakua tu Yakub ungkullei torro bendan, belanna bitti'?
Napenassannimi PUANG tu iannato. Tae' duka anna la dadi tu
iannato, kadanNa Puangta PUANG” (ay.5,6).
Sipatu ladikatottongi kumua tae’ anna la ma’pakappa tu
Puang Matua untiroi temai penggauran kadake napogau’ torro
tolino. Manassa lana pasae tu ukungan ummangsanni tu mintu’ to
tontong tumanan umpogau’ kakadakean. Iamoto sipatuki’
tontong sipakilala da’anna mukkun rorak tu kakadakean.Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 16


Selasa 13 September 2022
2 Petrus 3:1-13

PASTI AKAN DATANG


Manassa inangla sae

Dua peristiwa yang berbeda dalam menggambarkan


bagaimana kedatangan Yesus kembali. Tentu kita sudah
menyaksikan bahkan kita sendiri yang mengalaminya ketika
seseorang yang akan menikah, ketika tiba pada hari pelaksanaan
pernikahan, pengantin laki-laki harus lebih dahulu ke rumah
pengantin perempuan untuk menjemput penganting perempuan
dan biasanya diiringi oleh rombongan yang cukup banyak, tentu
dan dilengkapi dengan assesoris baik kendaraan maupun para
keluarga yang mengantarnya. Bahkan pada saat pelamaran, calon
pengantin laki-laki harus melamar ke rumah calon pengantin
perempuan, dan diantar keluarga besar. Berbeda dengan pencuri,
tentu tidak ada yang tahu siapa yang akan mencuri atau sang
pencuri tentu tidak akan pernah menyampaikan kepada orang lain
bahwa ia akan pergi mencuri.
Itulah gambaran kedatangan Yesus kembali yang
diceriterakan dalam Alkitab bahwa Ia akan datang seperti seorang
pengantin laki-laki yang datang untuk menjemput mempelai
perempuan. (Orang percaya digambarkan seperti mempelai
perempuan dan Yesus sebagai pengantin laki-laki). Tetapi juga
kedatangan Yesus digambarkan seperti pencuri.
Bagi kita selaku orang percaya tidak perlu mempersoalkan
apakah Dia datang seperti pengantin laki-laki, atau datang seperti
pencuri. Yang jelas bahwa Ia pasti akan datang kembali
sebagaimana yang dijanjikan-Nya. Kedatangannya memang harus
dinantikan.Kapan? tidak perlu menjadi kerisauan. Kita siap saja dan
tetap setia memelihara Iman kepada-Nya sehingga ketika Ia
datang, ia akan mendapati kita seperti perempuan bijaksana yang
tidak kehabisan minyak. (Mat.25:4).Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 17


Rabu 14 September 2022
Lukas 22:54-62

BELAJAR PADA PETRUS


Melada’ lako Petrus

Tidak sedikit dari sejumlah orang yang akhirnya


melupakan hal yang ia pernah ucapkan karena mengalami tekanan
hidup entah secara ekonomi maupun secara fisik. Bahkan karena
keadaan-keadaan inilah ia meninggalkan keyakinannya demi
mencari keadaan yang lebih aman.
Petrus menyaksikan bahwa gurunya sedang ditawan dan
dibawa ke rumah Imam Besar untuk di adili (ay.54-55). Hal ini
membuat Petrus sangat ketakutan, ahirnya ia memilih untuk
menyelamatkan dirinya, bahkan sampai tiga kali ia berusaha
menyangkal bahwa ia bukan pengikut Yesus (ay. 56-60). Padahal
Jika sebelumnya Petrus pernah mengatakan dengan tegas dan
pasti bahwa dirinya siap mati bersama Yesus, namun ternyata
Setelah Yesus ditangkap ia suda lupa dengan pernyataannya. Ia
memang ikut bahkan menyaksikan penangkapan Yesus tetapi
selanjutnya ia tak berani berbuat apa-apa karena pada akhirnya ia
menyangkal walaupun pada akhirnya Petrus menangis karena
menyesali perbuatannya.
Pengakuan iman kita kepada Kristus adalah modal utama
untuk membuat kita tetap teguh menghadapi berbagai tekanan
kehidupan. Memang tak mudah untuk tetap bertahan
menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan tetapi
janganlah akhirnya berhenti pada tindakan menghianati dengan
menyangkali Kristus. Sikap Petrus memberi perenungan kepada
kita bahwa ketakutan sering membuat kita mengingkari dan
melupakan semua kata-kata indah yang pernah kita ucapkan. Oleh
karena itu, marilah kita mengintropeksi diri bahwa apakah selama
ini kita sudah menghianati Kristus yang dari pada-Nya kita
mengharapkan pertolongan dan kehidupan kekal. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 18


Kamis 15 September 2022
Mazmur 113:1-9

MEMUJI KEBAIKAN TUHAN


Umpakala’bi’ Kamasokanan-Na Puang

Pernahkah anda menyaksikan seorang pejabat atau


seorang bangsawan yang akhirnya turun dari kursinya dan
langsung menjumpai mereka yang misikin dan membuatnya
sama dengan mereka yang merasa berkecukupan?
Mazmur 113 merupakan pujian yang mengajak semua
orang yang disebut hamba Tuhan untuk memuji dan memuliakan
Tuhan sepanjang hari (ay.1-3). Pemazmur menekankan bahwa
Pujilah Tuhan yang maha tinggi yang mengatasi segala bangsa serta
kemuliaan-Nya mengatasi langit (ay.4). Pemazmur mengakui
bahwa Tuhan lebih besar daripada ciptaan-Nya, baik yang di bumi
maupun yang di surga, walaupuan dalam kemuliaan-Nya Tuhan
berkenan memperhatikan ciptaan-Nya (ay.5-6) Ia menegakkan
keadilan-Nya bahwa: “Ia menegakkan orang yang hina dari dalam
debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk
mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan,
bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya. Ia
mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu
anak-anak, penuh sukacita. Haleluya!” (ay.7-9).
Allah telah menyatakan bahwa Dia akan membuat orang-
orang miskin sama seperti mereka yang berkecukupan, dan itulah
yang membuat pemazmur kagum terhadap Kasih Allah yang
membuat orang-orang miskin terangkat dari kemiskinannya.
Dalam Yesus Kristus kita telah diangkat dari keberdosaan kita
ibarat orang-orang miskin yang tak berdaya diangkat dan
ditempatkan pada posisi yang selayaknya. Anugerah Allah dalam
Yesus Kristus telah menyelamatkan kita. Dia telah mengangkat
kita dari ketidak berdayaan karena dosa, dan ditempatkan di sisi-
Nya untuk mengalami damai sejahtera. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 19


Jumat 16 September 2022
Roma 8:31-39

DIMENANGKAN DALAM KRISTUS


Dipapatalo lan Kristus

Kita sering mendengar bahkan menyanyikan lagu “Apa


yang dapat memisahkanku?Dari kasih-Mu, Tuhan, sahabatku
Kelaparankah? Ketelanjangankah?Tak satupun, tak satupun”. Lagu
ini memberi pesan bahwa dalam Kristus kita dibenarkan sehingga
dalam keadaan apapun Dia tak akan meninggalkan kita
Pada bagian ini Paulus menekankan bahwa orang percaya
adalah umat yang dimenangkan oleh anugerah Allah (ay.37).
Bahwa sekalipun kita telah jatuh kedalam dosa, Allah tetap
mengasihi dan terus menopang kita dalam pergumulan melawan
dosa. Anugerah Allah itu telah dinyatakan dalam kematian dan
kebangkitan Yesus (ay.31-32). Dengan demikian tidak ada yang
dapat menggugat keberadaan orang percaya sebagai anak-anak
Allah karena Dia sendirilah yang akan tampil sebagai Pembela
Agung bagi anak-anak-Nya (ay.33-34). Perlu direnungkan bahwa
akibat dosa adalah penderitaan, penganiayaan dan berbagai
cobaan kehidupan, tetapi oleh kasih dan anugerah-Nya ia akan
tetap membela dan memenangkan kita dalam menghadapi
beragam pergumulan. Karena itu kita harus tetap teguh dalam
Iman kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat
memisahkan anak-anak Allah dari kasih dan kuasa Allah.
Firman Tuhan dari bacaan ini memberikan keteguhan Iman
bagi kita bahwa Kasih Allah kepada kita adalah kasih yang Kekal
yang tidak dapat dikuasai oleh kuasa apapun termasuk kuasa
dosa. Tanggung jawab kita selaku pengikut Krstus adalah
merespon kebaikan dan anugerah Allah itu melalui kesetiaan kita
kepada-Nya. Kasih dan Anugerah Allah diberikan kepada siapapun
secara Cuma-Cuma, dan karena itu siapapun yang dengan setia
menaruh harapan kepada-Nya, Dia akan dikasihi-Nya. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 20


Sabtu 17 September 2022
Markus 12:41-44

PERSEMBAHAN YANG TULUS


Pemala’ naturu’ kamasorokan

Pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah, apakah


persembahan yang kita serahkan kepada Allah tiap minggu atau
persembahan khusus lainnya telah diyakini sebagai persembahan
yang benar? Dan apakah persembahan yang kita serahkan itu
adalah persembahan yang paling kita hargai dan sukai?
Ketika Yesus memerhatikan setiap orang yang memberi
persembahan di bait Allah, terlihat bahwa ada sejumlah orang
kaya yang memberi dari kelebihannya dengan jumlah yang besar.
Selain itu ada pula janda miskin yang memberi persembahan dari
kekurangannya dengan jumlah dua peser yang terkecil jumlahnya
(ay. 42). Dengan melihat itu, Yesus berkata kepada murid-murid-
Nya: "Sesungguhnya janda miskin itu memberi persembahan jauh
lebih banyak dari semua yang memberikan persembahan. Sebab
mereka semua memberi dari kelebihannya, tetapi janda itu
memberi dari kekurangan, bahkan seluruh nafkahnya (ay.43-44).
Lalu bagaimana dengan kita? Apakah persembahan yang
telah kita berikan setiap minggu atau persembahan dalam bentuk
lainnnya sudah merupakan respon yang sungguh atas kasih dan
berkat Allah dalam kehidupan kita? Sanggupkah kita memberikan
apa yang terbaik yang kita miliki untuk pelayanan memuliakan
Tuhan? Tentu tak mudah melepaskan apa yang sudah kita miliki
sambil mengharapkan sesuatu yang belum kita lihat, tetapi dalam
iman, kita selalu diyakinkan bahwa segala sesuatu yang kita
persembahakn kepada Allah dengan kebenaran dan ketulusan
maka Allah sendirilah yang akan membuka segala kemungkinan
buat kita untuk mendapatkan segala sesuatu yang kita butuhkan.
Kita harus yakin bahwa jika kita tulus memberikan persembahan
maka Allah akan melakukan segala yang baik untuk kita. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 21


Minggu 18 September 2022
Kisah Para Rasul 4:1-22

TANTANGAN MENJADI PELUANG


Sakkalangan umpamaluangan lalan

Gereja berdiri karena penginjilan. Inti pemberitaan Injil


adalah Yesus Kristus yang bangkit, dan telah menebus manusia
dari kematian karena dosa. Penginjilan bukanlah sesuatu yang
mudah. Kurang lebih 2000 tahun melintasi zaman, penginjilan
selalu menemui rintangan dan tantangan, namun karena
komitmen yang teguh oleh para pemberita Injil sejak Para Rasul
sampai hari ini, berita Injil semakin tersebar di seluruh dunia.
Setelah peristiwa penyembuhan orang lumpuh yang
mencengangkan banyak orang, Petrus dan Yohanes
memberitakan bahwa di dalam Yesus ada kebangkitan dari antara
orang mati (ay.2). Pemberitaan tersebut dipermasalahkan bagi
sebagian besar pemuka agama Yahudi, terutama dari golongan
Saduki yang tidak mempercayai adanya kebangkitan orang mati.
Akhirnya kedua Rasul tersebut ditangkap dan diadili dengan
pertanyaan “dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah
kamu bertindak demikian itu? (ay. 7). Walaupun mereka diancam,
namun oleh kuasa Roh Kudus Petrus dengan tegas menjawab:
dengan kuasa Yesus dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
selain di dalam Dia! (ay. 8-12). Pernyataan Petrus diperkuat dengan
adanya bukti melalui kehadiran orang yang disembuhkan dalam
nama Yesus (ay. 14). Hal inilah yang membuat kedua Rasul
terbebas dari hukuman sekaligus membuat berita Injil justeru
semakin menyebar.
Penginjilan adalah tanggungjawab yang melekat di dalam
diri setiap orang percaya. Sekalipun tidak mudah tetapi kita
percaya bahwa Tuhan akan selalu memberi kita hikmat dan
keberanian, bahkan kita dapat menjadikan tantangan dan tekanan
menjadi peluang bagi pemberitaan Injil. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 22


Senin 19 September 2022
Yeremia 9:12-22

UNNOLA LALAN TONGAN


Berjalan pada jalan yang benar

Iatu katuoan dipaten to misa’ kalingkan, den dinii ke’de’,


den dinii rampo. Iake ditandaimi umba la dinii rampo ba’tu umba la
dipatu, ke’de’moki’ to anta lumingka unnola lalan mempatu lako
tu inan ladinai rampo. Nenne’ den tu tanda ba’tu pedullu ditiro
diolu lalan tu medulluan pempatuan lako simisa’-misa’ inan ba’tu
tondok dikua da’ anna pusa tu tau. Iake di turu’i tu pedullu lalan
manassa tae’ anna den la pusa sia manassa la rampoki’ lako tu
inan ba’tu tondok ladipatu.
Napakilalaki’ te kadan-Na Puang kumua iatu Puang Matua
manoka ditimba oloNa. Nasassan Puang Matua ke sirau ta’nakki
dosa tu kapatonganan lan katuoanna to lino. Susi To Israel
untampemo Sukaran AlukNa Puang Matua, sia tangnaperangimo
tu gamaranNa, menombamo lako deata, ia tomai bati’na nenne’
dukamo nasiossoi’ tu kamenomban lako deata. Sitonganna, iatu
Sukaran Aluk ba’tu Taurat, iamo penggarontosan kapealukan lan
pangosso’ dolo (Perjanjian Lama), tu mepatudu kumua umba
ladikua siumpu’ melo Puang Matua sia padanna to lino, apa
tae’mo naturui’ To Yehuda. Na belanna nabokoi’mo tu sukaran
aluk-Na Puang saelako diparampoi ukungan naurunganni ia tu
tondokna mendadimo susi padang pangallaran (ay.12) Tae’mo
upu’na ditiro sia dirangngi tu kamatean sia bating (ay.17-22), na
ma’katampakanna dipali’ lako lako misa’ tondok mambela. Iamoto
tu buanna kamakarrasan ullutu tombang sukaran Aluk-Na Puang.
Nakamaseanmoki’ Sukaran Aluk-Na Puang Matua kumua
anna padulluanki’ tu lalan sipatu ladiola, da’mo anna den sepang
lako lalan senga’ da’ anta pusa. Ondonganna la unnadai’ki’ anta
tontong bantang ma’patongan dikua anta toyang diomai ukungan
sia tontong mempatu lako kamarampasan. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 23


Selasa, 20 September 2022
Yeremia 10:1-10

PENYEMBAHAN YANG BENAR


Kamenomban Tongan

Salah satu tantangan besar dalam kehidupan beragama


Orang Israel adalah penyembahan berhala. Bangsa-bangsa yang
ada di sekeliling Israel mempraktekkan penyembahan berhala
dalam berbagai bentuk. Mereka membuat patung sebagai
gambaran dewa-dewi yang disembah serta percaya kepada tanda-
tanda alam yang ada di langit dengan pemahaman yang mereka
buat sendiri. Hal inilah yang mempengaruhi Orang Israel sehingga
mereka ikut melakukan dan mempercayainya. Akibatnya
penyembahan kepada Tuhan sebagai satu-satunya yang berkuasa
diabaikan bahkan cemari
Untuk itulah nabi Yeremia diutus Tuhan untuk
menyampaikan pengajaran dan peringatan atas praktek
penyembahan berhala yang sudah merasuki umat Tuhan. Nabi
Yeremia dengan tegas menyebut perbuatan mereka sebagai
sesuatu yang bodoh dan dungu karena menyembah buatan
tangan manusia sendiri. Patung yang dibuat dan disembah adalah
benda mati yang tanpa jiwa dan perasaan yang berasal dari dalam
dirinya sendiri (ay.5). Nabi Yeremia mengingatkan orang Israel
bahwa kekuasaan Tuhan adalah kekuasaan yang melampaui
segala kuasa yang ada. Kekuasaan tersebut telah terbukti dalam
sepanjang sejarah, yang tidak hanya dilihat dan diketahui oleh
Orang Israel, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain dan
menggentaran banyak bangsa.
Kekuasaan Tuhan tidak dapat disejajarkan dengan kuasa
apapun termasuk berhala sebagai hasil ciptaan tangan manusia.
Karena itu, ibadah dan penyembahan yang benar adalah ibadah
yang hanya ditujukan kepada Allah berdasarkan ketetapan-
ketetapan Allah di dalam Firman-Nya. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 24


Rabu, 21 September 2022
Lukas 20:45-21:4

SIKAP BERAGAMA YANG BENAR


Soyanan kamekaalukan tongan

Sikap beragama harus nyata dalam perilaku kehidupan.


Banyak orang mengaku beragama namun sikap keagamaannya
sangat berbeda bahkan bertentangan dengan ajaran agama.
Yesus mengkritik sikap ‘beragama’ para ahli taurat yang justru
memanfaatkan orang-orang terpinggirkan dalam berbagai
kepentingan mereka. Para Ahli taurat kelihatan sangat terhormat
dan tampak sangat beragama (pakai jubah, doa-doa yang panjang,
selalu duduk di depan) tetapi justru dibalik kesalehannya mereka
menyembunyikan kefasikan (ay.47). Para janda yang merupakan
kelompok masyarakat terlemah yang seharusnya mendapat
perhatian sebagaimana dinyatakan dalam Hukum Taurat diabaikan
bahkan mereka menelan rumah janda-janda.
Kritik Yesus yang lain adalah motivasi mereka memberi
persembahan. Banyak orang kaya memberi persembahan dalam
jumlah besar (band.Markus 12:41b), tetapi ternyata kekayaan
mereka adalah hasil memeras orang-orang miskin. Dengan sikap
Inilah Yesus membandingkannya dengan persembahan janda
miskin yang dinilainya jauh lebih besar karena ia memberi dalam
kesadaran bahwa seluruh hidupnya sangat bergantung pada
kuasa Allah.
Dengan ajaran Tuhan Yesus ini mengingatkan kita tentang
sikap beragama yang sesungguhnya. Kita harus memiliki
kepedulian terhadap lingkungan sekitar kita, peduli terhadap
sesama yang menderita dan berkekurangan adalah keharusan
iman umat Tuhan, dan hal itu tidak hanya dilakukan dengan
memberikan sedekah, tetapi juga memeriksa dengan baik cara
mendapatkan harta (kekayaan), jangan sampai diperoleh secara
tidak adil dan mengorbankan sesama manusia. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 25


Kamis, 22 September 2022
Mazmur 146:1-10

ORANG YANG BERBAHAGIA


To disa’bu’ maupa’

Saat ini ada begitu banyak tokoh hebat yang sering


ditampilkan lewat film, misalnya Superman, Ironman, Power
Ranger, dan lain-lain. Tokoh hebat dalam film-film tersebut
dikagumi karena memiliki kekuatan luar biasa. Mereka selalu bisa
menyelesaikan segala macam persoalan dan memberikan
pertolongan kepada manusia. Namun, mereka pun kadang
mengalami kekalahan, bahkan seperti Iron Man yang sangat kuat,
ia bisa mati. Maka benarlah ungkapan ‘tak ada manusia yang
sempurna’. Seberapapun kuat, kaya, atau berkuasanya dia, pasti
memiliki kelemahan.
Pemazmur memulai dengan sebuah sikap menyatakan
kemauannya untuk memuji dan bersandar kepada Allah di
sepanjang kehidupannya, sekaligus memperingatkan untuk tidak
bersandar kepada bangsawan, kepada yang memiliki kekuatan
yang tampak oleh mata. Semua itu hanyalah sementara, tidak
menjamin keselamatan (ay.3-4). Karena itu pula, pemazmur
mengajak setiap orang untuk mempercayakan seluruh
harapannya kepada Allah. Pemazmur juga menegaskan betapa
bahagianya mereka yang memiliki Allah Yakub sebagai
penolongnya, yang hanya berharap kepadaNya, pemilik dan
pencipta segala yang ada, yang setia kepada orang-orang benar,
lemah, dan tertindas.
Pergumulan kehidupan terkadang memaksa manusia
untuk mencari pertolongan tanpa melibatkan Tuhan, mencari
jalan keluar dari pergumulan dengan mengandalkan kekuatan
yang terlihat. Namun, mereka yang mengandalkan Tuhan sebagai
satu-satunya sumber pertolongan, disebut oleh pemazmur
sebagai orang-orang yang berbahagia.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 26


Jumat, 23 September 2022
Efesus 2:1-10

LUKISAN KEHIDUPAN
Gambara’na Katuoan

Ada ungkapan yang mengatakan hidup seseorang itu


seperti kertas, ketika baru lahir masih polos, belum ada coretan.
Seiring perjalanan waktu, akan semakin banyak coretan, gambar,
yang akan berada di atas kertas itu. Apakah dia akan menjadi
gambar yang indah, atau menjadi gambar yang tidak jelas dan
buruk, sangat bergantung pada goresan-goresan tinta di atas
kertas tersebut.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk menghargai
setiap detik kehidupan yang Tuhan berikan. Mengapa? Karena kita
begitu dikasihi Allah di dalam Yesus Kristus. Kalau Allah saja
melihat hidup kita begitu berharga, masakan kita tidak bisa
menghargai hidup kita sendiri? Dan ini sangat bergantung pada
apa yang mau kita lukis di lembaran kehidupan kita.
Allah yang kaya dengan rahmat dan kasih telah
menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, bahkan telah
menyiapkan tempat bagi kita untuk bersama-sama dengan Dia di
sorga (ay. 4-7). Karena itu lukisan kehidupan kita adalah lukisan
tentang orang yang sudah diselamatkan, tentang iman kepada
Allah di dalam Kristus. Lukisan kehidupan kita yang lama, yang
dikuasai oleh kegelapan, telah dibersihkan dengan darahNya.
Kita tidak lagi berada di bawah kutuk dosa, melainkan
telah berada di dalam kasih karunia Allah. Yang perlu kita lakukan
adalah merawat iman kita dan membiarkan lembar-lembar
kehidupan kita dilukis oleh Allah menjadi sebuah lukisan yang
indah tentang kehidupan orang yang telah ditebus dan
diselamatkan, sehingga kita dapat menjadikan seluruh kehidupan
sebagai suatu kesaksian tentang perbuatan-perbuatan baik yang
Tuhan telah anugerahkan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 27


Sabtu, 24 September 2022
Yeremia 24:1-10

KESEMPATAN MASIH ADA


Su’ding denpi tu attu

Apa yang paling diharapkan seseorang ketika dia gagal


melakukan sesuatu? Kesempatan! Selagi kesempatan masih
terbuka luas, maka ia bisa memanfaatkan kesempatan tersebut
untuk memperbaiki kegagalan. Jika tidak, maka ia tidak akan
pernah mengalami keberhasilan.
Ketika Raja Nebukadnezar (Raja Babel) menghancurkan
Yerusalem, sebagian orang Yehuda diangkut ke Babel, sementara
sebagian lainnya masih tinggal di Yehuda. Ketika Nabi Yeremia
dipanggil,Tuhan memperlihatkan dua keranjang berisi buah ara.
Keranjang yang satu berisi buah yang baik dan keranjang yang lain
berisi buah yang jelek dan tidak bisa dimakan. Kedua keranjang
tersebut adalah perumpamaan tentang keadaan dua kelompok
Orang Yehuda pada masa itu: keranjang dengan buah yang jelek
adalah orang Yehuda yang masih tinggal di tanah Yehuda dan
yang tersebar di Mesir, dimana Raja Zedekia dan para pembesar
Yehuda lainnya. Mereka akan dibinasakan karena tidak bertobat
melainkan terus berkanjang di dalam dosa dan melawan Taurat
Tuhan (ay.8-10). Keranjang dengan buah ara yang baik adalah
orang Yehuda yang dibuang ke negeri Babel, dimana Raja
Yekhonya bin Yoyakim beserta para pembesar Yehuda lainnya.
Mereka akan mengalami pemurnian dan pertobatan di negeri
Babel dan Tuhan mempersiapkan mereka untuk kembali
membangun Yerusalem (ay. 4-7).
Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kesempatan tidak
selalu ada untuk bertobat. Ketika kesempatan masih ada, maka
berbaliklah dari tingkah laku yang dicela Tuhan, dan Tuhan akan
mengarahkan pandangan-Nya untuk kebaikan kita dan
memurnikan kita untuk mengalami damai sejahtera-Nya.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 28


Mingu 25 September 2022
Yeremia 32:26-35

DIA MURKA TERHADAP DOSA


Re’dek ara’-Na napobua’ kakadakean

Allah menegaskan bahwa pembuangan Bangsa Israel


adalah karena dosa mereka. Allah harus menghukum kota yang
sudah begitu lama dikasihi-Nya. Umat Israel dan umat Yehuda
telah melakukan yang jahat di mata Tuhan (ay.30), yakni:
membakar korban kepada baal dan allah lain, menempatkan
dewa-dewa ditempat dimana nama Allah diserukan, mendirikan
bukit-bukit pengorbanan untuk baal, dan mempersembahkan
anak-anak mereka sebagai korban. Akibat dari perilaku mereka
seluruh negeri itu terjangkiti oleh penyembahan berhala dan
berbagai kejahatan.
Allah yang berdaulat dan Maha kuasa menyatakan
tindakan-Nya yang adil mendatangkan hukuman yang dahsyat dan
menimpa umat yang durhaka itu (28-35). Allah itu adil dan penuh
kasih, dan keadilan-Nya dinampakkan lewat kekuasaan dan
kedaulatan-Nya melalui penghukuman. Penghukuman Allah
dinyatakan untuk menunjukkan bahwa Dia murka terhadap dosa.
Namun demikian, Allah yang juga Maha Kasih, tidak
selamanya menghukum, tetapi Dia juga menunjukkan belas
kasihan kepada setiap orang yang menyadari keberdosaannya dan
berbalik untuk bertobat. Justru itulah Dia mengaruniakan anak-
Nya yang tunggal yakni Yesus Kristus karena sesungguhnya Dia
tidak menghendaki kita binasa (Yoh.3:16). Kasih setia-Nya yang
tidak terbatas menjangkau setiap orang yang mau berbalik dan
membaharui hidupnya menurut ketetapan Firman-Nya. Dia
menghukum agar kita sadar akan pelanggaran kita, tetapi mereka
yang terus berkanjang dalam dosanya akan terus berada dalam
penghukuman dan menuju kepada kebinasaan. Untuk itu sadarlah
dan segerlah bertobat, Allah mengasihi kita. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 29


Senin, 26 September 2022
Hosea 10:9-15

TIBALIKKO UNNOLA LALAN TONGAN


Berbaliklah ke jalan yang benar

Den tu tau ke dipakilalai napotangmasannang yaraka na


pobitti’i penaanna, na sitonganna yasia anna dipakilala dikua lana
pomelo ba’tu da’ anna posanggangi. Susimo naparampo Hosea
lako to Israel to, kumua sipatumo sule undaka’ Puang, belanna
Lendu’ maro’mo tu penggauranna umbali-bali Puang,
sandabangmo rupanna tu kakadakean napogau’ susinna;
kabulitukan, tangmalolo, sia menomba lako deata. Apa mui ditole-
tolebangmo dipakilala apa samukkun-mukkunna napogau’, na
yasia anna dipakilala belanna lana pomelona sia dikua da’ anna
diparampoi ukungan sia kasanggangan.
To Israel dipasangtinti misa’ sapi mangura dipanglulluran
belanna nakasayangi Puang, ladipa’tengkoan sia dipassalagan
dikua anna masero tu padang sia matinuru’ dipebuai tu burana.
Dipokada lan (Mat.11:29) “Endekammi tu panglembaKu sia
melada'komi lako Kaleku; belanna Aku malamma' sia
umpamadiongan penaa; ammi alan kapelayoan kalemi“. Ia tu Sapi’
ladipa’tengkoan, dipapakei ayoka dikua anna matinuru’
dipanundu’ ma’tengko. Susimo napugau’ Puang Matua lako to
Israel dukua anna tandai tu lalan tongan sipatu lanaola
naurunganni ma’din umpebuai katonganan sia kamaloloan. apa
butung samukkun-mukkunna unnola lalan senga’ umpogau’ apa
nakagi’gi’ Puang Matua.
Iake Unnambo’ki’ kameloan, ladipeburai tu kamaloloan.
Ladikilalai kumua mukkunbang tu Puang mepakilala sia meadai’
belanna ladipomelona ondongpi ladiposalama’. Dikurre sumanga’
ke napakilalasiapiki’ sia naadai’ Puang, muiraka anna nenne’
mabanda’, apa ia tu mintu’na to umpatu nasang kameloanta sia
ladipomarampa’na. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 30


Selasa, 27 September 2022
Matius 19:16-26

100% UNTUK TUHAN


100 % Dipalulako Puang Matua

Ada sesuatu yang menarik yang sedang diceritakan Yesus di


sini, apa itu? Yaitu, orang muda yang kaya, tetapi ternyata bukan
hanya kaya, tetapi juga orang yang cukup rohani. Buktinya ketika
Yesus berkata tentang perintah-perintah Allah, dia berkata
“semuanya telah kuturuti sejak dari masa mudaku”, bahkan
lantang mengatakan di hadapan Yesus, “apa lagi yg masih
kurang”. Namun tanpa ia duga, Yesus memberi pernyataan yg
sangat mengejutkan. “Jual seluruh milikmu dan ikutlah aku, maka
engkau akan menjadi muridku.” Lalu, apa yg terjadi? Orang ini pergi
meninggalkan Yesus dan tidak pernah mau kembali lagi.
Hal nyata dapat dilihat bahwa banyak orang yang terikat
dengan kekayaannya sehingga hal itu menjadi focus utama dalam
dirinya. Kadang kita mengikut Allah bukan karena setia dan taat
tetapi karena mengharapkan berkat. Oleh karena itu kita harus
sadar bahwa untuk mengikuti Tuhan kita harus tulus dan berserah
diri sepenuhnya pada pemeliharaan-Nya.Ditegaskan dalam bacaan
ini bahwa sangat tidak mungkin melayani Allah dan mammon
sekaligus. Oleh karena itu Janganlah hati kita terpaut pada hal-hal
duniawi, tetapi marilah 100⁒ hati kita terpaut kepada Allah.
Kristus mengajar tuan muda tersebut, dan juga bagi kita
bahwa kepenuhan hati adalah sifat yang penting dari Kekristenan
yang sejati. Tidak cukup hanya bertingkahlaku baik saja tetapi
gagal menjadi pengikut Kristus yang utuh, terlebih lagi orang yang
berperilaku buruk. Karena itu janganlah terang kita berkobar-
kobar ketika kita mengatakan mengasihi Allah, namun sinarnya
lenyap Ketika hendak menyatakan kasih itu melalui Tindakan kita.
Apakah kita sudah setia mengikut Yesus? Dia memanggil kita
“Datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (ay.21). Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 31


Rabu, 28 September 2022
Wahyu 2:8-11

SETIA DALAM SETIAP KEADAAN


Makaritutu lan mintu’ a’gan

Penganiayaan terhadap gereja adalah kejadian umum di


segala zaman. Nubuatan Tuhan di ayat 10, mengatakan bahwa
gereja Smirna akan menderita, dan penganiayaan terhadap
penganiayaan selalu terjadi. Dalam keadaan inilah Tuhan
memberikan penghiburan, dorongan, dan janji kepada Jemaat
Smirna. Kota Mirna adalah sebuah kita yang indah, kota
perdagangan yang sangat kaya dan maju saat itu. Di kota itu
banyak dibangun kul-kuil megah untuk penyembahan kepada
sang kaisar. Kuil-kuil tersebut adalah lambang kemajuan dan
perkembangan kota Smirna, juga sangat terkenal sebagai
pengekspor minyak wangi.
Nama Smirna berasal dari kata mur yaitu bahan pembuat
minyak wangi, sedangkan kata mur sendiri berarti pahit rasanya.
Ini sangat cocok dengan keadaan jemaat Smirna yang kala itu
mengalami kepahitan karena penderitaan yang dialami. Sangat
berbanding terbalik dengan keadaannya sebagai kota yang kaya
dan berkelimpahan, tetapi yang dialami adalah kepahitan, mereka
hidup dalam kekurangan, bukan karena mereka malas bekerja,
tetapi karena mendapat tekanan dari pemerintah setempat sebab
mereka tidak mau menyembah kaisar.
Kalau jemaat Smirna menghadapi penindasan Kekaisaran
Romawi, saat ini kita menghadapi berbagai bentuk penindasan.
Kita masih saja saling menindas karena perbedaan status sosial,
agama, suku, pilihan politik, jenis kelamin, dsb. Tetapi Kita perlu
tetap berpengharapan pada Kristus karena Ia sudah berjuang bagi
kita. Dia telah menghancurkan segala perbedaan yang ada,
bahkan telah menjanjikan mahkota kehidupan bagi kita yang setia
mengikutnya hingga akhir. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 32


Kamis, 29 September 2022
2 Raja-raja 18:1-12

BERTAHAN DALAM KEBENARAN


Tumanan lan katonganan

Betapa sulit menjaga hidup kudus di lingkungan yang tidak


mengenal Tuhan. Apalagi dimasa kini, sangat banyak godaan
duniawi yang dapat membuat kita jauh dari Tuhan. Namun, itulah
risiko hidup. Sejak zaman dulu anak-anak Tuhan sudah mengalami
hal yang sama, yaitu tantangan dan godaan untuk kompromi
dengan dosa. Hizkia menjadi raja di lingkungan yang jahat baik di
negaranya sendiri maupun di kerajaan Israel. Ahas, ayah Hizkia
adalah raja yang tidak takut akan Tuhan. Pada masa
pemerintahannya, Yehuda menyembah berhala, Israel benar-
benar berdosa besar terhadap Allah karena itu mereka harus
menerima hukuman yang dahsyat.
Mau atau tidak mau, kita sebagai orang Percaya dan yang
juga disebut Gereja harus sadar bahwa kita berada dalam dunia
yang sarat dengan gejolak dan menghadapi berbagai godaan
duniawi yang sangat gampang menjatuhkan iman kita. Oleh
karena itu sebagai orang percaya,kita harus menunjukkan Sikap
dan prinsip iman yang benar sebagai pengikut Yesus.
Mempertahankan hidup kudus memang sangat sulit apa lagi
ketika orang terkesan mengolok-olok kita karena cara hidup kudus
yang kita pertahankan. Ingat bahwa Tuhan akan menyertai kita
seperti DIA menyertai Hizkia. Mungki akan ada saat-saat dimana
kita akan diperhadapkan dengan situasi yang sulit sehingga harus
memilih apakah kita bertahan dalam kebenaran atau menjadi
serupa dengan dunia. Kita memang terbatas tetapi Yesus yang
adalah Tuhan dan Juru Selamat kita adalah Tuhan yang tidak
terbatas dan tidak dapat dibatasi dengan apapun, Kuasanyalah
yang akan menjangkau kita dan menyelamatkan kita dari segala
ancaman dan godaan duniawi. Percayalah.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 33


Jumat, 30 September 2022
Yermia 52:1-11

BERTOBAT SEBELUM DIHUKUM


Mengkatoba’ su’ding tae’siapi anta diparampoi ukungan

Ada saja orang ketika mengalami masalah akan bertanya:


Apa salah saya? Mengapa Tuhan mengizinkan saya mengalami hal
ini? Kenapa Tuhan menguji saya? Benarkah penderitaan yang kita
alami adalah karena Tuhan mau mencobai kita? Penderitaan bukan
hanya diterima karena kita dicobai, kadangkala penderitaan
adalah hukuman akibat dosa kita, meskipun kita tidak tahu apa
alasannya sehingga penderitaan itu terjadi.
Bacaan Alkitab ini memperlihatkan bagi kita bahwa
penderitaan kita bisa bermakna banyak, dan disinilah diperlukan
hikmat Tuhan untuk menyikapi murka Tuhan kepada kita.
Pembuangan orang Israel ke Babel adalah karena murka Tuhan.
Tuhan murka karena Zedekia dan diikuti oleh umat melakukan apa
yang jahat di mata Tuhan. Ketidaksetiaan umat kepada sang
pemberi hidup adalah pemberontakan umat kepada Allah, dan
itulah yang membuat Tuhan murka.
Apa yang harus menjadi respon kita ketika menghadapi
murka Tuhan yang terjadi karena kesalahan kita sendiri? Firman
Tuhan menegaskan, baiklah kita segera bertobat, dan berbalik
kepada Tuhan, jangan menunggu murka-Nya untuk segera
menghukum.
Nubuat Yeremia pada awalnya disampaikan agar umat
sebelum dihukum mereka diberi kesempatan untuk bertobat.
Sayang sekali, kesempatan itu disia-siakan, malah umat dipimpin
oleh rajanya untuk tetap tinggal dalam dosa dengan rasa aman
yang palsu. Murka Tuhan akhirnya dijatuhkan. Mereka harus
kehilangan kemerdekaan. Karena itu kita diingatkan untuk; Jangan
tunggu murka Tuhan dengan hukuman-Nya yang keras. Segeralah
buka hati dan bertobat, Dia pasti mengampuni kita. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 34


Sabtu, 1 Oktober 2022
Yesaya 7:1-9

TEGUHKAN HATIMU
Pabatta’i tu Penaamu

Dalam diri seseorang pasti ada rasa takut, dan hal itu
adalah manusiawi. Yang membedakan adalah sikap setiap orang
ketika menghadapi suatu ancaman atau bahaya. Ada orang yang
tenang-tenang saja, ada yang kepanikan, takut, gentar dan lain-
lain. Perlu diingat bahwa ketakutan dan kepanikan yang
berlebihan dapat mengakibatkan kelumpuhan dalam berfikir dan
bertindak bahkan dapat berakibat fatal baik pada diri sendiri
maupun bagi orang lain.
Yesaya 7:1-9 menjelaskan bagaimana bangsa Yehuda pada
zaman raja Ahas menghadapi kondisi yang amat sulit karena saat
itu raja Israel beserta raja Aram maju ke Yerusalem untuk
berperang melawan kota itu (ay. 1a). Saat itu kerajaan Yehuda
hanya terdiri dari dua suku yakni suku Yehuda dan suku Benyamin,
sementara kerajaan Israel terdiri dari sepuluh suku ditambah
dengan sekutunya yakni bangsa Aram. Diukur dari sisi jumlah,
sudah pasti bangsa Yehuda akan kalah. Keadaan inilah yang
membuat hati raja Ahas dan rakyatnya gemetar ketakutan seperti
pohon yang bergoyang tertiup angin (ay.2b).
Jika kita berada pada posisi raja Ahas atau bangsa Israel
maka sangat mungkin kita akan merasakan hal yang sama,
bingung dan panik, kepada siapa mereka akan meminta
pertolongan. Dalam kondisi inilah melalui Yesaya diberitahukan
kepada Raja Ahas, bahwa: "Tidak akan sampai hal itu
terjadi..."(ay.7). Firman-Nya melalui Yesaya mengingatkan kita
saat menghadapi masalah yang berat, yakni : keteguhkan hati,
tetap tenang, jangan takut, dan jangan hati kita menjadi kecut (ay.
4). Mengadu dan berserulah kepada Tuhan, maka Dia akan
menjawab dan akan memberi pertolongan. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 35


Minggu, 2 Oktober 2022
Mazmur 3:1-9

BERTAHANLAH
Tumananko

Tidak mudah untuk bertahan menghadapi persoalan hidup


ini, mengapa? Karena persoalan terjadi dalam kehidupan kita
kadang muncul dengan tiba-tiba apalagi jika kejadiannya
beruntun, yang satu belum selesai, persoalan lain muncul lagi.
Dalam kondisi seperti ini sering kita diperhadapkan dengan
pilihan, apakah memilih untuk bertahan?, berdiam diri? ataukah
lari dari kenyataan?, Sesungguhnya sebagai orang percaya, kita
bisa saja menyerah tetapi tetap bertahan karena kita yakin bahwa
ada sumber pertolongan kita.
Daud mengalami konflik batin yang sangat berat ketika ia
tahu bahwa anaknya Absalom berniat membunuhnya karena ingin
mengambil alih jabatannya sebagai raja, disamping itu banyak
orang di sekitarnya yang bangkit melawan dan menyerangnya
(ay.2). Bisa dibayangkan jika seorang ayah yang juga adalah
seorang pemimpin dihianati oleh anaknya sendiri bahkan
berusaha membunuhnya, sekaligus pula menghadapi orang-orang
yang melawan dan menyerangnya.
Ternyata Daud tetap bertahan. Ia tidak goyah sedikitpun
terhadap ancaman yang dihadapi. Hati Daud sangat pedih ketika
ia tahu bahwa Absalom, putranya sendiri sedang berusaha
membunuhnya, namun bagi Daud kefasikan harus dilawan dengan
kebenaran. Ia tetap bertahan karena ia sangat yakin bahwa Tuhan
akan menolongnya. "Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang
melindungi aku" (ay. 4a), dalam Sura’Madatu dikatakan “Apa, o
PUANG, Kamumo tu balulang perindingku, Kamumo tu
kamala'birangku, sia Kamumo tu umbangunan ulungku”.
Kekuatan dan perlindungan kita adalah Tuhan. Dia akan selalu
menjawab setiap orang yang berseru kepadanya. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 36


Senin, 3 Oktober 2022
Yakobus 1:2-8

TONTONGKO BANTANG
Tetaplah Teguh

Ia tu la’bi’ buda mendadi sukaranna to lino tu disangan


maupa’, iamo tu disuka’ dio pa’barangan, matinuru’ lan dakaran
kande, pangka’ sia nenne’ duka lanlu sara’ Rambu Solo’ den tu to
dialuk disanga maupa’ belanna buda tunuanna na senga’-
senga’na. Silekoranna, ia ke tae’bangmi na sirundunan tu dakaran
kande, budabang kamaparrisan merampoi, disangami kumua to
tangmaupa’ki’, pakalan ke yamannamo dipokada tu
kapenassanan, ka’tu rannu, madomi’ re’dek ara’ta sia ma’patu’tun
umpasirundunan apa tangmanassa.
Ia ke dipemarangai tu kadan-Na Puang susi napokada
Yakobus manassa silekoran tu sukaran sia passangannata kita
torro to lino. Nakua lan (ay.2) “E sangsiulurangku, iammi tobang
tama ma'rupa-rupa peroso, sanga bangmi kaparannuan kapua tu
iannato”. Apanna tu ladipoparannu sia disanga maupa’ ke
narampoiki’ peroso?
Passanganna Yakobus kumua tae’ anna ganna’ ke dikua
unnampuiki’ kapatonganan apa tae’ anna mempayan lan
penggauran. Apa gai’ta disanga ma’patongan ke ma’taloanki’
lako sukaran lino. Napapakilalaki’ kadan-Na Puang Matua kumua
moi dikua matoto’mo kapatongananta, apa inangla buda tu
peroso sia kamabandaran nenne’ untu’ba’ katuoanta. Iamoto ke
narampoiki’ tu peroso sia kamaparrisan, tae’ anna madomi’
laditimbang sala ba’tu umpabu’tu kasengkean diomai kaleta
ondonganna raka ke la umpabu’tumi kapenassanan kumua tae’ra
gai’ta ma’patongan. Sipatuki’ tontong bantang lan kapatonganan
sae lako ma’kalolokanna (ay.4), da’ anta ma’taloan lako tu a’gan
urrampoiki’. Kamauparan lako kita to ma’patongan iamo tu
kabantangnan ma’patongan lako Puang Matua.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 37


Selasa, 4 Oktober 2022
Habakuk 2:6-20

TEGAKKANLAH KEADILAN
Pamanassai tu Kamaloloan

Kadang kita bertanya “sampai kapan keadilan di muka


bumi ini ditegakkan”? Seakan-akan kita sudah jenuh dan tidak
sabar lagi untuk melihatnya. Nabi Habakuk-pun dalam (ps.1:2)
menyampaikan pertanyaan yang sama. Dia mengeluh dan hampir
putus asa karena permohonannya seakan-akan tidak didengar dan
dipedulikan Tuhan. Gereja, para pemimpin umat hampir setiap
saat berteriak tentang persoalan sosial dan keagamaan namun
sepertinya tetap berlangsung dan makin meningkat.
Nabi Habakuk sangat lantang berteriak menyampaikan
kecaman terhadap kekejaman dan keserakahan yang dilakukan
oleh bangsa Kasdim terhadap bangsa Yahuda, bahkan Tuhan yang
disembah oleh bangsa Yahuda tidak dihormati, Justru mereka
membuat patung untuk disembahnya. Habakuk mengecam
dengan keras orang Kasdim yang dengan semena-mena
merampas hak orang-orang Yahudi dan dengan angkuhnya
membuat patung sebagai perlawanan terhadap Tuhan yang
disembah oleh orang Yahuda.
Kecaman Habakuk menegaskan bahwa keadilan harus di
tegakkan. Kekuasaan dan kekuatan besar tidak boleh dijadikan
alat untuk menindas orang lain. Perbuatan para penindas dan
pembuat patung adalah perbuatan melawan Tuhan dan mereka
yang melakukannya akan ditimpakan hukuman dari Tuhan .
Tidak ada yang dapat kita banggakan dalam kehidupan ini.
Segala yang kita capai asalnya dari Tuhan. Kehormatan bukan
ditentukan dengan apa yang kita miliki. Menyatakan keadilan dan
kebenaran bagi sesama walaupun mungkin ada yang
menganggapnya hina, namun itulah yang mulia dan dikehendaki
Allah. Mari kita menegakkan keadilan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 38


Rabu, 5 Oktober 2022
Markus 11:20-26

HAL DOA
Diona Kapassambayangan

John Calvin, Sang Reformator, menggunakan gambaran


tentang nafas sebagai bagian iman Kristen. Ia mengatakan “Doa
adalah nafas hidup orang percaya, artinya orang Kristen tidak bisa
hidup tanpa doa, sama seperti seorang manusia yang sudah gagal
bernafas maka sudah pasti ia mati, Manusia tidak bisa hidup tanpa
nafas, dan itu berlangsung terus menerus, tidak ada yang
dikatakan istirahat, libur atau cuti bernafas.
Dalam bacaan ini diceriterakan tentang kualitas hidup
orang percaya yang ditentukan dengan iman yang sungguh-
sungguh. Petrus seolah-olah takjub ketika melihat pohon ara yang
sebelumnya dikutuk oleh Yesus dan ahirnya mati, walaupun
sebenarnya Yesus hanya mengatakan agar pohon ara itu tidak
akan berbuah lagi. Pohon ara adalah gambaran orang Yahudi yang
tidak dapat lagi menunjukkan hidup sebagai Umat Allah. Buah-
buah iman mereka sudah tidak nampak lagi walaupun mereka
masih melakukan ibadah dengan rutin. Ibadah mereka hanya
sekedar ritus saja, namun tidak bermakna dan sarat dengan
kemunafikan.
Yesus sangat menekankan tentang Iman dan Doa. Peran
doa dalam kehidupan orang percaya sangat besar. Dalam
Yak.5:16b dikatakan “Doa orang yang benar, bila dengan yakin
didoakan, sangat besar kuasanya.” Yesus menjamin bahwa doa
yang didasari dengan pengakuan bahwa segala sesuatu ada dalam
otoritas Allah, dan bagi Allah tidak ada yang mustahil, maka segala
persoalan dapat diatasi. Dalam hal berdoa, Yesus juga
menegaskan soal pengampunan bagi sesama. Tuhan akan
mengampuni kita jika kita dapat mengampuni sesama dengan
demikian doa kitapun akan terkabulkan oleh Dia. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 39


Kamis, 6 Oktober 2022
` Yeremia 25:1-14

JANGAN MENDUKAKAN HATI TUHAN


Da’ ammu pamasussa penaan-Na Puang

Ada ungkapan mengatakan “sabar itu ada batasnya”.


Itulah manusia. Bagaimana dengan Tuhan? Apakah juga
kesabaran-Nya terbatas? Dalam Maz.103:8 dikatakan “TUHAN
adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih
setia”. Benar bahwa Tuhan itu panjang sabar dan berlimpah kasih
setia. Itulah sebabnya Dia terus memberikan kesempatan kepada
umat untuk bertobat, namun umat tidak menghargai bahkan
meremehkan kesempatan itu. Justru terkesan dianggap sebagai
kesempatan untuk terus berbuat dosa.
Allah sesungguhnya tidak menghendaki umat-Nya binasa
karena dosa, untuk itu melalui Nabi Yeremia Dia mengingatkan
agar mereka segera berhenti dari pemberontakannya. Dia yang
panjang sabar dan berlimpah kasih setia akan menerima mereka,
namun jika tetap dalam kekerasan hati maka mereka akan
menerima penghukuman. Dalam (ay.6) dikatakan “janganlah kamu
mengikuti allah lain untuk beribadah dan sujud menyembah
kepadanya; janganlah kamu menimbulkan sakit hati-Ku dengan
buatan tanganmu, supaya jangan Aku mendatangkan malapetaka
kepadamu”.Teguran ini tidak diindahkan sehingga melalui bangsa
Babel Allah menghukum mereka dan akibatnya Yehuda hancur
dan menjadi reruntuhan dan tanah tandus.
Tuhan tidak dapat dipermainkan. Janji tentang berkat
akan berlaku bagi mereka yang mau bertobat, tetapi
penghukuman akan ditimpakan bagi mereka yang terus
berkanjang dalam dosa. Hidup ini adalah kesempatan yang
dianugerahkan bagi kita. Mari kita pergunakan kesempatan ini
untuk terus memelihara hubungan kita dengan Tuhan sehingga
Anugerah Keselamatn tetap menjadi milik. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 40


Jumat, 7 Oktober 2022
` 2 Timotius 2:1-13

PRAJURIT KRISTUS
Surodadun-Na Kristus

Menjadi pengikut Kristus tidak berarti kita sudah aman,


bebas dari godaan iblis, tetapi justru harus bersedia menanggung
tantangan bahkan resiko yang mungkin saja mengancam hidup
kita. Untuk itu Rasul Paulus sangat menekankan tentang kesiapan
pengikut Kristus untuk berperang melawan musuh.Musuh kita
adalah pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-
penghulu dunia yang gelap ini, dan roh-roh jahat (Ef.6:12).
Apa yang harus dipersiapkan untuk menjadi seorang
prajurit yang siap diutus untuk masuk ke medan perang? tentu
yang dibutuhkan adalah mental, dan peralatan perang lainnya, apa
lagi lawan kita adalah penguasa dan roh-roh jahat yang juga
memiliki kekuatan dan kuasa yang sangat mungkin mempengaruhi
dan berpotensi menjatuhkan kita. Mau atau tidak musuh-musuh
ini harus dilawan karena jika tidak maka akan menguasai kita dan
menyeret kita ke jurang kebinasaan.
Bagaimana kita harus melawan? Memang tidak mudah dan
inilah yang harus dilakukan : fokus kepada Tuhan dan memiliki
prinsip iman yang teguh. Jangan disibukkan dengan urusan pribadi
dan perkara duniawi sehingga Perkara-perkara Rohani
dikesampingkan (ay.4). Tidak sedikit orang Kristen tidak lagi
mengutamakan Tuhan. Agama sekedar identitas saja.
Seorang pengikut Kristus harus terus melatih dan
memperlengkapi diri sehingga benar-benar menjadi laskar Kristus
yang tangguh dan tidak mudah diseret oleh kuasa iblis. KJ 339:
Maju, laskar Kristus, lawan kuasa g’lap! Ikut salib Yesus, sungguh
dan tetap! Rajamu sendiri jalan di depan; majulah, iringi panji
cemerlang! Maju, laskar Kristus, lawan kuasa g’lap! Ikut salib
Yesus, sungguh dan tetap!. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 41


Sabtu, 8 Oktober 2022
` Bilangan 12:1-16

HATI YANG LEMBUT


Penaa Malamma’

Semua orang pasti memiliki hati, namun tidak semua


orang berhati lembut. Darimana kita bisa membedakan bahwa
seseorang memiliki hati yang keras atau hati yang lembut? Dari
Sikap & Tindakan, tuturkata serta Perbuatannya seseorang kita
dapat membedakan. Memiliki hati yang lembut tidak berarti tidak
pernah marah dan kecewa namun kemarahan dan
kekecewaannya dapat di jaga dan dikuasai, sehingga tidak
menimbulkan kekerasan atau balas dendam.
Musa disebut sebagai orang yang sangat lembut hatinya
(ay.3) bukan berarti Musa tidak pernah marah, bahkan ia sering
marah dan justru dosa terbesarnya adalah karena marah. Namun,
pada saat yang tepat ia belajar untuk menahan diri dan bersikap
lemah lembut. Hal ini ditunjukkan Musa ketika Miryam dan Harun
menentangnya. Miryam dan Harun merasa kecewa kepada Musa
karena menikahi perempuan Kusy. Kekecewaan mereka makin
memuncak ketika Tuhan memilih dan mengurapi Musa untuk
menjadi pemimpin atas Israel. Akibat dari kemarahan Miryam
Allah menghukumnya dengan mengalami sakit kusta. Sebenarnya
Harun juga turut menyinggung Musa, namun ia segera sadar, lalu
merendahkan diri dan memohon pengampunan kepada Tuhan,
sehingga ia luput dari penyakit kusta.
Tuhanlah yang membela dengan menyampaikan
keistimewaan Musa di hadapan Miryam dan Harun, dan bahkan
Tuhan menghukum Miryam sebagai bukti bahwa Tuah berpihak
kepada Musa. Atas kelemah lembutan Musa, dia mendoakan
Miryam dan karena hati Tuhan tertuju kepada Musa, ahirnya
Miryam disembuhkan. Karena itu milikilah hati yang lembut karna
itulah yang berkenan bagi Tuhan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 42


Minggu, 9 Oktober 2022
Lukas 5:12-16

BERSAMA TUHAN DALAM KEHENINGAN


Ma’nannungan sisola Puang lan attu rapa’

Durasi waktu dalam sehari seakan tidak cukup bagi


sebagian orang. 24 jam dalam sehari begitu singkat untuk dilalui.
Pekerjaan dan segala rutinitas membuat orang seakan kejar-
kejaran dengan waktu, bahkan tidak jarang bagi sebagian orang
ketika pekerjaannya berada pada kesibukan yang optimal,
memohon penambahan waktu. Akibatnya yang ada dalam pikiran
adalah pekerjaan dan pekerjaan.
Kisah penyembuhan Tuhan dalam pembacaan kita,
mungkin sudah sering kita dengarkan. Namun yang perlu kita
renungan kali ini adalah kisah Yesus yang mengundurkan diri dari
keramaian untuk mendapatkan suasana hening dan mendengar
kehendak Bapa-Nya atas diri-Nya. Setelah Yesus menyembuhkan
orang yang sakit kusta itu, segera Ia pergi dari keramaian untuk
berjumpa dengan Bapa-Nya. Bahkan sebelumnya itu Ia berpesan
kepada sang pasien untuk tidak memberitahukan kepada orang
lain apa yang sedang terjadi pada dirinya, melainkan menyuruhnya
untuk memberikan persembahan kepada Tuhan.
Sering dalam kehidupan kita, karena berbagai kesibukan
membuat waktu kita sangat padat dan akhirnya kondisi kita benar-
benar kelehan, bahkan tidak jarang kita jatuh sakit. Yesus yang
adalah Tuhan memerlukan waktu sejenak untuk berjumpa dengan
Bapa-Nya yang mengutus-Nya ke dalam dunia. Sebagai orang
percaya pernakah kita juga mengambil waktu sejenak untuk
berjumpa dengan Tuhan? Memohon kepada Tuhan untuk diberi
petunjuk apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita? saudara-
saudara, mari sejenak datang kepada Tuhan dalam keheningan
untuk bercumpa dengan Tuhan. Rasakan jamahan Tuhan dalam
keheningan itu. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 43


Senin, 10 Oktober 2022
Kisah Para Rasul 26:24-32

TANGSOSSO’ BELANNA KATONGANAN


Tidak surut karena kebenaran

Biasa dirangi tu kada nakua lendu’ masangna tu umpokada


sia umpana’ta’ katonganan, belanna buda tau umpotangrapa’i,
apa pole’pa ke ia tu katonganan dipokada umpatu kao’koran
kakuasan, na ia tu tomarassan unno’koi’ napomasannangmo tu
apa mukkun napogau’ moi anna tangmelo. Iamoto anna nenne’
temai to umpokada tongan katonganan nagaragan ulelean tang
tongan tau dikua anna mabiri’ tu tau lako kalena.
Naparapa’ to Yahudi tu Rasulu’ Paulus lako datu kumua
umpasaemo ropu sia kamarukkan lan alla’na to yahudi,
unnangka’mo kalena dadi pangulunna to sarani sia urruttakkimo
kamaindananna banua kabusungan (Ps.24:5,6). Nasilatukki tongan
tanga’ siluang tu Paulus, la diomai to mina kapuanna to Yahudi la
diona to maraya lan kaparentan Roma. Susinnamo Feliks misa’ to
maraya dio Roma tonna popetambai Paulus mennolo, sitonganna
natandai tu napokadanna Paulus diona kapatonganan lako Kristus,
apa belanna kabulitukanna anna mukkun umpamalambe’ attu
unnalanni kara’tasan tu kara-karana Paulus belanna lamorai
umpalaku doi’ (Ps.24:26). Susi duka to tu Festus, nasanga katama-
taman tu Paulus belanna napamanassa Paulus kumua “iamo tu
Kristus sipatu umperasai kamaparrisan sia Iamo bunga'na
malimbangun dio mai to' to mate la umpa'peissanan misa' arrang
lako te bangsata sia lako duka to kapere'. Napebali Paulus kumua
tae’ aku ku katama-taman sia tongan tu kupokada situang penaa
malinoku. Susi duka Agripa sitonganna nakatottongi tu kadanna
Paulus apa belanna ia ke lanatongananni manassa pa’de tu
angga’na dio pentirona to Yahudi, yamoto anna mebali kondi’
nakua “Madomi' bangna' mupopento Sarani”. Apa moi anna
susito ia tu Paulus tontong tumanan lan katonganan-Na Puang.
amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 44


Selasa, 11 Oktober 2022
Efesus 6:10-20

KUAT
Batta’

Ujian dan cobaan silih berganti, adalah ungkapan yang


sering kita dengarkan. Namun apakah kita memang sudah benar-
benar tahan uji? Dan sudah sejauh manakah kita mengahadapi
setiap ujian dan cobaan yang menghampiri kita dengan iman?
Surat Efesus ini ditujukan kepada jemaat yang sedang
mengalami gangguan dari orang-orang yang membenci firman
Tuhan yang diberitakan kepada orang di Efesus. Melalui surat ini
Paulus berusaha menguatkan sekaligus mengingatkan mereka
bahwa dalam menghadapi tantangan dan cobaan, dan segala
macam tipu muslihat iblis, harus dihadapi dan dilawan dengan
menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah yakni: Umat
harus berdiri tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan
berbajuzirahkan keadilan, berkasutkan kerelaan untuk
memberitakan Injil damai sejahtera; menggunakan perisai iman,
dan menerima ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu
firman Allah. Perlengkapan ini sangat penting karena Paulus
menyadari bahwa Perjuangan itu sangat berat dan beresiko
karena yang dilawan “…bukanlah melawan darah dan daging,
tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-
penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara”.
Dalam suatu waktu di Toraja, nenek moyang kita pernah
mengalami satu situasi ketika pasukan DI/TII pimpinan Kahar
Musakkar yang ingin menghancurkan Toraja dan hendak
mengislamkannya. Tantangan kita saat ini makin kompleks.
Berbagai wujud tipu muslihat iblis makin tampak melawan
kebenaran Allah dan orang percaya. Untuk dapat menghadapi dan
melawannya hanyalah dengan perlengkapan senjata Allah. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 45


Rabu, 12 Oktober 2022
2 Raja-raja 15:1-7

JANGAN BIARKAN
Da’ ammu kappanni

Sikap cuek terhadap lingkungan sekitar akhir-akhir ini


mulai membudaya dalam keseharian kita. Setiap orang sibuk
mengurus diri masing-masing. Ingat bahwa hal ini akan membawa
kita pada sifat yang individualistis yang akhirnya memabawa kita
pada sikap yang acuh tak acuh terhadap realita yang terjadi
disekitar kita.
Raja Azarya adalah raja yang memerintah Yehuda yang
cukup saleh dan taat kepada Tuhan, dikatakan bahwa ia
melakukan hal yang benar di mata Tuhan. Ia memerintah cukup
lama yaitu 52 tahun. Namun ada satu hal yang membuatnya
dihukum oleh Tuhan dengan menimpakan penyakit kusta karena
membiarkan rakyatnya dan bangsanya memberikan korban
kepada ilah-ilah lain. Sebenarnya ada kekuatan bagi raja Azarya
untuk menghentikan segala bentuk penyembahan kepada ilah-ilah
lain, tetapi justru mengambil sikap acuh. Mungkin saja dalam
benak sang raja; yang penting saya rajin ibadah, rajin memberi
persembahan, tidak membunuh, tidak mengurusi urusan orang
lain dan sebagainya. Namun Tuhan Allah menuntut yang lain,
bahwa dia seorang raja yang mempunyai kuasa, dapat saja
memerintahkan agar bukit-bukit itu dihancurkan agar seluruh
bangsanya tidak lagi menyembah ilah yang lain.
Kitapun kadang bersikap seperti sang raja yang berdiam
diri, acuh dan sibuk dengan diri sendiri dengan prinsip yang
penting saya tidak terlibat. Sebagai orang percaya, kita diberi
tanggung jawab untuk menjadi saksi Kristus di dunia ini. Kita
jangan diam terhadap berbagai penyimpangan iman yang terjadi
di sekitar kita. Saksikanlah kebenaran Allah, Roh Kudus akan
menguatkan dan memampukan kita. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 46


Kamis, 13 Oktober 2022
Kisah Para Rasul 17:22-34

SALAH SASARAN
Tu’tun sala

Dalam pelaksanaan adat khususnya adat Toraja baik dalam


upacara Rambu Solo’ maupun upacara Rambu Tuka’, kadang kala
kita sendiri merasa bingung dengan berbagai tahapan, symbol dan
aturan-aturan yang dilaksanakan dalam upacara tersebut. Banyak
yang kita tidak mengerti apa maksud dan maknanya tetpi harus
dilakukan dengan alasan ketaatan kepada adat dan Aluk (agama).
Paulus yang adalah penginjil tahu benar kondisi yang ada
di Atena. Ia kemudian memberitakan Sang Juru Selamat kepada
penduduk Atena yang rajin beribadah namun yang mereka
sembah itu mereka tak mengenalnya. Tentu Paulus terlebih
dahulu melaksanakan penelitian sebelum ia memberitakan kabar
suka cita kepada penduduk Atena. Terbukti bahwa ia tahu kondisi
kepercayaan orang-orang di Atena pada waktu itu. Ia kemudian
memperkenalkan Allah yang di dalam Yesus Kristus telah
menyatakan cinta kasih-Nya kepada manusia. Paulus
memperkenalkan Yesus kepada penduduk di Atena agar mereka
tahu dan mengenal siapa yang mereka sembah sehingga
penyembahan mereka tidak salah sasaran.
Kadang kita tidak menyadari bahwa ibadah yang kita
lakukan khususnya dalam upacara-upacara adat Toraja, sudah
banyak yang salah sasaran. Rangkaian upacara adat bagi orang
Toraja dianggap sebagai ketaatan kepada adat dan Aluk (agama),
karena itu dilakukan sangat ketat dan menjadi keharusan. Namun
jika dicermati, sesungguhnya ibdah yang dilakukan dalam upacara
itu hanyalah sekedar saja (dialukki). Kita kadang lebih taat kepada
aturan adat yang kita sendiri tidak tahu arti dan maknanya
dibanding ketaatan kepada Tuhan. Seharusnya yang terjadi ialah
kita beribdah yang arahnya jelas yakni untuk Tuhan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 47


Jumat, 14 Oktober 2022
2 Timotius 2:14-26

DISKUSIKAN DENGAN BENAR


Sipa’kadai situru’ katonganan

Berdiskusi di sekitar kebenaran Allah memang hal yang


menarik dan juga dapat memperkokoh iman. Namun ada juga
diskusi yang tak berujung pangkal dan tidak berdasar. Diskusi
akhirnya bermuara pada siapa yang hebat dan siapa yang paling
benar,bahkan kadang berahir dengan perdepatan yang tidak jelas.
Rupanya surat Timotius ini ditujukan kepada mereka yang
senang berdikusi tentang firman Tuhan dan menafsir sesuka hati
mereka tentang Injil Yesus Kristus. Hal inilah yang disoroti oleh
Timotius, dimana dikusi-diskusi yang mereka lakukan itu tidak
berdasar pada firman Tuhan sehingga dapat membuat orang
murtad. Timotius menyebut mereka sebagai pengajar-pengajar
sesat, dan pengajaran mereka digambarkan seperti penyakit
kanker yang sangat cepat menyebar dalam tubuh dan mematikan.
Karena itu Timotius mengingatkan orang percaya agar tetap
berjaga-jaga dan jangan kuatir sebab Tuhan telah memberikan
dasar yang kokoh bahkan Tuhan mengenal setiap hamba-Nya
yang benar-benar memegang teguh kebenaran Injil.
Pengajar-pengajar sesat seperti dalam bacaan kita juga
terdapat di sekitar kita. Mereka sering berdiskusi dan berdebat
dengan pemaham mereka sendiri dan akhirnya berujung pada
membuat gereja dengan aturan sendiri pula sebagaimana dengan
tafsirannya. Gereja Toraja telah merancang ibadah rumah tangga
dengan model diskusi dan kesaksian. Metode ini diharapkan agar
dalam diskusi-diskusi kita sungguh-sungguh atas dasar kebenaran
Firman, cuma realitanya diskusi dalam Kebaktian Rumah tangga
terjebak dengan kasus dan bahkan hal-hal yang tidak ada
hubungannya dengan topik diskusi. Karna itu diskusikanlah Firman
Tuhan dengan benar. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 48


Sabtu, 15 Oktober 2022
Markus 10:46-52

BERSERULAH
Metambako

Sebuah pengalaman nyata ketika dilaksanakan konsultasi


Nasional Pria Kaum Bapak PGI di Jogja Th 2019, dimana Pengurus
pusat PKBGT hadir beberapa orang. Acara Konas dibuka oleh
Presiden Jokowi. Usai acara pembukaan, semua peserta berusaha
untuk berjabat tangan dan berfoto dengan Presiden. Karena
ketatnya pengawalan dan peserta cukup banyak maka kami
utusan PKBGT sangat sulit untuk mendekati beliau. Saat beliau
sudah berada di luar pintu hendak pulang, salah seorang dari
Utusan PKBGT berteriak “Pak Jokowi…saya Toraja.. saya dari
Toraja”. Lalu Jokowi menoleh dan melambaikan tangan
memanggil, ahirnya Paspampres memberi jalan untuk mendekat
dan diberi kesempatan berfoto bersama.
Ketika Yesus keluar dari Yerikho bersama murid-Nya,
orang banyak berbondong-bondong mendekati-Nya. Disana ada
seorang pengemis buta bernama Bartimeus yang sangat ingin
berjumpa dengan Yesus, namun ia tidak berdaya karena
banyaknya orang sementara dia tidak bisa melihat. Lalu apa yang
dilakukan Bartimeus? Ia berseru dengan keras "Yesus, Anak Daud,
kasihanilah aku!, Karena dianggap mengganggu dan tidak sopan
maka beberapa orang menyuruhnya diam, namun ia justru
semakin keras berteriak memanggil Yesus. Lalu berhentilah Yesus
dan menyuru orang untuk membawa Bartimeus kepada-Nya. Lalu
kata Yesus "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!", Lalu
Yesus berkata "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!
Iman Bartimeus menyelamatkannya dan ia dapat melihat.
Demikianlah juga kita, jika kita berseru dengan Iman yang sungguh
kepada-Nya maka Ia akan mendengar keluh kesah kita.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 49


Minggu, 16 Oktober 2022
Mazmur 119:97-104

SADAR DIRI
Untandai Kale

“Lupa kacang akan kulitnya”. Demikian sebuah pepatah


untuk menggambarkan keadaan lupa diri yang terkadang dialami
manusia. Ketika seseorang merasa belum memiliki apa-apa: uang,
pengetahuan, gelar, jabatan, dan lain-lain, biasanya sikapnya
biasa-biasa saja, namun ketika mulai merasa memiliki banyak hal,
biasanya sikapnya (mulai) berubah. Ada perasaan lebih hebat dan
lebih penting dari orang lain sehingga memandang orang lain
lebih rendah. Apakah sikap ini bisa terjadi pada diri orang Kristen?
Sikap sombong karena merasa lebih hebat dari orang lain
bisa terjadi pada siapa saja, termasuk orang yang mengaku
Kristen. Sikap ini dimulai dengan situasi “lupa diri”, lupa bahwa
segala yang dicapai dalam hidupnya bersumber dari TUHAN.
Dengan melihat dan belajar dari banyak hal dalam hidupnya, Daud
merefleksikan bahwa kunci utama dan satu-satunya agar manusia
tidak lupa diri dan menjadi sombong adalah mencintai Taurat
TUHAN (ay. 97). Banyak orang pintar, pejabat, dan pengajar yang
akhirnya kehilangan akal budi dan kebijaksanaan yang membuat
mereka menjadi “lupa diri” (bdk. Ay. 98-100). Mengapa demikian?
Karena mereka tidak sepenuhnya mencintai Taurat TUHAN!
Setiap berkat dari TUHAN dalam kehidupan manusia
mengandung tanggung jawab yang hanya boleh dipakai untuk
kemuliaan TUHAN dan kebaikan bersama (saling menolong
sesama manusia). Tapi terkadang berkat dari TUHAN justru
dijadikan anak tangga untuk meninggikan diri dan menarik
TUHAN ke bawah, sehingga “aku” merasa makin tinggi sementara
TUHAN makin direndahkan. Bukankah seharusnya: “aku makin
kecil dan IA makin besar?” Karena itu, mari mencintai Taurat
TUHAN! Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 50


Senin, 17 Oktober 2022
1 Korintus 6:1-11

DA’ MI PUSA
Jangan Sesat

Den kada napamata’tak Rasulu’ Paulus lan Galatia 3:11b


nakua “Iatu to malolo la umpotuo kapatonganan”. Kada iate sipatu
mendadi pa’nannungan mandalan lako simisa’-misa’ to
ma’patongan anna tontong umpamanassai dio olo-Na Puang
Matua, sia dikua anna den mendadi pa’tuladanan lako to
tangma’patongan. Apa ia tu nenne’ dadi, iamo tu to ussanga
kalena ma’patongan, melada’ lakomo to tangma’patongan.
Kara-kara iamo te tu napokada Rasulu’ Paulus lako to
Korintus ondonganna tu to ussanga kalena mangkamo
dipasalama’, ditongananmo sia dipamaindanmo lan Yesu Karistus.
Ussanga kalena to masallo’ sia untandai kamaloloan apa ia temai
kara-kara dadi lan kombongan napaolai salunna sia nara’ta’ situru’
timbanganna to tangma’tongan tu tanguntandai katonganan.
Senga’mito, pada iamo lan kombongan siparapa’ anna male
ma’popera’ta’ lako to tangma’patongan.
Ia tu Kombongan disanga misa’ kasipulunganna to
masallo’ sia to sangrapu lan Kristus. Ia tu Kombongan dipabendan
menggaronto’ lan kasikaeloanta Puang Matua lan Yesu Kristus.
Dadi la toyang ia lanmai kombonga tu kasiualian. Ia ke denni kara-
kara ba’tu kasipekkan dadi, sipatu dira’ta’ lan kombongan situru’
kamaloloan-Na Puang Matua, da’ anna dipopera’ta’ lako to tang
ma’patongan. Ia tu kamaloloan tongan diomanna ia mai Puang
Matua tu digente’ to mangra’ta’ tangpakayun bimbang. Susi Nabi
Yermia, napalulako Puang Matua tu kara-karana belanna
nakanassai kumua Puang tu to mangra’ta’ malambu’ sia untarru’
penaa sia ba’tenng (Yer.11:20). Iamoto palulakoi Puang tu mintu’
kara-kara anna ra’tai’ situru’ kamaloloan-Na tu mebaa lako
karapasan sia kamarampasan, da’ anta pusa. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 51


Selasa, 18 Oktober 2022
Yakobus 5:7-11

PILIHLAH KESETIAAN
Pileimi tu mengkaola

“Hidup yang digerakkan oleh tujuan”, demikianlah


gambaran perilaku hidup manusia. Ya, segala sesuatu yang
dilakukan oleh manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari apa
yang menjadi tujuan (hidupnya). Hal ini dapat dijadikan ukuran
untuk melihat seberapa kuat keyakinan seseorang. Apa yang
diyakininya sebagai tujuan hidupnya akan membuat ia kuat dan
sabar menghadapi segala persoalan hidup demi tujuan hidupnya.
Rasul Yakobus menggambarkan kehidupan orang percaya
dalam menantikan TUHAN seperti petani yang dengan tekun
menantikan hasil berharga dari semua upaya yang dilakukannya
(ay.7). Di sini juga diberikan petunjuk dan rahasia agar orang
percaya tetap bertahan dalam mencapai tujuannya, yaitu dengan
“kesabaran” dan “keteguhan hati” (ay. 8). Ketika “kesabaran”
dan “keteguhan hati” menyatu maka lahirlah kesetiaan. Kesetiaan
menjadi sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Jika
memandang pada kehidupan Yesus Kristus, Sang Guru Agung,
ketika menghadapi proses jalan salib, ketika semua orang
(termasuk murid-murid-Nya) meninggalkan Dia, ada satu yang
tetap ada pada-Nya yaitu KESETIAAN; karena IA sendirilah
KESETIAAN itu! Dengan kesetiaan itulah IA menyelesaikan Karya
Agung-Nya yang kemudian dianugerahkan untuk manusia
berdosa. Sungguh luar biasa!
Tuhan menganugerahkan kehidupan kepada manusia, dan
bukan hanya itu tetapi sekaligus anugerah KESELAMATAN, dan
Orang percaya telah menerima KESELAMATAN itu. Pertanyaan
bagi orang percaya apakah setia atau berkhianat. Manusia diberi
kebebasan untuk memilih. Pilihlah kesetiaan agar keselamatan
kesetiaan. Amin!

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 52


Rabu, 19 Oktober 2022
Lukas 22:39-46

TEMUKAN GETSEMANIMU
“Kabu’tui tu Getsemanimmu!”

Bagaimana rasanya jika “saya’ berdoa dengan sungguh


namun “saya” merasa bahwa doa saya tidak dikabulkan oleh
TUHAN? Atau mungkin “saya” merasa seolah TUHAN tidak peduli
dengan pergumulan yang “saya” hadapi? Apakah memang TUHAN
tidak tertarik untuk mengabulkan atau tidak peduli dengan
pergumulanku? Inilah situasi yang dialami oleh Yesus Kristus
ketika akan menempuh “Jalan Salib”.
Kisah “Taman Getsemani” adalah peristiwa “puncak
spiritualitas” yang dialami oleh Yesus Kristus sekaligus menjadi
pengajaran penting bagi semua umat manusia. Dua ajaran penting
dalam ayat 42 disampaikan TUHAN kepada manusia yakni:
Keakraban (Yesus menyapa Allah sebagai Bapa-Nya) dan Ketaatan
(Yesus bertekun dalam kehendak Bapa-Nya: “…tetapi bukanlah
kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”);
Keakraban melahirkan Ketaatan dan Ketaatan memperteguh
Keakraban. Sungguh indah dan mulia! Keakraban dan Ketaatan itu
menyatu dalam sebuah Doa. Itulah Doa Getsemani! Doa yang
dinaikkan dalam situasi pergumulan sekaligus persiapan
melaksanakan Karya Teragung sepanjang masa.
Mungkin ada yang telah melakukan wisata rohani ke Israel
dan sekitarnya bahkan ke Taman Getsemani. Namun yang paling
penting bukanlah perjalanan wisatanya, tetapi perjalanan
spiritualitasnya. Perjalanan spiritualitas-rohani yang membuat
“saya” diberi kesempatan untuk menghayati “Keakraban”
sekaligus “Ketaatan” kepada Sang Bapa. Yang terpenting
bukanlah saya menginjakkan kaki di Taman Getsemani, melainkan
ketika “saya” menghayati “Getsemani” dalam keseharian.
Temukanlah “Getesemanimu”! Amin!

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 53


Kamis, 20 Oktober 2022
2 Timotius 3:1-9

CINTA TUHAN DAN CINTA DIRI


Ungkamali’ Puang sia Ungkaboroi’ kale

Sikap cinta diri yang berlebihan telah nampak sejak


peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa. Oleh karena lebih
mementingkan dirinya sendiri dari pada Penciptanya, maka
manusia jatuh ke dalam dosa. Situasi ini digambarkan dengan
ungkapan: “cinta diri (yang berlebihan) adalah akar kejahatan”.
Inilah yang disoroti oleh rasul Paulus sekaligus
mengingatkan Timotius termasuk semua orang percaya untuk
tetap teguh dalam posisinya sebagai orang yang telah ditebus
oleh Kasih Allah dalam Yesus Kristus (ay.1). Mungkin kita bertanya,
apakah cinta diri tidak diperbolehkan dalam kekristenan? Tentu
bukan itu yang dimaksud Kitab Suci. Mencintai diri sendiri lebih
dari mencintai TUHAN, itulah yang menjadi masalah. Cinta diri
yang benar adalah cinta diri yang dibangun berdasarkan cinta
kepada TUHAN. Jika TUHAN mencintai semua orang maka wajib
hukumnya bagi “saya” untuk hidup dalam cinta TUHAN yang
mencintai semua orang. Inilah kasih kepada TUHAN dan kasih
kepada sesama; hubungan yang menjadi dasar kehidupan
kristiani. Bagaimana jika yang terjadi seperti yang dikatakan dalam
bacaan kita, bahwa orang-orang dalam jemaat lebih mencintai diri
sendiri dan tidak segan mencelakakn orang lain? Jawabannya,
tentu karena cinta diri lebih besar dari pada cinta kepada TUHAN!
Bagaimana dengan kita? Apakah cinta kepada TUHAN
masih menjadi dasar dalam kehidupan kita? Rasul Paulus
mengingatkan “…akan datang masa yang sukar” dalam
kehidupan umat TUHAN, di mana manusia hidup egois(me). Jika
masa itu datang, apakah yang harus kita buat? Renungkanlah
Cinta TUHAN dan hiduplah di dalamnya! Supaya engkau jangan
terkunkung oleh kejahatan. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 54


Jumat, 21 Oktober 2022
2 Timotius 3:10-17

LEWAT JALAN INI


Iate tu lalan sipatu miola

Jika dalam perikop sebelumnya (Ps.3:1-9) rasul Paulus


memperingatkan Timotius tentang masa yang akan dialami oleh
orang-orang percaya, maka pada bagian ini rasul Paulus
menunjukkan berbagai jalan keluar yang bisa ditempuh untuk
keluar dari masa-masa sulit itu.
Cara hidup manusia baru dalam Yesus Kristus merupakan
cerminan dari apa yang dipercayainya (imannya). Cara hidup ini
tentu sangat berbeda dengan cara hidup sebagai manusia lama.
Godaan-godaan untuk kembali hidup sebagai manusia lama terus
mengikuti manusia baru dalam Yesus Kristus. Tidak sedikit orang
percaya yang kembali kepada kehidupan lamanya karena godaan-
godaan itu. Di sini rasul Paulus menegaskan bahwa memang orang
yang mau hidup beribadah kepada Kristus Yesus akan menderita
aniaya (ay.12) sementara orang jahat (yang nampaknya baik-baik
saja kehidupannya) akan bertambah jahat (ay. 13), tanpa sadar
bahwa mereka sedang berjalan menuju kebinasaan kekal. Lalu,
apa rahasia agar manusia Baru tetap bertahan? Kitab Suci telah
memberi hikmat kepada Timotius mengenai jalan keselamatan
dalam Yesus Kristus (ay. 15). Jalan keselamatan yang telah dirintis
oleh Yesus Kristus adalah “Jalan Salib”, yang adalah satu-satunya
jalan menuju kehidupan. Jalan itu adalah “jalan penderitaan”. Di
“Jalan Salib” itulah Yesus berjalan.
Jika kita yakini bahwa “Jalan Salib” adalah satu-satunya
jalan menuju kepada Bapa, apakah kita mau berjalan di jalan itu?
Ada banyak jalan yang ditawarkan oleh dunia, tapi hanya satu
jalan keselamatan, yaitu “Jalan Salib”. Di “Jalan Salib” ITULAH
YESUS berjalan! Jalan itu memang tidak terlepas dari penderitaan
tapi yang pasti bahwa di jalan itulah YESUS berada! Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 55


Sabtu, 22 Oktober 2022
Yoel 2:12-17

REVOLUSI BATIN
Ussesse Penaa

Kerinduan TUHAN untuk bergaul akrab dengan manusia


sangat jelas sejak awal dimulainya sejarah. Bahkan ketika manusia
jatuh ke dalam dosa, kerinduan TUHAN untuk mencari manusia
tidak berkurang (Kej. 3:9 : “Di manakah engkau?”). Sekalipun
manusia berkhianat kepada TUHAN, Kasih dan kerinduan-Nya
untuk bersama manusia tidak pernah berkurang. Seorang hamba
TUHAN, Dietrich Bonhoeffer mengatakan: “TUHAN sangat
mengasihi manusia berdosa tapi tidak pernah mengasihi dosa”.
Karena dosa, manusia harus terpisah dengan TUHAN, tapi oleh
Firman-Nya tetap memanggil kita: “Di manakah engkau?”
Bagian Alkitab dari Yoel 2:12-17 merupakan salah satu
wujud kasih dan kerinduan kepada manusia agar berbalik kepada
TUHAN. Umat-Nya diminta untuk melakukan pertobatan yang
sungguh-sungguh (mengoyakkan hati) dan bukan pertobatan
yang pura-pura (mengoyakkan pakaian) (ay. 13a). Pertobatan yang
sungguh dimulai dari dalam batin, yang ke luar melalui pola hidup.
Revolusi batin menuju perubahan hidup, itulah yang dikehendaki
Allah. Dasar dari perubahan ini adalah “TUHAN, Allah adalah
pengasih dan penyayang, panjang sabar (ay.13b) dan berlimpah
kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya (ay. 13c).
Kasih Allah nampak dalam penghukuman-Nya atau dengan
kata lain, penghukuman Allah adalah bagian dari kasih-Nya.
Mengapa demikian? Sebab Ia menyesal karena penghukuman-
Nya.Tidak selamanya Ia menuntut dan mendendam dan tidak
dilakukan-Nya setimpal dengan dosa kita (Mz.103:9-14). Kita perlu
memahami bahwa dosa mendatangkan penghukuman dan
penghukuman mendatangkan anugerah serta anugerah
mendatangkan tanggung jawab(kepercayan)dari TUHAN. Amin!

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 56


Minggu 23 Oktober 2022
Mazmur 84:1-13

DIAM DI RUMAH TUHAN


Torro lan Banuan-Na Puang

Setiap orang membutuhkan tempat kediaman yang


nyaman. Itulah sebabnya orang berupaya membentuk rumahnya
sebaik mungkin demi merasakan kenyamanan untuk tinggal di
dalamnya. Tetapi mengapa pemazmur justru lebih merindukan
diam di rumah Tuhan daripada diam di rumahnya sendiri?
Pemazmur mengungkapkan kerinduannya yang sangat
besar untuk bisa berada di rumah Tuhan. Ia amat yakin bahwa
berada di rumah Tuhan jauh lebih baik daripada seribu hari di
tempat lain. Bagi pemazmur, berada di tempat lain adalah
kehampaan semata karena berada jauh dari Tuhan. Pemazmur
merasakan bahwa dunia dan segala isinya tidak bisa memberikan
sukacita, kepuasan, kelegaan dan ketenangan sejati. Karena itu ia
mengungkapkan bahwa adalah lebih baik satu hari di pelataran
Tuhan dari pada seribu hari di tempat lain bahkan lebih baik berdiri
di ambang pintu rumah Tuhan dari pada diam di kemah-kemah
orang fasik (ay.11).
Diam dalam rumah Tuhan memberi gambaran kepada kita
bagaimana kita hidup dekat dengan Tuhan dengan melakukan apa
yang Tuhan kehendaki. Diam dalam rumah Tuhan berarti kita
hidup seturut dengan aturan dalam rumah Tuhan. Kedekatan
dengan Allah dalam Yesus Kristus, berarti kita dipanggil untuk
dapat tinggal bersama dengan Allah. Karena itu, kita harus
memiliki persekutuan yang akrab dengan Tuhan dengan selalu
meluangkan waktu untuk senantiasa bersama-Nya setiap hari
sehingga tantangan sebesar apa pun yang menghalangi kita setiap
hari, tidak akan membuat kita goyah. Karena itu berbahagialah
orang-orang yang tetap percaya kepada Yesus karena merekalah
yang akan diperkenankan hidup bersama dengan Allah. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 57


Senin 24 Oktober 2022
1 Petrus 4:12-19

DA’ ANTA POMANGAI…


Jangan heran…

Dio ba’tu pira-pira tondok, nenne’ dirangi sia ditiro tu


padanta to Sarani ditelle sia dipa’dikki, sia den duka tu dipatei
belanna kamabirisanna tau diona tu aluk kasaranian
dipentionganni. Den dikka’ tomai padanta to sarani lamorai
menomba apa tangdilo’bangan inan sia diangga’ misa’ aluk
tangsipato’ dipana’ta’ dio tu tondok ba’tu inan iato. Mandupa
mo’dong disa’ding ke unnanga’ki’ to ma’parenta la umpembuloiki’
apa butung tangnapaolai tanga’ sia takua-kua nasa’biangan.
Iamo bannangte anna ma’pakilala tu Rasulu’ Petrus kumua
ia tu kita to ma’patongan lako Kristus da’anta pomangngai tu
kadipakario-rioan urrampoiki’ belanna ia tu iannato dadi lako
kaleta belanna Kristus. Tantu tangtama akkala’ta tu kada
napokada Rasulu’ Petrus “Iake ditellekomi belanna sanganNa
Kristus, maupa'komi, apa Natorroikomi tu Penaa kamala'biran, iamo
tu PenaanNa Puang Matua untorroikomi (ay.14)” Ia tu nasanga
Petrus iamotu Kamaparrisan belanna tumanan lan kapatonganan
lako Kristus, susimo napokada Puang Yesu kumua “La
nakabiri'komi mintu' tau tu belanna sangangKu, apa minda-minda
tu mengkabatta' sae lako ma'katampakanna, iamo la dikarimmanni
(Mat.10:22)” La’biran dipakario-rio belanna tumanan umpentoi
katonganan-Na Kristus, na ia tu dipakario-rio belanna umpogau’
kasalan sia umpeonganni Kristus. lan pa’basanta dipokada nakua
“Iamoto, da miden misa' umperasai kamaparrisan butung to
papatean ba'tu to boko ba'tu misa' to kadake, ba'tu to umpentamai
sara'na to senga'(ay.15)” Sipatu mendadi pa’tuladanan lako kita
tomai to umpembuloi katonganan-Na Kristus susinna Stepanus,
dipatei belanna Kristus, apa mendadi kamauparan lako kalena.
Patonganni kumua Kristus tontong la umpembuloiki’. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 58


Selasa 25 Oktober 2022
1 Petrus 5:1-11

PELAYAN YANG BERKETELADANAN


To ma’kamaya tu sipatu dipa’tuladanni

Pertanyaan yang perlu direnungkan adalah, Apakah para


pelayan di jemaat kita masing-masing sudah menunjukan cara
hidup yang dapat menjadi teladan dalam sikap dan perbutan?
Petrus memberi nasihat kepada para penatua agar dengan
sukarela mengabdikan diri dalam pelayanan jemaat dengan tidak
terpaksa apalagi kalau mencari keuntungan diri sendiri (ay.2).
Kepada para Penatua Petrus memberi nasihat "Janganlah saling
main perintah satu dengan yang lain, tetapi kepada mereka
hendaknya saling menunjukan keteladanaan" (ay.3). Para penatua
janganlah saling memimpin dengan tangan besi, tetapi hendaknya
saling menopang agar dapat menjadi teladan bagi jemaatnya. Para
penatua hendaklah hidup dalam kerendahan hati, menunjukkan
rasa hormat (ay.5-6). Penatua hendaknya hidup dalam
Kerendahan hati dengan tunduk kepada Allah agar dapat
menolong jemaat melawan serangan iblis yang berkeliling seperti
singa yang mengaum-ngaum (ay.8).
Menjadi pelayanan yang berketeladanan tidaklah mudah,
karena akan ada saatnya menjadi sasaran fitnah bahkan
kekerasan baik dari jemaat ataupun dari orang lain. Dalam situasi
tersebut dibutuhkan sikap untuk tetap hidup dengan rendah hati
sambil berserah kepada Tuhan karena hanya dari Dialah kita akan
mendapat kekuatan untuk melayani umat-Nya. Para penatua
selaku pelayan jemaat patut menunjukkan pribadi sebagai pelayan
yang dapat diteladani oleh warga jemaat. Memang tidak mudah
menjadi pemimpin jemaat tetapi disinilah letaknya para penatua
atau seorang pelayan menunjukkan cara kerja demi kuatnya
kepelayanan secara bersama-sama. Karena itu tetaplah melayani
dengan tetap meneladani Pelayanan Kristus.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 59


Rabu 26 Oktober 2022
Matius 21:28-32

MENYESAL LALU BERTOBAT


Menassan anna Mengkatoba’

Pernahkah anda menolak perintah tapi akhirnya anda


pergi melakukannya? Atau sebaliknya pernah mengatakan
kesediaan tetapi tak pernah melakukannya?
Perikop ini menjelaskan perumpamaan dua orang anak
yang diperintahkan ayahnya untuk pergi bekerja di kebun anggur
(ay.28). Anak sulung menjawab dengan baik dan sopan “Baik,
bapa” tetapi ternyata ia tidak pergi bekerja di kebun anggur.
(ay.29). Anak bungsu yang pada awalnya menolak dan menjawab
“Aku tidak mau”. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.”
Jawaban anak yang kedua itu sungguh mengecewakan orang tua,
namun Alkitab menjelaskan bahwa kemudian ia menyesal, karena
jawabannya terhadap orang tuanya. Lalu ia pun pergi bekerja di
kebun anggur dengan ikhlas sambil merawat pohon-pohon
anggur itu agar hidup, bertumbuh, berkembang dan banyak
berbuah. (ay.30).
Dari perumpamaan ditatas kita dapat belajar bahwa anak
sulung ibarat orang yang mengerti teori kitab suci bahkan tahu
menjelaskannya tetapi mereka sediri tidak melakukakknya dalam
kehidupannya. Sedangkan dari anak bungsu kita dapat belajar
bahwa ibarat anak bungsu sebagai pendosa yang mendengar
firman Allah, kemudian menyesal lalu bertobat. Mengikut Yesus
berarti mencari dan melakukan kehendak-Nya. Mungkin selama ini
kita sudah terlanjut melakukan pelanggaran terhadap kehendak
Tuhan bahkan mengatakan tidak terhadap kehendakNya tetapi
pada akhirnya kita sadar akan pelanggaran Itu. Karena itu
marihlah mengubah arah sikap kita lalu kita pergi mengerjakan
apa yang Kristus inginkan dalam kehidupan kita. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 60


Kamis 27 Oktober 2022
Yeremia 33:14-26

HARAPAN BARU DALAM PEMULIHAN


Katilendokan umpabu’tu Kapa’rannuanan ba’ru

Dalam keterpurukan kehidupan kita, mungkin kita sering


berpikir sampai kapan keterpurukan itu akan terajadi dan kadang
seolah-olah tak ada lagi harapan untuk keluar dari masalah itu.
Perikop ini menjelaskan bahwa Allah berjanji akan
menegakkan kerajaan Daud setelah masa pembuangan, bahwa
keturunan Daud akan memerintah selamanya (ay.17), bahwa dari
tunas Daud, Allah akan membangkitkan Tunas keadilan (ay.14-16).
Disini kita bisa melihat bahwa Allah berjanji akan menegakkan
keluarga Israel dan Yehuda, dan keseluruhan umat Tuhan melalui
janji pemulihan. Hal ini membuktikan bahwa Tuhan sedang
berkarya memulihkan mereka melalui pembuangan, tetapi setelah
itu akan keluar umat yang akan dipulihkan. Tuhan menjanjikan
keadaan yang lebih baik untuk kehidupan umatNya.
Keturunan Daud yang memerintah selamanya digenapi di
dalam Yesus Kristus. Yesus merupakan keturunan Daud dan Ia
menjadi Raja selamanya. Ialah yang menegakkan keadilan dengan
menanggung murka Allah atas dosa kita. Melalui bacaan ini kita
dapat menghayati bahwa seburuk apapun kondisi dan situasi kita
saat ini, Tuhan pasti mampu memulihkan kita. Itulah pengharapan
kita, dan pengharapan ini hanya disandarkan kepada Allah. Segala
sesuatu yang kita miliki saat ini tidak dapat menjanjikan
pengharapan yang kekal bagi kita. Tetapi satu hal yang pasti
adalah bahwa dalam Kristus kita sudah dipulihkan dari dosa
sehingga yang harus kita lakukan adalah memelihara
pengampunan itu dalam kehidupan kita karena dalam Kristus
kemuliaan dan keabadian kehidupan berada dalam genggaman-
Nya. Tetaplah percaya kepada Kristus karena padanya ada
pemulihan yang abadi. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 61


Jumat 28 Oktober 2022
Yesaya 1:1-1-9

MENGHARGAI KEBAIKAN TUHAN


Unnangga’ Kamamasean-Na Puang

Kesalahan apa yang telah berulang kali kita lakukan


sampai-sampai keselahan itu seolah-olah bukan kesalahan lagi?
Bacaan kita menggambarkan bahwa Tuhan seolah-olah
menegaskan kepada langit dan bumi bahwa Tuhan telah
membesarkan umat-Nya, tetapi ternyata umat-Nya masih saja
memberontak terhadap-Nya. Akibatnya keberadaan umat
diibaratkan lebih buruk dari binatang. Lembu lebih mengenal
pemiliknya, keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya,
tetapi Israel tidak mengenal Tuannya. Umat menunjukkan
ketidaktaatannya sehingga kehidupan umat sarat dengan
kesalahan. Mereka hidup dalam kejahatan, menista Tuhan, dan
membelakangi-Nya (ay.4). Selain itu, umat sudah dipukul sampai
tidak ada bagian yang belum kena pukul, namun tetap tidak
bertobat sampai Tuhan bertanya, "Di mana kamu mau dipukul
lagi?" (ay. 5-6), bahkan negeri mereka menjadi sunyi, putri Sion
menjadi seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun
mentimun dan kota yang terkepung. Jika bukan karena belas
kasihan Tuhan, mereka sudah menjadi seperti Sodom dan Gomora
(ay. 7-9).
Tuhan yang panjang sabar “sepertinya sudah tidak tahu
lagi” apa yang harus diperbuat-Nya agar umat mau bertobat. Jika
bukan karena kesetiaan Tuhan kita sudah dibinasakan. Karena itu
marilah kita menghayati bahwa berhentilah melakukan secara
sengaja kesalahan yang berulang. Janganlah memakai
ketidaksempurnaan kita sebagai alasan untuk melakukan dosa,
tetapi kita harus menyakini bahwa kebaikan Tuhan terus
dinyatakan kepada kita sepanjang kita mau memperbaiki
kesalahan yang terus berulang dalam hidup kita.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 62


Sabtu 29 Oktober 2022
Yohanes 8:37-47

MELAKUKAN KEHENDAK KRISTUS


Umpogau’ Pa’poraianna Kristus

Tidak sedikit dari orang Kristen yang mengaku percaya


kepada Kristus tetapi cara hidupnya tidak mencerminkan cara
hidup seperti yang dikehendaki oleh Kristus.
Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus mengakui
keberadaan orang Yahudi yang adalah keturunan Abraham secara
lahiriah, tetapi kehidupan mereka tidak mencerminkan sikap
sebagai hamba Allah (ay. 37). Kehidupan mereka tidak sama
dengan Abraham yang percaya sepenuhnya kepada Allah dengan
tidak percaya kepada Yesus (ay.38), yang telah menyatakan
kebenaran dan kemuliaan dari Allah (ay. 39-40). Orang-orang
Yahudi mengaku anak Allah (ay.41), tetapi Yesus menanggapinya
dengan mengatakan bahwa jika mereka benar anak Allah, maka
mereka seharusnya menerima Yesus sebagai utusan yang
menyatakan kehendak Allah (ay.42). Yesus melihat bahwa mereka
lebih pantas disebut anak-anak Iblis karena tidak hidup dalam
kebenaran Allah (ay.44). karena itulah, Yesus menegaskan agar
mereka percaya kepada-Nya (ay.45-46).
Kita harus sadar bahwa Yesus menghendaki agar kita
dapat membuktikan identitas kepercayaan kita melalui tindakan
nyata dalam kehidupan. Jika kita dilahirkan sebagai orang Kristen
tidak cukup jika kita hanya bersimbolkan Kristen tetapi tidak hidup
seperti yang dikehendaki Kristus. Jangan hanya merasa
melakukan kehendak-Nya, tetapi tidak menerima-Nya sebagai
Tuhan. Jika hanya bersimbolkan Kristen tetapi tidak melakukan
kehendak-Nya, maka kita tidak ada bedanya dengan orang yang
tidak mengenal-Nya. Karena itu, kita harus membuktikan identitas
kekristen kita dengan cara melakukan kehendak-Nya dan
mempercayakan hidup kepada Kristus. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 63


Minggu 30 Oktober 2022
Mazmur 32:1-11

KASIH DALAM PENGAMPUNAN


Pa’kaboro’ ullendui’ kadipagarrisan

Pernahkah anda melakukan sesuatu yang pada akhirnya


membuat anda menyesal? Bahkan lebih dari itu kita merasa malu
dan tak berdaya lagi mengangkat muka bahkan keluar rumah
karena merasa malu? Lalu bagimana jika dalam kesalahan itu kita
dimaafkan?
Pada bagian ini, pemazmur merasakan kebaikan dan
kemurahan Tuhan atas kesalahan yang dia perbuat, bahwa dalam
keberdosaan pemazmur Tuhan tetap bermurah hati kepadanya
sehingga membuat Daud menyadari kesalahan dan kekejiannya. Ia
merasa sangat berdosa kepada Tuhan sehingga membuka
perasaannya memohon pengampunan. Perasaan bersalah telah
menguasai hati dan kehidupan Daud, namun dia tidak
membiarkan hal itu menjadi sesuatu yang akan menghancurkan
kehidupaannya melainkan Ia sadar diri dan membawa rasa
bersalah dan persoalan itu kepada Tuhan (ay.3-5). Lalu bagaimana
respon Tuhan? Kita dapat melihat bahwa Tuhan yang penuh belas
kasihan menerima penyesalan Daud bahkan mengampuni
dosanya. Itulah sebabnya Daud memuji Tuhan dengan berkata:
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang
dosanya ditutupi, berbahagialah manusia, yang kesalahannya
tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu (ay.1-2)
kita telah jatuh dalam dosa bahkan mungkin kita masi
terus berkanjang dalam dosa. Inga! Hidup yang masih kita jalani
saat ini adalah kesempatan untuk datang kepada Allah memohon
pengampunan. Kita jatuh kedalam dosa karena kita lemah oleh
berbagai tekanan kehidupan. Hanya satu jalan untuk kita dapat
menerima pengampunan yakni datang kepada Allah memohon
memohon pengampunan. Terpujilah Kristus.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 64


Senin 31 Oktober 2022
Mazmur 50:1-23

APARA GAI’NA TU KAMENOMBANMU


Apalah arti Ibadahmu

Den penanian lan PKJ 264 “Apalah arti Ibadahmu” ke di


lesangi lan basa toraya kumua “apara gai’na tu kamenomban lako
Puang ke tae’i anna turui’ penaa lantuk sia kamengkaolan, apara
gai’na tu kamenomban ke tae’i anna sioloanan kamengkaolan sia
kurrean sumanga’, belanna iapi nadisanga kamenomban tongan
ke dipasituangpi pa’kurre sumanga’ sia kamengkaolan anna
dipamanassa lan pa’kaboro’ lako padanta rupa tau.
Ia tu napogau’na to Israel susi napokada to Ma’pudi,
manassa inang makaritutumo menomba sia nadaka’ tongan tu apa
mandu melo na pemalaran. Apa nasanga kumua ia tu pemala’
nasorongan iamo la umpatilao penaanna Puang anna tontong
umpassakkei Puang, sia den duka tu memala’ nanairi undaka’
sanga sia panganggaran diomai torro to lino. Ia tu naanga’ Puang
Matua diomai kita iamo tu kamenomban sioloanan kamengkaolan
sia pa’kurre sumnga’, tangia ladipake ullono’ Puang Matua.
Nenne’ disangamo ganna’ sia sundun ke matuttu’ki’
menomba, sia disangamo tilendok passananta ke dipogau’mi tu
kamenomban anna disorong tu pemala’. Ia ke ditiroi la to Sarani la
ia temai kapekaalukan senga’, nenne’ si’pi’ tongan diolu to’ inan
kamenomban male menomba sia massambayang. Apa ia ke ditiroi
tu a’gan dadi, takua ia sabuda-budanna tu penggauran kadake
napogau’ tau. Na mindara tu ma’penggauran? tantu to mekaaluk
nasang. Iamo disanga to, buda tomekaaluk apa buda duka
ma’pangalukan belanna dialukkibangmira temai kamenomban
dipogau’.Buda tau matuttu’ menomba apa tang sioloanan
penggauranna. Ia tu naanga’ Puang Matua iamo tu Kamenomban
dipasioloanan kamengkaolan anna dipasituang Kurre sumanga’ tu
dipopempayan lan katuoanta keallo-keallo. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 65


Selasa, 1 November 2022
Nehemia 13:1-14

YA ALLAHKU, INGATLAH KEPADAKU


Kilalaina', o Kapenombangku

Bagaimana sikap kita jika menyaksikan persekongkolan


jahat antara oknum pendeta dan oknum penguasa? Mungkin ada
yang diam karena akrab dengan salah satu oknum, atau mungkin
ada yang pergi menjauh tidak mau ambil pusing, serta mungkin
ada yang menunjukkan sikap tegas menolak kejahatan
persekongkolan itu.Tampak bahwa penyalahgunaan relasi
kekuasaan antara imam Elyasib dan Tobia dipakai untuk
menguntungkan kelompok mereka saja. Nehemia tidak diam, dan
tidak menghindar; bahkan ia marah melihat simbol kekudusan
Allah dicemari dengan praktik kolusi.
Perikop ini menyoroti oknum imam dan oknum
pemerintah bahkan kita semua yang mencoba menyalahgunakan
wewenang demi keuntungan kelompok sendiri. Elyasib sebagai
imam besar bersama Tobia (gubernur) berkolusi sehingga
menyebabkan tersingkirnya kaum Lewi, para penyanyi dan
penjaga gerbang. Nehemia dengan tegas melemparkan perabot
Tobia dari rumah Allah, kemudian mengembalikan para petugas
rumah Allah yang setia, selanjutnya mengembalikan hak-hak
mereka yang selama ini disabotase oleh imam Elyasib dan Tobia.
Menjelang helat politik, acapkali ibadah diramaikan oleh
lelang para calon legislatif, eksekutif, Akibatnya tidak ada ruang
bagi mereka yang lemah secara finansial, persembahan mereka
terpinggirkan. Gereja tidak boleh digunakan oleh kelompok atau
orang tertentu untuk mengambil keuntungan. Kita semua adalah
gereja, oleh karena itu jika gereja tidak lagi mencari Kerajaan Allah
dan kebenaran-Nya, maka kita perlu bercermin pada sikap dan
tindakan Nehemia. Bencana terdahsyat adalah ketika Allah
berpaling dan melupakan kita. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 66


Rabu, 2 November 2022
1 Korintus 5:1-13

HATI YANG JERNIH DAN BENAR


Kamaseroan penaa lan katonganan

Amatilah ikan di dalam sungai yang mengalir. Ikan yang


terbawa arus adalah tanda bahwa ikan tersebut mati atau
menjelang mati karena mengejar makanan yang terbawa aliran air.
Tanpa harus keluar dari air, ikan dapat bertahan hidup dengan
melakukan penyesuaian geraknya sambil melawan arus.
Yesus menyahabati orang berdosa, pemabuk, pezinah,
pelahap, pemungut cukai, dengan tujuan melahirkan pertobatan.
Yesus mengasihi perempuan berzinah sambil mendidik dan
menuntut perempuan itu agar tidak berbuat dosa lagi.
Perikop ini menggambarkan Paulus yang tegas melarang orang
Korintus bergaul dengan orang tertentu, karena berbuat dosa
melampaui batas, bahkan tidak malu memamerkan dosanya,
tanpa penyesalan. Paulus sangat prihatin karena orang yang
sudah berdosa, malah menyombongkan diri. Lebih mengejutkan
dan membuat Paulus cemas karena para tokoh atau pemimpin
agama malah berdiam diri atau menolerir kebejatan warganya.
Hubungan seksual pra-nikah harus ditentang karena
kesucian pernikahan. Yesus sendiri memadankan pernikahan
sebagai relasi Kristus dengan Jemaat sebagai mempelai. Karena
itu, penting sekali para pemimpin jemaat menentang kebiasaan
pacaran generasi muda yang cenderung melanggar batas etika
kesusilaan.Pemimpin jemaat dituntut agar jangan menjadi “ragi”
karena sedikit saja memberi toleransi justru akan merusak tatanan
lebih luas. Dengan hati yang murni dan benar, gereja (secara
bersama & bukan individu) perlu mendidik umat berdasarkan
Firman Allah, bahkan harus menghakimi bila warganya terlibat
dosa serius, bejat, demi menjaga kemurnian gereja dan demi
kesaksian pekerjaan Kerajaan Allah. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 67


Kamis, 3 November 2022
Habakuk 3:1-19

GEMBIRA SELALU DI DALAM TUHAN


parannu unnarrak tete dio PUANG

Apa yang dapat kita katakan bila melihat kembali dua


tahun masa pandemi mendera dunia ini? Sejarah dunia yang
menyedihkan, penuh kesulitan ekonomi, penderitaan, kejatuhan,
kematian, serta segala sesuatu mengalami penurunan. Tubuh dan
jiwa kita mengalami berbagai masalah, ditambah lagi perang,
terorisme, kejahatan, ketidakadilan, kelaparan, bencana alam.
Demikianlah situasi yang dialami oleh nabi Habakuk. Lalu apakah
kita sendiri masih bisa bersukacita dalam keadaan seperti itu?
Kesulitan yang dihadapi Habakuk, membuatnya tetap
belajar mengandalkan hikmat dan jalan-jalan Tuhan. Dalam
kesadaran bahwa umat Allah sudah berdosa, Habakuk secara
sungguh-sungguh berdoa meminta Tuhan terus bekerja dengan
berbelas kasihan bagi umat-Nya yang berdosa. Habakuk akhirnya
menyaksikan kesetiaan Allah bekerja dalam sejarah untuk
menyelamatkan umat-Nya. Habakuk menyatakan kembali janji
Tuhan dan kebesaran kuasa-Nya, bahwa dalam seluruh lintasan
sejarah bangsa Israel Tuhan selalu setia hadir bekerja demi
kebaikan umat-Nya.
Karya Allah sepanjang sejarah ini memberi dorongan bagi
umat-Nya untuk mengerti bahwa Tuhan punya rencana jangka
panjang, sehingga setiap orang tidak boleh memaksakan
kehendaknya, tetapi patut memahami rencana Allah dalam
kesabaran. Sehingga ungkapan “orang benar akan hidup oleh
percayanya” akan senantiasa membangkitkan iman kendati kita
berada dalam lembah kelam. Dengan iman kita dapat diangkat
lebih tinggi dan senantiasa bergembira di dalam Tuhan. Bahkan
kendatipun kita kesulitan bersukacita dalam kesulitan ekonomi,
namun di dalam Tuhan kita dapat bersukacita. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 68


Jumat, 4 November 2022
Kisah Para Rasul 23:1-11

HATI NURANI YANG MURNI


Bannang pute lan sukaran inaa

Kisah pengucilan, persekusi, hingga penganiayaan berat


bukan hal baru bagi orang Kristen. Yohanes pembaptis, Yesus,
Paulus, Stevanus, gereja perdana sampai para martir sekarang ini
sudah terbiasa dan akrab dengan berbagai penghambatan. Lalu
dalam situasi sulit seperti itu, apakah Allah lepas tangan? Tidak!,
ternyata Allah pun memakai segala hal untuk mendatangkan
kebaikan bagi orang percaya, temasuk memakai situasi yang
berbahaya yang dialami Paulus. Paulus sendiri selamat dari upaya
pembunuhan yang dirancang orang Yahudi, justru karena ia
dipenjarakan oleh orang Roma. Dengan hati yang tulus dan jujur,
Paulus terbuka mengatakan kebenaran sebagai dasar
pengambilan keputusan serta demi menyenangkan Allah. Hati
nurani yang murni meneguhkannya untuk tetap hidup menjadi
saksi Allah, kendati ia berada dalam tekanan.
Pekabaran Injil mula-mula lebih diwarnai dengan
hambatan dan penganiayaan, namun juga dibarengi dengan
adanya strategi misi. Dengan hati yang murni kitapun tetap yakin
bahwa Yesus Kristus adalah pembela terbaik, sehingga walaupun
kita dihambat dalam berbagai bentuk namun kejujuran hati nurani
malah memecah-belah pihak-pihak yang melawan atau akan
menganiaya kita.
Karena kemurnian nurani Paulus sendiri maka Allah
menampakkan Diri bagi Paulus. Allah datang meyakinkan dan
menguatkannya untuk terus menjadi saksi Allah di Roma. Allah
selalu punya tujuan bagi kehidupan kita, karena itu di tengah
berbagai masalah tetaplah setia dan berfokus pada Kristus Sang
Pembela. Rencana Tuhan tidak pernah gagal. Milikilah nurani yang
murni tetaplah teguh menjadi saksi Yesus Kristus. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 69


Sabtu, 5 November 2022
Hagai 1:1-14

AKU MENYERTAI KAMU


Manassa Aku La kurondongkomi.

Bagaimana pandangan kita bila melihat ada gedung gereja


yang reyot, atau terhenti pembangunannya, sementara rumah
pribadi dari warga jemaat di sekitanya lebih mewah dan lebih
indah? Tentu ada beragam alasan. Bait Allah dalam perikop ini,
sudah terhenti dibangun selama 16 tahun, karena semangat umat
yang suam-suam kuku, acuh tak acuh sehingga terjadi
kemandekan, hal inilah yang menjadi kritik nabi Hagai. Akibatnya
mudah bagi orang Samaria menciptakan pertentangan yang
berakhir penundaan pembangunan Bait Allah di Yerusalem.
Penyertaan Allah dinyatakan melalui pengutusan nabi
Hagai dan Zakaria untuk membakar semangat umat agar
pekerjaan pembangunan rumah Allah dilanjutkan, kendati selalu
ada hambatan. Bait suci penting bagi orang Israel karena
berfungsi sebagai pusat pemberitaan Firman dan penyembahan,
juga menjadi simbol kehadiran Allah, simbol identitas kebangsaan,
dan lambang pengharapan Israel.
Sekarang ini, tubuh kita disebut Bait Kudus sehingga
segala keberadaan kita, pekerjaan dan pelayanan kita sejatinya
juga merupakan bagian dari pelayanan kepada Tuhan. Maka kita
perlu selalu mawas diri, jangan sampai kita acuh tak acuh dan
mengabaikan pekerjaan Tuhan. Kita perlu mengingat bahwa
berfokus terlalu besar kepada ego pekerjaan sendiri dan tidak
memerhatikan pekerjaan Tuhan dapat berakibat timbulnya konflik
dalam diri sendiri maupun pertentangan dalam jemaat. karena itu,
teguran Allah hendaknya dilihat sebagai kasih penyertaan-Nya
untuk membangkitkan semangat melayani Tuhan. Penyertaan
Allah akan tampak melalui pekerjaan pelayanan Tuhan. Hidup ini
singkat, maka layanilah Tuhan selagi ada kesempatan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 70


Minggu, 6 November 2022
Hagai 2:1b-10

PEYERTAAN TUHAN ABADI


Ia tu Pa’tunduan-Na Puang Tontong sae lakona

Kejayaan masa lalu adalah sebuah kenangan yang sering


diagung-agungkan. Beberapa orang memiliki kecenderungan
menjadikan ukuran kejayaan masa lalu untuk menilai keadaan
masa kini, disertai dengan anggapan bahwa yang dulu lebih baik
dari yang ada sekarang. Kejayaan masa lalu sering menjadi beban
karena dijadikan ukuran capaian masa kini. Padahal setiap
kejayaan ada masanya dan setiap masa ada kejayaannya.
Sejak umat kembali dari pembuangan mereka segera
melakukan pembangunan Bait Suci. Namun mengalami banyak
kendala, mereka menghadapi situasi sulit, rakyat miskin dan para
pemimpin patah semangat. Mereka berpikir bahwa Bait Suci yang
mereka bangun tidak akan semegah Bait Suci yang dibangun
Salomo. Bangsa menjadi ragu, “Apakah semua ini sungguh ada
gunanya”? Nabi menguatkan keyakinan mereka bahwa Tuhan ada
bersama dengan umat, Ia akan menghalau musuh-musuhnya
bahkan Dia yang akan mencukupkan kebutuhan pembangunan
itu. Allah berjanji akan menyatakan karyaNya di Bait Suci itu.
Masa lalu memang sangat penting, dengan masa lalu kita
memiliki sejumlah pengalaman. Namun masa lalu dapat
membebani kita jika kejayaan masa lalu membuat kita ragu
dengan hasil yang akan dicapai dalam karya sekarang ini. Jika
kemuliaan Tuhan menjadi prioritas dari setiap karya kita, maka
tentu Dia yang akan memberikan hikmat bagaimana terus
berkarya dalam hidup ini. Maka yang terutama untuk kita beri
perhatian penting dalam setiap kerja dan karya kita, apakah
semua itu untuk memuliakan Tuhan. Tuhan sudah berjanji akan
selalu menyatakan penyertaanNya bagi orang yang bersandar
padaNya dalam setiap apa yang mereka karyakan.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 71


Senin, 7 November 2022
Hagai 2:11-20

PA’KAMASEANNA PUANG PAYAN LAN KAMENGKAOLAN


Berkat Tuhan nyata dalam ketaatan.

Moi umba susi matoto’na tu batang kalena simisa’ misa’


tau inang tae’ anna la bisa umpalelei tu kamatotoranna lako to
senga’, apa yanna masaki tu tau, ma’din nalelei sakinna tu to
senga’. Panganderan iate ma’din dipasiumpu’ te pa’basanta.
Iatu apa mangka napamaindan Puang, susinna kande, ia ke
dipasiraui kande senga’ tae’ anna la ullelei tu kande senga’ kumua
turu’ duka dipamaindan, apa simisa’-misa’ tau ke marigai anna
rumbu apa senga’, manassa ia tu apa narumbu turu’ duka
lamariga. Battuananna ia tu kamaindananna pa’kalean tae’ anna
palelean apa ia tu kamaruttakan pa’kalean maraa palelean.
Ia tu to Israel tae’mo anna poinaai tu umbangun Banua
Kabusungan-Na Puang Matua. Ia tomai pemala’ napemalaran, dio
Yerusalem naalukkibangmira (pasitiroi Esr.3:3). Manassa nasayu
Puang Matua te pemala’ susite, iamoto anna patadangi Puang
Matua tu passakkena lako kalena. Apa ia tonna mengkilalamo
anna bangunni tu Banuan kabusungan-Na Puang, tilaomi penaan-
Na Puang anna soronganni passakke.
Kamakaritutuan lako Puang misa’ penggarontosan
kapatonganan tu tangla dikalupai belanna iamo napolalan
passakke-Na Puang lako kaleta. Makaritutu umpanundu’ katuoan
iamo lana pobangun melo katuoan, susiduka tomai passanan
tengko ke dikaritutui dikarang manassa la melo tu buanna.
Den pangadaranna John Calvin nakua sala misa’ patunna
Gereja iamotu mendadi passikolan tu lananai kombongan melada’
anna poloboi’ katuoanna. Passanan tengkona Gereja iamotu umba
lanakua tontong umpanundu’ melo kombongan anna makaritutu
lan kapatonganan napourungi mukkun tuo sia lobo’ ondongpi la
tarri’ tu buanna anna polalnni passakkena Puang. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 72


Selasa, 8 November 2022
2 Yohanes 1:1-13

KASIH DAN KEBENARAN


Pa’kaboro’ siayoka Katonganan

Kebenaran bisa menjadi sesuatu yang relatif bila manusia


yang menjadi tolak ukurnya. Kebenaran semacam itu dapat
dipengaruhi oleh kepentingan atau keadaan. Karena itu setiap hal
yang disebut kebenaran perlu diukur dari kebenaran mutlak, yakni
kebenaran berdasarkan firman Tuhan.
Rasul Yohanes menulis surat kepada seorang Ibu yang
rumahnya selalu terbuka bagi umat untuk beribadah. Ada
kemungkinan yang dimaksudkannya adalah menunjuk kepada
sebuah jemaat. Ia memberi penekanan dalam suratnya tentang
kasih dan kebenaran dan bagaimana menghidupinya. Kebenaran
merupakan dasar kasih terhadap semua orang percaya, yang
bukan hanya sekedar diketahui tetapi perlu diterapkan.
Kebenaran dan kasih tanpa penerapan sama halnya dengan
sebuah kemunafikan. Iblis tidak tinggal diam, melalui para
penyesat ia bekerja dan berusaha mempengaruhi orang percaya
untuk menolak Yesus dan ajaranNya. Karena itu orang percaya
perlu saling menopang agar dapat tetap bertahan dalam
menghidupi kasih dan kebenaran Tuhan, supaya dengan demikian
orang percaya tetap memiliki Bapa dan Anak.
Phillips Brooks katakan “Kebenaran itu selalu kuat, tak
peduli betapun lemah tampaknya, dan kepalsuan itu selalu lemah,
tak peduli betapapun kuat tampaknya”. Hidup dalam kebenaran
sering mendapat tantangan, termasuk dari dalam diri kita sendiri.
Karena itu perlu membangun relasi dalam kasih dengan orang di
sekitar kita agar saling menopang. Kebenaran dan kasih haruslah
berjalan bersama dalam kehidupan berjemaat. Kebenaran
menuntun kita bagaimana harus mengasihi, dan menghidupi
kebenaran telah diterima dari Yesus Kristus Tuhan kita. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 73


Rabu, 9 November 2022
Zakharia 8:1-19

TUHAN MENJAMIN RASA AMAN


Puang oto’na kamanamanan

Ketidakamanan sebuah daerah akan sangat berpengaruh


pada segala lini kehidupan masyarakat yang hidup di dalamnya.
Hal itu akan membuat buruknya pembangunan, ekonomi,
kesehatan, pendidikan, dll. Jika itu berlangsung lama, besar
kemungkinan masyarakatnya akan mengalami keterbelakangan
mental dan karakter.
Pembangunan kembali Bait Suci di Yerusalem telah cukup
lama mangalami hambatan. Tuhan yang adalah penguasa semesta
alam kembali berfirman kepada umat melalui nabiNya agar
pembangunan itu segera dilanjutkan. Akan tetapi tidak ada tanda-
tanda bahwa umat merespon seruan itu. Hal itu disebabkan
karena mereka berada dalam intimidasi tekanan musuh. Selain itu
himpitan ekonomi yang membuat mereka lebih fokus
membangun rumah masing-masing. Karena itu Tuhan sendiri akan
bertindak karena kasihNya, dan dalam kepanasan amarahNya, Ia
akan menghalau para musuh. Pembangunan Bait Suci menjadi
tanda kehadiran Tuhan, Yerusalem akan dipulihkan sedemikian
sehingga menjadi tempat yang damai dan permai. Tuhan
menghimpun kembali umatNya di Yerusalem dan akan
memberkati mereka dengan segala kelimpahan.
Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan mendasar
setiap orang. Rasa aman membuat kita leluasa berkarya dan
berkativitas. Tanpa rasa aman hidup akan diliputi ketakutan, dan
ketakutan akan mengerogoti semangat hidup. Dalam hidup yang
kita jalani, ada banyak tawaran yang menjanjikan rasa aman,
misalnya uang, jabatan, dll. Semua itu tidak salah kita miliki bila
Tuhan yang memberikannya sebagai anugerah. Kalau itu adalah
anugerah maka kita akan bertanggungjawab terhadapnya. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 74


Kamis, 10 November 2022
Roma 1:18-25

IKUTLAH JALAN KEBENARAN TUHAN


Turui’ tu lalan katonganan-Na Puang

Manusia terdorong mendekatkan diri kepada yang Ilahi


karena adanya kesadaran dalam hati nurani bahwa ada kuasa yang
labih besar di luar dirinya. Juga melalui ciptaan, Allah menyatakan
diriNya bahwa semua yang ada itu karena ada penciptanya.
Surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma menegaskan
bahwa tidak ada alasan bagi manusia manapun menyangkal
adanya Sang Pencipta dan kebenaranNya. Sehingga tidak benar
jika manusia mempertuhan atau menyembah kepada salah satu
ciptaan apapun itu. Sebab manusia sangatlah menyadari bahwa
semua yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan. Dan
sejak semula pula Tuhan menyatakan kebenaranNya dalam hati
nurani setiap orang. Jika ada orang yang menyembah berhala,
sesungguhnya bukan karena tidak mengetahui kebenaran akan
Tuhan melainkan karena memang tidak mau memuliakan Tuhan,
sebab pikiran dan hati mereka bodoh dan gelap. Sebagai hukuman
Tuhan, Ia membiarkan mereka mengikuti keinginan hatinya,
sehingga mereka hidup dalam kecemaran. Kebenaran Tuhan
mereka gantikan dengan dusta dan kekejian. Semakin berdosa,
orang semakin mematikan kesadaran akan kebenaran Allah di
dalam hatinya, akibatnya, ia makin jahat. Hukuman terberat dari
Tuhan adalah membiarkan kita mengikuti kemauan kita sendiri. Itu
artinya kita berada di luar lindungan Tuhan. Itulah jalan
kebinasaan. Sebab itu sebagai pengikut Kristus, perlu kesadaran
setiap waktu mengevaluasi setiap sikap dan tindakan kita, apakah
yang kita lakukan adalah kehendak Tuhan atau keinginan hati kita
sendiri. Mengikuti jalan keinginan hati dapat membawa pada
kebinasaan, tetapi mengikut jalan Tuhan pasti mendatangkan
sukacita dan damai sejahtera. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 75


Jumat, 11 November 2022
2 Tesalonika 1:3-12

PENDERITAAN MENDAHULUI KEMENANGAN


Kamaparrisan Mebaa lako Kapataloan

Setiap orang yang sedang mengalami pergumulan dalam


penderitaan sangatlah perlu diberi perhatian dan topangan. Hal
itu dapat membantunya melihat sesuatu yang positif di tengah
pergumulan yang sedang dialami. Berproses dengan baik dalam
menghadapi setiap masalah akan membentuk karakter yang
makin dewasa dalam iman.
Jemaat di Tesalonika mengalami penderitaan akibat
penganiayaan dan penindasan orang dari luar. Mereka dianiaya
karena iman mereka kepada Kristus. Rasul Paulus memberikan
penghiburan dan semangat kepada mereka serta memberikan
pencerahan di tengah kebingungan, dan kepada mereka yang
tidak tertib diberi peringatan. Ia menekankan kepada mereka
bahwa hal penting dalam menghadapi masalah adalah tetap
beriman. Iman akan memperteguh pengharapan bahwa Tuhan
akan menyertainya sampai akhir, dan meyerahkan kepada Tuhan
pembalasan kepada mereka yang berbuat tidak adil. Selain itu
rasul Paulus juga menekankan bahwa hidup beriman mereka
dapat mengugah semangat orang lain untuk bertumbuh sehingga
imannya juga makin kokoh dalam Kristus.
Penderitaan mendahului kemenangan, tanpa penderitaan
tidak akan ada kemenangan. Sebagai satu tubuh dalam Kristus,
kita perlu hidup saling mendoakan dan menyemangati, agar hidup
beriman kita makin kokoh untuk bertahan dalam setiap tantangan
dan penderitaan. Bertahan dalam penderitaan akan sangat
berguna dan menambah pengalaman beriman kita bahkan dapat
menjadi teladan bagi orang lain. Kemampuan bertahan di tengah
penderitaan merupakan bukti penyertaan Allah bagi jemaatNya.
Karena itu tetaplah percaya pada pada penyertaan Tuhan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 76


Sabtu, 12 November 2022
Yeheskiel 10:1-22

HADIRNYA KEMULIAAN TUHAN


Kama’diorenanna Kamala’biran-Na Puang Matua

Gedung gereja yang layak dan indah, tidaklah selamanya di


dalamnya terjadi pertumbuhan iman jemaat yang layak dan indah.
Tetapi pertumbuhan iman jemaat yang layak dan indah sudah
tentu orang-orang yang bersekutu di dalamnya akan berupaya
membangun gedung yang layak atau indah.
Umat Israel menyakini bahwa dengan hadirnya Bait Allah
merupakan jaminan kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Namun
penglihatan yang diterima Yehezkiel menandai bahwa masa itu
sudah berakhir, karena kemuliaan Allah akan meninggalkan Bait
Suci. Pada intinya penglihatan di pasal 10 senada dengan pasal 9
hanya dari perspektif dan penekanan berbeda. Mengapa terjadi
perpindahan kemuliaan Tuhan dari ruang maha kudus ke ambang
pintu bait Allah?. Malaikat yang mencatat menerima api dari kerub
untuk membakar kota itu, dan kemuliaan Tuhan pergi ke pintu
gerbang luar sebelah timur dari pelataran luar. Kemuliaan Allah
meninggalkan Bait Suci karena penyembahan berhala bangsa itu.
Allah meninggalkan rumah-Nya dengan segan dan secara
bertahap, tetapi karena kekudusan-Nya, Ia tahu bahwa Ia harus
memisahkan diri dari penyembahan berhala di dalam Bait Suci itu.
Kita dapat merenungkan bahwa jaminan kehadiran
kemuliaan Allah di antara umat-Nya bukan ditentukan oleh ada
atau tidaknya bangunan gedung ibadah. Yang terutama adalah
apakah umat mempunyai bangunan kesetiaan dan ketaatan
terhadap firman-Nya. Kehadiran kemuliaan Allah tidak dapat
diukur dengan kesejahteraan manusia secara fisik. Ketika
kemuliaan Allah tidak hadir maka yang hadir di tengah umat-Nya
pasti murka Allah. Untuk itu Kita harus dengan sungguh-sungguh
merindukan kemuliaan dan kehadiran Allah. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 77


Minggu, 13 November 2022
Mazmur 98:1-9

BERSORAKLAH BAGINYA
Pela’tekanni tu Puang

Jika kita menelusuri perbuatan-perbuatan Tuhan dalam


seluruh perjalanan hidup kita, kita pasti akan merasa kagum.
Berkat Tuhan yang dianugerahkan sungguh tak terselami oleh hati
dan pikiran kita.
Mazmur 98:1-9 memanggil umatTuhan yakni Bangsa Israel
agar dengan penuh ketulusan mengangkat pujian dan ungkapan
syukur kepada Tuhan. Mengapa Tuhan patut dipuji dan
dimuliakan? Bahwa hanya oleh perbuatan-Nya yang ajaib yang
dikerjakan oleh tangan-Nya sendiri sehingga Umat diselamatkan.
Tuhan tetap mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya sehingga
umat dapat melihat keselamatan yang dari pada-Nya (3). Hal yang
lain disampaikan Pemazmur bahwa perbuatan Tuhan yang ajaib
itu tidak hanya dinyatakan kepada Bangsa Israel melainkan
disaksikan oleh seluruh Bangsa, dan tidak hanya terjadi dan
berlaku pada masa lalu dan sekarang tetapi sampai pada waktu
yang akan datang ketika Dia datang untuk menghakimi bumi.
Seluruh Bumi dipanggil untuk bersorak dan bermazmur bagi
Tuhan yang dengan kasih dan anugerah-Nya telah menyatakan
keselamatan bagi kita dan bagi seluruh semesta. Bermazmur dan
bersorak bagi Tuhan itulah yang layak bagi setiap orang percaya,
karena oleh Dialah kita menjadi orang-orang yang
berkemenangan. Bagi manusia tidak ada yang dapat diandalkan
karena semua yang ada, baik manusia maupun seluruh ciptaan
berasal dari Dia dan oleh karena itu berada dibawah kuasa dan
kedaulatan-Nya. Tidak ada satupun yang luput dari kekuasaan
Tuhan karena Dialah yang akan menghakimi dunia dengan
keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran (9). Segala
sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rm.11:36).Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 78


Senin, 14 November 2022
Efesus 4:17-32

TUO LAN KAMASEROAN


Hidup Suci

Nenne’ dipokada dikua ia tu to ma’patongan disanga


Kombongan Sallo’, battuananna to mangkamo dipamaindan lan
Krustus. Iamoto sipatu tontong ladipengkullei tu katuoan masero
anna dipopendadi pemala’ lako Puang Matua. Lan Roma 12:1b
nakua “pennoloanni tu kalemi butung pemala' tuo sia masero sia
Naporai Puang Matua, iamoto tu kamenomban tu siolanan
kakinaan”.
Napa’pakaintinan Rasulu’ Paulus lan pa’basanta kumua ia
tu penggauranna to ma’patongan tae’mo anna la susi gau’na to
kapere’. Ia tu gau’na to kapere’, iamotu unturu’ tangnga’ tae’
gai’na, tuo lan kamalillinan sia mambelamo diomai katuoan
lpa’kamasean-Na Puang Matua. Sia belanna kamakarrasan
penaanna anna tanguntandaimo siri’; massulo bongi, barak sia
umpogau’ mintu’ kamaruttakan.
Ia tu kita to ma’patongan, mangkamoki’ diba’rui sia
dipopentorro tomakakamo lan Kristus. Iamoto sipatu ladikareai te
katuoanta da’ anna palulako-ludioi mai ma’rupa-rupa perosona
deata bulituk. Na umba ladikua anna den tontong bantang lan
kapatonganan sia matoto’ umpangeai tu kapatonganannta?
Laditoe manda’ tu kamanapparan lan pa’kaboro’-Na anna lobo’ tu
kapatongananna mempatu lako Kristus.
Budabangpa ditiro tu Katuoanna to sarani tontongbangpa
mella’ka’ lako pa’kalean masainna napobua’ kamoraian sia tanga’
sala. Penggauran iate tangsitondonmo gau’ to sarani, sia siuali
pa’poraianna Kristus. Iamoto anna nakuai Paulus “laditibemo tu
mintu’na to anna diangkaran tu kedo ba'ru, tu dipadadi situru'
pa'poraianNa Puang Matua lan kamaloloan sia kamaseroan tongan”.
Tampemi tu katuoan dolo, Angkaranmi to kedo ba’ru. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 79


Selasa, 15 November 2022
Yesaya 66:1-17

JANGAN SUKA-SUKAMU
Da’ ammu ma’inaanna

Hidup yang berkenan dihadapan Allah bukanlah hidup


yang suka-suka. Bahwa apa saja yang diinginkan itulah yang
dilakukan. Hidup orang percaya harus punya patron. Dan patron
itu adalah firman Allah. Pemazmur berkata,” Firman-Mu itu pelita
bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Maz.119:105).
Kitab Yes. 66:1-17, menegaskan beberapa hal. Pertama,
Allah menegaskan diri-Nya sebagai pencipta dan penguasa atas
alam semesta. Karena itu Ia ingin agar umat-Nya tidak hidup
sesuka hati tetapi sesuai dengan firman-Nya. Di sini dijelaskan
bahwa Allah sangat senang dengan orang yang mencintai firman-
Nya dan melakukan dengan sepenuh hati (1-2). Kedua, Allah akan
memberi hukuman dan pembalasan yang tegas kepada umat yang
munafik dan berbuat sesuka hati dalam hidupnya (ay. 3-4). Ketiga,
Janji Tuhan untuk melakukan perubahan yang cepat kepada umat-
Nya dengan mengaruniakan kemakmuran dan sukacita meskipun
kini mereka berada dalam pergumulan (ay.4-9). Keempat, Tuhan
akan menyertai dan memberkati umatnya sehingga mereka akan
menjadi berkat bagi bangsa lain (ay.10-14). Kelima, Tuhan akan
melakukan penghukuman dengan tegas bagi umat-Nya yang
hidup mengabaikan firman Tuhan (ay. 16-17).
Bagi orang percaya, firman Tuhan adalah mutlak dan satu-
satunya dasar untuk menjalani hidupnya, dengan demikian ia akan
disukai oleh Tuhan. Kesetiaan kepada Firman Tuhan akan
membawa kebahagiaan bagi mereka yang mendengar dan
memeliharanya, seperti pernyataan Yesus dalam Lukas 11:28
“etapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang
mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Karena itu
belajarlah dan setialah mengikuti Firman-Nya. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 80


Rabu, 16 November 2022
Yesaya 66:18-24

BERSAMA TUHAN
Sisola Puang

Masih banyak orang bertanya begini.” Bagaimana


suasananya jika kita bersama Tuhan?” Pertanyaan demikian juga
menjadi pertanyaan banyak orang percaya. Dan banyak orang
percaya berpikir bahwa hidup bersama Tuhan baru akan terjadi
ketika zaman akhir ketika Yesus datang kembali.
Kitab Yesaya 66 : 18- 24 menekankan dua hal ; pertama,
Pada akhir zaman Allah akan menunjukkan kasih-Nya yang
universal bagi segala bangsa dan dari semua bahasa. Mereka akan
dikumpulkan untuk menyaksikan kemuliaan Allah. Sekaligus
menegaskan tentang kesetiaan-Nya secara khusus kepada orang
Yahudi yang terserak bahwa Allah akan memakai orang-orang
yang telah diselamatkan untuk membawanya kembali kepada-
Nya. Allah mengumpulkan semua orang percaya dari segala
bangsa untuk diselamatkan sekaligus menyaksikan kedasyatan
kemuliaan Allah. Kedua, Pada akhirnya Tuhan akan menjadikan
langit dan bumi baru dimana semua orang percaya akan
dikumpulkan dan hidup bersama Tuhan selama-lamanya. Tetapi
mereka yang memberontak kepada kepada Allah akan
ditempatkan pada tempat yang penuh kengerian selama-lamanya.
Pengakuan Gereja Toraja menegaskan bahwa hidup kekal
adalah hidup dalam hubungan dengan Allah yang telah dipulihkan
oleh Yesus Kristus. Hubungan dengan Allah itu tidak dapat
diputuskan dan dihalangi oleh kuasa apa pun. ( PGT bab VIII butir
6,7). Kehidupan kekal bagi orang percaya telah dimulai sejak
percaya bahwa Yesus Kristus itu Tuhan dan Juruselamat, dan itu
telah dimulai sekarang dan akan disempurnakan saat Yesus
datang Kembali dalam kemuliaan-Nya. Karena itu hidupla
senantiasa bersama Tuhan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 81


Kamis, 17 November 2022
Ibrani 9:23-28

JAMINAN YANG PASTI


Kamanassan tongan

Kitab Ibrani menjelaskan secara terang-benderang bahwa


Yesus Kristus adalah kurban penebus dosa yang sempurna.
Karena Yesus Kristus adalah kurban penebus dosa yang
sempurna, maka Ia menjadi jaminan yang pasti bagi orang yang
percaya.
Ibrani 9:23-28 menegaskan beberapa hal berkaitan dengan
kurban Yesus Kristus yang sempurna itu. Pertama, Yesus Kristus
mempersembahkan darah-Nya sendiri menjadi kurban
persembahan. Dibandingkan dengan para imam besar yang
mempersembahkan kurban berupa hewan. Alkitab berkata,
”Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba
jantan menghapuskan dosa.” (Ibrani 10:4). Kedua, Yesus Kristus
tidak masuk ke ruang kudus buatan manusia yang baru sebatas
simbol tetapi belum menjadi kenyataan seperti yang dilakukan
para imam besar. Tetapi Yesus Kristus telah masuk ke surga yang
merupakan ruang kudus yang sempurna. Di sana Ia menghadap
Sang Bapa untuk menjadi jaminan orang percaya.(ay. 24) Ketiga,
Yesus Kristus mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban
persembahan sekali untuk selama-lamanya. Tidak seperti para
imam besar yang setiap tahun masuk ke tempat kudus untuk
mempersembahkan kurban. (ay. 25-28)
Yesus Kristus adalah kurban persembahan yang sempurna
dan tak bercacat demi untuk menebus dosa umat manusia. Hanya
dengan pengorbanan Yesus Kristus, melayakkan kita sekaligus
menjadi jaminan penebusan dan pengudusan umat manusia.
Dengan penebusan Yesus Kristus kita menjadi kudus, dan
pengudusan itu menjadi jaminan yang pasti untuk keselamatan
setiap orang percaya. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 82


Jumat, 18 November 2022
Yeremia 22:1-9

HUKUMAN DAN BERKAT


Ukungan na Passakke

Allah yang kita sembah di dalam Yesus Kristus, adalah


Allah yang adil. Artinya Dia tidak akan toleran dengan dosa-dosa.
Setiap dosa sekecil apa pun pasti mendapat hukuman.
Yeremia 22:1-9 menegaskan bahwa Kejatuhan Yehuda
merupakan penghukuman Tuhan dan hal ini dinilai sebagai akibat
dosa para pemimpin (ay. 2,13). Secara khusus tiga raja terakhir
sebelum Zedekia, yaitu Salum (Yoahas), Yoyakim, dan Konya
(Yoyakhin). Mereka telah menginjak-injak keadilan dan kebenaran
Tuhan . Mereka melakukan pemerasan, merampas hak orang
miskin, menindas orang asing, anak yatim, dan janda yang
seharusnya dilindungi oleh mereka, bahkan dalam peradilan
mereka justru menghukum dan membinasakan orang yang tidak
bersalah (ay.3,13). Mereka hanya mengejar kepentingan dan
keuntungan tetapi melupakan tanggung jawab terhadap rakyat
yang dipimpinnya (ay.17). Sebagai akibat dari kejahtan yang
dilakukan, maka rakyat menderita dan sengsara. Karena itu Tuhan
akan menghukum-Nya dengan menyerahkan kepada musuh
mereka (ay. 25). Bangsa itu, khususnya para pemimpin mereka,
akan hidup menderita dan terbuang dari Tanah Perjanjian. Tidak
ada jalan lain yang dapat dilakukan untuk menghindari
penghukuman Tuhan, kecuali para pemimpin bersama umat
segera berhenti dari kejahatnnya dan bertobat. Keadilan dan
kebenaran Allah harus ditegakkan dan penindasan wajib dihapus.
Misi Allah bagi umat manusia adalah terciptanya keadilan
dan kebenaran serta terhapusnya penindasan dari muka bumi.
Firman Tuhan mengingatkan bahwa setiap kejahatan yang
dilakukan pasti akan mendapat hukuman, namun dengan menaati
Hukum-hukum-Nya akan membawa berkat. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 83


Sabtu, 19 November 2022
Matius 18:15-20

DOSA ITU MERUSAK


Ia tu dosa mesanggangi

Perbuatan dosa yang tidak disembuhkan pasti akan


melahirkan dosa baru. Perbuatan dosa yang beranak-pinak dalam
diri seseorang pasti membawa kehancuran.
Matius 18:15-20 menyajikan satu strategi untuk menolong
seseorang agar sembuh dari pergumulan karena dosa. Prinsipnya
adalah menuntun seseorang yang bergumul dengan dosa untuk
bertobat. Untuk bisa melakukannya seseorang harus memiliki hati
seperti hati Yesus yang peduli dan iklas menolong orang yang
bergumul dengan dosanya. Langkah-langkah konkret yang dapat
dilakukan adalah : pertama, Tentu harus diketahui lebih dahulu
pergumulan dosa yang dialami seseorang, kemudian dengan
motivasi iman dan kasih serta keberanian dilakukan pendekatan
empat mata (ay.15). Mengapa dimulai dengan empat mata?
Karena pendekatan dengan empat mata tentu dilakukan dari hati
ke hati. Hal itu bisa lebih menolong karena banyak orang ketika
berada dalam pergumulan tidak menerima jika pergumulannya
diketahui banyak orang. Kedua, Karena ada orang yang karena
kekerasan hatinya sehingga sulit untuk menolongnya jika hanya
dengan empat mata, maka perlu ada langkah berikut yaitu
melibatkan dua atau tiga orang bahkan lebih (ay. 16). Hal ini
dilakukan karena soal karakter, bahwa ada orang yang baru mau
menyadari dosanya ketika dihadapi oleh beberapa orang. Ketiga,
ada saatnya Lembaga gereja dan pemerintah dibutuhkan dan
perlu dilibatkan dalam menolong seseorang untuk bertobat dari
dosanya (ay 17). Dosa sangat merusak hidup orang percaya
dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama. Karena itu setiap
perbuatan dosa dalam diri kita dan orang lain harus secepatnya
diselesaikan agar tidak menimbulkan dosa yang baru. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 84


Minggu, 20 November 2022
Wahyu 21:9-27

MASUK KOTA BARU


Ma’palutama tondok Ba’ru

Seorang pemuda bernama Kurruk tinggal di sebuah kota


besar. Kota tempat tinggalnya ini dikenal dengan kota yang tidak
ramah lingkungan karena banyak polusi udara dan sampah yang
berserakan. Kurruk dan orang-orang yang tinggal di kota itu sudah
biasa hidup semborono dengan membuang sampah
sembarangan. Namun suatu ketika Kurruk akan pindah ke kota
yang baru untuk bekerja. Tentu ia harus mengikuti aturan kota
baru itu bukan lagi seperti di kota lama.
Digambarkan pula dalam bacaan kita saat ini bagaimana
penglihatan tentang Yerusalem yang baru. Itu menjadi sesuatu
yang pasti akan terjadi. Kondisi di Yerusalem baru jauh berbeda
dengan kehidupan di dunia ini. Tidak ada kekhawatiran lagi karena
Tuhan selalu bersama dengan umatNya. Kota itu tidak lagi
memerlukan matahari dan bulan karena kemuliaan Allah dan Anak
Domba akan menerangi kota itu selalu (Ay. 24). Semua bangsa
akan melihat terang Kristus itu dan berjalan dalam terang itu.
Tentu kondisi yang sangat nyaman dan tentram akan dirasakan
jika tinggal di kota yang dijanjikan Tuhan itu. Namun pada bagian
akhir ditegaskan bahwa yang najis tidak akan bisa masuk ke
dalamnya. Kota baru yang memiliki aturan bagi calon
penghuninya. Mereka harus hidup bersih tidak lagi hidup seperti di
dunia ini.
Lalu bagiamana dengan kehidupan kita semua? Apakah kita
masih hidup kotor dengan dosa-dosa kita? Kita masih sering
melakukan hal yang tidak berkenan bagi Tuhan. Namun kita
merindukan kota baru, Yerusalem baru yang penuh damai
sejahtera itu. Tetapi kita harus meninggalkan hidup yang tidak
berkenan bagi Tuhan dan hidup kudus bagi Tuhan, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 85


Senin, 21 November 2022
Yeremia 46:18-28

MANASSA LAKURAMPANANKO
Sesungguhnya Aku akan Melepaskanmu

Den misa’ paningoan pia tu biasa napaningoi pia Toraya tu


disanga ma’gol ba’tu ma’bon. Iake mangkamiki’ natingkan ualinta,
dibawamiki’ lako inanna, anta kampai solata rampo
urrampananki’. Tantu lan penaanta dikua kenna rampanan kale’ki
solata sia natingkan duka tu ualinta. Parannumo penaanta ke
nakuami tu solata, kampaimi manassa la kurampananko.
Susi duka lan pa’basan attu totemu, tu diona a’gan
katuoanna to Israel tu marassan bangpa dipokaunan dio
padangna tau. Naperasaimo tu mintu’ kamaparrisan sia
kamasussan dio padangna tau. Apa iatu mintu’nato dadi belanna
nanai Puang Matua untampai sia unnadai’ dikua anna tontong
makaritutu unturu’ Puang. Lan attu iato, rampomi kadanNa Puang
tu nalopian Yeremia kumua manassa la dirampanan tu to Israel.
Susimoto tu naallu’ Puang Matua. Iatu pangallu’Na Puang tae
anna balle. Iamoto tae nala mataku’ sia ka’tu rannu te to Israel la
untayanni tu pangallu’ iato (ay. 27). La narampanan Puang lan mai
limanna to umpokaunanni, sia la napasule Puang lako tondokna.
Tae duka anna ia manna to tu napamanassa Puang, sangadinna
napokada duka kumua ia tu bangsa mangka umpokaunan sia
urrari taunNa Puang la diukung ullendu’i bangsa senga’. Sipatu
lanapoparannu to Israel te pangallu’ iate belanna inangla
dipamanassa tu pangallu’Na Puang laurrampananni.
Susi duka lan a’gan katuoanta, tantu buda tu kara-kara ba’tu
pergumulan tu dadi lan katuoanta. Apa susi kadanNa Puang
rampo lako kita sola nasang kumua manassa la narampananki
Puang lan mai te kara-kara katuoanta. Iamoto la matoto’ki lan
kaparannuan umpassare katuoan lako kale-Na.Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 86


Selasa, 22 November 2022
Yesaya 33:17-24
BERJALAN MENUJU YERUSALEM
Lumingka ma’palulako Yerusalem

Bagi orang yang sedang berada dalam pergumulan tentu


berita sukacita adalah sesuatu yang diharapkan. Demikian bagi
orang yang sedang mengalami penderitaan karena penjajahan
tentu kabar tentang pembebasan akan menjadi berita sukacita
yang ditunggu-tunggu. Demikian pula yang dialami oleh bangsa
Israel yang sedang berada di pembuangan. Mereka menanti berita
mulainya perjalanan mereka menuju ke Yerusalem.
Bangsa pilihan Tuhan, bangsa Israel mengalami masa sulit
ketika berada di pembuangan. Betapa tidak, mereka tidak hanya
dikuasai oleh bangsa lain, tetapi juga dibuang ke negeri lain.
Kepedihan bertambah ketika mereka tidak lagi berada di tanah
perjanjian, kampung halaman mereka, Yerusalem. Namun Tuhan
tidak meninggalkan mereka dalam kepedihan dan penderitaan
yang mereka alami. Tuhan menyampaikan berita pengharapan
melalui nabi Yesaya untuk menguatkan iman bangsa Israel agar
tidak putus ada dan menyerah. Tuhan akan menyatakan
penghukuman kepada bangsa-bangsa lain yang menyakiti mereka
dan bangsa Israel akan dibebaskan. Yesaya menyerukan berita
sukacita itu “Pandanglah Sion dan lihatlah Yerusalem” (20).
Mereka akan segera berjalan dari pembuangan menuju Yerusalem
kampung halaman mereka. Kota tempat mereka akan hidup
nyaman, tidak berpindah-pindah dan tidak akan dikuasai oleh
bangsa lain. Berita itu menjadi penguatan bagi mereka yang
sedang mengalami pergumulan.
Kita juga mungkin sedang mengalami pergumulan seperti
yang dialami oleh bangsa Israel di pembuangan. Tetapi Tuhan
tidak meninggalkan kita melainkan memberikan pengharapan
bagi kita bahwa Tuhan akan menuntun kita berjalan keluar dari
masalah yang sedang kita alami, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 87


Rabu, 23 November 2022
Yeremia 60:1-14

JANJI YANG PASTI


Pangallu’ manappa’

Seringkali kita mendengar atau mengucapkan “janji palsu”.


Ungkapan itu diucapkan ketika orang kecewa karena merasa janji
yang diberikan atau diucapkan tidak ditepai atau tidak akan bisa
ditepati dikemudian hari. Lawan kata dari “janji palsu” adalah
“janji yang pasti”. Tentu kita semua berharap pada janji yang pasti
bukan pada janji-janji palsu yang hanya memberi harapan palsu.
Tuhan memberikan janji kepada bangsa Israel. Janji Tuhan
itu bukan janji palsu atau tanpa bukti melainkan janji yang pasti
akan terjadi dan dinyatakan Tuhan kepada umatNya. Janji itu
adalah pembebasan bangsa Israel dari pembuangan. Bukan hanya
itu saja. Mereka juga akan kembali ke negeri mereka yaitu Sion
atau Yerusalem. Bagi bangsa Israel yang sedang mengalami
pergumulan berat, tentu berita dan janji ini akan menjadi kekuatan
dan harapan besar bagi mereka untuk segera terjadi. Dapat
dibayangkan bagaimana kecewanya bangsa ini jika seandainya
janji itu hanya sebatas janji palsu karena harapannya adalah
supaya mereka segera dilepaskan dari penderitaan yang sedang
dialami. Tuhan tidak pernah mengecewakan. Janji-Nya adalah
mutlak dan pasti digenapi pada waktunya. Inilah berita
penghiburan bagi Israel agar mereka kembali memiliki semangat
dan pengharapan baru bahwa Tuhan tetap mempedulikan
mereka.
Demikian pula dengan kita jika sedang dalam pergumulan
dan kesulitan hidup. Janji Tuhan terus berlangsung dalam
kehidupan kita. Dia akan menuntun dan menolong jika kita tetap
setia berharap kepada-Nya. Karena itu, seberat apapun masalah
dan persoalan hidup yang kita alami, tetaplah percayalah pad janji
Tuhan yang pasti. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 88


Kamis, 24 November 2022
Yesaya 60:15-22

JANJI ITU AKAN SEGERA TERJADI


Manassa la dadi tu pangallu’ iato

Menunggu adalah sesuatu yang sangat membosankan dan


jika terlalu lama kita bisa menjadi ragu. Keraguan akan muncul
dalam hati apakah janji itu akan benar-benar ditepati jika terlalu
lama menunggu. Malahan seringkali kita akan merasa bahwa janji
itu tidak akan ditepati dan menjadi kecewa. Namun semua bisa
berubah ketika janji itu tidak akan lama dinantikan melainkan akan
segera diwujudkan.
Janji yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel melalui nabi
Yesaya, tentu bukan janji yang palsu melainkan janji yang pasti.
Juga bangsa Israel tidak akan menunggu terlalu lama lagi karena
sekian lama mereka telah menantikan pembebasan itu. Karena itu,
setelah memberitakan berita pengharapan atau janji pasti kepada
umat Israel, maka Yesaya melanjutkan penegasan bahwa janji itu
tidak akan lama lagi terjadi. Janji pembebasan itu akan segera
terlaksana (Ay. 22). Kata “segera” itu menunjukkan bahwa janji itu
benar-benar pasti dan tidak akan berlarut-larut. Keadaan mereka
akan diubah Tuhan. Dulu mereka tidak bisa meminum susu maka
mereka akan meminum susu dari bangsa lain. Tadinya mereka
hanya memakai tembaga dan besi, tetapi kemudian mereka akan
memakai emas dan perak. Dulu sering terdengar kabar kebinasaan
dan penderitaan, tetapi kemudian mereka akan mengalami berita
sukacita dan keselamatan ketika mereka dibebaskan.
Janji Tuhan akan segera terjadi dalam kehidupan kita semua.
Kehidupan yang sulit dan berbagai pergumulan berat yang kita
alami dalam hidup ini jangan membuat kita ragu pada janji
pertolongan Tuhan. Percayalah bahwa pertolongan itu akan
segera terjadi. Tuhan tidak akan melupakan kita dan menyatakan
janjiNya dengan segera,amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 89


Jumat, 25 November 2022
Yakobus 4:1-10

BERSAHABAT DENGAN ALLAH ATAU DUNIA?


Lino raka disiporaian, Puang Matua raka?

Persahabatan adalah sebuah hubungan kedekatan antara


dua orang atau lebih yang sangat dekat atau akrab. Kedekatan
tersebut terbukti dengan kesetiaan dalam perjalanan kehidupan
baik susah maupun senang. Namun tidak jarang orang salah
memilih sahabat yang akhirnya membawa dampak buruk bagi diri
sendiri. misalnya bersahabat dengan orang yang suka mencuri,
maka besar kemungkinan kita akan ikut mencuri juga. Sehingga
sangat penting mencari sahabat yang tepat.
Demikian pula yang dijelaskan dalam perikop bacaan kita
bahwa persahabatan dengan dunia dapat membawa manusia
pada dosa. Hal tersebut karena manusia akan dikuasai oleh hawa
nafsu dunia. Sehingga sangat gampang untuk melakukan
perbuatan duniawi seperti pembunuhan, perkelahian,
pertengkaran (Ay 2). Mereka akan hidup dekat dan akrab dengan
perbuatan duniawi karena mereka bersahabat dengan dunia.
Namun mereka tidak tahu bahwa jika mereka bersahabat dengan
dunia maka mereka bermusuhan dengan Allah (Ay 4). Harusnya
hidup mereka dekat dengan Allah atau dengan kata lain
bersahabat dengan Allah. Sehingga mereka menampakkan hidup
benar yang dipimpin oleh Roh. Mereka harus mendekat kepada
Allah sehingga iblis menjauh daripada mereka. Hubungan
persahabatan dengan dunia harus diputuskan dan memilih
bersahabat dengan Allah.
Kita semua juga sering hidup bersahabat dengan dunia. Kita
sering dikuasai hawa nafsu yang menuntun pada dosa. Kita
dikuasai oleh iblis sehingga menjauh dari Tuhan. Karena itu
marilah kita putuskan persahabatan dengan dunia. Kita memilih
bersahabat dengan Tuhan dalam tuntunan Roh Kudus, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 90


Sabtu, 26 November 2022
Matius 24:3-14

WASPADALAH
Matangkin komi

Ada sebuah acara berita di salah satu stasiun televisi dengan


judul buser. Pada bagian akhir dari pemberitaannya selalu
ditampilkan seorang napi yang menyampaikan pesan kepada
semua orang. Bang Napi sebutan bagi napi tersebut. Bang Napi
selalu mengatakan “kejahatan terjadi bukan karena ada niat
pelaku tetapi karena adanya kesempatan, karena itu waspadalah,
waspadalah, waspadalah”. Tiga kali Bang Napi selalu menekankan
tentang kewaspadaan kepada semua orang agar tidak menjadi
korban dari suatu tindakan kejahatan.
Demikian pula yang disampaikan Tuhan Yesus kepada para
murid dan orang yang mengikutnya. Tuhan mau mereka semua
terus waspada pada orang-orang yang akan menyatakan
kejahatan. Terlebih nabi-nabi palsu yang akan datang memakai
nama Tuhan untuk memberitakan kesesatan kepada mereka
semua. Terlebih karena pada waktu itu banyak peramal yang
mencoba menebak akhir zaman. Mereka berasalan pada kejadian-
kejadian yang terjadi seperti peperangan, kelaparan, gempa bumi
dan masih banyak hal yang terjadi. Tetapi Tuhan menguatkan pra
murid dengan mengatakan bahwa semua hal itu akan terjadi
tetapi itu baru permulaan. Masih banyak hal yang akan terjadi
setelah itu. Tugas mereka adalah terus waspada dan tidak mudah
terpengaruh oleh nabi-nabi palsu dan peramal yang sesat. Mereka
harus tetap setia sekalipu banyak penderitaan yang dialami.
Demikian pula dengan kita semua, banyak penderitaan dan
pergumulan hidup yang kita alami. Terlebih karena banyak
peristiwa yang membuat kita khawatir seperti peperangan
antarnegara, gempa bumi, dan bencana kelaparan. Yang
terpenting ialah terus waspada dan percaya kepada Tuhan, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 91


Minggu, 27 November 2022
Roma 6:1-14

MATI KEMUDIAN BANGKIT


Mate anna malimbangun sule

Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus menjadi sebuah berita


yang luar biasa pada masa itu. Betapa tidak, semua orang
mempercakapkan tentang Tuhan Yesus yang bangkit setelah tiga
hari kematianNya. Seluruh daerah Yerusalem dan daerah sekitar
menjadi heboh dan penasaran akan kebenaran cerita itu. Tuhan
Yesus benar-benar mati untuk menebus dosa manusia dan benar-
benar bangkit untuk memberikan pengharapan dan keselamatan
bagi umat manusia.
Rasul Paulus menjelaskan kepada orang percaya di Roma
bahwa mereka semua juga turut dalam kematian Tuhan Yesus.
Maksudnya ialah perbuatan daging mereka turut disalibkan
bersama dengan Kristus. Setelah Kristus bangkit maka mereka
juga turut bangkit bersama Kristus yang menandakan bahwa
mereka akan hidup baru dituntun oleh Roh dalam pengharapan
akan keselamatan dari Tuhan. Mereka telah bersatu dalam
kematian Kristus maka mereka juga turut dibangkitkan dalam
persekutuan kebangkitan Kristus. Kebangkitan itu memberikan
pengharapan yang luar biasa bagi mereka semua. Bukan saja
pengharapan di tengah pergumulan dan himpitan dari pihak lain,
tetapi juga menjadi pengharapan akan kehidupan kekal yang
Tuhan sediakan. Tuhan telah mengalahkan maut dan telah
bangkit. Mereka juga tidak lagi dikuasai dosa dan akan
memperoleh kebangkitan dalam kebangkitan Kristus.
Hal ini menjadi pengharapan juga bagi kita semua, bahwa
Kristus telah benar-benar mati, sehingga kita juga benar-benar
mematikan perbuatan daging kita. Dari kematian itu, kemudian
Tuhan Yesus bangkit memberikan kita harapan menghadapi setiap
persoalan bahkan kita percaya keselamatan dari Tuhan, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 92


Senin, 28 November 2022
Kejadian 9:1-17

ATTU MA’PENDUANNA
Kesempatan Kedua

Den misa’ penanian tu nakua “satu kali kau sakiti hati ini,
masih kumaafkan, dua kali kau sakiti hati ini masih kumaafkan. Tapi
jangan sampai tiga kali, janganlah oh jangan”. Susimo nenne’ payan
lan katuoanta tolino kumua lendu’ia masussanna natarima
tanga’ta ke nenne’bangmi tu tau umpa’dikki’. Biasami bu’tu tu
kada nakua; “natolepi tu ku ben dukai taana”. Mandu makarra’ tu
ukungan-Na Puang matua lako torro tolino tu tontongbang lan
kamakarrasan umpogau’ kasalan. Iamoto anna pasaei tu uai saba’
ummangsanni tolino belanna manokamo dipakilala.
Apa lan te kanaukunganna Puang Matua tu torro tolino, tae’
anna eloranni Puang sabu’ samalele tu torro tolino, iamoto anna
kamasei tu Nuh sola to lan banuanna anna dipasalama’.Tenmito
tonna meremo tu uai saba’, napemantai Puang tu mintu’
pa’padadinNa, anna kamasei ullendui’ basse tu natanan lako Nuh.
Basse iato la mendadi attu ma’penduan lako tolino kumua anna
membalik umpogau’i tu melona situru’ parentaNa Puang. Ia tu
basse natanan Puang la tontong nakilalai tolino kumua iake
tontongi unturu’ parentaNa Puang Matua, lanapamasakke Puang
tu lipu daenan, sia mintu’ issinna te lino la dipassakke. Tae’mo
anna la ussabu’i Puang susi tu mangkamo dadi. Iatu basse natanan
Puang lako tolino ullendu’i Nuh mempayan lan misa’ tanda iamo
tu tindak sariranNa Puang. Basse iamote tu la umpamanassai
kumua denpa attu ma’penduan dipasakkaran to lino lananai sule
ma’sossoran renge’ unnangkaran pa’poraianna Puang Matua.
Kasalanmoki’ lako Puang, apa tae natampeki’. Iamoto na
benpiki’ attu ma’penduan tu mendadi attu melo lako kita la
membalik umpakala’bi’ Puang. Anna situru’ basse iato, anna
pamassakkeki’ Puang lan te te katuoanta, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 93


Selasa, 29 November 2022
Ibrani 11:32-40

TELADANILAH IMAN MEREKA


Pa’tuladananni tu Kapatongananna

Meneladani berarti mengikuti atau mencontoh sesuatu


yang baik yang ditampilkan oleh orang tertentu. Misalnya ada
seorang ibu yang sangat mengasihi sesamanya dan rajin
beribadah. Tentu banyak orang berharap bisa meneladani kasih
dan ketekunannya beribadah. Jika ada seorang pemuda yang rajin
membantu orang tua, tentu orang lain berharap anaknya dapat
meneladani sikap hidup pemuda itu.
Demikian pula dalam perikop pembacaan ini, penulis
menggambarkan bagaimana iman percaya para tokoh-tokoh
dalam Perjanjian Lama yang bisa menjadi contoh dan teladan bagi
orang percaya. Mereka adalah Habel, Henokh, Nuh, Abraham,
Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Rahab. Iman mereka telah dijelaskan
pada ayat-ayat sebelumnya (ay. 4-31) bahwa iman mereka semua
telah diperhitungkan Allah. Mereka semua dapat menjadi contoh
yang baik dalah hal beriman kepada Tuhan. Namun penulis
menjelaskan bahwa ia akan kekuarangan waktu jika terus
menjelaskan dan memberikan contoh lebih banyak lagi. Karena
masih banyak tokoh yang bisa diteladani dalam hal beriman.
Mereka adalah Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel.
Mereka semua dengan sungguh beriman kepada Tuhan. Allah
telah menyediakan segala sesuatu yang baik bagi mereka yang
dengan sungguh beriman kepadaNya.
Oleh karena itu, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan
kita diajak untuk mencontoh sikap hidup para tokoh Alkitab yang
telah memberikan teladan iman bagi kita. Juga mungkin banyak
orang yang dapat kita contoh dalam hal beriman kepada Tuhan,
maka kita dapat meneladani mereka. Karena Allah akan
menyediakan segala sesuatu yang baik bagi kita semua, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 94


Rabu, 30 November 2022
Matius 24:29-36

MUSIM PANAS SUDAH DEKAT


Mandappi’mo tu Pealloan

Di sebuah kampung dipercaya bahwa ketika beberapa hari


terus terjadi angin yang bertiup kencang maka hal tersebut
menjadi pertanda musim kemarau akan tiba. Hal tersebut menjadi
pengingat bagi warga desa untuk mempersiapkan segala sesuatu
untuk menyambut musim kemarau. Biasanya mereka
mempersiapkan penampungan air, memperbaiki saluran air dan
menahan air di bendungan. Sehingga pada saat kemarau tiba
mereka tidak terlalu kesulitan sebab mereka telah menyiapkan
segala sesuatu. Mereka melihat tanda dan mempersiapkan diri
dengan baik sampai tiba waktunya.
Demikian pula yang hendak disampaikan Yesus dalam
perikop bacaan ini, bahwa kedatangan Anak Manusia adalah
sesuatu yang pasti akan terjadi. Akan banyak tanda-tanda yang
terjadi mendahului peristiwa itu. Namun ditekankan bawa tidak
ada seorang pun yang tau kapan waktunya. Tuhan memberikan
jaminan bahwa Anak Manusia akan datang di atas awan-awan di
langit dengan segala kemuliaan dan kekuasaanNya (ay 30). Tuhan
akan memanggil orang-orang benar, orang-orang pilihanNya yang
benar percaya kepada Tuhan dan yang telah mempersiapkan diri.
Tuhan kemudian memberi gambaran dengan menggunakan
pohon ara. Pada saat ranting pohon ara tersebut melembut dan
mulai bertunas maka itu bertanda bahwa musim panas sudah
dekat. Ia pasti akan datang sekalipun tidak ada yang tau, malaikat-
malaikat tidak tahu, Anak pun tidak, hanya Bapa yang
mengetahuinya. Yang terpenting ialah mempersiapkan diri.
Kita semua juga harus mempersiapkan diri dengan baik
untuk menyambut kedatangan Anak Manusia. Hidup benar
dihadapan Tuhan dan terus mendekatkan diri kepada Tuhan, amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 95


Kamis, 1 Desember 2022
Kisah Para Rasul 1:15-26

KARENA IA YANG PALING MENGENALMU


Belanna Ia mandu untandaiko

John Calvin, Sang Reformator, menggunakan gambaran


nafas sebagai bagian iman Kristen. Ia mengatakan, “Doa adalah
nafas hidup orang percaya”. Pernyataan ini bukan lagi hal yang
asing bagi kita, terutama jawaban atas pertanyaan tentang
apakah doa itu. Lalu bagaimana dengan doa para murid dalam
Kisah Para Rasul 1:15-26?
Saat para murid tengah bergumul menantikan Roh Kudus,
Petrus berdiri di tengah-tengah saudara-saudara seimannya untuk
membicarakan pengganti Yudas Iskariot. Tegasnya, posisi yang
ditinggalkan Yudas harus diisi sebagai bagian dari saksi
kebangkitan Kristus. Untuk menentukan penganti tersebut,
mereka berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah dan
menggunakan undi sebagai instrumennya. Membuang undi
merupakan peraturan yang sangat di hormati di masyarat Israel
purba dan lazim untuk dilakukan dalam pengambilan keputusan.
Akhirnya, doa dan undi menjatuhkan pilihan pada Matias. Doa
menjadi sangat penting dan menyerahkan keputusan pengganti
Yudas pada Allah. Keberserahan itu dibarengi dengna keyakinan
bahwa AlIah-lah yang paling mengenal hati semua orang.
Kerap kita mengungkapkan tang la natandai raka Puang. Sikap
semacam ini tidak mencerminkan makna doa yang sesungguhnya.
Tentu Allah begitu mengenal hati setiap orang, tetapi Ia juga
mengingatkan agar kita semakin mendekatkan diri kepada-Nya di
dalam doa. Doa membuat kita semakin intim dengan Allah, dan
jawaban atas pergumulan merupakan jawaban yang terbaik.
Dialah yang paling mengenalmu hatimu. Pertanyaan bagi kita
adalah apakah doa telah menjadi pusat dari kehidupan kita? Tanpa
doa sesungguhnya Iman kita sudah mati.Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 96


Jumat, 2 Desember 2022
Yesaya 30:18-26

DIHUJANI KASIH YANG TADAK TERBATAS


Dipauranni Pa’kamase tang Tore

Nabi Yesaya menyerukan kepada Israel bahwa TUHAN akan


segera menyatakan kasih-Nya (ay.18a). ada kesan bahwa kasih itu
belum dinyatakan. Mari kita melihat situasi Israel secara lebih luas.
Jika kita melihat, pada Yes.30, bangsa Israel baru saja dikalahkan
oleh Babel dan sebagian besar dari mereka dibuang ke Babel.
Kekalahan Israel sangat telak. Lalu, Yesaya mengungkapkan
bahwa TUHAN ingin segera menyatakan kasih-Nya.
Memerhatikan keseluruhan Kitab ini, pasal 30 barulah
setengah perjalanan bangsa Israel. Masih ada 30 pasal lagi untuk
keluar dari pembuangan yang terjadi selama 70 tahun itu. Lalu,
apakah maksud Yesaya mengatakan bahwa Allah akan segera
menyatakan kasih-Nya? Yesaya mengatakan bahwa “TUHAN
adalah Allah yang adil, berbahagialah semua orang yang menanti-
nantikan Dia!” Kata Ibrani untuk menanti (wait) adalah chakah.
Secara sederhana, chakah memang berarti menunggu. Akan
tetapi, kata ini memiliki arti lain, yakni penantian yang sambil
melihat ke dalam diri dan mengaku kesalahan kepada Allah (kita
mengingat censura morum atau ungkaka’-kaka’ kale).
Apakah kasih Allah baru dinyatakan setelah kita melakukan
censura morum? Sangat tegas dinyatakan Yesaya bahwa kasih itu
nyata bagi Israel. Ay.19, tangis mereka akan segera berlalu, Ay.20 ,
roti memang sedikit, tetapi Tuhan tak pernah mangkir dari
penyertaan-Nya. Ay.23-25 bahwa akan ada kelimpahan pangan
(susu, sapi, keledai, roti, dsb) nyata atas Israel. Ay.26, dengan
puitis Yesaya membayangkan berkat Allah sebagai terang bulan
yang membalut luka-luka Israel. “Tujuh puluh tahun” pun harus
dilalui dengan penantian yang memeriksakan batin, tetapi juga
penantian yang dihujani kasih yang tidak terbatas . Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 97


Sabtu, 3 Desember 2022
Yohanes 1:19-28

BUKAN UNTUK MENCARI NAMA


Tangia sanga nadaka’

Ada ungkapan yang mengatakan kesempatan dalam


kesempitan. Artinya terkadang kita memanfaatkan kesempatan
yang ada demi diri sendiri baik untuk pujian atau untuk
mendapatkan keuntungan pribadi. Mungkin menjadi orang
penting merupakan kerinduan banyak orang, sehingga usaha
untuk mencapai ketenaran begitu diperjuangkan. Akan tetapi,
kisah Yohanes Pembaptis sangat berbeda. Ia malah tidak
memprioritaskan kepentingan dirinya walaupun sesungguhnya dia
mempunyai kesempatan. Ketika orang-orang Yahudi mengutus
para iman dan orang Lewi untuk menyelidiki identitas dan
bertanya “siapakah engkau?....Engkaukah nabi yang akan
datang?”.Yohanes dapat saja menjawab “ya…akulah dia”, namun
justru ia menjawab dengan tegas “aku bukan Mesias”. Juga saat
itu banyak yang menyagka dia adalah Elia, namun dengan jujur
Yohanes menjawab “bukan”. Lalu apa tujuan Yohanes Pembaptis
dengan sikap ini? Kesempatan besar bagi Yohanes untuk
memanipulasi fakta sangat besar, kesempatan untuk
mendapatkan ketenaran sungguh terbuka, dia akan menjadi orang
yang akan dihormati dan menjadi terkenal. Namun, kesempitan ini
tidak menggoyahkan Yohanes dalam mewartakan pertobatan,
bagi Yohanes, Kristus diatas segalanya.
Kadang kala kita terlena terhadap pujian, prestasi, dan tidak
menyadari bahwa semua itu karena anugerah Allah. Camkanlah
bahwa di balik semua yang kita kerjakan, sampaikan, dan kita
capai adalah dari Dia Sang Pemilik kehidupan. Jangan
menyombongkan diri dari setiap pengenalan dunia padamu
sampai terlena dalam sanjungan. Dia harus semakin besar, tetapi
aku harus semakin kecil. Bukan aku, tapi DIA! Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 98


Minggu, 4 Desember 2022
Yesaya 24:1-13

DITEGUR UNTUK DIBERKATI


Dipassakke ullendui’ Peta’tan

Pasal 24 merupakan nubatan Yesaya atas Israel yang tak


lama lagi akan mengalami kekalahan dari Babel. Kekalahan itu
digambarkan tandusnya bumi, dan nasib buruk bagi semua
kalangan (rakyat, imam, hamba maupun tuan). Selain itu, ayat 3
menerangkan akan terjadi penjarahan. Ketika Babel menaklukkan
Israel, tak hanya barang berharga yang dijarah, tetapi juga semua
orang terampil dan pandai diboyong ke Babel. Semua hasil bumi
akan lenyap, anggur akan habis, suara rebana yang
menggembirakan takkan ada lagi. Tidak ada suara orang
bernyanyi, arak dan anggur yang tersisa memahit begitu saja.
Mengerikan bukan?
Mengapa hal yang sangat buruk ini harus terjadi pada
Israel? Pada masa itu, Israel mengalami kemerosotan moral.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang miskin diperas dan jurang
antara miskin dan kaya semakin lebar. Di sisi lain, saat berhadapan
dengan bangsa lain, Israel bukannya mengandalkan TUHAN,
mereka malah berkongsi dan menggalang kekuatan dengang
bangsa yang tak percaya pada TUHAN. Ragam peringatan dan
nasihat telah dilontarkan demi kebaikan Israel. Peringatan dari
Allah kian memuncak dan menjelang penghukuman.
Pada masa-masa penantian kelahiran ini, kita melirik ke
kedalaman batin kita. Tampaknya, kebebalan Israel tersebut di
atas terjadi pula dalam kehidupan kita. Ragam teguran, termasuk
bacaan hari ini, juga menegur kita. Tampaknya hukum sebab-
akibat bukanlah bualan. Apa yang terjadi pada kita hari ini bukan
sebuah kebetulan, tetapi sebab dari apa yang kita perbuat pada
masa lalu. Teguran bukan sesuatu yang buruk dan harus dihindari
apalagi diabaikan. Akan tetapi, ragam teguran senantiasa
berbanding lurus dengan hidup yang diberkati. Amin
: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 99
Senin, 5 Desember 2022
1 Tesalonika 4:1-12

POGAU’I TU SIPATO’NA
Lakukan yang sepatutnya

Den kada biasa dirangi nakua ia tu kasalan dilese


didudung, battuananna tae’ misa’ tau tangla tilende’ anna
pourungi tobang tama kasalan. Iamoto na tangmaraa tu disanga
tuo situru’ pa’poraianna. Apa moi anna susito, kadan-Na Puang
umpamata’takki kumua inang sipatu la dipengkali-kali tu tuo lan
pa’poraian-Na Puang belanna inang iamo ia bayu sielle’na to
ma’patongan tu tuo mengkaola lako Puang Matua.
Iamote tu una’na napa’pakaintinan Rasulu’ Paulus lako
kombongan dio Tesalonika kumua umba tongan la sipato’na
napogau’ anna kalo’i penaan-Na Puang Matua(1a). Sitonganna
mukkunmo napogau’ susi tu mangka naadaranni Rasulu’ Paulus
apa natole napakaintin kumua anna sa kendek-kendekna tu
kapengkaolanna. Butung misa’ saki kapua natiro Rasulu’ Paulus tu
maraa untobangan tau iamo tu “ma’pangngan buni”. Lan ay.4
nakua “sipatu lanaissan untonno'i tu la mendadi sangkurinna
situru' kamaseroan sia mala'bi'na (4)”. Susi dukato tu mintu’
penggauran kadake sia maruttak, sipatu la nakareai da’ anna
tumangngi tu katuoan masero tu mangka napa’kamasean Puang
Matua lako kalena lan Puang Yesu.
Puang Matua mangka untambaiki’ tangia laumpogau’
kamaruttakan sangadinna laumpogau’ kadipamaseroan (7).
Iamoto ia tu to umpogau’ kadake, to tangumparinaa pa’kaboro’ ,
to pasandak salu lako rampanan kapa’, manassa lanaukung Puang
Matua situru’ kamaloloan-Na. Iamoto sipatu ladipengkali-kali
tongan tu tuo masero, makaritutu mengkaola lako Puang Matua
dikua anna ia tu katuoanta sola mintu’ passanan tu dikarang
toyang diomai kamaruttakan sia tontong lana kalo’ penaan-Na
Puang. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 100


Selasa, 6 Desember 2022
Yesaya 41:14-20

DITEMANI DAN DIBERKATI DALAM KEPAHITAN


Nasisolan sia Napassakke lan mapai’na Katuoan

Yesaya 41 merupakan bagian kedua dari tiga (3) bagian


kitab Yesaya. Bagian kedua lebih banyak berbicara tentang
kehidupan bangsa Israel di pembuangan. Menjadi bangsa yang
terbuang adalah sebuah kondisi yang sangat menyakitkan dan
bahkan tanpa harapan. Mereka hanya bisa mengikuti apa yang
diperintahkan oleh Babel bangsa yang telah menguasainya.
Ketika bangsa ini mengalami kepahitan dan dalam keputus
asaan, berita pengharapan pun segera disampaikan oleh nabi
Yesaya. Ia menggambarkan Israel seperti cacing dan ulat.
Gambaran ini menjelaskan kepada kita betapa rentahnya Israel
dalam kenyataan pahit ini. Mereka sungguh tidak berdaya.
Selanjutnya, pada akhir ayat 14, kita menemukan seruan Yesaya
yang menyatakan bahwa Allah akan menolong Israel. Kata Ibrani
untuk menolong adalah azar. Kata ini juga berarti menemani (Ing.
befriending, Toraja. nasisolan) dan berlimpah-limpah (Ing.
abundant, Toraja. kapua). Jika kita memerhatikan ayat 15-20,
sangat jelas bahwa TUHAN menemani Israel dengan sangat
berlimpah-limpah. Semua gambaran ketandusan pada pasal 24,
seketika diubah menjadi sebuah kehidupan yang ditemani Allah
secara melimpah.
Lalu, apakah semua kenyataan pahit itu segera berlalu? Pasal
41 baru awal dari masa panjang pembuangan Israel. Maka,
pertolongan Allah akan menemani sekaligus akan menjadi sahabat
untuk melimpahkan berkat-berkat di tengah kepahitan itu. Di saat
kepahitan melanda dan kita berseru, bukan berarti kita akan
segera lepas, namun Allah akan menemani kita dalam keadaan itu
untuk memberi kekuatan, pengharapan dan berkat. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 101


Rabu, 7 Desember 2022
Kejadian 15:1-21

TUHAN MENJAWAB KEKHAWATIRANMU


Puang umpebaliko lan karangganganmu

Apa kekhawatiran terbesar dalam hidup kita? Hampir


dapat dipastikan bahwa semua orang kerap diliputi rasa khawatir.
Ada orang tua yang khawatir dengan pergaulan anaknya, anak
muda yang khawatir dengan masa depannya. Hampir setiap saat
kita mengalami hal ini dan ahirnya membuat kita ragu dan takut
untuk melangkah. Tidak sedikit orang yang mengalami
kekhawatiran menjadi putus asa dan hilang pengharapan.
Kita semua tahu bawa Abraham sejak awal merespons
panggilan Allah dengan sangat yakin. Nyatanya hidup tanpa
keturunan membawanya pada kekhawatiran. Ia bertanya-tanya
apakah janji Allah itu akan terwujud atau tidak?. Dia sudah mulai
gusar, dan menjadi takut. Meski demikian, ternyata Allah
memahami pergumulannya, sehingga Allah menjawab, jangan
takut, Abram Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar. Allah
tidak pernah ingkar janji, Dia selalu menjawab pada waktunya,
demikianlah yang dinyatakan-Nya untuk menjawab kerisauan
Abram.
Jawaban Allah atas kerisauan Abram menyadarkan kita
bahwa Allah sungguh mengetahui pergumulan kita di dunia.
Dalam pergumulan dan rasa khawatir, ternyata Allah tidak tinggal
diam, tetapi Ia hadir menjawab dengan cara dan waktu-Nya.
Dengan demikian, dalam setiap pergumulan kita tidak perlu
khawatir, taku apalagi bersungut-sungut. Tetaplah dalam
berpengharapan dan semakin teguhlah untuk melangkah.
Teruslah melangkah dalam keyakinan penuh kepada Allah yang
akan menjawabmu dengan cara dan pada waktu yang tepat,
seperti Abraham (ay.6). Percayalah, Tuhan pasti menolong dan
menjawab kekhawatianmu. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 102


Kamis, 8 Desember 2022
2 Petrus 3:1-10

KESEMPATAN UNTUK BERBALIK


Su’ding den Attu ladinai tibalik

Rasanya semua orang bisa sependapat bahwa menunggu


adalah urusan yang menjemukan, membosankan, hingga kerap
menimbulkan kejengkelan dalam hati. Hal ini pun tampak dalam
surat rasul Petrus yang kedua ini. Petrus menyinggung pihak yang
tak sabaran hingga akhirnya malah mereka mengejek janji
kedatangan kembali Kristus.
Petrus terbilang cukup realistis dengan munculnya orang-
orang seperti itu. Lalu bagaimana? Sikap Petrus sangat jelas!
Bahwa Allah tak pernah lalai apalagi ingkar terhadap janji-Nya. Ia
menjelaskan bahwa perkaranya bukan soal kapan Yesus datang,
sebab tak ada yang benar-benar mengetahuinya. Bahkan, Petrus
menggambarkan kedatangan-Nya seperti pencuri, yang tidak
dapat diprediksi oleh siapapun kapan akan datang mencuri. Yang
jelas bahwa Ia pasti akan datang kembali. Oleh karena itu, tak
perlu mengurusi waktunya, apalagi mau berandai-andai sepeti
penganut beberapa penganut kharismatik yang seakan-akan
menentukan waktu saat kapan Yesus akan datang. Bagi Petrus,
tidak perlu pusing soal waktunya, yang terpenting bahwa Allah
tidak menginginkan ada orang yang binasa, karena itu Ia
memanggil kita untuk berbalik dan bertobat (ay. 9b).
Karena itu, kita dapat memahami tentang kesabaran Allah
yang dimaksud Petrus pada ayat 9a sebagai kesempatan yang
diberikan bagi kita untuk berbalik kepada-Nya. Inilah makna
menjalani masa-masa Adven dimana kita diingatkan bahwa
sebelum waktu yang tak terkira itu datang, kita perlu waspada
jangan sampai kita lalai karena sibuk dengan urusan kepentingan
hidup. Kesiapan menantikan Yesus datang kembali, ialah mengisi
hidup kita dengan segala yang baik yang diperkenankan-Nya. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 103


Jumat, 9 Desember 2022
1 Samuel 2:1-10

BERGUMUL BERSAMA ALLAH DALAM DOA


Mengkulle sisola Puang lan kapassambayangan

Ada sebuah lelucon populer dalam masyarakat Toraja


tentang Ne’ Pena yang berkilah bahwa ia lupa membawa
kacamata saat ditunjuk memimpin doa. Lelucon atau banyolan ini
sedikit banyak nyata dalam kehidupan berjemaat. Tidak sedikit
dari kita tidak bisa (takut) memimpin doa. Lazimnya kita bersilat
lidah. Alasannya saya tidak tahu harus mengatakan apa dalam doa.
Sesungguhnya ketika kita berdoa, kita sedang mengutarakan
pengalaman iman kita bersama dengan Tuhan dan sesama.
Dalam doanya, Hana mengutarakan pengalaman imannya
bersama dengan Allah dan pengalaman dirinya dengan
sesamanya. Di masa lalu, ia mengalami pergumulan berat karena
tidak bisa mengandung, serta menanggung hinaan Penina.
Pergumulan ini memilukan hatinya sehingga meneteskan air mata
hingga tidak mau makan. Sekalipun demikian, Hana tidak pernah
berhenti berdoa kepada Tuhan. Ia menggumuli kenyataan
hidupnya bersama Tuhan. Ia mencurahkan seluruh isi hatinya
kepada Tuhan melalui doa.
Tuhan pun menjawab doa Hana. Ia mengandung dan
melahirkan seorang anak laki-laki dan diberi nama Samuel yang
berarti Allah mendengar. Hana segera merespons jawaban Tuhan
dengan doa yang penuh syukur. Bahkan seluruh ungkapan dalam
doa itu menggambarkan pengalaman dan keyakinannya atas
pertolongan Tuhan yang besar atas hidupnya.
Janganlah ragu membawa pergumulanmu dalam doa, dan
janganlah juga ragu mendoakan orang lain. Tak perlu takut apalagi
berkilah tak membawa kacamata saat bergumul bersama Allah.
Mulailah mengucapkan doa, mengutarakan pengalaman iman,
dan nikmatilah hidup bersama dengan Allah. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 104


Sabtu, 10 Desember 2022
Lukas 3:1-20

BUAH PERTOBATAN
Buah Pengkatobaran

Apa reaksi kita jika suatu kali kita sedang berbelanja di pasar,
menjemur pakaian, atau mungkin sedang duduk santai di teras
rumah, lalu tiba-tiba ada seseorang datang dan berteriak
“Bertobatlah!” Mungkin kita akan mengira orang tersebut tidak
waras. Paling tidak kita akan kebingungan lalu mengabaikannya.
Atau jika kita yang diminta untuk melakukannya, mungkin kita
akan mengemukakan berbagai alasan: malu,takut dianggap orang
tidak waras, atau dengan alasan lain.
Akan tetapi, Yohanes Pembaptis melakukannya. Ia berseru
kepada setiap orang yang ditemuinya di seluruh daerah Yordan
demi menyambut kedatangan Yesus Kristus. Ia menyerukan
kedatangan Kristus yang akan membawa keselamatan bagi dunia.
Dalam seruan tersebut, anak Elizabet dan Zakharia ini menyerukan
pertobatan dan akan menikmati rahmat Allah. Karena itu, ia
mengajak umat untuk menerima baptisan pertobatan (bukan
baptisan menghapus dosa) sebagai tanda bahwa seseorang telah
berbalik kepada Allah.
Seruan Yohanes menuntut pertobatan yang sungguh. Ayat
10-14 menekankan bahwa pertobatan bukan hanya dengan teori
saja, tetapi juga harus berbanding lurus dengan perbuatan. Tanda-
tanda pertobatan seseorang terlihat melalui hidup yang baru, mau
berbagi, saling memperhatikan dan mengasihi (ay.11), hidup dalam
kebenaran dan meniadakan kekerasan serta perbuatan yang
tercemar (ay.13), hidup dalam perdamaian (ay.14).
Menerima Kristus harus dinyatakan melalui iman yang berbuah
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Yak.2:26 dikatakan “Sebab
seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa
perbuatan-perbuatan adalah mati”. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 105


Mingu, 11 Desember 2022
Yesaya 29:17-24

DIA YANG MEMULIHKAN


Iamo to melendokan

Pernahkah saudara menghadapi pergumulan hidup?


Bagaimana rasanya saat kita menghadapi pergumulan hidup dan
kita mendapatkan jalan keluar dari pergumulan itu? Ya semua
manusia pastilah pernah menghapi pergumulan. Dalam setiap
pergumulan kita selalu berharap ada jalan keluar, dan saat keluar
dari pergumulan pastilah ada rasa syukur yang terungkapkan.
Bangsa Israel dalam perjalannya hidupnya sebagai umat
pilihan, pemberontakan kepada Allah menjadi bagian kehidupan
nyata mereka bahwa mereka lebih banyak memberontak dari
pada hidup setia kepada Tuhan, dan Akibat ketidaksetiaan
mereka kepada Allah, mereka dihukum dan dibuang ke Babel. Di
pembuangan mereka mengalami keterpurukan yang sangat
dasyat. Dalam kondisi inilah Nabi Yesaya menabuatkan janji
pemulihan. “Libanon akan jadi kebun buah-buahan, dan kebun
buah-buahan akan jadi hutan (ayat 17) orang tuli akan mendengar,
oran buta akan melihat (ayat 18) dan orang Miskin akan
bersukacita dan orang sengsara akan bersorak-sorak (ayat 19).
Jika Tuhan melakukan karya agungnya bagi umat yang dalam
keterpurukan maka akan terjadi pemulihan. Dan bukan saja
pemulihan bagi manusia tapi juga bagi alam semesta yang akan
memberi makna hidup bagi manusia
Pergumulan dan tantangan hidup boleh saja terjadi dalam
kehidupan tetapi sesungguhnya hal itu adalah dinamika hidup,
Namun dalam iman kita yakin bahwa Allah Sang pengendali hidup
tetap akan tetap setia bagi umatNya. Dalam kesetianNya
memanggil kita dengan suaraNya yang lembut, “Marilah
kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu (Mat 11:28)”. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 106


Senin, 12 Desembe 2022
Yudas 1:17-25

TOE MANDAI’ KAPATONGANANMU


Pegang teguhlah Imanmu

Ia ke dipemarangai tu kalingkanna to sarani do te lino,


manassa inang tontongbang sitingayo ma’rupa-rupa sakkalangan
sia petoba, la ia tu bu’tu ludionamai to tang sarani, la ia tu inang
bu’tu ludionamai to Sarani. Apa sitonganna ia te a’gan iate iamo
dinai ussudi to Sarani kumua manassa tontongsiaraka tumanan lan
kapatongananna lako Kristus.
Yudas tu ussa’bu’ kalena taunna Kristus sia silu’na Yakobus,
ma’pakilala lako mintu’ to ma’patongan kumua anna tontong
batta’ sia tumanan umpengkullei umpangeai kapatonganan tu
mangkamo disorongan mintu’ to masallo’. Ma’pakilala tu Yudas
belanna bu’tu tu ba'tu pira-pira to patelle tu unturu' kamailuan
masuangna (ay.18) sia umbudanan mentolinona, tu maraa
napotangrapa’ kapatongananta lako Kristus.
Na umba ladikua anna den tontong matoto’ sia pakulle
untingoi te a’gan susi to? Ullendui’ te pa’basan anna den dipakilala
kumua ia tu ladipomatoto’ iamo tu tontong umbendanan katuoan
umpoparandangan Kapatonganan masallo’ lako Kristus, sia
makaritutu massambayang narondong Penaa Masallo’. Tendukato
dipakilalaki’ kumua anna tontong duka dipapayan tu pa’kaboro’
lako tomai totangpakulle dikua anna tontong duka matoto’ lan
kapatonganan umpengkaolai Kristus.
Ullingkan kapatonganan lan te katuoan manassa tangla
dikulle ussoyananni belanna nao’tonniki’ ma’rupa-rupa
kamalamman sia katangpalambiran, apa lanmo te a’gan susite
anna den dipakilala kumua den tu Kapenombanta tu kuasa
ungkarimmanniki’ dio mai katitodoan. Iamo Puang To
pakarimmananta, tete dio Yesu Kristus tu unnampui kamatotoran
sia kapaan tempon dio mai sia totemote sia sae lakona. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 107


Selasa, 13 Desember 2022
Zakaria 8:1-19

PEMULIHAN HANYA DARI TUHAN


Ludiomanna mai Puang tu Katilendokan

Setiap orang atau bangsa memiliki kebanggaan sendiri


yang dianggapnya sebagai sesuatu yang berharga dan bernilai.
Dan kebanggaan itu tentu harus dipertahankan semaksimal
mungkin. Namun saat kebanggan itu hilang maka akan
melahirkan pergumulan dan beban dan pastilah ada perjuangan
untuk mendapatkannya kembali.
Yerusalem adalah kota kebanggan umat Israel dengan Bait
Allah sebagai simbol kehadiran Tuhan di tengah-tengah kehidupan
Bangsa Israel. Bait Allah dan kota Yerusalem di hancurkan oleh
musuh-musuh Israel. Ditengah-tengah kehancuran, umat Israel
terus memiliki kerinduan untuk hidup di tanah perjanjian namun
bangsa yang telah tertawan tidak memilki kekuatan untuk
mengembalikan kebanggan-kebanggan yang pernah mereka
miliki. Dalam keterpurukan itu, mereka masih tetap memilki
pengharapan. Dan dalam pengharapan itulah janji Tuhan hadir
melalu Nabi Zakaria. Melalui Nabi Zakaria TUhan berfirman “Tetapi
sekarang aku tidak lagi seperti waktu dulu terhadap sisa-sisa bangsa
ini, demikian firman Tuhan semesta alam, melainkan Aku menabur
damai sejatera” (ayat 11-12).
Tuhan menjanjikan pemulihan bagi Israel karena kasi-Nya
agung dan mulia bagi umat pilihanNya. Namun melalui janji itu
umat harus memiliki respon atas janji Allah. Mereka harus berkata
benar, melakukan hukum secara benar, tidak boleh merancang
kejahatan kepada sesama dan lain-lain. Jika orang Israel bangga
dengan keagungan Yerusalem maka bagi kita, apakah kebanggan
kita? Kristus melebihi keangungan Yerusalem. Karena Kristus
melebihi keagungan Yerusalem maka iman kita kepada Kristus
harus menjadi iman yang dibanggakan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 108


Rabu, 14 Desember 2022
2 Samuel 7:1-17

BERSAMA TUHAN MENGGAPAI CITA-CITA


Sisola Puang umpangu’gui naanga’na panaa

Ada pepatah “gantunglah cita-citamu setinggi langit”


pepatah ini memiliki banyak makna namun hal yang prinsip dari
pepatah ini adalah bahwa setiap orang haruslah memiliki cita-cita
dan harapan. Dengan cita-cita itulah setiap orang memiliki motifasi
dan berusaha untuk menggapai apa yang dicita-citakannya itu.
Daud Sang Raja Israel telah banyak meraih cita-cita dan
harapan sebagai pemimpin Israel. Kemenangan-kemenangan atas
musuh-musuhnya dan keberhasilan membangun Istana di
Yerusalaem adalah suatu prestasi yang tentu mengagumkan.
Namun dalam keberhasilan itu Raja Daud dihantui kegelisaan iman
sebab ia belum dapat membangun rumah Tuhan sebagai simbol
kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat Israel. Dalam kerinduan
itulah Daud berkata kepada sahabatnya Nabi Natan “Lihatlah, aku
ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di
bawah tenda.” Bagi Daud kemenangan dan Istana tidaklah cukup
jika tanda-tanda kudus tentang kehadiran Tuhan belum hadir
ditengah-tengah umat Israel. Kerinduan Raja Daud adalah sebuah
kerinduan yang mengagumkan. Daud yakin bahwa Tuhan pasti
berkenan atas kerinduannya ini. Namun ternyata Tuhan melalui
Nabi Natan menolak kerinduan Daud untuk membangun Rumah
Tuhan di Yerusalem. Bagi Tuhan bukanlah Daud yang akan
membangun rumah Tuhan tetapi keturunannya.
Belajar dari Raja Daud yang memiliki banyak harapan dan
cita-cita, namun tidaklah semua yang diharapkan dan dicita-
citakan harus kita raih. Demikian dengan kehidupan persiarahan
kita, kita memilki banyak harapan dan cita-cita. Hendaklah kita
belajar dan terus melangkah serta berusaha untuk mengapainya
bersama Tuhan. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 109


Kamis, 15 Desember 2022
2 Samuel 7:18-29

MENSYUKURI YANG LEBIH BERNILAI


Ungkurre sumanga’ apa mandu keangga’

Dalam pandangan Daud membangun Bait Kudus atau


Rumah Tuhan adalah rencana yang mulia, namun melalui Nabi
Natan Tuhan mengingatkan bahwa rencana itu haruslah ditunda
oleh Raja Daud Daud karena Daud telah menumpahkan banyak
darah dalam peperangan melawan musuh-musuh Israel. Dalam hal
ini, apakah Daud Kecewa atas perintah Tuhan untuk membatalkan
rencana yang mulia itu? Tidak, Daud tidak kecewa atas apa yang
diperintahkan Tuhan baginya sebab Daud melihat dan
memandang pada janji Tuhan yang lebih mulia dan agung yang
tersimpan didalam apa yang disampaikan oleh Tuhan baginya. Dan
karena itu dalam doanya Daud bersyukur atas pemeliharaan
Tuhan bagi dirinya dan keluarganya. Ia mengucap syukur atas
janji penyertaan Tuhan baginya dan keturunannya dimasa akan
datang. Daud berkata dalam doa syukurnya “Oleh sebab itu, ya
Tuhan Allah, Engkaulah Allah dan segala FirmanMulah kebenaran,
Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hambaMu.
Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga
hambaMu ini supaya tetap ada di hadapanMu untuk selama-
lamanya” (ayat 28,29) . Daud belajar mensyukuri yang lebih hakiki
yang Tuhan nyatakan kepadanya tentang pemeliharaan Tuhan dan
bagi masa depan keturunannya.
Gaya hidup orang percaya adalah gaya hidup yang
seharusnya selalu bersyukur atas segala yang dialami. Daud
mengajarakan kita mencari nilai yang paling mendasar dari apa
yang kita syukuri, sehingga syukur kita menajadi ungkapan syukur
yang tulus di hadapan Tuhan. Bersyukurlah sebab dalam setiap
perjalanan hidup kita, didalamnya selalu ada kepastian janji Tuhan
yang menjadi jaminan masa depan kita bersama keluarga. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 110


Jumat, 16 Desember 2022
Galatia 4:1-11

KEBANGGAAN IMAN
Umposattuan Kapatonganan

Pengakuan Gereja Toraja menyebutkan bahwa “ Yesus


Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat” pengakuan ini bukan hanya
sekedar pengakuan apalagi jika sekedar diucapkan saja tanpa
dimaknsai dalam Iman. Pengakuan kita haruslah menjadi identitas
dan kebangaan bagi setiap warga Gereja Toraja dimanapun
mereka berada. Pertanyaannya dimanakah kebanggaannya?
Dalam suratnya kepada Jemaat yang ada di Galatia Paulus
menegaskan kepada Jemaat tentang apa makna iman kepada
Kristus. Dalam pengenalan iman kepada Kristus, Paulus memiliki
keyakinan bahwa orang-orang percaya kepada Kristus akan tetap
setia dalam segala tantangan yang pasti akan selalu dihadapi. Dan
oleh karena itu dalam bacaan kita Paulus menengaskan, Pertama,
bahwa iman kepada Yesus Kristus menjadikan orang percaya
menjadi anak-anak Allah dan dilayakkan untuk menyebut Allah
sebagai Bapa dan sekaligus diperkenankan untuk menerima
berkat sebagai anak-anak Allah (ayat 7). Kedua, didalam iman
kepada Kristus kita dimerdekakan dari perbudakan dosa. Dan
dalam kemerdekaan sebagai milik Kristus kita di mampukan untuk
hidup dalam kebenaran dalam kuasa Roh Kudus.
Untuk menjadi bangga atas iman kita kepada Yesus
Kristus, maka kita harus mengenal Dia dengan benar, dan dalam
pengenalan yang benar tentang Yesus, maka kita akan
dimampukan untuk menghidupi iman itu. Kita pasti memiliki
kelemahan dan keterbatasan, tetapi Roh Kudus akan
memampukan kita. Rasul Paulus katakana “Dan Roh Kudus itu
adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya,
yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji
kemuliaan-Nya.”(ef.1:14). Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 111


Sabtu, 17 Desember 2022
Yohanes 3:22-36

RENDAH HATI MEMANDANG MESIAS


Mengkadiongan Mentingara lako Masias

Salah satu musuh rohani dari pencapaian atau


keberhasilan sesorang adalah saat keberhasilan dan kesuksesan
melahirkan kesombongan dan keangkuhan hidup. Tidak
ketinggalan kesombongan-kesombongan yang lahir dalam dunia
pelayanan gereja. Ada banyak pelayan yang merampas kemulian
Kristus untuk dirinya sendiri dalam keberhasilan pelayanan.
Yohanes adalah seorang yang dinubuatkan oleh para nabi
dalam Perjanjian Lama yang akan mendahului kedatangan Sang
Mesias. Dalam karya pelayanannya suara kenabiannya
menggetarkan umat Israel dan pemimpin-pemimpin Yahudi.
Dalam kebesarannya dan ketenarannya Ia tetap belajar untuk
rendah hati dan tetap memandang kepada Kristus. Kristuslah
pusat dari pemberitaannya. Saat murid-muridnya dan banyak
orang menyangka bahwa dialah Mesias ia tetap rendah hati
memandang kepada Sang Mesias. Ayat 28-30 menjelaskan
bagamana sikap Yohanes terhadap Sang Mesias. “Kamu sendiri
memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias,
tetapi aku diutus untuk medahuluin-Nya” dan ayat 30 disebutkan
“Ia harus makin besar tetapi aku harus makin kecil”. Yohanes
terus belajar rendah hati dalam segala pencapaian pelayanan yang
dilakukan. Ia tidak merampas kemulian Kristus. Ia belajar rendah
hati agar Kristus yang dimuliakan dalam setiap keberhasilannya.
Dalam perjuangan baik dalam usaha, pekerjaan dan
pelayanan setiap orang dapat saja berhasil dan memperoleh
kesuksesan. Oleh karena itu tetaplah rendah hati atas kesuksesan
dan semua yang diperoleh dalam hidup ini. Firman Tuhan katakan
”Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati
mendahului kehormatan” (Ams. 18:12).Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 112


Minggu, 18 Desember 2022
Kejadian 17:15-27

JANGAN MERAGUKAN JANJI TUHAN


Da’mi bata diona Pangallu’-Na Puang

Abraham (Abram) adalah bapa semua orang percaya


(Roma 4:11) karena kesetiaan dan ketaatannya kepada janji Tuhan.
Ia berasal dari Ur-Kasdim di Mesopotamia Selatan yang dipanggil
Allah untuk pergi ke tanah yag ditunjukkan Tuhan kepadanya.
Sekalipun waktu itu ia belum mempunyai keturunan karena sarai,
istrinyai mandul (Kej.11:30), namun Allah menjanjikan akan
membuat dia menjadi bangsa yang besar dan oleh dia semua
kaum di muka bumi akan mendapat berkat.(Kej. 12:1-9; 15:4-6).
Dalam pembacaan kita hari ini, Allah kembali menyatakan
janji-Nya kepada Abraham tentang keturunannya dari sara (sarai),
namun kali ini kelihatannya ia agak meragukan janji Allah itu. Hal
ini terjadi karena ia lebih menerima janji itu dengan menggunakan
logika manusiawinya bukan dengan iman sebagaimana
sebelumnya (ayat 17). Itulah sebabnya ia menawarkan Ismael
sebagai anak kandungnya dari Hagar untuk pemenuhan janji Allah
itu (ayat 18). Namun firman Tuhan jelas dan tegas, bahwa yang
akan menerima janji itu adalah anak kandungnya dari Sara, yang
dengannya Tuhan akan mengadakan perjanjian kekal untuk
keturunannya (ayat 19).
Salah satu yang dapat dipelajari dari perikop ini, ialah
jangan pernah meragukan janji Tuhan, karena Tuhan adalah setia
dan tidak pernah ingkar janji (Ul.7:9,12; Nehemiah 9:23; Ibrani
10:23). Kita sering meragukan janji Tuhan, terutama karena kita
lebih sering mengedepankan logika lebih dari pada iman. Janji
Tuhan pasti digenapi, Cuma cara dan waktunya adalah
kewenangan penuh dari Tuhan sendiri. Kita hanya dituntut untuk
percaya dan tidak meragukan janji Tuhan bagi dan dalam hidup
kita, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 113


Senin 19 Desember 2022
Kejadian 37:1 – 11

DA’ ANNA DEN DIPASILAENAN


Jangan ada pembedaan

Misa’ tu kala’bianna torro tolino, iamo tu natandai


umpamanassa pa’pileanna, kumua den tu apa mandu diporai sia
den tu tangkan diporai ba’tu disayu. Mintu’na raka temai apa
sipatu den tu dipileinna ba’tu dipatorro senga’ belanna den tu
diporainna anna den tu disayu? Tae’ anna mintu’ tu apa sipatu
dipamatantuan pa’pileanta, susinnamo temai anak lo’doranta.
Senga’ sanganna ke denni temai bati’ butung dipalosong tu tanga’
sia pa’inaanta lako belanna den passabaran susinna saki .
Ullendui’ te pa’basanta anna ma’din dipemarangan apa tu
buntutumangna ke umpasisenga’-sengaranki’ bati’ta. Ia tu Yusuf
mandu losong napakaboro’ ambe’na na ia tomai siulu’na pira’.
Buntu tumangna, iamotu kapangimburuan sia kasengkean diomai
silu’na Yusuf. Tangmengkilala sia tae’ anna melada’ tu Yakub lako
tu apa mangka naolai sola siulu’na Esau, kumua belanna
napasilaenan ambe’na sae lako bu’tu kapangimburuan sia
kare’dekan ara’na Esau lamorai umpatei Yakub (kej.27:41-46).
Nenne’ den tomai anakta dipatorro senga’ belanna den tu
passabaran, susinnamo belanna saki ba’tu den raka lesoan kalena
tangkan matinuru’ dadinna. Sitonganna tae’ra anna matumba tu
iannato dipogau’ belanna den passabaran, apa parallu
ladipamaleso lako sile’to barra’na kumua iasia anna dipasenga’,
belanna saki. Iari tang sipatu ke dipasilaenanni temai bati’ balenna
sukaran lino susinna den tu disanga baga sae lako disa’biangan, na
ia tu disanganna manarang ba’tu buda-budamo apanna iamo
mandu dipakaboro’. Iamoto sipatuki’ tu la maluangan ba’teng
untimbangi temai a’ganna bati’ta dikua da’ anna bu’tu
kasipangimburuan lan alla’na to massiulu’. Kilalai kumua ia tu
Puang dipenombai tae’ tau napasilaenan.Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 114


Selasa, 20 Desember 2022
Wahyu 22:6 – 17

ALFA dan OMEGA


Pamulanna sia Ma'katampakanna

Alfa dan omega adalah abjad pertama dan terakhir dalam


abjad Yunani, karena itu diterjemahkan yang awal dan yang akhir
atau yang pertama dan yang terkemudian. Pernyataan ini
diucapkan sebagai bagian dari wahyu yang terakhir kepada
Yohanes yang termuat dalam wahyu pasal 22 ini.
Pernyataan ini ingin menegaskan bahwa Tuhan adalah
pemilik sejarah manusia dan dunia ini, sehingga Ia juga terus hadir
dalam sepanjang sejarah manusia dan dunia ini. Kata pertama
dalam Kej.1:1 mengatakan “pada mulanya…” dan kata terkahir
dalam kitab wahyu ditutup dengan perkataan “amin”,(Wah.22: 21)
menunjukkan secara langsung bahwa alkitab (PL dan PB) sebagai
satu kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan. Dengan pernyataan
ini setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak perlu ragu untuk
mempercayakan kehidupannya ke dalam kuasa Tuhan, termasuk
ketika mengalami banyak tantangan, penderitaan, penindasan, dll,
seperti halnya yang dialami orang percaya pada saat wahyu ini
disampaikan.
Penegasan dari Tuhan sebagai alfa dan omega menjadi
jaminan bagi kita bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan
yang terus menerus meneguhkan, menguatkan, membimbing,
menuntun, dan menatang kita dalam menjalani kehidupan yang Ia
anugerahkan ini. Dengan demikian tidak ada keraguan sedikitpun
bagi orang percaya untuk tetap teguh dan setia dalam iman
sambil menyongsong kedatangannya kembali. Hal ini nyata dan
terbukti dalam hampir setahun yang akan kita lalui ini, di mana kita
menjalani hidup kita dengan berbagai dinamikanya namun kasih
Tuhan tidak meninggalkan kita. Ia adalah alfa dan omega, yang
awal dan yang akhir. Amin.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 115


Rabu 21 Desember 2022
Yesaya 33:17-24

TUHAN IALAH RAJA KITA


Puang Matua Iamo Datunta

Raja, selain memiliki kedudukan dan kekuasaan tertinggi,


ia juga wajib dihormati serta dituruti segala perintah-perintahnya.
Siapa yang tidak menaati raja sudah bisa dibayangkan nasib yang
akan dihadapinya.
Pembacaan kita hari ini adalah bagian dari nubuatan
tentang kelepasan orang Israel (=khususnya Kerajaan Yehuda)
dari penjajahan dan penindasan. Oleh karena itu, perikop dalam
pasal 33 diberi judul Tuhan adalah Penolong dan Raja di SIon. Sion
akan kembali menjadi tempat pertemuan raya umat Allah, dan
Yerusalem akan menjadi tempat yang aman (ayat 20). Dari tempat
inilah mereka melihat betapa mulianya Tuhan karena Dialah
penolong dan raja di Sion. Tuhanlah yang bertindak sebagai hakim
yang memberi hukum. Perkataan-Nya merupakan hukum bagi
kita, dan kepada-Nya setiap pikiran dan tindakan kita dibawa ke
dalam kepatuhan kepada-Nya. TUHAN ialah Raja yang kepada-Nya
kita memberi hormat dan penghargaan, setia, karena Dia yang
menyelamatkan kita (ayat 22).
Dalam minggu advent yang terakhir di tahun 2022, kita
diingatkan oleh Firman Tuhan ini bahwa Tuhan yang telah
menyelamatkan dan membebaskan kita dari kuasa dosa, adalah
Raja atas hidup kita, sehingga kesetiaan dan kepatuhan kepada
setiap perintah (hukum) yang diberikan-Nya juga menjadi ukuran
dan acuan dalam menata dan menjalani kehidupan karunia-Nya ini.
Hidup kita adalah anugerah-Nya karena itu hendaknya harus
dijalani dalam ketundukan tanpa syarat kepada apa kehendak
Tuhan, bukan menurut apa kehendak kita. Tunduklah kepada Raja
Agung, biarkanlah Dia yang memerintah atas seluruh hidup kita
sehingga kita senantiasa menyaksikan kemuliaan-Nya. Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 116


Kamis 22 Desember 2022
Lukas 1 :46-56
JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN
Deatangku umpekalangkai’ Puang
Perikop ini dikenal sebagai magnifikat, atau nyanyian
pujian Maria. Kata magnificat diambil dari kata pertama kidung
tersebut dalam bahasa Latin “magnificat anima mea Dominum”
(Jiwaku memuliakan Tuhan), et exultavit spiritus meus in Deo
salutari meo (dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku).
Peristiwa itu terjadi saat Maria diberitahu oleh Malaikat
Gabriel bahwa dia akan mengandung Yesus, dan Maria
meresponnya dengan mengunjungi sepupunya, yakni Elizabet.
Sesudah menyalami Elizabet, anak dalam kandungan Elizabet
(yang kelak menjadi Yohanes Pembaptis) bergerak, dan ketika hal
tersebut diberitahukan kepada Maria, dia menyanyikan Kidung
Magnificat sebagai balasannya.
Kidung Maria merupakan sebuah doa yang mencerminkan
iman-kepercayaan seseorang yang sangat mendalam. Maria yakin
dengan apa yang akan dilakukan oleh Allah atas dirinya. Dia
percaya bahwa Allah akan meninggikan orang-orang yang rendah
dalam dunia ini dan Dia akan setia pada segala janji-Nya ( ayat 52-
53.55). Maria dalam kuasa Roh Kudus, mampu mendeklarasikan
bahwa, “Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan
besar kepadaku dan kuduslah nama-Nya” (ayat 49), sehingga ia
dengan sukacita mengungkapkan pengakuannya: “Jiwaku
memuliakan Tuhan dan bergembira karena Allah Juruselamtku”
Pujian Maria ini adalah sebuah contoh mengasihi Allah,
mempercayai Dia dan dengan rendah hati berjalan bersama-Nya.
Patut disadari bahwa hanya oleh anugerah Allah semata-mata
sehingga DIA telah melakukan perbuatan-perbuatan besar dan
ajaib sepanjang sejarah hidup kita. Oleh karena itu, tidak ada
alasan untuk tidak memuliakan Tuhan dalam hidup kita. Amin.
Jumat 23 Desember 2022
Galatia 3:1-14
: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 117
HIDUP OLEH IMAN
Umpotuo Kapatonganan

Salah satu cara yang tepat untuk menegur seseorang atas


kesalahan yang mereka lakukan, yakni menyadarkan mereka
bahwa perbuatannya salah dan tidak benar, tetapi tentu dengan
bukti-bukti yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Paulus menegur orang Kristen di Galatia karena mereka
telah percaya kepada Kristus, namun masih mencari pembenaran
dengan melakukan hukum Taurat. Teguran Paulus sangat keras,
dan menyebut mereka sebagai orang bodoh (ayat 1,3).Rasul
Paulus merasa heran bahwa mereka terlalu gampang
menyimpang dari kebenaran Injil karena pengaruh orang-orang
yang mempesona mereka dengan mengikuti injil lain (Gal.
1:6,7). Paulus memberikan beberapa contoh konkrit dari dirinya
sendiri (1:11-24), juga menunjuk Abraham yang dibenarkan karena
iman (ayat 6-9). Selain itu Paulus juga mengutip apa yang
dikatakan nabi Habakuk bahwa orang yang benar akan hidup oleh
iman (ayat 11, lih. Hab.2:4). Hanya dengan iman seseorang dapat
dibenarkan di hadapan Allah, dan bukan karena melakukan
Hukum Taurat, atau perbuatan-perbuatan baik lainnya.
Kita adalah orang-orang yang sudah dibebaskan dari kuasa
dosa melalui pengorbanan Yesus Kristus yang terjadi sekali untuk
selama-lamanya. Keselamatan itu kita terima dengan cuma-Cuma,
syaratnya adalah beriman dengan sungguh-sungguh dan setia
mengikut Yesus. Karena itu mari kita jalani hidup ini dalam iman,
karena kita hidup oleh iman kepada-Nya. Ibrani 11:6 “Tetapi tanpa
iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah
ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-
sungguh mencari Dia”. Amin.
Sabtu, 24 Desember 2022
Matius 1:1-17

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 118


PEMENUHAN JANJI ALLAH
Kadisundunninna Pangallu’na Puang Matua

Ada ungkapan dalam Bahsa Latin “Stemmata, quid faciunt?


= Apa faedahnya silsilah kuno itu?”. Harus diakui bahwa kita sering
melewatkan dan kurang tertarik untuk membaca bagian ini,
karena dianggap hanya berisi silsilah dengan urutan sejumlah
nama-nama dan hanya beberapa yang sering didengar atau
dibaca. Namun jika kita cermati dengan saksama, Penulis Injil
Matius mempunyai maksud yang sangat mendalam dengan
menuliskan silsilah ini. Perhatikan ay. 1,dan 17 di mana ditegaskan
”inilah Silsilah Yesus Kristus anak Daud, anak Abraham”, serta
rentangan waktu antara Abraham sampai Yesus Kritus.
Orang Yahudi adalah salah satu bangsa yang sangat ketat
dan saksama dalam menulsikan dan melestarikan silsilah mereka.
Dalam Pembacaan kita, Yesus mula-mula disebut Anak Daud,
untuk membuktikan bahwa janji kepada Daud terpenuhi di dalam
Dia. (Mat. 15: 22; 15:22; 20:31; 21:15). Karena itulah, penulis Injil
Matius berusaha menjelaskan bahwa Ia bukan hanya keturunan
Daud, melainkan Sang Anak Daud itu sendiri dan lambang
pemerintahan ada di atas bahu-Nya (Yes. 9:5-6). Ia bukan sekadar
keturunan Abraham, tetapi Sang Anak Abraham, yang
membuktikan bahwa janji Tuhan kepada Abraham untuk
menjadi bapa banyak bangsa dan olehnya semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat, telah terpenuhi (Kej. 12:2-3). Dengan
langsung menyebut Kristus sebagai anak Daud, dan anak
Abraham, menunjukkan bahwa Allah setia kepada janji-Nya, dan
akan menepati setiap perkataan yang telah diucapkan-Nya.
Untuk itu ditegaskan kepada kita untuk tidak meragukan
bahwa Yesus Kristus yang akan kita peringati kelahirannya besok,
adalah pemenuhian janji Allah. Amin.
Minggu, 25 Desember 2022
Matius 1:18-25

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 119


PENGORBANAN YANG BERHARGA
Pemala’ mandu keangga’

Ada apa dibalik sebuah pengorabanan? Tentu ada


Sesuatu yang bernilai direlakan lepas dari diri kita demi hal yang
jauh lebih penting nilanya. Demikianlah yang terjadi bagi Maria
dan Yusuf dalam menjalankan rencana Allah. Keduanya harus
mengorbankan banyak hal di dalam hidupnya demi rencana Allah.
Ketika Maria berani berkata kepada malaikat Tuhan: “jadilah
padaku menurut perkataaMu”, artinya Maria sudah siap
berkorban. Ia siap diceraikan oleh Yusuf calon suami yang
dicintainya dan siap dengan segala resikonya, yaitu dipermalukan,
dihina dan dipandang sebagai wanita yang tidak benar dan bisa
dilempari batu karena dianggap melakukan perzinahan (hamil di
luar nikah). Begitupun dengan Yusuf, ketika ia bersedia
mengambil Maria sebagai istrinya, ia harus mengorbankan
perasaan, martabat, harga diri, bahwa ia tidak melakukan
hubungan suami istri dan melahirkan anak dan harus
membesarkan anak yang bukan darah dagingnya.
Maria dan Yusuf melakukan hal itu sebagai bukti
ketaatannya pada Tuhan. Mereka sadar bahwa Tuhan
menjadikannya alat ditanganNya untuk menyatakan rencanaNya.
Dan melalui semuanya itu karya terbesar Allah dinyatakan bagi
duania. Pengorbanan kita di zaman ini tentu berbeda dengan
Maria dan Yusuf, tetapi dalam bentuk yang lain, sesungguhnya
kita juga mengalaminya. Jikalau Allah mau memakai kita maka Dia
akan memanggil, memperlengkapi, dan disertai dengan janji
penyertaanNya. Dengan demikian kita akan berani berkorban
seperti Maria walau ia harus berkorban dan menderita namun ia
tetap memuji dan mengagungkan nama Tuhan karena ia tahu
bahwa pengorbanannya berharga dan sesuai rencana Allah.Amin
Senin 26 Desember 2022
Mazmur 148:1-14.

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 120


UMPUDI PUANG SISOLA MINTU’ MA’DANDAN MARITIK
Bersama Alam Memuji Tuhan

Pa’pudian 148, misa’ pa’pudian tu nanai to ma’pudi


untambai mintu’ ma’dandan maritik kumua anna pudi Puang
Matua, belanna Iamo mangka ungkombong mintu’ sakka’ saeanna
la dao na Suruga la lanna te lino.
Matumbai anna sipatu tu mintu’ pa’padadinna Puang
laumpudi tu Puang? Lan (ay.5-6) umpamalesoi kumua “Mintu'i to
la umpudi sanganNa PUANG, belanna mangkamo Ma'kada anna
dipadadi nasang. Ia umpatorro inannai tu mintu'na la tontong sae
lakona. Sia umpondok misa' atoran tang ma'din natodo tinting”.
Ma’kada susite tu to ma’pudi belanna nasa’ding sia nakanassai
kumua manassa lendu’ mala’bi’na sia keangga’na tu panampana
Puang, na tae’ misa’ tu tangla siumpu’ To tumampana, mintu’na
lan liman-Na. Iake Toraya nakua ia tu Lolo patuoan (hewan) na
Lolo tananan (tumbuhan) sangserekanna to lino. Battuananna la
to lino, Patuoan sia tananan tae’ anna pantan torro sangadinna
siumpu’ sia sipaganna’ misa’ sola misa’. Iamoto anna tae’ na
ma’din tu tolino ma’inaanna lako temai Patuoan sia olo’-olo’, lako
temai ma’rupa tananan susinnamo tomai to’ kayu da’na
ma’inaanna tau umbela’i belanna ma’din naposanggang to lino.
Ia tu nasanga to Ma’pudi, tangiara tokumua ia temai
pa’padi senga’na Puang Matua salian diomai tolino, la umpogau’
duka kamenomban sangadinna umba lanakua tu tolino umparakai
meloi da’ anna sanggang, sia inang napa’parentanmo Puang
Matua lako Adam sola Hawa nakua “Naalami PUANG Kapenomban
tu tolino, Napalanni pa'lak Eden, kumua anna posara'i sia anna
kampai (Kej.2:15)”.Tolino la ungkampai sia umposara’i dikua anna
tontong melo sia mala’bi’ susi tonna kombongi Puang Matua,
dikua anna pomala’bi’i sanganna Puang. Amin.
Selasa 27 Desember 2022
I Yohanes 5:6-12

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 121


KESAKSIAN TENTANG YESUS
Kasa’bian diona Puang Yesus

Siapakah yang layak jadi saksis? Tentu mereka yang


melihat dan mengalami peristiwa yang akan dipersaksikan. Lalu
bagaimana dengan kesaksian tentang Yesus sebagai juruslamat
dunia? Perikop di atas berbicara tentang kesaksian bahwa yang
percaya kepada Kristus dan menang atas dunia adalah yang
menerima kesaksian Allah bahwa hidup kekal ada dalam Kristus
(ay.9,11).Kesaksian itu terdapat di dalam hati setiap orang percaya
(ay.10), karena Roh Kudus (ay.6) sudah meyakinkannya tentang
makna air dan darah Yesus (ay.8), yaitu baptisan Yesus yang
merujuk kepada identitas-Nya sebagai Anak Allah, dan kematian-
Nya yang menjadi dasar persekutuan kita dengan Allah.
Penerimaan kesaksian dalam hati orang bukan sekadar
usulan dari Yohanes, karena dia menegaskan adanya dua
kemungkinan yakni : menerima kesaskian itu sehingga memiliki
Anak dan hidup, atau menolak kesaksian Allah sehingga tidak
memiliki Anak ataupun hidup. Menerima kesaksian itu berarti
memahami bahwa Yesus itu riil, lebih riil daripada perselisihan
dengan tetangga atau kebutuhan mencari nafkah. Percaya kepada
Kristus bukan sekadar pengakuan mulut saja, tetapi seluruh
keberadaan hidup. Karena itu Kesaskian tentang Kristus tidak
cukup dengan kata-kata melainkan dengan tindakan nyata. Ibarat
ketika masuk di warung makan tidak cukup dengan melihat daftar
menu makanan saja kemudian menjadi kenyang, padahal kita
belum memesan makanan dalam daftar menu yang akan kita
makan. Demikianpun dengan kesaksian kita tentang Kristus, kita
harus menjadi surat Kristus yang dapat dibaca oleh semua orang.
Pemberitaan Injil adalah menikmati Injil itu sendiri melalui karya
dan tindakan nyata lewat perjumpaan dengan sesama.Amin
Rabu,28 Desember 2022
Yesaya 26:1-9

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 122


AMAN DAN DAMAI BERSAMA TUHAN
Manaman sia Marampa’ sisola Puang

Ketika dalam keadaan aman dan semuanya berjalan


baik, maka untuk mengatakan kita beriman dan percaya kepada
Tuhan adalah hal yang mudah tetapi saat berada dalam
penderitaan dan kesesakan maka bukan tidak mungkin kita akan
melupakan perkataan beriman tersebut. Berbeda dengan
kesaksian nabi Yesaya yang mengatakan "Percayalah kepada
TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung
batu yang kekal." (Yesaya 26:4).
Ia mengagungkan dan memuji nama Tuhan karena
bagai Yesaya Than adalah pribadi yang berkuasa. Karena itu ia
mengatakan "Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi
orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam
kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan
terhadap panas terik..." (Yesaya 25:4).
Meskipun masalah dan kesulitan sedang mengamuk di
sekelilingnya, orang yang menjadikan Tuhan sebagai tempat
perlindungan akan tetap merasakan aman dan damai yang
sempurna. Namun seringkali ketika berada dalam kesulitan yang
berat kita lebih cenderung melihat kepada kesulitan itu sendiri
daripada berpaling kepada Tuhan yang adalah tempat
perlindungan kita. Hal ini membuat kita lebih mendengar kepada
bunyi guruh dan akan terus melihat kilatan petir. Semua ini akan
melemahkan iman dan membuat kita merasa takut. Jangan mau
diperdaya oleh Iblis, sebab di dalam Tuhan Yesus "...kita lebih dari
pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi
kita." (Roma 8:37). Kita adalah umat yang telah dimenangkan dan
dimerdekakan dalam Kristus melalui kebangkitanNya
mengalahkan maut. Amin.
Kamis,29 Desember 2022
Yesaya 49:14-26

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 123


TERLUKIS DALAM TELAPAK TANGAN TUHAN
Disura’ diong pala’ liman-Na Puang

Kesasksian Alkitab lewat kisah penciptaan menyatakan


bahwa Tuhan membentuk manusia dari debu tanah dan kemudian
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya sehingga
manusia menjadi makhluk yang hidup (Kej. 2:7). Di sini ada dua
tindakan Tuhan yaitu: 1. Membentuk manusia dari debu tanah,
berarti menunjuk pada tindakan Tuhan menggunakan tangan-Nya
sendiri; 2.Menghembuskan nafas hidup, yang pararel dengan
tindakan-Nya menghembuskan firman-Nya. Hal ini menunjukkan
bahwa manusia memiliki kehidupan yang begitu unik dan
istimewa di mata Tuhan karena merupakan hasil pekerjaan tangan
dan firman Tuhan. Karena itu manusia disebut gambar Allah.
Melalui nabi Yesaya Tuhan mengungkapkan kepedulian
yang amat dalam terhadap umat-Nya sekalipun mereka seringkali
melukai dan memberontak kepada-Nya. Bahkan tindakan Tuhan
yang tidak pernah melupakan umat-Nya digambarkan dengan
sangat menarik: "..Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-
Ku;" (ay.16 ). Berarti setiap kali Tuhan melihat telapak tangan-Nya
Dia juga melihat kehidupan dan pergumulan umat-Nya.
Sebagaimana melalui tangan-Nya yang sejak semula mencipta dan
membentuk manusia dari debu tanah, Ia pun bersedia
mengulurkan tangan-Nya untuk menolong dan memulihkan
keadaan kita. Jangan pernah beranggapan bahwa Tuhan tidak
peduli dengan keadaan kita dan melupakan kita. Seberat apa pun
perjalanan hidup yang kita, pemazmur menyatakan, "Ia takkan
membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan
kananmu." (Maz. 121:3-5). Amin.
Jumat,30 Desember 2022
I Raja-raja 3:1-15

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 124


MOHON HIKMAT TUHAN
Unnando Kakinaan ludiomai Puang

Berhikmat (Kinaa atau Ke Inaa) adalah salah satu syarat


menjadi seorang pemimpin bagi kalangan masyarakat Toraja.
Siapakah yang disebut orang berhikmat? Mereka yang tahu
membedakan benar dan salah. Karena itu ia akan menjadi
bijkasana dalam memutuskan sebuah perkara.
Salomo ketika diangkat menjadi Raja atas Iarael, ia masih
muda dan belum berpengalaman untuk menjadi seorang
pemimpin, yang akan diperhadapkan pada pengambilan
keputusan. Karena itu ketika ia dipilih Tuhan menggantikan
ayahnya menjadi seorang raja, Ia ragu dan kurang percaya diri
karena pengalamannya dalam bidang politik, militer,dan berbagai
bidang lainnya masih relatif rendah. Karena itu ia bermohon
kepada Tuhan untuk diberi hikmat bukan harta atau jabatan .
Hal ini menjadi menarik dalam kisah kehidupan Salomo
karena sebelumn menjalankan tugas kepemimpiannya sebagai
raja, ia tidak meminta kekayaan , harta dan jabatan kepada Tuhan.
Namun fokus utama yang dia minta adalah hikmat. Karena hikmat
itu adalah harta yang sangat berharga dan tidak bisa direbut oleh
sesama manusia. Berbeda dengan emas dan perak bisa saja
direbut oleh orang lain.
Bagaimana dengan kita umat Tuhan ? Bukankah dalam
kenyataanya ada banyak orang serakah dengan harta, jabatan dan
kekuasan? dan pada akhirnya di saat menjadi pemimpin dalam
masyarakat atau gereja ia tidak berjiwa pelayan karena ia dikuasai
hikmat dunia dan bukan hikmat Allah. Harta, kekayaan dan
kekuasaan ada batasnya namun hikmat menyatu denga kehidupan
umat Tuhan. Maka sangat penting untuk mencari hikmat Karena
hanya dengan berhikmat kita menjadi takut akan Tuhan. Amin.
Sabtu,31 Desember 2022
Yohanes 8:12-20

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 125


JADILAH TERANG
Mendadikomi Arrang

Coba bayangkan bila dunia ini gelap gulita, Pasti tidak akan
ada kehidupan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa, dan
tidak ada makhluk yang dapat hidup. Karena itu berfirmanlah
Tuhan, "Jadilah terang. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa
terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan
Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam." (Kej. 1:3-
5a). Tuhan pun melengkapi dengan benda-benda langit: matahari,
bulan dan bintang. Dengan adanya terang, makhluk hidup dapat
bertumbuh dan hidup,manusia pun dapat melakukan aktivitasnya.
Saat ini dunia masih diliputi oleh kegelapan rohani
karena telah dicemari berbagai macam kejahatan dan dosa.
Akibatnya banyak orang yang mata rohaninya menjadi buta
sehingga tidak dapat melihat kebenaran. Itulah sebabnya dunia
sangat membutuhkan terang sejati, dan terang sejati itu adalah
Yesus kristus: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia
tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan
mempunyai terang hidup." (Yoh.8:12). Yesus telah datang
menyinari dunia ini dengan terangNya yang ajaib. Seluruh waktu,
dan hidupNya dicurahkan untuk melayani dengan penuh kasih:
mengajar, menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan
orang mati bahkan Ia rela menyerahkan nyawaNya, mati di atas
Kalvari untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
Kini Tuhan Yesus menyerahkan tugas itu kepada kita,
untuk menyinari dunia ini dengan menghadirakan Injil yang hidup
melalui pelayanan. Yesus katakan "Kamu adalah terang dunia.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang di sorga." (Mat. 5:14, 16). Amin

: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 126

Anda mungkin juga menyukai