Anda di halaman 1dari 47

Nama:

Gereja:

Alamat:
MENGIKUT YESUS
Buku Guru Madya Triwulan 3, tahun 2022
ISBN: 9786235258270

Penulis: : Niniek Suryatiningsih


Editor : Trisanti Karolina Napitu
Cover : Chriscooter
Layout : Chriscooter
Ilustrator : Chriscooter

Pengarah Tim Pengembang Kurikulum:


Pdt. Drs. Yosia Wartono, Th.D.
Dr. Edi Krisharyanto. S.H., M.Hum.
Ir. John H.L. Serworwora, Ph.D.

Tim Pengembang Kurikulum:


Ketua : Pdt. Raymond Danny Wahyudi, M.Th.
Sekretaris : Pdm. Candra Agung Pambudi, S.Th., M.Pd.K.
Anggota : Pdt. Royo Haryono, S.S., M.I.Kom., M.Th.
Dr. Sari Saptorini
Pdt. Dr. Dwi Ariefin
Elisa Dwi Prasetya, M.Th.

Kritik dan Saran: smbaptis.llb@gmail.com


@smbaptis.llb

Penerbit:
Lembaga Literatur Baptis
Jl. Tamansari 16, Bandung 40116
Tlp. (022) 4203484; Fax (022) 4239734
Email: penerbitbaptis@gmail.com
Anggota IKAPI
prakata
Puji Tuhan, kita tiba pada triwulan ketiga pada tahun 2022. Kiranya kekuatan yang
dari Tuhan terus mengiringi langkah kita sepanjang triwulan ini.
Beberapa hari lalu, tepatnya 17 Mei 2022, Presiden Joko Widodo menyampaikan
keputusan pemerintah yang berkaitan dengan penanganan pandemi:
"Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di tempat terbuka yang
tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak memakai masker. Namun untuk
kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus menggunakan
masker,” sebut Jokowi dalam keterangannya. (https://www.metrotvnews.com)
Kita patut bersyukur karena vaksinasi yang dilakukan bagi seluruh masyarakat
Indonesia, telah banyak membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Di sisi lain,
gereja-gereja pun sudah mulai melakukan ibadah dan berbagai kegiatan lainnya
secara onsite. Meskipun ada perubahan yang lebih baik, kiranya kita harus tetap
waspada dan menerapkan pola hidup sehat, serta melakukan protokol kesehatan
dengan disiplin. Ya, mari kita terus dukung dalam doa, kiranya pandemi ini benar-
benar usai, sehingga semua kegiatan dalam Sekolah Minggu pun dapat maksimal
dilakukan.
Pada triwulan 3 ini, kita masih melanjutkan tema pada tahun 2022, yaitu
“Berkualifikasi sebagai Murid Kristus”, dengan tujuan: Mempersiapkan peserta
Sekolah Minggu agar berpengetahuan dan menjunjung tinggi ajaran Alkitab
tentang kualifikasi murid Kristus yang sehat, misioner dan relevan. Sementara tema
khusus setiap triwulan seperti di bawah ini:

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

Murid Kristus Murid Kristus Murid Kristus Murid Kristus


Menyangkal Dirinya Memikul Salibnya Mengikut-Nya Melayani Seperti Dia

Tema tiap triwulan pada semua kelas adalah sama, hanya untuk kelas Asuhan,
Indria, Pratama dan Madya dibahasakan dengan judul berbeda. Pada triwulan 3, judul
untuk keempat kelas ini adalah “Mengikut Yesus”. Anda akan belajar dan mengajar
tema ini dalam tiga belas pelajaran yang membawa kita pada pemahaman yang
benar dalam mengikut Yesus (Yohanes 12:26). Beberapa judul yang akan dipelajari di
antaranya: Mengikut Tuhan Keputusanku, Berbuah dalam Kristus, Melayani dengan
Kerendahan Hati, dst. Mari bersama menikmati rangkaian pelajaran demi pelajaran
selama bulan Juli, Agustus, dan September ini.
Akhirnya, selamat mempersiapkan diri dalam mengajar. Pakailah Buku Guru dan
Buku Murid dengan baik, tanpa melupakan Alkitab, peralatan yang digunakan, dan
referensi lain jika ada. Bekerjasamalah dengan orang tua dan para murid dalam
mempersiapkan pertemuan demi pertemuan di kelas yang menyenangkan. Dan di
atas semuanya, kiranya Roh Tuhan menolong dan membuat semuanya berhasil.
Berkat dan kasih dari Allah Tritunggal menyertai dan melindungi kita semua.
Imanuel.

Redaktur
ISI BUKU
PRAKATA

1. Mengikut Tuhan Keputusanku 1

2. Berbuah dalam Kristus 5

3. Melayani dengan Kerendahan Hati 9

4. Firman Tuhan Kesukaanku 12

5. Menjala Jiwa bagi Kristus 15

6. Saksi yang Setia 18

7. Menanggapi Panggilan Surgawi 21

8. Demi Keselamatan Orang Lain 24

9. Pengampunan bagi yang Bertobat 27

10. Mempertimbangkan Risiko 30

11. Pengorbanan dalam Kepemimpinan 34

12. Berpegang Teguh pada Ajaran yang Benar 37

13. Jalan Hidup Bahagia 40


PERSIAPAN UMUM SEBELUM MENGAJAR
l Selalu tekun mendoakan setiap murid supaya setia dan
bertumbuh imannya kepada Tuhan Yesus.
l Pelajari Bahan Alkitab beserta semua petunjuknya mulai
awal minggu sehingga guru dapat mempersiapkan dengan
lebih baik dalam mengajar.
l Latihlah lagu yang akan dinyanyikan, sebelum guru
mengajarkan kepada murid-murid.
l Datang lebih awal untuk menyambut murid Anda.
l Awali kelas dengan doa bersama, juga mendoakan
pergumulan-pergumulan yang sedang dialami oleh murid-
murid (karena itu sebelum berdoa, selalu menanyakan kabar
dan keadaan mereka, supaya murid-murid mau
menceritakan dengan terbuka, lalu didoakan bersama-
sama).
l Lakukan kunjungan bersama rekan guru lain atau bersama
murid, supaya mereka datang dengan senang hati ke
Sekolah Minggu. Khususnya mengunjungi murid yang tidak
hadir dalam minggu itu, supaya hadir kembali dalam
pertemuan berikutnya.
MENGIKUT TUHAN KEPUTUSANKU

1
Rut 1:1-22
Ayat Hafalan :
Lalu Yesus memanggil orang banyak
dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Markus 8:34

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang kesetiaan mengikut Kristus.

Kompetensi Belajar:

Murid memahami hal kesetiaan mengikut Kristus.

Indikator Belajar:

1. Murid membandingkan kesetiaan Rut untuk mengikuti Naomi mertuanya dan kesetiaan dirinya
untuk mengikut Kristus.
2. Murid menjabarkan perbuatan yang menunjukkan kesetiaan mengikut Kristus.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Jika ada, siapkan Peta Perjanjian Lama dengan ukuran besar supaya dapat dilihat dengan jelas
oleh semua murid (kalau di halaman belakang Alkitab, peta ini berjudul “Kerajaan Israel dan
Yehuda”).
2. Siapkan lagu “Mengikut Yesus Keputusanku” dari NP No. 143.
3. Siapkan kesaksian pendek, perjalanan iman guru sampai akhirnya memutuskan mengikut Yesus.
4. Berikan pengumuman kepada semua murid, supaya menyiapkan foto keluarga mereka masing-
masing, sebelum hari Minggu dan simpan di ponsel jika ada. Jika tidak ada, dapat membawa foto
yang sudah dicetak. Ini akan digunakan/ditunjukkan saat kegiatan pendahuluan.

1
5. Pilihlah tiga orang murid yang akan berperan sebagai Rut, Naomi dan Orpa, untuk memperagakan
kisah dari Rut 1:8-18 (ingatkan paling tidak seminggu sebelumnya supaya murid dapat
mempersiapkan diri dengan lebih baik). Jika guru ingin dilakukan spontan silakan, jika guru menilai
bahwa murid-murid mampu melakukannya.

Penjelasan Nas:

Latar Belakang Kitab


Kitab ini disebut Rut bukan karena ia adalah penulisnya, melainkan karena ia adalah tokoh
utamanya. Kitab Rut disusun setelah Kitab Hakim-Hakim, di mana peristiwa-peristiwa yang terkait di
dalamnya terjadi pada masa hakim-hakim; dan sebelum Kitab Samuel karena pada akhir Kitab Rut
diperkenalkan Daud. Rut sendiri juga tertulis dalam silsilah Yesus Kristus, Sang Mesias, keturunan
Daud. Pertobatan Rut bisa dianggap sebagai bayang-bayang atau lambang pertobatan bangsa-
bangsa non-Yahudi.

Garis Besar Pasal 1


1. Bencana kelaparan di Israel memaksa Elimelekh dan istrinya, Naomi beserta kedua putranya
pindah ke tanah Moab (1:1, 2).
2. Elimelekh dan dua anak Naomi mati di tanah Moab, menjadikan Naomi sebagai janda dan ibu
yang berduka (1:3-5).
3. Naomi memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya di Israel dan menyuruh kedua
menantunya, yakni Orpa dan Rut, untuk kembali ke rumah orang tua mereka masing-masing
(1:6-13).
4. Orpa meninggalkan mereka dengan sedih (1:14).
5. Rut memutuskan untuk tetap mengikuti Naomi pulang ke Israel (1:15-18).
6. Naomi dan Rut, dua orang janda miskin tiba di Betlehem dan mendapat dukungan dari kerabat
dan kawan-kawannya (1:19-22).

Segala sesuatu begitu menyedihkan dalam kehidupan Naomi, akan tetapi semuanya pasti
mendatangkan kebaikan.

Penjelasan Rut 1:16

Apa yang dilakukan oleh Rut, ketika ia memutuskan untuk tetap mengikut Naomi, menjadi sebuah
pola pertobatan dan komitmen untuk mengikut Tuhan Yesus. Beberapa poin penting penekanan ayat
ini adalah: (1) Kita harus menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan kita. (2) Dengan kita menjadikan
Yesus Kristus sebagai Tuhan kita, maka kita menjadi bagian dari umat-Nya dan kita harus mengasihi
sesama umat Tuhan bagaimana pun kondisi mereka. (3) Kita, bersama-sama umat Tuhan Yesus
harus tunduk pada kuk yang sama, memikulnya dengan setia, memikul salib yang sama dengan
sukacita, dan pergi ke mana Tuhan Yesus mengutus kita sekalipun harus melewati penderitaan; (4)
Kita harus bertekun dalam ketaatan kita kepada Kristus. Rut melekat kepada Naomi, di mana hanya
kematian yang dapat memisahkan mereka. Tetapi kita harus meyakini bahwa kematian tidak akan
dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. (5) Kita harus melekatkan jiwa kita kepada Tuhan Yesus,
mengikuti dan berserah penuh kepada-Nya.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Pujian: Ajak murid menyanyikan lagu “Mengikut Yesus Keputusanku.”
l Tunjukkan foto keluarga Anda. Minta murid juga menunjukkan foto keluarga masing-masing.
Lalu bicarakan bersama tentang perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap keluarga.
Dengan menunjukkan dan menyebutkan nama keluarga mereka, minta murid menceritakan

2
perbedaan-perbedaan yang ada dalam keluarga mereka. Misalnya hobi, makanan, karakter
atau sifat dari anggota-anggota keluarga, dll.

Setelah murid-murid menceritakan berbagai perbedaan, tanyakan apakah perbedaan itu


membuat mereka bertengkar atau semakin saling mengasihi sebagai keluarga?

l Katakan: “Kita akan belajar tentang sebuah keluarga yang dari latar belakang yang berbeda,
tetapi mereka saling mengasihi dan tidak mau terpisahkan. Siapakah mereka?”

b. Pelajaran
l Ajak para murid membaca bersama-sama Rut 1:1-3. Lalu tunjukkan peta. Minta murid-murid
menemukan letak Betlehem-Yehuda dan Moab. Setelah menemukan, minta murid
menjelaskan mengapa keluarga ini pindah ke Moab. Sebutkan siapa saja nama anggota
keluarga yang pindah ke Moab. Minta murid menuliskannya di papan tulis.
l Minta seorang murid membaca Rut 1:4-5. Lalu minta murid lain menceritakan, apa yang
keluarga ini alami selama berada di Moab? (Suami dan kedua anaknya meninggal dunia).
l Lanjutkan membaca bersama dari Rut 1:6-7. Minta murid menemukan keputusan apa yang
diambil oleh Naomi setelah suami dan anak-anaknya meninggal dunia? (Naomi memutuskan
untuk kembali ke Betlehem, karena TUHAN sudah memberikan makanan kepada umat-Nya di
Betlehem).
l Katakan, “Kita akan melihat apa yang terjadi setelah Naomi memutuskan kembali ke Betlehem.
”Undang tiga orang yang berperan sebagai Naomi, Rut dan Orpa. Minta mereka
memperagakan seperti yang terdapat pada Rut 1:8-18. Jika sudah selesai, berikan pujian bagi
para murid yang sudah melakukan peran masing-masing.
l Tanyakan, “Siapakah yang memutuskan untuk ikut Naomi ke Betlehem?” (Rut)
l Pernyataan penting apa yang diucapkan Rut ketika memutuskan ikut Naomi? (Rut 1:16,
…sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di
situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; 1:17 di mana
engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.)
l Ajukan pertanyaan, “Kira-kira apa yang menyebabkan Rut membuat keputusan untuk
mengikuti Naomi ke Betlehem?” (Rut sudah mengenal Allah Israel dari kehidupan Naomi,
sehingga Rut pun percaya kepada Allahnya Naomi; atau Rut juga sudah percaya kepada Allah
sehingga hidupnya penuh dengan kasih dan tidak membiarkan Naomi hidup sendirian lagi)
l Lanjutkan pembahasan di Buku Murid.
Ø Minta murid-murid menggarisbawahi bagian pernyataan yang diucapkan Rut sehingga
memutuskan untuk mengikuti Naomi ke Betlehem, di bagian lembar cerita.
Ø Isi bagian perbuatan yang dilakukan Rut, yang menunjukkan kesetiaannya kepada Naomi.
(Misal, Rut tetap ikut Naomi, walaupun iparnya Orpa tidak ikut; Rut tetap mau meninggalkan
Moab dan pergi ke Betlehem yang bukan tempat asalnya; Rut tetap mau hidup bersama
Naomi walaupun suaminya sudah meninggal; Rut mau menyembah Allahnya Naomi).
Ø Hal yang paling penting dalam diri Rut (Rut mau percaya dan menyembah Allah meski ia
dari bangsa Moab dan mau menjadi bagian umat Allah).
Ø Perbuatan yang menunjukkan kesetiaan kepada Kristus (misal, selalu setia pergi
beribadah, meski yang lain mengabaikan; Tetap menyediakan waktu untuk membaca
Firman Tuhan, walaupun banyak tugas sekolah; Setia berdoa, walaupun permohonan
sudah dikabulkan Tuhan, dll.)

c. Kesimpulan
l Sampaikan kebenaran yang dapat diingat oleh para murid dari pelajaran hari ini. Rut adalah

3
contoh bagaimana menjadi orang yang setia mengikut Tuhan sebagaimana Rut setia mengikut
Naomi mertuanya; Ia juga menjadi teladan sebagai orang asing yang mau percaya kepada
Allah dan menjadi bagian dari umat Allah; serta keputusan Rut dalam mengikut Allahnya
Naomi, adalah keputusannya sendiri.
l Beri tantangan kepada semua murid, apakah keputusan mereka dalam mengikut Tuhan,
keputusan sendiri atau dipaksa oleh keluarga?
l Ajak para murid menyanyikan bersama lagu ” Mengikut Yesus Keputusanku.”

Mengikut Yesus keputusanku


Mengikut Yesus keputusanku
Mengikut Yesus keputusanku
Ku tak ingkar, Ku tak ingkar

Tetap kuikut, walau sendiri


Tetap kuikut, walau sendiri
Tetap kuikut, walau sendiri
Ku tak ingkar, Ku tak ingkar

Ku ikut sampai kulihat Yesus


Ku ikut sampai kulihat Yesus
Ku ikut sampai kulihat Yesus
Ku tak ingkar, Ku tak ingkar

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup: Akhiri kelas dengan berdoa bersama. Doakan supaya murid-murid menjadi
pengikut Yesus yang setia.

4
BERBUAH DALAM KRISTUS
Yohanes 15:1-8 (fokus ayat 7-8)
Ayat Hafalan :
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
2
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,
ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Yohanes 15:5

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid memberi tanggapan hal pentingnya tinggal dalam Kristus.

Kompetensi Belajar:

Murid memberi tanggapan perihal pentingnya tinggal dalam Kristus.

Indikator Belajar:

1. Murid menunjukkan alasan pentingnya tinggal dalam Kristus.


2. Murid mengubah perilaku supaya tinggal dalam Kristus.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Siapkan lagu “Yesus Pokok dan Kita Carangnya” atau yang sejenisnya, yang penting sesuai tema
pelajaran hari ini.
2. Jika memungkinkan, guru dapat menyiapkan sekumpulan buah anggur yang masih menempel
pada rantingnya.
3. Potonglah ranting tanaman, sedikit saja sebagai alat peraga untuk menjelaskan hubungan antara
batang dan cabang serta ranting (jika tidak ada siapkan gambar yang serupa). Rekatkan di papan
tulis atau tancapkan ranting di gabus/ gedebog pisang/ stereofoam, dll, supaya murid dapat
melihatnya ketika mereka masuk kelas.
4. Tulislah ayat hafalan pada selembar kertas atau papan tulis (Yohanes 15:5 “Akulah pokok anggur

5
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa).
5. Sediakan kertas gambar yang kecil sesuai dengan jumlah murid, juga krayon untuk menggambar
pokok anggur dan menuliskan ayat hafalan di atasnya.

Penjelasan Nas:

Di sini Kristus membahas tentang buah, yakni buah Roh yang harus dihasilkan oleh murid Kristus,
melalui kiasan pokok anggur.

Dia adalah pokok anggur yang sejati dan benar-benar menghasilkan buah. Orang-orang percaya
adalah ranting-ranting-Nya. Hidup kita tersembunyi di dalam Kristus, yang merupakan sumber
persediaan dari segala sesuatu yang kita perlukan untuk dapat berkembang dan berbuah. Kristus
yang adalah pokok anggur menjadi pusat kesatuan orang-orang percaya yang adalah cabang-
cabangnya. Sebagaimana ranting lemah, demikian pula kita lemah, tidak mampu hidup dari diri kita
sendiri. Bapa adalah pengusaha anggur. Bapa memelihara baik pokok anggur maupun cabang-
cabangnya. Setiap ranting yang tidak menghasilkan buah akan diangkat (airo). Bapa akan
mengangkat pohon anggur yang tidak berbuah dari tanah (hal umum dalam praktik kuno
pemeliharaan kebun anggur). Ranting itu diangkat supaya mendapat lebih banyak lagi sinar matahari
sehingga berpotensi untuk menghasilkan buah. Sementara yang berbuah, dibersihkan supaya lebih
banyak berbuah. Bapa telah menanam, menyiram, dan menumbuhkan (bandingkan 1 Korintus 3:9).
Allah memperhatikan dan merawat gereja-Nya, maka gereja harus bertumbuh, berkembang dan
berbuah. Firman Tuhan adalah agen pembersihan yang menegur dosa, menginsipirasi kekudusan,
dan mendorong pertumbuhan.

Ayat 4-5 berbicara tentang relasi vital antara ranting dengan pokok anggur. Orang percaya perlu
tinggal di dalam Kristus agar berbuah. Kehidupan orang Kristen harus menghormati Allah dan
melakukan hal yang baik, meneladankan kemurnian dan kebenaran sebagaimana dalam Galatia
5:22. Orang yang hanya mengaku percaya di bibir namun tidak memiliki iman dan persekutuan sejati
dengan Kristus tidak akan menghasilkan buah. Buah juga menyiratkan reproduksi. Setiap buah
memiliki benih di dalamnya. Benih dimaksudkan untuk menghasilkan lebih banyak buah. Tuhan Yesus
juga menekankan relasi mutual. Bukan hanya murid yang tinggal dalam Yesus, tetapi Yesus juga
tinggal dalam murid.

Ayat 6-8 mengungkapkan akibat dari tidak tinggal di dalam Kristus dan janji bagi yang tinggal.
Apabila tidak tinggal di dalam Kristus ada akibat yang akan diterima. Tuhan Yesus memperingatkan
murid-murid-Nya bahwa kegagalan untuk tinggal dalam Kristus berarti hidupnya gagal. Sebuah
ranting hanya memiliki hidup apabila ia terhubung dengan pokok anggur. Karya Roh Kudus yang akan
menjaga murid-murid tetap terhubung dengan Yesus. Seorang murid sejati tinggal di dalam Kristus.
Mereka yang bukan murid sejati menerima penghukuman. Seorang murid hanya hidup secara rohani
ketika ia terhubung dengan Tuhannya. Murid Kristus bukan hanya perlu tinggal di dalam Kristus,
melainkan Firman Kristus juga tinggal di dalam diri-Nya. Tuhan Yesus juga mengaitkan “tinggal”
dengan doa. Dengan demikian, tinggal di dalam Kristus berarti menerima otoritas Firman Kristus dan
senantiasa kontak dengan-Nya dalam doa. Murid-murid perlu mengharapkan jawaban doa sebagai
bagian dari relasi mereka dengan Kristus. Tujuan dari menghasilkan buah adalah membawa
kemuliaan bagi Allah, bukan bagi para murid itu sendiri. Ranting yang menghasilkan banyak buah
membawa kehormatan bagi pribadi yang merawat dan memeliharanya. Para murid yang
menghasilkan buah dalam pengertian rohani membawa kehormatan bagi Allah.

6
Saat Mengajar:

a. Pendahuluan: Pujian
l Nyanyikan bersama lagu “Yesus Pokok dan Kitalah Carangnya.”
l Lalu bagikan kertas gambar, minta semua murid menggambarkan pohon anggur beserta
rantingnya (mungkin ada beberapa murid yang kurang mampu dalam menggambar, guru dapat
memberi contoh gambar untuk mereka tiru).

b. Pelajaran
l Keluarkan buah anggur yang sudah guru siapkan. Tanyakan: apakah nama buah ini dalam
bahasa Inggris? (grapes); Apakah kalian suka buah anggur? Jika buahnya cukup untuk semua
murid, nanti usai pelajaran, dapat dimakan bersama.
l Ajak murid membuka bersama Yohanes 15:1-8. Minta seorang murid membaca dengan
perlahan dan jelas. Sebelum membaca ayatnya, bagilah murid-murid menjadi empat
kelompok.
Ø Kelompok 1, untuk menghitung berapa kali kata “Pokok anggur” yang muncul.
Ø Kelompok 2 untuk menghitung berapa kali kata “ranting” yang muncul.
Ø Kelompok 3 untuk menghitung berapa kali kata “berbuah” yang muncul.
Ø Kelompok 4 untuk menghitung berapa kali kata “tinggal” yang muncul.
l Setelah selesai, minta setiap kelompok menyebutkan hasilnya. (Pokok anggur 3 kali; ranting 5
kali; berbuah 6 kali; tinggal 6 kali). Kata “berbuah dan tinggal” berulang kali diucapkan Yesus
untuk memberi penekanan bahwa berbuah dan tinggal menjadi hal yang sangat penting, yang
harus dilakukan dan dialami para murid.
l Minta murid memperhatikan Yohanes 15:1-2. Tulis bagian ini di papan tulis. Siapakah yang
dimaksudkan dengan pokok anggur? (Yesus); Siapakah pengusahanya? (Bapa di surga);
Siapakah yang dimaksud dengan ranting? (orang percaya); Apa yang dilakukan pengusaha
supaya ranting berbuah banyak? (yang tidak berbuah dipotong, yang berbuah dibersihkan
supaya lebih banyak berbuah).
l Ajak murid memperhatikan ranting yang ada di depan. Tanyakan, apakah ranting ini dapat
berbuah jika disimpan di dalam kamar? Minta murid menjelaskan mengapa tidak dapat
berbuah. Baca sekali lagi secara bersama-sama dari Yohanes 15:4-5. Jelaskan pentingnya
ranting untuk tetap tinggal tetap menyatu pada pokok anggurnya, yaitu supaya tetap dapat
hidup dan berbuah (untuk lebih jelasnya lihat dalam penjelasan ayat) jika ranting yang terlepas
tidak berguna, dibuang dan dibakar orang. Ini mengibaratkan sebuah hubungan antara orang
percaya dengan Yesus. Di luar Yesus, orang percaya tidak dapat berbuat apa-apa.
l Baca bersama kembali Yohanes 15:7-8. Jelaskan apa arti tinggal di dalam Yesus. Setiap orang
percaya harus memiliki hubungan yang terus-menerus dengan Yesus, seperti ranting yang
selalu menempel dan mendapat makanan dari pokok anggurnya, supaya dapat hidup dan
berbuah lebat. Bukan hanya tinggal dalam Yesus, tetapi orang percaya harus menerima Firman
Tuhan setiap hari dalam hidupnya, dan berdoa (berbicara kepada Tuhan/memiliki hubungan
yang indah dengan Tuhan). Janji Tuhan, nama Tuhan dipermuliakan, jika orang percaya
berbuah banyak.
l Lanjutkan melihat Buku Murid.
Ø Ajak murid mengisi bagian alasan pentingnya ranting tinggal pada pokok anggur
(berdasarkan ayat di sebelahnya, yaitu Yohanes 15:5).
Ø Lanjutkan mengisi alasan pentingnya kita tinggal dalam Kristus (jika orang percaya
rantingnya dan Yesus Pokok anggurnya).
Ø Diskusikan bersama bagian “Perbuatan yang dapat kulakukan supaya tetap tinggal dalam
Kristus,” misalnya: setia berdoa, tekun membaca Firman Tuhan, bersekutu dengan
saudara seiman secara teratur, senang memuji Tuhan, dll.).
Ø Minta murid-murid menyebutkan rencana apa yang akan dilakukan bersama keluarga
untuk menumbuhkan kehidupan rohani mereka supaya berbuah dalam Kristus.

7
l Kesimpulan: Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan para
murid, misalnya: betapa pentingnya untuk selalu tinggal dalam Kristus, terus-menerus, sebab
di luar Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa.
l Menghafal Ayat. Lanjutkan dengan menghafal ayat hafalan dari Yohanes 15:5.

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup:
Ø Doakan bersama untuk rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama keluarga supaya
berbuah di dalam Kristus.
Ø Doakan juga hal-hal yang belum murid-murid lakukan sehingga menghambat kehidupan
rohani mereka supaya mulai dilakukan.
Ø Minta Tuhan memberkati semua murid.

BERBUAH
DALAM
KRISTUS

8
MELAYANI DENGAN
KERENDAHAN HATI
Yohanes 13:1-20 3
Ayat Hafalan :
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Matius 20:28

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid memberi tanggapan hal melayani dengan kerendahan hati.

Kompetensi Belajar:

Membimbing murid memberi tanggapan hal melayani dengan kerendahan hati.

Indikator Belajar:

1. Murid menjelaskan kerendahan hati yang sudah dilakukan Yesus.


2. Murid menyenangi perbuatan melayani dengan kerendahan hati.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Siapkan kain untuk lap sebagai alat peraga saat mengajar.


2. Siapkan juga baskom yang berisi air.
3. Tulisah ayat hafalan di papan tulis sebelum murid datang.
4. Pilih lagu yang sesuai dengan perihal melayani, misalnya: Melayani, Melayani Lebih Sungguh.

9
Penjelasan Nas:

Pada peristiwa ini, Tuhan Yesus sudah menyelesaikan pelayanan publik-Nya. Ia kini bersama-
sama murid-murid-Nya dalam suatu pertemuan dan percakapan pribadi sebelum Hari Raya Paskah
dimulai atau sebelum penangkapan-Nya. Dalam kisah ini, kita mendapati Kristus membasuh kaki
murid-murid-Nya. Tindakan Yesus ini merupakan tindakan kerendahan hati.

Ada setidaknya empat alasan mengapa Kristus melakukannya:


1. Untuk memberi kesaksian akan kasih-Nya kepada murid-murid-Nya (ayat 1-2);
2. Untuk memberikan contoh kerendahan hati-Nya yang sukarela (ayat 3-5);
3. Untuk memberitahukan kepada murid-murid-Nya pembasuhan rohani, sebagaimana
dikatakannya ketika membasuh kaki Petrus (ayat 6-11); dan
4. Untuk memberikan teladan kepada murid-murid-Nya (ayat 12-17).

Tuhan Yesus melakukan tindakan yang hanya dilakukan oleh pelayan terendah dalam rumah
tangga. Malam itu merupakan momen kritis, yakni saat sebelum penyiksaan salib. Tuhan Yesus tidak
memikirkan diri-Nya sendiri, melainkan memikirkan murid-murid-Nya. Bahkan murid-murid yang akan
meninggalkan-Nya; namun Ia tetap mengasihi mereka. Tuhan Yesus memberikan diri sepenuhnya
untuk membasuh kaki murid-murid-Nya. Ini adalah tindakan ekstrem pelayanan. Menurut hukum dan
tradisi Yahudi berkenaan relasi antara guru dan murid, seorang guru memiliki hak untuk meminta atau
mengharapkan murid-murid untuk membasuh kakinya, dan bukan sebaliknya. Biasanya, pelayan
terendah akan membasuh kaki para tamu yang masuk ke dalam rumah, terlebih untuk acara makan
formal seperti itu. Akan tetapi hal itu tidak terjadi ketika Yesus dan murid-murid-Nya masuk ke dalam
ruangan itu. Mereka makan dengan kaki yang kotor. Tidak ada satu pun di antara murid yang tertarik
untuk membasuh kaki satu sama lain maupun membasuh kaki Yesus. Lukas 22:23 mencatat bahwa
para murid memasuki ruangan tersebut sambil saling memperdebatkan siapa yang terbesar di antara
mereka. Dengan membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus bertindak sebagai perumpamaan bagi
para murid. Tindakan Yesus berbicara lebih keras daripada kata-kata. Yesus ingin mengajar para
murid yang suka berdebat dan menyombongkan diri itu tentang kerendahan hati yang sejati. Tuhan
Yesus tidak hanya mengatakannya, namun Ia menunjukannya. Ia menunjukkannya sedemikian rupa
sebagai ilustrasi akan diri-Nya:
Ø Yesus bangun dari tempat makan, tempat peristirahatan dan kenyamanan –Yesus bangun dari
takhta-Nya di surga, tempat peristirahatan dan kenyamanan.
Ø Yesus menanggalkan jubah-Nya, melepas penutup-Nya – Yesus menanggalkan kemuliaan-
Nya, melepas penutup surgawi-Nya.
Ø Yesus mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya – Yesus
mengambil rupa seorang hamba, dan bersiap untuk bekerja.
Ø Yesus menuangkan air ke dalam sebuah basi dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya –
Yesus menuangkan darah-Nya untuk membasuh kita dari kebersalahan dan hukuman dosa.
Ø Yesus duduk lagi setelah Ia membasuh kaki murid-murid-Nya – Yesus duduk di sebelah tangan
kanan Allah Bapa setelah membersihkan kita.

Tuhan Yesus ingin supaya kita meneladani kerendahan hati-Nya. Mudah bagi kita untuk mengkritik
mereka yang kakinya kotor daripada membasuhnya. Kristus membasuh kita dengan Firman (Efesus
5:26, demikian pula kita harus membasuh dengan Firman ketika melayani orang lain.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Nyanyikan bersama lagu “Melayani, Melayani Lebih Sungguh.”
l Minta murid-murid menceritakan apa yang dilakukakan seorang asisten rumah tangga setiap
harinya (mereka melakukan banyak pekerjaan, tanpa mengeluh dan melakukan pekerjaan

10
yang ditugaskan oleh tuannya). Asisten ini disebut juga pelayan, walaupun ia mendapat upah.
l Lalu minta murid menceritakan apa yang dilakukan ayah dan ibu setiap hari bagi anak-anaknya
(menyiapkan semuanya untuk memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya, mi
sal ibu memasak dan ayah bekerja. Mereka melayani karena kasih kepada semua anak-
anaknya)
l Katakan: “Kali ini kita akan belajar teladan perbuatan Yesus yang melayani dengan
kerendahan hati.”

b. Pelajaran
l Buka bersama dari Yohanes 13. Lalu minta seorang murid membaca ayat 1-3 dengan jelas.
Ceritakan latar belakang ayat ini, misal saat itu adalah malam terakhir murid-murid bersama
Yesus, karena esok harinya Yesus akan mengalami penderitaan salib. Yesus tetap mengasihi
semua murid-Nya. Yesus tidak memikirkan penderitaan yang akan dialami-Nya tetapi Yesus
menggunakan waktu yang tersisa untuk melayani semua murid-Nya.
l Baca bersama dari Yohanes 13:4-7. Peragakan apa yang dimaksud dalam bacaan ini, supaya
murid-murid mengerti dengan jelas. Guru dapat berperan sebagai Yesus, atau setiap anak
dapat memerankan untuk mencoba membasuh kaki teman-temannya secara bergantian. Dan
tekankan bagian penting ini, jelaskan arti kata “pelayan” pada masa itu hanya melakukan tugas
untuk kepentingan orang lain dan tidak memikirkan untuk kepentingannya sendiri. Ketika
mereka membasuh, katakan Yesus mengajar kita untuk mengasihi dengan menjadi seorang
hamba yang melayani dengan kerendahan hati dan penuh kasih.
l Usai memperagakan bagaimana membasuh kaki, tanyakan bagaimana perasaan mereka
ketika melayani teman-temannya dengan mencuci kaki mereka? Apakah mereka dapat
merasakan bagaimana menjadi seorang pelayan?.
l Yesus yang adalah Guru dan Tuhan telah melakukan tugas seorang pelayan. Coba baca silih
berganti dari Yohanes 13:12-17. Yesus mempunyai alasan mengapa Ia membasuh kaki murid-
murid-Nya. Coba temukan dari ayat-ayat yang baru saja dibaca (alasannya: Yesus ingin
memberi teladan kepada murid-murid-Nya. Teladan untuk apa? Supaya saling melayani satu
dengan yang lain dengan kerendahan hati seperti Yesus. Walaupun Ia Tuhan tetapi rela
merendahkan diri menjadi seorang pelayan).
l Baca sekali lagi, bersama-sama Yohanes 13:17. Ada janji yang diberikan Tuhan ketika semua
murid-murid mau melayani dengan kerendahan hati. Apakah itu? (…maka berbahagialah
kamu, jika kamu melakukannya). Ada kebahagiaan dalam hidup kita, ketika kita
melakukannya.
l Lanjutkan dengan mengisi bagian Buku Murid yang memerlukan pembahasan dan isian.

c. Kesimpulan: Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan murid,
misalnya Yesus mengajar supaya kita pun mengikuti teladan-Nya, yaitu melayani dengan
kerendahan hati.

d. Menghafal Ayat. Lanjutkan dengan menghafal ayat hafalan dari Matius 20:28 “Sama seperti Anak
Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-
Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup:
Doakan supaya murid-murid dapat mengikuti teladan Yesus dalam melayani dan mereka pun
suka melakukan perbuatan dengan sikap hati seorang pelayan.

11
FIRMAN TUHAN KESUKAANKU
Mazmur 119:45-49
Ayat Hafalan :
Aku hendak bergemar dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.
4
Mazmur 119:47

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid melakukan perenungan salah satu firman Tuhan.

Kompetensi Belajar:

Murid melakukan perenungan salah satu firman Tuhan

Indikator Belajar:

1. Murid membangun kebiasaan secara teratur untuk merenungkan Firman Tuhan.


2. Murid menyenangi Firman Tuhan yang direnungkan.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Siapkan lagu sesuai tema pelajaran hari ini, misal “Baca Kitab Suci, Doa Tiap Hari” atau “Kitab Suci
Milikku” dari NP No. 96.
2. Sediakan gambar Raja Daud.
3. Tulislah ayat hafalan pada kertas atau di papan tulis.
4. Tulislah pertanyaan ini di papan tulis untuk digunakan murid sebagai tuntunan melakukan
perenungan Firman Tuhan.
Ø Dari nas ini, apakah yang kuketahui tentang Tuhan?
Ø Adakah perintah-perintah-Nya yang harus kutaati?
Ø Adakah dosa-dosa yang harus kuhindari?
Ø Adakah sebuah janji Tuhan untukku?
Ø Adakah sesuatu yang dapat kudoakan?
Ø Adakah ayat yang harus kuhafalkan?

12
Penjelasan Nas:

Daud, sang pemazmur menyatakan kecintaannya kepada hukum Tuhan. Daud mencari titah-titah
Tuhan. Dia ingin mengetahui dan melakukan kewajibannya, dan menuruti Firman-Nya. Dia
melakukan semuanya untuk dapat memahami kehendak dan pikiran Tuhan. Daud mencari perintah
Tuhan karena ia mencintai Firman Tuhan. Daud menyatakan hal-hal di bawah ini dalam kekuatan
kasih karunia Allah:

1. Ayat 45. Dia harus hidup dalam kebebasan dan kelegaan. Dia akan terbebas dari apa yang
jahat, tidak terhambat dengan belenggu dosa, dan bebas melakukan apa yang baik bukan
dengan paksaan melainkan dengan sukarela. Hidup melayani dosa adalah perbudakan yang
sempurna, sedangkan hidup melayani Tuhan adalah kebebasan yang sempurna.

2. Ayat 46. Dia harus berani dalam tugasnya. Dia hendak berbicara tentang peringatan-
peringatan Tuhan di hadapan raja-raja. Sebelum Daud naik takhta, raja-raja terkadang menjadi
hakimnya, seperti Saul, dan Akhis; tetapi, jika dia dipanggil ke hadapan mereka untuk
memberikan alasan tentang harapan yang ada di dalam dirinya, dia akan berbicara tentang
peringatan-peringatan Allah. Kita tidak boleh takut untuk mengakui iman kita, meskipun itu
akan membuat kita terkena murka raja-raja. Setelah Daud naik takhta, raja terkadang menjadi
pendampingnya; mereka mengunjunginya dan dia membalas kunjungan mereka; peringatan-
peringatan Tuhan akan menghiasi percakapan para raja.

3. Ayat 47. Dia harus bersukacita dan senang dalam tugasnya. Semakin banyak kesenangan
yang kita ambil dalam pelayanan Tuhan, semakin dekat kita dengan kesempurnaan yang kita
tuju.

4. Ayat 48. Dia harus rajin dan kuat dalam tugasnya. Daud akan menaikkan tangannya pada
perintah Tuhan, tidak hanya untuk memujinya, tetapi juga mempraktikkannya. Daud akan
mengeluarkan semua kekuatan yang ia miliki untuk melakukannya (bandingkan Ibrani 12:12,
“Kuatkanlah tangan yang lemah.” Tangan yang terkulai, karena kemalasan dan keputusasaan,
akan diangkat). Selain itu dia harus bijaksana dan penuh perhatian dalam tugasnya. Daud akan
merenungkan ketetapan-ketetapan Tuhan. Dengan ini akan tampak bahwa kita benar-benar
mencintai perintah-perintah Allah, jika kita menerapkan pikiran dan tangan kita pada perintah-
perintah itu.

5. Ayat 49. Dengan berharap pada kasih karunia dan rahmat Tuhan, Daud meminta dua hal,
yakni: (1) Agar Allah memberinya janji yang diharapkannya. Daud meyakini Allah setia dan
tidak akan melanggar janji yang telah difirmankan-Nya. Orang-orang yang menjadikan janji
Tuhan sebagai bagiannya, menjadikan janji itu sebagai doa yang dipanjatkan dengan
kerendahan hati. (2) Agar Allah yang telah berjanji kepadanya dalam Firman-Nya, oleh kasih
karunia-Nya memampukannya untuk bergantung pada janji-Nya dan membangkitkan
pengharapan akan hal-hal yang besar dari janji Allah tersebut.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Nyanyikan lagu yang sudah disiapkan.
l Keluarkan gambar Raja Daud. Kegiatan ini untuk membawa murid-murid masuk ke dalam
pelajaran, tentang tokoh yang akan dipelajari, yaitu Daud. Ajak murid-murid berbincang soal
Raja Daud. Minta murid menyebutkan hal-hal apa saja yang mereka ingat dan ketahui tentang
Daud (Misal: Daud itu seorang yang pandai bermain kecapi; Daud itu pandai menggunakan
ketapel; Daud itu pernah menjadi penggembala domba ayahnya; Daud itu anak bungsu Bapak

13
Isai; Daud menjadi orang yang menghibur dalam kesedihan Raja Saul; Daud pernah menang
melawan Goliat yang tinggi dan besar, dll.).
l Katakan: “Sekarang kita akan belajar tentang kehidupan Daud dari sisi yang berbeda.
Bagaimana Daud sangat menyukai Firman Tuhan dan mengapa ia sangat menyukai Firman
Tuhan tersebut.

b. Pelajaran
l Ajak para murid membaca bersama-sama Mazmur 119:45-49.
l Judul pelajaran kita adalah “Firman Tuhan Kesukaanku.” Mari kita temukan bersama-sama
dalam ayat yang sudah kita baca, hal-hal yang menunjukkan Daud menyukai Firman Tuhan?
(misal, Daud mencari titah-titah-Mu (ayat 45); Daud selalu membicarakan peringatan-
peringatan Tuhan di hadapan raja-raja lain (46a); Daud bergemar dalam perintah-perintah
Tuhan (47); Daud menaikkan tangan kepada perintah Tuhan yang dicintai dan Daud
merenungkan ketetapan-ketetapan TUHAN (48).
l Mengapa Daud begitu menyukai Firman Tuhan? (Minta murid-murid menemukan dalam
Mazmur 119:45). Karena Firman Tuhan memberikan kelegaan kepada Daud.
l Karena Daud seorang raja, apakah yang selalu ada dalam tutur kata Daud di hadapan raja-raja
lainnya? (ayat 46) Daud selalu mengatakan tentang peringatan-peringatan Tuhan kepada
semua raja. Dan Ketika Daud menceritakan segala peringatan Tuhan kepada raja-raja lainnya,
ia tidak akan mendapat malu.
l Daud begitu menyukai Firman Tuhan. Apakah yang selalu dilakukan Daud Ketika ia menyukai
Firman Tuhan (ayat 48) Daud selalu merenungkan Firman Tuhan artinya ia selalu
memikirkannya, membicarakannya sehingga Firman Tuhan menjadi buah bibir, bahkan
dinyanyikan dalam kehidupannya.
l Lanjutkan pada bagian yang ada dalam Buku Murid. Isi bersama bagian yang memerlukan
isian.
a. Ajak murid untuk menceritakan bagaimana perasaan Daud ketika berhasil menerapkan
Firman Tuhan dalam kehidupan setiap harinya. Misalnya, ia merasa senang karena dapat
menaati Firman Tuhan, sehingga tidak berbuat dosa.
b. Undang murid untuk menceritakan bagaimana pengalaman hidupnya pada waktu
melakukan Firman Tuhan sehari-hari sehingga melakukan yang benar. Semua dapat
dilakukan karena murid sudah merenungkan Firman Tuhan.
c. Untuk bagian merenungkan ini, bimbing murid bagaimana melakukan perenungan Firman
Tuhan setiap hari. Bimbing mereka dalam melakukan perenungan dengan beberapa
pertanyaan itu. Alamat ayat yang digunakan dapat diambil dari daftar Bacaan Alkitab Setiap
Hari, sehingga mereka belajar merenungkan Firman Tuhan setiap hari dan melakukan
dalam hidupnya.

c. Kesimpulan: Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan murid
untuk. Misalnya: Dalam kehidupan Raja Daud, ia sangat menyukai Firman Tuhan dan
merenungkan serta membicarakannya dalam hidupnya setiap hari. Murid-murid dapat meniru
teladan Daud dalam keseharian mereka juga.

d. Menghafal Ayat. Lanjutkan dengan menghafal ayat hafalan dari Mazmur 119:47 “Aku hendak
bergemar dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.”

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup:
Doakan supaya murid-murid dapat mengikuti teladan Raja Daud yang selalu menyukai Firman
Tuhan. Doakan juga supaya murid diberi kekuatan untuk dapat merenungkan Firman Tuhan
setiap hari.
14
MENJALA JIWA BAGI KRISTUS
Matius 4:18-22
Ayat Hafalan :
Yesus berkata kepada mereka:
5
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Matius 4:19

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid agar mendapatkan pengertian tentang menjangkau sesama untuk menjadi
pengikut Kristus.

Kompetensi Belajar:

Murid memahami hal menjangkau sesama untuk menjadi pengikut Kristus.

Indikator Belajar:

1. Murid menjelaskan arti menjangkau sesama untuk menjadi pengikut Kristus.


2. Murid membandingkan apa yang dilakukan murid ketika menjadi penjala ikan dan Yesus yang
menjala manusia.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Persiapkan gambar seorang nelayan atau gambar Petrus yang sedang menjala ikan.
2. Persiapkan juga lagu yang sesuai dengan tema pelajaran hari ini, misal “Pimpinlah Niat Hamba.”
3. Tulislah ayat hafalan di papan tulis dari Matius 4:19.

15
Penjelasan Nas:

Matius menekankan pada panggilan Yesus yang menuntut murid-murid meninggalkan segala
sesuatu untuk mengikuti Dia. Hal itu ditunjukkan dengan laporan Matius bahwa Petrus dan Andreas
segera “meninggalkan jala mereka”, sedangkan Yakobus dan Yohanes “meninggalkan perahu serta
ayahnya” lalu mengikuti Yesus. Dengan demikian, setelah meninggalkan rumah dan pekerjaan
mereka, murid-murid pertama tersebut tinggal bersama Yesus serta menemani-Nya ke mana pun Ia
pergi. Mereka mendengarkan pengajaran-Nya serta mengamat-amati tindakan-Nya.

Perkataan penting Yesus kepada empat orang yang bersedia mengikut Dia, yakni: "Mari, ikutlah
Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Secara harfiah, kalimat tersebut memiliki arti: “Lalu
Ia berkata kepada mereka, {Ikutlah} Aku, dan Aku akan membuat kamu nelayan-nelayan (menjala)
manusia-manusia.

Frasa “Ikutlah Aku” yang diucapkan Yesus, dalam bahasa Yunani berarti datang dan mengikuti di
belakang Yesus. Kata “Kujadikan” merupakan kata kerja dalam bentuk indicative future active orang
pertama tunggal, memiliki arti “Aku (Yesus) akan membuat.” Hal itu berarti bahwa menjadikan penjala
manusia merupakan suatu kegiatan yang sedang dilaksanakan Yesus di dalam diri orang-orang yang
datang kepada-Nya untuk mengikuti-Nya.

Frasa “Aku akan membuat kamu” memberikan suatu tanggung jawab. Tanggung jawab tersebut
diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya setelah Ia memberikan pelatihan kepada mereka.
Murid-murid tidak menjadi seperti tujuan Yesus bagi mereka dengan usaha atau kekuatan mereka
sendiri, melainkan Yesuslah yang menjadikan mereka menggenapi tugas dan panggilan mereka.

Frasa “penjala manusia” merupakan visi yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya. Yesus
memberikan suatu visi dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh keempat orang yang adalah
nelayan tersebut. Yesus mengambil gambar diri para murid sebagai nelayan yang menjala ikan-ikan
di laut dan membawa mereka pada visi yang lebih luas, yakni menjangkau dan mengubahkan dunia
melalui pelayanan mereka.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Nyanyikan bersama lagu “Pimpinlah Niat Hamba” (lihat Buku Murid).
l Bagi ayat hafalan menjadi empat bagian, misal: /Matius 4:19/Yesus berkata kepada
mereka:/"Mari, ikutlah Aku,/dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."/ Bagi kelas menjadi
empat kelompok, lalu ajak mereka bermain untuk mengucapkan ayat hafalan secara
bergantian sesuai dengan bagiannya. Satu bagian diucapkan oleh satu kelompok, dan bagian
yang lain diucapkan kelompok yang lain. Minta masing-masing kelompok mengucapkan
bagiannya dan dilanjutkan oleh kelompok yang lain. Setelah itu secara bergantian ulangi,
dengan kelompok lain mengucapkan yang sebelumnya menjadi bagian orang lain, yang
penting berurutan. Misal, kelompok A mengucapkan alamat ayat, lalu kelompok B
mengucapkan, Yesus berkata kepada mereka, kelompok C mengucapkan “Mari ikutlah Aku”,
Kelompok D mengucapkan “dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”
l Pujilah kemampuan mereka dalam menghafalkan ayat hafalan.
l Tanyakan: “Mengapa kita menghafalkan ayat ini?” Karena ini ayat yang sangat penting, sebab
Tuhan Yesus menghendaki murid-murid-Nya menjadi penjala manusia.

b. Pelajaran
l Baca bersama Matius 4:18-19. Tanyakan: Siapakah dua orang bersaudara yang dipanggil

16
Yesus pertama kali? (Petrus dan Andreas). Apakah pekerjaan mereka sebelum dipanggil
Yesus? (penjala ikan). Pasti murid-murid mengetahui apa arti penjala ikan. Mintalah mereka
mengungkapkan apa itu penjala ikan. Petrus dan Andreas pasti mengerti apa arti penjala
manusia yang dimaksudkan Yesus dalam ayat 19. Petrus dan Andreas akan dijadikan Yesus
sebagai nelayan-nelayan manusia. Artinya Yesus yang menjadikan mereka nelayan-nelayan
manusia. Yesus yang membuat mereka menjadi penjala manusia, bukan atas kemampuan
sendiri, tetapi Yesus yang membuatnya.
l Lanjutkan dengan membaca Matius 4:20. Ajukan pertanyaan: Apa yang dilakukan Petrus dan
Andreas setelah mendapat panggilan Yesus menjadi penjala manusia? (Mereka meninggalkan
jalanya (pekerjaannya dan mengikut Yesus)). Artinya: Mereka ikut Yesus, ikut di belakang
Yesus. Ke mana pun Yesus pergi, mereka mengikuti-Nya.
l Lanjutkan membaca bersama dari Matius 4:21-22. Siapakah dua orang bersaudara yang
dipanggil untuk mengikut Yesus? (Yakobus dan Yohanes). Mereka berdua juga meninggalkan
pekerjaannya dan keluarganya untuk mengikut Yesus. Artinya mereka meninggalkan segala
sesuatu untuk mengikut Yesus. Mereka tinggal bersama Yesus, ke mana pun Yesus pergi,
mereka akan selalu bersama-sama Yesus dan melihat semua yang dilakukan Yesus serta
mendengar semua ajaran Yesus.
l Lalu ulang sekali lagi tujuan Yesus memanggil murid-murid adalah untuk menjadikan mereka
penjala manusia, supaya banyak manusia menjadi pengikut Yesus. Yesus sendiri telah
memberikan contoh bagaimana Yesus menarik murid-murid untuk mengikut Dia.
l Gunakan waktu selanjutnya untuk membahas Buku Murid.

c. Kesimpulan: Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan murid.
Misalnya: Panggilan Yesus kepada murid-murid adalah supaya mereka menjadi penjala manusia,
yaitu menjangkau orang-orang untuk menjadi pengikut Yesus. Dan ketika mereka mengikut Yesus,
mereka akan meninggalkan segala sesuatunya supaya dapat mengikut Yesus. Demikian juga
murid-murid Madya dapat menjangkau teman-teman dan kerabat supaya mereka pun mengikut
Yesus.

d. Menghafal Ayat. Lanjutkan dengan menghafal ayat hafalan dari Matius 4:19 --Yesus berkata
kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup:
Doakan supaya murid-murid dapat memahami apa artinya menjadi penjala manusia dan
mereka pun dapat dipakai Tuhan untuk menjadi penjala manusia.

Pimpinlah Niat Hamba


Lead me to some soul today,
O teach me Lord just what to say,
(Lead Me To Some Soul Today)
Friends of mine are lost in sin
Will H. HoughtonWendell P. Loveless
and cannot find their way.
Few there are who seem to care
Pimpinlah niat hamba mengantar jiwa pada-Mu.
and few there are who pray.
Banyaklah dalam dosa sesat terbelenggu.
Melt my heart and fill my life
Bimbinglah hidup hamba membawa Injil-Mu.
give me one soul today.
Mempersembahkan jiwa satu demi satu.
https://alkitab.app/KPRI/145

17
SAKSI YANG SETIA
2 Korintus 4:1-15
Ayat Hafalan :
Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis,
6
tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan
hikmat perkataan,supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.
1 Korintus 1:17

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang tujuan bersaksi adalah melimpahkan
karunia Allah.

Kompetensi Belajar:

Murid memahami tujuan bersaksi adalah melimpahkan karunia Allah.

Indikator Belajar:

1. Murid mengemukakan tujuan bersaksi.


2. Murid memahami pengertian melimpahkan karunia Allah.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Persiapkan sebuah lagu yang sesuai tema pelajaran kali ini, misal “Bersaksi T'rus Sampai Tuhan
Datang,” atau “Marilah Kabarkan Injil.”
2. Gambar Paulus
3. Tulis ayat hafalan di papan tulis.

18
Penjelasan Nas:

Surat 2 Korintus ditulis oleh Paulus dari Filipi Makedonia. Kemungkinan ditulis satu tahun setelah
suratnya yang pertama. Pada pasal 4 ayat 1-2, Paulus menunjukkan kesetiaan dan ketulusan dalam
pekerjaan pemberitaan Injil. Ia menyatakan kesetiaan dan ketekunannya sekalipun pelayanan itu
begitu sulit. Ketekunan tersebut merupakan kasih karunia dan rahmat dari Tuhan, demikian pula tugas
kerasulan tersebut. Ia menerima kekuatan untuk bertekun dalam tugas rasuli. Paulus menyatakan
ketulusannya dalam berbagai ungkapan, seperti “menolak segala perbuatan tersembunyi yang
memalukan, tidak berlaku licik, tidak memalsukan firman Allah, menyatakan kebenaran”. Ketulusan
akan menjaga reputasi dan opini yang baik tentang seorang pelayan Tuhan.

Selanjutnya, di ayat 3-4, Paulus menyampaikan bahwa jika ada orang-orang yang belum mau
memercayai dan menerima Injil, itu bukanlah kesalahan Injil atau sang pemberita Injil. Injil
tersembunyi bagi mereka. Mereka di bawah pengaruh kuasa Iblis, yaitu penguasa dunia yang
menjadikan mereka tidak mau tahu tentang Injil, bahkan menganggapnya sebagai kebodohan.
Pemberita Injil harus tetap setia melakukan tugas pemberitaan Injil sekalipun orang-orang
menolaknya.

Pada ayat 5-7, Paulus menunjukkan bukti integritasnya. Ia memberitakan Kristus, bukan dirinya
sendiri. Ia tidak mencari keuntungan pribadi dari pemberitaan Injil tersebut. Ia menyadari sepenuhnya
bahwa ia adalah hamba Kristus dan tugasnya adalah menjadikan nama Tuannya dikenal orang
sebagai Sang Mesias atau Kristus, dan sebagai Yesus Sang Juru Selamat manusia. Ia hanya ingin
memuliakan Tuhan dalam pelayanannya. Seorang pelayan Tuhan tidak boleh melayani dirinya sendiri
ataupun menyenangkan manusia, namun melayani Tuhan. Injil adalah terang yang menyinari jiwa
manusia yang gelap. Para pemberita Injil hanyalah makhluk yang lemah, rapuh, dan tidak abadi
seperti bejana tanah liat. Tuhan bersedia memakai manusia yang lemah untuk tugas yang berat.
Semakin lemah bejana tersebut, semakin kuasa Tuhan dinyatakan. Dalam pemberitaan Injil, kita
hanyalah alat. Kuasa Injil Kristus yang dapat menerangi pikiran, menyadarkan hati nurani,
mengubahkan jiwa, dan menyukakan hati manusia.

Ayat 8-15 merupakan catatan Paulus tentang keberanian dan kesabarannya dalam segala
penderitaan yang dialami selama memberitakan Injil. Hal itu dilakukan karena meneladani Tuannya,
yaitu Kristus. Ia meyakini bahwa dalam penderitaan seberat apa pun, Allah mampu melepaskan.
Sekalipun teman-temannya meninggalkan dan musuh menganiaya, Tuhan tidak pernah
meninggalkan ataupun membiarkannya. Melalui penderitaan dan kelepasan yang dialaminya,
kehidupan Yesus juga termanifestasi di mana orang-orang akan menyaksikan kuasa kebangkitan
Kristus dan efektifitas kasih karunia dalam dan dari Kristus yang hidup. Selanjutnya Paulus
menyatakan bahwa hal-hal berikut menjaganya dari rasa lelah dan tidak menyerah dalam pelayanan
pemberitaan Injil sekalipun mengalami penderitaan: (1) Iman (ayat 13); (2) Pengharapan akan
kebangkitan (ayat 14); (3) Kemuliaan Allah dan keuntungan gereja (ayat 15).

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Ajak para murid menyanyikan bersama lagu yang sesuai dengan pelajaran hari ini “Bersaksi
T'rus Sampai Tuhan Datang” atau “Marilah Kabarkan Injil” dari NP No. 203.
l Minta murid-murid mencari dari Google arti saksi atau bersaksi dan arti bersaksi dalam Alkitab.
l Lalu minta mereka menceritakan dengan kalimat mereka sendiri.
l Setelah itu katakana: “Judul pelajaran hari ini adalah saksi yang setia. Apakah artinya saksi
yang setia? Siapakah yang dimaksudkan saksi yang setia? Apa kebenarannya untuk kita?”

19
b. Pelajaran
l Keluarkan gambar Paulus, rekatkan di papan tulis/di dinding.
l Ajak murid membuka Kitab Korintus. Tanyakan siapakah yang menulis Kitab Korintus? Minta
murid menemukan di bagian awal Kitab 1 Korintus dan 2 Korintus. (Paulus). Pauluslah yang
menulis Surat Korintus dari Filipi Makedonia.
l Ajak murid membaca bersama 2 Korintus 4:1-2. Minta murid menemukan apa yang dilakukan
Paulus untuk menunjukkan kesetiaannya dalam melakukan pelayanannya kepada Tuhan?
(Paulus menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; Paulus tidak berlaku licik
dan tidak memalsukan Firman Allah; Paulus menyatakan kebenaran).
l Lanjutkan membaca 2 Korintus 4:3-4. Sampaikan kepada murid-murid apa yang ada dalam
pikiran Paulus. Paulus mencoba memberitahu bahwa seorang pemberita Injil harus tetap setia
memberitakan Injil, meski ada orang yang belum percaya dan menerima Injil, karena mereka di
bawah kuasa Iblis. Jadi pemberita Injil harus tetap melakukan tugas untuk bersaksi.
l Minta seorang murid membaca 2 Korintus 4:5-7. Minta murid menemukan apakah yang
diberitakan oleh Paulus? (Yesus Kristus yang diberitakan). Paulus sebagai hamba yang
memberitakan Yesus sebagai terang dan Juru Selamat manusia. Yesus yang dapat menerangi
jiwa yang dalam kegelapan. Paulus merasakan sebagai pemberita Injil hanyalah makhluk yang
lemah, rapuh, dan tidak abadi seperti bejana tanah liat. Dan Tuhan sudah bersedia memakai
Paulus yang lemah untuk tugas yang berat. Paulus percaya semakin lemah bejana tersebut,
semakin kuasa Tuhan dinyatakan dalam kehidupannya.
l Temukan bersama apa saja yang sudah dialami Paulus yang menunjukkan bahwa Paulus
saksi yang setia dalam memberitakan Injil Yesus dari 2 Korintus 4:8-14 (Misalnya: Paulus
ditindas, tetapi tidak terjepit; habis akal tetapi tak putus asa; dianiaya namun tidak ditinggalkan
sendirian, dihempaskan namun tidak binasa, dan seterusnya). Berikan contoh peristiwa yang
dialami Paulus, misal ketika Paulus mengalami aniaya tetapi tetap selamat.
l Baca bersama 2 Korintus 4:15. Tujuan dari semua hal yang dilakukan Paulus dan yang
dialami (menjadi saksi yang setia) adalah: supaya kasih karunia semakin besar karena banyak
orang yang menjadi percaya (melimpahkan kasih karunia Allah) sehingga membawa ucapan
syukur bagi kemuliaan Allah.
l Gunakan waktu selanjutnya untuk membahas Buku Murid.

c. Kesimpulan: Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan murid.
Misalnya: Murid mengetahui bahwa tujuan Paulus bersaksi adalah melimpahkan kasih karunia
Allah kepada semua orang, sehingga ketika ada orang-orang yang percaya akan melimpah
ucapan syukur kepada Allah.

d. Menghafal Ayat. Lanjutkan dengan menghafal ayat hafalan dari 1 Korintus 1:17 “Sebab Kristus
mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan
hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.”

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup:
Doakan supaya murid-murid sungguh memahami bahwa tujuan orang bersaksi adalah untuk
melimpahkan kasih karunia Allah dan doakan murid supaya dalam hidup mereka dapat
menjadi saksi Tuhan.

20
MENANGGAPI PANGGILAN
SURGAWI
Filipi 3:1b-14 (fokus ayat 13-14)
Ayat Hafalan :
7
“…Tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah
di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,
yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Filipi 3:13d-14

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid memberi tanggapan tentang panggilan surgawi bagi murid Kristus dalam
hidupnya.

Kompetensi Belajar:

Murid memberi tanggapan panggilan surgawi bagi murid Kristus dalam hidupnya.

Indikator Belajar:

1. Murid menyenangi ada panggilan surgawi bagi hidup mereka.


2. Murid menyambut panggilan surgawi sebagai tujuan hidupnya yang baru.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Siapkan lagu “Aku Berubah, Sungguhku Berubah” atau lagu yang sejenis, sesuai dengan tema
pelajaran hari ini.
2. Tulis pada selembar kertas, apa saja yang dulu menjadi kebanggaan Paulus sebagai orang Israel
dan sekarang dianggapnya sampah (Misal: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari
suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap Hukum Taurat ia orang Farisi,
tentang kegiatan Paulus penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati Hukum Taurat,
Paulus tidak bercacat).
3. Siapkan kertas kecil untuk dibagikan kepada setiap murid. Minta mereka menulis apa saja yang
menjadi kebanggaan dalam hidup mereka.

21
24
Penjelasan Nas:

Ayat 1-3 menunjukkan bahwa gereja Filipi yang setia dan berkembang menghadapi para pengajar
Yudaisme yang menuntut mereka untuk tetap memelihara Hukum Musa dan mencampur
pelaksanaannya dengan doktrin Kristus. Paulus memperingatkan mereka agar tidak terperdaya oleh
para pengajar palsu tersebut: (a) Paulus menasihati mereka untuk bersukacita di dalam Tuhan (ayat
1). (b) Paulus melaksanakan tugasnya sebagai pelayan Tuhan untuk mendidik umat Tuhan dan
memastikan mereka aman di dalam Kristus dengan pengajaran yang benar (ayat 2). (c) Paulus
menjelaskan bahwa orang Kristen sejati adalah mereka yang disunat hatinya sehingga menghasilkan
karakter orang Kristen sejati, yaitu: Menyembah dalam roh; Bersukacita dalam Kristus Yesus; Tidak
menaruh kepercayaan pada kemampuan manusiawi atau penampilan lahiriah melainkan pada
Kristus.

Pada ayat 4-8, Paulus menyatakan dirinya sendiri sebagai contoh orang yang hanya menaruh
kepercayaan pada Kristus saja dan tidak pada hak istimewanya sebagai seorang Israel. Paulus
menunjukkan dalam hal apa saja ia dapat bermegah dan memuliakan diri sebagai seorang Yahudi
dan sebagai orang Farisi (ayat 4-6). Kemudian Paulus menyatakan bahwa segala sesuatu yang
dahulu merupakan kebanggaan baginya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pengenalan
dan pengharapan akan Kristus. Paulus menyadari bahwa apabila ia menaruh kepercayaan pada hal-
hal lahiriah yang dimilikinya, itu justru akan membawa kerugian bagi jiwanya (ayat 7-8).

Ayat 9-14 merupakan perhatian, pengharapan dan tujuan Paulus. Di sini, Paulus menetapkan
hatinya pada dua hal, yakni: Kristus dan Surga. (1) Paulus telah menetapkan hatinya pada Kristus
sebagai kebenarannya. Paulus mengejar keintiman dengan Kristus. Ia berada di dalam Yesus bukan
karena kebenarannya sendiri dalam melakukan Hukum Taurat, melainkan kebenaran berdasarkan
iman kepada Kristus (ayat 9). Kebenaran dari Kristus bersifat lengkap dan sempurna. Paulus juga
ingin mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya serta persekutuan dalam penderitan-Nya yang
tujuannya adalah agar ia menjadi serupa dengan kematian-Nya (ayat 10). Hal itu kita sebut sebagai
pengudusan. (2) Paulus menetapkan hatinya pada surga sebagai sukacitanya. Sukacita surga di sini
adalah kebangkitan orang mati ketika jiwa dan tubuh dimuliakan bersama-sama (ayat 11).
Kebangkitan yang penuh sukacita inilah yang dikejar oleh Paulus. Ia rela melakukan segalanya atau
menderita apa pun supaya ia memperoleh kebangkitan tersebut. Paulus menyadari bahwa ia belum
sempurna dan ia terus mengarahkan dirinya pada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan
surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Panggilan orang Kristen adalah panggilan yang agung.
Panggilan itu dari surga, asli, dan surga adalah hadiah panggilan agung tersebut. Kita harus
menjadikan surga sebagai tujuan kita, yang kita perjuangkan, yang kita kejar dan pergumulkan. Orang
Kristen harus menetapkan pandangannya ke surga. Hal itu juga menjadi motivasi bagi pelayanan kita
dan setiap langkah yang kita ambil dalam kehidupan. Hidup kekal adalah karunia Tuhan tetapi itu kita
peroleh di dalam Kristus Yesus. Hanya Kristus jalan menuju surga (12-14).

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Nyanyikan lagu yang sudah ditentukan.
l Bagikan kertas yang sudah disiapkan. Minta murid-murid menulis apa saja yang mereka
banggakan selama ini? (Misal: kemampuan yang mereka miliki, dapat memainkan alat musik
atau yang sejenis; berasal dari keluarga kaya; wajah yang tampan atau cantik, menjadi ketua di
kelompoknya, dll.)
l Bahaslah bersama semua yang menjadi kebanggaan murid-murid Madya (Simpanlah daftar
kebanggaan itu untuk diperiksa kembali di akhir pelajaran sebagai perbandingan. Hal yang
diharapkan supaya hanya Yesus dan panggilan surgawi saja yang menjadi kebanggaan
mereka seperti Paulus).

22
l Katakan bahwa Paulus juga mempunyai semua yang menjadi kebanggaan sebagai orang
Israel. Tetapi apa yang terjadi kepada Paulus sesudah percaya kepada Yesus?

b. Pelajaran
l Ajak bersama membaca dari Filipi 3:1b-2. Ceritakan bahwa gereja Filipi adalah gereja yang
setia dan berkembang. Mereka sedang menghadapi para pengajar Yudaisme yang menuntut
mereka untuk tetap memelihara Hukum Musa dan mencampur pelaksanaannya dengan
doktrin Kristus. Paulus menulis surat kepada orang-orang percaya di Filipi, supaya mereka
tidak terperdaya oleh para pengajar palsu tersebut. Paulus ingin memastikan bahwa orang-
orang percaya di Filipi tetap di dalam Kristus dengan pengajaran yang benar.
l Baca bersama Filipi 3:3. Minta murid menemukan alasan mengapa tidak boleh terperdaya oleh
ajaran guru-guru palsu? (Karena kita hanya beribadah kepada Allah, dan yang menjadi
kebanggaan hanya Yesus saja, bukan hal-hal yang lahiriah).
l Lanjutkan membaca Filipi 3: 4-6. Keluarkan tulisan apa saja yang menjadi kebanggaan Paulus
sebagai orang Israel sebelum ia percaya kepada Yesus.
l Minta seorang murid membaca Filipi 3:7-8. Lalu ajukan pertanyaan bagaimana pemikiran
Paulus setelah percaya kepada Yesus? (Semuanya yang dulu merupakan keuntungan atau
kebanggaan, dianggapnya rugi setelah mengenal Yesus, bahkan semuanya dianggap sebagai
sampah karena Yesus lebih mulia dari semuanya itu).
l Lanjutkan membaca ayat 9, tanyakan mengapa Paulus memilih kebenaran dalam Yesus?
(Karena Paulus dibenarkan bukan karena menaati Hukum Taurat, tetapi kebenaran dalam
Yesus karena anugerah Allah oleh karena percaya kepada Yesus).
l Baca bersama Filipi 3:10-14. Beri penjelasan bagian penting ayat-ayat ini yang menjadi fokus
atau tujuan Paulus (untuk detailnya lihat dalam Penjelasan Nas).
l Gunakan waktu selanjutnya dengan membahas Buku Murid.
Ø Beri kesempatan kepada murid-murid untuk menceritakan dengan bahasanya sendiri
kepada temannya bagaimana Paulus menerima panggilan surgawi.
Ø Bimbing mereka memberi tanda ceklis (√) yang merupakan panggilan surgawi (hanya
bagian yang tidak diberi tanda ceklis (√): Surga dapat diperoleh dengan melakukan Hukum-
Hukum Musa).
Ø Pertanyaan selanjutnya memerlukan jawaban pribadi, tetapi bimbing murid untuk membuat
keputusan memercayai Yesus dan menyenangi panggilan surgawi sebagai tujuan
hidupnya yang baru.

c. Kesimpulan: Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan murid.
Misalnya: Murid menyenangi bahwa dalam hidupnya ada panggilan surgawi dan mulai
menyambut panggilan surgawi itu sebagai tujuan hidupnya.

d. Menghafal Ayat. Lanjutkan dengan menghafal ayat hafalan dari Filipi 3:13d-14 (“…Tetapi ini yang
kulakukan: aku melupakan apa yan dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang
dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus.”). Untuk menolong murid-murid menghafal ayat yang panjang ini
dengan mudah, ajak murid menghafal dengan memperagakan gerakan sesuai kalimatnya.

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup:
Doakan supaya murid-murid sungguh memahami bahwa tujuan hidup mereka adalah fokus
kepada Yesus dan panggilan surgawi.

23
DEMI KESELAMATAN
ORANG LAIN
1 Korintus 10:31 s.d. 11:1
Ayat Hafalan :
8
Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal,
bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak,
supaya mereka beroleh selamat.
1 Korintus 10:33

Tujuan Pelajaran :

Mendampingi murid menjalankan salah satu bentuk menjaga kesaksian iman.

Kompetensi Belajar:

Murid melakukan salah satu bentuk menjaga kesaksian iman.

Indikator Belajar:

1. Murid mengatur kebiasaan hidupnya supaya dapat menjadi kesaksian bagi orang lain.
2. Murid merencanakan perilaku yang menjaga kesaksian iman.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Siapkan lagu NP No. 322 “Sekarang Ku Milik Yesus.” Lirik lagunya tepat agar murid-murid semakin
mengerti bahwa Yesus memberikan keselamatan kepada mereka, dan memberikan sukacita
karena dosa dihapuskan dan mereka sudah disucikan.
2. Siapkan kertas, untuk menulis kebiasaan apa saja yang dilakukan anak-anak Madya.
3. Tulis ayat hafalan pada selembar kertas atau di papan tulis sebelum kelas dimulai.
4. Siapkan beberapa gambar dari internet, tentang orang-orang Israel pada masa Musa yang sedang
melakukan perjalanan di padang gurun. Misalnya: gambar orang Israel menyembah berhala
lembu emas, atau gambar orang Israel yang bersungut-sungut ketika meminta air atau makanan.
5. Hubungi seseorang untuk menjadi saksi hidup. Ia dapat bercerita pada saat pendahuluan,
bagaimana hidupnya dapat menjadi kesaksian iman bagi orang lain.

24
Penjelasan Nas:

Pasal 10 merupakan kelanjutan dari pokok persoalan yang diperkenalkan oleh Paulus pada 1
Korintus 8 dan dilanjutkan ke pasal 9. Pasal 8 berbicara tentang dua prinsip yang disampaikan oleh
Paulus, yakni pertama bahwa berhala bukanlah siapa-siapa, bukan pula Allah karena hanya ada Allah
yang esa. Kedua, kasih Kristen lebih penting daripada pengetahuan.

Pada pasal 9, Paulus menunjukkan pentingnya orang Kristen menyerahkan “hak” mereka demi
memenangkan perlombaan yang telah diatur oleh Allah, dan jika tidak mereka akan didiskualifikasi
dari pertandingan kehidupan.

Pasal 10 menjelaskan tentang penyembahan berhala dulu dan sekarang dengan Israel sebagai
contoh.
Ø Ayat 1-5 adalah pemaparan Paulus tentang Israel di Keluaran, meskipun mereka diberkati
dengan pengalaman-pengalaman rohani, namun mereka didiskualifikasi.
Ø Ayat 6-10 merupakan nasihat Paulus kepada jemaat Korintus agar menghindari contoh buruk
Israel.
Ø Ayat 11-13 merupakan ringkasan pelajaran dari sejarah Israel, yakni kita harus berdiri teguh
melawan pencobaan. Allah akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggung
pencobaan tersebut.
Ø Pada ayat 14-30, Paulus kembali membahas perihal makan makanan yang telah
dipersembahkan kepada berhala. Paulus menasihatkan dua prinsip bagi jemaat Korintus : (1)
Supaya mereka menjauhkan diri dari penyembahan berhala (ayat 14) dan alasan-alasannya
(ayat 15-22). (2) Supaya mereka jangan hanya menghindari apa yang berbahaya, tetapi juga
mengejar apa yang berguna (ayat 23-24).
Ø Ayat 25-30 adalah panduan praktis mengenai apa yang harus dilakukan oleh jemaat Korintus.
· Ayat 31-33 merupakan prinsip yang merupakan kesimpulan dari semua prinsip di atas, yaitu
melakukan semuanya bagi kemuliaan Allah. Selain itu, Paulus juga mengajarkan agar tidak
menimbulkan syak dalam hati orang lain, yakni jangan sampai perilaku kita menyebabkan
orang lain jatuh ke dalam dosa. Kerinduan Paulus adalah supaya semua orang diselamatkan.
Perilaku hidup orang Kristen terkait dengan perhatian kepada jiwa-jiwa yang sesat. Paulus
tidak mengutamakan kepentingannya sendiri, melainkan supaya orang lain beroleh selamat.
Ø Pada pasal 11:1, Paulus menyuruh jemaat di Korintus untuk meneladani dia yang telah
meneladani Kristus untuk tidak berusaha menyenangkan diri sendiri, melainkan
mengupayakan berkat bagi orang lain.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Nyanyikan lagu yang sudah Anda siapkan, misalnya: NP No. 322 “Sekarang Ku Milik Yesus.”
l Minta seorang yang sudah dihubungi untuk mengunjungi kelas Anda dan menceritakan
bagaimana ia bersaksi bagi Kristus dalam pekerjaan, di rumah, ataupun di sekolah dan di mana
saja, sehingga tetap dapat menjaga imannya.
l Bagikan kertas yang sudah disiapkan. Minta murid-murid menulis apa saja kebiasaan yang
mereka lakukan setiap hari, misalnya di sekolah atau di rumah (misal di sekolah: jajan di kantin,
membaca buku di perpustakaan, bermain bersama teman, dll.; kebiasaan di rumah, misal:
makan bersama keluarga, ngobrol dan bermain bersama keluarga, bernyanyi bersama,
menonton televisi bersama, berdoa bersama, membaca Alkitab besama, dll.).
l Bahaslah bersama semua yang menjadi kebiasaan murid-murid. Apakah semua kebiasaan
yang mereka lakukan dapat menjadi alat Tuhan menyatakan iman sebagai anak Tuhan?
l Katakan bahwa Paulus mengajak kita supaya segala sesuatu yang kita lakukan bertujuan demi
keselamatan orang lain. Mengapa demi keselamatan orang lain?

25
b. Pelajaran
l Ajak murid membaca bersama-sama 1 Korintus 10:31 s.d. 11:1.
l Apa sebabnya Paulus mengatakan seperti dalam ayat 31?(Aku menjawab: Jika engkau makan
atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya
itu untuk kemuliaan Allah).
l Beri penjelasan dari latar belakang ayat 14-30. Keluarkan gambar orang Israel yang sudah
menyembah berhala (lembu emas). Paulus memberitahu supaya tidak mengikuti cara hidup
orang-orang Israel yang pada waktu itu ketika mereka menyembah berhala. Paulus
memberitahu mengapa segala sesuatu yang dilakukan harus untuk kemuliaan Tuhan? Di
dalam 1 Korintus 10:20, (Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka
adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa
kamu bersekutu dengan roh-roh jahat). Karena ketika mereka menyembah berhala atau ketika
makan makanan dari persembahan kepada berhala, sama saja mereka bersekutu dengan roh-
roh jahat. Itu sebabnya Paulus mengatakan, jika engkau makan atau minum atau melakukan
sesuatu yang lain semuanya untuk kemuliaan Allah.
l Lanjutkan membaca dari 1 Korintus 10: 32-33. Paulus berpesan kepada orang-orang percaya
di Korintus supaya hidup mereka tidak menimbulkan syak di hati semua orang (misal, karena
ikut menyembah berhala/makan makanan yang berasal dari penyembahan berhala). Syak itu
sikap yang membuat orang menjadi curiga atau ragu-ragu. Bila sikap mereka menimbulkan
syak, maka sulit bagi orang lain untuk percaya kepada Yesus dan diselamatkan. Padahal
tujuan hidup kita, menjangkau orang lain supaya diselamatkan. Seperti perkataan Paulus
dalam 1 Korintus 10:33.
l Baca bersama-sama 1 Korintus 11:1. Paulus meminta supaya jemaat Korintus mengikuti
teladan hidup Paulus, yang mengikuti Kristus.
l Gunakan waktu selanjutnya membahas Buku Murid.

c. Kesimpulan
l Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan murid. Misalnya:
dalam setiap sikap hidup kita, apakah dapat memuliakan nama Tuhan.
l Usahakan setiap aktifitas kita, menjadi sarana untuk kita dapat menyaksikan iman kita,
sehingga melalui hidup kita, orang dapat diselamatkan.

d. Menghafal Ayat. Lanjutkan dengan menghafal ayat hafalan dari 1 Korintus 10:33 (Sama seperti
aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan
diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat).

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup:
Doakan supaya murid-murid sungguh memahami bahwa sikap hidup mereka dapat menjadi
kesaksian bagi orang lain.

26
PENGAMPUNAN BAGI
YANG BERTOBAT
1 Samuel 12:20-25
Ayat Hafalan :
9
Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.
Kisah Para Rasul 3:19

Tujuan Pelajaran :

Mengarahkan murid untuk mendapatkan pengertian tentang kasih Tuhan bagi setiap orang yang
bertobat.

Kompetensi Belajar:

Murid memahami hal kasih Tuhan bagi setiap orang yang bertobat.

Indikator Belajar:

1. Murid membangun kebiasaan selalu bersyukur untuk kasih Tuhan bagi semua orang yang
bertobat.
2. Murid mendukung setiap perbuatan baik yang membawa orang berbalik kepada Tuhan.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Siapkan lagu “Aku Berubah” (https://www.youtube.com/watch?v=Nj3YD2w2gSQ) atau yang lain


sesuai dengan tema pelajaran hari ini, untuk dinyanyikan saat pembukaan kelas.
2. Tulis ayat hafalan di papan tulis dari Kisah Para Rasul 3:19
3. Siapkan gambar Samuel atau tunjukkan dari internet ketika Samuel sedang berbicara dengan
orang-orang Israel.
4. Siapkan juga gambar Saul yang sudah menjadi raja Israel.

30
27
Penjelasan Nas:

Konteks dari peristiwa dalam 1 Samuel 12:20-25 adalah pidato perpisahan kepemimpinan Samuel
karena rakyat meminta seorang raja, dan seorang raja telah diangkat bernama Saul. Dalam pidato
tersebut Samuel menyatakan bahwa dirinya bersih dalam kepemimpinan. Selain itu Samuel
menyatakan bahwa perbuatan meminta seorang raja adalah kejahatan besar di mata Tuhan (1
Samuel 12:17).

Memang benar bahwa permintaan rakyat Israel atas diangkatnya raja dilatarbelakangi oleh
Samuel yang telah menjadi tua dan anak-anak Samuel tidak hidup sepertinya (1 Samuel 8:1-3),
namun sejatinya permintaan tersebut adalah penolakan terhadap kepemimpinan Tuhan sebagai raja
atas mereka (1 Samuel 8:7, 12:12). Itulah sebabnya permintaan tersebut merupakan kejahatan besar
di mata Allah.

Menyadari tindakannya yang jahat, bangsa Israel meminta Samuel untuk berdoa kepada Allah
agar diluputkan dari hukuman mati akibat dosa mereka (1 Samuel 12:19). Namun Samuel
menyatakan bahwa mereka diluputkan dari hukuman dan memberikan peringatan agar mereka tidak
berhenti (bahasa asli: menyimpang) mengikuti Tuhan, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap
hati (1 Samuel 12:20), dan tidak menyimpang mengikuti dewa kesia-siaan (1 Samuel 12:21). Sebab
Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, sebabnya nama-Nya yang besar (1 Samuel 12:22). Allah
setia terhadap janji-Nya kepada bangsa Israel sebagai Pribadi Yang Agung.

Sekalipun demikian, Samuel menambahkan bahwa jika mereka terus berbuat jahat mereka akan
dilenyapkan, baik mereka maupun raja yang baru diangkat tersebut (1 Sam 12:25). Dalam hal ini
jelaslah ketegasan Allah terhadap dosa dan kelembutan pengampunannya adalah dua hal yang tidak
terpisahkan.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Nyanyikan lagu yang sudah dipersiapkan “Aku berubah” atau yang lain sesuai dengan thma
pelajaran hari ini.
l Setelah menyanyikan lagu “Aku berubah”, minta murid-murid memperhatikan lirik lagu itu.
Bagian “Aku berubah, sungguhku berubah,” tanyakan kepada murid-murid apa kira-kira makna
lagu itu? (Ketika orang menyerahkan hatinya kepada Tuhan, ia akan mengalami perubahan
hidup). Bagaimana ia mengalami perubahan hidup? Pasti karena ia sudah bertobat dan
menerima pengampunan Tuhan. Roh Kudus tinggal di dalamnya dan memimpinnya hari demi
hari berubah sesuai dengan Firman. Akibat apa yang dialami jika tidak bertobat?
l Nah, kali ini kita akan belajar bagaimana Samuel memberitahu orang -orang Israel supaya
mereka semua bertobat dan menerima pengampunan TUHAN.

b. Pelajaran
l Keluarkan gambar Raja Saul yang menjadi raja Israel yang pertama.
l Lalu minta seorang murid untuk membaca 1 Samuel 11:15.
l Tanyakan kepada murid-murid, mengapa Saul dan semua orang Israel bersukaria? (Karena
mereka senang sudah mendapat raja dan Saul menjadi raja Israel).
l Apa yang dikatakan Samuel kepada orang-orang Israel, ketika mereka baru saja bersukaria
karena mempunyai raja? Baca bersama dari 1 Samuel 12:17-18 (Bukankah sekarang musim
menuai gandum? Aku akan berseru kepada TUHAN, supaya Ia memberikan guruh dan hujan.
Lihatlah dan sadarlah, bahwa besar kejahatan yang telah kamu lakukan itu di mata TUHAN
dengan meminta raja bagimu." Lalu berserulah Samuel kepada TUHAN, maka TUHAN
memberikan pada hari itu guruh dan hujan, sehingga sangat takutlah seluruh bangsa itu
kepada TUHAN dan kepada Samuel).
28
l Menurut Samuel, dengan meminta raja mereka telah sangat berdosa kepada TUHAN. Lalu
minta murid menemukan tindakan yang dilakukan Samuel untuk membuktikan bahwa
permintaan orang Israel akan seorang raja adalah dosa di hadapan TUHAN (ayat 17-18)--
(yaitu dengan meminta guruh dan hujan. Dan TUHAN mengabulkan permintaan Samuel).
l Tanyakan (dalam ayat 19) apa yang orang Israel minta kepada Samuel ketika melihat
kedahsyatan Tuhan dalam guruh dan hujan? (Supaya Samuel berdoa agar bangsa Israel tidak
mati karena telah berbuat dosa kepada Tuhan dengan meminta raja).
l Lanjutkan dengan membaca 1 Samuel 12:20-25. Minta murid menulis di papan tulis: Pesan-
pesan Samuel kepada bangsa Israel, apa saja yang harus mereka lakukan, meski mereka
sudah berdosa kepada TUHAN.
Jawaban:
a) Jangan berhenti mengikuti TUHAN (ayat 20).
b) Beribadah kepada TUHAN dengan segenap hati (ayat 21).
c) Jangan mengejar dewa-dewa yang tidak dapat menolong (ayat 21).
d) Takutlah akan TUHAN dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hati (ayat 24)

l Gunakan waktu selanjutnya untuk membahas Buku Murid.


l Murid menuangkan dalam bentuk gambar “Dosa yang sudah dilakukan orang Israel,” yaitu
meminta raja. Misal, murid dapat menggambar seorang raja yang sedang duduk di atas takhta,
raja yang sedang mengenakan mahkota, dll. Beri kesempatan murid untuk menuangkan
imajinasinya.
l Yang dilakukan Samuel supaya orang Israel sadar dan bertobat akan segala kesalahannya,
yaitu berdoa kepada TUHAN meminta guruh dan hujan. Dan TUHAN mengabulkan doa
Samuel, sehingga orang-orang Israel sadar akan dosanya.
l Daftar perbuatan baik yang membuat orang berbalik kepada TUHAN, misalnya: rajin
beribadah, rajin membaca Firman Tuhan, mengakui segala dosanya di hadapan TUHAN,
memuji TUHAN, mendengarkan Firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-
hari, dll.

c. Kesimpulan
Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan murid. Misalnya: Tuhan
selalu mengasihi orang yang bertobat dengan sungguh-sungguh; Anjurkan untuk selalu
melakukan perbuatan yang benar; Ingat selalu untuk mensyukuri setiap kasih Tuhan yang sudah
memberikan pengampunan kepada kita semua.

d. Menghafal Ayat. Lanjutkan dengan menghafal ayat hafalan dari Kis 3:19 (Karena itu sadarlah dan
bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan)

Penutupan Kelas

a. Persembahan.
b. Doa Penutup:
Doakan supaya murid-murid sungguh memahami bahwa TUHAN sangat mengasihi mereka
yang bertobat dan merindukan supaya mereka selalu melakukan perbuatan yang baik.

29
MEMPERTIMBANGKAN RISIKO
Lukas 14:25-35
Ayat Hafalan :
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
10
ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang risiko-risiko menjadi pengikut Kristus.

Kompetensi Belajar:

Murid memahami risiko-risiko menjadi pengikut Kristus.

Indikator Belajar:

1. Murid menguraikan setiap risiko yang terjadi ketika menjadi pengikut Kristus.
2. Murid memprakirakan risiko-risiko menjadi pengikut Kristus dalam hidupnya.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Jika tersedia, siapkan salib kecil untuk alat peraga di kelas atau Anda dapat membuat salib dari
kertas kardus/kertas manila.
2. Siapkan foto keluarga. Jika memungkinkan sebelum hari Minggu, murid-murid sudah diberitahu
untuk menyiapkan “foto bersama keluarga mereka” dari ponsel mereka masing-masing atau foto
yang sudah dicetak jika tidak memiliki ponsel.
3. Bawa sedikit garam ke dalam kelas. Taruh dalam plastik atau sebuah tempat yang dapat dilihat
oleh semua murid.
4. Tulis ayat hafalan di papan tulis dari Lukas 14:27 (Barangsiapa tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku).
5. Siapkan lagu “Mengikut Yesus Keputusanku.”
6. Hubungi seorang guru Sekolah Minggu atau undang seseorang untuk menceritakan risiko yang
dia alami ketika menjadi pengikut Kristus.

30
Penjelasan Nas:

Semenjak pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias dalam Lukas 9:18-21, Tuhan Yesus
mulai membicarakan bahwa diri-Nya akan menderita, ditolak, dan dibunuh. Perkataan tersebut
kemudian disertai dengan pengajaran bahwa setiap orang yang mau mengikut-Nya harus
menyangkal diri dan memikul salib (Lukas 9:22-27). Pada saat lain Tuhan Yesus juga menegaskan
bahwa mengikut-Nya bukan tentang kenyamanan hidup, harus diprioritaskan, dan bersifat urgen
(Lukas 9:57-62). Melalui beberapa pengajaran ini Tuhan Yesus ingin meluruskan anggapan keliru
bahwa Yesus akan mendirikan kerajaan-Nya dengan memulainya di Yerusalem, sebaliknya Ia ke
Yerusalem untuk menyatakan karya pengampunan-Nya atas manusia lewat kematian-Nya. Dengan
demikian setiap orang yang mengikut-Nya pun akan mengikuti teladan dan penderitaan-Nya.

Pada Lukas 14:25-35, kepada banyak orang yang berduyun-duyun mengikuti-Nya, Ia berkata,
“"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-
anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat
menjadi murid-Ku” (ayat 26). Kata "membenci" dalam ayat ini berarti "kurang mengasihi" (bandingkan
teks ini dengan Matius 10:37). Yesus menuntut agar kesetiaan dan kasih kita kepada-Nya lebih besar
daripada setiap hubungan kasih sayang yang lain, sekalipun kepada keluarga kita sendiri, dan
bahkan nyawa sendiri. Selain memprioritaskan Yesus di atas segalanya, prasyarat mengikut Yesus
lainnya adalah 'memikul salibnya' (ayat 27). Salib seorang murid ialah penghinaan dan penderitaan
khusus yang diakibatkan karena menjadi pengikut Kristus.

Pada ayat 28-33 Tuhan Yesus menceritakan dua penggambaran: Seseorang yang hendak
mendirikan menara dan raja yang hendak berperang. Keduanya membuat perhitungan dan
memikirkan dengan sungguh sebelum memulai melakukannya. Begitupun seseorang yang hendak
menjadi murid Kristus, mereka pun seharusnya memikirkan risiko serta tuntutan Kristus untuk
memprioritaskan diri-Nya dan memikul salib. Akibat dari tidak dapat memenuhi syarat yang
ditetapkan Yesus untuk menjadi murid-Nya, digambarkan seperti garam yang menjadi tawar (ayat 34-
35), yaitu murid yang tidak memiliki fungsi sebagaimana seharusnya.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Nyanyikan bersama lagu “Mengikut Yesus Keputusanku.”
l Minta seorang yang sudah Anda hubungi untuk menceritakan pengalaman hidupnya secara
singkat tentang risiko yang pernah dialaminya ketika mengikut Kristus.
l Katakan: “Pada waktu itu banyak orang ikut Yesus. Ke mana saja Yesus pergi, mereka terus
mengikut Yesus. Yesus memberitahu mereka bahwa ada risiko yang dialami ketika orang
mengikut Dia, karena Yesus tahu banyak orang mengikut Dia hanya untuk mencari
kenyamanan saja.

b. Pelajaran
l Ajak murid membaca bersama-sama Lukas 14:25-27. Tanyakan, apa pernyataan Yesus, ketika
banyak orang mengikuti-Nya? (Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci
bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan,
bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku)
l Jelaskan arti “membenci” dalam bagian itu. Bukan berarti kita diminta membenci keluarga,
melainkan kasih kepada Yesus harus lebih besar. Untuk lebih jelasnya lihat dalam penjelasan
ayat.

31
l Jika ada yang membawa ponsel, minta murid menunjukkan foto keluarga mereka masing-
masing. Bisa juga foto yang sudah dicetak. Tanyakan apakah mereka mengasihi seluruh
keluarga mereka? Seberapa besar kasih mereka kepada seluruh keluarga? Risiko untuk
menjadi pengikut Yesus adalah harus mengasihi Yesus (Kasih kepada Yesus harus lebih besar
dibandingkan kasih mereka kepada keluarga, atau mereka harus memprioritaskan Yesus
diatas segalanya). Ketika sudah melakukan itu, baru dapat menjadi murid Kristus. Tantang
murid-murid, apakah mereka dapat lebih mengasihi Yesus dibandingkan seluruh keluarga?
Apakah murid-murid dapat memprioritaskan Yesus dalam hidup mereka? Beri kesempatan
murid-murid untuk berpikir.
l Lanjutkan dengan menjelaskan bagian “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut
Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Keluarkan peraga “salib”. Yang dimaksud dengan
memikul salib adalab rela menanggung penghinaan dan penderitaan khusus yang diakibatkan
karena menjadi pengikut Kristus.
l Minta murid-murid menyebutkan apa saja penghinaan dan penderitaan khusus yang dialami
karena menjadi pengikut Yesus? (Misal, diejek karena jadi orang Kristen, dijauhi temannya
karena tidak memakai kerudung seperti teman yang lain, tidak mendapat prioritas lebih dulu
karena jadi orang Kristen (yang diutamakan yang beragama mayoritas dulu), dll.
l Teruskan pelajaran dengan membaca bersama dari Lukas 14:28-32.
l Minta seorang murid menggambar sebuah “menara” di papan tulis atau kertas, dan seorang
lain lagi menggambar “seorang raja yang sedang duduk di atas takhta”.
l Beri penjelasan dengan dua gambar itu. Seorang yang membangun menara pasti akan
menghitung semua biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan menara itu. Dan juga seorang
raja jika hendak berperang, agar dapat memenangkan pertempuran, ia perlu menghitung
jumlah dan kekuatan pasukannya. Jika tidak cukup, ia akan mengutus seorang utusan untuk
membuat kesepakatan perdamaian, atau mencari sekutu. Jadi, kedua contoh itu sebagai
gambaran untuk mempertimbangkan risiko. Demikian juga dengan murid Yesus. Bila ingin
menjadi murid Yesus, Ia memberitahu semua pengikut-Nya untuk mempertimbangkan risiko
yang akan mereka hadapi. Jangan asal ikut.
l Minta seorang murid membaca bagian terakhir dari Lukas 14:33-35.
l Minta murid menemukan dalam Lukas 14:33, tuntutan apa yang diinginkan Yesus untuk dapat
menjadi murid-Nya? (untuk dapat menjadi murid Tuhan harus melepaskan diri dari segala milik-
Nya, yang berarti Yesus harus menjadi prioritas yang utama dalam hidupnya).
l Keluarkan garam yang sudah guru siapkan. Bila perlu minta beberapa murid untuk dapat
mencicipi rasa garam itu. Beri penjelasan. Garam akan tetap dapat melakukan tugasnya, yaitu
menjaga keasinannya dan dapat digunakan sesuai fungsinya. Tetapi garam bisa menjadi
tawar tergantung kelembaban udara, atau terkena campuran. Maka, garam itu akan dibuang.
Yesus berkata jika murid Kristus tidak dapat melakukan tugasnya menjadi murid ia seperti
garam yang sudah menjadi tawar, tidak berguna dan diinjak orang. Jadi jika ikut Yesus harus
menjadi murid yang berguna.
l Gunakan waktu selanjutnya untuk membahas Buku Murid.
i. Risiko-risiko yang dihadapi pengikut Yesus dalam pelajaran ini adalah harus mengasihi
Yesus lebih besar dibandingkan mengasihi keluarga dan diri sendiri serta harus rela
memikul salib.
ii. Beberapa risiko yang dihadapi ketika menjadi pengikut Yesus, misalnya: diejek teman, tidak
dimasukkan dalam kelompok bermain, atau tidak menjadi prioritas utama karena yang
diutamakan orang beragama lain, atau kepercayaan kita di jelek-jelekkan, dll.
iii. Minta murid menceritakan sesuai pengalaman mereka dalam keluarga masing-masing.

c. Kesimpulan
Sampaikan kebenaran dan kesimpulan yang perlu diingat dan dilakukan murid. Misalnya: Tuhan
ingin murid-murid mengetahui bahwa ada risiko yang akan dialami murid-murid Madya ketika
menjadi pengikut Kristus dan supaya mereka senantiasa kuat imannya.

32
d. Menghafal Ayat. Ajak murid menghafal bersama-sama Lukas 14:27 (Barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku).

Penutupan kelas

a. Persembahan.
b. Doa penutup:
Doakan supaya murid-murid memahami bahwa ada risiko yang dihadapi pada waktu menjadi
pengikut Kristus dan supaya murid-murid siap menghadapi semua risiko itu.

33
PENGORBANAN DALAM
KEPEMIMPINAN
Nehemia 5:14-19
Ayat Hafalan :
11
Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa,
tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.
Amsal 11:14

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid untuk mendapatkan pengertian tentang salah satu sifat pemimpin adalah rela
berkorban.

Kompetensi Belajar:

Murid memahami bahwa salah satu sifat pemimpin adalah rela berkorban.

Indikator Belajar:

1. Murid menjelaskan arti pemimpin yang rela berkorban.


2. Murid mencontohkan sifat pemimpin yang rela berkorban.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Jika memungkinkan, siapkan gambar-gambar dari internet seperti gambar ladang, ayah dan ibu
yang berteriak karena kesulitan ekonomi, gambar anak-anak yang menjadi budak.
2. Siapkan lagu “Melayani, Melayani Lebih Sungguh.”
3. Tulis ayat hafalan di papan tulis dari Amsal 11:14 “Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa,
tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.”

Penjelasan Nas:

Kitab Nehemia adalah catatan sejarah pulangnya sebagian rombongan bangsa Israel setelah
mengalami pembuangan di negeri Babel dan Persia. Rombongan pertama dan kedua pulang pada

34
538 SM dan 457 SM. Nehemia masuk dalam rombongan ketiga pada 444 SM. Nehemia melayani
sebagai juru minuman Artahsasta I (raja Persia) ketika ia menerima kabar bahwa orang buangan yang
kembali ke Yehuda dari Babel dan Persia sedang dalam kesulitan dan tembok Yerusalem masih
berupa puing. Setelah mendoakan keadaan Yerusalem, Nehemia diberi kuasa oleh Raja Artahsasta
untuk pergi ke Yerusalem sebagai gubernur (dalam Nehemia 5:1 diterjemahkan dengan kata 'bupati')
dan membangun kembali tembok-tembok kota.

Nehemia bersama rekan sebangsanya membangun tembok Yerusalem selama 52 hari, dan Ia
menjadi gubernur selama 12 tahun (Nehemia 5:14), dan kembali melanjutkan tugasnya setelah
beberapa waktu kembali ke Persia (Nehemia 13:6-7). Tidak diketahui berapa lama masa bakti
Nehemia sebagai gubernur pada periode selanjutnya tersebut.

Nehemia pasal 5 menceritakan keadaan susah masyarakat Yehuda yang dipimpinnya. Perikop
Nehemia 5:1-13 menceritakan kesusahan rakyat yang menggadaikan ladang, kebun anggur, dan
rumah untuk membeli gandum, berutang untuk membayar pajak kepada raja, bahkan ada sebagian
yang menjual anak-anaknya untuk dijadikan budak. Dalam perikop tersebut terdapat juga tindakan
heroik dan otoritatif dari Nehemia yang memulai dari dirinya, saudaranya, serta anak buahnya
menghapuskan utang dan kemudian mendesak kepada seluruh pemuka dan para penguasa untuk
menghapuskan utang, serta mengembalikan ladang, kebun anggur, kebun zaitun, dan rumah yang
digadaikan kepada mereka. Mereka semua berjanji di depan sidang jemaah dan imam untuk
menepatinya.

Dalam konteks keadaan ekonomi yang sama Nehemia 5:14-19 ditulis, yaitu keadaan ekonomi
yang sulit sebagai rakyat miskin yang terjajah. Nehemia menceritakan bagaimana ia berkorban untuk
tidak mengambil bagian hak gubernur, yaitu uang dan bahan makanan dari rakyat seperti yang
dilakukan para gubernur sebelumnya (Nehemia 5:15). Nehemia menceritakan pula tanggungan yang
besar untuk jamuan ketika membangun tembok Yerusalem tiap-tiap harinya, yaitu satu ekor lembu,
enam ekor kambing domba terpilih, beberapa ekor unggas, dan anggur. Sungguh pun besar
biayanya, ia tidak meminta bagian hak sebagai gubernur. Catatan pentingnya adalah karena ia
melihat penderitaan rakyat (ayat 18), dan yang utama adalah karena ia takut akan Tuhan (ayat 15).

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Pilih lagu gembira yang dapat dinyanyikan dengan gerakan. Misal, lagu “Happy ya ya ya” atau
lagu pilihan para murid.
l Lalu minta seorang anak untuk memimpin menyanyi dengan menggunakan gerakan. Lalu ajak
semua murid mengikuti gerakan yang pemimpin ciptakan.
l Bernyanyi sekali lagi. Undang seorang murid yang lain, berganti menjadi pemimpin gerakan
untuk menciptakan gerakan yang berbeda dengan pemimpin sebelumnya.
l Gunakan waktu ini untuk mengakrabkan suasana dan menunjukkan peran seorang pemimpin
(yaitu mengajak/ menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuai dengan arahannya).

b. Pelajaran
l Minta seorang murid menulis judul pelajaran hari ini di papan tulis “Pengorbanan dalam
kepemimpinan”.
l Katakan, kita akan belajar apa arti pengorbanan dalam kepemimpinan melalui kehidupan
Nehemia.
l Ajak membaca bersama-sama Nehemia 5:14. Siapakah Nehemia berdasarkan Nehemia
5:14? (Seorang bupati di tanah Yehuda, yang ditugaskan Raja Artahsasta).
l Tanyakan: ketika menjadi seorang pemimpin apakah Nehemia tidak menghadapi masalah?
(Minta murid melihat dengan cepat dalam Buku Murid, Pelajaran 11, masalah-masalah apa

35
saja yang dihadapi oleh Nehemia). Perlihatkan kepada mereka gambar-gambar yang sudah
guru siapkan, tentang ayah dan ibu yang berteriak karena kekurangan, gambar ladang,
gambar anak-anak yang menjadi budak, dll.
l Selanjutnya jelaskan mengapa semua masalah itu timbul (karena orang-orang Israel baru
kembali dari pembuangan di Babel dan Persia)—Lihat penjelasan nas.
l Apa saja yang dilakukan Nehemia sebagai pemimpin untuk menolong bangsanya yang sedang
menghadapi banyak masalah dan kesulitan? (Temukan dalam Nehemia 5:11-12). Katakan:
seorang pemimpin harus rela berkorban untuk mencari jalan keluar dari masalah yang ada.
l Ada pengorbanan yang luar biasa yang sudah dilakukan Nehemia. Pengorbanan apakah itu?
Baca bersama Nehemia 5:15-18. Buatlah dua buah kolom di papan tulis seperti contoh di
bawah. Minta murid mengisi di kolom itu, perbedaan antara apa yang dilakukan Bupati
Nehemia dan bupati-bupati sebelum dia. Lalu minta murid memilih, manakah perilaku yang
menunjukkan pemimpin yang rela berkorban, dan pemimpin yang mencari keuntungan sendiri.

Bupati sebelum Nehemia Bupati Nehemia

l Minta murid menemukan dalam Nehemia 5:15f dan Nehemia 5:18h, alasan utama Nehemia
rela berkorban (karena Nehemia takut akan Allah dan pekerjaan pembangunan sangat
menekan rakyat).
l Nehemia pemimpin yang sangat baik, takut akan Allah, penuh kasih kepada bangsanya
sehingga rela berkorban dan tidak mencari kenyamanan untuk diri sendiri.
l Lanjutkan dengan mengisi bagian kosong yang ada di buku murid.
Ø Menurut Tafsiran Alkitab Wycliffe, 480 syikal perak itu sekarang hanya bernilai 360 Dolar
Amerika. Minta murid menghitung dalam kurs rupiah (lihat di internet). Jadi $ 360=
Rp………
Ø Yang harus disediakan Nehemia, yang menjadi tanggungannya: memberi makan 150
orang; seekor lembu, enam ekor kambing domba yang terpilih dan beberapa ekor unggas,
dan bermacam-macam anggur dengan berlimpah-limpah setiap sepuluh hari.
Ø Arti pemimpin yang rela berkorban, misal: Pemimpin yang rela menyerahkan apa yang
menjadi miliknya untuk kepentingan bersama; pemimpin rela menyerahkan kenikmatannya
untuk kesejahteraan orang banyak,dll.
Ø Contoh pemimpin yang rela berkorban. Misal: menyerahkan hartanya untuk keperluan
banyak orang, mau menggunakan rumahnya untuk kepentingan orang lain, rela
mengorbankan waktunya untuk menyelesaikan masalah orang lain, dll.

c. Kesimpulan. Pemimpin yang baik harus rela berkorban untuk kebaikan dan kesejahteraan
banyak orang. Murid Madya harus siap menjadi pemimpin bagi orang-orang di sekitar yang
membutuhkan dan mau berkorban bagi mereka.

d. Menghafal Ayat. Ajak murid menghafal bersama-sama Amsal 11:14 (Jikalau tidak ada pimpinan,
jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada).

Penutupan kelas

a. Persembahan.
b. Doa penutup:
Sebelum doa penutup, nyanyikan lagu “Melayani, Melayani Lebih Sungguh.” Lanjutkan dengan
doa penutup. Doakan supaya murid-murid memiliki sifat rela berkorban untuk kebaikan dan
kesejahteraan orang-orang di sekitar mereka.
36
BERPEGANG TEGUH PADA
AJARAN YANG BENAR
Kolose 2:6-15
Ayat Hafalan :
12
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,
hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu,
dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Kolose 2:7

Tujuan Pelajaran :

Membimbing murid menanggapi tentang ketekunan dalam ajaran Kristus.

Kompetensi Belajar:

Murid menanggapi tentang ketekunan dalam ajaran Kristus.

Indikator Belajar:

1. Murid menyenangi ketekunan dalam ajaran Kristus.


2. Murid menyetujui untuk tekun dalam ajaran Kristus.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Jika tersedia, siapkan gambar Paulus yang sedang menulis surat (lihat dari internet).
2. Siapkan lagu “Percaya, Patuh” dari NP No. 247.
3. Tulis ayat hafalan di papan tulis dari Kolose 2:7.
4. Siapkan Peta Perjanjian Baru, supaya murid dapat menemukan tempat dari jemaat Kolose (Dapat
menggunakan peta yang besar, atau peta yang ada di bagian belakang Alkitab, atau murid dapat
diajak bersama melihat peta dari internet, dll.).

37
Penjelasan Nas:

Jemaat Kolose adalah jemaat yang tumbuh sebagai dampak tidak langsung dari pelayanan
Paulus. Paulus juga tidak pernah mengunjungi jemaat di Kolose, sehingga mereka tidak
mengenalnya (Kolose 2:1). Sekalipun demikian, Paulus menaruh perhatian kepada jemaat di Kolose
karena seorang pelayan dari Kolose bernama Epafras adalah rekan sekerja Paulus (Kolose 1:7,
4:12). Dari dalam penjara, Rasul Paulus menulis Surat Kolose ini sebagai tanggapan atas berita
munculnya ajaran palsu yang hendak menggantikan keutamaan Kristus.

Tidak jelas corak ajaran palsu yang muncul di Kolose, namun melalui frasa 'ajaran turun temurun'
dan 'roh-roh dunia' (ayat 8) menunjuk kepada gabungan dari ajaran yang mengedepankan
keunggulan tradisi Yahudi dan pemikiran serta penyembahan orang Yunani. Atas pengajaran ini,
Rasul Paulus mengingatkan mereka untuk hati-hati agar jangan ada yang menawan mereka dengan
filsafat yang kosong dan palsu. Kata 'menawan' menunjuk kepada sesuatu yang menarik mereka
keluar dari kebenaran dan menjadi tunduk kepada sesuatu yang lain.

Melalui suratnya ini Rasul Paulus berusaha meneguhkan mereka akan pengajaran mengenai
keutamaan Kristus: di dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan Allah (ayat 9), Dialah kepala pemerintah
dan penguasa (ayat 10), dalam kematian dan kebangkitan-Nya mereka yang tidak turut dalam sunat
lahiriah dan mati oleh karena pelanggaran dosa beroleh keselamatan dan dengan demikian beroleh
sunat Kristus (ayat 11-14), dan Ia telah melucuti pemerintah dan penguasa serta menjadikan mereka
tontonan umum dalam kemenangan-Nya (ayat 15). Dengan meneguhkan akan keutamaan Kristus,
Rasul Paulus berharap mereka tetap hidup di dalam Dia (ayat 6), berakar di dalam Dia, dibangun di
atas Dia, bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan, serta melimpah dengan syukur (ayat 7).
Dengan memahami keutamaan Kristus tersebut juga diharapkan jemaat tidak terpikat kepada
pengajaran palsu yang muncul di antara jemaat.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Ajak murid menyanyikan lagu “Percaya, Patuh” dari NP No. 247, bait pertama saja. Setelah itu
ajak murid-murid mengulas lirik lagu itu juga bagian refreinnya. Apakah yang coba
diungkapkan oleh pencipta lagu itu? (Orang akan bahagia bila dekat dengan Tuhan, Firman
Tuhan menjadi penerang dan percaya kepada-Nya). Lagu “Percaya, patuh” mengajak semua
orang percaya untuk tetap percaya dan patuh kepada Tuhan. Seperti judul pelajaran kita hari
ini, yaitu “Berpegang teguh pada ajaran yang benar.”
l Coba tanyakan kepada semua murid, dari judul itu kita diharapkan melakukan apa?
(berpegang teguh pada ajaran yang benar).
l Mengapa kita harus berpegang teguh pada ajaran yang benar?

b. Pelajaran
l Ajak murid membaca silih berganti Kolose 2:6-15.
l Setelah itu minta murid melihat bagian awal Kolose 1. Siapakah yang menulis Surat Kolose ini?
(Paulus). Jadi Kitab Kolose adalah kitab yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang ada di
Kolose.
l Keluarkan peta yang sudah disiapkan. Minta murid-murid menemukan letak dari Kota Kolose
dan Roma.
l Ceritakan latar belakang Paulus menulis surat ini. Paulus sedang ada di penjara Roma (Kisah
Para Rasul 28:16-31) dan rekan kerja Paulus yang bernama Epafras sedang mengunjungi
Paulus dan menceritakan keadaan jemaat yang ada di Kolose. Mereka sedang menghadapi
ajaran palsu, yang dapat menggoncangkan iman orang-orang percaya di Kolose.

38
l Minta murid menemukan dalam Kolose 2:6-7. Nasihat apa saja yang harus diterapkan jemaat
Kolose? Jawabannya:
Ø Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Ø Hendaklah kamu berakar di dalam Dia.
Ø Hendaklah kamu dibangun di atas Dia.
Ø Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan.
Ø Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
l Semua nasihat Paulus menunjukkan bahwa orang percaya harus tetap berpegang teguh pada
ajaran Kristus. Apa alasan Paulus? Baca bersama Kolose 2:9-10. Minta murid menemukan
siapakah Kristus dalam ayat itu? (Dalam Kristus berdiam seluruh kepenuhan Allah. Kristus itu
Allah. Kristus itu Penguasa).
l Lanjutkan dengan menemukan apa saja yang sudah Kristus lakukan bagi orang-orang percaya
dalam Kolose 2:11-15 (Kristus sudah mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, dan
menghapus surat utang dosa kita, memberi pengampunan, membangkitkan dan
menghidupkan kita bersama-sama dengan Dia).
l Baca sekali lagi Kolose 2:6. Tekankan, dengan mengingat keutamaan Kristus, apalagi sudah
menerima Kristus, hendaklah kita tetap hidup di dalam Dia. Juga di dalam Kolose 2:8, Paulus
menasihati supaya kita tetap berhati-hati dan tidak mudah tergoda dengan ajaran palsu,
karena Kristus itu lebih utama dari semuanya. Sebab Kristus adalah Allah dan Penguasa.
l Lanjutkan mengisi bagian yang kosong dalam Buku Murid.
Ø Supaya tetap teguh dalam ajaran yang benar:
(1) Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
(2) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia.
(3) Hendaklah kamu dibangun di atas Dia.
(4) Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan.
(5) Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Ø Yang digarisbawahi dalam Kolose 2:9-10, yang menunjukkan keutamaan Kristus.
Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu
telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
Ø Yang dapat diperbuat anak-anak supaya tetap berpegang pada ajaran Kristus,
misalnya:
1. Setia bersekutu di dalam Tuhan.
2. Rajin berdoa setiap hari.
3. Membaca Firman Tuhan setiap hari.
4. Suka memuji Tuhan sebagai ungkapan syukur, dll.
Ø Bagian terakhir, minta murid menulis alasan mengapa mereka menyetujui bahwa dengan
melakukan keempat hal di atas, iman mereka diteguhkan.

c. Kesimpulan: Iman kita harus tetap kuat di dalam ajaran Kristus, karena Dialah Allah, Penguasa
dunia yang sudah menghapuskan dosa-dosa kita.

d. Menghafal Ayat. Ajak murid menghafal bersama-sama Kolose 2:7 “Hendaklah kamu berakar di
dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah
diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

Penutupan kelas

a) Persembahan.
b) Doa penutup. Sebelum doa penutup, ajak murid menyanyikan lagu “Percaya, patuh”,
refreinnya saja, sebagai komitmen untuk tetap berpegang teguh pada ajaran yang benar, yaitu
ajaran Kristus. Lalu tutup dengan doa penutup. Doakan supaya murid-murid memiliki iman
yang kuat, tidak tergoda dengan ajaran di luar Kristus dan tetap percaya penuh kepada Kristus

39
JALAN HIDUP BAHAGIA
Amsal 3:1-8
Ayat Hafalan :
Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku,
13
dan biarlah hatimu memelihara perintahku.
Amsal 3:1

Tujuan Pelajaran :

Mendampingi murid menanggapi bahwa menjalani ajaran Tuhan mendatangkan kebahagiaan.

Kompetensi Belajar:

Murid menanggapi bahwa menjalani ajaran Tuhan mendatangkan kebahagiaan.

Indikator Belajar:

1. Murid memilih ajaran Tuhan yang mendatangkan kebahagiaan.


2. Murid menyenangi ajaran Tuhan yang mendatangkan kebahagiaan.

Persiapan Sebelum Mengajar:

1. Siapkan beberapa gambar/foto yang menunjukkan orang-orang yang sedang mengalami


kebahagiaan, misal: mendapat ponsel baru, sedang tamasya, mendapat berkat Tuhan, sedang
jalan-jalan bersama teman di mall, merayakan ulang tahun, acara kelulusan, dll. (dapat dilihat dari
internet).
2. Persiapkan lagu yang sesuai dengan tema pelajaran hari ini, misalnya “Firman-Mu P'lita bagi
Kakiku,” dari Suplemen NP No. 523.
3. Persiapkan ayat hafalan dari Amsal 3:1. Pastikan guru sudah menghafalnya, sehingga menjadi
teladan bagi murid-murid.

40
4. Untuk menghemat waktu, dan murid mudah mengingatnya, tulis ringkasan pelajaran untuk
ditunjukkan saat akhir pelajaran. “Jalan bahagia menurut Firman Tuhan” : Jangan melupakan
ajaran Tuhan; memelihara perintah Tuhan; kasih dan setia harus ada di hati; percaya kepada
Tuhan, jangan bersandar kepada pengertian sendiri, mengakui TUHAN dalam setiap laku kita;
jangan menganggap diri bijak, takut akan Tuhan; dan menjauhi kejahatan. Kalau Anda dapat
meringkasnya menjadi bahasa gambar akan lebih bagus dan mudah diingat oleh murid-murid.

Penjelasan Nas:

Kitab Amsal ditulis oleh beberapa orang, tetapi penulis yang terbanyak adalah Raja Salomo.
Sedangkan penulis-penulis lainnya adalah Agur dan ibu raja Lemuel. Kitab Amsal berisikan kata-kata
hikmat yang mengajarkan asas-asas dari kehidupan yang dijalankan dengan penuh rasa takut
kepada Tuhan.

Amsal pasal 3 ini ditulis oleh Raja Salomo dalam konteks pengajaran hikmat bagi kaum muda,
karena bersifat nasihat dari orang tua kepada anaknya. Namun demikian tidak berarti bahwa
pengajaran ini hanya berlaku bagi orang muda, namun merupakan pedoman hidup bagi semuanya.
Amsal pasal 3 ini berisi perintah/pengajaran dan upah/berkat. Kedua bagian ini diungkapkan secara
jelas berselang-seling khususnya pada nas fokus kita, yaitu Amsal 3:1-8.

Perintah dalam Amsal 3:1-8 terdiri dari empat bagian: a) Janganlah engkau melupakan ajaran dan
biarlah hatimu memelihara perintah (ayat 1). b) Janganlah kiranya kasih setia meninggalkan engkau
(ayat 3). Dalam bahasa asli dan terjemahan lainnya diterjemahkan dengan 'kebaikan' dan
'kebenaran'. c) Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan jangan bersandar kepada
pengertian sendiri, akuilah Dia dalam segala lakumu (ayat 5) . Kepercayaan semacam itu merupakan
dasar bagi hubungan kita dengan Allah dan dilandaskan pada anggapan bahwa Ia dapat diandalkan.
Hal ini tidak berarti dorongan untuk tidak menggunakan pikiran dan pengetahuan, namun meletakkan
kepercayaan kepada Allah sebagai yang utama. d) Janganlah menganggap dirimu pandai, takutlah
akan Tuhan dan jauhilah kejahatan (ayat 7).

Sedangkan berkat dalam Amsal 3:1-8, yaitu a) Panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera (ayat
1). b) Kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia (ayat 4). c) Tuhan akan
meluruskan jalanmu (ayat 6). d) Kesembuhan tubuh dan kesegaran tulang (ayat 8). Pada ayat-ayat
berikut terdapat berbagai berkat bagi mereka yang hidup dalam ajaran Tuhan.

Saat Mengajar:

a. Pendahuluan
l Tunjukkan gambar-gambar dari internet yang sudah guru siapkan. Atau murid-murid dapat
diajak bersama-sama mencari gambar apa saja yang menurut mereka dapat membuat mereka
bahagia.
l Setelah itu bercakap-cakaplah dengan mereka, mengapa peristiwa dalam gambar yang sudah
mereka pilih dapat membuat orang bahagia. Apakah itu menjadi jalan hidup bahagia bagi
manusia?
l Tetapi bagaimana jalan hidup bahagia menurut Firman Tuhan?

b. Pelajaran
l Ajak murid membaca bersama-sama Amsal 3:1-3. Minta seorang murid menjadi penulis di
papan tulis, dan murid-murid yang lain menemukan dari ayat yang dibaca “Kewajiban yang
harus dilakukan untuk mencapai kebahagiaan.” Jawabannya adalah:
1) Jangan melupakan ajaranku dan biarlah hatimu memelihara perintahku (itu adalah
nasihat dari ayah yang juga guru. Meski demikian ajaran itu diberikan sebagai Firman
Tuhan) dalam ayat 1.
41
2) Jangan kasih dan setia meninggalkan engkau. Kasih dan setia harus dikalungkankan
pada lehermu dan dituliskan pada loh hatimu (ayat 3).
l Hasil yang diperoleh ketika sudah melakukan kewajiban itu (ayat 1 dan 3). Baca bersama
Amsal 3:2,4. Jawabannya adalah:
1) Panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkan kepadamu (Amsal 3:2).
2) Mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia (Amsal 3:4).
l Lanjutkan dengan membaca Amsal 3:5-6. Firman Tuhan memberitahu kita bagaimana
caranya supaya dapat melakukan setiap ajaran Tuhan dalam hidup kita? Jawabannya:
1) Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati.
2) Jangan bersandar kepada pengertian sendiri.
3) Mengakui Tuhan dalam segala lakumu, maka Tuhan akan meluruskan jalanmu.
l Beri penjelasan singkat apa arti “Percaya kepada TUHAN dengan segenap hati” (Kita harus
percaya kepada TUHAN bahwa Ia sanggup melakukan apa saja yang Ia kehendaki. Percaya
bahwa TUHAN melakukan yang terbaik buat kita karena Ia baik dan selalu menepati janji-janji-
Nya).
l Lanjutkan dengan menanyakan “Apakah kalian mengerti arti jangan bersandar kepada
pengertianmu sendiri?” (Kita harus sepenuhnya mengandalkan TUHAN dan tidak
mengandalkan pengertian sendiri. Seolah-olah kita paling tahu dan mampu melakukan sendiri
semua tugas kita tanpa pertolongan TUHAN).
l Minta seorang murid membacakan ayat terakhir dari Amsal 3:7-8. Hal penting apa yang juga
menjadi jalan bahagia menurut Amsal 3:7-8? (Jangan menganggap diri bijak, takut akan Tuhan
dan menjauhi kejahatan. Artinya harus tetap rendah hati, bersandar kepada hikmat TUHAN.
Senantiasa berbuat yang baik dan benar, sehingga tidak ada waktu untuk melakukan
kejahatan. Seperti tubuh bila diisi dengan makanan yang baik, tubuh akan menjadi sehat.
Demikian juga bila hidup dan rohani kita selalu melakukan yang benar, berdampak bagi
kesehatan kita. Tulang menjadi segar dan tubuh menjadi sehat).
l Tunjukkan lagi gambar-gambar orang yang bahagia di bagian pendahuluan tadi. Sangat
berbeda, jalan yang ditempuh menurut cara dunia dan menurut cara Firman Tuhan. Hari ini kita
diajar untuk memilih jalan hidup bahagia berdasarkan Firman Tuhan.
l Tunjukkan tulisan “Jalan bahagia menurut Firman Tuhan” yang sudah disiapkan sebagai
ringkasan pelajaran untuk diingat oleh murid-murid. Ulang dengan perlahan supaya murid-
murid benar-benar mengerti.
l Lanjutkan dengan membahas Buku Murid, serta mengisi bagian yang memerlukan jawaban.
1) Ajaran TUHAN yang mendatangkan kebahagiaan. Semua diberi tanda ceklis (√),
kecuali hidup berfoya-foya dan menganggap diri pandai.
2) Janji yang diberikan TUHAN dalam Amsal 3:1-2, (karena panjang umur dan lanjut usia
serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu).
3) Minta murid menceritakan jalan bahagia yang ia senangi dan menceritakan alasan
mengapa ia menyukai itu.

c. Kesimpulan. Lebih bahagia memilih jalan bahagia yang menurut ajaran Tuhan, karena jalan
bahagia yang sesuai dengan ajaran TUHAN memberi umur panjang dan sejahtera di bumi bagi
setiap anak-anak Tuhan.

d. Menghafal Ayat. Ajak murid bersama-sama menghafalkan Amsal 3:1 “Hai anakku, janganlah
engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku.”

Penutupan kelas

a. Persembahan
b. Nyanyikan lagu “Firman-Mu P'lita bagi Kakiku,” sebagai komitmen supaya murid-murid ingat
bahwa Firman Tuhan akan menuntun mereka ke jalan yang benar dan membawa kebahagiaan.
c. Doa penutup: Doakan setiap murid supaya dapat hidup bahagia dengan menuruti ajaran Tuhan.
42

Anda mungkin juga menyukai