Anda di halaman 1dari 4

KHOTBAH 31 DESEMBER-6 JANUARI 2024

Ulangan 8:1-20
TEMA
“Ingatlah Kasih Tuhan Allah dan Hati-Hatilah
Memasuki Tahun Yang Baru”

Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan,


Terpujilah nama Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang sudah
menuntun kita semua sampai di penghujung tahun 2023 ini. Banyak
kenangan dan pengalaman hidup yang telah kita alami dan rasakan.
Apakah pengalaman itu saat mengalami kesuksesan ataupun kegagalan,
apakah itu sehat atau sakit. Namun kasih Tuhan tetap menyertai kita
semua. Kita terus diingatkan tentang kasih Tuhan dalam kehidupan kita
dan jangan kita melupakan kebaikan Tuhan dalam segala aspek
kehidupan. Hidup manusia terus berjalan secara horizontal. Pengalaman
masa lalu adalah sejarah. Masa depan adalah harapan bersama Tuhan.
Kita akan memasuki tahun baru 2024 dan kita akan meninggalkan tahun
2023 dan kehidupan akan terus berjalan maju memasuki era yang penuh
harapan sekaligus tantangan. Karena itu tema khotbah minggu ini adalah
“Ingatlah Kasih Tuhan Allah dan Hati-Hatilah Memasuki Tahun Yang
Baru”.

Saudara-saudara yang diberkati oleh Tuhan,


Mengapa Kitab ulangan ditulis kembali dan diingatkan oleh Musa
kepada umat Israel. Karena mereka sering lupa akan kebaikan Tuhan,
sehingga Musa menyampaikan kembali tentang Hukum Taurat dan
turunannya yaitu Ketetapan dan Peraturan menjadi dasar, pedoman hidup
dan tuntunan bagi bangsa Israel agar boleh berhasil mencapai tujuan
memasuki kehidupan baru di tanah yang dijanjikan. Segenap perintah
haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah
banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan
TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Kata hidup memiliki
arti untuk hidup, mempertahankan hidup, hidup sejahtera, hidup
selamanya, dipulihkan ke kehidupan atau kesehatan. Kata bertambah
banyak memiliki arti menjadi hebat, bertambah banyak. Musa
mengingatkan pengalaman bangsa Israel dalam perjalanan di padang
gurun dijaga, dipelihara, dituntun oleh Tuhan Allah sampai pada saat ini,
ketika perintah ini disampaikan. Pengalaman itu harus diingat oleh bangsa
Israel agar tidak mengulangi kesalahan dan menanggung akibat yang
sama. Tujuan Tuhan Allah memeperpanjang perjalanan di padang Gurun
selama empat puluh tahun agar bangsa Israel menjadi rendah hati, tunduk
dan menyembah hanya kepada-Nya. Tujuannya adalah agar bangsa Israel
mengetahui apa yang ada dalam hati mereka! Mengetahui apakah mereka
berpegang pada perintah-Nya atau tidak! Tuhan Allah membiarkan bangsa
Israel lapar agar Ia dapat menunjukkan kuasa-Nya dengan memberi
manna. Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu
tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. Dan pada siang
hari bangsa Israel dituntun oleh tiang awan dan tiang api di malam hari.
Tiang awan berfungsi menghalau teriknya matahari di padang gurun. Tiang
api memberi penerangan di tengah gelapnya malam dan menghangatkan
di tengah mencekamnya dingin malam di padang gurun. Luar biasa
penjagaan, pemeliharaan dan tuntunan Tuhan Allah hingga bangsa Israel
boleh memasuki pintu gerbang hidup berkelimpahan dan makmur di tanah
yang dijanjikan! Musa mengingatkan pengalaman itu agar mereka sadar
dan insaf. Ayat 1-4.
Kendati bangsa Israel sering tidak setia dan memberontak kepada
Tuhan Allah, namun kasih setia-Nya seperti orang tua yang menyayangi
dan mengajari anaknya. Terkadang lembut dan penuh belayan kasih
sayang, tetapi terkadang juga dengan hajaran cemeti untuk mebentuk
pribadi yang berkarakter baik. Agar anak-anak-Nya “hidup menurut jalan
yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia. Belajar dari pengalaman
adalah guru yang terbaik. Musa mengingatkan pengalaman jatuh dan
bangun berjalan bersama Tuhan Allah dari Mesir hingga boleh memasuki
tanah Kanaan. Bangsa Israel akan hidup berkelimpahan kebutuhan
jasmani di tanah Kanaan jika hidup takut akan Tuhan Allah dan taat
berpegang, mengikuti serta melakukan firman-Nya. Juga diingatkan bahwa
kemakmuran yang mereka nikmati adalah pemberian Tuhan Allah, “maka
engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang
diberikan-Nya kepadamu itu.” Ayat 5 – 10.
“Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu,
dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya,
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;” Hati-hatilah berarti
berpegang, memelihara, dengan setia, menjaga, mengikuti, melindungi.
Peringatan Musa agar berhati-hati, tetap menjaga, mengindahkan,
mengikuti dan berpegang dengan setia pada perintah, peraturan dan
ketetapan-Nya. Karena pengalaman Musa bersama sesama genarasinya,
ketika dalam keadaan menderita atau dalam keadaan berkekurangan
mereka sering marah, bersungut-sungut, saling menyalahkan dan
menghujat bahkan menyalahkan Tuhan Allah sebagai penyebabnya. Dan
ketika kenyang dan senang mereka mereka lupa diri dan melupakan Tuhan
Allah dengan membuat anak lembu tuangan dari emas dan
menyembahnya. Mereka “mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan”, di depan lembu tuangan emas itu, “sesudah itu duduklah
bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan
bersukaria.” (Kel.32:6). Ayat 11 – 13.
. Musa mengingatkan bahwa mereka akan menikmati kelimpahan
berkat kebutuhan jasmani. Namun mereka tidak akan menikmatinya dan
hidup berbahagia jika menjadi tinggi hati dan melupakan Tuhan Allah.
Kelimpahan kebutuhan jasmani tanpa kelimpahan hidup rohani maka hidup
akan terasa gersang dan hampa. Kasih Tuhan Allah kepada bangsa Israel
dalam bentuk berkat dan hukuman tujuannya agar bangsa Israel hidup baik
dan bahagia. Pengalaman kasih-Nya selama di pandang gurun harus
diingat agar bangsa Israel berhati-hati; berpegang dengan setia, menjaga
diri, mengindahkan untuk mengikuti firman-Nya. “Maka janganlah
kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang
membuat aku memperoleh kekayaan ini.” Ayat 14 – 20

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan Yesus


Kita diingatkan untuk tidak melupkan melupakan Tuhan Allah
sebagai sumber berkat dan keselamatan. Walapun manusia sering lupa
karena otak harus mengelola banyak informasi setiap hari dan tidak semua
informasi dapat disimpan dalam ingatan jangka panjang. Beberapa
penyebab manusia lupa atau tidak ingat adalah gangguan perhatian, stres,
kurang tidur, atau kurangnya pengulangan informasi yang penting dan
faktor penuaan. Ingatan manusia juga cenderung selektif, mengingat
informasi yang dianggap penting atau bermakna sementara melupakan
yang tidak penting. Keadaan lain yang membuat manusia sering lupa diri
adalah penderitaan yang berat dan kesenangan yang berlebihan. Oleh
karena itu Yesus Kristus berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7) Artinya segenap orang
percaya harus setiap hari membaca firman-Nya, agar tidak lupa dan
melakukannya dengan setia firman-Nya.
Memasuki tahun baru 2024 firman Tuhan mengingatkan bahwa
kelimpahan berkat jasmani dan rohani akan dinikmati jika kita selalu
mengingat kasih dan kebaikan Tuhan Allah yang telah menjaga,
memelihara dan memberkati kita sepanjang tahun 2023. Juga
memperingatkan kita untuk tidak lupa dan selalu setia menjadikan firman-
Nya sebagai pedoman hidup dan ukuran iman yang benar. Dan berhati-
hatilah dan berjaga-jagalah karena di samping berkat dijanjikan Tuhan
Allah kepada kita di tahun 2024 akan tetapi tantangan, cobaan, godaan
akan selalu ada selama kita masih hidup dalam daging di dunia ini. Karena
itu berjalanlah bersama Tuhan Yesus dalam menjalani kehidupan di tahun
rahmat Tuhan, tahun 2024. Amin.

Anda mungkin juga menyukai