Anda di halaman 1dari 45

Home

About

Uncategorized

Category B

o Category C

o Category D

Home SMA I YESUS ADALAH SAHABAT, TOKOH IDOLA, PUTRA ALLAH, DAN
JURUSLAMAT

YESUS ADALAH SAHABAT, TOKOH IDOLA, PUTRA ALLAH, DAN


JURUSLAMAT
Posted by banyu putih at 4:41 PM

Dalam pelajaran-pelajaran yang lampau kita telah mendalami tugas dan obsebsi pokok
Yesus, yaitu mewartakan Kerajaan Allah. Pada pelajaran-pelajaran berikut ini kita akan lebih
mendalami dan kepribadian Yesus.
Secara berturut-turut kita akan belajar tentang ;

1. Yesus sahabat sejati dan Tokoh Idola

2. Yesus Putra Allah dan Juruselamat

Dengan dua pelajaran ini, kita diharapkan dapat mengenal pribadi Yesus Kristus sebagai
sahabat sejati, tokoh idola, Putra Allah dan juruslamat.

YESUS ADALAH
SAHABAT SEJATI DAN
TOKOH IDOLA
Syarat-syarat dan dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam persahabatan antara lain sebagai
berikut :
1. Sikap saling mencintai, misalnya :
a. Selalu mau membantu
b. Selalu rela berkorban tanpa perhitungan
c. Tehu tenggang rasa
2. Sikap saling percaya, misalnya :
a. Berani membuka diri, menceritakan suka duka hidup
b. Selalu mau memberi pujian dan kritik secara jujur
3. Sikap saling menghormati, misalnya :
a. Menerima teman seadanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya;
b. Suka mendengar, menerima segala tindakan dan ucapannya sebagai sesuatu yang penting
c. Tidak memperalat teman.

Setiap orang umumnya memiliki tokoh idola. Orang mencoba meniru kehidupan tokoh
idolanya. Bahkan pakaiannya, dandanannya, tingkah lakunya, dan sikapnya senantiasa ditiru.
Orang ingin menjadi seperti sang tokoh. Kita memang membutuhkan tokoh idola untuk dapat
kita jadikan panutan dalam hidup kita.
Yang paling penting yang dapat kita pelajari dari tokoh penutan kita itu adalah
ajarannya, kepribadiannya, dan perbuatan-perbuatannya yang kita anggap luhur.
Apapun rumusnya, Yesus baru berarti bagiku jika Ia menjadi Yesusku, Yesus bagiku.
Bukan Yesus hafalan dari perjalanan agama atau dari kotbah atau dari rumusan-rumusan doa,
tetapi Yesus yang menyangkut pribadiku. Itulah Yesus yang berarti bagiku. Apa yang
disampaikan dalam pelajaran agama, kotbah, ataupun rumusan-rumusan doa baru memiliki
arti jika dihayati secara pribadi dalam kehidupan pribadi dalam kehidupan setiap hari.

1. Yesus Saya Hayati sebagai Sahabat yang Sejati


Yesus saya andalakan sebagai sahabat sejati, karena sikapNya terhadap para rasul
sungguh-sungguh dihayatiNya sebagai sahabat. AKu tidak lagi menyebut kamu hamba,
sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi AKU MENYEBUT
SAHABAT ( Yoh 15 : 15).
a. Untuk memupuk persahabatanNya dengan para rasul, Yesus menuntut kepercayaan dari
mereka. Sebaliknya, Ia sendiri sangat mempercayai para rasul-rasulNya, walaupun sulit
dimengerti. Misalnya : Yesus mempercayakan tugas-tugas penting kepada penting kepada
Petrus, padahal Petrus berulang kali tidak pantas dipercayai.
b. Yesus sanagat menghormati kawan-kawannya, walaupun mereka datang dari masyarakat
kalangan bawah. Yesus menerima mereka seperti adanya. Yesus membuka seluruh rahasia
diriNya dan tugas perutusanNya. Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah
memberitahu pada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu (Yoh 15 : 15) .
Inilah sikap seorang sahabat yang sejati.
c. Yesus menuntut cinta dari sahabat-sahabat Nya, Yesus juga mencintai mereka tanpa batas.
Cinta yang penuh pengampunan dan cinta yang penuh pengorbanan, bahkan sampai kepada
korban nyawa.

2. Yesus adalah Idola Sejati Bagi Kaum Remaja


Yesus adalah tokoh yang dapat dijadikan panutan bagi kaum remaja. kepribadianNya,
ajaranNya, dan tindakanNya dapat kita jadikan panutan dalam hidup kita.
Ciri-ciri kepribaian Yesus antara lain adalah sebagai berikut :
a. Yesus dekat dengan sesama
Yesus berasal dari desa Nazaret, dari keluarga yang sederhana. Ketika menjadi termasyur, ia
tidak lupa asalNya. Ia tidak tinggal dilingkungan tertutup, dikawasan elite yang aman. Ia
hidup ditengah-tengah masyarakat, menjelajahi kota dan desa, daerah gunung, dan pantai. Ia
ada ditengah-tengah suka duka hidup manusia. Dalam suasana gembira pesta nikah, ia tidak
sungkan untuk turut bergembira dan mengambil bagian didalamnya (yoh 2 : 2-12). Dalam
suasana pedih karena menderita sakit, ia turut merasa sakit dan menawarkan penyembuhan
(mat 8 : 14 -7 ). Pada saat sesamaNya lapar, Ia berusaha untuk mengenyangkan mereka (Mrk
6:30-44). Ia prihatin terhadap sesamaNya yang terlantar, seperti domba tak bergembala.
Semakin terlibat dengan manusia, Ia semakain mengerti kesulitan dan kebutuhan
mereka. Sebab itu, Ia mengawali wartaNya bukan dengan instruksi dan ancaman, tetapi
dengan warta tentang kasih dan pengampunan. Manusia dan prospek masa depannya menjadi
pusat perhatian Yesus. Ia mendalami pengalaman-pengalamanNya sendiri dan pengalaman
sesamaNya, kemudian mengajak para pendengarNya untuk menemukan nilai-nilai Kerajaan
Allah di dalamnya.
Pengajaran Yesus sungguh praktis dan manusiawi. Berulang-ulang Ia berbicara
tentang cara kebersamaan dan kasih sayang. Yesus berbicara dalam bahasa yang mudah
dimengerti, apalagi Ia sering memakai perimpamaaan yang dipetik dari pengalaman dan
kehidupan sehari-hari. Ia tidak pernah berbicara dalam rumusan-rumusan yang muluk-muluk
dan sukar dimengerti. Cara berbicara dan isi pembicaraanNya berkaitan erat dengan hidup
masyarakat pada umumnya.
Singkatnya, seluruh cara dan sikap hidup Yesus, sampai dengan isi dan tutur kataNya
menunjukkan bahwa Ia sangat dekat dengan sesamaNya, khususnya rakyat biasa yang
sederhana.

b. Yesus sangat terbuka terhadap siapa saja yang datang kepadanya


Karena Yesus dekat dengan sesamaNya, maka Ia juga sangat terbuka kepada siapa
saja yang datang kepadaNya. Ia bergaul dengan semua orang. Ia tidak membeda-bedakan
orang yang dijumpaiNya dan yang datang kepadaNya. Ia akrab dengan dengan para imam
(Yoh 7 : 42-52), para penguasa, bahkan penjajah (Mrk 7 : 1-10) yang beritikad baik. Ia akrab
pula dengan para pegawai pajak yang korup (Lk 19 : 1-10). Ia menyapa ( NGUWONGKE)
para wanita nakal (Luk 7 : 36 50) dan para penderita penyakit yang berbahaya.
Yesus juga bergaul dan menyapa para pendosa dan kaum wanita.
Pertama : sikap Yesus kepada kaum pendosa
Bagi orang Yahudi dosa itu menular seperti kuman. Kena beyangan seorang berdosa,
tinggal serumah dengan orang kahat, apalagi makan bersama mereka berarti kena dosa itu
sendiri, menjadi orang berdosa. Maka, seorang yang saleh tidak boleh bergaul dengan orang
yang tidak saleh. Seorang Yahudi akan rusak namaya jika ia berhubungan dengan orang kafir.
Seorang yang beragama baik dianggap murtad jika dia kontak dengan orang yang tidak
beragama.
Yesus justru bergaul dengan para pegawai pajak yang dianggap oleh umumsebagai
koruptor dan pemeras. Yesus bertemu dan menyapa orang-orang setengah kafir seperti bangsa
Samaria dan mendatangi negeri-negeri orang kafir dan berbicara akrab dengan mereka (Mat
15 : 21-28).
Kedua : Yesus bergaul dengan wanita
Anggapan masyarakat Yahudi, wanita itu penggoda. Maka, orang laki-laki, lebih-lebih
guru agama,tidak boleh bergaul dengan perempuan yang belum dikenalnya.
Yesus justru bergaul dengan wanita. Bahkan, ada wanita-wanita tertentu yang tetap
mengikuti Nya kemana Dia pergi. Yesus menyapa dan bergaul dengan wanita-wanita kafir
yang belum dikenalNya seperti wanita samaria.
Yesus bukan saja bergaul dengan wanita sembarangan, tetapi juga berusaha untuk
membela wanita-wanita sundal, juga wanita yang tertangkap basah sedang terikat oleh
peraturan yang diskriminatif.

c. Yesus berani membela kebenaran dan keadilan secara konsekuen


Kehidupan rakyat jelata semasa Yesus sungguh parah. Mereka ditindas dan dihimpit
oleh para penguasa dan pemimpin-pemimpin agama. Yesus berani membela rakyat kecil dan
yang menderita. Yesus tidak pernah bungkam terhadap praktek-praktek sosial yang tidak adil
dalam bentuk apapun. Yesus tidak berdiam diri atau bersikap kompromis terhadap kaum
penguasa yang neyebut diri pelindung rakyat ( Luk 22: 25). Ia tidak takut menyebut raja
Herodes sebagai srigala ( 13 : 32).
Yesus berani mengatakan dengan terus terang kepada ahli-ahli taurat, orang orang
farisi, dan kaum munafik. Dan orang-orang yang munafik. Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kaum-kaum munafik, sebab kamu sama seperti kuburan
yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang tampak bersih, tetapi sebelah dalamnya
penuh dengan tulang-belulang dan berbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, disebelah
luara kamu tampaknya benar dimata orang, tetapi disebelah dalam kmau penuh dengan
kemunafikan dan kedurjanaan.(Mat 23 : 27-28).
Ia berani membela rakyat kecil dengan mengkritik dan menyrang setiap penindasan
dan ketidakadilan walaupun penuh resiko bagi hidupNya. Walaupun demikian, Yesus
bukanlah seorang tokoh revolusioner yang mau mengubah keadaan sosial dan politik masa
itu. Yesus melakukan itu semua dalam rangka mewartakan Kabar Gembira, Kerajaan Allah.
Kritik yang tajam terhadap para penguasa yang menindas rakyat tidak bernada politis dan
perjuangan kelas. Yesus hanya mau menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah, yakni keadilan,
cinta kasih dan perdamaina. Para penguasa dan pemimpin-pemimpin agama harus
menegakkan nilai-nilai itu. mereka harus melayani rakyat kecil, bukan menindasnya !

d. Yesus adalah orang yang sungguh beriman


Yesus sangat terbuka terhadap siapa saja yang dijumpaiNya dan yang datang
kepadaNYa. Akibatnya, Yesus dianggap melanggar ketentuan adat kebiasaan masa itu.
walaupun demikian, Yesus tetap berani mengkritik dan menghadapi para penguasa dan para
pemimpin agama yang bertindak tidak adil terhadap rakyat. Mengapa Yesus berani? Apakah
Dia punya backing? Yesus memang punya backing, yakni Allah sendiri.
Yesus mempunyai gambaran tentang Allah yang dekat itu bukan hakim yang ditakuti,
melainkan ibarat bapa yang baik, yang merangkul anak-anakNya untuk dengan penuh cinta.
Oleh karena itu, Yesus mengajak para pengikutNya untuk menyebut Allah Abba. Abba
adalah sebutan anak kecil kepada bapanya, dalam bahasa kita dapat diterjemahkan dengan
papa atau papi.
Sebagai Bapa yang baik, Yesus percaya bahwa Allah tidak pandang bulu, tidak
membedakan si miskin dan si kaya, si saleh dan si pendosa, yang baik dan yang jahat, Yahudi
bukan Yahudi. Semua dirangkul, asal mereka terbuka terhadap cintaNya. Yesus sungguh
menghayati Allah yang dekat itu dan yang memanggilNya untuk melakukan kehendakNya
pada setiap situasi konkret.
Beriman kepada Allah berarti menyadari kehadiranNya didalam kehidupan kita sehari-hari,
mendengarkan panggilanNya dalam setiap situasi konkret dan berusaha menjawab
panggilanNya sebaik-baiknya. Itulah yang dibuat oleh Yesus. Yesus mengutamakan pangilan
dan kehendak Allah dalam setiap situasi, apa pun resiko dan tantangannya.
Yesus menghayati Allah yang dekat tidak semudah seperti yang kita bayangkan. Yesus
pernah juga merasakan Allah yang jauh ketika menghadapi saat-saat genting yang
mengancam dan membahayakan hidupNYa. Di taman zaitun itu, Yesus pernah berdoa:(Luk
22 : 42). Bahkan, ketika Yesus disalib diGolgota Ia merasa ditinggalkan Allah. Yesus berkata,
Ya Allah, Ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ? (Mat 27 : 46).

Iman selalu merupakan tantangan. Iman menjadi cemerlang justru dalam tantangan.
Sebagai seorang beriman, Yesus dapat mengatasi semua tantangan.
Yesus sungguh-sungguh idola bagi kita, kaum remaja, terutama pada zaman yang
penuh tantangan ini.

YESUS PUTRA ALLAH DAN JURUSELAMAT


Posted by banyu putih at 4:59 PM

GELAR-GELAR YESUS

Dalam Kitab Suci, khususnya Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus memiliki banyak
gelar. Dalam pelajaran ini kita hanya akan membatasi gelar Yesus sebagai Tuhan,Anak
Allah, dan Juruselamat.

2. Yesus itu Tuhan


Gelar Yesus sebagi Tuhan dibandingkan dengan gelar-gelar yang lain merupakan gelar ini
yang paling terkenal. Tulisan-tulisan Perjanjian Baru memakai istilah antara lain : Yesus
Tuhan, Tuhan Yesus, Tuhan Kita, Tuhan Kita Yesus kristus. Bahkan, dalam surat-surat Paulus
gelar ini dipakai lebih dari 200 kali.
Kata Tuhan (dalam bahasa Yunani Kyrios) berarti Dia yang mengatur seorang atau sesuatu
. Yesus Tuhan berarti Yesus yang memiliki kuasa untuk mengatur atau memimpin.
o Gelar Tuhan menunjukkan kedudukan dan peranan Yesus sebagi Tokoh yang diurapi Allah
(luk 2:11) yang memiliki wibawa mulia.
o Gelar Tuhan dikaitkan dengan peranan Yesus sebagai penyelamat manusia (2Ptr 1: 11).
Wibawa kemuliaan bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menyelamatkan. Yesus
memiliki kuasa untuk menyelamatkan.
o Gelar Tuhan erat sekali dengan hubungannya kemuliaan yang akan datang kembali dengan
kemuliaanNya. Prang Kristen mendambakan kedatanganNya kembali dalam kemuliaan Nya.
Pada akhir zaman, Tuhan Yesus memiliki kuasa dan wewenang untuk megadili atau
menghakimi.
o Gelar Tuhan adalh gelar yang sarat dengan wibawa atau kekuasaan Yesus. Anak manusia
adalah Tuhan atas hari sabat (Mrk 2 : 28). Perintah Yesus adalah perintah yang mengikat
karena merupakan perintah Tuhan ( 1Kor 9 : 14). Gelar Tuhan menjadi gelar yang
menunjukkan bahwa wibawa Yesus menyatakan kata terakhir yang tidak dapat digugat.
o Gelar Tuhan teristimewa adalah seruan doa dan ibarat. Dalam doa, orang Kristen menyapa
Yesus sebagai Tuhan. Yesus adalah satu-satunya junjungan (1Kor 8 : 5). Bila orang Kristen
berkumpul dan bernyanyi, mereka bernyanyi bagi Tuhan.
o Seruan Yesus Tuhan Adalah seruan iman. Kepercayaan khas orang Kristen adalah
kepercayaan akan Yesus, kristus Tuhan (Rm. 10 : 9). Anak dan Bapa memiliki peranan yang
berbeda.
o Gelar Anak Allah menunjukkan hubungan antara Bapa dan anak adalah hubungan istimewa
dalam segi ketaatan. Anak taat sempurna terhadap Allah, BapaNya (Yoh 4 : 34). Yesus
datang untuk melaksanakan kehendak Bapa. Seluruh hidupNya hanya diperuntukkan bagi
BapaNYa. Ia taat sampai mati dikayu salib.
o Gelar Anak Allah juga menunjukkan pengetahunaNya yang istimewa tentang Allah. Hanya
anaklah yang mengenal Bapa dengan baik (Mat 11 : 27). Pengetahuan Nya bukan sekedar
pemahamanintelektual, melainkan lebih sebagai sikap pribadi.
o Gelar Anak Allah juga memperlihatkan kewibawaan Yesus. Yesus adalah Anak Allah
yang berwibawa.

3. Yesus adalah Juruslamat


Yesus datang untuk menggapai dambaan manusia paling mendalam yaitu keselamatannya
sebagi manusia paripurna. Oleh karena itu, Yesus diberi gelar Juru Selamat atau
Penyelamat. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus disebut dan diakui sebagai Juru
Selamat karena Ia membebaskan umat dari dosa (Mat 1 :21) dan mendekatkan mausia
kepada Allah (Lbr 7 : 25).
o Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Tidak ada nama lain yang begitu erat
dihubungkan dengan keselamatan (Kis 4: 120. Siapa yang menyerukan namaNya akan
selamat (Yoh 3 : 17).
o Keselamatan yang dibawa Yesus erat hubungannya dengan kasih karunia Allah (Kis 15 :11).
Allah menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus bukan Karena semata-mata karunia
kasihNya (1Kor 1 : 21). Kendati keselamatan adalah karunia, namun manusia harus
menjawab dan memperjuangkan keselamatan itu.
o Keselamatan Kristen dihubungkan dengan hidup dan perjuangan Yesus Kristus. Hidup dan
perjuangan Yesus ialah mendekatkan hubungan manusia dan Allah (Rm. 5:10).Keselamatan
itu berkembang dalam pewartaan(Yak 1 : 21). Seperti biji yang ditaburkan, sabda
keselamatan itu tumbuh dan membawa buah (Mat 13 : 1 9).
o Keselamatan dalam gereja terlaksana secara sacramental. Babtis, misalnya, adalah tanda iman
dan tawaran keselamatan.
o Yesus sebagai Juruslamat datang untuk menolong manusia akrena manusia tidak dapat
menolong dirinya sendiri dihadirat Allah. Yesus juga menolong manusia untuk mengisi masa
depan, menciptakan segalanya baru. Keselamatan bukan sekedar pelarian, melainkan juga
kemenangan. Yesus Juruslamat menjadi dambaan terbesar umat manusia sepanjang masa.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Kamis, 02 Juli 2015


YESUS MEWARTAKAN & MEMPERJUANGKAN KERAJAAN ALLAH
PEWARTAAN YESUS TENTANG KERAJAAN ALLAH
Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus kerap kali memakai
perumpamaan, agar para pendengar mudah menangkap pesan yang ingin
disampaikan oleh Yesus. Perumpamaan-perumpamaan Yesus mengenai Kerajaan
Allah mau menyampaikan hal-hal berikut :

1. Kerajaan Allah Sudah Dekat

Yesus mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, bahkan sudah


datang terutama dalam diri Yesus. Perumpamaan-perumpamaan tentang
Kerajaan Allah adalah :

Perumpamaan tentang Pohon Ara (Markus 13 : 28 32) ;


Perumpamaan tentang Orang yang Menghadap Hakim (Lukas 12 : 57 58)
untuk menuntut kembali pinjaman dari orang yang berhutang kepadanya.
Maksud Yesus : kita sekalian adalah orang yang berdosa, maka harus segera
bertobat supaya tidak terlambat; penghakiman terakhir sudah diambang pintu.
Perumpamaan tentang Bendahara yang Tidak Jujur : Dekatnya Kerajaan
Allah berarti juga dekatnya penghakiman Allah.
Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Tidak Berbuah : menggambarkan
bahwa Allah sesungguhnya sabar, tetapi apabila orang itu tidak bertobat, maka
penghakiman akan mendatangi orang itu.
Perumpamaan tentang Pencuri yang Datang Pada Waktu Malam Di Saat
Waktu yang Tidak Diketahui : Penghakiman Allah akan datang secara tiba-tiba
dan tidak disangka-sangka.
Perumpamaan tentang Gadis yang Bijaksana & Gadis yang Bodoh :
Kedatangan Kerajaan Allah & penghakiman yang tidak disangka-sangka.

2. Kerajaan Allah berarti Allah Mulai Memerintah

Kerajaan Allah berarti Allah mulai memerintah sebagai raja, Allah yang
memerintah dilukiskan oleh Yesus sebagai Bapa. Allah itu sungguh-sungguh
Bapa yang baik hati dan suka mengampuni.

3. Kerajaan Allah Menuntut Sikap Pasrah (Iman) Manusia Kepada Allah

Allah meraja dengan kasih. Oleh sebab itu, manusia dituntut sikap pasrah
dan sikap iman kepada Allah. Allah menjadi sumber harapan, sandaran, dan
andalan bagi manusia. Manusia tidak boleh mengandalkan hal-hal lain, seperti
harta, kekuasaan, bahakn dirinya sendiri.

4. Kerajaan Allah itu Sungguh Karunia

Kerajaan Allah adalah karunia bagi Allah, bukan hanya jasa manusia.
Kerajaan Allah sebagai karunia Allah harus diperjuangkan dan dikembangkan
oleh manusia sebagai nilai yang paling tinggi. Karena manusia yang
memperolehnya patut bergembira dan bersedia memperjuangkan dan
mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.

PERBUATAN-PERBUATAN YESUS DALAM RANGKA


MEMPERJUANGKAN KERAJAAN ALLAH
1. Yesus Mengadakan Mukjizat-Mukjizat
Dengan mukjizat yang diadakan Yesus, Allah menyatakan kekuasaan
Penyelamatan-Nya. Mukjizat-mukjizat Yesus mau menunjukkan :
a. Yesus menghubungkan mukjizat-mukjizat-Nya dengan pemberitaan tentang
Kerajaan Allah.
b. Dasar dann motif mengadakan mukjizat adalah pemberitaan tentang Kerajaan
Allah.
c. Mukjizat-mukjizat Yesus mempunyai arti mesianis. Artinya, mukjizat-mukjizat
Yesus mau menunjukkan bahwa Yesus adalah mesias yang dinanti-nantikan.
d. Mukjizat-mukjizat Yesus menyatakan solidaritas Allah dengan manusia yang
miskin dan menderita serta kemasukkan roh jahat.

2. Yesus Bergaul dengan Semua Orang : Tanda Cinta Kasih-Nya yang


Universal
Yesus dekat dengan semua orang, maka Ia juga sangat terbuka terhadap
semua orang. Ia bergaul dengan semua orang. Ia tidak mngkotak-kotakkan dan
membuat kelas-kelas di antara manusia.

3. Yesus Membebaskan Orang-orang dari Beban Lagalisme


Yesus memaklumkan bahwa Allah itu pembebas. Allah ingin memungkinkan
manusia mengembangkan diri secara lebih utuh dan penuh. Segala hokum,
peraturan, dan perintah harus diabadikan kepada tujuan memerdekakan
manusia. Maksud terdalam dari setiap hokum adalah membebaskan manusia
dari segala sesuatu yang dapat menghalangi manusia berbuat baik.

4. Yesus Memanggil Pengikut-pengikut-Nya


Untuk mewartakan Kerajaan Allah, Yesus memanggil dan mengutus murid-
murid-ya. Mereka dituntut memiliki keterlibatan radikal. Orang-orang yang
dipanggil Yesus harus :
a. Segera meninggalkan segala-galanya
b. Belajar dan hidup dekat dengan Yesus
c. Siap diutus
d. Siap menderita

NILAI-NILAI DUNIAWI DAN NILAI-NILAI KERAJAAN

1. Uang / Harta dan Kerajaan Allah

Uang, harta, dan kekeyaan pasti memiliki nilai, sehingga kita harus
memilikinya. Namun, kita yang harus menguasai harta, bukan harta yang
mengusai kita. Uang, harta, dan kekayaan tidak boleh menghalangi kita untuk
mencapai nilai-nilai yang luhur, yakni kerajaan Allah. Yesus mendorong agar
orang tidak terbelenggu uang/harta dan kekayaan. Yesus mendorong agar orang
kaya memiliki semangat solidaritas terhadap orang miskin dan menderita dan
suka membantu mereka dengan kekayaannya.
2. Kekuasaan dan Kerajaan Allah

Ada dua cara yang sangat berbeda dalam mengerti dan melaksanakan
kekuasaan. Yang satu adalah penguasaan, yang lain adalah pelayanan.
Kekuasaan dalam Kerajaan Allah tidak mementingkan diri sendiri dan
kelompoknya.

3. Kehormatan / Gengsi dan Kerajaan Allah

Akibat gengsi dan kedudukan masyarakat dapat terpecah-pecah di dalam


kelompok-kelompok. Ada kelompok yang memiliki status sosial tinggi ada
kelompok yang memiliki status social rendah. Setiap orang dapat masuk ke
dalam Kerajaan Allah jika ia mau berubah dan menjadi seperti anak kecil
menjadikan dirinya kecil seperti anak kecil. Kerajaan yang diwartakan dan
dikehendaki oleh Yesus adalah suatu masyarakat yang tidak membeda-bedakan
lebih rendah atau lebih tinggi. Setiap orang akan dicintai dan dihormati, bukan
karena pendidikan, kekayaan, asal usul, kekuasaan, status, keutamaan, atau
keberhasilan-keberhasilan lain, tetapi karena ia adalah pribadi yang diciptakan
Allah sebagai citra-Nya.

4. Solidaritas dan Kerajaan Allah

Yesus mengatakan bahwa saudara tidak hanya teman, tetapi juga


mencakup musuh: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang
membenci kamu;mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah
untuk orang yang mencaci kamu(Luk 6 : 27-28 ). Solidaritas yang dikehendaki
oleh Yesus adalah solidaritas terhadap semua orang tanpa memandang bulu,
termasuk juga musuh.

Evaluasi
1. Mengapa Yesus mewartakan Kerajaan Allah dengan perumpamaan-
perumpamaan?

Yesus mewartakan Kerajaan Allah dengan perumpamaan-perumpamaan itu


agar para pedengar lebih mudah menangkap isi pesan yang ingin disampaikan
oleh Yesus.
2. Apa bedanya cerita rakyat dengan cerita perumpamaan Yesus?

Cerita rakyat hanya ingin menyampaikan tentang nasehat-nasehat,


sedangkan cerita perumpamaan Yesus membuat orang tertantang untuk mencari
dan menemukan pesan yang berkaitan dengan Kerajaan Allah.

3. Apa isi perumpamaan Yesus?

Isi perumpamaan Yesus adalah sebagai berikut :


a. Kerajaan Allah sudah dekat.
Yesus mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, bahkan sudah datang
terutama dalam diri Yesus.

b. Kerajaan Allah berarti Allah mulai memerintah.


Kerajaan Allah berarti Allah mulai memerintah sebagai raja, Allah yang
memerintah dilukiskan oleh Yesus sebagai Bapa. Allah itu sungguh-sungguh
Bapa yang baik hati dan suka mengampuni.

c. Kerajaan Allah menuntut sikap pasrah (Iman) manusia kepada Allah.


Allah meraja dengan kasih. Oleh sebab itu, manusia dituntut sikap pasrah dan
sikap iman kepada Allah. Allah menjadi sumber harapan, sandaran, dan andalan
bagi manusia. Manusia tidak boleh mengandalkan hal-hal lain, seperti harta,
kekuasaan, bahakn dirinya sendiri.

d. Kerajaan Allah itu suaru karunia.


Kerajaan Allah adalah karunia bagi Allah, bukan hanya jasa manusia. Kerajaan
Allah sebagai karunia Allah harus diperjuangkan dan dikembangkan oleh
manusia sebagai nilai yang paling tinggi. Karena manusia yang memperolehnya
patut bergembira dan bersedia memperjuangkan dan mengembangkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Apa saja perjuangan Yesus dalam memperjuangkan Kerajaan Allah? Sebutkan


dan jelaskanlah!

Perjuangan Yesus dalam memperjuangkan Kerajaan Allah adalah :


Yesus Mengadakan Mukjizat-Mukjizat
Dengan mukjizat yang diadakan Yesus, Allah menyatakan kekuasaan
Penyelamatan-Nya. Mukjizat-mukjizat Yesus mau menunjukkan :
a. Yesus menghubungkan mukjizat-mukjizat-Nya dengan pemberitaan tentang
Kerajaan Allah.
b. Dasar dan motif mengadakan mukjizat adalah pemberitaan tentang Kerajaan
Allah.
c. Mukjizat-mukjizat Yesus mempunyai arti mesianis. Artinya, mukjizat-mukjizat
Yesus mau menunjukkan bahwa Yesus adalah mesias yang dinanti-nantikan.
d. Mukjizat-mukjizat Yesus menyatakan solidaritas Allah dengan manusia yang
miskin dan menderita serta kemasukkan roh jahat.
Yesus Bergaul dengan Semua Orang : Tanda Cinta Kasih-Nya yang Universal
Yesus dekat dengan semua orang, maka Ia juga sangat terbuka terhadap
semua orang. Ia bergaul dengan semua orang. Ia tidak mngkotak-kotakkan dan
membuat kelas-kelas di antara manusia.

Yesus Membebaskan Orang-orang dari Beban Lagalisme


Yesus memaklumkan bahwa Allah itu pembebas. Allah ingin
memungkinkan manusia mengembangkan diri secara lebih utuh dan penuh.
Segala hokum, peraturan, dan perintah harus diabadikan kepada tujuan
memerdekakan manusia. Maksud terdalam dari setiap hokum adalah
membebaskan manusia dari segala sesuatu yang dapat menghalangi manusia
berbuat baik.

Yesus Memanggil Pengikut-pengikut-Nya


Untuk mewartakan Kerajaan Allah, Yesus memanggil dan mengutus murid-
murid-ya. Mereka dituntut memiliki keterlibatan radikal. Orang-orang yang
dipanggil Yesus harus :
a. Segera meninggalkan segala-galanya
b. Belajar dan hidup dekat dengan Yesus
c. Siap diutus
d. Siap menderita

5. Apa peranan harta dalam Kerajaan Allah?

Harta harus kita gunakan untuk orang miskin keluar dari kemiskinan dan
orang menderita keluar dari penderitaan.

6. Buatlah karangan mengenai kekuasaan dalam Kerajaan Allah.

Kekuasaan Dalam Kerajaan Allah

Kekuasaan adalah wewenang untuk menentukan, mengurus, mewakili dan


sebagainya. Kekuasaan itu sangan bernilai dan harus penuh tanggung jawab
dalam menjalankannya. Kekuasaan dalam Kerajaan Allah tidak mementingkan
diri sendiri dan kelompoknya. Kerajaan Allah tidak

KLS XI.

PELAJARAN 1
GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH

A. Arti dan Makna Gereja sebagai Umat Allah


Istilah Umat Allah sudah digunakan dalam Perjanjian Lama yang kemudian
dimunculkan dan dihidupkan kembali oleh Konsili Vatikan II setelah sekian lama Gereja
menjadi terlalu hierarkis; didominasi oleh kaum rohaniwan dan awam yang adalah mayoritas
dalam Gereja agak terdesak ke pinggir. Dengan paham Gereja sebagai Umat Allah, diakui
kembali kesamaan martabat dan peranan semua anggota Gereja. Semua anggota Gereja
memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi.
Menurut Minear, umat Allah adalah umat yang kepadanya Allah mengutus Anak-Nya
sebagai Penyelamat dan Raja. Umat Allah tidak lepas dari kelahiran Yesus atau
PelayananNya, dan dari pesta Perjamuan Kudus atau Kebangkitan atau bahkan keturunan
Roh pada hari Pentakosta.1[5] Tetapi juga harus diingat bahwa Umat Allah juga tidak bisa
lepas dari perjanjian yang mana aktivitas Allah dalam zaman Abraham dan Musa. Kenyataan
ini, tentu tidak mengecualikan realitas pemilihan atau mengurangi makna yang abadi.
Dalam pemahaman ini, Tom Jacobs lebih menyetujui Ekaristi sebagai artian Gereja 2[6]
khususnya dalam artian umat Allah atau dengan perjamuan Ekaristi, terbentuklah jemaat.
Perayaan ekaristi tertuju pada pembentukan jemaat hal itu jelas dalam 1 Kor 11:22. Bagi
paulus, Jemaat Allah sama artinya dengan umat Allah, tetapi dalam kata Yunani, Umat
(Laos) Allah tidak tepatnya sama dengan Jemaat (Ekklesia) Allah dan yang sangat
menyolok, umat Allah yang dipakai oleh Paulus, hanya dipakai untuk kutipan-kutipan
Perjanjian Lama
Geraja sebagai Umat Allah memiliki ciri khasnya yakni:
1. Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah
bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
2. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan
dunia.
3. Hubungan antara Allah dan umatNya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus
menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janjiNya.
4. Umat Allah selalu dalam perjalanan melewati padang pasir menuju Tanah Terjanji.
Dalam Perjanjian Baru, Gereja merupakan satu Umat Allah yang sehati sejiwa, seperti
yang ditunjukkan oleh Umat Purba.3[7] Gereja harus merupakan seluruh umat, bukan hanya

3
hierarki saja dan awam seolah-olah hanya merupakan tambahan, pendengar dan pelaksana.
Singkatnya: Gereja hendaknya MENGUMAT.

B. Dasar dan Konsekuensi Gereja yang Mengumat


1. Dasar dari Gereja yang Mengumat
Setiap orang dipanggil untuk melibatkan diri secara penuh dalam kehidupan Umat Allah
atau MENGUMAT. Mengapa harus demikian?
a. Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat dari Gereja itu sendiri, sebab hakekat
Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Purba.4
[8]
b. Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima dan
digunakan bagi kekayaan seluruh Gereja. Hidup Gereja yang terlalu menampilkan segi
organisatoris dan structural dapat mematikan banyak karisma dan karunia yang muncul dari
bawah.5[9]
c. Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan
bertanggungjawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja
dan memberi kesaksian kepada dunia.6[10]

2. Konsekuensi dari Gereja yang Mengumat


a. Konsekuensi bagi Pimpinan Gereja (Hierarki)
Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat, tetapi
di tengah umat.
Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang bertumbuh di
kalangan umat.

b. Konsekuensi bagi setiap Anggota Umat


Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain. Orang tak dapat menghayati
kehidupan imannya secara individu saja.
Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia dan fungsi yang
dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Semua
bertanggung jawab dalam hidup dan misi Gereja.

6
c. Konsekuensi bagi Hubungan Awam dan Hierarki
Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara
hierarki dan kaum awam. Kaum awam bukan lagi pelengkap penyerta, melainkan partner
hierarki.
Awam dan hierarki memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi

PELAJARAN 4
HUBUNGAN AWAM & HIERARKI SEBAGAI PARTNER KERJA

A. Awam dan Kerasulan Awam


1. Arti dan Pengertian tentang Awam
Kaum awam adalah semua orang beriman kristiani yang tidak termasuk golongan yang
menerima tahbisan suci dan status kebiarawanan yang diakui dalam Gereja.7[23]
Definisi awam dalam praktek dan dalam dokumen-dokumen resmi Gereja ada dua
macam:
a. Definisi teologis: awam adalah warga Gereja yang tidak ditahbiskan. Jadi awam meliputi
biarawan seperti suster dan bruder yang tidak menerima tahbisan suci.
b. Definisi tipologis: awam adalah warga Gereja yang tidak ditahbiskan dan juga bukan
biarawan/biarawati. Maka dari itu, awam tidak mencakup para bruder dan suster.

2. Peranan Awam
a. Kerasulan dalam Tata Dunia
Berdasarkan panggilan khasnya, awam bertugas mencari Kerajaan Allah dengan
mengusahakan hal-hal duniawi dan mengaturnya sesuai dengan kehendak Allah.Awam dalam
kehidupan sehari-hari hendaknya menggunakan fungsi dan perannya dalam masyarakat dan
keluarga untuk mewartakan Kerajaan Allah.Status dan jabatan serta pekerjaan yang dimiliki
harus digunakan sebaik-baiknya dalam menata dunia agar menjadi lebih baik.

b. Kerasulan dalam Gereja


Awam hendaknya berpartisipasi dalam kegiatan Gereja bersama-sama hierarki
membangun Gereja. Awam hendaknya turut berpartisipasi dalam tri tugas Gereja:
Tugas sebagai nabi, pewartaan sabda, seorang awam dapat:
Mengajar agama, sebagai katekis atau guru agama.

7
Memimpin kegiatan pendalaman Kitab Suci atau pendalaman iman.
Tugas sebagai imam, menguduskan, seorang awam dapat:
Memimpin doa dalam pertemuan-pertemuan umat.
Memimpin koor atau nyanyian dalam ibadat.
Membagi komuni sebagai prodiakon.
Menjadi pelayan altar.
Tugas sebagai raja, memimpin atau melayani, seorang awam dapat:
Menjadi anggota dewan paroki
Menjadi ketua stasi, ketua lingkungan atau wilayah.
Menjadi ketua mudika, sekami dan organisasi gerjani lainnya.

B. Hubungan Awam dan Hierarki


1. Gereja adalah Umat Allah
Konsili Vatikan II menegaskan bahwa semua anggota Umat Allah memiliki martabat yang
sama. Yang berbeda adalah fungsinya.Keyakinan ini dapat menjamin hubungan yang wajar
antara semua komponen gereja. Tidak boleh ada klaim bahwa komponen-komponen tertentu
lebih bermartabat dalam Gereja Kristus dan menyepelekan komponen lainnya. Keyakinan ini
harus diimplementasikan secara konsekwen dalam hidup dan karya semua anggota Gereja.

2. Setiap Komponen Gereja Memiliki Fungsi yang Khas


Setiap komponen Gereja memiliki fungsi yang khas.Hierarki bertugas memimpin (atau
lebih tepat melayani) dan mempersatukan seluruh Umat Allah. Biarawan/wati dengan kaul-
kaulnya bertugas mengarahkan umat Allah kepada dunia yang akan datang (eskatologi). Para
awam bertugas merasul dalam tata dunia ini.Mereka harus menjadi rasul dalam keluarga-
keluarga dan dalam masyarakat ipoleksosbudhankamnas.

3. Kerja Sama
Walaupun tiap komponen Gereja memiliki fungsinya masing-masing, namun untuk
bidang-bidang dan kegiatan tertentu, lebih dalam kerasulan internal gereja yaitu membangun
hidup menggereja, masih dibutuhkan partisipasi dan kerjasama dari semua komponen. Dan
hal ini hendaknya hierarki tampil sebagai pelayanan yang memimpin dan mempersatukan.
Pimpinan tertahbis, yaitu dewan diakon, dewan uskup yang bertugas menyatukan rupa-rupa,
jenis dan fungsi pelayanan yang ada.Hierarki berperan memelihara keseimbangan dan
persatuan diantara sekian banyak pelayanan.Para pemimpin tertahbis memperhatikan serta
memelihara keseluruhan visi, misi dan reksa pastoral. Karena itu, tidak mengherankan bahwa
di antara mereka yang termasuk dalam dewan hierarki bertanggung jawab memelihara ajaran
yang benar dan memimpin perayaan sakramen.

BAGIAN KETIGA
SIFAT-SIFAT GEREJA

Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dan dihimpun oleh Allah sendiri,
oleh karena itu disadari pula bahwa Gereja adalah suatu persekutuan yang khas. Mulai dari
jaman yang langsung menyusul era rasul, Gereja diyakini mempunyai keempat sifat yaitu:
Gereja itu satu karena Roh Kudus yang mempersatukan para anggota jemaat satu sama
lain, dan juga dengan kepala jemaat yang kelihatan, yakni uskup; lagi pula mempersatukan
para uskup satu sama lain dengan pusatnya di Roma.
Gereja itu kudus karena berkat Roh Kudus yang menjiwaiNya, Gereja bersatu dengan
Tuhan, satu-satunya yang dari diriNya sendiri kudus.
Gereja itu katolik, menyeluruh, am atau umum karena tersebar di seluruh dunia
sehingga mencakup semua.
Gereja itu apostolik karena warganya dikatakan anggota umat Allah jika bersatu dengan
pusat-pusat Gereja yang mengakui diri sebagai tahta para Rasul (apostoloi), seperti
Keuskupan Yerusalem (Yakobus), Antiokhia (Petrus), Roma (Petrus), Konstantinopel
(Andreas).
Keempat sifat itu memang kait mengait, tetapi tidak merupakan rumus yang siap
pakai.Gereja memahaminya dengan merefleksikan dirinya sendiri dengan karya Roh Kudus
di dalam dirinya.Gereja itu Ilahi sekaligus insane, berasal dari Yesus dan berkembang dalam
sejarah.Gereja itu bersifat dinamis, tidak sekali jadi dan statis, oleh karena itu sifat-sifat
Gereja tersebut harus selalu diperjuangkan.8[24]

GEREJA YANG MEWARTAKAN (KERYGMA)


8
A. Tugas Mewartakan
1. Inspirasi Kitab Suci tentang perutusan murid-murid Yesus

Perintah untuk Memberitakan Injil


(Mat 28:16-20)

16
Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus
kepada mereka.17Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-
ragu.18Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi. 19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."

2. Dasar Gereja sebagai Pewarta Sabda9[39]


Dalam diri Yesus dari Nazaret, Sabda Allah tampak secara konkret manusiawi. Sabda
menjadi manusia. Sabda Allah menjelmakan diri dalam sejarah kehidupan manusia. Oleh
karena itu, Sabda Allah senantiasa hidup dan berbicara dalam segala zaman.
Pada masa sebelum Kristus, Sabda Allah telah ada namun lebih diwarnai dengan janji.
Sedangkan sesudah penjelmaan (Kristus) Sabda Allah lebih bersifat kesaksian hidup. Dalam
kesaksian itu, Kristus, Sabda sejati hadir di dalam sejarah manusia sebagai sarana
keselamatan.
Bentuk baru Sabda itu adalah Gereja. Kristus, Sabda Allah, menciptakan Gereja. Lewat
Gereja, Ia bisa hadir dan berbicara dalam sejarah manusia. Di pihak lain, Gereja pada
hakikatnya tidak lain daripada jawaban atas panggilan Yesus Kristus, Sabda Allah. Seluruh
hidup dan keberadaan Gereja merupakan jawaban atas pewartaan dan kesaksian tentang
Yesus Kristus, Sabda dan Wahyu Allah.

3. Bentuk-bentuk Sabda Allah dalam Gereja10[40]


Dalam diri Yesus dari Nazaret, sabda Allah tampak secara konkret dan manusiawi.Ada 3
bentuk Sabda Allah dalam Gereja:
9

10
1. Sabda/pewartaanpara rasul sebagai daya yang membangun Gereja.
2. Sabda dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif.
3. Sabda Allah dalam pewartaan aktual gereja sepanjang zaman.
Tugas pewartaaan adalah untuk mengaktualisasi apa yang disampaikan Allah dalam
Kristus sebagaimana diwartakan Para Rasul. Dengan demikian, sabda Allah sungguh datang
pada manusia menyelamatkan mereka yang mendengar dan melaksanakan pewartaan gereja.

4. Dua Pola Pewartaan


a) Pewartaan Verbal (Kerygma)
Pewartaan verbal pada dasarnya adalah tugas hierarki, tapi kaum awam juga harus
berpartisipasi, misalnya sebagai katekis, guru agama, fasilitator pendalaman Kitab Suci, dll.
Bentuk-bentuk pewartaan masa kini antara lain:
Khotbah atau Homili; Khotbah adalah pewartaan tematis. Homili adalah pewartaan yang
berdasarkan suatu perikop Kitab Suci. Kedua-duanya merupakan pewartaan mimbar.
Khotbah dan homili yang baik harus menyapa manusia. Walaupun secara lahiriah terjadi
komunikasi satu arah, tetapi khotbah yang baik harus dapat menciptakan komunikasi dua
arah secara batiniah.
Pelajaran Agama; Pelajaran agama adalah proses pergumulan hidup nyata dalam terang
iman.
Katekese Umat; Katekese umat adalah suatu kegiatan kelompok umat dimana mereka aktif
berkomunikasi untuk menafsirkan hidup nyata dalam terang Injil, yang diharapkan
berkelanjutan dengan aksi nyata, sehingga dapat membawa perubahan dalam masyarakat ke
arah yang lebih baik.
Pendalaman Kitab Suci; Pendalaman Kitab Suci dapat dilakukan dalam keluarga, kelompok
atau pada kesempatan-kesempatan khusus seperti pada masa Prapaskah (APP), masa Adven
dan bulan Kitab Suci (September).

b) Pewartaan dalam Bentuk Kesaksian (Matyria)


Pewartaan dalam bentuk kesaksian ini pada dasarnya lebih dipercayakan kepada kaum
awam.Setiap orang kristiani dalam hidupnya diharapkan dapat menjadi garam dan terang
dalam masyarakat.

5. Dua Tuntutan dalam Pewartaan


Tugas pewartaan adalah mengaktualisasi sabda Tuhan yang disampaikan dalam Kristus
sebagaimana diwartakan oleh para rasul.Usaha mengaktualisasi sabda Tuhan itu
mengandaikan berbagai tuntutan yang harus dipenuhi. Tuntutan-tuntutan tersebut antara lain
sebagai berikut:
a) Mendalami dan menghayati sabda Tuhan.
Orang tidak dapat mewartakan sabda Allah dengan baik, jika ia sendiri tidak mengenal dan
menghayatinya. Oleh sebab itu, kita hendaknya cukup mengenal, mengetahui dan menghayati
isi Kitab Suci, ajaran-ajaran resmi Gereja dan keseluruhan tradisi Gereja, baik Gereja
universal maupun Gereja lokal.

b) Mengenal umat/masyarakat konteksnya


Dalam tugas pewartaan, hendaknya juga memperhatikan dan mengenal dengan baik jiwa dan
budaya masyarakat setempat. Agar apa yang diwartakan dengan mudah diserap dan sejalan
dengan situasi masyarakat. Intinya, Sabda Allah yang diwartakan harus sesuai dengan
konteks hidup masyarakat.

B. Magisterium dan Pewarta Sabda


1. Magisterium atau Wewenang Mengajar
Magisterium adalah kuasa mengajar dalam Gereja.Umat Allah hanya dapat menjalankan
tugas kenabiannya dalam kepatuhan kepada pimpinan Gereja, sebab pimpinan Gereja inilah
yang disebut magisterium. Namun, wewenang mengajar tidak berarti bahwa dalam
pewartaan hanya hierarki yang aktif, sedang yang lain tinggal menerima dengan pasif.
Dalam pewartaan, hierarki bertugas menjaga kesatuan iman dan ajaran.Hierarki adalah
pengajar otentik (yang mengemban kewibawaan Kristus) tentang perkara iman dan
kesusilaan.Apa yang diajarkan tidak dapat sesat. Karena ajaran iman itu adalah kehendak
Penebus Ilahi. Karena itu ada empat syarat sebuah ajaran iman tidak dapat sesat:
a. Ajaran harus menyangkut iman dan kesusilaan.
b. Ajaran harus bersifat ajaran otentik, artinya jelas dikemukakan dengan kewibawaan Kristus.
c. Ajaran dinyatakan dengan tegas atau definitif (tidak dapat diganggu gugat).
d. Ajaran itu disepakati bersama (sejauh hal ini menyangkut pernyataan para uskup sebagai
dewan.
Agar umat beriman tidak dapat sesat dalam imannya, maka para hierarki harus memimpin
atau menggembalakan umat dengan baik.

2. Para Pewarta Sabda


Mereka yang secara khusus melibatkan diri ke dalam tugas pewartaan adalah sebagai
berikut:
a. Para Pengkhotbah
b. Para Katekis
c. Guru Agama

Menjadi pewarta merupakan suatu panggilan. Oleh karena itu, seorang pewarta harus:
a. Dekat dengan yang diwartakannya.
b. Menjadi senasib dengan yang diwartakannya.
c. Berani menanggung derita seperti yang diwartakannya.
d. Siap untuk diutus dan diserahkan kepada umat yang mendengar pewartaannya.
e. Memiliki komitmen yang utuh kepada umat.
GEREJA YANG MELAYANI (DIAKONIA)

A. Semangat Pelayanan Gereja dalam Terang Kitab Suci


1. Kutipan Kitab Suci

Bukan Memerintah Melainkan Melayani


(Mrk 10:35-45)

35
Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata
kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan
36
kami!" Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?"
37
Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang
lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." 38Tetapi kata Yesus kepada
mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang
harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" 39Jawab mereka: "Kami
dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus
40
Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di
sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya.Itu akan
diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
41
Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan
Yohanes. 42Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang
disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-
pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 43Tidaklah demikian di antara
kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
44
dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
45
hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.

2. Penjelasan
Yesus sangat menekankan semangat pengabdian dan semangat pelayanan kepada murid-
muridNya yang rupanya sangat berambisi untuk memiliki kedudukan dan kekuasaan. Yesus
mengenal struktur masyarakat feudal pada zamanNya, yakni adanya kelas-kelas dan tingkat-
tingkat dalam masyarakat. tetapi, Yesus berkata tidaklah demikian di antara murid-
muridNya. Mereka harus memiliki sikap melayani. Sikap yang mau melayani itu
ditunjukkan Yesus dengan membasuh kaki para muridNya. Semangat pelayanan itu harus
diteruskan di dalam GerejaNya. Tugas kegembalaan atau kepemimpinan dalam Gereja adalah
tugas pelayanan.
Yesus datang untuk melayani bukan dilayani. Sebagai murid kristus maka kita juga harus
mengambil sikap untuk melayani, bukan dilayani. Saling melayani,prinsip dasar kehidupan
gereja, itulah panggilan gereja menurut hidup Kristus. Pelayanan dalam perwujudan iman
kristiani adalah dengan mengikuti jejak kristus. Pelayanan dalam hal ini adalah kerjasama,
tolong menolong, saling membantu, menyadari, dan menghayati bahwa kemerdekaan adalah
kesempatan untuk melayani sesama yang tercapai dalam kebersamaan dan persaudaraan.

B. Dasar Pelayanan dalam Gereja


Dasar pelayanan dalam Gereja adalah semangat pelayanan Kristus sendiri. Pelayanan
Kristiani adalah sikap pokok para pengikut Yesus. Dengan kata lain, melayani sesama adalah
tanggung jawab setiap orang Kristiani sebagai konsekuen dalam imannya.

C. Ciri-ciri Pelayanan Gereja


Bersikap sebagai pelayan
Kesetiaan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Guru
Orentasi pelayan gereja terutama ditunjukan kepada kaum miskin
Kerendahan hati

D. Bentuk-bentuk Pelayanan Gereja


Pelayanan di bidang kebudayaan dan pendidikan. Di bidang budaya; Gereja berusaha
melestarikan budaya asli yang bernilai. Di bidang pendidikan, Gereja berupaya membangun
sekolah-sekolah untuk pendidikan formal dan kursus-kursus keterampilan yang berguna.
Pelayanan di bidang kesejahteraan. Gereja mendirikan lembaga-lembaga sosial ekonomi
yang memperhatikan dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil. Di bidang kesehatan,
Gereja mendirikan rumah-rumah sakit dan poliklinik untuk memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Pelayanan di bidang politik dan hukum.Gereja tampil dengan menyerukan HAM. Gereja juga
mengajak anggotanya agar terlibat dalam politik lewat partai-partai, ormas-ormas yang
mengutamakan kepentingan rakyat.

PELAJARAN 10
GEREJA YANG MENJADI SAKSI (MARTYRIA)

Kata saksi sering diartikan sebagai orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu
peristiwa (kejadian). Saksi menunjuk pada personal atau pribadi seseorang yakni pribadi yang
mengetahui atau mengalami dan mampu memberikan keterangan yang benar.
Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan/menunjukan apa yang di alami dan di
ketahui tentang Kristus kepada orang lain. Penyampaian, penghayatan/pengalaman itu dapat
di laksanakan melalui kata-kata, sikap, dan tindakan nyata.
Injil pertama-tama diwartakan dengan kesaksian yakni diwartakan dengan tingkah laku
dan peri hidup. Gereja juga mewarkatan Injil kepada dunia dengan kesaksian hidup yang setia
kepada Tuhan Yesus. Para murid Yesus memang dipanggil untuk menjadi saksiNya, mulai
dari Yerusalem, kemudian berkembang ke seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke
ujung bumi.11[41]
Menjadi saksi Kristus ternyata dapat menuai banyak resiko. Yesus telah berkata: Kamu
akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan
menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (Yoh 16:2). Yesus sendiri telah menjadi
martir dengan menderita dan wafat di salib demi Kerajaan Allah.Dalam sejarah Gereja, kita
tahu bahwa banyak orang telah merelakan dirinya menjadi saksi Kristus

GEREJA & DUNIA

11
A. Hubungan Gereja dan Dunia
Adanya Konsili Vatikan II memberikan pengaruh yang besar bagi gereja dalam
memberikan pandangannya terhadap dunia. Gereja membaharui pandangan yang bersifat
negatif kepada dunia menjadi lebih positif.

1. Pandangan Baru tentang Dunia dan Manusia


a. Dunia
Pada masa lampau dunia dipandang negatif sebagai: Dunia itu berdosa. Dunia tidak
berharga. Dunia itu berbahaya. Dunia itu jahat. Dunia tidak termasuk dalam lingkup sejarah
keselamatan manusia. Dunia sebagai penghalang dan rintangan bagi manusia untuk mencapai
keselamatan.
Pandangan diatas ini didasarkan pada penafsiran keliru terhadap teks Kitab Suci:
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi
dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam
dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal
dari Bapa, melainkan dari dunia (1Yoh 2:15-16).
Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat
(1Yoh 5:19).
Janganlah menjadi serupa dengan dunia (Rm 12:2).
Konsili Vatikan II memberikan cara pandang yang lebih positif tentang dunia: Dunia
dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal ada di sekelilingnya. Dunia
menjadi pentas berlangsungnya sejarang manusia. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta
kasih Tuhan Pencipta. Dunia yang telah jatuh dalam dosa, telah dimerdekakan oleh Kristus
berkat penderitaan di salib dan bangkit, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia
dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan dapat mencapai kesempurnaan (GS.
2).

b. Manusia
Martabat Manusia
Gereja mengajarkan bahwa manusia mempunyai martabat yang luhur karena manusia
diciptakan menurut citra Allah dan dipanggil untuk memanusiawikan dan mengembangkan
diri menyerupai Kristus, dimana citra Allah tampak secara utuh.
Manusia adalah ciptaan yang istimewa karena memiliki akal budi, kehendak bebas dan hati
nurani.

Masyarakat Manusia
Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang bermasyarakat. Allah menghendaki
agar semua manusia membentuk satu keluarga dan memperlakukan seorang akan yang lain
dengan jiwa persaudaraan (GS. 24). Kristus sendiri berdoa agar semua menjadi
satu..........seperti kita pun satu adanya (Yak 17:21-22).

c. Usaha atau Karya Manusia


o Dunia mengalami perkembangan di segala bidang kehidupan.
o Manusia dipilih oleh Tuhan sebagai rekan kerja dalam melaksanakan perkembangan dunia.
o Usaha dan karya manusia memiliki nilai luhur karena manusia menjadi partner Tuhan dalam
mengembangkan dan menyempurnakan dunia.

2. Hubungan antara Gereja dan Dunia


a. Gereja postkonsilier melihat dirinya sebagai Sakramen Keselamatan bagi dunia. Gereja
menjadi terang, garam dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau ladang, dimana Gereja
berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.
b. Dunia dijadikan mitra dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai injili dan dunia dapat
mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia.
c. Gereja tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena didalamnya
terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi
Kerajaan Allah.
Bagi orang Kristen, berbicara tentang dunia manusia berarti berbicara tentang Gereja
sebagai umat Allah yang sedang berziarah di dunia ini.

B. Misi dan Tugas Gereja dalam Dunia


Tugas Gereja adalah mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Kerajaan
Allah baru terwujud pada akhir zaman, tetapi Kerajaan Allah harus diwujudkan mulai dari
dunia ini.
Menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti berusaha dengan segala macam cara ke arah
terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allahg di tengah masyarakat, misalnya persaudaraan, kerja
sama, dialog, solidaritas dst.
Bagi Gereja, mewartakan Injil berarti membawa Kabar Gembira ke segala lapisan
umat manusia, sehingga berkat dayanya kabar tersebut masuk dalam lubuk hati manusia dan
membaharui umat manusia dari dalam. Lihatlah Aku memperbaharui seluruh ciptaan (EN
18).

1. Martabat Manusia
Peranan Gereja bagi martabat manusia antara lain:
o Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham.
o Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat dan pribadi
manusia.
o Menempatkan dan memperjuangkan martabat manusia sesuai dengan maksud Penciptanya.

2. Peran Gereja dalam Masyarakat


o Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang miskin, seperti
karya-karya amal, dsb.
o Mendorong semua usaha ke arah persatuan, sosialisasi dan persekutuan yang sehat di bidang
kewargaan dan ekonomi.
o Karena universalitasnya, Gereja dapat menjadi pengantara yang baik antara masyarakat dan
negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik.

3. Usaha dan Karya Manusia


Peran Gereja dalam usaha dan karya manusia:
o Gereja akan tetap meyakinkan putra-putrinya dan dunia bahwa semua usaha manusia,
betapapun kecilnya bila sesuai dengan kehendak Tuhan mempunyai nilai yang sangat tinggi,
karena merupakan sumbangan pada pelaksanaan rencana Tuhan.
o Gereja akan tetap bersikap positif dan mendorong setiap kemajuan ilmiah dan teknik di dunia
ini asal tidak menghalangi melainkan secara positif mengusahakan tercapainya tujuan akhir
manusia.
o Konsili Vatikan II mencatat masalah-masalah yang dilihatnya sebagai mendesak yakni
martabat pernikahan dan kehidupan keluarga, pengembangan kemajuan kebudayaan,
kehidupan sosial ekonomi dan politik serta perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa.
C. Masalah Bangsa dan Sumbangan Gereja Indonesia dalam Penanganan Krisis Multi
Dimensi
1. Situasi Negara Kita (Krisis Multi Dimensi)
a. Krisis Lingkungan Hidup
Alam yang rusak dan dieksploitasi secara tidak bertanggungjawab. Penebangan hutan besar-
besaran. Pencemaran lingkungan oleh pabrik-pabrik. Dll.
b. Krisis Ekonomi
Adanya kesenjangan sosial dalam masyarakat. Sebagian orang semakin kaya, semakin
berkuasa dan semakin sewenang-wenang. Sebagian besar rakyat tetap miskin dan bahkan
semakin miskin. Adanya monopoli, kolusi, korupsi dan sebagainya. Krisis moneter, harga
berbagai kebutuhan hidup dan jasa meningkat.
c. Krisis Politik
Hukum dan lembaga-lembaga hukum tidak berfungsi dengan baik. Kekuasaan legislatif,
eksekutif, yudikatif dan partai-partai digunakan untuk menjamin kepentingan diri sendiri atau
golongannya/kelompoknya sendiri.
d. Krisis Budaya dan Pendidikan
Nilai-nilai budaya semakin tidak diperhatikan. Mutu pendidikan semakin menurun.

2. Akar dari Semua Masalah


a. Ketidakadilan: yang kaya dan berkuasa semakin berjaya, sedangkan yang miskin semakin
terpuruk.
b. Ketidakjujuran: korupsi dan nepotisme, kemunafikan dan formalisme.
c. Tidak adanya kesetiakawanan: keserakahan demi kepentindan diri sendiri dan golongan
semakin merebak.

3. Peranan dan Sumbangan Gereja


o Dalam melaksanakan tugas kenabiannya, Gereja menyuarakan penegakkan keadilan, kejujuran
dan kesetiakawanan.
o Membentuk gerakan-gerakan atau kelompok-kelompok yang peduli dengan keadilan,
kejujuran dan kesetiakawanan.
PELAJARAN 13
KETERLIBATAN GEREJA DALAM MEMBANGUN DUNIA YANG
DAMAI DAN SEJAHTERA

A. Arti dan Makna Adil, Damai dan Sejahtera


Adil; tidak berat sebelah, berpihak kepada yang benar atau berpegang pada kebenaran.
Keadilan adalah satu prinsip menata dan membangun masyarakat manusia yang damai
sejahtera.
Damai; adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Damai
mengandaikan adanya tatanan sosial yang adil, sama dan secara yang menjamin ketenangan
dan keamanan hidup setiap manusia. Damai merupakan kesejahteraan tertinggi, yang sangat
diperlukan untuk perkembangan manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan.
Sejahtera; keseluruhan kondisi hidup masyarakat yang memungkinkan, baik kelompok-
kelompok maupun anggota-anggota perorangan, untuk secara lebih penuh dan lebih lancar
mencapai kesempurnaan mereka sendiri, sehingga setiap orang memperoleh sesuatu yang
dibutuhkan untuk hidup secara manusiawi. Misalnya, memperoleh nafkah, pakaian,
perumahan, hak untuk memilih status hidup dengan bebas dll.

B. Inspirasi dan Visi dari Injil dan Ajaran Gereja untuk Memperjuangkan Masyarakat
yang Adil, Damai dan Sejahtera.
Dasar inspirasi dan visi serta ajaran Gereja dalam memperjuangkan masyarakat yang adil,
damai dan sejahtera adalah kedatangan sang Juruselamat.12[42] Lukisan tentang damai
sejahtera yang dikehendaki Allah sama seperti yang dinubuatkan Nabi Yesaya dalam Kitab
Perjanjian Lama.13[43]
Kedatangan Tuhan ke dalam dunia menjamin adanya pembebasan dan pendamaian yang
benar, baik dalam keluarga, komunitas Gereja, maupun masyarakat dunia. Tuhan yang telah
mendamaikan kita dengan diriNya menghendaki agar manusia hidup dalam damai sejahtera
dengan sesamanya.
Juruselamat, Sang Raja Damai, datang ke dunia dan membangun kerajaanNya agar
manusia mengalami kesejahteraan lahir dan batin. Sebagai pengikutNya, kita dipanggil untuk

12

13
membangun Kerajaan Allah di dunia agar dunia lebih manusiawi dan layak di huni. Kita
diajak untuk menjadi garam dan terang dunia14[44] serta ragi bagi orang lain.
Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, art. 1 mengatakan bahwa kegembiraan dan harapan,
duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan menderita,
merupakan keprihatinan Gereja. Itu tandanya bahwa Gereja diutus ke tengah-tengah dunia
untuk membawa damai sejahtera.

C. Hal-hal Pokok yang harus Diperhatikan untuk Memperjuangkan Masyarakat yang


Damai dan Sejahtera.
Ketidakadilan struktural adalah penyebab yang terdalam mengapa masyarakat kita tidak
damai sejahtera. Karena itu, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan adalah:
a. Masyarakat harus sadar akan adanya situasi buruk dalam kehidupan. Dimana-mana terjadi
pelanggaran hak asasi manusia yang perlu untuk diperjuangkan. Tidak seorang pun boleh
dirampas hak-hak dasar manusia dan tidak boleh merampas hak orang lain.
b. Keadilan demi kesejahteraan hanya dapat diperjuangkan dengan memberdayakan mereka
yang menjadi kurban ketidakadilan. Para korban ketidakadilan harus disadarkan tentang
situasi yang menimpa mereka dan secara bersama-sama berusaha untuk memperbaiki
nasibnya.
c. Cara bertindak yang tepat adalah dengan memberikan kesaksian hidup melalui keterlibatan
untuk menciptakan keadilan dalam diri kita sendiri terlebih dahulu.
d. Usaha dalam memperjuangkan keadilan dan kesetiakawanan bersama hendaknya didasarkan
pada semangat cinta kasih dan kerja sama dan bukan kekerasan.

D. Kendala-kendala

a. Menciptakan suatu masyarakat yang damai dan sejahtera adalah tidak gampang
karena berhadapan dengan struktur dan sistem yang tidak adil dalam masyarakat.
Karena itu dibutuhkan suatu gerakan kooperatif dan sungguh-sungguh yang berasal
dari masyarakat luas.

b. Masih adanya anggota masyarakat yang bersikap acuh tak acuh dan bersikap pasrah
saja.

14
c. Ada kelemahan-kelemahan manusiawi seperti ketidakjujuran, keserakahan, egois dll.

d. Kurangnya dana dan sarana yang digunakan dalam proses memperjuangkan keadilan
dan kesejahteraan

e. PELAJARAN 15
f. PERJUANGAN MENEGAKKAN HAM DI INDONESIA
g.
h. A. Pelanggaran Hak Asasi di Indonesia
i. Pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia sudah berlangsung lama, yaitu sejak
zaman feodal, kemudian zaman kolonial Belanda dan pendudukan Jepang dan masih
disambung dengan zaman demokrasi terpimpin dan Orde Baru. Beberapa contoh
pelanggaran HAM di Indonesia antara lain:
j. Tahun 1965, ribuan orang dieksekusi dengan hukuman mati atau dibuang ke
Pulau Buru tanpa proses pengadilan.
k. Kerusuhan di berbagai daerah.
l. Kasus penggusuran terhadap rakyat kecil.
m. Hak orang untuk mengeluarkan pendapat, untuk berdemonstrasi, untuk berpolitik
bahkan untuk tinggal dan hidup dilanggar. Dll.
n. Yang paling menderita dan tak berdaya ialah orang-orang miskin dan kaum
perempuan serta anak-anak.
o.
p. B. Pelanggaran Hak Asasi terhadap Kaum Miskin
q. Kata miskin memiliki cakupan yang luas. Mereka yang tergolong dalam miskin
antara lain:
r. Mereka yang hidup tidak layak dalam hal sandang, pangan dan papan.
s. Mereka yang tidak memiliki hak dalam partisipasi pengambilan keputusan
politik.
t. Orang yang terancam hidupnya.
u. Orang yang terbelenggu kebebasannya untuk bersuara, berpendapat dan
berserikat.
v. Orang yang tidak mendapatkan tempat dalam masyarakat.
w. Orang miskin di desa; para petani garapan, para nelayan dan penganggur.
x. Orang miskin di kota; para buruh, pemulung, gelandangan, pelacur, preman,
pedagang kaki lima, penjual surat kabar, anak jalanan dan pembantu rumah tangga.
y. Mereka adalah orang-orang yang hampir tidak mempunyai hak, setiap saat
diperlakukan semena-mena oleh berbagai pihak dan tidak dapat membela
kepentingannya karena sarana kesejahteraan sosial dan hukum yang masih sangat
kurang memadai.
z.
aa. C. Pelanggaran Hak Asasi terhadap Kaum Perempuan
ab. Perendahan martabat perempuan, dimana perempuan diposisikan lebih rendah.
ac. Kaum perempuan kurang mendapat tempat dan peran di lembaga-lembaga
negara, seperti lembaga eksekutif dan legislatif.
ad. Diskriminasi undang-undang atau peraturan terhadap perempuan, lebih-lebih di
perusahan-perusahan. Misalnya; gaji atau upah bagi perempuan sering lebih rendah
dibandingkan dengan laki-laki, walaupun pekerjaannya sama.
ae. Wanita karier sering bekerja rangkap, di tempat kerja dan di rumah.
af. Perempuan sering dijadikan sumber devisa sebagai TKW tetapi sering tanpa
perlindungan hukum.
ag. Perempuan (dan anak-anak) sering diperdagangkan dan dijadikan wanita
penghibur/pelacur.
ah. Kekerasan dalam rumah tangga. Dll.
ai.
aj. D. Sebab Terdalam Terjadinya Pelanggaran HAM
ak. Struktur kemasyarakatan yang diciptakan oleh orang-orang yang memiliki
kekuasaan dan uang sehingga yang tidak berdaya dalam keadaan terjepit dan menjadi
bulan-bulanan kaum penguasa dan kaum kaya.
al. Sistem sosial, politik dan ekonomi yang disusun penguasa dan penguasa
menciptakan ketergantungan rakyat jelata kepadanya, sehingga mereka dapat
bertindak sewenang-wenang.
am. Pembangunan ekonomi, sosial dan politik dunia dewasa ini belum menciptakan
kesempatan yang luas bagi orang-orang kecil, melainkan justru mempersempit
ruang gerak orang-orang kecil untuk mengungkapkan jati dirinya secara penuh.
an. Sistem patriarkhi yang diciptakan oleh kaum laki-laki, menjadikan wanita dalam
posisi yang kedua dan bukan yang utama.
ao.
ap. E. Sikap Yesus terhadap Kaum Lemah
aq. Sikap dan tindakan Yesus berpihak pada kaum miskin zamanNya.
ar. Ia sering menyerang para penguasa agama dan politik yang memperberat hidup
orang-orang kecil yang tidak berdaya.
as. Yesus berani berdiri pada pihak yang kurang beruntung, pendosa, orang miskin,
wanita, orang sakit dan tersingkir baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi.
at. Yesus mengajak orang-orang kecil untuk mengatasi kekurangan dan kemiskinan
mereka dengan kerelaan untuk saling membagi dan memberi.
au. Terhadap perempuan, Yesus bersikap terbuka, bergaul dengan wanita tanpa takut
kehilangan nama baik. Yesus berbicara terbuka dengan wanita dan dengan cara itu Ia
melawan arus zamanNya. Yesus menerima dan menghormati mereka. Yesus
menghargai kedudukan dan peran wanita dalam kehidupan bersama.
av.
aw. F. Usaha Menegakkan HAM di Indonesia
ax. 1. Pemerintah
ay. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia.
az. Keputusan Presiden tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
ba. Tap MPR tentang Hak Asasi Manusia.
bb. Undang-Undang RI tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum.
bc. Undang-Undang RI tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
bd.
be.
bf. 2. Komnas HAM
bg. Dalam usaha menegakan HAM, dibentuklah Komisi Nasional HAM yang bertujuan
untuk memperjuangkan hak-hak setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun dalam prakteknya, lembaga ini belum dapat bekerja dengan maksimal.
bh. Selain itu, muncul juga beberapa lembaga swasta yang memperjuangkan HAM seperti
Indonesia Coruption Watch (ICW), Komisi untuk oang hilang dan korban tindak
kekerasan (Kontras), dll. Namun semua bentuk lembaga tersebut kadang mengalami
kesulitan karena dihadang oleh sistem dan struktur politik, ekonomi dan budaya yang
ada.
bi.
bj. 3. Gereja
bk. Sepanjang sejarahnya, Gereja telah berusaha untuk senantiasa memberikan perhatian
dan memperjuangkan nasib orang-orang miskin. Perhatian Gereja nampak dalam
ensiklik-ensiklik para Paus, konferensi-konferensi para uskup dan surat gembala yang
menyuarakan supaya hak-hak rakyat kecil diperhatikan dan ditegakkan.
bl. KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia), selalu berpegang teguh pada ajaran sosial
Gereja yang antara lain: karena semua manusia mempunyai jiwa berbudi dan
diciptakan menurut citra Allah, karena mempunyai kodrat dan asal yang sama, serta
karena penebusan Kristus mempunyai panggilan dan tujuan ilahi yang sama, maka
kesamaan asasi antara manusia harus senantiasa diakui (Gaudium et Spes, Art. 29).
Gereja mendesak diatasinya dan dihapuskannya setiap bentuk diskriminasi, entah
yang bersifat sosial atau kebudayaan, entah yang didasarkan pada jenis kelamin,
warna kulit, suku, keadaan sosial, bahasa ataupun agama, karena berlawanan
dengan maksud dan kehendak Allah (Gaudium et Spes, Art. 29).
bm. KWI dan hampir semua keuskupan membentuk lembaga yang antara lain
memperjuangkan hak asasi manusia dari rakyat kecil itu, misalnya:
bn. a. Komisi Keadilan dan Perdamaian
bo. b. Komisi Migran
bp. c. Komisi Hubungan Antara Agama
bq. d. Jaringan Mitra Perempuan
br. e. Crisis Center dll.
bs. Lembaga-lembaga diatas telah bekerja keras, antara lain:
bt. a. Mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang HAM kepada para fasilitator dan
masyarakat luas supaya mereka mengetahui dan menyadari akan hak-haknya dan
kemudian terlibat untuk turut memperjuangkan haknya.
bu. b. Mengadakan berbagai lembaga advokasi untuk membela hak-hak rakyat.
bv. c. Memperluas jaringan kerjasama dengan pihak mana saja untuk memperjuangkan
HAM.

PELAJARAN 16
KEKERASAN DAN BUDAYA KASIH

A. Konflik dan Kekerasan di Tanah Air


Kekerasan yang sedang berlangsung di negeri kita menunjukkan rupa-rupa dimensi dan
rupa-rupa wajah.
1. Rupa-Rupa Dimensi Kekerasan
a. Kekerasan Psikologis; ada banyak kekerasan psikologis seperti kebohongan sistematis,
indoktrinasi, teror-teror berkala, ancaman-ancaman langsung atau tidak langsung yang
melahirkan ketakutan dan rasa tidak aman.
b. Kekerasan Lewat Imbalan; seseorang dipengaruhi dengan mendapat imbalan. Akibatnya ia
tidak dapat lagi untuk berbicara kritis. Ia terpaksa menjadi jinak.
c. Kekerasan Tidak Langsung; kekerasan yang terjadi secara tidak langsung tetapi berdampak
bagi manusia secara fisik dan psikologis. contoh kekerasan tidak langsung adalah melempar
batu ke rumah orang dan uji coba bom/nuklir.
d. Kekerasan Tersamar; suatu kekerasan disebut kekerasan biasanya jika ada pelakuknya. Jika
tidak ada pelaku, kekerasan itu disebut kekerasan tersamar atau kekerasan struktural.
Kekerasan ini sering juga digelar sebagai ketidakadilan sosial.
e. Kekerasan yang Tidak Disengaja; kekerasan itu sengaja atau tidak sengaja, tetap sebuah
kekerasan bagi si korban. Karena itu, dari segi korban, misalnya mati atau cacat, maka
kekerasan yang hanya dimengerti dari tolok ukur sengaja terlalu sempit dan melanggar rasa
keadilan. Kekerasan yang tidak sengaja sering dihubungkan dengan kekerasan struktural.
f. Kekerasan Tersembunyi (Laten); kekerasan yang dapat terjadi sewaktu-waktu atau menunggu
bom waktu. Cohtohnya kekerasan dan kekejaman yang laten adalah sistem-sistem yang
mengendalikan dan membelenggu kehidupan banyak orang seperti feodalisme,
fundamentalisme dan fanatisme.

2. Wajah-Wajah Kekerasan
a. Kekerasan Sosial; situasi diskriminatif yang mengucilkan sekelompok orang yang tanah atau
harta milik mereka dapat dijarah dengan alasan Pembangunan Negara.
b. Kekerasan Kultural; terjadi ketika ada pelecehan, penghancuran nilai-nilai budaya minoritas
demi hegemoni penguasa. Apa yang menjadi milik kebudayaan daerah tertentu dijadikan
budaya nasional tanpa proses yang demokratis dan budaya daerah lainnya dilecehkan.
c. Kekerasan Etnis; pengusiran atau pembersihan sebuah etnis karena ada ketakutan menjadi
bahaya atau ancaman bagi kelompok tertentu. Suku tertentu dianggap tidak layak atau tidak
disenangi diusir keluar.
d. Kekerasan Keagamaan; kekerasan yang terjadi karena ada fanatisme, fundamentalisme dan
ekslusivisme yang melihat agama lain sebagai musuh.
e. Kekerasan Gender; situasi dimana hak-hak perempuan dilecehkan akibat budaya patriarkhi
yang dihayati sebagai peluang untuk tidak atau kurang memperhitungkan peranan
perempuan.
f. Kekerasan Politik; kekerasan yang terjadi dengan paradigma politik adalah panglima.
Karena politik adalah panglima, maka paradigma politik harus diamankan lewat pendekatan
keamanan. Semua yang berbicara vokal dan kritis harus dibungkam dengan cara isolaso atau
penjara.
g. Kekerasan Militer; kekerasan yang terjadi karena ada militerisasi semua bidang kehidupan
masyarakat, misalnya larangan berkumpul.
h. Kekerasan Terhadap Anak-Anak; anak-anak dibawah umur dipaksa bekerja dengan jaminan
yang sangat rendah sebagai pekerja rumah.
i. Kekerasan Ekonomis; masyarakat yang sudah tidak berdaya secara ekonomis diperlakukan
secara tidak manusiawi.
j. Kekerasan Lingkungan Hidup; sebuah sikap dan tindakan yang melihat dunia dengan sebuah
tafsiran eksploitasi.
3. Akar dari Konflik dan Kekerasan
Analisis teori konflik menemukan alasan kekerasan pada berbagai bentuk perbedaan
kepentingan kelompok-kelompok masyarakat sehingga kelompok yang satu ingin
menguasai bahkan mencaplok kelompok lainnya.
Analisis fungsionalisme stuktural berpendapat bahwa hampir semua kerusuhan berdarah di
Indonesia disebabkan oleh disfungsi sejumlah institusi sosial, terutama lembaga politik.

B. Pesan Injil dalam Hubungan dengan Konflik dan Kekerasan

Salah satu dasar Kitab Suci adalah Matius 26:47-5615[47].

Yesus mengajak kita untuk mengembangkan budaya kasih dengan mencintai sesama,
bahkan mencintai musuh.16[48]

Pesan Yesus untuk kita memang sangat radikal dan bertolak belakang dengan
kebiasaan, kebudayaan dan keyakinan gigi ganti gigi yang kini sedang berlaku. Kasih
yang berdimensi keagamaan sungguh melampaui kasih manusiawi. Kasih Kristiani
tidak terbatas lingkungan keluarga karena hubungan darah; tidak terbatas pada
lingkungan kekerabatan atau suku, tidak terbatas pada lingkungan daerah atau idiologi
atau agama. Kasih Kristiani menjangkau semua orang, sampai kepada musuh-musuh
kita.

Dasar kasih Kristiani adalah keyakinan dan kepercayaan bahwa semua orang adalah
putra dan putri Bapa kita yang sama di surga. Dengan menghayati cinta yang
demikian, kita meniru cinta Bapa di surga. Dengan menghayati cinta yang demikian,
kita meniru citna Bapa di surga, yang memberi terang matahari dan curah hujan
kepada semua orang (baik orang baik maupun orang jahat).

Mengembangkan budaya kasih untuk melawan budaya kekerasan memang tidak


mudah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita merasa betapa sulitnya untuk berbuat baik
dan mencintai orang yang membuat kita sakit hati.

15

16
C. Mengembangkan Budaya Non Violence dan Budaya Kasih
1. Usaha-usaha Membangun Budaya Kasih Sebelum Terjadi Konflik dan Kekerasan
a. Dialog dan komunikasi supaya dapat lebih saling memahami kelompok lain. Kalau diadakan
komunikasi yang jujur dan tulus, segala prasangka buruk dapat diatasi.
b. Kerja sama atau membentuk jaringan lintas batas untuk memperjuangkan kepentingan umum
yang sebenarnya menjadi opsi bersama. Rasa senasib dan seperjuangan dapat lebih
mengakrabkan kita satu sama lain.

2. Usaha-usaha Membangun Budaya Kasih Sesudah Terjadi Konflik dan Kekerasan


a. Langkah pertama: konflik atau kekerasan perlu diceritakan kembali oleh yang menderita.
Kekerasan bukanlah sesuatu yang abtrak atau impersonal melainkan personal, pribadi, maka
perlu dikisahkan kembali. Unsur yang penting dari tahap ini adalah rekonsiliasi menuntut
pengungkapan kembali kebenaran, karena kebenaran memerdekakan.17[49] Menceritakan
kebenaran akan sangat membantu proses selanjutnya yaitu mengakui kesalahan dan
pengampunan.
b. Langkah kedua: mengakui kesalahan dan minta maaf serta penyesalan dari pihak atau
kelompok yang melakukan kesalahan atau penyebab konflik kekerasan. Tindakan meminta
maaf adalah tindakan dua pihak dalam gerak menuju rekonsiliasi. Dalam pengakuan
kesalahan, orang mengalami keterbatasannya. Pengalaman keterbatasan membuka
kemungkinan bagi manusia untuk berharap dan menantikan petunjuk dan jalan keluar yang
diberikan oleh pihak ketiga, pihak luar.
c. Langkah ketiga: pengampunan oleh korban kepada yang melakukan kekerasan.
Pengampunan berarti meninggalkan balas dendam terhadap pelaku kekerasan, membiarkan
pergi segala beban dendam lawan pelaku. Dalam pengampunan kita menolak dosa, tetapi
tidak menolak pendosa. Mengampuni berarti berpartisipasi dalam sifat Allah sendiri.18[50]
d. Langkah keempat: rekonsiliasi. Rekonsiliasi adalah pembaharuan. Para korban diajak agar
dapat mengampuni dengan tidak menyimpan balas dendam kepada para pelaku.

PELAJARAN 17

17

18
MENGHARGAI HIDUP

A. Tindakan-tindakan Menghilangkan Nyawa


1. Pembunuhan dan pembantaian manusia.
2. Pengguguran kandungan.
3. Euthanasia; tindakan membebaskan seseorang dari penderitaan yang terlalu berat dengan
menyebabkan seseorang penderita mati secara pelan-pelan dan tidak terasa.
4. Tindakan yang membahayakan kehidupan manusia, misalnya kebut-kebutan di jalan,
nakotika, mabuk-mabukan dll.
5. Tindakan yang menekan hidup manusia, misalnya fitnah, teror mental, ancaman, perbudakan,
dll.

B. Menghargai Hidup dalam Kitab Suci dan Ajaran Kristiani


1. Kitab Suci Perjanjian Lama
Umat Perjanjian Lama percaya akan Allah Pencipta, yang gembira atas karyaNya. Bagi
Allah, hidup, khususnya hidup manusia, amat berharga. Umat Allah percaya akan Allah yang
cinta hidup, mengandalkan Allah yang membangkitkan orang mati dan membela hidup
melawan maut. Tuhan itu Allah orang hidup maka: Jangan membunuh!19[51].
Ajakan firman kelima menegaskan: tidak membunuh orang dan tidak membunuh diri
sendiri. Sesorang hanya dapat dikatakan membunuh jika dia melakukan perbuatan itu dengan
sengaja dan orang yang dibunuh itu tidak bersalah dan tidak membuat perlawanan.

2. Kitab Suci Perjanjian Baru


Kitab Suci Perjanjian Baru tidak hanya melarang pembunuhan, tetapi ingin membangun
sikap hormat dan kasih akan hidup. Yesus berkata: Kamu telah mendengar yang difirmankan
kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa
yang berkata kepada saudaranya: Kafir! Harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa
yang berkata: Jahil! Harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala20[52].

19

20
Hidup setiap orang harus dipelihara dengan kasih. Hidup manusia tidak boleh
dimusnahkan dengan kekerasan, tidak boleh dibahayakan dengan sembrono, dll. Sebab setiap
orang adalah anak Allah.

3. Ajaran Kristiani
a. Perang
Konsili Vatikan II, perang belum enyah dari kehidupan manusia dan setiap hari di mana
pun juga, perang meneruskan permusuhannya.21[53] Tanpa berkecamuk peperangan, dunia
senantiasa dilanda kekerasan dan pertentangan antar-manusia.22[54]
Dalam ensiklik Pacem in Terris, Paus Yohanes XXIII mengatakan bahwa perang tidak lagi
boleh dipandang sebagai sarana menegakkan kembali keadilan. Keamanan masyarakat tidak
dapat dijamin dengan tertib kontrol dengan sejata. Masyarakat hanya menjadi aman jika
dalam kebersamaan diakui hak asasi setiap orang.
b. Hukuman Mati
Gereja tidak mendukung adanya hukuman mati, namun tidak melarangnya juga. Gereja
mempertahankan bahwa kuasa negara yang sah berhak menjatuhkan hukuman mati dalam
kasus yang amat berat. Dilain pihak, dalam etika (termasuk moral Katolik), makin diragukan
alasan-alasan yang membenarkan hukuman mati, sebab sama sekali tidak jelas, manakah
perkara-perkara yang amat berat yang dapat membenarkan hukuman mati.

C. Usaha-usaha untuk Menghargai Hidup


1. Menggali dan menyebarluaskan ajaran tentang peri-kemanusiaan, baik dari ideologi negara
(Pancasila) dan dokumen-dokumen negara lainnya, maupun dari adat dan kebudayaan bangsa
yang sangat mengutamakan kemanusiaan.
2. Memperkenalkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasan Kristiani tentang nilai
kehidupan/nyawa manusia.
3. Melawan dan memboikot dengan tegas budaya kekerasan dan budaya maut.
4. Untuk menyebarluaskan gagasan-gagasan diatas, kita dapat menggunakan: semua mass-
media yang ada, pengadaan buku-buku, posisi umat Katolik, baik dalam pemerintahan
maupun dalam masyarakat luas.

21

22
5. Umat Katolik harus menunjukkan sikap hidup yang nyata dan tegas bahwa kita sungguh
menghormati kehidupan manusia. Kita ingin menghayati budaya cinta kehidupan.

NARKOBA DAN HIV/AIDS

A. Narkoba

1. Arti dan Jenis Narkoba

a. Narkotika. Menurut UU RI No. 22 tahun 1997, Narkotika meliputi zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yaitu:
Golongan opiat: heroin, morfin, candu, dll.
Golongan kanabis: ganja, hashis, dll.
Golongan koka: kokain, crack, dll.
b. Alkohol; minuman yang mengandung etanol (etil alkohol) tetapi bukan obat.
c. Psikotropika; menurut UU RI No. 5 tahun 1997, psikotropika meliputi zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkoba, seperti ecstasy, shabu-shabu, obat penenang/obar
tidur, obat anti dprresi dan obat anti psikosis.
d. Zat Adiktif; adalah inhalasia (aseton, thinner cat, lem), nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).
Napza tergolong zat psikoaktif. Zat psikoaktif adalah zat yang terutama mempengaruhi
otak sehingga menimbulkan perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran, persepsi dan
kesadaran.

2. Tahap-tahap dan Gejala Orang Kecanduan Narkoba

a. User (pemakai coba-coba). Pada tahap ini orang menggunakan narkoba hanya sekali-kali
dan dalam waktu yang realtif jarang. Pada tahap ini hubungan seseorang dengan keluarga dan
masyarakatnya masih terjalin dengan baik, demikian juga dalam bidang pendidikan. Semua
terjadi karena orang tersebut masih dapat mengontrol kebiasaan memakainya.
b. Abuser (pemakai iseng). Pada tahap ini seorang mengkonsumsi narkoba lebih sering
daripada saat ia berada dalam tahap pertama. Pengguna narkoba tersebut mulai menggunakan
narkoba sebagai suatu keisengan untuk melupakan masalah, mencari kesenangan dan
sebagainya. Pada tahap ini, orang tersebut sebenarnya mulai dihantui masalah-masalah. Hal
itu terjadi karena kontrol dirinya terhadap penggunaan narkoba semakin lemah sehingga
mempengaruhi hubungannya dengan keluarga dan masyarakat secara langsung. Pendidikan
mereka juga mulai terganggu karena konsentrasi mereka terhadap pelajaran semakin
melemah.
c. Pecandu (pemakai tetap). Pada tahap ini seseorang telah kehilangan kontrol sama sekali
dalam penggunaan narkoba. Pada saat ini, bukan mereka yang mengontrol kebiasaan
penggunaan narkoba, melainkan mereka yang dikontrol oleh narkoba. Hubungan antara orang
tersebut dengan keluarga dan masyarakat sudah rusak karena perilaki mereka benar-benar
tidak terkontrol lagi.

3. Tanda-tanda Pencandu Narkoba

a. Fisik; berat badan turun drastis, sering menguap, mengeluarkan air mata, keringan
berlebihan, mata cekung dan merah, muka pucat, bibir kehitan-hitaman, sering batuk dan
pilek yang berkepanjangan, tangan penuh bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk
dan ada luka bekas sayatan, ada goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan,
buang air besar dan buang air kecil berkurang dan juga gejala sembelit atau sakit perut tanpa
alasan yang jelas.
b. Emosi; sangat sensitif dan cepat bosan, bila ditegur atau dimarahi akan menunjukkan sikap
membangkang, emosinya tidak stabil dan tidak ragu untuk memukul orang dan berbicara
kasar kepada anggota keluarga atau orang disekitarnya.
c. Perilaku; malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya, sering
berbohong dan ingkar janji, menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga, suka
mencuri uang, menggadaikan barang-barang berharga di rumah, takut akan air karena
menyakitkan sehingga mereka malas mandi, waktu di rumah kerap kali dihabiskan di kamar
tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi/tempat-tempat sepi lainnya.

4. Tanda-tanda Sakaw

a. Obat jenis opiat (heroin, morfin, putaw); menimbulkan gejala: banyak keringat, sering
menguap, gelisah, mata berair, gemetar, hidung berair, tak ada selera makan, pupil mata
melebar, mual atau muntah, tualgn atau otot sendi menjadi sakit, diare, panas dingin, tidak
dapat tidur, tekanan darah sedikit naik.
b. Obat jenis ganja; menyebabkan gejala-gejala: banyak berkeringat, gelisah, gemetar, tak ada
selera makan, mual atau muntah, diare, tak dapat tidur (insomnia).
c. Obat jenis amphetamin (shabu-shabu, ekstasi); menimbulkan gejala: depresif, gangguan
tidur dan mimpi bertambah, merasa lelah.
d. Obat jenis kokain; menimbulkan gejala: depresi, rasa lelah yang berlebihan, banyak tidur,
mimpi, gugup, ansietas dan perasaan curiga.
e. Obat jenis alkohol atau benzodiazepin; menimbulkan gejala: banyak keringat, mudah
tersinggung, gelisah, murung, mual/muntah, lemah, berdebar-debar, tangan gemetar, lidah
dan kelopak mata bergetar, bila dehidrasi (kekurangan cairan) tekanan darah menurun dan
seminggu kemudian dapat timbul halusinasi atau delirium.

5. Latar Belakang Orang Terlibat Narkoba

a. Faktor Intern
Faktor intern berarti faktor penyebab yang berasal dari diri orang itu sendiri. Faktor intern
dibagi menjadi:
1) Kepribadian
Adapun ciri kepribadian seorang remaja adalah:
Kegelisahan; karena banyaknya keinginan yang harus dipenuhi tetapi kadang tidak
semuanya yang terpenuhi akibatnya mengalami kegelisahan.
Pertentangan; pertentangan yang ada, baik di dalam diri remaja itu sendiri maupun
pertentangan dengan orang lain, pada umumnya disebabkan oleh emosi remaja yangmasih
labil.
Berkeinginan besar untuk mencoba hal baru.
Senang berkhayal dan berfantasi.
Mencari identitas diri denga kegiatan berkelompok.
Senang suasana meriah dan keramaian.
Mudah bosan dan kesepian.
Kurang sabar dan mudah kecewa.
Suka mencari perhatian.
Mudah tersinggung.
Jika semua ciri kepribadian ini tidak dikontrol dengan hati-hati dan bijaksana, maka
remaja akan sangat mudah terjerumus menjadi seorang pencandu narkoba.
2) Inteligensi; remaja yang kemampuan inteliegnsinya kurang, kurang dapat menggunakan
pikirannya secara kritis dan kurang dapat mengambil keputusan untuk memilih yang baik dan
yang buruk. Mereka cenderung mengambil keputusan dengan pemikiran yang dangkal, yang
bersifat kenikmatan sementara.
3) Mencari pemecahan masalah; berhadapan dengan depresi atau beban hidup yang berat,
maka remaja cenderung mencoba mencari jalan keluar tanpa berpikir panjang dalam
mengambil keputusan. Akibatnya, mereka akan gampang menjadi pengguna narkoba.
4) Dorongan kenikmatan; setiap orang mempunyai dorongan hedonistis yaitu dorongan untuk
mengulangi pengalaman yang dirasakan kenikmatan. Narkoba dapat memberikan kenikmatan
sesaat bagi penggunanya. Akibanya, orang terdorong untuk merasakannya lagi.
5) Ketidaktahuan; kurangnya informasi tentang narkoba, bisa menyebabkan orang tersebut
menjadi pengguna narkoba.

b. Faktor Ekstern
1) Pengaruh keluarga; keluarga yang tidak utuh dan tidak harmonis bisa membuat anak-anak
frustasi. Keluarga yang terlalu memanjakan anak atau terlalu keras terhadap anak, dapat
memberi dampak negatif bagi kepribadian anak sehingga dengan mudah menjadi pengguna
narkoba.
2) Pengaruh sekolah; sekolah yang tidak disiplin dan mempunyai banyak siswa yang sudah
menjadi pengguna narkoba dapat menjadikan anak-anak lain untuk terlibat dengan narkoba.
3) Pengaruh masyarakat; situasi masyarakat yang dipenuhi dengan bandar-bandar narkoba
serta nilai komersial yang sangat tinggi serta politis dari penjualan narkoba. Hal ini
mengakibatkan orang gampang terjerumus ke dalam dunia narkoba.

B. HIV/AIDS
1. Arti HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Defliciency Syndrome. Acquired artinya
didapat. Immune artinya kekebalan tubuh. Syndrome artinya kumpulan gejala penyakit. Jadi,
AIDS artinya kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV adalah virus yang secara
pelan-pelan mengurangi kekebalan tubuh manusia.
Infeksi kekebalan tubuh terjadi bila virus tersebut masuk ke dalam sel darah putih yang
disebut limfosit. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel
serta melepaskan partikel virus yang baru.

2. Penularan HIV/AIDS
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung sel
terinfeksi atau partikel virus. Cairan tubuh itu antara lain; darah, semen, cairan vagina, cairan
serebrospinal dan air susu ibu, bahkan virus juga terdapat di dalam air mata, air kemih dan air
ludah. HIV ditularkan dengan melalui cara-cara berikut:
Hubungan seksual dengan penderita, dimana selaput lendir mulut, vagian atau rektum
berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.
Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi, seperti yang terjadi pada transfusi darah,
pemakaian jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang terkontaminasi
virus HIV.
Pemindahan virus dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau selama proses
kelahiran atau melalui ASI.
Penularan melalui oral seks (hubungan seksual melalui mulut).
Virus HIV pada penderita wanita yang sedang hamil dapat ditularkan kepada janinnya pada
awal kehamilan (melalui plasenta) atau pada saat persalinan (melalui jalan lahir).

3. Gejala infeksi HIV/AIDS


Pembengkakan kelenjar getah bening.
Penurunan berat badan.
Demam yang hilang-timbul.
Perasaan tidak enak badan.
Lelah.
Diare berulang.
Anemia.
Infeksi jamur di mulut.

C. Ajaran Kristiani tentang Narkoba dan HIV/AIDS


Santo Paulus mengajarkan bahwa tubuh kita dalah Bait Allah. Itu berarti, kekacauan yang
terjadi di dalam diri kita juga berarti kekacauan pada Bait Allah. Karena itu, mengkonsumsi
narkoba dan pergaulan bebas yang mengarah kepada seks bebas dan berdampak pada
HIV/AIDS berarti orang tersebut berusaha merusak Bait Allah (tubuh). Karena tubuh
manusia (Bait Allah) adalah sarana keselamatan, Gereja selalu berupaya untuk mengingatkan
warganya agar hati-hati, waspada dan menghindari kemungkinan terlibat dalam kegiatan
mengkonsumsi narkoba (atau menjadi distributor, produsen), menghindari seks bebas supaya
tidak terinfeksi virus HIV.

D. Usaha Menghadapi Narkoba dan HIV/AIDS


1. Usaha Negara untuk Menghadapi Narkoba dan HIV/AIDS
UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004,
dalam program kesehatan dan kesejahteraan sosial, antara lain diutarakan mengenai perilaku
sehat dan pemberdayaan masyarakat. Sasarannya adalah meningkatkan perwujudan
kepedulian perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan masyarakat; menurunnya
prevalensi perokok; penyalahgunaan narkotika; psikotropika dan zat adiktif (napsa), serta
meningkatnya lginkungan sehat bebas rokok dan bebas napsa di sekolah, tempat kerja dan
tempat umum.
Pemerintah membentuk BKNN (Badan Koordinasi Narkotika Nasional) yang bertugas
mencegah perluasan jaringan narkoba (pembuat, pemakai, pedagang atau distributor).
Pendirian Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) yang bertujuan untuk menampung dan
merehabilitasi korban narkoba.

2. Apa yang Dapat Dilakukan Gereja?


a. Gereja menyatakan kutukan terhadap kejahatan pribadi dan sosial yang menyebabkan dan
menguntungkan bagi penyalahgunaan narkoba/napza.
b. Memperkuat kesaksian Injil dari orang-orang beriman yang mengabdikan dirinya kepada
pengobatan pemakai narkoba menurut contoh Yesus Kristus, yang tidak datang untuk dilayani
melainkan untuk melayani dan memberikan hidupnya.23[59]
c. Memberikan pendidikan nilai/moral bagi orang-orang, keluarga-keluarga dan komunitas-
komunitas, melalui prinsip-prinsip adikodrati untuk mencapai kemanusiaan yang utuh dan
penuh (menyeluruh dan total).
d. Memberikan informasi yang baik dan benar tentang narkoba kepada komunitas-komunitas,
orang tua, anak-anak remaja dan masyarakat.

23
e. Membantu orang tua meningkatkan keterampilan untuk membangun kekeluargaan yang
kuat.
f. Membantu orang tua melakukan strategi pencegahan penggunaan obat terlarang di rumah
dengan memberi contoh yang baik dan sehat, meningkatkan peran pengawasan dan mengajari
cara menolak penawaran obat terlarang oleh orang lain.
g. Menyatakan cinta kasih ke-bapa-an Allah yang diarahkan kepada keselamatan setiap
pengguna narkoba dan para penderita HIV/AIDS, melalui cinta mengatasi rasa bersalah.
Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit (Mat 9:12; Luk 15:11-32).
h. Melakukan tindakan pengobatan dan rehabilitasi, antara lain dengan cara: menggalang kerja
sama di antara komunitas-komunitas yang menyelenggarakan pengobatan atau rehabilitasi
dan menambah lembaga-lembaga yang mengelola pencegahan penyalahgunaan narkoba dan
penularan HIV/AIDS.
i. Memutuskan mata rantai permintaan atau distribusi narkoba denagn cara memperkuat
pertahanan keluarga dan pembinaan remaja di tingkat lingkungan, wilayah dan paroki.

3. Apa yang dapat Dilakukan oleh Setiap Orang untuk Membantu Orang Lain yang
Kecanduan Narkoba atau Menderita HIV/AIDS?
a. Jangan menjauhi atau menolak mereka yang kecanduan narkoba atau terinfeksi HIV/AIDS,
karena mereka adalah manusia yang paling kesepian di dunia ini.
b. Memberikan peneguhan bahwa mereka dapat mengatasi persoalannya dengan menjadi
sahabat dan pendamping mereka.
c. Mendengarkan keluhan para pecandu narkoba dan pengidap HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai