Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Dosen ; Pdt Sunggul Pasaribu,STh,M.PAK

Topik : 1.Keteladanan Kristus


2.Kerendahan Hati
3.Kasih

Pertemuan 3 : Selasa, 29 September 2020


Jam : 10.00 – 11.50
KETELADANAN KRISTUS

Tokoh Yesus memang sangat kontroversial. Di masa hidup-Nya


di dunia, Yesus seringkali berbenturan dengan para pemimpin
agama dan tokoh-tokoh yang merasa dirinya sebagai Ahli
Taurat, orang-orang Farisi, Saduki, Pejabat Bait Suci (Imam),
seperti Tokoh Politik (Pejabat Negara). Yesus berbenturan
dengan para pemimpin agama dan tokoh Politik tersebut.
Misalnya ketika Ia menyembuhkan orang yang sakit pada hari
Sabat, menerima orang-orang yang tersingkirkan oleh
masyarakatnya, serta orang-orang asing, seperti orang Samaria.
Pada bagian ini kita ingin melihat bagaimana cara hidup Yesus
sehari-hari, dan bagaimana Ia bisa menjadi teladan di tengah
masyarakat Yahudi dan bagi kita semua.
KERENDAHAN HATI KRISTUS YESUS
1. Kristus patuh dan gagah berani , sehingga memperoleh hak istimewa untuk
datang ke dalam kefanaan manusia dan menerima tubuh berupa daging dan
tulang.

2. Dia dibaptis agar pintu menuju kerajaan Sorga akan dibukakan.

3. Dia memegang imamat dan menerima semua tata cara Injil yang menyelamatkan
dan mempermuliakan Allah.

4. Yesus melayani selama tiga tahun dalam mengajarkan Injil, memberikan


kesaksian tentang kebenaran, dan mengajarkan kepada manusia apa yang harus
mereka lakukan untuk menemukan sukacita dan kebahagiaan dalam kehidupan
ini serta kemuliaan kekal di dunia yang akan datang.

5. Dia melaksanakan pemberkatan anak, pembaptisan, pemberkatan orang sakit,


dan penahbisan pada imamat.

6. Dia melakukan mujizat-mujizat. Atas perintah-Nya yang melihat, yang tuli


mendengar, yang lumpuh berjalan, dan yang mati kembali hidup.
KETELADANAN DALAM DIRI YESUS
Tokoh yang menjadi teladan kita adalah Yesus Kristus, manusia tanpa
dosa yang pernah hidup di dunia ini selama tiga puluh tiga setengah
tahun. Bukan saja selama hidup la memberi teladan, tetapi dalam hal
matipun, la memberi teladan untuk kita mengikuti jejak-Nya (I Petrus.
2:21). Simak tiga teladan kehidupan yang Yesus tinggalkan saat proses
sengsara sampai la mati di kayu salib.

Teladan Pengampunan. Yudas salah seorang murid yang telah


mengkhianati dan menjual Yesus ke tangan musuh-musuh-Nya, saat
menjumpai-Nya di taman Getsemani, saat-saat terakhir sebelum Ia
ditangkap dan disalibkan. Walaupun Yudas seperti itu, tetapi Yesus tidak
menghardik, tidak mencaci maki, tidak mengancam dan tidak mengutuki
Yudas, melainkan menyapanya dengan kata “sahabat” (Mat. 26:50). la
tidak saja mengajar, bahwa kita harus mengampuni musuh kita (Mat.
18:21-35), bahkan berlaku baik bagi mereka (Luk. 6:27-28, 35-36),
tetapi la sendiri sampai saat matipun memberi teladan pengampunan.
Kepada orang-orang yang menyalib-Nya, Ia menyalurkan pengampunan
melalui doa-Nya (Luk. 23:34).
Teladan Kerendahan Hati. Rasul Paulus
mengungkapkan, bahwa Yesus yang adalah Allah tidak
menganggap keallahan-Nya sebagai milik yang perlu
dipertahankan, tetapi Ia telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, mengambil rupa seorang hamba, merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib (Flp. 2:6-8).
Untuk menjadi manusia dan mati di kayu salib adalah
teladan kerendahan yang tiada taranya, karena Tuhan Yesus
rela menanggalkan semua kemuliaan Allah (Yoh. 17:5);
pujian dan penyembahan para malaikat, karena Ia dan Bapa
adalah satu (Yoh. 10:30); kemuliaan dan kemegahan
seorang raja (Yes. 9:5; Mat. 2:2) dan kemegahan serta
kesempurnaan-Nya sebagai Allah (Yoh. 10:30).
Teladan Kemurahan Hati. Dalam hal mati-Nya, Yesus
tidak saja menyerahkan segala kemuliaan-Nya, tetapi kekayaan
yang la miliki (II Kor. 8:9). la lahir dalam kemiskinan (Luk.
2:6-7), dibesarkan dalam kemiskinan (Mat. 2:23), sepanjang
umur hidup-Nya kemiskinanlah yang mewarnai-Nya. Ia lebih
miskin dari burung di udara dan serigala di hutan (Mat. 8:20).
La menumpang di berbagai rumah yang bukan milik-Nya. Ia
menyeberang di danau Galilea dengan perahu yang bukan
milik-Nya. Ia memasuki Yerusalem menunggangi keledai yang
bukan milik-Nya. Ia makan perjamuan terakhir di loteng atas
yang bukan milik-Nya. Kuburan, tempat la di kubur, bukan
milik-Nya. Ia memberi semua, karena la murah hati.
Keteladanan Raja Damai

Dalam kitab Nabi Mikha 5:4 dikatakan bahwa “Dia menjadi damai
sejahtera”. Pada umumnya para penafsir mengungkapkan bahwa ayat itu
menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai “Raja Damai”. Dia adalah
damai sejahtera itu sendiri, yang menjadi pedoman kehidupan kita.
Kehadiran Kristus dalam kelahiran, kematian, dan kebangkitannya adalah
cara Allah yang merendahkan diri dan menjadi manusia untuk berdamai
dengan kita manusia yang berdosa. Kristus adalah Allah Sang Kasih yang
mendamaikan kita dengan Allah, serta menjadi contoh perdamaian antara kita
dan sesama, bahkan dengan lingkungan.
Salah satu contoh tentang perdamaian yang dilakukan oleh Tuhan Yesus
Kristus adalah percakapan Tuhan Yesus dengan seorang perempuan Samaria,
di sumur Yakub (Yoh. 4:9-18). Pada ayat tersebut kita menemukan bagaimana
Tuhan Yesus, sebagai seorang Yahudi, sedang menjadi “jembatan”
pendamai anatara orang Yahudi dengan orang Samaria, di mana sebelumnya
kedua bangsa ini bermusuhan dan tidak berkomunikasi satu dengan yang
lainnya.
KASIH

1. Secara Vertical : Kepada Allah


2. Secara Horyzontal : Kepada Sesama Manusia
3. Secara Sentrifugal : Kepada Diri Sendiri
BAHASA KASIH SECARA ETIMOLOGI .
A.1. Dalam Bahasa Yunani.
Dalam bahasa Yunani ada empat kata yang artinya sama-sama mengasihi,
tetapi dalam lingkup yang berbeda.
Kata benda στοργη - STORGÊ dengan kata kerjanya STERGEIN berarti kasih
mesra dari orang tua kepada anaknya dan begitu juga sebaliknya.
Kata EROS dari kata Yunani, yang kita terjemahkan EROS, artinya kasih
asmara antara pria dan wanita yang mengandung nafsu birahi.
Kata benda φιλεω - PHILEÔ dengan kata kerjanya φιλειν - PHILEIN berarti
kasih sayang yang sejati antar sahabat dekat. Biasanya kasih ini tidak
mempunyai hubungan darah. Kasih ini lebih kepada persahabatan.
Kata benda αγαπαω - AGAPAÔ dengan kata kerjanya αγαπαν - AGAPAN,
yang kita terjemahkan AGAPE, artinya kasih yang tanpa perhitungan dan
tanpa peduli orang macam apa yang dikasihinya. Seringkali disebut
dengan kasih yang walaupun atau meskipun …….
A.2. Dalam Bahasa Inggris.
Dalam bahasa Inggris mempunyai kata kerja Love (kasih, cinta, suka)
dan Like (suka). Jadi ada perbedaan antara Love dan Like.
 

A.3. Dalam Bahasa Perancis.
Bahasa Perancis hanya menggunakan kata aimer untuk
kata Love dan Like.
 

A.4. Dalam Bahasa Indonesia.
Kasih : Perasaan sayang (cinta, suka kpd); beri, memberi. Jadi dalam
bahasa Indonesia, kasih itu identik dengan memberi. Orang yang
mengasihi pasti memberi, namun orang yang memberi belum tentu
mengasihi.
B.2 Dalam Alkitab kita diajarkan, ada tiga obyek "mengasihi" yaitu :
Luk 10:27  Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan
dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Jadi ada tiga obyek mengasihi
yang Firman Tuhan ajarkan, yaitu:
Mengasihi Tuhan Allah. Hal ini perintah yang pertama dan yang terutama,
yang harus kita lakukan. Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita,
untuk itulah kita harus mengasihi Allah.
Mengasihi sesama manusia. Mengasihi sesama yang baik kepada kita
mungkin adalah hal yang mudah kita lakukan, tetapi bagaimana
mengasihi sesama yang jahat kepada kita? Tentu hal ini sangat sulit,
tetapi Firman Tuhan dengan tegas mengatakan, kita harus mengasihi.
Mengasihi diri-sendiri. Mengasihi diri sendiri sering terlupakan, karena
memang tidak secara langsung Alkitab mencatatnya. Mengasihi diri
sendiri bukan berarti mementingkan kepentingan diri sendiri, tetapi
lebih kepada penerimaan diri, Karena masih banyak orang yang tidak
bisa menerima dirinya sendiri dari fisik, latar belakang keluarga,
kemampuan, dll.  

Anda mungkin juga menyukai