Anda di halaman 1dari 15

Khotbah Minggu Adventus IV, 18 Desember 2022

Nas Bacaan : Yesaya 11 : 1 – 10

Tema Minggu : Sambutlah Tuhan Pembawa Damai

Jemaat yang dikasihi Tuhan, syaloom

… Kita sekarang telah berada di minggu adventus yang


keempat atau yang terakhir. Dan tujuh hari lagi kita akan
merayakan natal Kristus. Sebagaimana minggu-minggu
adventus kita maknai sebagai kesempatan untuk
mempersiapkan hidup kerohanian kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan Yesus Kristus maka diminggu adventus
yang terakhir ini kita kembali dibimbing oleh Tuhan melalui
firman-Nya yang dibacakan tadi, yakni Yesaya 11:1-10 yang
berisi nubuat tentang akan datangnya seorang mesias yang
berasal dari keturunan Daud. Mesias itulah yang akan
memerintah dunia ini dengan adil dan benar sehingga tercipta
kedamaian dan kesejahteraan di bumi, baik diantara manusia
mau pun seluruh ciptaan sehingga suasana Firdaus atau
taman Eden itu dapat dinikmati kembali oleh seluruh ciptaan.

Jemaat yang terkasih … Nubuat tentang kedatangan seorang


mesias dari keturunan Daud ini disampaikan dalam situasi
dimana dunia sementara penuh dengan kekacauan dan
ketidakpastian akibat terjadi peperangan dan penindasan
dimana-mana, termasuk juga di Israel. Mereka adalah bangsa
yang dipilih Allah untuk menjadi umat-Nya yang
bertanggungjawab membawa bangsa-bangsa lain kepada
1
pengenalan akan Allah, Sang pencipta dan pemelihara
kehidupan. Pada saat itu, orang tidak lagi hidup takut akan
Tuhan. Para pemimpin bangsa termasuk raja-raja Israel saling
menguasai dan membinasakan melalui peperangan demi
peperangan. Dosa yang telah merajai hati manusia, termasuk
umat Allah sendiri telah membawa Israel ke jalan yang jauh
dari Tuhan dan itu berdampak pada seluruh tatanan
kehidupan, termasuk juga kehidupan keagamaan/kerohanian.
Terjadi kekerasan, penindasan dan ketidakadilan dimana-
mana karena para pemimpin tidak lagi berlaku adil & benar
dihadapan Tuhan. Hal ini telah melahirkan ketidakpastian
hidup, kemiskinan dan kemelaratan. Hukum dan lembaga
peradilan lebih berpihak kepada orang kaya dan penguasa
dan mengabaikan orang-orang yang lemah dan tak berdaya.
Dalam konteks seperti inilah maka nubuat yang berisikan janji
tentang kedatangan Mesias dari keturunan Daud ini
disampaikan oleh Yesaya kepada umat Tuhan untuk memberi
penguatan, penghiburan serta semangat dan pengharapan
akan masa depan yang penuh damai sejahtara.

Jemaat … Nubuat ini diawali dengan sebuah janji Tuhan


tentang akan muncul seorang dari keturunan Isai yang akan
menjadi raja Damai. Kita tahu bahwa Isai adalah ayah Daud,
sekaligus moyang dari semua raja-raja Israel, terutama Israel
Selatan atau yang kita kenal sebagai kerajaan Yehuda. Bahwa
mesias yang lahir dari keturunan Isai ini akan penuh dengan
kuasa Roh Kudus sehingga menjadi Mesias yang berbudi dan
bijaksana, mengambil keputusan dengan benar dan selalu
melakukan kebenaran sebab salah satu kesukaannya adalah
takut akan Tuhan. Karena itu maka ia akan mengadili setiap
2
orang dengan adil dan benar. Orang miskin dan yang lemah
karena diperlakukan dengan semena-mena akan dibelanya.
Dan karena sang Mesias ini akan memerintah dengan adil dan
benar di dalam takut akan Tuhan maka akan terciptalah
sebuah tatanan kehidupan di bumi yang penuh dengan damai
dan sejahtera, tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi
seluruh ciptaan. Hal ini digambarkan secara gamblang
didalam perikop ini, yaitu bahwa “serigala akan tinggal
bersama domba dan macan tutul akan berbaring disamping
kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput
bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan makan rumput bersama-sama, dan
anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan
jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main
dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan
mengulur tangannya ke sarang ular beludak” (ay. 6-8).

Jemaat yang Tuhan kasihi … Jika kita menyimak ayat-ayat


tadi maka tergambar dengan jelas melalui bahasa puitis ini
bahwa binatang buas dan yang tidak buas bisa tinggal
bersama. Ular berbisa yang ditakuti manusia dan karena itu
selalu dihindari, tidak akan menjadi ancaman lagi. Anak-anak
akan bermain dengan aman tanpa diganggu oleh rasa takut.
Jadi penulis mau menggambarkan melalui symbol dan bahasa
puitis diatas, tenatng sebuah situasi dimana tidak ada lagi
yang namanya permusuhan. Jika diantara binatang buas dan
binatang yang tidak buas saja bisa tinggal bersama, maka
seperti itu pula yang akan dialami oleh umat manusia.
Manusia tidak akan lagi saling memusuhi dan saling menindas
karena semua telah diperintah oleh sang Mesias Tunas Isai
3
yang mendirikan kerajaan damai dengan menjadikan cinta
kasih sebagai aturan atau norma sentral yang mengikat
seluruh kehidupan manusia. Dengan demkian maka
pemerintahan raja Mesias yang dijanjikan ini akan membuat
dunia yang penuh kekacauan dan ketidakteraturan itu
kembali menjadi dunia yang damai, hormonis dan sejahtera.
Keadaan seperti ini yang akan mengundang seluruh bangsa
mencari kemuliaan Tuhan. (ay.9-10)

Jemaat yang diberkati … Sebagai umat Tuhan kita sungguh


bersyukur kepada Tuhan Allah bahwa melalui kelahiran Yesus
Sang Putera Natal yang diyakini oleh iman krsten sebagai Sang
Tunggul Isai, menghadirkan damai sejahtera dalam hidu
manusia. Sebab di dalam diriNya ada seluruh kualitas yang
memungkinkan terwujudnya kehidupan dunia yang damai.
Hal itu telah dinampakkan dalam pelayanan-Nya selama di
bumi ini. Tuhan Yesus menunjukkan kepada dunia tentang
bagaimana cinta kasih sejati yang sesungguhnya itu supaya
kita pun bisa meneladaninya. Pertanyaan bagi kita, jika Tuhan
Yesus adalah mesias yang membawa damai sejahtera,
mengapa begitu banyak manusia yang hidupnya tidak
sejahtera, miskin, lemah dan tak berdaya? Mengapa masih
terjadi berbagai tindak kekerasan, konflik, pertikaian, dsb di
dunia ini? Pertanyaan-pertanyaan reflektif ini merupakan
kegelisahan banyak umat manusia, termasuk juga kita. Yang
kita dambakan adalah hidup dalam damai karena damai
merupakan situasi dimana semua orang merasa aman dan
nyaman. Dalam situasi damai, kemanan setiap orang terjamin,
tetapi juga orang saling mempercayai, sehingga tidak ada
kecurigaan satu terhadap yang lain. Orang merasa aman dan
4
nyaman karena tidak terancam baik oleh orang lain maupun
oleh makhluk Tuhan yang lain di alam semesta. Kondisi ideal
inilah yang diharapkan dan dirayakan oleh semua kita. tetapi
ternyata hal itu masih jauh dari kenyataannya. Mengapa
demikian? Tentu jawabannya ialah karena masih banyak
diantara kita yang adalah orang “kristen” , belum benar-benar
memberi hidupnya dituntun oleh Tuhan Yesus, sang Mesias
yang sudah datang dan yang akan datang kembali itu. Banyak
orang Kristen yang mengaku beriman kepada Yesus tetapi
ternyata kehidupannya sendiri jauh dari apa yang
dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Akibatnya yang muncul adalah
perilaku dan perbuatan yang penuh dengan berbagai
kejahatan dan tipu muslihat, hatinya busuk kepada oranglain,
suka menindas, sombong, angkuh, iri hati, cemburu, dendam
dsbnya. Perilaku seperti ini sangat tidak memungkinkan
kehidupan yang damai, aman dan nyaman dapat tercipta.

Oleh karena itu jemaat yang terkasih, di minggu adventus


IV atau minggu adventus yang terakhir ini, Tuhan Yesus
datang lagi menyapa kita dengan firman-Nya ini, dengan
tujuan supaya kita semua bisa sadar dan kembali menjadi
anak-anak Tuhan yang mau memberi hidup diperintah oleh
Tuhan Yesus melalui tuntunan kuasa Roh Kudus-Nya.
Penyerahan hidup yang sungguh kepada Tuhan akan
membuat kita dapat mengalami suasana hati dan hidup yang
penuh damai sejahtera dan sukacita. Lalu kita pun mau
menghadirkan hal yang sama dalam kehidupan bersama
dengan orang lain. Pesan nabi Yesaya ini mengingatkan kita
semua untuk marilah kita membangun kehidupan pribadi dan
komunitas yang damai, tidak lagi bermusuhan satu dengan
5
yang lain, tidak lagi hidup membawa ancaman bagi orang lain
dan alam semesta. Karena itu jadilah pemimpin yang baik,
yang selalu memberikan rasa aman dan nyaman, yang tidak
memutarbalikan kebenaran dan keadilan, dan yang mau
berjuang atau berpihak kepada yang lemah. Sebagai umat atau
masyarakat, kita diingatkan untuk menjadi umat atau
masyarakat yang cinta damai dan hidup dalam keharmonisan
tanpa permusuhan. Berdamailah mulai dari dalam keluarga.
Dengan bersumber pada Yesus Sang Tunas Isai itulah, kita
yakin hati kita akan dipenuhi Roh-Nya sehingga kita mampu
mengembangkan diri dan keberadaan hidup kita menjadi
orang-orang baik, yang dibutuhkan dan dicari oleh banyak
orang. Ketika kemuliaan Tuhan menjadi tujuan hidup kita dan
eksistensi jemaat/gereja ini, maka keberadaan kita pun akan
selalu dibutuhkan dimana-mana. Jadi marilah jemaat Tuhan,
siapkanlah hati yang bersih dan sambutlah Tuhan Yesus
Pembawa Damai dalam hidup ini dengan memberi hidup kita
dituntun dan diperintah oleh-Nya. Tuhan Yesus Memberkati
kita semua.. Amin.

6
7
8
KHOTBAH ADVENTUS IV
MAZMUR 19 : 2 – 7

Saudara – saudara terkasih …….!


Kita sudah memasuki usbu Adventus ke – 4, yang oleh
Lembaga Pembinaan Jemaat diberi Tema : “Damai Sejahtera
dalam Masyarakat dan seluruh Ciptaan”
Hal ini menunjukkan bahwa, Damai Sejahtera bukan saja
menjadi kerinduan dan harapan manusia di masa penantian
ini, tapi juga menjadi kerinduan dan harapan seluruh Ciptaan
Tuhan termasuk Alam dan lingkungannya.
Saudara – saudara ……..!
 Bagaimana perasaan saudara – saudara ketika
memandang alam di sekitar kita, ketika menatap
langit, matahari, bulan dan bintang-bintang.
 Bagaimana rasanya ketika kita memandang gunung
yang hijau dan laut yang biru ?
Mungkin kita merasa biasa – biasa saja, bahkan sudah terbiasa
dengan pemandangan alam di sekitar kita. Mungkin juga ada

9
orang yang sama sekali tidak tersentuh ketika menyaksikan
pemandangan alam sekitar yang rusak dan kotor.
Mungkin kita tidak merasakan kepedihan alam ini yang telah
dirusakan oleh tangan – tangan manusia.
Mungkin kita tidak berpikir bahwa sesungguhnya kita sebagai
manusia sangat membutuhkan alam untuk hidup kita, udara
bersih-nya, air bersih-nya, dll. Sementara dipihak lain alam
dapat hidup tanpa manusia.

Mazmur 19 : 2 – 7 mengungkapkan suatu kesaksian yang


dinyanyikan oleh alam. Nyanyian alam ini berisi puji – pujian
akan kebesaran dan keagungan Allah Sang Pencipta. Mungkin
kita tidak menyadari akan nyanyian yang dikumandangkan
oleh alam : dengarlah tetesan air, bisikan angin, kicau
burung, deburan ombak, rintik hujan, bunyi Guntur dan
petir, semuanya seakan berbyanyi memuji keagungan Tuhan.
Disini, Pemazmur menggambarkan kebesaran dan keagungan
Allah lewat alam ciptaan-Nya.
Ayat 2 : “Langit menceriterakan kemuliaan Allah dan
Cakrawala memberitakan pekerjaan tangannya”,
sesungguhnya Pemazmur hendak mengajak manusia untuk
memulai pengakuan akan kebesaran dan keagungan Allah,
dengan jalan memandang kepada alam. Ia melihat betapa
Allah meninggalkan sangat banyak jejak dan bukti tentang
keberadaan-Nya melalui alam semesta itu (langit, cakrawala)
itu.
Keindahan, kemegahan dan keteraturan jagat raya
menyiratkan ada arsitek agung di baliknya. Buah karya Allah,

10
yaitu bumi dan segala isinya adalah salah satu cara Allah
untuk membisikkan keberadaan-Nya.
Keberadaan alam semesta tidak hanya layak menjadi alat
pembuktian namun sepantasnya menimbulkan pesona dan
hormat kepada Sang Pencipta.
Saudara – saudara …..!
Kalau alam (langit, cakrawala) saja bisa menceritakan
pekerjaan Tuhan yang mulia, betapa lebih lagi kita sebagai
manusia ciptaan-Nya yang paling mulia, yang dibuat seturut
gambar-Nya. Sudah selayaknya kita juga menjadi saksi bagi
kemuliaan-Nya dan pemberita pekerjaan tangan-Nya.
Seberapa besar kekaguman kita kepada-Nya dan seberapa
banyak cerita hidup kita, menjadikan banyak orang kagum
dan memuliakan-Nya.

Ketika kita menyaksikan keteraturan yang mengagumkan :


- ada siang – ada malam
- ada panas – ada hujan
- ada laut – ada darat
Tidak seorang-pun yang dapat merubah keteraturan yang
telah diciptakan oleh Tuhan, artinya tidak seorangpun yang
dapat merubah siang menjadi malam dan malam menjadi
siang, atau merubah panas menjadi hujan dan hujan menjadi
panas
Dengan kata lain keteraturan pergerakan benda – benda langit
itu menunjukan kesetiaan, kekuatan, kebesaran dan
keagungan Tuhan yang mengatur dan menata segala ciptaan-
Nya secara baik.
Dalam pergerakannya yang teratur dan tertata dengan
fungsinya masing – masing, benda – benda langit itu secara
tetap dan pasti berbicara tentang siapa Tuhan itu

11
Dan keteraturan fungsi benda – benda langit itu tidak boleh
dirusakkan oleh manusia. Merusak fungsi alam ini sama
dengan merusak kebesaran dan keagungan Allah.
Tanda – tanda kerusakan itu sangat nyata terlihat saat ini :
longsor, banjir, dll, yang terjadi karena hidup manusia yang
tidak teratur : hutan yang gundul, berkurangnya daerah
resapan air, pembuangan sampah yang tidak tertib, dsb-nya

Saudara – saudara………!
Kesaksian dan pengetahuan akan Tuhan disaksikan oleh alam
itu dalam keteraturannya. Ayat 3 : “Hari meneruskan berita itu
kepada hari dan malam menyampaikan pengetahuan itu
kepada malam”. Benda – benda langit itu adalah saksi Tuhan
yang menjadi saksi tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat.
Langit dan benda – benda langit itu adalah saksi Tuhan yang
menyaksikan kuasa Tuhan kepada manusia sepanjang sejarah
dunia.
Kesaksian benda – benda langit itu dilakukan tanpa kata dan
tanpa suara. Kesaksian itu diperankan oleh benda – benda
langit melalui pelaksanaaan tugas dan fungsinya secara terus
menerus dan tidak pernah berhenti.
Kalau alam dapat menyaksikan kemuliaan Tuhan sepanjang
hidupnya, bagaimana dengan kita ??
Perayaan usbu Adventus ini, sepatutnya mengajak kita untuk
menjadikan seluruh hidup kita sebagai kesaksian bagi
kemuliaan Nama Tuhan, baik pikiran kita, tutur kata kita,
maupun perilaku kita.
Menjadi saksi kemuliaan Tuhan hendaklah terungkap dalam
cara hidup kita secara terus menerus, selama kita hidup di
dunia ini, baik ketika kita susah atau senang, sakit atau sehat,
untung atau rugi, dsb-nya

Hal menarik lain diungkapkan di ayat 4 - 5 : “Tidak ada berita


dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar tetapi gema
12
mereka terpancar ke seluruh bumi…….”. Kesaksian alam ini
dikerjakan tanpa berita, tanpa kata dan tanpa suara tetapi
yang menarik adalah bahwa gema mereka terpancar ke
seluruh bumi. Ternyata kesaksian itu dinyatakan lewat fungsi
dan peran yang dikerjakan oleh alam (benda – benda langit)
yang hasilnya dirasakan oleh manusia dan seluruh ciptaan
lain.
Rupanya kesaksian itu dialamatkan kepada mata dan hati
manusia. Mata dan hati menjadi sasaran kesaksian dari alam
itu.

Alam ini memberi inspirasi kepada kita, bagaimana caranya


kita memuliakan Allah.
 Allah tidak meminta kita memuliakan-Nya dengan
bunyi-bunyian bergemuruh (seperti basoka)
 Allah juga tidak meminta kita untuk memuliakan-Nya
dengan kata – kata pujian
 Tetapi Allah menghendaki kita untuk memuliakan-Nya
lewat fungsi dan peran kita yang dikerjakan dengan
sungguh-sungguh, agar hasilnya dapat dinikmati oleh
semua orang.

Saudara – saudara ….!


Kesaksian alam yang memuji kebesaran dan keagungan Tuhan
Allah itu dilakukan dengan sukacita, dikatakan dalam ayat 6 –
7 : “…..matahari bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari
kamarnya dengan girang ….”.
Hal ini menunjukan bahwa matahari melaksanakan fungsinya
dengan sukacita, menyinari bumi dari pagi sampai malam,
dari Timur ke Barat, matahari selalu setia memberi sinar-nya.
Kalau sekarang kita sering merasakan perubahan cuaca yang
ekstrim, dan cahaya matahari yang semakin panas, mungkin
perlu untuk direnungkan di usbu Adventus ke – 4 ini.

13
 Bagaimana kita menjaga keteraturan fungsi alam ini,
bagaimana kita menghargai karya Allah yang ajaib,
yang telah menyediakan alam ini dengan baik untuk
kita huni.

Saudara – saudara ………..!


Di Perayaan Adventus ke – 4 ini, ada beberapa hal yang patut
kita renungkan :
1. Adventus mengajak kita untuk menengok ke belakang,
merenung karya Penciptaan Tuhan Allah, yang
meciptakan langit, bumi dan seluruh isinya dengan
keteraturan yang ajaib.
Seorang Astronom Amerika Serikat, Hugh Roos dalam
Buku-nya “Prinsip Antropi” mengatakan bahwa :
“Setiap detil yang terdapat di alam semesta ini, telah
dirancang sedemikian rupa dengan ketepatan yang
sempurna oleh Tuhan, yang memungkinkan manusia
dapat hidup di Bumi ini”
Oleh sebab itu kita patut bersyukur dan memuji Tuhan
Allah sang Pencipta dan menjadikan hidup kita sebagai
bukti kesaksian dan pujian kita bgi kemuliaan Allah
2. Di tengah realita kesukaran, penderitaan, kerusakan
alam, musibah, bencana yang dialami oleh manusia
yang menghuni bumi ini, Adventus mengajak kita
untuk menyadari segala kesalahan kita yang tidak
menghargai dan menjaga alam ciptaan Tuhan, tetapi
serentak dengan itu juga harus berkomitmen,
bagaimana seharusnya kita hidup saat ini, apa yang
harus kita lakukan kini dan disini, agar Damai
Sejahtera itu dapat dinikmati secara bersama-sama.
3. Adventus juga mengajak kita untuk tetap menatap ke
depan :
- Walaupun saat ini ada diantara kita yang masih
bergumul dengan berbagai persoalan berat, tetapi
14
tataplah ke depan dengan penuh harapan bahwa
Tuhan pasti datang memberi pertolongan
- Hidup didalam masa penantian memang tidak
mudah, tetapi menantilah dengan Iman dan
Pengharapan bahwa Tuhan pasti datang untuk
memulihkan dan membaharui seluruh ciptaan-Nya
Amin.

15

Anda mungkin juga menyukai