Ulangan 8:1-20 TEMA “Ingatlah Kasih Tuhan Allah dan Hati-Hatilah Memasuki Tahun Yang Baru”
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan,
Terpujilah nama Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang sudah menuntun kita semua sampai di penghujung tahun 2023 ini. Banyak kenangan dan pengalaman hidup yang telah kita alami dan rasakan. Apakah pengalaman itu saat mengalami kesuksesan ataupun kegagalan, apakah itu sehat atau sakit. Namun kasih Tuhan tetap menyertai kita semua. Kita terus diingatkan tentang kasih Tuhan dalam kehidupan kita dan jangan kita melupakan kebaikan Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Hidup manusia terus berjalan secara horizontal. Pengalaman masa lalu adalah sejarah. Masa depan adalah harapan bersama Tuhan. Kita akan memasuki tahun baru 2024 dan kita akan meninggalkan tahun 2023 dan kehidupan akan terus berjalan maju memasuki era yang penuh harapan sekaligus tantangan. Karena itu tema khotbah minggu ini adalah “Ingatlah Kasih Tuhan Allah dan Hati-Hatilah Memasuki Tahun Yang Baru”.
Saudara-saudara yang diberkati oleh Tuhan,
Mengapa Kitab ulangan ditulis kembali dan diingatkan oleh Musa kepada umat Israel. Karena mereka sering lupa akan kebaikan Tuhan, sehingga Musa menyampaikan kembali tentang Hukum Taurat dan turunannya yaitu Ketetapan dan Peraturan menjadi dasar, pedoman hidup dan tuntunan bagi bangsa Israel agar boleh berhasil mencapai tujuan memasuki kehidupan baru di tanah yang dijanjikan. Segenap perintah haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Kata hidup memiliki arti untuk hidup, mempertahankan hidup, hidup sejahtera, hidup selamanya, dipulihkan ke kehidupan atau kesehatan. Kata bertambah banyak memiliki arti menjadi hebat, bertambah banyak. Musa mengingatkan pengalaman bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun dijaga, dipelihara, dituntun oleh Tuhan Allah sampai pada saat ini, ketika perintah ini disampaikan. Pengalaman itu harus diingat oleh bangsa Israel agar tidak mengulangi kesalahan dan menanggung akibat yang sama. Tujuan Tuhan Allah memeperpanjang perjalanan di padang Gurun selama empat puluh tahun agar bangsa Israel menjadi rendah hati, tunduk dan menyembah hanya kepada-Nya. Tujuannya adalah agar bangsa Israel mengetahui apa yang ada dalam hati mereka! Mengetahui apakah mereka berpegang pada perintah-Nya atau tidak! Tuhan Allah membiarkan bangsa Israel lapar agar Ia dapat menunjukkan kuasa-Nya dengan memberi manna. Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. Dan pada siang hari bangsa Israel dituntun oleh tiang awan dan tiang api di malam hari. Tiang awan berfungsi menghalau teriknya matahari di padang gurun. Tiang api memberi penerangan di tengah gelapnya malam dan menghangatkan di tengah mencekamnya dingin malam di padang gurun. Luar biasa penjagaan, pemeliharaan dan tuntunan Tuhan Allah hingga bangsa Israel boleh memasuki pintu gerbang hidup berkelimpahan dan makmur di tanah yang dijanjikan! Musa mengingatkan pengalaman itu agar mereka sadar dan insaf. Ayat 1-4. Kendati bangsa Israel sering tidak setia dan memberontak kepada Tuhan Allah, namun kasih setia-Nya seperti orang tua yang menyayangi dan mengajari anaknya. Terkadang lembut dan penuh belayan kasih sayang, tetapi terkadang juga dengan hajaran cemeti untuk mebentuk pribadi yang berkarakter baik. Agar anak-anak-Nya “hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia. Belajar dari pengalaman adalah guru yang terbaik. Musa mengingatkan pengalaman jatuh dan bangun berjalan bersama Tuhan Allah dari Mesir hingga boleh memasuki tanah Kanaan. Bangsa Israel akan hidup berkelimpahan kebutuhan jasmani di tanah Kanaan jika hidup takut akan Tuhan Allah dan taat berpegang, mengikuti serta melakukan firman-Nya. Juga diingatkan bahwa kemakmuran yang mereka nikmati adalah pemberian Tuhan Allah, “maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.” Ayat 5 – 10. “Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;” Hati-hatilah berarti berpegang, memelihara, dengan setia, menjaga, mengikuti, melindungi. Peringatan Musa agar berhati-hati, tetap menjaga, mengindahkan, mengikuti dan berpegang dengan setia pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya. Karena pengalaman Musa bersama sesama genarasinya, ketika dalam keadaan menderita atau dalam keadaan berkekurangan mereka sering marah, bersungut-sungut, saling menyalahkan dan menghujat bahkan menyalahkan Tuhan Allah sebagai penyebabnya. Dan ketika kenyang dan senang mereka mereka lupa diri dan melupakan Tuhan Allah dengan membuat anak lembu tuangan dari emas dan menyembahnya. Mereka “mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan”, di depan lembu tuangan emas itu, “sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” (Kel.32:6). Ayat 11 – 13. . Musa mengingatkan bahwa mereka akan menikmati kelimpahan berkat kebutuhan jasmani. Namun mereka tidak akan menikmatinya dan hidup berbahagia jika menjadi tinggi hati dan melupakan Tuhan Allah. Kelimpahan kebutuhan jasmani tanpa kelimpahan hidup rohani maka hidup akan terasa gersang dan hampa. Kasih Tuhan Allah kepada bangsa Israel dalam bentuk berkat dan hukuman tujuannya agar bangsa Israel hidup baik dan bahagia. Pengalaman kasih-Nya selama di pandang gurun harus diingat agar bangsa Israel berhati-hati; berpegang dengan setia, menjaga diri, mengindahkan untuk mengikuti firman-Nya. “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.” Ayat 14 – 20
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan Yesus
Kita diingatkan untuk tidak melupkan melupakan Tuhan Allah sebagai sumber berkat dan keselamatan. Walapun manusia sering lupa karena otak harus mengelola banyak informasi setiap hari dan tidak semua informasi dapat disimpan dalam ingatan jangka panjang. Beberapa penyebab manusia lupa atau tidak ingat adalah gangguan perhatian, stres, kurang tidur, atau kurangnya pengulangan informasi yang penting dan faktor penuaan. Ingatan manusia juga cenderung selektif, mengingat informasi yang dianggap penting atau bermakna sementara melupakan yang tidak penting. Keadaan lain yang membuat manusia sering lupa diri adalah penderitaan yang berat dan kesenangan yang berlebihan. Oleh karena itu Yesus Kristus berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7) Artinya segenap orang percaya harus setiap hari membaca firman-Nya, agar tidak lupa dan melakukannya dengan setia firman-Nya. Memasuki tahun baru 2024 firman Tuhan mengingatkan bahwa kelimpahan berkat jasmani dan rohani akan dinikmati jika kita selalu mengingat kasih dan kebaikan Tuhan Allah yang telah menjaga, memelihara dan memberkati kita sepanjang tahun 2023. Juga memperingatkan kita untuk tidak lupa dan selalu setia menjadikan firman- Nya sebagai pedoman hidup dan ukuran iman yang benar. Dan berhati- hatilah dan berjaga-jagalah karena di samping berkat dijanjikan Tuhan Allah kepada kita di tahun 2024 akan tetapi tantangan, cobaan, godaan akan selalu ada selama kita masih hidup dalam daging di dunia ini. Karena itu berjalanlah bersama Tuhan Yesus dalam menjalani kehidupan di tahun rahmat Tuhan, tahun 2024. Amin.